Professional Documents
Culture Documents
tetapi
ketiadaannya
akan
menyebabkan
kemunduran
dan
melambatnya proses mental dan fisik, individu menjadi tidak tahan terhadap
dingin, dan pada anak menyebabkan retardasi mental dan kekerdilan.
Sebaliknya, kelebihan (ekses) sekresi tiroksin akan menyebabkan tubuh menjadi
kurus, sering gugup, takikardia, tremor, dan kelebihan produksi panas sehingga
sering berkeringat.
Fungsi kelenjar tiroid dikontrol oleh hormon tropik TSH (thyroid stimulating
hormone atau thyrotropin) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior.
Sebaliknya hormon tropik (Y: trophic = memberi makan)
Terdapat dua lobus kelenjar tiroid yang terletak simetris di kanan-kiri trakea.
Kedua lobus dihubungkan oleh jembatan kecil yang melintang, yang disebut
isthmus (Y: isthmos, isthmus = leher atau bagian organ yang mengecil), yang
kadang-kadang di tengah-tengahnya terdapat jaringan tiroid, yaitu lobus
piramidal yang berkembang dari duktus tiroglosus.
Kelenjar tiroid mempunyai dua macam sel. Yang satu berupa sel C (Clear)
yang memproduksi hormon kalsitonin. Yang satu lagi berupa sel folikel yang
menjadi dinding folikel (acinus). Folikel atau acinus ini di dalamnya berisi bahan
yang terwarnai oleh proteinaseus berwarna merah jambu dan tercampur
membetuk cairan koloid. Bila kelenjar dalam keadaan tidak aktif, folikelnya besar
dan koloidnya banyak, serta sel-sel folikelnya gepeng. Bila kelenjar dalam
keadaan aktif, folikelnya kecil dan sel-selnya berbentuk kuboid atau kolumnar,
serta
batas-batas
koloidnya
berlekuk-lekuk
membentuk
lakuna
(ceruk)
reabsorpsi. Mikrofili dan kanalikuli berjuluran dari puncak sel-sel folikel ke koloid,
Di dalam sel folikel banyak terdapat retikulum endoplasma seperti halnya pada
sel kelenjar yang lain dan juga terlihat banyak tetes-tetes sekresi. Sel-sel folikel
bertengger pada lamina basalis yang memisahkannya dari kapiler berfenestrasi
(fenestra = jendela).
Pembentukan dan sekresi hormon tiroid
Hormon utama kelenjar tiroid yaitu tiroksin yang berupa tetraiodotironin
(T4), dan triiodotironin (T3). Umumnya yang disebut iroksin yaitu T4 yang sekitar
93%-nya dibentuk langsung di kelenjar tiroid, sedang T3 yang langsung di
produksi di kelenjarnys hanya sekitar7% saja. Kecuali di dalam kelenjar, T3 juga
dibentuk di jaringan perifir melalui proses deiodinasi T 4.
3
5
C
5
C
N
C
T3 = triiodothyronine
C
N
C
2
T3 dan T4
berada di dalam sel. I esensial untuk fungsi normal tiroid, tetapi baik defisiensi
maupun kelebihan I dapat menghambat fungsi tiroid.
Kelenjar ludah, mukosa gaster, plasenta, korpus siliare mata, pleksus
korioideus, dan kelenjar mama juga mempunyai NIS yang mentransport juga I
melawan selisih konsentrasi, tetapi asupannya tidak dipengaruhi oleh TSH.
Kelenjatr mama juga mengikat I dan membentuk diiodotirosin, tetapi tidak
membentuk T3 dan T4. Makna proses ini sama sekali belum diketahui.
Sintesis hormon tiroid
Di dalam koloid terdapat molekul tiroglobulin yang mengandung 123
gugus tirosin. Hanya 4- 8 gugus tirosin saja yang nantinya bereaksi membentuk
hormon tiroid.
Setelah dimasukkan ke dalam koloid sebagian melalui protein pendrin
yang merupakam Cl-/I- exchanger, iodide dioksidasi menjadi iodine dan diikat
oleh tirosin yang merupakan bagian dari molekul tiroglobulin pada posisi karbon
3. Tiroglobulin dibentuk di dalam sel-sel tiroid (thyrocytes) dan disekresi melalui
proses eksositosis dalam bentuk granule yang juga berisi thyroid peroxidase,
suatu enzim yang mengoksidasi dan mengikatkan iodine pada tirosin. Hormon
tiroid yang terbentuk tetap menjadi bagian tiroglobulin sampai disekresikan.
Sebelum disekresikan, maka koloid akan direabsorpsi oleh sel tiroid melalui
endositosis, ikatan peptide akan dihidrolisis, dan T 4 dan T3 bebas dikeluarkan ke
kapiler.
Sel tiroid (sel folikel/sel tirosit) dengan demikian mempunyai 4 fungsi,
yaitu:
1. mengumpulkan dan mentransport iodine
2. mensintesis tiroglobulin dan mensekresikannya ke koloid
3. memfiksasi iodin pada tiroglobulin untuk membentuk hormon
4. mengambil hormon tiroid dari tiroglobulin dan mensekresikan ke
peredaran darah.
Dalam proses sintesis hormone tiroid, produk yang paling awal yaitu
monoiodotirosin (MIT). Kemudian MIT mengalami iodinasi pada karbon 5
Globulin tertentu juga dapat mengikat hormon tiroid (thyroxine binding globulin =
TBG). Albumin mmpunyai kapasitas terbesar dalam mengikat hormon tiroksin,
sedang TBG terkecil. Namun afinitas T4 terhadap TBG tinggi, sehingga sebagian
besar T4 dalam plasma lebih banyak yang terikat pada TBG. Sebagian besar T 4
dalam plasma (99,98%) terikat pada protein. Yang bebas hanya sekitar 0,2 ng/dl.
Sebagian besar T3 juga terikat pada protein. Hanya sekitar 0,2% (0,3 ng/dl) yang
bebas.
Sebagian besar T4 dan T3 dimetabolisme di hati dan ginjal. Sebagian
besar T3 dan RT3 yang beredar merupakan hasil deiodinasi T4.
Distribusi T4 dan T3 biasanya dinyatakan dalam rasio T3/T4. Rasio T3/T4
yang paling tinggi yaitu di hipofisis dan di korteks serebri.
Efek hormon tiroid
Secara umum hormon tiroid berfungsi merangsang konsumsi oksigen,
sehingga efeknya terutama sekunder oleh peningkatan konsumsi oksigen itu. T 3
dan T4 masuk ke dalam sel dan terikat pada reseptor terhadap hormon tiroid
(TR). Kompleks hormon-reseptor kemudian mengikat DNA melalui ikatan zinc
finger dan meningkatkan atau kadang-kadang menurunkan ekspresi berbagai
macam gen yang menyandikan enzim yang mengatur fungsi sel. Jadi reseptor
hormon tiroid yang terdapat dalam nukleus sel merupakan anggota dari
superfamili faktor transkripsi nukleus yang sensitif terhadap hormon.
Terdapat dua macam gen TR pada manusia, yaitu gen reseptor pada
kromosom 17 dan gen reseptor pada kromosom 3. Masing-masing dapat
membentuk dua macam mRNA. Jadi ada TR 1 dan TR2, serta TR1 dan TR2.
TR2 hanya terdapat di otak, sedang yang lain tersebar secara luas di seluruh
tubuh. TR2 berbeda dengan TR yang lain karena TR2 ini tidak mengikat T3
dan fungsinya belum jelas. TR mengikat DNA sebagai monomer, homodimer dan
heterodimer dengan reseptor nukleus yang lain, terutama dengan reseptor
retinoid X.
umumnya
mengandung
bermacam-macam
protein
yang
Hormon tiroid juga berpengaruh pada refleks. Waktu reaksi refleks regang
memendek pada hipertiroid dan memanjang pada hipotiroid. Pemeriksaan
refleks lutut sering dilakukan untuk menilai fungsi tiroid, tetapi refleks juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Kaitannya dengan katekolamin
Kerja hormon tiroid dan katekolamin norepinefrin dan epinefrin berkaitan
sangat intim. Epinefrin meningkatkan taraf metabolisme, merangsang sistem
saraf, dan menimbulkan rangsangan pada sistem kardiovaskuler seperti halnya
hormon tiroid, meskipun efeknya hanya sebentar. Demikian juga norepinefrin.
Pada tikus, toksisitas terhadap katekolamin sangat meningkat setelah pemberian
T4. Meskipun kadar katekolamin plasma normal pada hipertiroid, efek terhadap
sistem kardiovaskuler, tremulousness (gemetaran), dan banyak keringat oleh
hormon tiroid dapat dikurangi dengan simpatektomi dan oleh obat-obat yang
menghambat reseptor -adrenergik. Dengan demikian propranolol dan -blocker
yang lain digunakan secara luas untuk pengobatan tirotoksikosis dan pada
eksaserbasi hipertiroidisme yang disebut badai tiroid (thyroid storm suatu
kondisi yang mengancam nyawa dan harus dibawa ke UGD). Meskipun demikian
-bloker merupakan inhibitor lemah terhadap perubahan T 4 mnjadi T3 di luar
kelenjar tiroid dan dengan demikian hanya menmbulkan sedikit penurunan T 3
plasma, dan juga terhadap efek lain hormon tiroid.
Efek pada otot rangka
Pada hampir semua pasien hipertiroid terjadi kelemahan otot (miopati
tirotoksik). Bila hipertiroid berat dan lama, miopatinya dapat berat juga. Miopati
ini mungkin disebabkan karena meningkatnya katabolisme protein. Hormon tiroid
juga mempengaruhi ekspresi gen MHC seperti halnya pada otot jantung, namun
efek yang ditimbulkannya kompleks dan hubungannya dengan miopati belum
diketahui. Hipotiroidisme juga menimbulkan kelemahan otot, kramp, dan
kekakuan otot.
10
11
dalam sitoplasma sel-sel kelenjar hipofisis oleh 5-D2 yang terdapat di dalamnya.
Pada percobaan hewan, sekresi TSH juga ditingkatkan oleh dingin, dan
dikurangi oleh hangat.
TSH manusia merupakan glukoprotein yang mengandung 211 gugus
asam amino, ditambah heksose, heksosamin, dan asam sialat. TSH terdiri dari 2
subunit, yaitu dan . Subunit disandikan oleh gen di kromosom 7 dan subunit
oleh gen di kromosom 1. Subunit dan kemudian digandengkan nonkovalen
di tirotrop. TSH- identik dengan subunit dari LH, FSH, dan hCG-.
Spesifisitas fungsi TSH ditentukan oleh subunit , Struktur TSH bervariasi dari
spesies ke spesies, tetapi TSH mamalia aktif secara biologi pada manusia.
Waktu paruh TSH manusia sekitar 60 menit. TSH dirombak terutama di
ginjal dan sebagian kecil di hati. Sekresinya berfluktuasi, mulai meningkat sekitar
pukul 9 malam, mencapai puncaknya sekitar tengah malam, dan menurun pada
siang hari. Laju sekresi rata-rata sekitar 110 g/d dan kadar dalam plasma ratarata sekitar 2 U/ml.
Karena subunit TSH sama dengan subunit hCG, maka kadar yang
tinggi hCG dapat merangsang reseptor tiroid. Pada tumor plasenta, kadart hCG
dapat sangat tinggi sehingga dapat menimbulkan hipertiroidisme ringan.
Efek TSH pada tiroid
Bila kelenjar hipofisis diangkat, maka fungsi tiroid menurun dan
kelenjarnya mengalami atrofi. Bila kemudian diberi TSH, fungsi TSH dirangsang
kembali. Beberapa menit setelah penyuntikan TSH, terjadi peningkatan
pengikatan iodide, sintesis T4, T3, iodotirosin, sekresi tiroglobulin ke dalam koloid,
dan endositosis koloid. Peningkatan pengambilan iodide dalam beberapa jam,
aliran darah juga meningkat. Pemberian TSH dalam jangka lama menimbulkan
hipertrofi dan peningkatan berat kelenjar. Pembesaran kelenjar tiroid disebut
goiter (gondok).
12
TSH bekerja melalui reseptor TSH yang khas sebagai reseptor serpentin
dan bekerja mengaktifkan adenilil siklase melalui protein G s. Phospholiase C
juga diaktifkan.
Sistem utusan kedua (second messenger system)
Molekul sinyal yang dikeluarkan/disekresikan keluar dari sel dan bekerja
dari luar sel merupakan first messenger. First messenger ini bekerja melalui
reseptor, baik yang terdapat di membran sel maupun yang terdapat di dalam
sel/nukleus. Hormon merupakan salah satu first messenger.
Di dalam sel terdapat molekul sinyal yang meneruskan rangsangan first
messenger yang mengaktifkan reseptor dalam membran/sel ke protein sasaran
atau ke suatu faktor transkripsi yang terdapat di dalam sel yang berfungsi
segbagai efektor. Molekul sinyal yang terdapat di dalam sel didefinisikan
sebagai second messenger atau utusan kedua.
Ada beberapa sistem utusan kedua, dia antaranya yaitu cAMP, cGMP,
phospholipase C (PLC), diacylglycerol (DG), inositol 1,4,5-triphosphat (IP 3), dan
Ca2+. Secara langsung atau melalui serangkaian reaksi kimia di dalam sel,
utusan kedua ini meneruskan rangsangan ke efektor yang biasanya berupa
protein/enzim atau faktor transkripsi gen. Zat kimia yang terlibat reaksi kimia di
dalam sel antara utusan kedua dan efektor ada yang menyebutnya sebagai third
messenger, fourth messenger, dsb.
Efektor utusan kedua dapat berupa kanal ion di membran sel atau di
struiktur membran di dalam sel, enzim tertentu, atau faktor transkripsi. Reaksi
yang dapat terjadi yang dialami efektor tadi di antaranya reaksi fosforilasi,
hidrolisis, dsb., yang menyebabkan efektor tadi menjadi aktif. Kalau itu kanal ion,
kanal ion yang waktu istirahat tertutup setelah dirangsang menjadi terbuka, atau
sebaliknya kalau waktu istirahat terbuka menjadi tertutup. Reaksi sel oleh
terangsangnya efektor tadi dapat terjadi potensial aksi kalau itu sel saraf atau sel
otot, dan selanjutnya terjadi penjalaran impuls atau kontraksi otot. Kalau itu
enzim, maka enzim mengaktifkan fungsi sel tertentu. Ca 2+ ion misalnya dapat
menimbulkan proses eksositosis pada ujung akson atau pada sel kelenjar. Kalau
13
Ca2+
tinggi.
Pengukuran
kalsitonin
darah
dengan
imunoesei
14
berfungsi penting pada saat pertumbuhan dan menyusui. Pada saat itu
diperlukan pertumbuhan tulang sehingga Ca2+ lebih banyak tertimbun di tulang.
Dalam hal ini fungsi osteoklat perlu lebih dihambat.
15
16
3. Kalsium juga merupakan bagian semen antarsel yang mengikatsel-sel pada tight
junction.
Ca2+ ditransport menembus brush border epitel usus melalui suatu kanal yang
disebut transient receptor potential vanilloid type 6 (TRPV6) yang kemudian diikat oleh
protein yang disebut calbindin-D9k. Pengambilan kalsium oleh kalbindin ini dengan
demikian tidak mengganggu proses signaling epitelium yang melibatkan kalsium.
Kalsium yang diabsorpsi ini kemudian di kirim ke peredaran darah melalui
sodium/calcium exchanger atau calcium dependent ATPase. Mungkin ada proses absorpsi
kalsium cara lain yang belum diketahui.
Fosfor
Fosfat terdapat di dalam molekul ATP, cAMP, 2-3-difosfogliserat, banyak protein,
dan senyawa lain di dalam tubuh. Fosforilasi dan defosforilasi protein terjadi pada
pengaturan berbagai fungsi sel. Maka sangat penting metabolisme fosfat diatur secara
ketat dan bersama-sama dengan pengaturan kalsium. Jumlah fosfat total tubuh kira-kira
500 800 g, 85 90% terdapat di dalam skeleton. Total fosfat plasma sekitar 12 mg/dl.
Sebagian besar merupakan senyawa organik.dan selebihnya terdapat dalam PO43-.,
HPO42-, dan HPO4-.
Pi (fosfat inorganik) difiltrasi di glomerulus, tetapi sebagian besar direabsorpsi
melalui kotransporter dengan Na. Na-Pi Iia dan NaPi-Iic.
Vitamin D dan dihidroksikolekalsiferol
Transport aktif Ca2+ dan PO43- dari usus meningkat oleh metabolit vit. D. Vitamin.
D sebenarnya digunakan untuk memberi nama pada sejumlah senyawa yang berkaitan
dengan sterol yang dibentuk oleh efek sinar ultraviolet pada provitamin tertentu. Vitamin
D yang disebut kolekalsiferol dibentuk di kulit mamalia dari 7-dehidrokolesterol melalui
efek sinar matahari. Reaksi itu berkaitan dengan reaksi pembentukan yang cepat
previtamin D3 yang kemudian di konversi secara lambat menjadi vitamin D 3. . Vitamin D3
dan derivat hidroksil kemudian ditransport ke dalam plasma dengan diikat oleh protein
globulin pengikat vitamin D (DBP). Vitamin D3 juga didapat dari makanan.
17
18
Sebagai
akibat
meningkatnya
absorpsi
kalsium
di
usus,
1,25-
Kelenjar Parathyroid
Manusia umumnya mempunyai 4 kelenjar
parathyroid. Setiap kelenjar kaya akan
pendarahan (vaskularisasi), besarnya sekitar
3 X 6 X 2 mm. Di dalamnya terdapat dua
macam sel, yaitu chief cell yang jumlahnya
banyak dan mempunyai apparatus Golgi
yang prominent dan retikulum endoplasma,
dan secretaaory granules, yang berfungsi
mensintesis
Ganong;s Review of Medical Physiology
dan
mensekresi
hormon
sejumlah besar
19
20
terdapat di otak,plasenta, dan pankreas. Terdapat reseptor ketiga CPTH yang bereaksi
dengan gugus karboksil, bukannya dengan terminal gugus amino seperti reseptor yang
lain. Dua reseptor yang pertama bekerja berpasangan dengan protein G S dan melalui
heterotrimerik protein G mengaktifkan adenilil siklase membentuk cAMP. PTH/PTHrP
reseptor juga
protein kinase C. Namun bagaimana second messenger yang kedua ini mempengaruhi
Ca2+ di dalam tulang belum jelas.
Pengaturan sekresi
Ca2+ yang beredar dalam darah bekerja secara langsung pada kelenjar paratiroid
melalui mekanisme umpan balik negatif terhadap sekresi PTH. Hal ini terjadi melalui
reseptor Ca2+ CaR di membran sel. Dengan jalan ini, bila Ca2+ plasma tinggi PTH
dihambat dan Ca2+ ditimbun di dalam tulang. Sebaliknya bila Ca 2+ rendah sekresi PTH
meningkat dan Ca2+ dimobilisasi dari tulang.
1,25-dihidroksikolekalsiferol bekerja secara langsung pada kelenjar parathyroid
menurunkan mRNA preproPTH. Peningkatan fosfat plasma menstimulasi sekresi PTH
dengan
merendahkan
Ca2+
plasma
dan
menghambat
pembentukan
1,25-
dihidroksikolekalsiferol
Magnesium diperlukan untuk memelihara respons sekresi parathyroid normal.
Gangguan pelepasan PTH yang terjadi oleh berkurangnya respons target organ terhadap
PTH yang ,menyebabkan terjadinya hipokalsemia biasanya terjadi karena defisiensi Mg.
PTHrP
Protein lain yang mrempunyai aktivitas yang sama dengan PTH yaitu parathyroid
hormone related protein (PTHrP) yang diproduksi oleh berbagai jaringan di dalam tubuh.
Mempunyai 140 gugus asam amino yang disandikan oleh gene pada kromosom 12. PTH
disandikan oleh gen pada kromosom 11. PTHrP lebih banyak bekerja secara parakrin.
PTHrP mempunyai efek yang jelas pada pertumbuhan tulang rawan pada
kehidupan intrauterin. PTHrP juga terdapat di otak dan bekerja menghambat kerusakan
oleh excitotoxic pada perkembangan neuron. Juga berperan pada transport Ca2+ di
plasenta. PTHrP juga terdapat di keratosit di kulit, di otot polos, di gigi
21
Daftar Acuan:
1. Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL (2010). 23 rd Edition. McGrawHill
Lange.
2. Silverthorn DU, (2010(. Human Physiology. An Integrated Approach. 5 th Edition.
Pearson International Edition.
3. Guyton AC, Hall JE, (2006). Textbook of Medical Physiology. 7 th Edition.
Elsevier Saunders.
22