Professional Documents
Culture Documents
Serta Penanganannya
pada Anak dengan
Amblyopia Anisometropia
PENDAHULUAN
Amblyopia
adalah
penurunan ketajaman penglihatan
walaupun telah dikoreksi yang
terbaik sama ada unilateral atau
bilateral
yang
tidak
dapat
dikaitkan
dengan
kelainan
structural mata ataupun jaras
penglihatan posterior. Klasifikasi
amblyopia dibagi dalam beberapa
kategori
sesuai
penyebabnya
seperti
amblyopia
strabismik,
fiksasi
eksentrik,
amblyopia
anisometropik,
amblyopia
isometropia
dan
amblyopia
deprivasi. Amblyopia juga dikenali
dengan istilah mata malas (lazy
eye) yang diderita oleh 2 3%
populasi namun pabila dibiarkan,
boleh
merugikan
penderita
sehingga
dapat
menjadi
kebutaan.
Hampir
semua
amblyopia dapat dicegah dan
bersifat reversible dengan deteksi
dini dan intervensi yang tepat.
Prognosis
keberhasilan
terapi
akan
lebih
baik
sekiranya
terdeteksi dan diintervensi pada
usia kurang dari 7 tahun.1
EPIDEMIOLOGI DAN ETIOLOGI
Ambliopia
merupakan
masalah
visus
tersering
dan penyebab utama penurunan
ketajaman penglihatan diantara
anak-anak.2 Prevalensi ambliopia
secara umum sama diantara
anak-anak Asia dan anak kulit
putih non-Hispanik. Tetapi polanya
prevalensinya sedikit berbeda
antara kedua kelompok ras itu.
berdasar
kepada kedua fungsi
tadi, selalu subnormal. Telah
diketahui
bahwa
penderita
amblyopia sulit mengidentifikasi
huruf yang tersusun
linier
(sebaris) dibandingkan dengan
huruf
yang
terisolasi, maka
dapat dilakukan
dengan
meletakkan balok di sekitar
huruf tunggal. Hal ini disebut
crowding
phenomenon
terkadang
mata
amblyopia
dengan tajam penglihatan 6/6
pada huruf isolasi dapat turun
hingga 6/30 bila ada interaksi
bentuk
(countour interaction).
Perbedaan
yang
besar
ini
terkadang muncul juga sewaktu
pasien yang sedang diobati,
dimana tajam penglihatannya
jauh lebih baik pada huruf isolasi
daripada huruf linier. Oleh karena
itu, amblyopia sangat efektif dan
efisien pada anak anak. Anak
yang sudah
mengetahui huruf
balok dapat dites dengan kartu
Snellen standar. Untuk non verbal
Snellen yang banyak digunakan
adalah tes E dan tesHOTV. Tes
lain adalah dengan simbol LEA.
Bentuk ini mudah bagi anak usia
1tahun
(todler)
dan
mirip
dengan konfigurasi huruf snellen
hanya caranya dengan HOTV.6
b. Neutral Density (ND) Filter
Test
Tes ini digunakan untuk
membedakan
amblyopia
fungsional dan organik. Filter
densitas netral (Kodak no.96, ND
2.00 dan 0,50) dengan densitas
yang cukup untuk menurunkan
tajam
penglihatan
mata
normal dari 6/6 menjadi 6/12
ditempatkan didepan
mata
yang
amblyopic. Bila
pasien
menderita
amblyopia,
tajam
penglihatan dengan NDF tetap
i.
Visuskop
Visuskop
adalah
oftalmoskop
yang
telah
dimodifikasi
yang
memproyeksikan target fiksasi ke
fundus. Mata yang tidak diuji
ditutup.
Pemeriksan
memproyeksikan target fiksasi ke
dekat
makula,
dan
pasien
mengarahkan
pandagannya ke
2
refraksi
refraksi
Amblyopia
isometropia
terjadi akibat kelainan refraksi
tinggi yang tidak dikoreksi, yang
ukurannya hampir sama pada
mata kanan dan mata kiri.
Walaupun telah dikoreksi dengan
baik tidak langsung memberi hasil
penglihatan normal.
Tajam
penglihatan membaik sesudah
koreksi
lensa
dipakai
pada
suatu periode waktu (beberapa
bulan), khas untuk amblyopia
tipe ini
yaitu,
hilangnya
penglihatan ringan dapat diatasi
dengan karena interaksi binokular
bukan
merupakan
faktor
penyebab.
d. Amblyopia deprivasi
KLASIFIKASI
Amblyopia
terbagi
beberapa
kalsifikasi
gangguan
yang
1
penyebabnya.
b. Amblyopia
anisometric
kedalam
sesuai
menjadi
a. Amblyopia strabismik
Amblyopia
yang
paling
sering ditemui ini terjadi pada
mata yang berdeviasi konstan.
Tropia yang tidak bergantian
(phoria)
sering
menyebabkan
amblyopia yang signifikan.
PENATALAKSANAAN
Amblyopia
pada
kebanyakan
kasus,
dapat
ditatalaksana
dengan
efektif
selama satu dekade pertama.
Semakin cepat tindkan terapeutik
dilakukan, maka akan semakin
besar peluang keberhasilannya.
Pabila pada peringkat awal terapi
sudah berhasil, hal ini tidak
menjamin penglihatan optimal.
Penatalaksanaan
amblyopia
meliputi langkah-langkah seperti:
1
menghindarkan
terjadinya
deprivasi
penglihatan
akibat
keruhnya lensa menjadi deficit
optikal berat. Amblyopia isometric
dan amblyopia anisometric akan
sangat membaik walau hanya
dengan koreksi kacamata selama
beberapa bulan.
2. Oklusi
Optikal
a) Oklusi
dan
Degredasi
Terapi
oklusi
sudah
dilakukan sejak abad ke-18 dan
merupakan terapi pilihan yang
keberhasilannya baik dan cepat.
Terapi ini dapat dilakukan oklusi
penuh (full time) atau oklusi
paruh (part-time).
a.i) Oklusi Full Time
Menghilangkan
(bila
mungkin)
semua
penghalang
penglihatan
seperti katarak
Koreksi kelainan refraksi
Paksakan penggunaan mata
yang lebih lemah dengan
membatasi
penggunaan
mata yang lebih baik.
1. Koreksi Refraksi
Pada
kasus
amblyopia
anisometropia, dilakukan koreksi
refraksi yaitu dengan kacamata
atau
lensa
kontak.
Ukuran
kacamata untuk mata amblyopia
diberi dengan koreksi penuh
dengan penggunaan siklopegia.
Karena
kemampuan
mata
amblyopia
untuk
mengatur
akomodasi cenderung menurun,
maka ia tidak dapat dikompensasi
hyperopia yang tidak dikoreksi
seperti pada mata anak normal.
Koreksi
aphakia
pada
anak
dilakukan segera mungkin untuk
amblyopia
baik.1,8
pada
mata
yang
efek
samping
farmakologik
atropine. Keuntungan lain dari
metode atropinisasi dan metode
non-oklusi pada pasien dengan
mata yang masih simetris (tidak
strabismus) adalah kedua mata
dapat
berkerjasama
sehingga
dapat memungkinkan penglihatan
binokular.
PROGNOSIS
Sekitar
73%
pasien
menunjukkan
keberhasilan
setelah terapi oklusi pertama
pada 1 tahun pertama. pabila
penatalaksanaan dimulai sebelum
usia 5 tahun, visus normal dapat
tercapai.
Hal
ini
semakin
berkurang
seiring
dengan
pertambahan
usia.
Hanya
kesembuhan parsial yang dapat
dicapai bila usia lebih dari 10
tahun.9
Gagalnya
terapi
tergantung
kepada
jenis
amblyopia, usia penatalaksanaan
awal dimulai dan dalamnya
amblyopia saat terapi dimulakan.8
KESIMPULAN
Pada anak yang menderita
amblyopia
anisometropia,
haruslah
dikoreksi
refraksi
terlebih dahulu. Sekiranya tidak
terjadi
permbaikan
barulah
diterapi oklusi ataupun penalisasi.
Prognosis baik pada anak dengan
amblyopia yang telah diintervensi
sejak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
1. American
Academy
of
Ophthalmology;
Pediatric
Ophthalmology;
chapter
5:
Amblyopia; Section 6; Basic and
Clinical Science Course; 20042005; p.63-70.
2. Yen K. Amblyopia [Internet].
Medscape. 2016 [cited 2016 May
15].
Available
5
from: http://emedicine.medscape
.com/article/1214603-overview
3. McKean-Cowdin R, Cotter SA,
Tarczy-Hornoch K, Wen G, Kim J,
Borchert M, et al. Prevalence of
Amblyopia or Strabismus in Asian
and
Non-Hispanic
White
Preschool
Children.
Ophthalmology
[Internet].
Elsevier;
2016
May
15;120(10):211724.
Available
from:http://dx.doi.org/10.1016/j.o
phtha.2013.03.001
4. Barrett BT, Bradley A, Candy TR.
The
Relationship
between
Anisometropia and Amblyopia.
Prog Retin Eye Res [Internet].
2013
Sep
15;36:12058.
Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.go
v/pmc/articles/PMC3773531/
5. Chia A, Dirani M, Chan Y-H,
Gazzard G, Au Eong K-G, Selvaraj
P, et al. Prevalence of Amblyopia
and
Strabismus
in
Young
Singaporean Chinese Children.
Invest
Ophthalmol
Vis
Sci
[Internet].
Association
for
Research
in
Vision
and
Ophthalmology, Inc.; 2010 Jul
11;517:34117.
Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.go
v/pmc/articles/PMC3979488/
6. Greenwald, MJ; Parks, M.M; in
Duanes Clinical Opthalmology;
Volume
1;
Revised
Edition;
Lippincott Williams & Wilkins;
2004; Chapter 10 p.1-19;
Chapter 11 p.1-8
7. American
Academy
of
Opthalmology;
International
Ophthalmology;
Chapter
10:
Amblyopi; Section 13; Basic and
Clinical Science Course; 200420005; p.111-119
8. Yen, K.G; Amblyopia. Available at :
http://www.emedicine.com/OPH/t
opic316.htm
9. Medical Encyclopedia: Amblyopia.
Available
at:
http://www.nlm.nih.gov/medlinepl
us/ency/article/001014.htm