You are on page 1of 4

b.

Fungsi Masjid di Masa Kini


1. Sebagai tempat beribadah, Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka
fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna
ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk
memperoleh ridha Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai
tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.
2. Sebagai tempat menuntut ilmu .Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar
mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ain bagi umat Islam. Disamping itu
juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat
diajarkan di Masjid.
3. Sebagai tempat pembinaan jamaah, Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid
berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat.
Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Tamir Masjid dibina keimanan,
ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan dawah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat
Islam yang kokoh.[9]
4. Sebagai pusat dawah dan kebudayaan Islam, Masjid merupakan jantung kehidupan
umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dakwah islamiyah dan budaya islami.
Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dakwah dan
kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai
sentra aktivitas dawah dan kebudayaan.
5. Sebagai pusat kaderisasi umat, Sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan
umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan
berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu
dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya
dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Tamir Masjid beserta
kegiatannya.
6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan
tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilainilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi,
politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan
dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai
Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.
7. Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid
sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas.
Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah
sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.

1.

2.

3.

4.

Suryo AB (AlTasamuh-2003) mengatakan Di era kebangkitan umat saat ini. fungsi dan
peran masjid mulai diperhitungkan. Setidaknya ada empat fungsi dan peran masjid dalam
memanajemen potensi umat.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Saat ini sumber daya manusia menjadi salah satu ikon
penting dari proses peletakan batu pertama pembangunan umat. Proses menuju kearah
pemberdayaan umat dimulai dengan pendidikan dan pemberian pelatihan-pelatihan.
Pusat Perekonomian Umat. Koperasi dikenal sebagai soko guru perekonomian Indonesia.
Namun dalam kenyataannya justru koperasi menjadi barang yang tidak laku. Terlepas dari
berbagai macam alasan mengenai koperasi, tak ada salahnya bila masjid mengambil alih peran
sebagai koperasi yang membawa dampak positif bagi umat dilingkungannya.
Pusat Penjaringan Potensi Umat. Masjid dengan jamaah yang selalu hadir sekedar untuk
menggugurkan kewajibannya terhadap Tuhan bisa saja mencapai puluhan, ratusan, bahkan
ribuan orangjumlah-nya. Ini bisa bermanfaat bagi berbagai macam usia, beraneka profesi dan
tingkat (strata) baik ekonomi maupun intelektual, bahkan sebagai tempat berlangsungnya
akulturasi budaya secara santun.[10]
Pusat Kepustakaan. Perintah pertama Allah kepada Nabi Muhammad adalah "membaca".
Dan sudah sepatutnya kaum muslim gemar membaca, dalam pengertian konseptual maupun
kontekstual. Saat ini sedikit sekali dijumpai dari kalangan yang dikategorisasikan sebagai
golongan menengah pada tataran intelektualnya (siswa, mahasiswa, bahkan dosen dan ustadz)
mempunyai hobi membaca.

..
3. Pembinaan bidang Riayah (pemeliharaan masjid) menjadikan masjid sebagai tempat yang
nyaman, indah bersih dan mulia

Rumusan ~
kesimpulannya, masjid putih amat penting bukan sahaja untuk generasi masa
kini,bahkan generasi hadapan . hal ini kerana ,bangunan bersejaragh menyimoan
sejarahnya yang tersendiri . melihat binaan yang tersegam ini boleh membantu
untuk mengingatkan kita akan sejarah dan cerita di sebalik masjid putih tersebut.
seringkali kita mendnger "sesiapa yang melupai sejarah ,akan mengulanginya
kembali".
Daripada pepatah ini, kita boleh simpulkan bahawa salah satu cara untuk terus
mengingati sejarah adalah dangan melihat sendiri di depan mata tinggalan
bangunan bersejarah ini . kempen dan usaha memelihara bengunan bersejarah ini
juga adalah menjadi tanggungjawab setiap lapisan masyarakat . kita
bertanggungjawab untuk terus menjaganya .

Masjid Abidin yang juga dikenali dengan nama Masjid Besar atau Masjid Puteh telah
dibina antara tahun 1793-1808 Masihi oleh Al-Marhum Sultan Zainal Abidin 11.
Rumah suci bersejarah ini tersergam indah di atas sebidang tanah seluas 0.548
hektar (1.354 ekar ) di Kampung Masjid, Kuala Terengganu. Bangunan asalnya
diperbuat daripada kayu.Bagaimanapun bangunan asal ini telah mengalami banyak
perubahan dari segi struktur fizikalnya ekoran peredaran masa dan keperluan
semasa.Di bawah pemerintahan Al-Marhum Sultan Umar ( Marhum Baginda ) kirakira tahun 1852 bangunan kayu itu telah diganti dengan bangunan baru yang
diperbuat daripada batu.
Pada tahun 1901 Masihi semasa pemerintahan Al-Marhum Sultan Zainal Abidin 111,
masjid ini sekali lagi mengalami pengubahsuaian. Bangunan yang diperbesarkan
bagi menampung jemaah yang kian bertambah. Pembesaran ini melibatkan kerjakerja pemasangan tiang-tiang di ruangan tengah bahagian dalam dinding, dinding
tembok simen, sutuh serta tiga buah menara.
Pada tahun 1972, Sultan Terengganu ketika itu, Al-Marhum Duli Yang Maha Mulia
Sultan Ismail Nasiruddin Shah telah memerintahkan supaya masjid itu
diperbesarkan sekali ganda lagi. Pembesaran ini membolehkan masjid ini
menampung sejumlah 2,500 jemaah pada setiap masa. Serentak itu sebuah
menara tinggi telah didirikan dan turut sama dibina ialah beberapa buah kubah di
atas sutuh bangunan tersebut. Masjid ini telah di naiktaraf dari segi kemudahan
dan hiasan dalaman pada tahun 2007.
..
Sebagai sebuah negeri Islam, maka masjid adalah suatu simbol agama yang
dipandang mulia dan suci, selain daripada menjadikan tempat untuk beramal
ibadat. Negeri Terengganu Darul Iman berasa bangga dengan adanya sebuah
masjid bersejarah yang sekarang dikenali dengan nama Masjid Abidin yang
tersergam dan terletak di tengah-tengah bandar Kuala Terengganu. Dahulunya
masjid ini dikenali dengan nama Masjid Besar atau Masjid Puteh.

Bangunan masjid ini pada asalnya merupakan sebuah istana kayu yang didirikan
oleh Al-Marhum Sultan Zainal Abidin II (Marhum Masjid 1793-1808) kemudian dalam
tahun 1269H/1852M, Almarhum Baginda (Sultan Umar) telah mendirikan bangunan
baru daripada batu. Bangunan masjid ini telah diperbesarkan semasa pemerintahan
Almarhum Sultan Zainal Abidin III, kira-kira dalam tahun 1319H (1901M).

Menurut cerita, masjid ini pada mulanya didirikan tanpa tiang di tengah-tengah
bahagian dalam bangunan. Dindingnya hanya sekerat dan melengkung berlubanglubang bagaikan pintu gerbang. Terdapat sebuah binaan kayu yang beratapkan
kayu berlian. Terdapat juga enam buah kolah pada masa itu dan setiap satunya
berukuran kira-kira dua depa panjang dan 1.5 depa lebar.

Semasa pemerintahan Almarhum Sultan Zainal Abidin III, barulah binaan itu dibaiki
dan diperbesar seperti mana yang ada sekarang (sebelum tambahan baru) dengan
ditambah tiang-tiang di ruang tengah bahagian dalam, dinding tembok simen,
diadakan sutuh dan tiga buah menara. Pembinaannya pada masa itu dikelolakan
oleh Tengku Muda Kemaman (Tengku Panglima Besar), dan tukangnya pula terdiri
daripada orang-orang Melayu dan juga Cina. Tulisan-tulisan kasar yang terdapat di
pintu masuk utama telah ditulis oleh Tengku Abdul Kadir bin Salim, manakala
lukisan-lukisan kecil pula dilukis oleh Tuan Haji Abdul Rahman.

Mimbar yang ada sekarang dibuat oleh Encik Badul Kadir. Semasa pemerintahan
Duli Yang Maha Mulia Almarhum Sultan Ismail Nasiruddin Shah, perubahan besar
telah dibuat dengan tambahan baru yang hampir sekali ganda luasnya dari
bangunan asal dan penambahan alat-alat baru. Selain daripada tempat untuk
beribadat, masjid ini juga digunakan untuk pelbagai aktiviti-aktiviti keagamaan.

http://ceriteracintabalqis.blogspot.com/2015/06/contoh-jawapan-tugasan-sejarahpt3-2015.html
http://masjid.islam.gov.my/directory_display.php?kod_masjid=MY-11-KTR-00001
https://www.gaulislam.com/masjid
http://kumpulanmakalah2012.blogspot.my/2014/12/fungsi-masjid-dan-polapembinaannya.html
https://www.tripadvisor.com.my/Attraction_Review-g298320-d8424803-ReviewsMasjid_Sultan_Zainal_Abidin-Kuala_Terengganu_Terengganu.html
http://iluvterengganu.blogspot.my/2010/06/rumah-ibadat-untuk-masyarakat.html
http://trulyterengganu.blogspot.my/2010/06/masjid-zainal-abidin-lebih-dikenali.html

You might also like