You are on page 1of 5

OBSERVASI PENDIDIKAN INKLUSI DI SD NEGERI GIWANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi


Dosen pengampu : Dra. Yohana Sumiyati, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Dian Safitri permata sari
2. Septy Nur Fatonah
3. Febriana Yosi Anggraini

(29 015 024)


(29 015 034)
(29 015 039)

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Yogyakarta
2012

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merujuk Dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan UndangUndang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III ayat 5
dinyatakan bahwa setiap warganegara mempunyai kesempatan yang sama
memperoleh pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa anak berkelainan berhak pula
memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam
pendidikan.
Melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan dididik bersama-sama anak
lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dilandasi
oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak
berkelainan (berkelainan) yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.
Oleh karena itu, anak berkelainan perlu diberi kesempatan dan peluang yang sama
dengan anak normal untuk mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah (SD)
terdekat. Sudah barang tentu SD terdekat tersebut perlu dipersiapkan segala
sesuatunya. Pendidikan inklusi diharapkan dapat memecahkan salah satu persoalan
dalam penanganan pendidikan bagi anak berkelainan selama ini.
Tidak mungkin membangun SLB di tiap Kecamatan/Desa sebab memakan
biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama. Pendidikan inklusi adalah
sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan ABK belajar di sekolah-sekolah
terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Hal ini merupakan gagasan
mulia dimana ABK yang tidak terjamah atau jauh dari layanan pendidikan dapat
mengenyam pendidikan yang sama seperti anak pada umumnya.
Namun dalam pelaksanaannya di Indonesia masih terdapat beberapa
kekurangan sehingga menghambat penyelenggaraan pendidikan inklusi. Salah
satunya adalah masih kurangnya guru pembimbing khusus untuk melayani kebutuhan
anak yang memiliki kebutuhan khusus. Untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang
terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, maka diperlukan komponenkomponen pendukung agar pendidikan inklusi berjalan dengan baik. Oleh karena itu
maka dalam makalah ini akan mengkaji lebih dalam tentang sistem pendidikan
inklusif.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah di SD Negeri Giwangan sudah menyelenggarakan pendidikan inklusi?
2. Apakah sudah sesuai dengan profil pembelajaran di sekolah inklusi?

3. Bagaimana penyelenggaraan pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan


Yogyakarta?
4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan
pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan Yogyakarta?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui di SD Negeri Giwangan sudah menyelenggarakan pendidikan inklusi
2. Mengetahui profil pembelajaran sekolah inklusi di SD Negeri Giwangan
3. Mengetahui penyelenggaraan pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan
Yogyakarta?
4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan pendidikan
inklusi di SD Negeri Giwangan Yogyakarta.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas SD Giwangan
Nama sekolah
: SD Negeri Giwangan

Alamat
:
Nama kepala sekolah :
SD Giwangan berdiri sejak tahun 1985. Dulu SD Giwangan sebagai sekolah terpadu
yang tidak menerima anak-anak berkebutuhan khusus. Kemudian pada tahun 2006 SD
Giwangan ditunjuk oleh dinas sebagai sekolah inklusi yang menerima anak-anak
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Namun anak ABK diSD Giwangan dibatasi
setiap kelas 2 anak. Sekarang jumlah anak ABK di SD Giwangan ada 20 anak,dan
guru pendamping ada 3. Kategori anak berkebutuhan khusus di SD Negeri Giwangan
bermacam-macam hambatan seperti autis, lambat belajar, tuna grahita, tuna netra
ringan, dan low fision.
B. Profil pembelajaran sekolah inklusi di SD Negeri Giwangan
Pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan sudah terciptakan dan terjaga
komunitas kelas yang hangat, menerima keanekaragaman anak-anak yang ABK
dengan anak yang normal mereka bisa berteman dengan baik dan menghargai
perbedaan,. Walau pun anak-anak yang berkebutuhan khusus aktif jalan kesana
kemari anak-anak yang normal tidak terpengaruh. Mereka tetap bisa fokus dalam
belajar. Ketika ada temannya yang ABK datang ke sekolah diantar orang tua.
Langsung ada temannya yang menggandeng anak ABK untuk bersama-sama masuk
kelas. Ini menunjukan sudah terjalinnya hubungan baik didalam lingkungan sekolah
dan menerima perbedaan yang dimiliki oleh anak-anak.
Kurikulum yang diterapkan di SD Negeri Giwangan untuk anak-anak
berkebutuhan khusus sama dengan kurikulum yang dipakai di sekolah dasar. Namun,
materinya dikurangi, lebih sederhana dan disesuaikan dengan tingkat kecerdasan
siswa. Guru pun membuat silabusnya pun dibuat sendiri. Contoh meteri tentang
penjumlahan dan pengurangan kelas 1 untuk anak-anak normal sampai bilangan
seratusan, anak berkebutuhan khusus penjumlahan dan pengurangan bilangan
persepuluhan. Materinya sama namun bobot nya dikurangi. Anak-anak berkebutuhan
tetap mengikuti ujian semesteran dan ujian nasional dari pertimbangan wali kelas dan
guru pembimbing khusus apakah anak sudah laya untuk mengikuti ujian. Soal untuk
anak-anak berkebutuhan khusus yang menyusun sekolah. Izasahnya bukan dari dinas
pendidikan dan kebudayaan pusat namun dari dispora (Dinas pendidikan dan
olahraga) Yogyakarta.
Pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan mendorong guru untuk mengajar
secara interaktif Guru menghargai semua anak di kelas, guru berdialog dengan
siswanya; guru mendorong terjadinya interaksi di antara anak-anak; guru

mengupayakan agar sekolah menjadi menyenangkan; guru mempertimbangkan


keragaman di kelasnya; guru menyiapkan tugas yang disesuaikan untuk anak; guru
mendorong terjadinya pembelajaran aktif untuk semua anak.
Pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan melibatkan orangtua
C. Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di SD Negeri Giwangan Yogyakarta
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi
Penyelenggaraan inklusi di SD Negeri Giwangan dapat terselenggara dengan
baik berkat dukungan dari berbagai pihak dari dinas pendidikan dan kebudayaan yang
memberikan payung hukum agar berjalannya pendidkan inklusi di SD Negeri
Giwangan, dari berbagai lembaga yang peduli dengan pendidikan inklusi contohnya
lembaga HKI yang memberikan diklat kepada guru-guru di
Dalam penyelenggaran pendidikan inklusi di SD Negeri Giwangan tidak
selamaya lancar namun juga menemui kendala-kenda sebagai berikut :
1. Kurangnya guru pembimbing yang bisa melayani anak-anak berkebutuhan
khusus. Di SD Negeri Giwangan ada 20 anak ABK, sedangkan guru
pendampingnya hanya ada 3 orang.
2. Tuntutan dari orang tua tinggi yang ingin anak-anaknya sama dengan anak-anak
yang reguler.
3. Tidak adanya kurikulum modifikasi yang khusus untuk anak-anak brkebutuhan
khusus.

You might also like