You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama Pengujian / Analisis / Materi: Pengujian Alkalinitas Air


Mata Kuliah

: Laboratorium Kesehatan Lingkungan

Semester

: VI (Enam)

Dosen Praktikum

: Dr. Dra Sulistyani, M.Kes

Asisten Praktikum

Disusun Oleh :
ANGGA DWI SULISTIYO (25010115183020)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan

: Praktikum Air

2. Materi

: Pengujian Alkalinitas Air

3. Penyusun
Nama

: Angga Dwi Sulistiyo

NIM

: 25010115183020

4. Lokasi Kegiatan

: Laboratorium Terpadu FKM Undip

Semarang,

April 2016

Mengetahui,
Asisten Praktikum

Praktikan

Angga Dwi Sulistiyo


25010115183020

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan......................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
Daftar Tabel....................................................................................................................... iii
Daftar Gambar................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Tujuan Praktikum......................................................................................................... 1
B. Manfaat Praktikum....................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 2
A. Udara Ambien...............................................................................................................
B. Pencemaran Udara........................................................................................................
C. NO...............................................................................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM...................................................................................
A. Alat...............................................................................................................................
B. Bahan............................................................................................................................
C. Skema Kerja.................................................................................................................
BAB IV HASIL................................................................................................................
BAB V PEMBAHASAN..................................................................................................
BAB VI PENUTUP..........................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................................
B. SARAN.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel1. Perbandingan Hasil Uji Konsentrasi NO dan Baku Mutu..............................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 Skema Kerja Pengujian NO.............................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum

1. Melakukan pengambilan sampel udara ambien NO


2. Melakukan pengambilan data-data pendukung sampling udara ambien NO di lingkungan
kampus FKM Undip (suhu, tekanan udara, laju alir, waktu atau lama sampling)
3. Menganalisa dan menentukan kadar total partikulat (kadar debu) udara ambien dengan
metode gravimetri
B. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel udara ambien NO
2. Mahaiswa dapat melakukan pengukuran suhu, tekanan udara, laju alir, dan waktu atau lama
sampling
3. Mahasiswa dapat menganalisa dan menentukan kadar total partikulat (kadar debu) udara
ambien dengan metode gravimetri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air
Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air, manusia tidak akan
bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang
tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau
Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Dalam bidang
kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian,
industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting di dalam mendukung
kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang sangat besar jika air tersebut tercemar,
dalam menularkan atau mentransmisikan berbagai penyakit ( Anwar Daud, 2007). Air
merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk
hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah
mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa
semakin terbatas bahkan di beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi
sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran,
penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain.
Sumber-sumber air yang ada di bumi antara lain adalah air atmosfer, air permukaan, air laun
dan air tanah. Air merupakan suatu sarana utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Jika
kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap bersih
dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat gangguan terhadap kualitas air
sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Pencemaran air
dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan
manusia. Keadaan itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat
air tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya (Mifbahuddin, 2010)
Air merupakan pelarut penting, yang memiliki kemampuan yang dapat melarutkan zat-zat
kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan dan banyak macam
molekul organik. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air adalah CaCO3,
MgCO3,CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air yang banyak
mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah.

B. Akalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpamenurunkan pH larutan.
Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-),karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-) yang

merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk mencegah


terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga merupakan sumber CO2
untuk proses fotosintesisfitoplankton. Nilai alkalinitas akan menurun jika aktifitas fotosintesis
naik,sedangkan ketersediaan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai.Sumber
alkalinitas air tambak berasal dari proses difusi CO2di udara ke dalam air, proses dekomposisi
atau perombakan bahan organik oleh bakteri yangmenghasilkan CO2, juga secara kimiawi dapat
dilakukan dengan pengapuransecara merata di seluruh dasar tambak atau permukaan air. Jenis
kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit),
CaO(kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Alkalinitas dinyatakandalam mg
CaCO3/liter air (ppm) (Efendi, 2007).Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air
untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan (Hidayat,
2009):
a. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;
b. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehinggaalkalinitas diukur
sebagai factor kesuburan air.
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampumenetralisir
kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebutsebagai besaran yang
menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat,dan sampai tahap tertentu ion
karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga iontersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion
hidrogen sehingga menurunkankemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan
dalam satuan ppm(mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat
lebihdari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurangdari 100 ppm
disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Padaumumnya lingkungan yang baik bagi
kehidupan ikan adalah dengan nilaialkalinitas diatas 20 ppm (Dewi, 2007).
Alkalinitas diukur dengan cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampaititik akhir methyl
orange (MO) pada sekitar pH 4.3 dan dicerminkan sebagaimg/L sebagai CaCO3. Sebagian besar
air beralkalinitas tinggi juga mempunyai pHalkalin (pH >7) dan konsentrasi TDS yang tinggi
(Jatilaksono, 2009).Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpamenurunkan pH larutan atau dikenal dengan sebutan acid-neutralizing capacity (ANC) atau
kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.Alkalinitas merupakan hasil
reaksi terpisah dalam larutan dan merupakan analisamakro yang menggabungkan beberapa
reaksi. Alkalinitas merupakan kemampuanair untuk mengikat ion positif hingga mencapai pH
4,5.Pada awalnya, alkalinitasadalah gambaran pelapukan batuan yang terdapat pada sistem

drainase.Alkalinitas dihasilkan dari karbondioksida dan air yang dapat melarutkan sedimen
batuan karbonat menjadi bikarbonat. Jika Me merupakan logam alkali tanah(misalnya kalsium
dan magnesium), maka reaksi yang menggambarkan pelarutan batuan karbonat ditunjukkan
dalam reaksi (2.29).
MeCO3 + CO2 + H2O Me2+ + 2HCO32Kalsium karbonat merupakan senyawa yang memberi kontribusi terbesar terhadapnilai
alkalinitas dan kesadahan di perairan tawar. Senyawa ini terdapat di dalamtanah dalam jumlah
yang berlimpah sehingga kadarnya di perairan tawar cukuptinggi. Kelarutan kalsium karbonat
menurun dengan meningkatnya suhu danmeningkat dengan keberadaan karbondioksida. Kalsium
karbonat bereaksi dengankarbondioksida membentuk kalsium bikarbonat [Ca(HCO3)2] yang
memiliki dayalarut lebih tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat (CaCO3) (Cole, 1983
dalam Effendi 2007).Tingginya kadar bikarbonat di perairan disebabkan oleh ionisasi asam
karbonat,terutama pada perairan yang banyak mengandung karbondioksida (kadar CO2
mengalami saturasi/jenuh). Reaksi pembentukan bikarbonat dari karbonat adalahreaksi
setimbang dan mengharuskan keberadaan karbondioksida untuk mempertahankan bikarbonat
dalam bentuk larutan. Jika kadar karbondioksida bertambah atau berkurang, maka akan terjadi
perubahan kadar ion bikarbonat(Efendi, 2007).Bikarbonat mengandung asam (CO2) dan basa
(CO32-) pada konsentrasi yangsama, seperti yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi (2.30).2
HCO3- CO2 + CO32- + H2O(2.30)
Selain karena bereaksi dengan ion H+, karbonat dianggap basa karena dapatmengalami hidrolisis
menghasilkan OH- seperti persamaan reaksi (2.31).
CO32- + H2O HCO3- + OHSifat kebasaan CO32- lebih kuat daripada sifat keasaman CO2
sehingga padakondisi kesetimbangan, ion OH- dalam larutan bikarbonat selalu melebihi ion H+
.Akumulasi hidroksida menyebabkan perairan yang banyak ditumbuhi algaememiliki nilai pH
yang tinggi, sekitar 9 10. Nilai alkalinitas sangat dipengaruhi oleh pH. Dengan kata lain,
alkalinitas berperan sebagai sistem penyangga (buffer) agar perubahan pH tidak terlalu besar.
Alkalinitas juga merupakan parameter pengontrol untuk anaerobic digester dan instalasi lumpur
aktif (Jatilaksono,2009).
Alkalinitas ditetapkan melalui titrasi asam basa. Asam kuat seperti asam sulfatdan asam klorida
dapat menetralkan zat-zat alkaliniti yang bersifat basa sampaititk akhir titrasi (titik ekivalensi)
kira-kira pada pH 8,3 dan 4,5. Titik akhir inidapat ditentukan oleh jenis indikator yang dipilih
dan perubahan nilai pH pada pHmeter waktu titrasi asam basa. Reaksi yang terjadi ditunjukkan
dalam persamaan reaksi (2.32) sampai (2.34).

OH- + H+ H2 O(pH = 8,3)(2.32)


CO32- + H+ HCO3-(pH = 8,3)(2.33)
HCO3- + H+ H2O + CO2 (pH = 4,5)(2.34)
Jumlah asam yang diperlukan untuk mencapai titik akhir pada pH 8,3 (sebagiandari alkalinitas
total) dikenal sebagai nilai P (phenolphtalein) dan yang diperlukansampai pH 4,3 dikenal sebagai
nilai T (total alkalinity) atau M (metil orange)(Limbong, 2008). Air ledeng memerlukan ion
alkalinitas dalam konsentrasi tertentu. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi dibandingkan kadar Ca
2+dan Mg2+, air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada pipa. Alkalinitas yang rendah dan
tidak seimbangdengan kesadahan dapat menyebabkan timbulnya kerak CaCO3 pada dinding
pipayang memperkecil diameter/ penampang basah pipa (Alaerts, 1987).Satuan alkalinitas
dinyatakan dengan mg/liter kalsium karbonat (CaCO3) ataumili-ekuivalen/liter. Selain
bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi olehkomposisi mineral, suhu, dan kekuatan
ion. Nilai alkalinitas perairan alamihampir tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3.Perairan
dengan nilaialkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh oragnisme akuatik karena
biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natriumyang tinggi
(Alaerts, 1987).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat
1. Gas sampler
2. Pipet ukur dan bulb

3. Higrometer
4. Stopwatch
5. Thermohigrometer
6. Barometer
7. Kuvet
8. Spektrofotometer uv-vis
9. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
B. Bahan
1. Larutan penjerap Griess Saltzman
2. Aquabidest
3. Larutan blangko
4. Sampel udara ambien FKM Undip
5. Aquadest
C. Skema Kerja
1. Cara Pengambilan Sampel
Mengambil larutan penjerap Griess Saltzman 10 ml dimasukkan ke dalam tabung

Tabung sampel ditutup, selang polos dihubungkan ke dalam lubang off dan selang
berulir ke lubang in
Lanjutan Skema Kerja Pengujian NO
Rangkaian yang sudah diisi larutan penjerap dimasukkan ke dalam alat (Gas sampler)

Selang pada rangkaian dihubungkan ke dalam selang pompa

Selang diubungkan pada lubang pompa penjerap dan disambungkan dengan corong
Pompa
Lalu alat
dinyalakan
(Gasdigunakan
sampler)
dan gas
dihubungkan
sampler
ditutup
dengan
selama
arus listrik
3 jam
yang
untuk
menangkap
udara

Gambar 3.1 Skema Kerja Pengambilan Sampel NO


2. Cara Pengujian Sampel
2 Kuvet dipegang pada sisi yang buram

2 Kuvet dibilas dengan aquabidest lalu dikeringkan

1 Kuvet dibilas lagi dengan larutan penjerap Griess Saltzman lalu dikeringkan

Kuvet diisi dengan larutan penjerap Griess Saltzman sebanyak 4/5 bagian (blangko)

Lanjutan Skema Kerja Pengujian Sampel NO


Kuvet yang satunya dibilas dengan contoh uji (sampel) lalu dikeringkan

Kuvet diisi dengan contoh uji (sampel) 4/5 bagian

Kuvet blangko diletakkan dalam spektrofotometer uv-vis dengan posisi buram berada
di bagian
depan-belakang
Serapan
Serapan
Serapan
larutan
larutan
larutan
contoh
contoh
blangko
uji
ujidibaca
diukur
(sampel)
dan
dengan
diukur
dihitung
spektrofotometer
dengan
konsentrasinya
spektrofotometer
uv-vis
menggunakan
pada
uv-vis
panjang
pada
kurva
panjang
gelombang
gelombang
kalibrasi
550 550
nm nm

Gambar 3.2 Skema Kerja Pengujian Sampel NO

BAB IV
HASIL

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan NO pada spekterofotometer uv-vis adalah :


y = 0,008

Hasil pengamatan data pendukung di lapangan durasi selama 3 jam :


1. Laju alir awal

= 0,175 l/menit

2. Laju alir akhir

= 0,175 l/menit

3. Tekanan barometer

= 990, 2 mbHPa = 742,71 mmHg

4. Temperatur akhir

= 30 C

B. Hasil Perhitungan
Persamaan Kurva kalibrasi NO :
y = 0,098x 0,128
0,008 = 0,098x 0,128
0,008 + 0,128 = 0,098 x
0,136

= 0,098 x
x = 0,136 : 0,089
x = 1,387755 ug
x = 1,39 ug

Volume contoh uji udara yang diambil :Maria tolong kamu lanjutin yah bab 4 nih soalnya aku
gak tahu edit bikin per per an

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum modul asiditas - alkalinitas ini, praktikan hanya melakukan percobaan tentang
asiditas. Praktikan mengambil sampel air di Sungai SeberangPadang yang berlokasikan di Jalan
Sutan Syahrir. Metode percobaan yangdigunakan oleh praktikan adalah titrasi asam basa.Asiditas
(keasaman) adalah kapasitas air untuk menetralkan basa tanpamenurunkan pH larutan. Untuk itu,
jika asiditas suatu sampel air tinggi maka air tersebut bersifat asam. Hal pertama yang kami
lakukan pada praktikum ini adalahkalibrasi pH. Dari hasil kalibrasi didapatlkan hasil

larutanbuffer dengan pH 4, pH 7,06 dan pH 10,39. Dari hasil percobaan yang didapatkan, bahwa
nilai persenrata-ratarecovery alat yang diperoleh adalah 101,6%. Nilai ini masih terletak antara
range yang diperbolehkan yang sesuai standar yaitu antara 80% - 120%.Hal ini menandakan pH
meter yang digunakan masih dalam kondisi baik dan cukup akurat
Selanjutnya, untuk sampel air yang praktikan peroleh memiliki pH sebesar 6,55.Maka percobaan
yang kami lakukan adalah percobaan asiditas. Denganmenggunakan larutan standar basa NaOH
untuk meningkatkan nilai pH nyasehingga pada akhir percobaan pH larutan sampel menjadi
8,3.Standar baku mutu yang ditetapkan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentangPersyaratan
Kualitas Air Minum, untuk asiditas adalah 500 mg/L. Pada percobaanini, diketahui bahwa nilai
asiditas dari sampel air adalah 16 mg/L. Nilai ini jauh di bawah standar baku yang ditetapkan,
artinya asiditas pada sampel air yang praktikan uji tergolong rendah.
Air yang bersifat asam dapat mempercepat pengkaratan dari pipa - pipa air, apabila pipa - pipa
tersebut tidak terbuat ataudilindungi bahan tahan karat.Air sampel tergolong kepada pH asam
karena apabila dilihat dari kondisieksistingnya banyak sekali sampah yang terdapat di badan
Sungai tempat pengambilan sampel ini. Selain itu, kegiatan masyarakat seperti mencuci,
mandidan juga kakus dapat juga mempengaruhi kadar keasaman air. Namun, dilihat dari pH
yang terukur yakni senilai 6,55 ternyata keasaman dalam air tidak terlalutinggi bahkan bisa
dikatakan mendekati netral.
Apabila dikaitkan dengan Teknik Lingkungan para engineer dapat melakukan pengolahan air
dengan pH rendah ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalahnetralisasi dan
desinfektasi.Netralisasi yakni proses penetralan kadar asamdidalam air, salah satunya bisa
menggunakan soda ashdan bias juga menggunakankapur tohor. Selain itu cara desinfektasi
merupakan proses pembunuhan bakteri patogen didalam air dapat menggunakan Kalsium
Hipoklorit

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa:

1.Kadar atau konsentrasi asiditas pada Sungai Seberang Padang yaitu 16 mg/Lmasih berada di
bawah standar baku mutu yang ditetapkan Menteri Kesehatandalam Permenkes No. 492
Tahun 2010 yaitu 500 mg/l
2.Rata - rata persentase recovery kalibrasi pH meter adalah 101,6%, hal initergolong baik
untuk digunakan karena berada padarangeyang diperbolehkanyaitu 80-120%
3.Asiditasblanko adalah 1 mg/l
B. Saran
Adapun saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan praktikummengenai asiditas
ini adalah:
1.Memahami objek praktikum asiditas dan materi yang berkaitan dengan objek tersebut
2.Mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan praktikumasiditas sebelum
praktikum dimulai
3.Berhati-hati, teliti, dan cermat selama praktikum berlangsung baik itu prosedur
pekerjaannya maupun penggunaan peralatan praktikum
4.Mengetahui setiap prosedur kerja praktikum yang tercantum pada modul;

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G dan Sri Sumestri Santika, MSc. 1987.Metoda Penelitian Air.


Surabaya: Usaha Nasional

Dewi.A., 2007.Pencemaran pada badan air dan penelitian alkalinitas,


diaksesdarihttp://www.scribd.com/doc/14144746/Pencemaran-air , diakses padatanggal
23Oktober 2012
Efendi. 2007. Telaah Kualitas Air Bagi Pegelolaan Sumber Daya Lingkungan Perairan
. Yogyakarta: Konisius.
Hidayat, A. 2009,Asiditas dan Alkalinitas, diakses darihttp://environmentalua.blogspot.com/2009/04/asiditas-dan- alkalinitas.html , diakses pada 23Oktober 2012
Irianto, A. 2005.Patologi Ikan Teleostei.Yogyaarta: Universitas Yogyakarta.
Jatilaksono, Marsandre. 2009.Alkalinitas dan Kesadahan.
URL:http://jlcome.blogspot.com/2009/06/kesadahan.htmL. Tanggal Akses: 01 November
2012
Limbong, Aquarina. 2008.Alkalinitas : Analisa dan Permasalahannya untuk Air Industri
. FMIPA Universitas Sumatera Utara. Medan
Syafila, Mindryani. 2010.Kimia Lingkungan I. Bandung: ITB

You might also like