You are on page 1of 6

SUMO

Sumo adalah olahraga saling dorong antara dua orang pesumo yang berbadan gemuk
sampai salah seorang didorong keluar dari lingkaran atau terjatuh dengan bagian
badan selain telapak kaki menyentuh tanah di bagian dalam lingkaran.
Sumo adalah olahraga asli Jepang dan sudah dipertandingkan sejak berabad-abad
yang lalu. Di beberapa negara tetangga Jepang seperti Mongolia dan Korea juga
terdapat olahraga gulat tradisional yang mirip-mirip dengan sumo.
Sumo juga merupakan pertandingan untuk menolak bala.

Penentuan pemenang
Pemenang pertandingan ditentukan berdasarkan dua peraturan sederhana:
1. Pegulat yang lebih dulu menyentuh tanah dengan bagian badan selain telapak
kaki adalah pegulat yang kalah.
2. Pegulat yang lebih dulu menginjak tanah di luar lingkaran adalah pegulat yang
kalah.
Pada kesempatan yang jarang terjadi, pegulat yang kebetulan menyentuh tanah lebih
dulu ada kemungkinkan dimenangkan oleh wasit dengan syarat kedua pegulat
menyentuh tanah pada sekitar saat yang bersamaan dan pegulat yang baru menyentuh
tanah kemudian dianggap tidak ada harapan untuk memenangkan pertandingan dari
pegulat lawan yang lebih kuat. Pegulat yang kalah dalam kesempatan ini disebut
shinitai (orang mati).

Selain itu, ada beberapa peraturan lagi yang bisa dipakai untuk menentukan
pemenang. Pegulat yang menggunakan teknik yang tidak sah (kinjite) secara otomatis
dinyatakan kalah. Pegulat dengan mawashi (sabuk yang juga berfungsi sebagai
celana) yang lepas sewaktu bertanding juga dinyatakan kalah. Pegulat yang tidak
muncul sewaktu tiba gilirannya untuk bertanding juga dinyatakan kalah secara
fusenpai. Setelah salah seorang pegulat dinyatakan sebagai pemenang, juri (gyoji)
yang berada di luar ring mengumumkan kimarite (teknik yang digunakan oleh pegulat
yang menang).
Pertandingan sumo selalu didahului oleh ritual yang panjang, walaupun
pertandingannya sendiri sering hanya berlangsung beberapa detik.

Ring sumo (dohy)


Pertandingan sumo berlangsung di atas ring bernama dohy () yang dibuat dari
campuran tanah liat yang dikeraskan dengan pasir yang disebarkan di atasnya. Dohy
dibongkar setelah pertandingan selesai dan dohy yang baru harus selalu dibangun
untuk setiap turnamen. Pembangunan dohy untuk keperluan turnamen atau latihan
menjadi tanggung jawab penyelenggara (yobidashi).
Lingkaran tempat pertandingan berlangsung mempunyai diameter 4,55 meter dan
dikelilingi oleh karung beras yang disebut tawara . Ukuran karung beras sekitar 1/3
ukuran karung beras standar yang sebagian dipendam di dalam tanah liat yang
membentuk gundukan dohy. Sedikit di luar lingkaran diletakkan empat buah tawara
yang di zaman dulu dimaksudkan untuk menyerap air hujan sewaktu turnamen sumo
masih diselenggarakan di tempat terbuka.
Di tengah-tengah lingkaran terdapat dua garis putih yang disebut shikiri-sen . Kedua
pegulat (rikishi) yang bertarung harus berada di belakang garis shikiri-sen sebelum
pertandingan dimulai.
Bagian luar sekeliling lingkaran disebut janome yang dilapisi pasir halus untuk
membentuk permukaan yang mulus. Pegulat yang terdorong ke luar lingkaran atau
terjatuh pasti menimbulkan tanda pada permukaan janome akibat terkena injakan kaki
atau anggota tubuh yang lain. Yobidashi harus memastikan permukaan janome berada
dalam keadaan mulus sebelum pertandingan yang lain dimulai.

Asal-usul sumo

Sama halnya seperti berbagai jenis olahraga gulat yang ada di seluruh dunia, sumo
sudah dikenal di Jepang sejak zaman prasejarah. Pada literatur klasik Jepang abad ke8 Masehi, bentuk awal sumo dikenal dengan sebutan Sumai. Sumo dalam bentuk yang
dikenal sekarang ini mungkin berbeda dengan "sumo" di zaman dulu. Pegulat sering
bertarung sampai mati karena jumlah peraturan yang ada masih sedikit.
Penguasa Jepang di abad ke-16 yang bernama Oda Nobunaga sering
menyelenggarakan turnamen sumo. Bentuk ring sumo seperti yang dikenal sekarang
ini berasal dari zaman Oda Nobunaga. Dibandingkan dengan mawashi pada zaman
sekarang yang dibuat dari kain bagus yang kaku, pegulat sumo di masa Oda
Nobunaga masih memakai penutup tubuh bagian bawah dari kain kasar yang longgar.
Di zaman Edo, pegulat sumo bertanding dengan mengenakan mawashi bermotif indah
dan gagah yang disebut kesho mawashi. Di zaman sekarang kesho mawashi hanya
dikenakan pegulat sumo pada saat berparade di atas dohy di awal pembukaan
turnamen.

Berdasarkan data bulan Maret 2001, gaji bulanan pegulat kelas sekitori dalam
mata uang Yen :
* Yokozuna: 2.820.000
* Ozeki: 2.350.000
* Sanyaku: 1.700.000
* Maegashira: 1.300.000
* Juryo: 1.030.000

Pegulat sumo kelas Sanyaku juga menerima bonus tambahan pada setiap turnamen
berdasarkan peringkatnya, tapi jumlahnya relatif kecil. Yokozuna menerima
bonus tambahan setiap 2 kali turnamen yang dimaksudkan untuk membeli tali
tambang baru yang dililitkan di pinggang pada saat upacara.
Pemenang setiap kejuaraan divisi menerima hadiah uang yang jumlahnya mulai
100 ribu yen untuk kemenangan di divisi Jonokuchi hingga 10 juta yen untuk
kemenangan di divisi Makuuchi. Pegulat di divisi atas yang dinilai berprestasi
luar biasa menurut dewan berhak mendapat 3 hadiah istimewa (sansho) yang
masing-masing bernilai 2 juta yen.
Pertandingan divisi atas biasanya didukung perusahaan-perusahaan yang
menjadi sponsor. Pegulat sumo yang menjadi pemenang biasanya menerima
uang tunai bebas pajak sekitar 30.000 yen dari masing-masing sponsor. Hadiah
dari perusahaan yang menjadi sponsor disebut kenshokin. Perusahaan yang mau
menjadi sponsor pada pertarungan antara Yokozuna dan Ozeki biasanya
berjumlah sangat banyak, sedangkan pertandingan pegulat di bawahnya kadangkadang tidak didukung sponsor sama sekali. Kadang-kadang ada juga
perusahaan yang mau menjadi sponsor pertandingan antar pegulat sumo kelas
bawah kalau ada pegulat sumo kelas bawah yang digemari masyarakat. Pegulat
yang menang secara otomatis karena lawan tidak muncul fusensho sama sekali
tidak akan mendapat hadiah.
Turnamen sumo sering dituduh penuh dengan kecurangan dan kemenangan
yang sudah diatur sebelumnya (yaocho). Kecurigaan ini disebabkan hadiah
dalam jumlah besar yang berpindah tangan sesuai dengan peringkat pegulat
sumo. Ada penelitian yang dilakukan tahun 2000 yang mengambil objek
kalangan pegulat sumo sebagai sebuah sistem tertutup untuk meneliti korupsi.

Menurut hasil penelitian, 70% pegulat sumo yang sudah memiliki skor 7-7
sebelum hari terakhir turnamen akan menang di hari terakhir turnamen.

Barang kenang-kenangan

Barang kenang-kenangan (memorabilia) khas dan paling mahal dalam olah raga sumo
adalah cap telapak tangan (tegata) pegulat sumo yang dibuat dengan tinta merah atau
tinta hitam dan dibubuhi tanda tangan nama pegulat dengan gaya kaligrafi. Duplikat
dari tegata yang merupakan hasil cetakan mesin dijual dengan harga terjangkau
sebagai cenderamata. Tidak semua pegulat sumo boleh membuat tegata, melainkan
hanya pegulat sumo kelas Juryo dan Makuuchi.
Penonton sumo yang membeli tiket barisan paling depan yang mahal juga mendapat
paket kenang-kenangan dari penyelenggara turnamen. Piring dan gelas dengan tema
pegulat sumo juga menjadi cenderamata yang laku dijual. Daftar peringkat pegulat
sumo pengikut turnamen yang disebut banzuke juga bisa menjadi benda kenangkenangan karena ditulis dengan gaya kaligrafi yang indah.

You might also like