Professional Documents
Culture Documents
MIKROSKOPIS
Nama
NIM
Kelompok
Rombongan
Asisten
: Emi Lestari
: B1J013213
:1
: II
: Iyam Nursiyami Rohmah
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan sumber penting keanekaragaman hayati dalam
tanah dan merupakan bagian integral dari terestrial ekosistem. Mereka berkontribusi
terhadap fungsi biologis utama seperti nutrisi dan gas, proses biogeokimia dan
dekomposisi dan transformasi organik materi. Jamur juga sangat melimpah di tanah
dan dapat mewakili sampai 80 % dari biomassa mikroba tanah (Lecomte, 2011).
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni
ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal.
Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi
mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun
serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja (Soni, 2010).
Pemindahan jamur dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak
ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan
digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril.
Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar
biakan murni ( Dwidjoseputro, 1990)
B. Tujuan
Tujuan acara praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara mengisolasi dan
mengidentifikasi jamur mikroskopis.
II.
TELAAH PUSTAKA
permukaan medium
pengenceran mikroorganisme
menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak
sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores (Suriawiria, 2006).
Fungi dapat ditemukan pada aneka substrat, baik dilingkungan darat, perairan
maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetatifnya
yang umumnya berupa miselium berwarna putih dan mudah terlihat pada substrat
yang membusuk. Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai warna (merah,
hitam, jingga, kuning, kream, putih, abu-abu, coklat, kebiru-biruan dan sebagainya).
Pada daun, batang kertas, tekstil, kulit dan lain lain. Tubuh buah fungi lebih
mencolok karena dapat langsung diilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium
vegetatif yang menyerap makanan hanya dapat dilhat menggunakan mikroskop
(Gandjar, 1999).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila
dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang
ditumpanginya. Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda
mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan
mengambil sumber karbon dan karbohodrat (misalnya glukosa, sukrosa atau
maltosa)., sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari
substratnya . ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sendiri. Tetapi ada juga yang
tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan
thaimin dan biotin (Waluyo, 2007).
III.
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah LAF, cawan
petri, pinset, labu erlenmeyer, skalpel, api Bunsen, wrapping, aluminium foil,
kapas, jarum ose, sprayer, alkohol 70%, akuades, tisu, cover glass, object
glass, dan mikroskop.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah media
potato dextrose agar, sampel biji jagung, kayu lapuk, daun kelor, roti berjamur,
dan ragi.
B. Metode
1. Metode tanam langsung
Direndam di
alkohol 70%
1 menit
Dibilas
dengan
akuades
Diinkubasi
(SR) selama
4 x 24 jam
Medium PDA +
chloramfenikol
2. Metode semai
Diinkubasi
(SR) selama
4 x 24 jam
Ditabur di medium
PDA +
chloramfenikol
Diinkubasi
(SR) selama
5 x 24 jam
isolat
Diambil 1
plug
Media
PDA baru
4. Identifikasi jamur
Isolat
hasil
peremaja
an di
ambil 1
plug
Diletakkan pada
object glass
Diamati di
mikroskop
III.
A. Hasil
3.1. Tabel Hasil Pengamatan Makromorfologi dan Mikromorfologi
P. Makro
morfologi
Serbuk
kayu
Biji
jagung
Tekstur
permukaan
Halus
Halus
Warna
koloni
Hijau
Warna
sebalik
koloni
Tepi koloni
Putih
kehija
uan
Rata
Kunin
ghijau
Hyalin
Pola
penyebaran
P. Mikro
morfologi
Terseb
ar
Kelor
Ragi
Halus
seperti
kapas
Putih
Halus
Putih
Putih
susu
Abuabu
Putih
Putih
Putih Putih
keruh
Bergerig
i
Konsent
ris
Rata
Rata
Rata
Konse
ntris
Berger
igi
Terseb
ar
Kons
entris
Kons
entris
Konse
ntris
Spora
Ada
(ada/tidak)
Hifa
Septat
(septet/asept
at)
Bentuk
Bulat
spora
Rhizoid
-
Ada
Ada
Ada
Septat
Tidak
ada
Septa
t
Ada
Septat
Tidak
ada
Aseptat
Bulat
Bulat
Nama
spesies
Asperg
illus
flavus
Gliocla
dium
sp.
Rata
Ada
Roti
jamura
n
Halus
seperti
kapas
Putih
Septa
t
Glob
us
Ada
Asperg
illus
niger
Unidenti
fied
Rizop
us sp.
Biji
jagun
g
Halus
Asper
gillus
sp.
Kayu
lapuk
kelor
Halus
Kasar
Putih
Putih
Putih
kekunin
gan
Bergeri
gi
Konsen
tris
Tidak
ada
Septat Aseptat
Bulat
Asper
gillus
sp.
Unident
ified
B. Pembahasan
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian
dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran
bermacam-macam
mikroba.
Hal
ini
dapat
dilakukan
dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni
sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996). Sedangkan identifikasi adalah
membandingkan gejala yang ada atau yang ditemukandengan yang terdapat di dalam
buku/pustaka (Perhutani, 1999).
Peremajaan yakni dengan cara memindahkan atau memperbaharui biakan
mikroorganisme dari biakan lama ke media tumbuh yang baru secara berkala.
Inokulasi adalah salah satu cara peremajaan secara aseptik ke dalam media steril baik
pada media padat maupun media cair. Inokula adalah bahan yang mengandung
mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat. Pemurnian biakan murni bertujuan
untuk mendapatkan satu spesies dalam satu tabung pemeliharaan kultur. Langkahlangkah pemurnian biakan murni adalah sebagai berikut, koloni dengan karakter
morfologi tertentu (koloni tunggal) dapat dipisahkan satu dengan lainnya dengan
cara mengambilnya dengan ose (diusahakan koloni yang berjauhan). Kemudian
digoreskan
memisahkan koloni tunggal dengan yang lainnya. Untuk memurnikan kapang, ambil
koloni dengan karakter morfologi tertentu dengancara mengambilnya dengan jarum
enten kemudian menaruhnya pada satu titik media PDA pada cawan petri. Jarum ose
dan jarum enten yang digunakan untuk memindahkan sedikit biakan bakteri dan
kapang ke gelas obyek harus disterilisasi dengan cara dipanaskan diatas lampu
bunsen agar terbebas dari mikroba (steril), begitu pula dengan bibir cawan petri
tempat koloni fungi (Soni, 2010).
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan
mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari
lingkungan ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak
bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang
berasal dari camouran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel
yang tetap pada tempatnya (Nur dan Asnani, 2007).
Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1.
Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil
memelihara Streptococcus Laktis dalam piaraan murni yang diisolasi dalam sempel
susu yang sudah masam. Suatu sempel dari suatu suspensi yang berupa campuran
bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil
pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika
dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu
medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan beberapa koloni yang akan
tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga hanya akan memperoleh
satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat dijadikan piaraan murni. Jika
belum yakin, bahwa koloni tunggal yang diperoleh tersebut merupakan koloni yang
murni, maka dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni sebagai
sampel.
2.
Penuangan
metode ini adalah tidak cocok digunakan untuk isolasi mikroba yang bersifat anaerob
(Soni, 2010).
Metode pengenceran dilakukan dengan cara mengencerkan suatu suspensi
berupa cairan spesies kemudian diencerkan dalam tabung tersendiri. Dari
pengenceran tersebut kemudian diambil 1 ml umtuk diencerkan lagi. Jika perlu, dari
pengenceran yang kedua diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut hingga
pengenceran yang diinginkan. Dari akhir pengenceran diambil kembali 1 ml untuk
disebarkan pada suatu medium padat sehingga kemungkinan besar akan didapatkan
beberapa koloni yang tumbuh pada medium tersebut. Dilakukannya pengenceran
bertujuan untuk memperoleh biakan atau koloni murni dari suatu medium. Selain
metode
yang
disebutkan
diatas,
terdapat
metode
lainnya
yaitu
metode
: Mycetaceae
Divisio
: Amastigomycota
Sub Divisi
: Deuteromycotina
Class
: Deuteromycetes
Ordo
: Hypocreales
Famili
: Hypocreaceae
Genus
: Gliocladium
Species
: Gliocladium spp.
Fungi
Divisi
Zygomycota
Class
Zygomycetes
Ordo
Mucorales
Familia
Mucoraceae
Genus
Rhizopus
Species
Rhizopus sp.
DAFTAR REFERENSI