Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama : ANGGA DWI SULISTIYO
Nim
: 25010115183020
A. Latar Belakang
Menyadari akan pentingnya sektor pariwisata, seni dan budaya dalam
pembangunan nasional diharapkan pariwisata, seni dan budaya dapat menjadi
andalan dan unggulan pembangunan nasional, jangka pendek. Dalam jangka panjang
diharapkan parsenibud dapat menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi.
Melihat kecenderungan global pariwisata dunia serta keadan alam dan budaya
Indonesia, tidak mustahil di masa yang akan datang parsenibud sebagai salah satu
sektor yang dapat menjadi "Tambang Emas Masa Depan" bagi republik Indonesia.
Disamping itu dengan disatukannya bidang seni dan budaya dengan pariwisata
diharapkan salah satu fungsi pariwisata yaitu meningkatkan mutu seni dan budaya
dapat diwujudkan secara nyata.
Dalam era globalisasi yang didukung dengan kemajuan transportasi,
telekominikasi dan teknologi, pariwisata dunia cenderung terus meningkat dimana
pada tahun 1997 wisatawan dunia mencapai 613,1 juta dengan menghasilkan devisa
US$ 447,7 miliar. Keadaan tersebut telah memberikan sumbangan kepada
perekonomian dunia baik dari sisi peningkatan pendapatan masyarakat penerimaan
pajak, inventasi baru dan sumbangsih terhadap kesempatan kerja. Kecendenderungan
tersebut telah memacu masing-masing negara mengembangkan pariwisata, sehingga
tidak dapat dihindari telah terjadi persaingan yang ketat khususnya dari negaranegara tetangga.
Untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu tambang emas, maka diperlukan
berbagai fasilitas pendukung pariwisata. Salah satu fasilitas penting adalah adanya
sarana penginapan seperti hotel yang dapat memberikan kenyamanan bagi para
pengunjung. Kondisi hotel yang bersih, sehat, rapi, dan indah akan meningkatkan
kenyamanan bagi para tamu dan dapat meningkatkan jumlah tamunya.
Tumbuhnya berbagai usaha perhotelan terutama di pusatpusat perkotaan dan
kawasan pariwisata akan menghasilkan berbagai limbah, baik padat (sampah)
maupun cair. Untuk tetap menjaga kondisi lingkungan agar tetap bersih dan sehat,
maka berbagai sampah dan limbah cair tersebut harus dikelola sesuai dengan
karakteristiknya.
Pengelolaan sampah dan limbah yang tidak benar akan menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan akan menimbulkan kesan kotor, kumuh dan bau
busuk yang menyengat. Jika hal ini sudah terjadi, maka adanya berbagai potensi
wisata yang telah dibangun tidak akan berguna, sebab tidak akan ada pengunjung
yang mau datang ke lokasi seperti ini. Untuk itulah maka sudah selayaknya dan
menjadi kewajibannya, semua pihak yang menghasilkan limbah harus mengolah
limbahnya sampai baku mutu yang telah ditetapkan.
BOD5
300
COD
250
TSS
600
PH
8,5
Karakteristik limbah cair dari Hotel Novilla Sungailiat relatif sama seperti
limbah cair domestik dari pemukiman, karena aktivitas-aktivitas yang ada di hotel
relatif sama seperti aktivitas yang ada di lingkungan pemukiman. Sementara jumlah
limbah yang dihasilkan dari perhotelan tergantung dari jumlah kamar yang ada dan
tingkat huniannya. Disamping itu juga dipengaruhi oleh fasilitas tambahan yang ada
di hotel tersebut.
Limbah cair Hotel Novilla Sungailiat pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Senyawa fisik :
a. Berwarna
b. Mengandung padatan
2. Senyawa kimia organiak :
a. Mengandung karbohidrat
b. Mengandung minyak dan lemak
c. Mengandung protein
d. Mengandung unsur surfactan antara lain detergen dan sabun
3. Senyawa kimia inorganik :
a. Mengandung alkalinity
b. Mengandung Khloride
c. Mengandung Nitrogen
d. Mengandung Phospor
e. Mengandung Sulfur
4. Unsur Biologi :
a. Mengandung protista dan virus
Rata-rata karakteristik limbah Hotel Novilla Sungailiat adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi BOD di dalam air limbah 250-400 mg/lt.
b. Konsentrasi TSS di dalam air limbah 500 600 mg/l.
Menurut General Manager Hotel Novilla Sungailiat standar pemakaian air untuk
hotel adalah 250-300 liter per orang tamu per hari, dan untuk karyawan adalah 120
150 liter per karyawan per hari. Biasanya karyawan yang masuk dibagi dalam tiga
(3) shif kerja, sehingga misalkan jika jumlah seluruh karyawan 120 orang, maka ratarata setiap shif kerja ada 40 orang. Dengan demikian jumlah pemakaian air untuk
karyawan dihitung untuk 40 orang x jumlah pemakaian air setiap hari (120 150
liter/hari).
Perhitungan :
Untuk hotel dengan jumlah kamar = 110 kamar,
Kapasitas maksimal tamu (60 kamar single bad, 50 kamar double bad) = 160 orang
Jumlah Karyawan 120 orang dibagi menjadi 3 shif, jadi tiap shif 40 orang.
Diasumsikan bahwa seluruh pemakaian air akan menjadi air limbah, maka jumlah
limbah maksimum adalah sebagai berikut :
Jumlah pemakaian air oleh tamu
= 160 org x 300 liter/orang.hari. = 48.000 liter per hari = 48 m 3/hari.
Jumlah pemakaian air oleh karyawan
= 40 x 150 liter/orang. = 6.000 liter/ hari = 6 m3 / hari.
Total pemakaian air maksimum
= ( 48 + 6 ) m3/hari = 54 m3 /hari. dibulatkan menjadi
= 60 m3 per hari.
Jadi jumlah limbah cair maksimum yang dihasilkan oleh hotel tersebut (pada tingkat
hunian kamar penuh) adalah 60 m3 per hari.
D. Baku Mutu Limbah Cair Perhotelan
Untuk menentukan sistem pengolahan limbah diperlukan pemilihan teknologi
yang tepat, agar biaya investasi IPAL tersebut murah. Disamping itu, biaya
operasional IPAL nantinya juga harus murah, namun harus dapat memberikan hasil
olahan yang memenuhi baku mutu limbah buangan sesuai dengan baku mutu limbah
buangan yang berlaku.
Baku mutu limbah cair hotel adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan. Baku mutu limbah cair perhotelan telah ditetapkan dengan Kep.
Men. LH No. : KEP-52/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Hotel tanggal 23 Oktober 1995, seperti pada Tabel di bawah ini :
Tabel Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel
PARAMETER
BOD5
30
COD
50
TSS
500
PH
6-9
Sumber : Kep Men LH No: KEP-52/MENLH/10/995
c. Jumlah lumpur yang dihasilkan relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan proses
lumpur aktif.
d. Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi.
e. Kebutuhan energi lebih kecil.
f. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
g. Dapat menghilangan padatan tersuspensi (TSS) dengan baik
a) Contoh Desain Teknis IPAL
a. Kapasitas Rencana = 60 m3 per hari.
b. BOD Masuk = 200 300 mg/lt.
c. TSS Masuk = 200 250 mg/lt
d. Efisiensi Pengolahan = 90 95 %
e. BOD keluar = 20 30 mg/lt
f. TSS keluar
= 20 30 mg/lt
c) Biofilter Anaerob
Kriteria perencanaan :
a. Waktu tinggal di dalam reaktor = 8 jam
b. Beban BOD per satuan permukaan media = 5 30 g BOD /m2 hari.
Hasil perhitungan :
a. Volume efektif reaktor total = 8/24 x 60 m3 = 20 m3
b. Lebar
= 1,5 m
= 3 buah .
Dimensi bak :
a. Lebar
= 1,5 m
b. Panjang = 2,5 m
c. Tinggi = 1,9 m
d. Kedalaman air efektif = 1,7 m
e. Tinggi ruang bebas = 0,2 m
Waktu tinggal total rata-rata =7,65 jam
a. Tinggi ruang lumpur = 0,2 m
b. Tinggi bed media pembiakan mikroba = 1,2 m
= 7,4 m .
= 14 m3
d) Biofilter Aerob
Kriteria perencanaan : aktu tinggal di dalam reaktor = 4 jam Hubungan inlet BOD
dan beban BOD per satuan luas permukaan media untuk mendapatkan efisiensi
penghilangan BOD 90 % dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil perhitungan :
Jumlah ruang = 2 bak, yakni bak 1 untuk aerasi dan bak 2 untuk biofilter aerob.
a) Dimensi Bak Aerasi (Bak 1) :
1. Lebar
= 1,5 m
= 1,7 m
= 0,2 m
= 1,5 m
=2 m
= 0,3 cm
: PVC sheet
h) Blower Udara
1. Kapasitas : 400 liter per menit
2. Total Head : 200 cm air
3. Listrik : 200 watt, 220 volt.
4. Jumlah : 2 unit
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuPetnisLimbLH/09HOTEL.pdf
http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/31010870/d1dc3d3d
4d92603f41a5708928b07667/intro.pdf