Professional Documents
Culture Documents
SAJIAN UTAMA
Farmakope
Indonesia Edisi V
Siaran Pers
Layanan Importasi
Prioritas Bahan Baku
Obat dan Makanan
Menurunkan Dwelling Time
dan Meningkatkan Daya
Saing Nasional
Perangi Produk Ilegal Melalui
Operasi Storm VI Tahun 2015
pada Penyampaian
DAGUSIBU Obat pada
Anak Usia Sekolah
dan Remaja
PUBLIKASI
Pedoman
Rasionalisasi
Komposisi Obat
Tradisional
1
editorial
Pembaca yang budiman,
Dunia kefarmasian tak lepas dari kebutuhan akan literatur yang
mendukung dan terjamin keterkiniannya. Untuk memenuhi
kebutuhan itu, sejak tahun 1962 pemerintah telah menerbitkan
satu buku yang menjadi standar untuk menjamin terpenuhinya
persyaratan suatu obat atau bahan obat untuk dapat diproduksi
dan diedarkan. Farmakope Indonesia, yang telah hadir selama
53 tahun, kembali melengkapi informasi yang dibutuhkan
dengan terbitnya edisi terbaru yaitu Farmakope Indonesia Edisi
V. Pembaca, penuhi keingintahuan Anda tentang FI terbaru ini
dalam artikel sajian utama kami.
Seperti halnya produk obat, mutu dan keamanan obat tradisional
juga harus diperhatikan mulai dari proses produksinya. Banyaknya
tumbuhan obat yang terdapat di Indonesia dan penggunaan obat
tradisional oleh masyarakat yang semakin marak, mendorong
perlunya literatur yang dapat menjadi pedoman dalam menjaga
kerasionalan formula obat tradisional. Untuk itu, Badan POM
telah menerbitkan buku Pedoman Rasionalisasi Komposisi
Obat Tradisional yang secara ringkas diulas pada rubrik
Publikasi.
Proses produksi yang memenuhi standar bukan menjadi satusatunya prasyarat terjaminnya mutu dan keamanan suatu obat.
Obat yang diproduksi dengan baik dapat memberikan dampak
negatif jika tidak ditangani dengan benar. Terdapat satu rangkaian
proses untuk menjamin mutu dan keamanan produk obat yang
sudah beredar. Rangkaian proses ini disosialisasikan sebagai suatu
prinsip yang dikenal dengan singkatan DAGUSIBU, akronim
dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang obat sesuai
tim redaksi
Penasehat :
Pengarah :
Penanggung jawab :
Redaktur :
Editor :
Sekretariat :
Fotografer :
SAJIAN UTAMA
Telah Lama
Dinanti Kehadirannya
Farmakope
Indonesia Edisi V
Hampir 20 tahun sejak terakhir diterbitkan, Farmakope Indonesia merupakan pedoman yang ditunggu kehadirannya sejak lama,
Apakah perbedaan Farmakope Indonesia kali ini dibanding terbitan sebelumnya? Yuk, kita simak!
Farmakope didefinisikan sebagai suatu buku standar farmasi
yang dimaksudkan untuk menjamin keseragaman dalam jenis,
kualitas, komposisi, dan kekuatan obat yang telah diakui atau
telah diizinkan oleh pemegang kewenangan dan diwajibkan
bagi apoteker (Urdang, G., 1951). Oleh karena itu Farmakope
bersifat mandatori, yang ditetapkan oleh pihak yang mempunyai
kewenangan pada suatu negara.
Kolaborasi Penyusunan FI
Pada tahun 2014, Badan POM bersama dengan Kementerian
Kesehatan telah selesai menyusun naskah Farmakope Indonesia
Edisi V. Farmakope Indonesia Edisi V merupakan integrasi dan
pemutakhiran dari Farmakope Indonesia Edisi IV dan 3 (tiga)
suplemennya. Penyusunan Farmakope Indonesia dilakukan
oleh Panitia Farmakope Indonesia yang dibentuk oleh Menteri
SAJIAN UTAMA
SAJIAN UTAMA
958
774
658
549
35
78
73
135
145
Diagram 1
Jika dibandingkan dengan Farmakope Indonesia edisi-edisi
sebelumnya, terdapat peningkatan jumlah monografi dan
lampiran dalam Farmakope Indonesia Edisi V, seperti tertera
pada Diagram 1.
Diagram 2
Melengkapi buku Farmakope Indonesia Edisi V, Buku Suplemen
I Farmakope Indonesia V akan diterbitkan pada tahun 2015 ini.
Direncanakan setiap tahun akan diterbitkan Suplemen I, II dan
III berturut-turut kemudian pada tahun keempat dan kelima
akan disusun Farmakope Indonesia Edisi VI. Dengan demikian
penerbitan Farmakope Indonesia diharapkan akan terus
berkelanjutan setiap 5 (lima) tahun sekali.
Demikian pentingnya peran farmakope sebagai standar mutu
yang digunakan secara luas baik oleh lembaga pemerintah
kementerian dan non kementerian di bidang kesehatan,
industri farmasi, laboratorium uji independen dan bidang
pendidikan, sehingga Badan POM bercita-cita untuk terus
ARTIKEL
DApatkan
Dapatkan obat di tempat yang sesuai persyaratan. Obat yang
baik diperoleh dari apotek atau toko obat yang terjamin dan
telah memenuhi persyaratan. Di apotek atau toko obat, obat
dijaga dan disimpan sesuai kondisi yang diharuskan sehingga
mutu obat tetap terpelihara. Dengan demikian kondisi obat
GUnakan
Menggunakan obat yang tidak tepat dapat berakibat buruk pada
kesehatan pasien, khususnya anak-anak yang masih memiliki
tubuh yang rentan. Penggunaan obat yang baik didasarkan aturan
yang disampaikan dokter atau apoteker. Karena tidak semua
obat penggunaannya sama, bahkan hampir semua obat berbeda
penggunaannya berdasarkan jenis dan kondisi pasien. Misalnya
obat antibiotik, meskipun sakit yang diderita pasien telah sembuh,
antibiotik tetap harus diminum sampai habis, karena dosis yang
ARTIKEL
diberikan dokter sesuai dengan pasien hingga pasien benarbenar sembuh, yaitu ditandai dengan matinya bakteri penyebab
penyakit sebab terbunuh oleh antibiotik. Berbeda dengan obat
analgetik (penghilang rasa sakit) seperti parasetamol dan asam
mefenamat, obat ini hanya digunakan ketika pasien merasakan
sakit dan nyeri atau demam. Menggunakan obat analgetik ketika
tidak ada nyeri atau demam yang mesti diobati perlu dihindari.
SImpan
Penyimpanan yang tidak tepat dapat merusak obat. Mayoritas
obat sebaiknya disimpan dalam suhu ruang, namun ada sebagian
obat yang harus disimpan dalam lemari es untuk menjaga obat
tetap berkhasiat. Kebanyakan obat tidak boleh terpapar sinar
matahari langsung, oleh karena itu, obat perlu disimpan di
tempat tertutup dan kering. Obat juga harus disimpan di tempat
aman, terhindar dari balita agar tidak dimakan sembarangan.
Saat menerima obat baca cara penyimpanan yang tertera di
kemasan obat.
BUang
Jika obat telah rusak atau kedaluarsa, maka obat tidak boleh
diminum dan harus dibuang. Pembuangan obat tidak boleh
sembarangan agar tidak disalahgunakan. Obat yang akan dibuang
dapat dibuka kemasannya, lalu obat direndam dalam air lalu
dipendam dalam tanah.
ARTIKEL
PUBLIKASI
Judul buku :
Penerbit :
Jumlah Halaman :
Ukuran Buku :
Tahun :
ISBN :
Penulis :
SIARAN
PERS
Perangi Produk Ilegal
Selain konferensi pers terkait hasil Operasi Storm VI, hari ini,
Selasa, 27 Oktober 2015 juga dilakukan pemusnahan secara
simbolis terhadap barang bukti berupa obat tradisional tanpa
izin edar dan mengandung BKO hasil operasi penegakan hukum
Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal pada
dua TKP di Provinsi Banten selama Tahun 2014 dan 2015. Total
temuan adalah sebanyak 218 item senilai 20 miliar rupiah dengan
rincian 39 item senilai 14 miliar rupiah yang ditemukan di daerah
Balaraja pada Agustus 2014 dan 179 item senilai 6 miliar rupiah
yang ditemukan di daerah Serpong pada Mei 2015.
Pemberantasan produk ilegal selanjutnya lebih difokuskan tidak
sebatas pada pelaksanaan operasi di tingkat hilir melainkan juga
merambah ke tingkat hulu untuk menekan ruang gerak pelaku
pelanggaran di bidang obat dan makanan ilegal. Selain itu, Badan
POM juga berupaya terus melakukan terobosan bersama lintas
sektor dalam penegakan hukum, termasuk penanganan secara
terpadu yang mengaitkannya dengan tindak pidana lainnya
seperti tindak pidana perpajakan, kepabeanan, dan pencucian
uang.
Badan POM mengapresiasi peningkatan koordinasi lintas sektor
termasuk masyarakat atas keberhasilan tindakan pemberantasan
Obat dan Makanan ilegal di Indonesia. Apabila menemukan halhal yang mencurigakan terkait peredaran Obat dan Makanan
ilegal yang beredar di wilayah Indonesia, masyarakat dihimbau
untuk menghubungi Contact Center HALO BPOM 1-500-533,
SMS 0-8121-9999-533, email halobpom@pom.go.id, atau Unit
Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM
di seluruh Indonesia.
Jakarta, 27 Oktober 2015
Biro Hukum dan Humas Badan POM RI
SIARAN
PERS
Layanan Importasi Prioritas
10
FORUMPIONas
Indikasi dan Efek Samping Noretisteron
Pertanyaan:
Saya mendapatkan resep dari dokter yaitu obat yang mengandung
noretisteron 5 mg sebagai terapi hormon dengan ditandai menstruasi
saya tidak teratur.Apakah benar obat tersebut juga dapat digunakan
untuk menunda haid, bagaimana cara penggunaannya? Jika merasa
tidak nyaman (timbul rasa emosi berlebih) apakah pengunaannya
dapat langsung dihentikan? (I, Karyawan Swasta)
Jawaban:
Noretisteron 5 mg merupakan obat yang diindikasikan untuk
terapi hormon pada gangguan menstruasi seperti endometriosis
(kelainan endometrium), perdarahan disfungsi uterin (rahim),
dismenorea, sindrom premenstruasi, serta menunda menstruasi.
Oleh karena itu, obat tersebut memang diberikan untuk terapi
hormon pada kondisi menstruasi tidak teratur seperti yang
saudara alami. Dalam kaitannya sebagai penunda haid, agar
kebutuhan ini dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter karena
obat ini merupakan obat keras yang penggunaannya harus dalam
pengawasan dokter.
Beberapa efek samping dapat terjadi pada penggunaan
noretisteron ini, diantaranya adalah perasaan emosi yang tidak
stabil yang dirasakan oleh Saudara. Namun demikian, Saudara
tidak dapat begitu saja menghentikan obat. Patuhi penggunaan
obat, sampaikan kepada dokter jika perasaan tidak nyaman
FORUMSIKerNas
dari kotoran/tinja sehingga kotoran/tinja dapat menjadi lebih lunak.
Menelan natrium dokusat dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal,
mual, muntah dan diare. Natrium dokusat mempunyai toksisitas rendah
namun dosis toksiknya belum ditetapkan. Senyawa ini larut dalam air
sehingga dapat dikeluarkan melalui proses pembuangan alami tubuh.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan terhadap seseorang yang
menelan natrium dokusat adalah dengan memberikan air minum atau
susu serta tidak dirangsang muntah karena bahan bersifat iritan. Segera
bawa korban ke rumah sakit jika gejala yang dialami korban bertambah
parah atau ada gejala lain yang berkembang.
Pustaka
11
BPOM
Jl Percetakan Negara 23
Jakarta Pusat 10560
12
021 4244691
081 21 9999 533
021 4263333
halobpom@pom.go.id
www.pom.go.id
@HaloBPOM1500533
Bpom RI