Professional Documents
Culture Documents
REAKSI-REAKSI KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mengenal berbagai reaksi kimia.
b. Untuk menentukan stoikiometri reaksi.
2. Waktu Praktikum : Sabtu, 15 November 2014
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Ketika ahli kimia mulai memikirkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu
reaksi kimia, maka mereka selalu memulainya dengan persamaan reaksi. Misalnya suatu
persamaan reaksi yang memperlihatkan gambaran senyawa kimia yang terlibat dalam
suatu reaksi kimia. Dengan memperhatikan suatu persamaan reaksi, kita dapat
mengambil kesimpulan apa yang terjadi. Untuk menulis suatu persamaan reaksi, kita
harus mampu menulis rumus bangun reaktan (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kiri
tanda panah) dan hasil reaksi (senyawa kimia yang ditulis ditulis di sebelah kanan tanda
panah). Bagaiaman seorang ahli kimia samapai kepada kesimpulan tersebut, tergantung
pada alasan ditulisnya persamaan reaksi tersebut. Jika suatu percobaan telah dilakukan,
persamaan reaksi dapat berarti memperlihatkan apa yang telah terjadi dalam suatu reaksi
tersebut. Pada persamaan ini reaktan diketahui sebab ahli kimia telah mengetahui
senyawa kimia yang digunakan dalam reaksi ini. Hasil reaksi harus dikumpulin dan
diteliti (misalnya dengan reaksi kimia) sebelum persamaan reaksi yang benar dapat ditulis
(Brady, 2002 : 103).
Persamaan reaksi merupakan bahasa ilmu kimia, persamaan reaksi menjelaskan secara
kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua buah pereaksi atau lebih bereaksi dan secara
kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi serta jumlah produk reaksi. Dalam
menuliskan persamaan reaksi, harus diketahui dengan benar rumus pereaksi dan rumus
produk reaksi, sebelumnya persamaan reaksi itu disetarakan. Perbandingan molekul atau
mol yang terlibat dalm suatu reaksi kimia ditentukan oleh koefisien persamaan reaksi
(Achmad, 2001 : 31).
Reaksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi kimia yang berlangsung tanpa
perpindahan elektron dan reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya perpindahan
elektron. Reaksi-reaksi yang terjadi dengan tidak adanya perpindahan elektron biasanya
meliputi penggabungan atau pemisahan ion-ion atau molekul-molekul. Contoh reaksi
dengan tidak adanya perpindahan elektron terjadi bila larutan berair natrium klorida
15
dicampur dengan larutan berair perak nitrat. Larutan natrium klorida mengandung ion-ion
natrium dan ion-ion klor sedangkan larutan perak nitrat mengandung ion-ion perak dan
ion-ion nitrat. Bila dua larutan tersebut dicampur, maka suatu reaksi kimia yang terjadi,
yang ditunjukkan dengan terbentuknya suatu endapan putih. Padatan putih ini terdiri ata s
ion-ion perak dan klor yang bergabung bersama dalam suatu gagasan yng besar
(Sastrohamidjojo, 2005 : 107).
Reaksi-reaksi dasar melibatkan pemisahan, penggabungan, dan pertukaran. Dalam
reaksi pemisahan yaitu suatu campuran bahan akan terpisah menjadi dua atau lebih zat
lain. Hasil dari reaksi ini haruslah elemen atau suatu campuran. Biasanya, salah satu
produknya adalah gas dan air. Dalam reaksi penggabungan dua zat bergabung
membentuk suatu campuran baru. Dalam reaksi pertukaran, suatu zat kima memindahkan
zat lainnya, di dalam reaksi pemisahan tunggal atau dua pasang zat jika dalam reaksi
pemindahan rangkap (Gebelein, 2003 : 170).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat Praktikum
a. Gelas kimia 100 ml
b. Gelas kimia 250 ml
c. Gelas ukur 25 ml
d. Gelas ukur 50 ml
e. Kain lap
f. Kertas label
g. Pipet tetes
h. Rak tabung reaksi
i. Spatula
j. Tabung reaksi
k. Termometer
l. Tissue
2. Bahan-bahan Praktikum
Aquades (H2O)(l)
a.
Larutan Aluminium Sulfat (AI2 (SO4)3) 0,1 M
b.
Larutan Amonium hidroksida (NH4(OH)) 1 M
c.
Larutan Asam asetat (CH3COOH)0,05
d.
Larutan Asam Klorida (HCI) 0,05 M
e.
Larutan Klorida (HCl) 1 M
f.
Larutan indikator Fenolftalein (PP)
g.
Larutan Kalium dikromat (K2Cr2O7)0,1 M
h.
Larutan Kalium kromat (K2CrO4)0,1 M
i.
Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 2 M
j.
Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,05 M
k.
Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 1 M
l.
Larutan Tembaga(II) Sulfat (CuSO4) 1 M
m.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
16
1. Reaksi Kimia
a. Dalam 2 tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan HCL 0,05 M
dan CH3COOH 0,5 M. Ditambahkan masing-masing 3 tetes larutan indikator PP
dan diamati warna larutan-larutan tersebut.
b. dalam 2 tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan NaOH 0,05 M.
ditambahkan masing-masing 3 tetes larutan indikator PP dan diamati warna larutan
tersebut.
c. lalu kedua asam dan basa dicampurkan yaitu larutan HCl + NaOH dan laruta
CH3COOH + NaOH, diamati perubahan yang terjadi.
d. Dalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan K2CrO4 0,1 M.
Dalam tabung pertama ditambahakan 10 tetes larutan HCl 1 M, dikocok dan
diamati. Dalam tabung kedua ditambahkan 10 tetes larutan NaOH 1 M, dikocok
dan diamati.
e. Dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan K2Cr2O7 0,1
M. dalam tabung pertama ditambahkan 10 tetes larutan HCl 1 M, dikocok dan
diamati perubahan yang terjadi. dalam tabung kedua ditambahkan 10 tetes larutan
NaOH,dikocok dan diamati
f. dimasukkan 10 tetes Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. ditambahkan 5 tetes
larutan NaOH 1 M dan diperhatikan perubahan yang terjadi.
g. Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan 5 tetes larutan NH4OH 1 M. ditambahkan lagi tetes demi tetes
larutan NH4OH 1 M dan diamati perubahan yang terjadi.
2. Variasi Kontinu
a. Stoikiometri Sistem CuSO4 NaOH
1. Digunakan larutan CuSO4 1 M dan NaOH 2 M. dimasukkan 15 ml larutan
NaOH dan dicatat suhunya. Sementara diaduk, ditambahkan 5 ml larutan
CuSO4 1 M yang sudah diketahui suhu awalnya, lalu diukur temperatur
campurannya dan diamati perubaha warna yang terjadi.
2. Dimasukkan 10 ml larutan NaOH 1 M kedalam gelas kimia dan dicatat dan
warnanya. Sementara diaduk, ditambahkan 10 ml larutan CuSO4 1 M yang
sudah diketahui suhu awalnya dan sudah dicatat warnanya, lalu diukur
temperatur campurannya dan diamati perubahan warnanya.
3. Dimasukkan 5 ml larutan NaOH 1 M kedalam gelas kimia dan dicatat dan
warnanya. Sementara diaduk, ditambahkan 15 ml larutan CuSO4 1 M yang
sudah diketahui suhu awal dan dicatat warnanya, lalu diukur temperatur
campurannya dan diamati perubahan warnanya
b. Stoikiometri Asam Basa
17
PROSEDUR PERCOBAAN
HASIL PENGAMATAN
Reaksi Kimia
Warna awal HCl 0,05 M : bening
a. Dalam 2 tabung reaksi, dimasukkan Warna awal CH3COOH 0,05 M:
masing-masing 10 tetes larutan HCL 0,05
bening
HCl
NaOH
dan
larutan
CH3COOH + NaOH.
diamati perubahan yang terjadi.
bening
warna
pencampuran
NaOH+
kuning
warna larutan f.
lalu
diukur
temperatur
1. Percobaan pertama
Warna CuSO4 : biru muda
Warna NaOH : bening
Warna pencampuran : biru tua,
terdapat banyak endapan.
2. Percobaan kedua
Warna CuSO4 : biru muda
Warna NaOH : bening
Warna pencampuran : biru tua
lebih pekat dari sebelumnya,
terdapat sedikit endapan.
3. Percobaan ketiga
Warna CuSO4 : biru muda
Warna NaOH : bening
Warna pencampuran :
kehijauan,
tidak
biru
terdapat
endapan.
CuSO4(ml)
20
15
10
0
5
10
Tm
Tm
NaOH (C)
30
30
30
CuSO4 (C)
30
30
TA (C)
30
31
33
T (C)
0
1
3
20
5
0
15
20
30
30
30
31
30
1
0
TA (C)
28
28
27
30
28
28
28
T (C)
0
0
0,5
3
0,5
0,5
0
CuSO4(ml)
0
1
2
3
4
5
6
6
5
4
3
2
1
0
Tm
Tm
NaOH (C)
28
27
27
28
28
28
CuSO4 (C)
28
28
28
27
27
27
F. ANALISIS DATA
1. Reaksi Kimia
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
a.
CH3COOH + NaOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (l)
b.
K2CrO4 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2CrO4 (aq)
c.
K2CrO4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2CrO4 (aq) + 2 KOH (aq)
d.
K2Cr2O7 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2Cr2O7 (aq)
e.
K2Cr2O7 (aq) + 2 NaOH (aq) 2 KOH (aq) + Na2Cr2O7 (aq)
f.
Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) 3 Na2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s)
g.
Al2(SO4)3 (aq) + 6 NH4OH (aq) (NH4)2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s)
h.
2. Variasi kontinu
a. Stoikiometri sistem CuSO4 NaOH
o Untuk 20 ml CuSO4 1M
=MV
= 1 20
= 20 mmol
Perhitungan mol larutan NaOH 2M
o Untuk 20 ml NaOH 2M
=MV
= 2 20
= 40 mmol
o Untuk 15 ml NaOH 2M
=MV
= 2 15
= 30 mmol
o Untuk 10 ml NaOH 2M
=MV
= 2 10
= 20 mmol
o Untuk 5 ml NaOH 2M
=MV
=25
= 5 mmol
o Untuk 0 ml NaOH 2M
=MV
=20
= 0 mmol
Mencari suhu mula mula ( Tm)
o Percobaan 1 ( 20 ml NaOH 2M dan 0 ml CuSO4 1M )
Tm1 = Tm pencampuran antara 20 ml NaOH 2M dengan 0 ml CuSO4 1M
= 30C
o Percobaan 2 ( 15 ml NaOH 2M dan 5 ml CuSO4 1M )
Tm2 =
=
= 30C
o Percobaan 3 (10 ml NaOH 2M dan 10 ml CuSO4 1M)
Tm3=
=
= 30C
o Percobaan 4 (5 ml NaOH 2M dan 15 ml CuSO4 1M)
Tm4=
22
=
= 30C
V
NaOH
(ml)
V
CuSO4
(ml)
T
NaOH
(C)
T
CuSO4
(C)
Tm
(C)
TA
(C)
T
(C)
mmol
NaOH
20
15
10
5
0
0
5
10
15
20
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
31
33
31
30
0
1
3
1
0
40
30
20
10
0
mmol
CuSO4
0
5
10
15
20
23
= 1 mmol
o Untuk 0 ml HCl 1M
Mol HCl
=MV
=10
= 0 mmol
Perhitungan mol larutan NaOH
o Untuk 0 ml NaOH 1M
Mol NaOH = M V
=10
= 0 mmol
o Untuk 1 ml NaOH 1M
Mol NaOH = M V
=11
= 1 mmol
o Untuk 2 ml NaOH 1M
Mol NaOH = M V
=12
= 2 mmol
o Untuk 3 ml NaOH 1M
Mol NaOH = M V
=13
= 3 mmol
o Untuk 4 ml NaOH 1M
Mol NaOH = M V
=14
= 4 mmol
o Untuk 5 ml NaOH 1M
Mol NaOH = M V
=15
= 5 mmol
o Untuk 6 ml NaOH 1M
Mol NaOH = M V
=16
= 6 mmol
Mencari suhu mula mula (Tm)
o 0 ml NaOH 1M dan 6 ml HCl 1M
Tm1 = Tm pencampuran antara 0 ml NaOH dengan 6 ml HCL
= 28C
o 1 ml NaOH 1M dan 5 ml HCl 1M
Tm2 =
=
= 28C
o 2 ml NaOH 1M dan 4 ml HCl 1M
25
Tm3 =
=
= 27,5C
o 3 ml NaOH 1M dan 3 ml HCl 1M
Tm4 =
=
= 27C
o 4 ml NaOH 1M dan 2 ml HCl 1M
Tm5 =
=
= 27,5C
o 5 ml NaOH 1M dan 1 ml HCl 1M
Tm5 =
=
= 27,5C
o 6 ml NaOH 1M dan 0 ml HCl 1M
Tm7 = Tm pencampuran antara 6 ml NaOH dengan 0 ml HCL
= 28C
Mencari T
o T1
= TA1 Tm1
= 28 28
= 28C
o T2
= TA2 Tm2
= 28 28
= 28C
o T3
= TA3 Tm3
= 27 27,5
= 0,5C
o T4
= TA4 Tm4
= 30 27
=3C
o T5
= TA5 Tm5
= 28 27,5
= 0,5C
26
o T6
= TA6 Tm6
= 28 27,5
= 0,5C
o T7
= TA7 Tm7
= 28 28
= 0C
Tabel stoikiometri sistem NaOH dan HCl
V
NaOH
(ml)
V
HCl
(ml)
T
NaOH
(C)
T
HCl
(C)
Tm
(C)
TA
(C)
T
(C)
Mmol
NaOH
Mmol
HCl
28
28
28
28
28
28
28
27
28
27,5
27
0,5
27
27
27
30
28
27
27,5
28
0,5
28
27
27,5
28
0,5
28
28
28
NaCl(aq) + H2O(l)
3:3
1:1
27
G. PEMBAHASAN
praktikum kali ini bertujuan untuk mengenal berbagai reaksi kimia serta menentukan
stoikiometri reaksi. reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau
reaksi antara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. reaksi kimia dapat
digolongkan menjadi 4 macam reaksi yaitu reaksi sintesis, reaksi matematis, reaksi
netralisasi, reaksi reduksi-oksidasi. reaksi sintesis yaitu reaksi pembentukan senyawa dari
unsur-unsurnya, yang termasuk reaksi sintesis adalah reaksi penggabungan dan reaksi
penguraian. reaksi matematis yaitu reaksi pertukaran antar senyawa, yang termasuk
reaksi matematis adalah kompleksometri dan reaksi pengendapan. reaksi netralisasi atau
reaksi penetralan larutan asam kuat dan larutan basa kuat yang dicampurkan dan
menghasilkan produk reaksi berupa garam dalam air. reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi
redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan okdidasi atau reaksi yang
didalamnya terdapat serah terima elektron antar zat. adapun ciri-ciri terjadinya reaksi
kimia yaitu terjadinya perubahan warna disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan
antaratom reaktan dan pembnetukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk,
terjadinay perubahan suhu, terjadinya pembnetukan endapan, dan terjadi pembentukan
gas. cara menentukan stoikiometri reaksi yang paling mudah dab sederhana adalah
dengan cara variasi kontinu. cara ini dilakukan dengan mengamati sederetan reaksi yang
kuantitas molar pereaksinya diubah-ubah(bervariasi), akan tetapi kuantitas molar totalnya
sama.
pada percobaan pertama yani reaksi-reaksi kimia, untuk langkah 1 dan 2 bertujuan
untuk menentukan asam basa suatu larutan menggunakan indikator PP yang memiliki
kisaran pH sekitar 8,3-10 denganwarna dari tidak berwarna sampai merah muda. PP
dipilih dalam percobaan karena perubahan warnanya mudah diamati. pada penetesan
larutan HCl oleh PP didapatkan warna bening, hal ini terjadi karena HCl merupakan asam
kuat, seperti yang kita ketahui bahwa asam mempunyai pH dibawah 7. hal yang sama
terjadi pada penetesan indikator PP pada larutan CH3COOH warnanya bening karena
CH3COOH juga merupaakn asam atau yang lebih tepatnya asam lemah. larutan yang
ditetesi PP akan berwarna jika mempunyai pH diatas 8,3.
pada percobaan kedua larutan NaOH ditambahkan indikator PP. warna larutan berubah
dari bening menjadi merah muda. ini terjadi karena larutan NaOH merupakan basa kuat
yang otomatis mempunyai pH diatas 7, jadi ketika ditambahkan indikator PP warna
larutan akan berubah menjadi merah muda.
28
pada percobaan ketiga larutan HCl ditambahkan NaOH dan CH3COOH ditambahkan
NaOH. pada pencampuran HCl dengan NaOH, larutan berubah menjadi bening. hal ini
disebabkan HCl merupakan asam kuat dan NaOH merupakan basa kuat sehingga apabila
dicampurkan akan menghasilkan senyawa yang bersifat netral, karena kedua larutan
tersebut terionisasi secara sempurna. adapun persamaan reaksinya :
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCL(aq) + H2O(l)
reaksi tersebut merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan produk
berupa garam yakni NaCL. NaCL merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari kation
NO+ dan Cl- (anion). Pada reaksi ini juga merupakan reaksi penetralan karena
menghasilakn asam dan basa dengan molar yang sama serta menghasilkan produk berupa
garam. Sedangkan larutan CH3COOH yang dicampurkan dengan NaOH menghasilkan
warna ungu, ini disebabkan larutan CH3COOH merupakn asam lemah dan NaOH adalah
basa kuat yang apabila keduanya dicampurkan maka akan menghasilkan larutan yang
terionisasi sebagian dan larutan yang bersifat basa. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Dari reaksi diatas terbentuk garam bersifat basa karena terionisasi sebagian.
Percobaan selanjutnya yakni mencampurkan larutan K 2CrO4 0,1 M berwarna kuning
setelah dicampurkan dengan HCl warnanya menjadi orange bening. Namun ketika
K2CrO4 direaksikan dengan NaOH warnanya menjadi kuning (lebih pudar) dibandingkan
dengan warna K2CrO4 awal. Hal ini disebabkan apabila asam ditambahkan dalam hal ini
adalah HCl yang akan meningkatkan konsentrasi H+ sehingga reaksinya akan
berlangsung atau akan bergeser ke kanan yang menyebabkan warnanya menjadi semakin
tua (orange). Penambahan larutan NaOH yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi
OH- sehingga reaksi bergeser ke kiri yang menyebabkan warna larutan tidak berubah
tetapi sedikit memudar. K2Cr2O7 berwarna orange, kemudian setelah ditambahkan larutan
HCl warnanya tetap berwarna orange, sedangkan K2Cr2O7 direaksikan dengan NaOh
warnanya berubah menjadi kuning. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
K2CrO4 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2CrO4 (aq)
K2CrO4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2CrO4 (aq) + 2 KOH (aq)
K2Cr2O7 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2Cr2O7 (aq)
K2Cr2O7 (aq) + 2 NaOH (aq) 2 KOH (aq) + Na2Cr2O7 (aq)
Pada pencampuran Al2(SO4)3 dengan NaOH yang mula-mula bening berubah menjadi
putih (keruh) dan menghasilkan endapan dari NaOH tersebut seperti lapisan lemak
sebelum dikocok. Hal ini dikarenakan terjadinya pencampuran antara Al 2(SO4)3 yang
merupakan asam bercampur dengan basa NaOH. Adanya endapan disebabkan karena
29
adanya larutan yang sukar larut dalam larutan. Sedangkan Al 2(SO4)3 yang bercampur
dengan NH4OH yang merupakan basa lemah menghasilakn endapan seperti pada
pencampuran dengan NaOH, namun jumlah tetes larutan yang dicampurkan pada
Al2(SO4)3 berbeda untuk menghasilkan larutan ynag sama. Untuk NaOH dibutuhkan 5
tetes, sedangkan NH4OH dibutuhkan 9 tetes, ini karena NaOH merupakan basa kuat
sedangkan NH4OH tergolong basa lemah. Hidroksida (OH) sukar larut dalam air
sehingga terbentuk endapan Al(OH)3 pada pencampuran Al2(SO4)3 dengan NaOH dan
NH4OH. Garam dari campuran anatara suatu asam dengan suatu basa dapat membentuk
suatu larutan penyangga (buffer). Untuk mnegetahui kekuatan buffer dalam
mempertahankan sifat larutan, maka diuji dengan penambahan suatu asam atau basa.
Pada percobaan larutan Al2(SO4)3 sebagai buffer ditambahkan larutan NaOH dan larutan
NH4OH warnanya menjadi putih keruh dan terdapat adanya endapan.
Untuk percobaan variasi kontinu. Variasi kontinu adalah cabang-cabang ilmu yang
mempelajari kuantitatif daro komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksi kimia. Variasi
kontinu merupakan metode untuk mempermudah dalam mempelajari stoikiometri,
stoikiometri adalah perhitungan yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat
dalam reaksi kimia. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan untuk
40 mmol NaOH dan 0 mmol CuSO4
NaOH yang diukur suhunya, sedangkan CuSO4 karena volumenya nol maka suhunya
tidak diukur. Untuk 30 mmol NaOH dan 5 mmol CuSO 4
NaOH berwarna bening kemudian dicampurkan dengan CuSO4 yang berwarna biru,
warna larutan berubah menjadi biru tua dan terdapat banyak endapan. Untuk 20 mmol
NaOH dan 10 mmol CuSO4
yaitu warna larutan menjadi biru tua dan terdapat endapan yang lebih sedikit dari
sebelumnya. Untuk 10 mmol NaOH dan 15 mmol CuSO 4
yang terjadi setelah pencampuran yaitu warna larutan menjadi biru tua dan tidak terdapat
endapan. Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi dari salah satu senyawa melebihi
kelarutan campuran. Faktor- faktor yang mempengaruhi proses pengendapan antara lain
temperatur, sifat alami pelarut, pengaruh ion sejenis, pengaruh pH, pengaruh hidrolisis
dan pengaruh ion kompleks. Semakin tinggi temperatur maka endapan semakin
berkurang. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatu zat.
30
Kelrutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion
sejenis dibandingkan dalam air saja, kelarutan endapan garam yang mengandung anion
dari asam lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton
dengan anion endapannya. Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan
dihasilkan perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan meyebabkan kation garam
tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya
pembentukan kompleks anatar ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai contoh AgCl
sksn nsik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena
terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl. Dari hasil grafik hubungan anatar mmol NaOh dan
mmol CuSO4 dengan
dan titik puncak diperoleh perbandingan antara CuSO4 dengan NaOH adalah 1:2. Dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) Cu(OH)2(s) + H2O(l)
Percobaan selanjutnya yaitu stoikiometri asam basa. Larutan yang digunakan yaitu
larutan HCl 1 M dan larutan NaOH 1 M dengan persamaaan reaksi sebagai berikut :
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Pada percobaan ini, dilakukan 5 kali pencampuran dengan volume NaOH sebanyak 0 ml,
1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, dan 6 ml dan volume HCl sebanyak 6 ml, 5 ml, 4 ml, 3 ml, 2
ml, 1 ml, dan 0 ml. Pada pencampuran yang dilakukan tidak terjadi perubahan warna,
tetapi disini terjadi perubahan temperatur. Warna sebelum dan sesudah pencampuran
adalah bening, sedangkan temperatur campuran meningkat, walaupun ada satu percobaan
yang nilai
atau kesalahan dalam melihat skala pada termometer. Adapun titik puncaknya berada
pada
NaOH dengan HCl adalah 1:1. Hal ini sesuai dengan teori dimana untuk bereaksi secara
sempurna ekivalen kedua larutan harus sama. Dari reaksi tersebut juga dapat dilihat
bahwa bila HCl + NaOH akan menghasilkan garam dan air. Dengan terbentuknya garam
dan air maka dapat dikatakan terjadi penetralan dan terbentuk sebuah kesetimbangan.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau reaksi
antara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. Adapun jenis-jenis
reaksi kimia yaitu reaksi sintesis, reaksi matematis, reaksi netralisasi dan reaksi
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dan Baradja. 2010. Stoikiometri.Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Brady, James E. 2002. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.
Gebelein, Charles G. 2003. Chemistry and Our World . USA : Wm.C. Brown Publisher.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
33