You are on page 1of 243

“Kritik Rudy S.

Pontoh dalam buku ini memperjelas kita bahwa kritik bukan

ELLER

Janji-janji & Komitmen


“Semoga buku ini tersedia banyak di toko
saja sebuah keinginan dari warga negara untuk bebas bicara, tapi juga sebuah buku manapun dan dijual dengan harga

EB ST S
kebutuhan dari pemerintah negara agar berbuat lebih baik.” (Usman Hamid, Janji-janji & Komitmen terjangkau sehingga semua orang bisa

SBY-JK
Koordinator Kontras) memilikinya hingga ke masyarakat kalangan
menengah ke bawah.” (Yudan S, Warga biasa,
“Yang saya soroti dari buku ini adalah janji SBY untuk membangun demokrasi tinggal di Malang)
melalui kebijakan antidiskriminasi. Akan tetapi, di masa SBY, kebijakan yang
diskriminatif dan antipluralisme sangat menonjol…” (Prof. Dr. Siti Musdah “Janji-janji dan komitmen mereka seperti
RUDY S. PONTOH. Mulia, M.A, Aktivis) (edisi 2) yang saya baca dalam buku ini rasanya telah
Lahir di Poso, Sulawesi ditebus secara perlahan…” (Prof. Dr. Amran
Tengah, 18 Mei “Buku ini mudah-mudahan jadi pelajaran moral nomor satu bagi siapa saja yang Razak, SE, M.Sc, Guru Besar FKM UNHAS)

SBY-JK (Edisi 2)
1964. Kuliah di FK
mengaku pemimpin atau siapa saja yang mau terjun ke dunia politik. Negeri ini
- Unhas (1983-1992) “Lebih baik saya tidak mengomentari buku
tidak butuh janji, tapi kerja nyata yang dikawal oleh visi dan moralitas sejati.”
lalu terjun sebagai ini karena apapun komentar saya justru akan
wiraswasta. Pernah
(Ahmad Ushtuchri, SE, Pimpinan Pondok Pesantren Annur Kota Bekasi)
dipermasalahkan orang. Biarlah kawan-kawan
menjabat sebagai pengamat yang berkomentar.“ (Andi Alfian
salah seorang direksi “Walau saya pernah dekat dan bekerja sama – namun saya tidak pernah bisa
Malarangeng, Juru Bicara Presiden RI)
sebuah perusahaan menebak, membaca, dan memprediksi apa yang ada dalam benak dan apa
properti di Yogyakarta, lalu sejak 1994 pindah ke yang akan dilakukan seorang SBY…” (Sys NS, Ketua Umum DPP Partai NKRI)
“Buku ini sangat dibutuhkan oleh sebagian
Jakarta dan bekerja sebagai direktur di sebuah
besar rakyat Indonesia, yang telah dengan
perusahaan swasta terkenal. “Membaca buku ini saya merasakan pancaran ketulusan dari Bapak SBY. Janji-
ikhlas menjatuhkan pilihannya kepada
Antara tahun 1983 hingga 1986 ia aktif menulis janji beliau memberikan optimisme yang besar.” (Prof. Dr. Maizar Rahman,
masalah hukum dan internasional, dua bidang
pasangan SBY-JK….” (Dr. Taruna Ikrar,
Gubernur OPEC) M.Pharm., Ph.D, Founder CFIS - Center For
kepenulisan yang paling diminatinya. Juga
masalah psikologi dan kesehatan (sesuai latar Interregional Study)
“Seseorang yang tidak mampu menepati janji tidak layak jadi pemimpin.
belakang pendidikanya) di berbagai media
Secara pribadi saya masih ingin percaya dan berharap pada SBY. Tapi…” (Ratna “Saya yakin buku ini menarik dan berguna
cetak Ibukota. Di bidang hukum, ia pernah

Ternyata Hanya Angin?


berpolemik keras dan berkepanjangan dengan Sarumpaet, Aktivis) untuk banyak orang. Namun saya tidak
Achmad Ali (kini salah seorang tokoh hukum merasa mampu untuk menulis komentar.”
di Indonesia). Pada masa itu, ia juga tergolong “Kita semua sepakat janji adalah hutang. Sampai kapan pun dan oleh siapapun (Wimar Witoelar, Tokoh Terkenal).
penulis aktif angkatan kedua setelah angkatan hutang akan tertagih. Kalau sudah terlontar sebaiknya ditepati supaya selamat
Hamid Awaluddin (mantan Menteri Hukum dan nanti di “sana”.” (Ratih Sanggarwati, Artis dan pengusaha) “Buku ini cukup mewakili tuntutan masyarakat
HAM) di Identitas, koran kampus Universitas Indonesia yang sangat mengharapkan
Hasanuddin Makassar. Keaktifannya menulis di “Agar diungkapkan juga mengenai apa yang tidak/belum pernah dijanjikan realisasi terhadap mimpi-mimpi yang
berbagai media membuat ia kemudian diangkat SBY-JK kepada rakyat. Kadang pemimpin sering melupakan apa yang dijanjikan diberikan para pemimpin bangsa ini ketika
sebuah Ketua FPM (Forum Penulis Makassar), dan membuat janji-janji baru untuk mempertahankan kepemimpinannya.” (M. mereka menginginkan dukungan untuk
salah satu organisasi kepenulisan paling elite menduduki tahta kekuasaan di negara ini…”
Farhat Abbas, SH, Advokat)
yang pernah ada di Makassar. (Vera T. Tobing, SH, Advokat)
Kini, di samping kesibukan bisnis, sejak 2005

Rudy S. Pontoh
ia juga aktif sebagai Ketua Umum Forum Poso “Buku ini telah merekam semua janji SBY-JK
Bersatu, sebuah organisasi kaum pemberani pada masa kampanye dulu dengan sangat
yang selama ini bertindak sebagai kontra
lengkap dan jelas. Dan saya yakin SBY-JK akan
provokator guna menghentikan dan meredam
terus berusaha menepati janji-janjinya. Hanya
berulangnya konflik Poso. Alamat Email:
soal waktu. Kita lihat saja nanti. “ (Muhammad
rudypontoh@gmail.com
Ikbal, SH, General Manager PT BBS)
Komentar
dan Testimoni

“Yang saya soroti dari buku ini adalah janji SBY untuk
membangun demokrasi melalui kebijakan antidiskriminasi. Akan
tetapi, di masa SBY, kebijakan yang diskriminatif dan antipluralisme
sangat menonjol, khususnya dalam bidang agama. Terutama terhadap
penganut agama dan kepercayaan minoritas. Indikator: Pengabaian
hak-hak sipil para penghayat kepercayaan, penyerangan terhadap
Ahmadiyah, penutupan gereja-gereja Kristen, dan penangkapan
para pimpinan aliran-aliran baru: Lia Eden, Al-Qiyadah, dan lain-
lain. Akibatnya, timbul konflik horisontal: kelompok mayoritas
menyerang minoritas dengan dalih fatwa MUI.
Sepanjang sejarah RI, baru SBY presiden yang tunduk
pada fatwa MUI. Padahal, fatwa MUI tidak punya tempat dalam
struktur hukum di Indonesia. Mestinya dia hanya berpedoman pada
Pancasila dan UUD ‘45 yang menjamin kemerdekaan setiap warga
untuk menganut agama dan kepercayaan masing-masing. “

Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, M.A


Jakarta

“Walau saya pernah dekat dan bekerja sama – namun saya


tidak pernah bisa menebak, membaca, dan memprediksi apa yang ada
dalam benak dan apa yang akan dilakukan seorang SBY. Yang dapat
saya pastikan, menurut pendapat pribadi saya, bahwa SBY adalah

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 
seorang politisi ulung, tangguh, dan sabar. Beliau pandai memainkan
manajemen waktu, lihai mengatur emosi kawan maupun lawan, dan
amat cerdas menggiring atmosfir di setiap tempat dan komunitas.
Beliau juga sangat tangkas menjadikan dirinya sebagai magnet
dalam seketika. Dalam keadaan serba normal, beliau memang pas
dan pantas menjadi presiden bagi negeri ini. “

Sys NS
Ketua Umum DPP Partai NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia)
Jakarta

“Kritik Rudy S. Pontoh dalam buku ini memperjelas kita bahwa


kritik bukan saja sebuah keinginan dari warganegara untuk bebas bicara,
tapi juga sebuah kebutuhan dari pemerintah negara agar berbuat lebih
baik.”
Usman Hamid
Koordinator Kontras
Menteng, Jakarta Pusat

“Adanya hasrat dari kalangan SBY-JK untuk berpaket


kembali atau pun secara terpisah menunjukkan keyakinan bahwa
janji-janji dan komitmen mereka seperti yang saya baca dalam buku
ini rasanya telah ditebus secara perlahan. Proses demokratisasi,
desentralisasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat relatif baik
dan terbebas dari IMF. Pemberantasan korupsi belum memuaskan
masih bertumpu pada penguatan institusional. Yang menonjol adalah
pelaksanaan demokrasi di Indonesia jauh lebih baik dari Singapura

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


ii Ternyata Hanya Angin?
dan Malaysia. Kabinet ekonominya belum “menggigit” menangani
makroekonomi.”

Prof. Dr. Amran Razak, SE, M.Sc


Guru Besar FKM Universitas Hasanuddin
Makassar

“Seseorang yang tidak mampu menepati janji tidak layak jadi


pemimpin. Secara pribadi, saya masih ingin percaya dan berharap
pada SBY. Tapi hampir semua seniman dari berbagai propinsi yang
hadir di Kongres Dewan Kesenian se-Indonesia di Papua Agustus
2005 lalu menganggap SBY pembohong / tidak bisa memegang
kata-kata.
Pada penutupan kongres dimaksud SBY berjanji
membangun kesenian Indonesia dengan sungguh – sungguh, salah
satunya dengan mensahkan DKI (Dewan Kesenian Indonesia)
sebagai keputusan kongres. Dua setengah tahun Tim Formatur DKI
melakukan berbagai cara menagih janji, NIHIL. Kalau janji resmi dan
ditayangkan TVRI ke seluruh negeri saja tidak ditepati…sekarang
silahkan rakyat menilai. Sebab dalam hal tidak kunjung disahkannya
DKI, SBY hanya memberi kita dua pilihan kemungkinan: SBY tidak
mampu atau SBY tidak bisa dipegang kata-katanya. Dua-duanya
tidak dibutuhkan rakyat Indonesia.”

Ratna Sarumpaet
Aktivis dan Seniman
Jakarta

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? iii
“Agar diungkapkan juga mengenai apa yang tidak/belum
pernah dijanjikan SBY-JK kepada rakyat. Kadang pemimpin sering
melupakan apa yang dijanjikan dan membuat janji-janji baru untuk
mempertahankan kepemimpinannya. “

M. Farhat Abbas, SH
Basmar, Mampang
Jakarta Selatan


“Lebih baik saya tidak mengomentari buku ini karena apapun
komentar saya justru akan dipermasalahkan orang. Biarlah kawan-
kawan pengamat yang berkomentar.”
Andi Alfian Malarangeng
Juru Bicara Presiden RI
Jakarta

“Buku ini mudah-mudahan jadi pelajaran moral nomor satu


bagi siapa saja yang mengaku pemimpin atau siapa saja yang mau
terjun ke dunia politik. Negeri ini tidak butuh janji, tapi kerja nyata
yang dikawal oleh visi dan moralitas sejati.”

Ahmad Ushtuchri, SE
Pimpinan Pondok Pesantren Annur
Kota Bekasi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


iv Ternyata Hanya Angin?
“Membaca buku ini saya merasakan pancaran ketulusan dari
Bapak SBY. Janji-janji beliau memberikan optimisme yang besar. “

Prof. Dr. Maizar Rahman


Gubernur OPEC
Peneliti Utama Teknologi Minyak & Gas

“Kita semua sepakat janji adalah hutang. Sampai kapan


pun dan oleh siapapun hutang akan tertagih. Kalau sudah terlontar
sebaiknya ditepati supaya selamat nanti di “sana”. “
Ratih Sanggarwati
Jakarta

“Buku ini sangat dibutuhkan oleh sebagian besar rakyat


Indonesia, yang telah dengan ikhlas menjatuhkan pilihannya kepada
pasangan SBY-JK. Jika ke depan, untuk periode 2009-2014 pasangan
SBY-JK masih ingin terpilih lagi, masih ada sisa waktu untuk
membuktikan implementasi janji dan komitmennya terhadapat
rakyat. Di era globalisasi, bangsa Indonesia sangat membutuhkan
pemimpin yang berjuang membawa perubahan positif bagi rakyat,
bangsa dan negara, dalam menggapai cita-cita Indonesia sebagai
negara yang maju dan sejajar, serta disegani oleh bangsa-bangsa di
dunia dalam percaturan internasional. “

Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., Ph.D


Founder CFIS (Center For Interregional Study)
Jepang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 
“Buku ini telah memberikan kontribusi berharga karena
sudah melayani kepentingan masyarakat untuk memantau
mereka yang berkuasa (SBY-JK) agar bertanggung jawab pada
setiap perilaku, keputusan, dan kebijakannya. “

Josephine Mathilda
Aktivis Persaudaraan Poso
Palu, Sulteng

“Buku ini telah merekam semua janji SBY-JK pada masa


kampanye dulu dengan sangat lengkap dan jelas. Dan saya yakin
SBY-JK akan terus berusaha menepati janji-janjinya. Hanya soal
waktu. Kita lihat saja nanti.”

Muhammad Ikbal, SH
General Manager PT BBS
Jakarta & Kendari


“Saya yakin buku ini menarik dan berguna untuk banyak
orang. Namun saya tidak merasa mampu untuk menulis komentar.”

Wimar Witoelar
PT InterMatrix Indonesia
Jakarta Selatan

“Buku ini adalah wujud upaya cerdas guna mencerdaskan anak


bangsa. Keberadaannya jelas memberikan efek positif pembelajaran.
Jika suatu saat nanti politisi ini hendak kembali naik ke podium

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


vi Ternyata Hanya Angin?
kampanyenya, maka setidaknya ia akan berpikir ulang untuk tidak
mengumbar janji-janji politik secara sembarangan. Sebab, sekarang
ia tahu ucapannya tersebut tidak lagi terbang bersama angin tapi
dicetakbukukan menanti pertanggungjawaban dalam bentuk nyata.
Buku ini akan menjadi sumber rujukan bagi kita untuk
mengkritisi sudah sejauh mana janji-janji tersebut terwujudkan.
Semoga SBY-JK atau mungkin para politisi lain di pentas daerah
atau nasional menjadikan ini sebagai barometer.”

Mohammad Aqil Ali, SH


HWS & Partners
Wisma Kemang, Jakarta Selatan

“Penyebaran ide dan gagasan dalam buku ini sangat perlu


diketahui khalayak umum, terutama kalangan pendidikan dan
aktivis serta kalangan HAM, bahkan untuk kajian kajian hukum
lebih dalam.”

Dedeng Z
Staf Pengajar Fak. Hukum UNSRI
Ogan Ilir, Sumsel

“Para politisi itu mengekploitasi kaum miskin, menjajikan


perubahan dan kesejahteraan, padahal rakyat sudah mencatatnya.
Berulangkali ingkar janji, ada saatnya melawan dan menagih bakul
berisi janji-janji itu.”

Mulyani Hasan
Penulis dan Wartawan
Bandung

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? vii
“Buku ini cukup mewakili tuntutan masyarakat Indonesia
yang sangat mengharapkan realisasi terhadap mimpi-mimpi yang
diberikan para pemimpin bangsa ini ketika mereka menginginkan
dukungan untuk menduduki tahta kekuasaan di negara ini.
Janji-janji yang diumbar pada saat Pemilu 2004 lalu
seharusnya sudah dapat kita rasakan sekarang. Yang terjadi justru
sebaliknya, dimana keadaan semakin menuju ke jurang kesengsaraan
baik dari sudut moralitas, integritas serta kehidupan perekonomian.
Dengan kehadiran buku ini diharapkan SBY-JK menyadari bahwa
yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini adalah realisasi
terhadap setiap komitmen yang mereka buat.”

Vera T. Tobing, SH
Kantor Pengacara Vera Tobing & Patners
Jakarta

“Semoga buku ini tersedia banyak di toko buku manapun dan dijual
dengan harga terjangkau sehingga semua orang bisa memilikinya
hingga ke masyarakat kalangan menengah ke bawah. “

Yudan S
Perum Graha Sengkaling
Dau – Malang, Jawa Timur

“Setelah membaca buku ini saya berpendapat: yang


terpenting adalah janji-janji dan komitmen itu dapat terlaksana
secara komprehensif, bertahap, kontinyu, terpadu & terukur demi
mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang ideal.”

Zikroen Habibie
Jakarta

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


viii Ternyata Hanya Angin?
Janji-janji & Komitmen

SBY-JK (edisi 2)
Ternyata
Hanya Angin?
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan


perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal
49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama
7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,


mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada
Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


 Ternyata Hanya Angin?
Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)
Ternyata Hanya Angin? xi
Janji-janji dan Komitmen
SBY-JK (Edisi 2)
Ternyata Hanya Angin?

Oleh Rudy S. Pontoh

Desain Sampul & Penata Letak: Ad


Sketch Art Sampul: Ledi Raja

Diterbitkan oleh
Penerbit Boki Cipta Media, Jakarta 2008
Email: bokicipta@gmail.com

© 2008 Rudy S. Pontoh


Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

ISBN 978-979-17267-0-2

Didistribusikan oleh

Boki Cipta Distributor


Jakarta

Dicetak oleh Percetakan Imagraph


Isi di luar tanggung jawab percetakan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


xii Ternyata Hanya Angin?
Buku ini saya persembahkan untuk Kinanti Syandini
Pontoh (Syasa) — putri tercinta yang selalu meramaikan
hari-hari saya, Marlini Hasan —istri saya tercinta yang selalu
setia mendampingi saya, Mbak Dewi Dewo — sahabat setia
yang selalu memberi inspirasi baru, serta teman-teman dalam
karir kepenulisan saya: Belinda Gunawan, Yati Utoyo
Lubis, Amalia Th, Petty S. Fatimah, Didin P. Ambardini,
M. Dahlan Abubakar, Moelawarman, Taruna Ikrar,
Syamsul Hilal Salam, Anwar Wardy W, Amran Razak,
Zein Suweleh dan masih banyak lagi mbak-mbak dan mas-
mas yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu di sini.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada keluarga besar
saya di Poso, kota kelahiran saya, yang hingga kini nasih setia
bertahan di antara puing-puing kerusuhan: Hary, Elvira
(Pico), Sustin, Hatta, Rita (Nona), Netty, Ma’u, Papa
Dedi, Mohtar, Om Ismail, dan semuanya.
Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-
teman “tim sukses” yang dulu suka ngumpul di Graha Anugrah:
Sys NS, Adam Riyanto, M.Iqbal Miad; teman-teman
aktivis yang suka ketemu di Kontras: Usman Hamid, Ratna
Sarumpaet, Bernard Ndawu; dan juga juga teman aktivis
dari Forum Poso Bersatu: Farhat Abbas, Camelia Latjuba,
Vera T. Tobing, Elen Tandawuya, Ritha Mananri, Sese,
Kaimana Lapian, Darma Tongku, Fat Alamrie, Nil
Syeban, M. Taswin, dan lain-lain.
Juga saya ucapkan terima kasih kepada Pak Syarifudin
— konsultan penerbitan yang rajin menasehati saya, Mbak
Amalia Damaiyanti — kakak ipar yang suka meramaikan
suasana, Mbok Marsiyah yang rajin menyiapkan kopi panas
di meja kerja saya, Yulita yang setia mengawal si kecil, dan
Pak Idi — sopir yang selalu siaga setiap saat. Tak lupa saya
sampaikan cium sayang buat Ledi dan Gege yang senantiasan
menemani saya dengan segala kesabarannya. Juga…di luar
semua itu, buku ini juga saya persembahkan buat Cheche —
kucing saya tercinta yang kini sudah tiada.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xiii
Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)
xiv Ternyata Hanya Angin?
Kata Pengantar
Edisi 2

Ketika saya menawarkan ke penerbit, banyak penerbit yang


menolak dengan berbagai alasan. Saat saya menulis surat pembaca
ke media cetak untuk mencari mitra penerbit, banyak media cetak
bahkan takut memuat surat pembaca saya. Setelah mengalami berbagai
penolakan, buku ini (baca: buku “Janji-Janji & Komitmen SBY-JK”
edisi pertama) akhirnya berhasil diterbitkan untuk pertama kali dan
meledak di pasaran. Kini tak ada satupun buku tersebut yang tersisa di
toko buku.

Namun jejak-jejak keberadaan buku ini bisa dengan mudah


Anda cari di internet. Jika Anda menulis di Google “janji SBY”
– tanpa tanda kutip – maka situs promosi buku ini yang muncul
berada paling di atas. Dengan meng-gogling (melakukan pencarian
dengan Google), Anda juga akan menemukan data bahwa buku
ini, hingga edisi keduanya diterbitkan, terus menjadi pembicaraan
hangat di internet. Data lain yang bisa Anda temukan, ternyata buku
ini telah menjadi referensi dan daftar pustaka berbagai tesis ilmiah
serta koleksi perpustakaan di berbagai belahan dunia termasuk
perpustakaan kepresidenan RI.
Sekarang, buku ini saya terbitkan kembali dengan isi yang
hampir sama persis dengan buku edisi pertama Hanya penampilannya
sedikit diperbaharui dengan beberapa tambahan penting di sana-
sini, termasuk tambahan komentar dari orang-orang yang saya sebut

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xv
“pemberani” dan “pemerhati” negeri ini. Visi dan misi awal buku ini
untuk tetap tampil polos (tanpa pretensi dan keberpihakan kepada
siapapun) tetap saya pertahankan.
Mungkin benar kata orang, masih terlalu dini untuk
memberi penilaian berhasil tidaknya SBY-JK mewujudkan janji-
janji mereka. Karena ibarat bermain catur, sebelum skak mat, kita
sulit memprediksi apakah seseorang akan kalah atau tidak bahkan
meski batu yang ada tinggal benteng, raja, dan pion. Tetap saja masih
ada waktu. Tapi bagaimana jika ternyata janji-janji dan komitmen
mereka hanyalah angin?
Akhirnya pesan saya, belilah buku ini pada kesempatan
pertama ketika Anda melihatnya. Jangan ragu-ragu untuk
membelinya. Keragu-raguan hanya akan membuat Anda menyesal
seperti banyak dialami orang dengan edisi pertama.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


xvi Ternyata Hanya Angin?
Kata Pengantar
Edisi 1

Saat buku ini ditulis, ada beberapa janji dan komitmen


(selanjutnya saya singkat jankomit) Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ( JK) yang
sudah terbukti. Dalam komposisi kabinet misalnya, mereka memberi
empat posisi menteri kepada wanita, juga memilih putra Papua untuk
duduk di kabinet sesuai janji. Namun, ada juga yang tidak terbukti.
Antara lain, janji akan memilih menteri BUMN dari kalangan
nonpartisan. Nyatanya yang terpilih adalah seorang partisan salah
satu parpol. Masih ada ratusan jankomit lain yang menunggu bukti
hingga lima tahun ke depan. Adakah Anda mencatatnya?
Mungkin “ya”, mungkin juga “lupa-lupa ingat”, tapi bisa
dipastikan sebahagian besar akan menjawab “tidak”. Padahal, simaklah
apa kata Jusuf Kalla saat berbicara di depan peserta Rakernas Badan
Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di Balai
Diklat Srondol Semarang (17 Juni 2004), “Saya setuju jika janji-janji
calon presiden dan calon wakil presiden dicatat, agar jika terpilih
nanti, masyarakat bisa menagihnya”.
Berbekal rasa penasaran plus keinginan untuk menagih atau
lebih tepat menunggu janji, saya melakukan pelacakan media guna
menelusuri keberadaan sang jankomit. Kaidah-kaidah sebuah data
seperti apa, di mana, dan kapan jankomit diucapkan berusaha saya
penuhi. Untuk itu, ada tiga tahap yang saya gunakan:
Pertama, mengumpulkan berbagai berita dan informasi apa
saja yang berhubungan dengan SBY-JK. Pada tahap ini semua arsip

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xvii
koran, majalah, radio, bulletin, televisi yang saya anggap bonafid
(lihat rujukan) saya telusuri baik secara online maupun penelusuran
langsung. Penulusuran saya batasi pada berita dan informasi yang
dipublikasikan sejak bulan Mei 2004 (masa persiapan pencalonan)
hingga akhir Oktober 2004 (seusai pelantikan calon presiden dan
calon wakil presiden terpilih).
Selanjutnya, berita dan informasi yang terkumpul saya pilah-
pilih kembali untuk memilih berita dan informasi yang berhubungan
dengan jankomit. Hasilnya, sunggguh luar biasa: jankomit yang
terkumpul jumlahnya mencapai angka ribuan.
Banyak jankomit yang diucapkan berulang, hanya tempat
dan waktunya yang berbeda. Jankomit seperti ini saya singkirkan.
Begitupun dengan jankomit yang saya anggap emosional atau
diplesetkan oleh pembuat berita/informasi untuk tujuan-tujuan
tertentu. Langkah memilih, mengecek ulang dengan menggunakan
sumber lain seperti itu saya lakukan pada tahap terakhir.
Tidak semua jankomit bisa saya telusuri. Namun apa yang
termuat dalam buku ini saya anggap bisa mewakili jankomit lainnya
yang tidak berhasil saya lacak. Agar pembaca tidak terlalu banyak
“memakan” janji, buku ini juga saya lengkapi dengan komentar
dan opini dari mereka yang menunggu bukti jankomit. Komentar
dan opini saya kumpulkan dengan menyebarkan pertanyaan “apa
yang ada harapkan dari janji dan komitmen SBY-JK?” di berbagai
mailinglist maupun pertanyaan secara langsung. Sebagai indikator
apakah SBY-JK memenuhi jankomit mereka, pada bagian lain
buku ini saya sertakan fakta dan data keadaan Indonesia saat ini,
saat jankomit diucapkan. Lima tahun mendatang, bukalah kembali
fakta dan data ini. Jika fakta dan data pada saat itu ternyata banyak
berubah dari fakta dan data dalam buku ini, bisa dipastikan SBY-JK
telah memenuhi janji-janji perubahan yang selalu mereka dengung-
dengungkan. Selamat membaca!

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


xviii Ternyata Hanya Angin?
PENDAHULUAN:
Antara Janji SBY-JK
dan Angin

Waktu pemilu dulu, saya adalah pendukung independen


SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla). Bahkan hingga
saya merasa pesimis dengan janji-janji yang kerap dilontarkan SBY-
JK pada masa kampanye dulu, saya tetap mendukung mereka. Saya
yakin orang seperti saya ada jutaan jumlahnya di negeri ini.
Jangankan diberi waktu 100 hari, dalam waktu lima tahun
masa pemerintahnya pun banyak janji yang menurut saya akan sulit
dibuktikan. Bahkan jika masa pemerintahannya ditambah berlipat-
lipat kali pun masih ada janji yang masih sulit untuk dibuktikan.
Pernahkah Anda membayangkan negeri yang konon mewarisi
budaya korup dari “sononya” dan selalu menduduki peringkat kelima
atau keenam terkorup di dunia ini benar-benar bersih dari koruptor
hanya berkat program pemberantasan korupsi yang 100 hari, lima
tahun, atau 10 tahun? Jika anda menjawab ya, itu berarti Anda sama
optimisnya dengan generasi tiga, empat atau lima dekade yang
lalu dan sama akan kecewanya Anda dengan tiga, empat atau lima
generasi mendatang.
Lalu apa arti sebuah janji? Itu tergantung bagaimana, siapa,
dan untuk apa janji itu diucapkan. Bertanyalah pada seorang ulama,
dan ia akan menjawab bahwa seorang muslim yang baik seharusnya
menepati janji-janji yang ia ucapkan baik kepada sesama manusia
maupun kepada Allah SWT. Kita pun diajarkan untuk melafazkan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xix
“insya Allah” saat mengucapkan janji. Bertanyalah kepada seorang
penyanyi, ia mungkin akan berkata bahwa janji adalah sesuatu yang
enak untuk didendangkan tapi tidak untuk dibuktikan. Bertanyalah
kepada seorang ahli filsafat, maka ia akan mengaitkan masalah
janji itu dengan tanggung jawab atau responsibility yang diartikan
sebagai accountabiliy (perhitungan), obligation (kewajiban), dan
cause (penggerak). Dan jika kita bertanya kepada SBY-JK apakah
mereka pernah mengucapkan janji saat kampanye dulu, mereka pun
mungkin akan berpendapat bahwa apa yang mereka ucapkan dulu
itu bukanlah janji melainkan rencana. Jadi, sah saja jika kemudian
saya berpendapat bahwa apa yang diucapkan SBY-JK dulu memang
bukanlah janji atau komitmen melainkan angin yang keluar dalam
bentuk suara melalui sebuah proses di tenggorokan.
Kenyataan pertama yang bisa kita jadikan indikator bahwa
apa yang mereka katakan hanyalah angin tak perlu harus dibuktikan
dengan menunggu waktu 100 hari atau hingga lima tahun ke depan.
Sejak malam pengumuman kabinet tanggal 20 Oktober 2004 lalu,
aroma angin sebenarnya sudah mulai terasa di Istana. Pada mulanya
pengumuman kabinet dijanjikan akan berlangsung pukul 20.00
WIB. Ternyata para wartawan yang menunggu mewakili jutaan
pemirsa di depan televisi terpaksa cuma menghirup angin karena
waktu pengumuman ditunda hingga pukul 23.00. Ketika waktu
yang dijanjikan tiba, lagi-lagi mereka harus menghirup angin tak
sedap karena pengumuman baru bisa dilaksananakan beberapa
menit menjelang tengah malam.
Sesudahnya, banyak lagi indikator lain yang bisa
membuktikan bahwa ucapan mereka dulu itu hanyalah angin.
Dalam riuh-rendah masa kampanye dulu mereka mengatakan akan
melakukan shock therapy dalam bidang pemberantasan KKN pada
masa 100 hari pertama pemerintahan mereka. Ekspektasi masyarakat

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


xx Ternyata Hanya Angin?
menjadi begitu tinggi karena mereka berharap shock terapy itu
akan berwujud penangkapan koruptor kelas kakap. Ternyata yang
tertangkap hanyalah koruptor kelas teri sekelas Puteh dan Gubernur
Sumbar yang saya sendiri bahkan lupa namanya karena tidak begitu
dikenal. Masyarakat pun baru sadar bahwa mereka telah menerima
angin. Dalam bidang Hak Asasi Manusia (HAM), Suciwati, istri
almarhum Munir juga sempat terkena angin ketika berkunjung
ke istana. Untungnya ia tak langsung masuk angin begitu tahu
pembentukan komisi independen untuk membongkar kasus Munir
ketika itu ternyata hanyalah angin.
Indikator lain, beberapa waktu setelah pelantikan SBY-JK
menjadi presiden dan wakil presiden RI, rakyat terpaksa berteriak
ketika Pertamina menaikkan harga petramax dan elpiji. Kenaikkan
ini diikuti dengan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM)
yang mengakibatkan harga minyak tanah yang Rp 700 per liter
menjadi Rp 2.000 per liter. Padahal, masih terngiang-ngiang
di telinga waktu kampanye dulu SBY-JK dengan lantang dan
merdu menyuarakan bahwa kebijakan yang akan diambil dalam
mengantisipasi kenaikkan minyak dunia tidak akan membebani
rakyat kecil. Ini juga ternyata hanyalah angin. Toh, meski tahu bahwa
itu hanyalah angin, masyarakat kita hanya bisa menerima kenyataan
itu dengan lapang hati.
Mengapa? Karena kita adalah bangsa yang selalu atau
terpaksa menjadi mafhum. Ketika SBY berkunjung ke luar negeri
saat kematian Yasser Arafat dan pertemuan APEC di Chile,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, Jurusan
Politik Pemerintahan buru-buru menggelar diskusi bertajuk; ‘Citra
Indonesia di Luar Negeri; Suatu Analisis Diplomasi Publik dalam
100 Hari Pemerintahan SBY-JK’. Pasalnya, dalam masa kampanye
dulu SBY pernah mengatakan bahwa tiga bulan pertama masa

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xxi
pemerintahannya ia akan lebih memfokuskan diri pada masalah-
masalah di dalam negeri ketimbang luar negeri. Hasil diskusi?
Kunjungan SBY ke luar negeri masih bisa dimaklumi karena
berhubungan dengan citra Indonesia di luar negeri.
Kita, sejak dulu, adalah bangsa yang selalu bisa dengan mudah
memaklumi dan bisa dengan sabar menunggu janji meski kita tahu
apa yang kita tunggu itu adalah angin. Sebuah rezim, sebuah orde,
sebuah pemerintahan sebenarnya adalah sebuah janji meski janji itu
tidak pernah diucapkan atau ditandatangani. Ketika rezim Soeharto
berkuasa, kita menunggu terjadinya angin “keajaiban” sehingga kita
bisa keluar dari genggaman rezim otoriter. Setelah dada terasa sesak
menunggu, Soeharto berhasil dimundurkan dan datanglah angin
reformasi. Kita pun menunggu terjadinya perbaikan. Hingga hidung
terasa sengak untuk bernapas karena banyaknya angin, perbaikan
rasanya tak kunjung datang jua. Jadi, harus dilakukan perubahan.
Maka datanglah angin perubahan. Kita pun menunggu kapan
perubahan akan terjadi. Lima tahun ke depan setelah perubahan tak
kunjung terasa dan dada kita semakin sesak karena banyaknya angin
yang masuk mungkin akan berhembus angin baru yang bernama
angin pelurusan. Alhasil? Ya, kita akan dengan setia menunggu
meski kita tahu apa yang kita tunggu itu adalah angin.
Kita adalah bangsa yang menanti. Sadar atau tidak, jauh
di dalam hati, kita menikmati saat-saat penantian itu sebagaimana
kita menikmati angin ketika sedang duduk di tepi pantai. Kita suka
mendengar janji-janji, karena di dalam janji-janji itu terkandung
sebuah harapan. Kita juga menikmati saat-saat menunggu bukti dari
janji-janji itu karena di situ bergulir sebuah ketegangan. Kita akan
senantiasa menikmati apapun yang dijanjikan tak perduli apakah
janji itu bisa terbukti atau tidak. Dan ketika janji itu memang tidak
terbukti, kita akan dengan segera mencari pembenaran agar kita bisa

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


xxii Ternyata Hanya Angin?
tetap menikmati angin-angin yang baru.
Lalu masih perlukah kita memperdebatkan soal angin
sementara kita sendiri menikmati apa yang akan kita perdebatkan?
Saya adalah pendukung SBY-JK bahkan ketika saya yakin
janji-janji mereka hanyalah angin. Mengapa? Karena sejak awal saya
tidak pernah berharap banyak dari apa yang mereka janjikan. Saya
merasa puas sebagai penikmat angin sejati. Saya melihat, masalah
angin bukanlah indikator baik-buruknya sebuah pemerintahan.
Mereka adalah baik dan kita masyarakat sama baiknya dengan
mereka. Mereka adalah sebuah konfigurasi dari struktur pembuat
janji yang baik dan kita adalah masyarakat yang tersusun atas
unsur-unsur pendengar janji yang baik. Jadi tak usahlah kita terlalu
berharap mereka akan menepati janji mereka persis sama seperti apa
yang mereka katakan saat kampanye dulu. Di bidang ini mungkin
mereka sama buruknya dengan kita. Mereka buruk dalam menepati
janji dan kita buruk dalam menuntut janji. Dari pada berdebat
berkepanjangan, bukankah akan lebih baik kita menikmati angin?

Salam,

Rudy S. Pontoh
rudypontoh@gmail.com

CATATAN: Tulisan ini saya tulis kembali berdasarkan tulisan saya


sebelumnya dengan judul yang sama yang saya buat atas permintaan
Jurnal Madani pada awal pemerintahan SBY-JK

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xxiii
Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)
xxiv Ternyata Hanya Angin?
DAFTAR ISI

KOMENTAR DAN TESTIMONI....................................... i


KATA PENGANTAR EDISI 2.............................................. xv
KATA PENGANTAR EDISI 1.............................................. xvii
PENDAHULUAN: Antara Janji SBY-JK dan Angin............. xxi
DAFTAR ISI ......................................................................... xxvii

BAGIAN SATU :
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai
Pelantikan
Pemberantasan KKN................................................................. 3
Keperdulian Terhadap Rakyat................................................... 7
Perbaikan Pendidikan................................................................ 12
Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan............................ 19
Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi...................................... 23
Kebijakan dan Pembangunan Daerah......................................... 31
Penegakkan Hukum.................................................................. 39
Seputar Kepemimpinan............................................................. 43
Masalah Ketenagakerjaan.......................................................... 49
Keamanan dan Pertahanan........................................................ 52
Pelayanan Kesehatan................................................................. 58
Budaya dan Seni........................................................................ 62
Kesejahteraan Rakyat................................................................ 65
Hubungan dan Kerjasama Internasional................................... 68

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xxv
Nelayan dan Petani.................................................................... 71
Otonomi Daerah....................................................................... 74
Kebebasan Pers.......................................................................... 76
Pornografi dan Narkoba............................................................ 79
Bisnis dan Usaha....................................................................... 82
Indonesia Masa Depan.............................................................. 86
Hutan, Laut, dan Lingkungan................................................... 89
Ajakan dan Kebersamaan.......................................................... 92
Seputar Kabinet......................................................................... 97
Agenda Kerja............................................................................. 102
Nonkategori............................................................................... 110

BAGIAN DUA :
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK
Meningkatkan Saling Percaya................................................... 117
Mencegah dan Menanggulangi Separatisme............................. 117
Menegakkan Hukum dan Ketertiban........................................ 117
Mencegah Terorisme................................................................. 118
Meningkatkan Kemampuan Pertahanan................................... 118
Memantapkan Politik Luar Negeri........................................... 118
Membenahi Sistem dan Politik Hukum.................................... 119
Menciptakan Tata Pemerintahan yang Bersih........................... 119
Menghapus Diskriminasi.......................................................... 120
Mengembangkan Kebudayaan.................................................. 120
Meningkatkan Kualitas Proses Desentralisasi dan Otonomi..... 121
Menjamin Penghormatan dan Pengakuan Atas HAM............. 121
Meningkatkan Peran Perempuan.............................................. 121

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


xxvi Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen:
Dari Persiapan Kampanye
Hingga Usai Pelantikan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pemberantasan
KKN

Kontrak Politik

S
aya akan mengadakan kontrak politik dengan rakyat dalam
menanggulangi pemberantasan korupsi. Satu rupiah pun
uang negara harus dipertanggungjawabkan dan diaudit.
Pemeriksaan harus trasnparan. Rakyat harus mengetahui apa yang
sudah dilakukan, apa yang belum dilakukan, dan apa yang akan
dilakukan ke depan. (SBY, dalam acara dialog “Visi dan Strategi
Kebudayaan Calon Presiden 2004” di Graha Bhakti Budaya, Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, Senin 14 Juni 2004).

Mengkaji Ulang
Saya akan mengkaji ulang semua kasus KKN. Langkah
konkrit pertama saya dalam memberantas korupsi adalah mengkaji
ulang semua proses hukumnya. Untuk itu, saya akan memanggil
Jaksa Agung guna membicarakan apa yang telah dan yang sedang
ia kerjakan. Langkah selanjutnya, saya akan melakukan pengawasan
yang ketat melalui lembaga-lembaga yang ada seperti BPK, Irjen
serta dengan keterlibatan masyarakat. Berikutnya, melibatkan KPK
untuk melakukan pengawasan. Semua pejabat negara harus diaudit
sehingga ketahuan berapa penambahan nilai kekayaannya, apakah
penambahan nilainya masuk akal atau tidak. Jika tidak masuk
akal, harus diadakan penyelidikan lanjutan. Faktor berikutnya

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

yang menjadi sangat penting dalam pemberantasan KKN adalah


faktor pemimpin. Jika pemimpin melakukan pengawasan terus-
menerus terhadap KKN, dampaknya akan sangat baik bagi upaya
pemberantasan korupsi. (SBY, pidato politik pada penutupan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Resep Ajaib

Tidak ada resep ajaib dalam memberantas korupsi.


Namun perjuangan ini harus dilakukan sekuat tenaga. Kita harus
memberikan contoh teladan dari pimpinan tertinggi sampai
terendah. Ini merupakan tantangan yang harus saya hadapi. (SBY, di
Hotel Permata, Pacitan, Selasa 8 Juni 2004).

Pilar Utama

Kita harus selalu mengawasi usaha pemberantasan korupsi


dengan memperkuat wewenang lembaga-lembaga antikorupsi dan
peraturan-peraturannya. Saya akan berikhtiar untuk meyakinkan
bahwa rule of law akan mengalahkan rule of powerful interests.
Keadilan dan menghormati hak asasi manusia, bagi saya merupakan
pilar utama demokrasi. (SBY, dalam acara seminar Institut Kajian
Pertahanan dan Strategi Singapura, Singapura, Rabu 26 Mei 2004).
Membatasi Kekuasaan
Saya sangat komit untuk memberantas korupsi dan
menegakkan hukum. Menerapkan power concept untuk membatasi
munculnya penyalahgunaan kekuasaan di daerah. Jika kekuasaan
tidak dibatasi, korupsi akan muncul. Jadi harus dibatasi oleh

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

undang-undang supaya tidak muncul penyimpangan, terutama


sejak diberlakukannya otonomi daerah. (SBY, dalam pertemuan
dengan Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia di Bumi
Perkemahan Tawangmangu, Solo, Sabtu, 14 Agustus 2004).

Kekayaan Diumumkan
Meski dalam undang-undang laporan kekayaan pejabat
negara tidak harus diumumkan, saya setuju jika hal itu diumumkan.
Ini akan berguna untuk mengatasi korupsi. Kalau bisa, di masa
mendatang ada klarifikasi kekayaan pejabat setiap tahun sekali.
(SBY, saat mengunjungi kantor Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, Jakarta, Selasa 31 Agustus 2004).

Memberikan Keteladanan
Pemberantasan korupsi menjadi keharusan. Kita jalankan
dengan memberikan keteladanan yang bersifat top down, harus
dimulai dari pemimpin tertinggi di negara ini. Terus, keteladanan
dan engagement ini mengalir ke pimpinan yang lebih rendah sampai
tingkat kepemimpinan terendah dalam masyarakat kita. Upaya
ini harus dibarengi dengan upaya-upaya hukum yang tegas dan
adil. Dan, secara bertahap mengembangkan sistem hukuman dan
ganjaran atas korupsi i. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Memimpin Langsung

Saya akan memimpin langsung pemberantasan korupsi di


negeri ini.Ini adalah masalah serius.Untuk mengetahui pemberantasan
yang dilakukan sudah sejauh mana, kami akan mengadakan rapat

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

secara terus menerus. Pengauditan kekayaan pejabat harus dilakukan


setiap tahun. Semua lembaga yang dibangun untuk pemberantasan
KKN seperti BPK, KPK akan saya dayagunakan dengan terpadu
agar langkah yang diambil efektif. Pengawasan lebih ketat akan
saya lakukan terhadap pos-pos rawan korupsi seperti bea cukai dan
bagian pengadaan lainnya. Jika presiden memberikan perhatian
yang sungguh-sungguh terhadap pemberantasan korupsi, saya yakin
lima tahun ke depan praktek korupsi dan berbagai penyimpangan
dapat berkurang. (SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi,
dan Program Capres-Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Tekad Tak Cukup

Tekad saja tak cukup dalam melakukan pemberantasan


korupsi. Diperlukan contoh dari atas, contoh dari pemimpinnya.
(JK, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-
Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel
Hilton, Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Keperdulian
Terhadap Rakyat

Kalangan Bawah

K
ami akan memprioritaskan upaya penanggulangan
masalah perekonomian bagi masyarakat kalangan bawah.
Pemerintah harus terus menerus membantu kaum dhuafa
dan masyarakat miskin dalam upaya mewujudkan Indonesia yang
aman, damai, adil, demokratis, dan sejahtera. Mereka selama ini
belum mendapat hak-haknya secara proporsional. (SBY, dalam
silaturahmi dengan sejumlah ulama dan cendekiawan muslim di Asrama
Haji Masyhur, Medan, Jumat 18 Juni 2004).

Harapan Rakyat
Banyak hal penting yang mesti kita pikirkan bersama:
agar demokrasi semakin mekar, keamanan semakin pulih, keadilan
semakin tegak, dan kesejahteraan meningkat. Harapan rakyat yang
telah disampaikan kepada calon presiden lain (calon presiden yang
tidak terpilih, Ed.) akan merupakan amanah bagi saya. (SBY, dalam
acara open house di kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor,
Senin 27 September 2004).

Bertemu Langsung
Saya akan mendengar langsung dari rakyat permasalahan
mereka. Saya akan bertemu langsung dan mendengarkan apa adanya,
tanpa ada rekayasa. Saya ingin tahu apa yang mereka harapkan.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

(SBY, usai mengadakan rapat dengan tim suksesnya di Hotel Shangri-


la, Surabaya, Sabtu 5 Juni 2004).

Senang Mendengar
Saya senang mendengar langsung suara rakyat. Pemimpin
harus senang mendengar suara rakyat. Pemimpin harus tahu masalah
rakyat. (SBY, saat bertemu dan berdialog dengan sejumlah petani dan
pedagang jamu serta buruh jamu di Bawen, Ungaran, Selasa 29 Juni
2004).

Turun Langsung
Saya siap berkeja keras bersama-sama rakyat untuk
memperbaiki taraf kehidupan rakyat, kaum buruh dan rakyat miskin.
Saya akan meminta para pejabat sebagai pemimpin di daerahnya
untuk sering-sering turun langsung bertemu rakyat. Dengan begitu
mereka bisa melihat secara langsung berbagai persoalan yang
dihadapi rakyat. Jika mereka sudah tahu persoalannya, mereka
bisa memperbaikinya bersama-sama rakyat. (SBY, saat bertemu dan
berdialog dengan sejumlah petani dan pedagang jamu serta buruh jamu
di Bawen, Ungaran, Selasa 29 Juni 2004).

Kebutuhan Pokok
Untuk kepentingan konsumen, saya akan memperhatikan
kebutuhan pokok dan menjamin harga murah dan stabil. Itu menjadi
program kami dalam mesejahterakan rakyat. Agar hal tersebut bisa
terlaksanan, dibutuhkan kondisi aman dan perlakuan adil bagi
masyarakat. Setiap orang diperlakukan sama. (JK, saat bertemu dengan
para nelayan di tempat pelelangan ikan Lempasing, Bandarlampung,
Lampung, Senin 28 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pelayanan Publik
Kita akan membangun sistem politik penyadaran atas hak dan
kewajiban ekonomi dan politik rakyat. Rakyat berhak memperoleh
lebih dari yang didapatkan sekarang. Kita ingin rakyat menyadari
dan mengontrol bahwa yang dimaksud pelayan publik berarti
pelayanan untuk seluruh rakyat. Bukan hanya untuk sebagian kecil
masyarakat. Tidak ada satu orang pun yang berada di atas hukum.
(SBY, pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa
1 Juni 2004).

Sesuai Aturan
Pajabat daerah, gubernur, bupati harus bekerja sesuai aturan.
Yakni, mengutamakan kebutuhan rakyat, bukan mengutamakan
kebutuhan konsumtif pribadi. Saya akan meminta agenda mereka.
Pembangunan yang dilakukan harus diprioritaskan untuk kebutuhan
rakyat banyak. Untuk daerah miskin dan tidak mendapat perhatian
dari kepala daerah, rakyat bisa melakukan usulan langsung kepada
presiden. Kalau untuk pembangunan gedung dan fasilitas sekolah,
pembangunannya harus disesuaikan dengan aturan yang ada, melalui
kepala daerah. (SBY, menjawab pertanyaan masyarakat di kediamannya,
Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Selasa, 28 September 2004).

Hari Besar
Adalah lazim jika harga kebutuhan pokok naik saat
menghadapi hari-hari besar keagamaan seperti Lebaran dan
Natal. Yang penting adalah menjaga distribusi agar tidak terjadi
kelangkaan. Namun jika kenaikan itu menyulitkan rakyat kecil, kami
akan melakukan operasi pasar. Upaya perbaikan ekonomi harus

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

menyentuh pada keadilan sosial. Wujud dari keadilan sosial itu harus
tampak pada upaya peningkatan hak dasar rakyat. (SBY, dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,
Selasa 15 September 2004).

Tetap Stabil
Saya akan memperjuangkan berbagai kebutuhan pokok
masyarakat (sembako) agar tetap stabil dan terjangkau. (JK, dalam
kampanyenya di Jambi, Selasa 15 Juni 2004).

Harus Diantisipasi
Saya akan mengambil kebijakan yang tidak membebani
rakyat kecil dalam mengatasi kenaikan harga BBM. Kenaikan harga
minyak dunia yang terjadi saat ini harus diantisipasi oleh pemerintah
dengan melakukan penyesuaian terhadap subsidi maupun harga
bahan bakar minyak di dalam negeri. Kalau kenaikan terus berlanjut,
dan menganggu APBN tentu harus ada penyesuaian kebijakan.
Namun, percayalah kebijakan yang akan saya ambil tidak akan
memberatkan rakyat kecil. Karena kita tidak bisa lagi menanggung
subsidi yang sangat besar, kita akan menetapkan subsidi terarah
kepada kelompok yang menjadi target. Dalam hal ini, kita akan
memberikan subsidi hanya untuk solar dan minyak tanah, karena
itulah yang paling banyak digunakan oleh rakyat kecil. (SBY, dalam
acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres
yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton,
Jakarta, Selasa 15 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


10 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Terjun Langsung
Permasalahan di daerah tidak hanya akan saya pantau
melalui laporan. Tapi saya akan terjun langsung ke lapangan. Saya
akan terjun langsung untuk mengatahui permasalahan-permasalahan
yang dialami masyarakat. Saya akan terus mendorong jajaran kepala
daerah: gubernur, bupati, walikota, dan kepala dinas untuk bersama-
sama bekerja keras. (SBY, saat berdialog dengan sejumlah guru SMAN
I Cileunsi di kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Rabu 22
September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 11
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Perbaikan Pendidikan

Pendidikan Berkeadilan

D
alam bidang pendidikan, saya tidak menjanjikan
pendidikan gratis. Tapi, saya akan mengusahakan
pendidikan yang berkeadillan bagi rakyat. Artinya,
masyarakat dari golongan mampu tetap membayar biaya pendidikan
sebagaimana aturan yang ada, sementara yang tidak mampu akan
mendapat keringanan. Itu artinya bekeadilan. Biaya pendidikan
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.
Sebab, pendidikan sangat penting artinya untuk kemajuan bangsa
dan negara. (JK, saat kampanye di GOR Saburai, Bandarlampung,
Lampung, Senin 28 Juni 2004).

Menaikkan Anggaran
Dalam lima tahun pemerintahan, saya akan menaikkan
anggaran pendidikan menjadi 20 persen dari APBN. Dana untuk itu
akan kami lakukan dengan melakukan pembatasan dan penundaan di
sektor-sektor tertentu. Misalnya, biaya perjalanan dinas, pemberian
mobil mewah untuk pejabat negara, pembangunan gedung-gedung
baru, alokasi dari belanja barang. Juga melakukan pengaturan pajak
yang lebih baik serta pemberantasan korupsi yang sangat keras.
(SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-
Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel
Hilton, Jakarta, Kamis 16 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


12 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Memperbaiki Sistem
Kami akan memperbaiki pendidikan di Indonesia dengan
dua cara. Pertama, kami akan memperbaiki sistemnya, terutama
yang berhubungan dengan cara masuk dan sistem ujian di masing-
masing tingkat pendidikan. Jangan seperti sekarang ini, orang begitu
mudah lulus padahal sebetulnya mereka kurang belajar. Cara kedua
adalah dengan meningkatkan anggaran pendidikan secara bertahap
hingga mencapai 20 persen sesuai yang digariskan undang-undang.
(JK, di hadapan sejumlah santri Pondok Pesantren Modern As Salam
Sukoharjo, Solo, Sabtu 21 Agustus 2004).

Bisa Gratis
Mereka yang tidak mampu akan diupayakan mendapatkan
pendidikan gratis.Tetapi, mereka yang mampu harus tetap membayar.
Ini agar mereka yang miskin bisa gratis mendapatkan pendidikan.
(JK, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-
Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel
Hilton, Jakarta, Kamis 16 September 2004).

Relatif Tertinggal
Pembangunan pendidikan di Indonesia relatif tertinggal
dari negara-negara lain. Di antara 500 perguruan tinggi terkemuka
di dunia, ternyata tidak terdapat perguruan tinggi dari Indonesia.
Pada saat pendidikan di negara-negara tetangga maju dengan pesat,
pembangunan pendidikan di Indonesia berjalan di tempat. Saya
berusaha keras untuk meningkatkan berbagai upaya dan kebijakan
yang nyata dan sungguh-sungguh untuk memeratakan dan
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 13
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pemerataan pendidikan yang saya maksudkan akan kita


lakukan melalui program-program sebagai berikut : memberikan
akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat miskin,
meningkatkan pendidikan nonformal yang bermutu bagi masyarakat
yang putus sekolah, dan menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan serta tenaga pendidikan. Bersamaan dengan ini kami
memberikan perhatian pada peningkatan kesejahteraan guru,
peningkatan kualitas guru, dan peningkatan prasarana pendidikan
dasar di seluruh pelosok negeri.

Peningkatan mutu pendidikan akan saya dorong dengan


melakukan upaya-upaya : pengembangan sarana dan prasarana
pendidikan yang baik dan berkualitas, meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru dan tenaga pendidik lainnya, meningkatkan
kesejahteraan guru dan tenaga pendidik lainnya agar lebih mampu
mengembangkan kompetensinya, dan menyempurnakan manajemen
pendidikan dan partisipasi masyarakat. (SBY, pidato politik pada
penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Menjadi Konstruktif
Pondok pesantren harus dikelola dengan baik agar bisa
menjadi konstruktif. Output dari pondon pesantren bisa menjadi
sumberdaya manusia yang tidak hanya memahami ilmu agama
Islam, tapi juga peduli terhadap lingkungan bangsa dan negara.
Keperdulian ini harus direspons positif. Jumlah pesantren sangat
banyak, lulusannya tentu saja sangat banyak. Jika tak ada keperdulian
dari pemerintah, akan sangat banyak alumni pondok pesantren
yang kesulitan mencari pekerjaan. (SBY, sesaat setelah berkunjung ke
sejumlah pondok pesantren, Madura, Selasa 8 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


14 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pendidikan Informal
Saya akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
dunia pendidikan informal seperti sekolah swasta dan pesantren.
Sebab, peranannya sama dengan sekolah negeri, sama-sama bertujuan
mencerdaskan bangsa. Jadi harus diperlakukan sama. Oleh karena itu,
saya akan mengalokasikan dana dari APBN untuk dunia pendidikan
informal sesuai kebutuhan. (JK, kepada wartawan, Bengkulu, Minggu
30 Mei 2004).

Kualitas Sejajar
Saya akan memprogamkan kebijakan agar kualitas
pendidikan di pondok pesantren sejajar dengan sekolah negeri
dan sekolah swasta lainnya. Pondok pesantren sudah seharusnya
mendapat bantuan termasuk buku dan gedung. Sebab, pondok
pesantren mendidik anak-anak yang kurang mampu selama 24 jam.
Dengan begitu, kita akan mampu mewujudkan SDM yang handal
di masa depan. (JK, saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Qur’an
Hartal Lakun, Bengkulu, Selasa 29 Juni 2004).

CATATAN: Mutu lembaga pendidikan agama yang


populer dengan sebutan pesantren atau
madrasah memang sering digugat. Padahal
dengan UU no.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, status lembaga yang
cikal bakalnya sudah ada di Indonesia sejak
tahun 1900-an ini sudah dianggap setingkat
dengan pendidikan umum (SD, SMP, SMA,
dan PT). Banyak pihak menganggap, salah
satu penyebab rendahnya mutu lulusan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 15
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

pesantren adalah tidak adanya kesejahteraan


guru. Dari 500.000 total jumlah guru
pesantren, hanya sekitar 20 persennya
berstatus PNS, selebihnya digaji oleh
yayasan. Selama ini, anggaran dan tanggung
jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan
di pesantren berada di bawah Departemen
Agama dengan segala keterbatasan dana dari
pemerintah.

Proteksi dan Bantuan


Saya akan mengupayakan pendidikan murah. Pendidikan
harus menyentuh mereka yang sangat sangat miskin. Mereka yang
miskin perlu mendapat proteksi dan bantuan termasuk dalam bidang
pendidikan. (SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan
Program Capres-Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan
Umum di Hotel Hilton, Jakarta, Kamis 16 September 2004).

Gaji Guru
Saya berharap agar suatu saat gaji guru bisa mencapai dua juta
rupiah per bulan. Tentu saja tidak serta merta, tetapi harus menunggu
hingga penerimaan negara lebih baik. Negara ke depan harus bisa
membantu membayar sekolah mereka yang tidak mampu. (SBY,
saat berdialog dengan sejumlah guru SMAN I Cileunsi di kediamannya,
Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Rabu 22 September 2004).

CATATAN: Saat ini,gaji guru golongan IV A dengan masa


kerja 24 tahun hanya Rp 1,5 juta per bulan.
Pada masa pemerintahannya, Abdurahman

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


16 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Wahid juga pernah menjanjikan kenaikan


300 persen tunjangan fungsional guru.
Namun yang tercapai hanya 150 persen.
Begitupun keinginan Megawati. Masalah
kesejahteraan guru saat ini memang sedang
dicarikan jalan keluarnya oleh berbagai
pihak. Ada isyarat bahwa gaji guru untuk
masa mendatang akan dikaitkan dengan
kompetensi, dedikasi, dan kualifikasi. Isyarat
lain, titik tolak anggaran dana pendidikan
akan diarahkan pada kesejahteraan guru
sebagai kunci utama pendidikan.

Beasiswa dan Subsidi


Sejalan dengan peningkatan kemampuan negara, kita
akan tingkatkan beasiswa dan subsidi pendidikan bagi kelompok
masyarakat miskin. Di samping itu, kita akan tingkatkan kualitas
kurikulum pendidikan, tingkatkan rasio guru terhadap murid, dan
mendorong anak didik untuk membaca dengan meningkatkan dan
memperkaya perpustakaan sekolah. Yang juga tidak kalah pentingnya
adalah pengembangan ekonomi komunitas dan ekonomi rumah
tangga masyarakat miskin. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Lomba Baca
Untuk menjadi bangsa yang maju, kita harus menjadi
bangsa yang belajar. Untuk menjadi bangsa yang belajar,
kita harus menjadi bangsa yang membaca. Saya berharap,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 17
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

sekolah menyediakan perpustakaan dan mendorong murid-


muridnya membaca. Selain itu, dibutuhkan peranan lembaga
masyarakat untuk menyediakan taman bacaan. Juga mengadakan
penyelenggaraan lomba baca maupun lomba mengarang: prosa
maupun puisi. (SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi,
dan Program Capres-Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta, Kamis 16 September
2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


18 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Perlindungan
dan Pemberdayaan
Perempuan
Obyek Kekerasan

S
aya akan berusaha mengurangi penderitaan rakyat, khususnya
di daerah konflik, khususnya lagi mencegah agar perempuan
tidak jadi obyek kekerasan. Saya melihat dewasa ini ada tiga
hal fundamental yang terkait dengan permasalahan perempuan.
Salah satu hal yang mesti disoroti adalah masalah keselamatan kaum
perempuan dari tindak kejahatan dan kekerasan. Hal kedua, masalah
pelayanan secara layak dan manusiawi untuk kaum perempuan.
Misalnya, persoalan perempuan dan kemiskinan serta pendidikan.
(SBY, dalam pertemuan dengan aktivis Gerakan Pemberdayaan Suara
Perempuan di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Senin 30
Agustus 2004).

Kesenjangan Partisipasi
Masalah kesenjangan partisipasi politik kaum perempuan
sebenarnya bersumber dari struktur sosio-kultural yang ada pada
masyarakat kita. Dalam konteks sosial yang lebih luas, kesenjangan
ini mencerminkan masih terbatasnya akses sebagian besar
perempuan terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik, tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, dan keterlibatan dalam kegiatan
publik yang lebih luas. Menghadapi kondisi demikian, diperlukan
tindakan pemihakan yang jelas dan kongkrit guna menyeimbangkan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 19
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

kesenjangan tersebut. Dalam jangka pendek, beberapa bentuk


affirmative actions barangkali diperlukan untuk memajukan tingkat
keterlibatan perempuan dalam proses politik. Namun dalam jangka
panjang, lebih penting lagi untuk meningkatkan taraf pendidikan dan
layanan kesehatan serta program-program lain untuk mempertinggi
kualitas hidup dan sumberdaya kaum perempuan. Hanya apabila
yang terakhir ini dapat diwujudkan, maka struktur sosial politik yang
lebih egaliter akan tercipta dan kaum perempuan bisa tampil dalam
pentas kehidupan politik secara setara. (SBY, pidato politik pada
penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Proteksi dan Layanan


Saya akan memberi perhatian khusus terhadap masalah
perempuan. Dalam hal ini, ada hal penting yang menjadi perhatian
saya. Yakni, memberikan proteksi dan layanan yang baik bagi mereka
dalam situasi pasca krisis, utamanya bagi mereka yang berada di
daerah konflik, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan hidup
yang sangat berat. Di daerah pengungsian, jangan sampai anak
mereka tidak bersekolah dan tidak memperoleh pelayanan kesehatan
yang baik. Hal lain, jangan sampai mereka dijadikan komoditas
perdagangan perempuan, penyelundupan, dan sebagainya. Negara
harus memberikan proteksi dan pelayanan sebaik mungkin kepada
mereka. (SBY, saat diwawancarai TV7, Juli 2004).

Penyelundupan Perempuan
Saya akan memberikan keperdulian yang sangat tinggi
terhadap pemberantasan kejahatan transnasional, penyelundupan
kaum perempuan. Hal ini merupakan prioritas dalam aspek

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


20 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

penegakan hukum. Harus kita pastikan pemberantasannya dilakukan


dengan lebih serius dan nyata dengan melibatkan semua pihak.
Pemantauan, kontrol, dan perlindungan terhadap kaum perempuan
dan anak harus lebih ditingkatkan dan dilaksanakan secara simultan.
(SBY, dalam acara “Perempuan dan Pemilu” di Metro TV, Sabtu 26 Juni
2004).

Kesetaraan Gender
Saya memandang kesetaraan gender sebagai amanah
demokrasi, juga menyangkut keadilan. Untuk itu, ke depan kesetaraan
gender harus betul-betul menjadi paradigma politik yang kemudian
dituangkan,baik dalam undang-undang maupun kebijakan-kebijakan
politik. Tak ada lagi diskriminasi, semua berkesempatan yang sama.
Pada akhirnya, tinggal terpulang pada kaum perempuan sendiri.
Tinggal bagaimana mereka memanfaatkan peluang dengan memacu
drinya untuk tumbuh dengan baik dan mempunyai daya saing yang
sama dengan kaum laki-laki. (SBY, dalam acara “Perempuan dan
Pemilu” di Metro TV, Sabtu 26 Juni 2004).

Lebih Teliti
Saya menilai, umumnya kaum perempuan lebih teliti,
disiplin, dan gigih dalam mengemban tugas-tugasnya. Ada banyak
pos politik di kabinet yang saya nila tepat jika diduduki oleh kaum
perempuan. Dalam catatan saya, sebelumnya presentase perempuan
di dalam kabinet kurang dari 10 persen. Sudah saatnya jumlah itu
ditingkatkan menjadi 10 persen lebih. Apalagi mengingat, prosentase
jumlah perempuan di negeri ini besar, yakni 50 persen. (SBY, dalam
acara “Perempuan dan Pemilu” di Metro TV, Sabtu 26 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 21
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


22 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pemulihan
dan Peningkatan
Ekonomi

Ekonomi Sebagai Prioritas

P
residen Indonesia yang baru akan dihadapkan pada
berbagai program. Dari pemulihan di bidang pertahanan
dan keamanan, hukum, sosial, ekonomi, budaya, hingga
pemulihan di bidang budaya. Tapi harus ada prioritas. Jika saya
yang memimpin, masalah ekonomi yang akan menjadi prioritas
saya. Antara lain, masalah penyediaan lapangan kerja. Angka
pengangguran saat ini sudah mencapai angka 10,3 persen. Harapan
saya, lima tahun ke depan angka ini akan menjadi 5,1 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi yang saat ini 4,3 persen harus
ditingkatkan menjadi 6,6 persen. (SBY, di depan peserta acara “Dialog
Interaktif Menuju Indonesia Masa Depan” yang diadakan oleh Forum
Rektor Indonesia Jawa Timur, Surabaya, Selasa 24 Agustus 2004).

CATATAN: Menurut ILO (International Labour


Organization) jumlah pengangguran
(berdasarkan publikasinya tahun 2003)
di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun. Tahun 2001 jumlahnya hanya
6,1 juta orang. Lalu menjadi 8,6 juta
orang pada tahun 2002. Pada tahun 2003

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 23
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

angka ini sudah mencapai 10,3 juta jiwa.


Berdasarkan proyeksi Bappenas pada
tahun 2004 angka ini mencapai 10,83
orang (10,32 persen dari angkatan kerja)
dan diperkirakan akan terus berlanjut pada
tahun 2005 menjadi 11,19 juta orang (9,85
persen dari angkatan kerja). Pertumbuhan
ekonomi tidak selalu menjamin penurunan
jumlah pengangguran. Saat ini banyak
negara maju di eropa mengalami situasi
yang disebut unemployment recovery. Yakni,
situasi di mana pertumbuhan ekonomi terus
membaik, tetapi angka pengangguran justru
terus meningkat.

Revitalisasi Ekonomi
Sejalan dengan pengembangan kebijakan peningkatan
daya saing internasional dari industri manufaktur, untuk mengatasi
pengangguran, kita perlu melakukan revitalisasi sektor ekonomi
padat karya. Di antara sektor ekonomi yang penting adalah pertanian
dan industri perdesaan, perikanan dan kelautan, usaha kecil dan
menengah di perkotaan, dan pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan. Dan, secara khusus, saya juga ingin memberikan
perhatian pada perlunya kita melakukan keseimbangan pembangunan
dengan lebih mendayagunakan sumberdaya kelautan yang kita
miliki. Semua ini harus kita lakukan dengan tetap memperhatikan
kelestarian fungsi ekosistem. Dan, dengan melakukan pengawasan
guna menyelamatkan hasil laut kita dari usaha-uasaha illegal. Pada
sektor-sektor ini, investasi publik akan ditingkatkan; di samping,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


24 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

tentunya, untuk pendidikan dan kesehatan. (SBY, pidato politik pada


penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Rehabilitasi dan Restrukturisasi


Kami akan melakukan rehabilitasi dan restrukturisasi
ekonomi sehubungan dengan terjadinya krisis tahun 1997/1998 lalu.
Ketika itu, masyarakat panik. Banyak dana yang dilarikan ke luar
negeri. Ada yang kemudian kembali lagi secara perlahan, ada juga
yang disimpan di bawah bantal dan lemari besi. Dengan rehabilitasi
dan restrukturisasi ekonomi, kami berharap modal dari luar negeri
, investasi dari luar negeri bisa kita tarik kembali. (SBY, saat acara
silaturahmi dengan sejumlah tokoh masyarakat Sulawesi Selatan di
Ballroom Hotel Sahid Jaya Makassar, Makassar, Rabu 2 Juni 2004).

Pertumbuhan Berkualitas
Kita butuh pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih adil.
Dengan sumber-sumber pertumbuhan yang lebih berkualitas,lima
tahun ke depan pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun diharapkan
sebesar 6,6 persen, dengan tingkat pertumbuhan sekitar 5,5 persen
pada tahun 2005 dan sekitar 7,6 persen per tahun pada tahun 2009-
kita bisa menciptakan kesempatan kerja baru. Dalam periode ini,
kita akan mampu menurunkan tingkat pengangguran dari 10,1
persen menjadi 5,1 persen pada tahun 2009. Pendapatan masyarakat
yang ditandai oleh pendapatan per kapita akan meningkat dari 968
dollar AS pada tahun 2003 menjadi 1731 dollar AS pada tahun 2009.
Tingkat kemiskinan dalam periode lima tahun ke depan diharapkan
turun dari 17,4 persen pada tahun 2003 menjadi 8,2 persen pada
tahun 2009. Dan, dengan tingkat pertumbuhan yang ditetapkan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 25
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

tersebut berbagai indikator kualitas hidup manusia Indonesia juga


akan meningkat. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa kampanye
putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-
2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Ekonomi yang Kuat


Saya akan menciptakan ekonomi bangsa yang kuat dan
adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Dulu, ekonomi Indonesia kuat.
Namun tak adil. Yang menikmatinya hanya orang Jakarta saja. Hal
itu tak boleh terjadi lagi. Ekonomi bangsa haruslah kuat namun juga
harus bisa memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat
semua. (JK, saat berdialog dengan Kosgoro-Pengurus Daerah Kabutan
Brebes, Brebes, Senin 9 Agustus 2004).

Kebijakan Fiskal
Kita menghadapi masalah pengangguran dan kemiskinan
yang tidak ringan sifatnya. Hal ini yang harus menjadi perhatian
utama kita lima tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi kita saat
ini masih belum memungkinkan untuk menekan kedua persoalan
penting ini. Oleh karena itu, saya akan arahkan kebijakan fiskal kita
untuk bisa memberikan stimulus bagi berkembangnya perekonomian
kita. Stimulasi yang saya pandang efektif adalah stimulasi yang
bersifat kick start untuk mendorong bergulirnya sektor riil. Simulasi
ini akan dilakukan melalui, yang pertama, pembangunan infrastruktur
pertanian, agroindustri, dan ekonomi pedesaan lainnya. Dan, yang
kedua, pembangunan infrastruktur penunjang, meliputi jalan,
jembatan, pelabuhan, pasar, energi, listrik, dan air. Pengembangan
infrastruktur penunjang ini akan memberikan lapangan kerja baru
dan sekaligus mendukung percepatan pengembangan sektor riil.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


26 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

(SBY, pidato politik pada penutupan masa kampanye putaran pertama


Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis
1 Juli 2004).

Dua Kali Lipat


Untuk menanggulangi kemiskinan dan memperbaiki sosial
ekonomi rakyat, saya akan mengurangi tingkat pengangguran dari
10,1 persen tahun ini menjadi 5,1 persen, menurunkan angka
kemiskinan dari 17,4 persen menjadi 8,2 persen. Agar tercapai
kesejahteraan sosial, saya menargetkan peningkatan pendapatan per
kapita hingga dua kali lipat dari 968 dollar AS menjadi 1.731 dollar
AS. (SBY, dalam acara dialog ekonomi dengan anggota Kadin bertajuk
“Indonesia Menuju Era Baru” di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Senin
2 Agustus 2004).

Sektor Riil
Pembangunan sektor riil sungguh sangat saya beri penekanan.
Berkembangnya sektor riil inilah yang dibutuhkan masyarakat. Baik
untuk meningkatkan daya beli maupun untuk menciptakan lapangan
kerja dan menurunkan kemiskinan. Di samping itu, sektor riil inilah
yang merupakan jembatan yang mengaitkan antara ekonomi makro
dan ekonomi mikro yang selama ini seperti tidak nyambung.
Untuk secara efektif mengembangkan sektor riil ini, saya
mencanangkan tiga langkah penting, yaitu : pengembangan investasi,
peningkatan intermediasi perbankan, serta pengembangan lembaga
keuangan mikro serta lembaga keuangan pertanian dan perdesaan.
(SBY, pidato politik pada penutupan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis
1 Juli 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 27
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Penjualan Aset
Saya berpendapat, melakukan penjualan aset negara sebagai
solusi mengatasi krisis bukanlah langkah yang bijak. Menjual aset
saat harganya sedang jatuh dan dengan harga murah, bukanlah proses
yang benar. Ada manipulasi, ada kongkalikong sehingga rakyat dan
bangsa mengalami kerugian dalam jumlah yang sangat banyak. Bangsa
Indonesia mempunyai hutang banyak, devisitnya jumlahnya besar
sekali, lalu fiskal yang ada sangat berat. Penjualan aset, privatisasi,
BLBI, dan sebagainya pada saat itu mestinya dihentikan dulu sambil
kita melakukan review. (SBY, saat acara “Talk Show Calon Presiden
RI 2004” di Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Rabu 2 Juni
2004).

Mengangkat Pertumbuhan Ekonomi

Saya optimis untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi


kita menjadi lebih baik. Jika pada tahun 2003 pertumbuhan
ekonomi kita berkisar 4,1 persen, saya optimis untuk
meningkatkannya hingga 7,6 persen dengan pertumbuhan rata-
rata 6,6 persen setiap tahun. (SBY, dalam acara dialog ekonomi
dengan anggota Kadin bertajuk “Indonesia Menuju Era Baru” di
Balai Sidang Senayan, Jakarta, Senin 2 Agustus 2004).

Keyakinan Investor
Stabilitas makro dan moneter merupakan syarat keharusan
untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Stabilitas makro
memberikan harapan tumbuh dan berkembangnya ekonomi;
sehingga, dapat mendorong perbaikan kinerja sektor riil. Bersama
dengan perbaikan iklim usaha, kondisi makro yang stabil akan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


28 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

meningkatkan minat dan keyakinan investor untuk menanamkan


modalnya. Stabilitas makro akan membuat para pelaku usaha dapat
merencanakan investasi dan kegiatan usahanya dengan tingkat
kepastian yang memadai. Ke depan, kita butuh kerjasama yang baik
antara otoritas moneter dan otoritas fiskal sehingga stabilitas makro
dapat dikelola secara baik. (SBY, pidato politik pada penutupan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Pergerakan Ekonomi
Untuk membangun kembali ekonomi kita pasca krisis,
diperlukan stimulus fiskal untuk mempercepat pergerakan ekonomi.
Stimulus fiskal harus memenuhi empat syarat bagi terciptanya
prakondisi bagi pergerakan sektor riil yang telah saya sebut di atas,
serta untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sosial
dan ekonomi. Hal ini akan membuat pertumbuhan ekonomi kita
meningkat secara bertahap. Semakin cepat pemenuhan hak dasar
rakyat serta semakin cepatnya pembangunan infrastruktur, semakin
cepat sektor riil bergulir; dan, pada akhir tahun 2009 diharapkan
pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7,6 persen dengan rata-rata
tahunan sebesar 6,6 persen selama lima tahun ke depan. Tentu, kita
akan memulainya dengan tingkat pertumbuhan yang belum terlalu
tinggi, yaitu sebesar 5,5 persen pada tahun 2005. (SBY, pidato politik
pada penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Pertumbuhan Berkualitas
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih
sejahtera tentu ekonomi kita harus tumbuh. Tetapi pertumbuhan
yang kita tuju adalah pertumbuhan yang berkualitas, terdistribusikan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 29
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

secara adil, dan berkelanjutan. Meski ekonomi kita harus tumbuh,


tetapi pertumbuhan hendaklah kita pandang hanya sebagai wahana.
Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Meningkatkan
kemakmuran bersama. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


30 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Kebijakan
dan Pembangunan
Daerah
Masalah Aceh Prioritas Utama

S
aya akan mencari solusi terbaik -- dengan cara damai
dan bermartabat -- dalam menyelesaikan kasus Aceh.
Penyelesaian masalah Aceh akan menjadi prioritas utama
saya. Bukan hanya masalah keamanan, tapi juga masalah harkat-
martabat, pendidikan, dan keadilan bagi mereka. Saya akan berusaha
memulihkan kembali perekonomian di Aceh yang sempat terhenti.
Menjadi tugas kita semua -- pemimpin agama, pemimpin masyarakat,
pemimpin negeri -- untuk mewujudkan hal itu secara bersama-sama.
(SBY, di depan masyarakat Aceh dalam acara perayaan Isra Mi’raj Nabi
Muhammad SAW di halaman Masjid Bujang Salim Krueng Geukueh,
Lhokseumawe, Aceh Utara, Sabtu 4 September 2004).

CATATAN: SBY adalah salah satu pejabat yang sangat


perduli dengan masalah Aceh. Saat
menjabat sebagai Menkopolkam, SBY
pernah ke Banda Aceh (13 Januari 2003).
Ia datang bersama beberapa duta besar:
Yutaka Iimura ( Jepang), Ralph L Boyce
(AS), Francesco Maria Greco (Italia).
Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia
Andrew Steer dan Rini MS Soewandi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 31
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

(Menteri Perindustrian dan Perdagangan


waktu itu) juga ikut dalam rombongan.
Mereka datang untuk melihat kondisi
Aceh serta mempelajari dan merancang
pemulihan Aceh pasca konflik. Dalam
kesempatan tersebut, SBY menyerukan
agar mesin perdamaian tak boleh
berhenti di Aceh. Ia juga mengingatkan
pentingnya menjalankan lima agenda
yang telah ada. Yakni, pemeliharaan dan
penguatan perdamaian, aksi kemanusiaan
dan rehabilitasi sosial, pelaksanaan proses
politik yang demokratis, rekonstruksi
ekonomi, rekonsiliasi, dan society building.

Amnesti untuk GAM


Saya akan memberikan amnesti kepada anggota GAM
yang betul-betul secara sukarela kembali ke NKRI. Penyelesaian
masalah Aceh harus dilakukan secara komprensif dengan segala
daya dan upaya yang dimiliki. Pemerintah daerah juga bisa ikut
berperan. (SBY, dalam pertemuan dengan Dewan Perwakilan Daerah
se-Sumatera di Hotel Regent Jakarta, Rabu 15 September 2004).

Kalah Populer
Saya sangat setuju jika di Yogyakarta ada pusat layanan
informasi seni dan budaya. Obyek wisata dan seni budaya di
Indonesia, khususnya di Yogyakarta tak kalah menariknya dibanding
tempat lain. Sangat disayangkan, banyak obyek wisata serta seni
dan budaya di Indonesia kalah populer di mancanegara. Hal ini

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


32 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

dikarenakan kurangnya informasi serta publikasi yang ditujukan


untuk masyarakat internasional secara luas. Jika itu dilakukan, kita
bisa bersaing di dunia internasional. (SBY, di hadapan sejumlah
seniman dan budayawan, Yogyakarta, Senin 21 Juni 2004).

Masalah Pengungsi
Banyak masalah pengungsi di sejumlah daerah di Indonesia
yang belum terselesaikan hingga kini. Contohnya di NTT dan Aceh.
Namun, saya sudah mengagendakannya sebagai prioritas untuk
diselesaikan. (SBY, dalam kampanye dialogis yang dihadiri sejumlah
perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Banda Aceh, Jumat 18 Juni 2004).

Wilayah Timur
Di bidang pendidikan, wilayah Timur termasuk Kalimantan,
akan menjadi salah satu prioritas saya. Saya akan berusaha agar
pendidikan bisa lebih murah, mutu pendidikan dan penyelenggaraan
pendidikan di sini bisa lebih baik. (JK, dalam dialog dengan masyarakat
adat di Lembaga Musyawarah Dayak Daerah Kalimantan Tengah,
Jumat 11 Juni 2004).

Kondisi Pendidikan di Aceh


Saya prihatin dengan kondisi pendidikan di Aceh yang
menurun akibat konflik. Oleh karena itu, untuk mengembalikan
pendidikan agar setara dengan propinsi-propinsi lain di Indonesia,
diperlukan kerja ekstra semua pihak. (SBY, dalam kampanye dialogis
yang dihadiri sejumlah perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se-
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, Jumat 18 Juni
2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 33
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Agar Papua Makmur

Agar rakyat Papua bisa hidup lebih makmur, ekonomi rakyat


harus tumbuh dan berkembang dengan baik. Agar ekonomi tumbuh
baik, harus ada modal yang ditanam di Papua: modal dari daerah
lain, dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Tapi investor baru
akan ke Papua jika Papua aman, damai, dan bebas dari korupsi. Oleh
karena itu, rakyat Papua harus mau bekerja keras untuk membangun
daerahnya. (SBY, dalam kampanye di lapangan Trikora, Abepura,
Jayapura, Jumat 4 Juni 2004).

Prioritas Untuk NTT

Kami akan memprioritaskan pembangunan sektor


pendidikan dan infrastruktur di Propinsi NTT. Dibanding kawasan
barat Indonesia, NTT dan KTI kondisi sektor pendidikannya sangat
merosot. Oleh sebab itu, khusus untuk KTI, ketersediaan anggaran
dan SDM pendidikan perlu diupayakan agar memadai, sehingga tidak
lagi selalu berada di urutan belakang dalam sektor pembangunan.
(JK, seusai acara dialog dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,
dan pemuda di Hotel Sasando, Kupang, Senin 6 September 2004).

Kondisi Pariwisata Bali


Saya akan memulihkan kembali kondisi pariwisata Bali.
Perekonomian dan kesejahteraan rakyat akan membaik jika pariwisata
bisa dibangkitkan dari keadaan terpuruk akibat berbagai tragedi
yang berhubungan dengan keamanan dan ketertiban. Guna meniju
Indonesia yang lebih aman, adil, dan sejahtera, dunia pariwisata
harus lebih terkendali dan maju. Usaha rakyat berupa kerajinan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


34 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

dan usaha-usaha rakyat kecil lainnya harus ditumbuhkan kembali.


Wisatawan domestik dan mancanegara harus kembali berkunjung
ke Bali. Bali telah menjadi salah satu tujuan wisata dunia. Keragaman
dan keunikan budayanya, keramahan masyarakatnya, keindahan
alamnya, membuat Bali berbeda di banding tempat wisata lainnya.
Dan itu semua harus kita jaga. (SBY, saat menggelar kampanye terbuka
di Lapangan Kapten Japa, Padanggalak, Denpasar, Bali, Kamis 24 Juni
2004).

CATATAN: Selama ini, sektor pariwisatalah yang menjadi


unggulan perputaran ekonomi masyarakat
Bali. Sudah lebih 20 tahun perekonomian Bali
sangat bergantung dari industri pariwisata.
Tapi sejak tragedi bom Bali (12 Oktober
2002) perekonomian Bali menjadi terpuruk.
Banyak wisatawan, baik lokal maupun asing,
yang menjadi enggan berkunjung ke Bali.
Keadaan ini lebih diperparah lagi dengan
isu SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome
-- sindrom pernapasan akut parah) pada
bulan April 2003. Belum lagi dampak yang
diakibatkan oleh berbagai tragedi kekerasan
serta pemboman di berbagai tempat di
Indonesia.

Membangun Bali
Saya akan memperbaiki perekonomian masyarakat Bali.
Untuk itu, jaminan keamanan akan menjadi poin penting. Tindakan
kekerasan dan terorisme tidak akan terjadi lagi. Begitupun halnya
dengan narkoba, tidak ada lagi. Tapi, semua usaha takkan ada artinya

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 35
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

tanpa didukung oleh semangat kebersamaan dari semua unsur dan


komponen masyarakat. Saya mengajak semua pihak : pemerintah
propinsi, tokoh masyarakat, pemuda, dan masyarakat dari berbagai
elemen untuk sama-sama menjaga dan memelihara Pulau Bali.
Memelihara Bali berarti memelihara kesejahteraan bangsa Indonesia.
Jika Bali berkembang, niscaya kesejahteraan rakyat Indonesia
juga akan ikut membaik. (SBY, saat menggelar kampanye terbuka di
Lapangan Kapten Japa, Padanggalak, Denpasar, Kamis 24 Juni 2004).

Konflik Maluku
Saya akan mengutamakan penyelesaian konflik Maluku.
Terutama dalam bidang keamanan. Dulu, kami (ia dan Jusuf Kalla)
telah melakukan langkah panjang secara bersama-sama. Tapi tidak
berlanjut atau terganggu oleh keadaan. Kami berdua bertekad, proses
penyelesaian Maluku akan menjadi prioritas di bidang keamanan.
(SBY, kepada wartawan dalam rangkaian acara kampanye di Ambon,
Maluku, Sabtu 5 Juni 2004).

Papua yang Lebih Baik


Saya akan meningkatkan perekonomian Papua. Jangan
sampai saudara-saudara saya di Papua hidup miskin. Saya akan
menghantarkan rakyat Papua pada kehidupan yang lebih baik,
kesehatan terjamin serta bisa sekolah dengan baik. Bila anak-anak
bisa didik dengan baik dan sehat, ke depannya akan menjadi lebih
baik. Akan membawa perbaikan pada Papua. (SBY, dalam kampanye
di lapangan Trikora, Abepura, Jayapura, Jumat 4 Juni 2004).

Papua dan Otonomi Khusus


Saya ingin sekali memajukan Papua. Negara kita sudah
menetapkan Papua sebagai daerah otonomi khusus. Negara memberi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


36 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

perhatian dengan memberikan ruang yang luas agar Papua bisa


mengatur dirinya sendiri. Dibanding daerah lain, Papua diberikan
anggaran yang lebih besar. Papua memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Adalah wajib jika rakyat Papua menikmati hasilnya.
Mari kita jalankan dengan benar otonomi khusus itu. Untuk itu,
semua pihak, baik pemerintah propinsi, kota, kabupaten maupun
masyarakatnya, harus bersikap jujur dan mau bersama-sama bekerja
keras untuk memakmurkan Papua. (SBY, dalam kampanye di lapangan
Trikora, Abepura, Jayapura, Jumat 4 Juni 2004).

Aceh Bukan Hanya GAM


Persoalan Aceh bukan hanya persoalan GAM. Persoalan
Aceh juga menyangkut masalah kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab
itu, adanya pembagian bagi hasil sumberdaya alam dengan NAD
bisa digunakan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Langkah-
langkah penyelesaian bisa dilakukan dengan: pertama, meneruskan
pendekatan komprehensif. Kedua, melakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, menyerukan
menyerugan agar GAM kembali untuk tidak memerangi saudaranya
sendiri. Saya masih optimis masalah Aceh dapat diselesaikan secara
baik dalam kerangka NKRI. Saya akan terus menyelesaikan masalah
NAD sedamai mungkin. (SBY, dalam pertemuan dengan Dewan
Perwakilan Daerah se-Sumatera di Hotel Regent Jakarta, Rabu 15
September 2004).

Masa Depan Pengungsi


Saya akan memperbaiki masa depan eks-pengungsi
Timor Timur di wilayah Timor Barat NTT. Mereka adalah rakyat
Indonesia juga. Mereka juga harus mendapat sentuhan kehidupan
yang layak seperti juga rakyat Indonesia lainnya. Saya bertekad

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 37
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

untuk melaksanakan ini. (SBY, dalam kampanye terbuka di GOR


Oepoi Kupang, Jumat 25 Juni 2004).

CATATAN: Setelah jajak pendapat pada bulan Agustus


1999, banyak eks-pengungsi yang memilih
menjadi WNI bermukim di Kabupaten Belu
NTT, wilayah yang berbatasan langsung
dengan negara Timor Leste. Berbagai laporan
pandangan mata dari para pemberi bantuan
kemanusiaan menggambarkan kondisi hidup
mereka yang tidak layak dengan tingkat
kesehatan yang mengkhawatirkan.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


38 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Penegakkan
Hukum

Keppres dan Borgol

K
epada Jaksa Agung, saya akan memberikan Keppres
(Keputusan Presiden) dan borgol. Sebagai pejabat, ia perlu
diberi keputusan presiden. Tapi, ia juga perlu dibekali
borgol agar tetap konsisten terhadap penegakan hukum serta tidak
melakukan jual-beli perkara serta berbagai aksi korupsi lainnya.
Setelah masa jabatannya habis lima tahun kemudian, borgol itu harus
dikembalikan. Jangan sampai borgol itu dipakai sendiri sebelum
masa jabatannya berakhir. (SBY, dalam acara dialog “Visi dan Strategi
Kebudayaan Calon Presiden 2004” di Graha Bhakti Budaya, Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, Senin 14 Juni 2004).

CATATAN: Posisi Jaksa Agung diyakini oleh banyak


kalangan merupakan posisi kunci dan
merupakan indikator utama arah politik
penegak hukum suatu pemerintahan. Dalam
pemerintahan sebelumnya, posisi ini sering
dijabat oleh orang yang terpilih berdasarkan
hasil kompromi, bukan karena kredibilitas
dan loyalitasnya terhadap kebenaran.
Sampai saat ini, disebut-sebut hanya ada dua
mantan Jaksa Agung yang bisa dijadikan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 39
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

teladan. Yakni, Soeprapto ( Jaksa Agung


masa pemerintahan Presiden Soekarno)
dan Baharuddin Lopa ( Jaksa Agung masa
pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid).

Berdasarkan Perilaku
Setiap orang punya kewajiban mencintai bangsanya.
Siapapun yang merusak bangsa ini, siapapun yang membawa lari
uang bangsa ini, siapapun orangnya, namanya, agamanya, ia harus
ditindak. Kita tidak mengenal diskriminasi dalam pengertian
asal-usul, agama, tetapi berdasarkan perilaku. (JK, dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,
Kamis 16 September 2004).

Aspek Keadilan
Saya akan memperkuat upaya-upaya pemberantasan korupsi,
kolusi, nepotisme, dan kroniisme. Untuk itu, saya memandang penting
perbaikan di aspek keadilan. Itu akan memudahkan tercapainya
kesejahteraan dan kedamaian. Saya memiliki sejumlah rencana
program guna meningkatkan penegakan hukum serta ketertiban di
masa mendatang. Antara lain, meningkatkan profesionalisme dan
kualitas sistem peradilan, menyederhanakan sistem serta memastikan
bahwa hukum benar-benar diterapkan dengan adill dan memihak
pada kebenaran, menghormati serta memperkuat kearifan dan
hukum adat yang bersifat lokal. (SBY, saat berkampanye di lapangan
Sario, Manado, Jumat 11 Juni 2004).

Tanpa Pandang Bulu


Jika ingin maju, negara membutuhkan keadaan tertib
dengan menjalankan hukum yang baik. Siapapun yang bersalah harus

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


40 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

diperiksa kesalahannya. Selanjutnya, pengadilan akan memutuskan


salah dan benarnya tanpa pandang bulu. (JK, di hadapan sejumlah
santri Pondok Pesantren Modern As Salam Sukoharjo, Solo, Sabtu 21
Agustus 2004).

Sama di Hadapan Hukum


Kami akan kembali memeriksa Soeharto. Tentu saja setelah
ia sehat. Sebab, orang yang sakit tidak bisa dibawa ke pengadilan. Jika
ia sudah sehat, akan diperiksa lagi agar mendapatkan keadilan yang
seadil-adilnya. Siapapun orangnya, hukum harus tetap ditegakkan.
Semua orang sama di hadapan hukum. (JK, di hadapan sejumlah
santri Pondok Pesantren Modern As Salam Sukoharjo, Solo, Sabtu 21
Agustus 2004).

Makin Kredibel dan Bersih


Kami akan meningkatkan budaya hukum, pendidikan politik
dan penciptaan sistem pengadilan yang makin kredibel dan makin
bersih, meningkatkan kualitas dan profesionalitas para penegak
hukum. Law enforcement akan diprioritaskan pada pemberantasan
korupsi juga memberantas penyelundupan, pemberantasan
narkoba dan kejahatan jalanan. (SBY-JK, pemaparan dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,
Selasa 14 September 2004).

Ujung Tombak
Jaksa Agung adalah ujung tombak dalam penegakan hukum.
Jadi, kalau kita ingin menegakan hukum, kita harus memiliki Jaksa
Agung yang jujur dan tegas dalam bertindak. Saya akan memberikan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 41
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

kekuasaan penuh kepadanya untuk melaksanakan kewenangannya.


Namun konsekwensinya, jika ia tak dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, ia akan diberi hukuman. (JK, kepada wartawan,
Bengkulu, Minggu 30 Mei 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


42 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Seputar
Kepemimpinan

Bekerja Keras

B
angsa Indonesia harus bangkit kembali demi masa depan
yang terhormat. Untuk itu diperlukan pemimpin yang
jujur, berkemampuan dan dekat dengan rakyat. Dan yang
tak kalah penting, pemimpin harus mau bekerja keras. Ia harus
didukung pemerintahan yang bersih, terbuka serta tanggap terhadap
berbagai permasalahan. Kita harus kompak dan mengutamakan
kebersamaan. (SBY, dalam kampanye di lapangan Deggung, Sleman,
Yogyakarta, Senin 21 Juni 2004).

Lebih Efektif
Kita memerlukan perubahan, yakni dengan menciptakan
pemerintahan dan kepemimpinan yang lebih efektif dengan program
konkrit dan prioritas yang jelas. Tidak ada penyelesaian instan karena
masalahnya sangat kompleks dan saling kait-mengkait: isu-isu di
bidang politik, hukum, keamanan, dan otonomi daerah. Namun,
satu persatu masalah itu, dengan pemim;pin yang akan bekerja
bersama rakyat, bisa kita atasi bila ada perubahan. (SBY, dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,
Selasa 14 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 43
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Mencontoh Rasul
Marilah kita mencontoh Rasul dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia butuh
pemimpin yang meneladani Rasul. Pemimpin yang patut diteladani
dan memikirkan rakyatnya. Saat mengenang Rasul, ada dua dimensi
yang mesti kita pelajari dan teladani. Yakni, dimensi kepribadian
dan kepemimpinan. Dari dimensi kepribadian, Rasul memiliki
akhlak yang mulia, sabar dan senantiasa santun dalam bicara.
Dari dimensi kepemimpinan, Rasul adalah sosok yang jujur, dapat
dipercaya, cerdas, dan bijak dalam berkomunikasi.dengan umatnya.
(SBY, dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Arriyah
Kwitang, Jakarta, Kamis 20 Mei 2004)

Hilang Kebesaran
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Oleh sebab
itu, bangsa Indonesia haruslah dipimpin oleh orang yang benar.
Jika salah memilih pemimpin, maka bangsa yang besar ini akan
hilang kebesarannya. Sebagai bangsa yang besar, kita harus
menghargai dan menjunjung tinggi hukum sehingga keamanan
dan keadilan dapat ditegakkan di bumi Indonesia. Insya Allah
pada masa mendatang kita bisa sejajar dengan negara-negara
maju di dunia. (JK, saat berkampanye di lapangan Karebosi,
Makassar, Rabu 2 Juni 2004).

Memperbaiki Kehidupan
Berbekal pengalaman selama berada di Jakarta dan menjadi
menteri, saya yakin bisa menjadi wakil presiden. Bahkan, bisa berbuat
lebih baik dari yang pernah dilakukan wakil presiden lain. Dengan
menjadi wapres, saya ingin memperbaiki kehidupan bangsa dan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


44 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

kesejahteraan rakyat, serta meningkatkan kehidupan keagamaan.


Mohon doa restu agar saya bisa memperbaiki kehidupan bangsa
dan bisa mengangkat harkat dan martabat orang Bugis. (JK, saat
berkunjung di ruamah Pimpinan tertinggi tarekat Halwatiah Samman,
Pattene Maros, H A Abdullah Puang Ralla, Pattene, Minggu 9 Mei
2004)

Harus Bersatu
Pemimpin harus bersatu dengan rakyat, suka mendengar
suara rakyat, serta peduli terhadap persoalan yang terjadi di tengah
rakyat. Jika pemimpin peduli dan bersatu dengan rakyat, maka
persoalan seberat apapun bisa dicarikan jalan keluar bersama.
Pemimpin yang baik, selain peduli dan bersatu dengan rakyat, dia
juga harus jujur, terbuka, dan aspiratif. (SBY, di hadapan pendukung
dan simpatisannya di lapangan Simpang Lima, Semarang, Selasa 29
Juni 2004).

Babak Baru
Mengawali babak baru, saya ingin suasana yang baik. Sebuah
awal yang dimulai dengan kerja keras akan membawa hasil yang baik.
Saya tak ingin masyarakat terkotak-kotak menurut partai atau calon
presiden pilihannya. Setelah dilantik, saya bukan lagi presiden bagi
konstituen saya, melainkan presiden bagi seluruh bangsa Indonesia.
(SBY, dalam acara open house di kediamannya, Puri Cikeas, Gunung
Putri, Bogor, Senin 27 September 2004).

Sesuai Aspirasi
Saudaraku sebangsa dan se-tanah air, perubahan kini berada
di tangan rakyat. Dengan memilih SBY-JK, Anda telah membuat

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 45
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

perubahan besar. Insya Allah, apabila kami dipercaya rakyat,


kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan
perubahan yang sesuai dengan aspirasi rakyat. Saudaraku, berilah
kami kesempatan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik
dengan memilih kami. (SBY-JK, dalam iklan berjudul “Berilah kami
kesempatan untuk Memimpin Negeri Ini” yang dimuat di berbagai
media cetak terbitan Jakarta dan daerah menjelang pemilihan 20
September 2004).

Setiap Insan
Saya bertekad bukan saja untuk menjadi Presiden Republik
Indonesia, namun juga menjadi presiden seluruh rakyat Indonesia.
Saya akan terus menjaga kontrak politik yang mulia dengan rakyat.
Pikiran, tenaga, dan waktu yang saya miliki akan saya dedikasikan
untuk memajukan dan melindungi setiap insan Indonesia. (SBY,
saat menyampaikan pidato politik pertamanya sebagai presiden Republik
Indonesia ke-6 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 20 Oktober 2004).

Merasa Terhormat
Saya dan Pak Jusuf Kalla merasa terhormat diberi
kepercayaan menjadi calon presiden dan wakil presiden yang akan
dipilih rakyat secara langsung. Ini, tentu, mengemban kewajiban.
Kewajiban untuk menjalankan amanah rakyat. Rakyat memerlukan
pemimpin yang bersih, yang sejuk, yang dapat diandalkan, yang
sejalan kata-kata dan perbuatannya. Pemimpin yang melakukan apa
yang dijanjikan. Pemimpin yang mampu berkata dan bertindak yang
benar, apa pun risikonya. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


46 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Menjalankan Amanah
Saya selaku presiden RI, dan saudara Muhammad Jusuf
Kalla selaku wakil presiden, telah mengucapkan sumpah di hadapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat, dengan menyebut Asma Allah.
Dengan sumpah itu kami berjanji, akan menjalankan amanah yang
diberikan oleh rakyat dengan sebaik-baiknya, selurus-lurusnya dan
seadil-adilnya. Karena itu, saya selalu bermohon ke hadirat Allah
SWT, semoga Dia senantiasa menunjuki saya ke jalan yang lurus. Saya
pun memohon dukungan segenap rakyat, sepanjang saya berada di
jalan yang benar. Sebaliknya, saya pun memohon kritik, teguran, dan
saran yang konstruktif, kalau-kalau saya melakukan kekeliruan dan
kealpaan. Saya hanyalah hamba Allah yang dhaif, yang tidak terlepas
dari kekurangan dan kesalahan. (SBY, dalam pidato peringatan Nuzul
Al Quran tahun 1425 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu 30
Oktober 2004).

Dari Diri Sendiri


Semua pemimpin harus memperlihatkan keteladanan di
hadapan rakyat. Keteladanan harus dimulai dari diri sendiri. Agama
menduduki posisi penting untuk tak sekedar dijadikan simbol, tapi
juga dipraktekkan. Apa yang dikatakan, itulah yang mesti dilakukan.
Jangan sampai terjadi keretakan antara kata dan tingkah laku (SBY,
dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-
Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel
Hilton, Jakarta, Kamis 16 September 2004).

Efisien dan Terbuka

Untuk melakukan perubahan, diperlukan pemimpin


yang baik, jujur, dan transparan. Diperlukan pemerintahan yang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 47
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

efisien dan terbuka. Diperlukan pemimpin yang aspiratif, dekat


dengan masyarakat, bertanggung jawab, serta mau bekerja keras.
Pemimpin harus terlibat langsung bersama-sama masyarakat untuk
menyelesaikan berbagai persoalan. Pemimpin tidak boleh setengah
hati menyelesaikan persoalan.. (SBY, saat berkampanye di lapangan
Sario, Manado, Jumat 11 Juni 2004).

Pemimpin Gagal

Masalah di Indonesia adalah masalah korupsi. Jika gagal


memerangi korupsi, maka akan gagal pula pemimpinnya, siapapun
yang menjadi pemimpin. Dan saya tidak mau dianggap gagal. Saya
tidak akan berani mencalonkan diri sebagai wakil presiden jika saya
tidak berani memberantas KKN. (JK, di hadapan sejumlah santri
Pondok Pesantren Modern As Salam Sukoharjo, Solo, Sabtu 21 Agustus
2004).

Bukan Kesalahan Masa Lalu


Kita harus menempatkan masa lalu, masa kini, dan masa
depan secara adil. Belum tercapainya tujuan nasional Indonesia
hingga kini bukanlah diakibatkan kesalahan pemimpin di masa lalu.
Kita tak boleh begitu saja menyalahkan pendahulu kita. Mereka telah
berusaha keras untuk mewujudkan tujuan nasional dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Diperlukan perjuangan yang terus
menerus dan berkelanjutan. (SBY, dalam acara renungan proklamasi
di Monumen Proklamasi, Jakarta, Rabu 18 Agustus 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


48 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Masalah
Ketenagakerjaan

Standar Upah

U
paya meningkatkan taraf hidup kaum pekerja terutama
upaya meningkatkan standar upah di Indonesia akan saya
jadikan prioritas utama.saya. Saya akan memilih menteri
tenaga kerja yang mau bekerja kerasa dan mau melindungi kaum
pekerja. (SBY, saat melakukan dialog dengan kalangan pekerja di
kawasan industri Balaraja, Tangerang, Banten, 10 Juni 2004).

Buruh Migran
Saya akan tetap melanjutkan kebijakan yang mengakomodasi
buruh migran hingga saatnya nanti lapangan kerja makin terbuka
untuk mereka. Sepatutnya kita berterimakasih kepada mereka.
Di saat lapangan kerja belum terbuka luas, pengangguran begitu
tinggi, mereka dapat menghidupi keluarganya. Selayaknyalah kita
melindungi mereka. Mulai dari kemanusiaan hingga hak-haknya.
Mereka harus bisa kita persiapkan dengan baik agar berdaya
saing, profesional, dan berpenghasilan tinggi. (SBY, dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,
Kamis 16 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 49
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Menyiapkan Pengacara
Masalah tenaga kerja merupakan salah satu hal terpenting
untuk segera diselesaikan. Penempatan dan perlindungan terhadap
mereka harus ditata dengan baik, dengan memperhatikan gaji yang
diberikan dan memberikan perlindungan terhadap mereka di luar
negeri. Dengan menyiapkan pengacara, misalnya. Bukan apa-apa,
mereka juga adalah pahlawan bangsa. Masalah tenaga kerja ilegal
bukan hanya dialami oleh kita, melainkan juga oleh megara-negara
lain yang memiliki pendapatan relatif rendah. Contohnya, Cina,
India, dan Meksiko. (JK, dalam acara dialog dengan Musyawarah
Nasional V Apjati, Bandung, Kamis, 26 Agustus 2004).

Sumberdaya Manusia
Untuk menciptakan kesempatan kerja baru, kita kembangkan
iklim usaha dan investasi yang baik dan kita dorong sektor swasta
menjadi pilar dari dinamika perekonomian. Untuk menanggulangi
kemiskinan, kita terutama akan melakukan investasi yang akan terus
meningkat untuk rakyat kita melalui pendidikan. Pengembangan
sumberdaya manusia menempati prioritas utama sebagaimana halnya
pengembangan infrastruktur yang lebih baik dan kebijakan ekonomi
yang berorientasi pasar (market-friendly policies), tanpa meninggalkan
kepedulian dan bantuan kepada golongan ekonomi lemah, sebagai
perwujudan dari keadilan ekonomi dan keadilan sosial. (SBY,
pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta,
Selasa 1 Juni 2004).

Mampu Melindungi
Saya akan memperhatikan nasib TKI. Saya berharap negara
dan pemerintah, serta agen-agen pemberangkatan TKI ke luar

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


50 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

negeri bisa lebih bertanggung jawab. Semua pihak yang terkait harus
mampu melindungi TKI yang mendapat perlakuan tidak manusiawi
atau ketidakadilan. Hak dasar mereka harus bisa dipenuhi. (SBY,
dalam acara Dialog Terbatas Civitas Akademika Universitas Indonesia,
Jakarta, Kamis 10 Juni 2004).

Usaha Mikro
Untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, lebih lanjut,
kita kembangkan terutama usaha mikro, kecil, dan menengah-baik
yang masuk dalam sektor formal maupun sektor informal. Kita
kembangkan kebijakan yang ramah terhadap usaha kecil; karena,
terbukti bahwa selama ini mereka menjadi mesin pemulihan
perekonomian Indonesia. Kita perlu memberikan saluran kredit yang
lebih baik kepada mereka dan mendorong pemerintah daerah untuk
meningkatkan fasilitas pelatihan bagi para pekerja. (SBY, pidato
politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni
2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 51
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Keamanan
dan Pertahanan

Deteksi Dini

S
aya berkomitmen untuk memerangi terorisme. Untuk itu,
kemampuan deteksi dini harus ditingkatkan. Dalam hal
ini, intelejen tak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kerjasama
dengan kepolisian, imigrasi, serta negara sahabat. Kapasitas intelejen
harus ditingkatkan dengan cara: melakukan operasi yang lebih
efektif, meningkatkan kerjasama, memodernisasi peralatan, serta
bekerja selama 24 jam. Juga diperlukan kerjasama masyarakat
sebagai mata dan telinga intelejen. Terorisme adalah ancaman serius
dan tidak mudah terdeteksi dengan sistem apapun dan oleh negara
manapun. Namun, harus ada upaya untuk terus menerus melakukan
operasi yang efektif. (SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi,
dan Program Capres-Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Pendekatan Keamanan
Meski saya berlatarbelakang militer, saya tidak akan
mengedepankan pendekatan keamanan yang mengurangi hak
sipil dan HAM. Saya pelaku reformasi internal TNI. Selama
berada di pemerintaha, tugas-tugas saya, saya jalankan dengan
undang-undang dan menghormati otoritas sipil. Tak ada satu pun
yang harus didekati dengan keamanan semata. (SBY, dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


52 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,


Selasa 14 September 2004).

Gerakan Separatis
Dalam jangka pendek, kita memberikan perhatian penuh
pada tiga hal berikut. Yang pertama, kita harus mengakhiri gerakan
separatis bersenjata di Aceh dan Papua. Proses ini dilakukan dengan
tetap menjaga hak, martabat, kehormatan, dan rasa keadilan saudara-
saudara kita di kedua propinsi ini. Kita lakukan hal ini dengan
meningkatkan pelaksanaan otonomi khusus secara konsisten. (SBY,
pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa
1 Juni 2004).

Reformasi Militer
Jangan memandang rendah militer, sebab bagaimanapun
militer adalah bagian penting dari bangsa ini. Latar belakang militer
yang saya miliki justru sangat berguna untuk memberi perspektif
bagaimana menata kekuatan militer ke depan. Dalam tahun-tahun
terakhir karier militer, saya sempat menyusun cetak biru reformasi
militer. Saya yakin, militer bisa lebih demokratis dari sipil. Contohnya,
Presiden Fidel Ramos, ia dari militer tapi bisa lebih demokratis dari
presiden sipil. (SBY, di depan sejumlah duta besar, perwakilan dagang,
dan eksekutif perusahaan asing, di Jakarta, Rabu 9 Juni 2004).

Indonesia yang Aman


Indonesia yang lebih aman dan damai mengharuskan kita
untuk menjaga keutuhan NKRI, mengokohkan integrasi nasional,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 53
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

dan membangun hubungan internasional dengan mengedepankan


tegaknya kedaulatan negara. Juga, memelihara dan meningkatkan
keamanan dalam negeri. Menghentikan separatisme bersenjata.
Mengakhiri konflik-konflik komunal. Memantapkan keamanan
publik. Memerangi kejahatan, termasuk kejahatan transnasional dan
terorisme. Memperkuat harmoni dan integrasi sosial serta toleransi
kehidupan beragama. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Korban Terorisme
Kita adalah korban terorisme. Saya telah menghabiskan
tahun-tahun saya di pemerintahan memerangi terorisme ini.
Menghabiskan waktu-waktu saya untuk menjaga keselamatan
seluruh masyarakat kita. Memang bukan upaya mudah; tetapi, kita
harus terus meningkatkan upaya pemberantasan tindak pidana
terorisme.

Upaya pemberantasan terorisme ini akan kita perkuat


dengan pengembangan kerangka dan perangkat hukum yang
memadai dan secara terus menerus meningkatkan infrastruktur
keamanan kita. Melihat korban terorisme di berbagai wilayah
Indonesia, membuat saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya
tidak ingin terjadi lagi tindakan terorisme di negeri ini. Tindakan
terorisme yang menghancurkan kehidupan, menghancurkan nilai-
nilai kemanusiaan, dan meninggalkan luka yang pedih bagi keluarga
korban. Cukup yang telah terjadi. Begitu juga dengan kejahatan
transnasional khususnya narkoba dan perdagangan anak. Cukup.
Kita akan perangi sampai ke akar-akarnya. (SBY, pidato politik pada

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


54 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

pembukaan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan


Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Penyebab Utama
Kita harus mengakhiri konflik-konflik komunal yang
terjadi di Maluku, Poso, dan beberapa daerah lainnya. Kita harus
menciptakan harmoni sosial untuk mencegah kerusakan yang
lebih besar di kemudian hari. Kita bangun infrastruktur untuk
mengembalikan masyarakat dalam kehidupan yang normal. Dan,
yang lebih penting kita akan bersama-sama masyarakat di wilayah
ini untuk menemukan dan mengatasi penyebab utama konflik.
(SBY, pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa
1 Juni 2004).

Berusaha Keras
Saya akan berusaha menyelesaikan masalah-masalah
keamanan seperti yang terjadi di Poso, Papua, dan daerah-daerah lain
di Indonesia. Tidak hanya menyelesaiakn tetapi juga akan berusaha
keras agar hal ini tidak terulang lagi. Hal ini penting untuk stabilitas.
Bila itu tidak dijaga, kita akan kesulitan untuk bangkit. Akibatnya,
terjadilah kemunduran. Untuk keamanan negara, pemimpin bangsa
haruslah besikap adil, jujur, transparan, dan bertanggung jawab. (JK.
Saat berkampanye di halaman parkir GOR Segiri, Samarinda, Sabtu
12 Juni 2004).

TNI dan Bisnis


Saya akan melanjutkan agenda reformasi internal TNI di
bidang bisnis, komando teritorial, dan military impunity (kekebalan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 55
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

hukum militer, Ed.). Teman-teman di TNI akan senang jika tidak


lagi berbisnis sementara anggaran terpenuhi. Soal komando teritorial,
asalkan tidak tergoda untuk bermain politik. Sementara mengenai
military impunity, akan di dorong ke depan sehingga menyentuh
mereka yang bersalah. (SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi,
Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Iklim Demokrasi
Saya menjamin, pendekatan keamanan dalam pemerintahan
saya tetap akan menjaga iklim demokrasi di Indonesia. Kami tidak
akan bersikap represif. Kita bisa mengatasi terorisme, gangguan
nasional, separatisme, dan sebagainya, tanpa harus represif sepanjang
dikembalikan kepada aturan main. Undang-undang Antiterorisme
adalah contoh yang sangat jelas untuk mencegah adanya
penyalahgunaan kekuasaan. Jangan sampai ada alasan keamanan
tetapi mengancam demokrasi. Mari sama-sama kita kawal demokrasi.
(SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-
Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel
Hilton, Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Ancaman Nyata
Saya tidak akan memberikan ruang kepada teroris untuk
beraksi lagi di Indonesia. Ingat, teroris itu ancaman nyata. Jangan
pernah berhenti untuk mencegah dan memberantas mereka. Saya
mengutuk aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab dan merenggut
korban orang-orang yang tidak berdosa. Bagi saya, mereka harus
dihukum seberat-beratnya dan sekeras-kerasnya. Harus dicari akar
permasalahan sehingga mereka bisa diperangi secara efektif. Ini

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


56 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

semua menyangkut masalah hukum. Oleh karena itu, kita harus


tegakkan hukum demi menjaga kemanan di negeri kita. Saya
berharap agar kepolisian TNI, intelejen serta semua pihak untuk
meningkatkan langkah-langkah pencegahan yang efektif. (SBY, saat
menjenguk korban Bom Kuningan di Rumah Sakit MMC, Jakarta 9
September 2004).

Sistem Persenjataan
Saya bertekad akan meningkatkan anggaran pertahanan
dan keamanan. TNI dan Polri harus diberi anggaran yang cukup
untuk menyelesaikan konflik-konflik di dalam negeri. Saat ini,
anggaran pertahanan dan keamanan dari APBN sangat kecil. Sistem
persenjataan yang dimiliki TNI dan Polri bisa dikatakan sudah
tertinggal. Kekuatan pertahanan harus terus menerus dibangun
serta dialokasikan anggaran yang cukup untuk jangka menengah
dan panjang. Anggarannya tentunya harus disinkronkan dengan
prioritas-prioritas lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya. (SBY, di atas pesawat dalam perjalanan Denpasar-Kupang,
Jumat 25 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 57
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pelayanan Kesehatan

Asuransi Sosial

S
aya setuju untuk memberlakukan asuransi sosial kesehatan
bagi seluruh rakyat. Tujuannya, agar masyarakat bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di rumah sakit. Hal
yang tak kalah pentingnya juga adalah pendidikan perilaku hidup
bersih dan sehat kepada masyarakat. Contohnya, selalu mencuci
tangan sebelum makan dan minum, mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, berolahraga cukup, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi alkohol dan narkoba. Ini perlu terus ditingkatkan
agar masyarakat mampu mencegah penyakit. (SBY, dalam acara
“Dialog dan Silaturahmi Capres RI dan Calih Profesi Kesehatan
DPR RI dengan Masyarakat Profesi Kesehatan,” Jakarta, Minggu 29
Agustus 2004).

CATATAN: Data terakhir menunjukkan bahwa saat


ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia
tidak mampu mendapat jaminan kesehatan
dari lembaga atau perusahaan di bidang
pemeliharaan kesehatan, seperti Askes,
Taspen, dan Jamsostek. Hanya kurang dari
20 persen yang mampu mendapatkannya.
Golongan masyarakat yang dianggap
‘teranaktirikan’ dalam hal jaminan kesehatan
adalah mereka dari golongan masyarakat

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


58 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

kecil dan pedagang. Solusinya, saat ini


tengah digodok RUU untuk memberlakukan
SJSN.

Lebih Banyak Dana


Kita harus mengalokasikan lebih banyak dana untuk
membantu mereka yang sangat membutuhkan. Kita harus
menyediakan pelayanan kesehatan dasar dengan secara bertahap
membangun lebih banyak klinik, meningkatkan subsidi kesehatan
untuk mereka, dan meningkatkan pengetahuan mereka untuk
pencegahan. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa kampanye
putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-
2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Hak Dasar
Layanan kesehatan merupakan bagian dari hak dasar
masyarakat yang harus terpenuhi. Meskipun fasilitas pelayanan dasar
seperti puskesmas relatif telah tersedia di hampir seluruh wilayah
Indonesia,namun keterjangkauan pelayanan dan mutu pelayanan yang
diberikan masih belum merata. Indonesia memiliki 7.237 puskesmas
pada tahun 2000 dan 21.267 puskesmas pembantu. Tenaga kesehatan
yang tersedia, diukur dari rasio per jumlah penduduk, masih belum
mencukupi, meskipun telah terjadi perbaikan yang berarti. Daya
jangkau masyarakat terhadap obat-obatan juga masih rendah. Untuk
itu, sebagai proses pemenuhan hak dasar rakyat, saya mendorong
untuk terus dilakukannya peningkatan pencegahan penyakit menular,
peningkatan upaya imunisasi, penurunan angka kematian ibu dan
anak, pemerataan, dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar,
peningkatan kualitas dan ketersediaan petugas kesehatan, obat dan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 59
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

perbekalan kesehatan, mendorong berkembangnya industri obat di


Indonesia, perbaikan pengawasan obat dan makanan. (SBY, pidato
politik pada penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli
2004).

Tidak Muncul Ketimpangan


Saya akan menaikkan presentase anggaran bidang kesehatan
dalam APBN menjadi 10 hingga 15 persen. Akan ada kajian
mendalam tentang beberapa aspek terkait. Tapi saya bisa pastikan
, presentase pengeluaran pemerintah akan ada kenaikkan untuk
bidang kesehatan. Selain bidang pendidikan, bidang kesehatan
merupakan prioritas program kesejahteraan rakyat. Di dalamnya
sudah termasuk pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran
serta peningkatan daya beli masyarakat. Jadi, perlu dihitung dulu
secara menyeluruh agar tidak muncul ketimpangan. Kalau hal itu
sampai terjadi, bisa menimbulkan masalah serius. (SBY, dalam acara
“Dialog dan Silaturahmi Capres RI dan Calih Profesi Kesehatan
DPR RI dengan Masyarakat Profesi Kesehatan,” Jakarta, Minggu 29
Agustus 2004).

CATATAN : Menurut data terakhir dari Pengurus Besar


IDI, selama 50 tahun sejak Indonesia
merdeka, anggaran pembangunan kesehatan
masyarakat dalam APBN tidak pernah lebih
dari empat persen, hanya berkisar di antara
angka 2,5 hingga 3,5 persen.

Fasilitas Puskesmas
Saya prihatin terhadap rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Sebelumnya, saya sudah berkunjung ke beberapa daerah

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


60 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

di Jawa Timur. Saya mengamati, betapa kurangnya fasilitas di berbagai


puskesmas. Jumlah tenaga medisnya tak mencukupi, fasilitas rawat
inap dan obat-obatan juga kurang. Padahal, Puskesmas merupakan
tempat berobat masyarakat kebanyakan dengan standar ekonomi
kelas bawah. Puskesmas harusnya perlu mendapat perhatian yang
lebih serius. (SBY, saat acara pengobatan gratis yang diadakan oleh
Gerakan Pro-SBY, Ciawi, Bogor, Selasa 15 Juni 2004).

Motor Besar

Untuk mempercepat pertolongan kesehatan ke rumah sakit,


saya berpikir perlu adanya petugas kesehatan yang mengendarai
motor besar berkeliling jalan raya. Saya menyaksikan di Inggris,
petugas kesehatan mereka mengendarai motor besar di jalan.
Mereka bekerja 24 jam di jalan untuk mempercepat pertolongan
bagi warga yang menjadi korban kecelakaan atau warga yang sakit
untuk segera dibawa ke rumah sakit. Dengan motor besar, mereka
bisa leluasa bergerak di jalan-jalan yang macet sekalipun. (SBY,
dalam acara “Dialog dan Silaturahmi Capres RI dan Calih Profesi
Kesehatan DPR RI dengan Masyarakat Profesi Kesehatan,” Jakarta,
Minggu 29 Agustus 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 61
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Budaya dan Seni

Kebebasan Berekspresi

S
aya sangat menghormati kebebasan berekspresi dan ekspresi
kebebasan. Karena itu, saya sangat menghormati usulan
agar seniman masuk kabinet. Seniman atau bukan, silahkan
masuk kalau memang mampu. Saya yakin budayawan punya potensi
untuk itu. (SBY, dalam acara dialog “Visi dan Strategi Kebudayaan
Calon Presiden 2004” di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki,
Jakarta, Senin 14 Juni 2004).

Posisi Budaya

Karena selama ini kita banyak mengabaikan masalah


budaya, banyak persoalan di negeri ini yang tidak dapat terselesaikan.
Melalui pendidikan, seharusnya orang dididik untuk menghargai
dan meletakkan posisi budaya pada tempatnya. Berkat kearifan
budaya yang dimiliki masing-masing daerah, berbagai persoalan
bisa diselesaikan dengan baik. (SBY, di hadapan sejumlah seniman
dan budayawan, Yogyakarta, Senin 21 Juni 2004).

Departemen Kebudayaan

Saya akan mempertahankan departemen kebudayaan dan


pariwisata.Tujuannya agar kegiatan budaya dan kesenian berkembang
pesat. Aktivitas seni dan budaya akan mampu mendorong
meningkatnya SDM. Juga akan mempermantap perdamaian dan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


62 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

toleransi di berbagai daerah di Indonesia. (JK, seusai menyaksikan


pertunjukan debus pada acara kunjungan silahturahmi memperingati
Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Serang, Banten, Minggu 12 September
2004).

Dialog Budaya
Di masa lalu, dialog-dialog budaya terhambat akibat
tertutupnya ruang demokrasi. Benturan-benturan mengenai budaya-
budaya lokal, termasuk masalah etnis dan agama, tidak diselesaikan
melalui dialog budaya, melainkan direpresi dengan dalih masalahg
SARA. Saya bertekad mendorong terciptanya wadah yang terbuka
dan demokratis bagi terlaksananya dialog kebudayaan. Ini bertujuan
agar benturan-benturan yang terjadi tidak sampai melebar menjadi
konflik sosial. (SBY, dalam acara dialog “Visi dan Strategi Kebudayaan
Calon Presiden 2004” di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki,
Jakarta, Senin 14 Juni 2004).

Peran Budaya
Melihat potensi dan peran budaya yang begitu besar sebagai
pemersatu bangsa, saya melihat menjadi tidak tepat jika sektor
budaya dijadikan satu dengan pariwisata dalam satu departemen.
Saya setuju jika budaya dan pariwisata dipisah. (SBY, di hadapan
sejumlah seniman dan budayawan, Yogyakarta, Senin 21 Juni 2004).

Seni Nasyid
Saya menaruh perhatian pada seni nasyid. Kesenian
ini mestinya mendapat perhatian lebih banyak dari masyarakat.
Kehidupan masyarakat akan lebih sejuk dan damai jika bisa
mengapresiasi seni nasyid sepanjang waktu. (SBY, di hadapan
sejumlah seniman dan budayawan, Yogyakarta, Senin 21 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 63
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

CATATAN: Nasyid adalah salah satu jenis seni islami yang


telah berkembang sejak lama. Bentuknya
berupa, syair-syair pujian dan dakwah yang
dibawakan dengan lagu yang terkadang
diiringi alat musik seperti perkusi. Contoh
nasyid yang terkenal adalah selawat Badar
yang dibawakan penduduk Madinah saat
menyambut kedatangan Nabi Muhammad
SAW.

Pembajakan Kaset
Saya menaruh perhatian pada upaya memerangi pembajakan
kaset. Saat saya masih menjabat Menkopolkam, awal tahun 2003,
saya memonitori perlawanan terhadap pembajakan kaset. Waktu itu,
bersama 11 seniman nasional, saya berkampanye di banyak tempat
guna memerangi pembajakan kaset. Dalam forum pemerintahan,
bersama Kapolri, Jaksa Agung serta aparat penegak hukum lainnya,
kami berkomitmen untuk mendukung kampanye itu. Hasilnya
memang ada, pembajakan kaset jadi menurun. Tapi belum tuntas.
Untuk menuntaskannya, harus terus disosialisasikan pemahaman
bahwa pembajakan adalah suatu tindakan melanggar hukum dan
karya cipta yang dilindungi oleh undang-undang. Mereka harus
diberi sanksi seberat-beratnya sesuai kesalahan yang mereka perbuat.
(SBY, saat silaturahmi dengan tokoh masyarakat Sumatera Barat di
Padang, Minggu 20 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


64 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Kesejahteraan
Rakyat

Rakyat Ukurannya

B
erbagai kemajuan telah kita capai. Namun kita tahu, lebih
banyak lagi yang masih harus diperjuangkan. Ukurannya
adalah kesejahteraan rakyat. Ukurannya adalah rasa aman
masyarakat. Ukurannya adalah terjaminnya rasa keadilan masyarakat.
Ukurannya adalah, di masa datang, krisis-krisis yang pernah kita
alami tidak terulang lagi. Kita tahu, semua ini belum terwujud. Kita
tahu, kita masih harus berjuang lebih keras lagi. Tapi kita juga tahu,
kita bisa melakukannya. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Kesetiakawanan Sosial
Dalam program membantu rakyat kecil, perlu adanya
kesetiawanan sosial dan antidiskriminasi. Dari dulu banyak teori
yang dikemukakan. Namun, apapun teorinya, yang penting ke depan
kesejahteraan rakyat harus makin baik. Tidak boleh miskin terus,
ingin berobat tidak punya uang atau ingin sekolah tidak punya uang.
Saya akan berusaha mensejahterakan rakyat dengan berupaya keras
memperbaiki ekonomi, meningkatkan pendapatan negara, mencegah
kebocoran dan memperkecil adanya korupsi. Dengan begitu, uang
negara dapat digunakan untuk membangun jalan, sekolah, dan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 65
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

sarana kesehatan. (SBY, dalam acara open house di kediamannya, Puri


Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Senin, 29 September 2004).

Menanam Modal
Saya akan memerangi kemiskinan yang menyengsarakan
rakyat dengan menanam modal besar-besaran kepada rakyat
Indonesia sendiri melalui pendidikan dan pengembangan sumberdaya
manusia sebagai prioritas utama. Kami juga akan membangun dan
meningkatkan prasarana-prasarana penting di sektor pedesaan
dan pertanian seperti juga halnya prasarana penghubung antara
pedesaaan dan perkotaan. (SBY, dalam acara seminar Institut Kajian
Pertahanan dan Strategi Singapura, Singapura, Rabu 26 Mei 2004).

Tinggi dan Berkualitas


Membangun kesejahteraan rakyat mengharuskan kita untuk
membangun ekonomi secara baik. Bangun ekonomi yang baik yang
saya maksudkan adalah bangun ekonomi yang memiliki pertumbuhan
yang tinggi dan berkualitas, resisten terhadap goncangan dan
terdistribusikan secara adil. Namun demikian, kesejahteraan rakyat
mengharuskan berkembangnya rasa aman. Kesejahteraan juga tidak
mungkin tanpa berkembangnya rasa keadilan. (SBY, pidato politik
pada penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Keluarga Miskin
Pemerintahan saya akan mengalokasikan lebih banyak
dana untuk membantu keluarga yang miskin, menyediakan fasilitas
kesehatan yang dasar dengan membangun lebih banyak klinik,
memperbesar anggaran subsidi kesehatan. Untuk keluar dari

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


66 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

lingkaran kemiskinan, pencerdasan masyarakat harus dimulai dengan


memberikan pendidikan pada anak-anak. Kita harus meningkatkan
subsidi bagi sekolah-sekolah di kalangan masyarakat yang termiskin,
memperbaiki kurikulum nasional, dan meningkatkan rasio murid
dan guru. (SBY, dalam acara seminar Institut Kajian Pertahanan dan
Strategi Singapura, Singapura, Rabu 26 Mei 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 67
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Hubungan dan Kerjasama


Internasional

Bukan Mandor

D
alam kerjasama internasional termasuk kerjasama dengan
lembaga keuangan asing, kita tidak boleh mengabaikan
dan merugikan kepentingan dalam negeri. Jangan
sampai konstitusi dan undang-undang serta kepentingan nasional
tersingkirkan karena harus mengadopsi nilai-nilai dan hukum global
yang ada. Keberadaan IMF, Bank Dunia bukanlah sebagai mandor
dan mereka pun tidak boleh meletakkan diri sebagai mandor. (SBY,
saat acara ‘Talk Show Calon Presiden RI 2004” di Kampus Universitas
Hasanuddin, Makassar, Rabu 2 Juni 2004).

Prinsip Dasar
Saya tidak memiliki rencana untuk membuka hubungan
dengan Israel. Dalam visi dan misi saya tidak ada agenda yang
berhubungan dengan pembukaan hubungan diplomatik dengan
Israel atau agenda lain yang bertentangan dengan keinginan rakyat
Indonesia. Saya mendukung upaya perjuangan bangsa Palestina
dalam upaya mencapai kemerdekaannya. Itu merupakan prinsip
dasar politik luar negeri RI, yang juga harus menjadi komitmen
seluruh bangsa Indonesia. (SBY, saat mendatangi kantor DPP PKS di
Jakarta, Kamis 26 Agustus 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


68 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Bebas dan Aktif


Banyak agenda besar kebangsaan kita yang akan menemukan
bentuk terbaiknya melalui kerjasama internasional, pemulihan
ekonomi dan penanganan terorisme misalnya. Saya akan tetap
menjalankan dan mempromosikan kebijakan luar negeri kita yang
bebas dan aktif. Kita akan memposisikan Indonesia sebagai negara
yang terbuka, toleran, modern, demokratis, dan punya pandangan
keluar yang sangat jauh dengan suara yang jelas, tegas, dan tak
pernah lelah untuk memperjuangkan terwujudnya perdamaian dan
keadilan. Indonesia akan tetap menjadi negara terkemuka dalam
perang melawan terorisme dan akan melakukan kerjasama untuk
counter-terrorism dengan negara-negara lain. (SBY, pidato politik
pada pembukaan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Prinsip Keseimbangan
Masuknya modal asing ke Indonesia harus disikapi secara
proporsional. Kita tidak mungkin bisa mengelak dari bentuk
kerjasama internasional. Namun hal itu harus dilakukan berdasarkan
prinsip keseimbangan. (SBY, saat berdialog dengan sejumlah mahasiswa
dan dosen Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2004).

Hubungan yang Konstruktif


Kita harus membangun hubungan internasional yang
konstruktif, dan kebijakan luar negeri yang tepat. Saya sadari bahwa
kondisi dunia yang kita hadapi ke depan terasa tetap rentan. Kita tidak
bisa menyatakan bahwa dunia akan lebih aman. Akan kita temukan
tentunya gejolak di berbagai bagian dunia. Dan, kondisi ASEAN
juga akan mengalami perubahan di masa datang. (SBY, pidato politik

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 69
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

pada pembukaan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden


dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Proaktif untuk Palestina


Saya akan bersikap proaktif terhadap permasalahan yang
terjadi di Palestina. Saya juga berharap agar pembentukan suatu
negara Palestina yang berdaulat, merdeka, dan independen bisa
diwujudkan dalam waktu dekat. (SBY, di hadapan 17 duta besar yang
mengunjunginya, Jumat 15 Oktober 2004).

Tidak Ada Lagi Komitmen


Sudah ada kebijakan dari MPR, DPR, dan Pemerintah
Republik Indonesia untuk mengakhiri program yang disebut
dengan Letter of Intens bersama IMF, sudah selesai tidak ada lagi
komitmen kita dengan IMF. Jadi tak ada pikiran-pikiran kita untuk
terus bernaung kembali ke IMF. (SBY, saat memberikan keterangan
kepada pers di pendopo Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Minggu 17
Oktober 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


70 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Nelayan dan Petani

Pinjaman Modal

N
elayan adalah basis ekonomi rakyat. Oleh karena itu,
saya akan memberikan akses yang lebih mudah bagi para
nelayan untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank.
Dalam hal penjualan, saya juga akan membantu mereka dengan
membuka akses pasar yang lebih baik untuk hasil tangkapannya.
(JK, saat bertemu dengan para nelayan di tempat Pelelangan Ikan
Lempasing, Bandarlampung, Lampung, Senin 28 Juni 2004).

CATATAN: Profesi nelayan dianggap sebagai salah


satu profesi penting dalam menunjang
perekonomian Bandarlampung karena
kontribusinya dalam penyediaan protein
hewani. Sayangnya, lembaga-lembaga yang
seharusnya menyediakan pinjaman modal,
sering mempersulit mereka. Akibatnya,
banyak di antara mereka ‘terikat kerja’
dengan pemilik modal besar dari perusahaan
swasta atau perorangan. Mereka diwajibkan
menjual hasil tangkapannya kepada pemilik
modal tersebut dengan harga yang sangat
rendah.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 71
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Kepastian Penghasilan
Saya akan meningkatkan taraf hidup para nelayan. Itu
sudah menjadi agenda, akan menjadi program pemerintah lima
tahun mendatang. Saya sudah meninjau beberapa tempat nelayan.
Saya melihat, memang harus ada kepastian penghasilan sehari-
hari, bantuan permodalan, koperasi, kesehatan. Jangan sampai
kalah oleh para nelayan yang menggunakan perahu berteknologi
tinggi. Kehidupan para nelayan saat ini memang penuh dengan
ketidakpastian, apalagi jika harga solar tinggi. (SBY, di depan
masyarakat nelayan Kampung Baru Bugis, Desa Banten Kecamatan
Kasemen, Kabupaten Serang, Juni 2004).

Sektor Unggul
Saya akan memperhatikan sektor pertanian. Di Indonesia
sektor pertanian adalah salah satu sektor ekonomi yang unggul. Ini
sudah terbukti. Di saat perekonomian Indonesia runtuh dilanda krisis,
enam tahun lalu, sektor ekonomi yang bisa bertahan adalah ekonomi
rakyat serta sektor informal, termasuk pertanian. (SBY, saat bertemu
dan berdialog dengan sejumlah petani dan pedagang jamu serta buruh jamu
di Bawen, Ungaran, Selasa 29 Juni 2004).

Kualitas Hidup
Saya pastikan bahwa kita akan melakukan revitalisasi pertanian
dan perdesaan. Upaya ini terutama dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup petani dan nelayan serta rumah tangga
petani dan nelayan. Meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap
sumberdaya produktif dan permodalan. Meningkatkan produktivitas
dan kualitas petani dan nelayan serta meningkatkan produktivitas

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


72 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

dan kualitas pertanian. Mengembangkan diversifikasi aktivitas


ekonomi pedesaan. Mengembangkan industrialisasi pedesaan. Dan,
melaksanakan reformasi agraria. Berkembangnya pedesaan dan
pertanian akan menjamin perkembangan perkotaan dan industri
yang berkelanjutan. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 73
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Otonomi Daerah

Mengevaluasi Kelemahan

K
ita harus meningkatkan dan mendalami proses desentralisasi
dan otonomi daerah yang sedang berlangsung. Kita harus
dari waktu ke waktu mengevaluasi kelemahan yang
terjadi dengan mengangkat ide-ide inovatif yang berkembang di
tingkat lokal. Kita perlu menyeimbangkan kepentingan nasional
dengan kepentingan daerah, lokal, dan masyarakat. Dengan terus
mengembangkan saluran-saluran ide yang berkembang di masyarakat,
kita dari waktu ke waktu akan mampu meningkatkan rasa saling
percaya antara pemerintah pusat dan daerah, antara pemerintah dan
masyarakat, dan antarkelompok masyarakat. (SBY, pidato politik pada
pembukaan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Menata Propinsi dan Kota


Kami akan mendorong peningkatan reformasi birokrasi
menjadi lebih efisien, lebih disiplin, lebih produktif, kinerja yang baik
untuk pelayanan kepada publik, melakukan pengelolaan yang makin
efektif dalam implementasi, sentralisasi dan otoda dengan semangat
untuk menata kembali propinsi dan kota. (SBY-JK, pemaparan dalam
acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres”
yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton,
Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


74 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Penataan Ulang
Kami akan membenahi efektivitas gubernur yang selama ini
banyak dipertanyakan orang. Juga kami akan memperjelas aturan dan
kewenangan bupati/walikota. Tidak mungkin lagi semuanya diatur di
tingkat pusat. Pemecahannya, harus ada penataan ulang kewenangan
di tiap tingkat pemerintahan. (JK, dalam acara “Dialog Penajaman
Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang diselenggarakan oleh
Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta, Selasa 14 September
2004).

Harus Ada Mekanisme


Kami akan meninjau kembali pemekaran yang telah
dilakukan terhadap kabupaten/kota. Pemekaran yang telah
dilakukan selama ini hanya sebatas pertimbangan politis tanpa
dilandasi prinsip-prinsip yang jelas. Misalnya, pertimbangan
potensi daerah, jumlah penduduk, kultur soasial maupun politik.
Harus ada mekanisme daerah dan pusat untuk duduk bersama guna
memecahkan persoalan tentang otonomi daerah dan pemekaran.
(SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-
Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel
Hilton, Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 75
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Kebebasan Pers

Tidak Selalu Benar

D
i masa depan, pemerintah siapapun yang berkuasa tidak
boleh lagi melakukan pembreidelan atau penyensoran
terhadap pers. Sebab, itu artinya kita kembali ke masa lalu.
Kebebasan pers seperti juga demokrasi, sudah merupakan way of
life, tidak bisa lagi dicabut. Harus terus dijaga dan dipertahankan.
Namun begitu, dalam pelaksanaannya, tugas pers tidak boleh
dianggap selalu benar. Soal kesalahan wartawan, tergantung keadaan
dan kadarnya. Tidak boleh karena alasan tugas, ia lalu dianggap
menjadi tidak bersalah. (JK, dalam acara dialog ulang tahun Aliansi
Jurnalis Independen, Hotel Nikko, Jakarta, Kamis 5 Agustus 2004).

CATATAN: Di Indonesia telah beberapa kali terjadi


pembreidelan atau pembekuan/pencabutan/
pembatalan SIUPP terhadap media cetak
Sebut saja harian Sinar Harapan (dicabut
SIUPP-nya 9 Oktober 1986), harian
Prioritas  (29 Juni 1987), tabloid Monitor
(23 Oktober 1990), dan Majalah Tempo (21
Juni 1994). Meninjau jauh ke belakang, pada
tahun 1974 tak kurang dari 123 media cetak
diberangus hanya gara-gara mengungkap
kasus korupsi Ibnu Sutowo dan keluarga
Soeharto di Pertamina. Pada tahun 1978,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


76 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

pemberangusan terjadi lagi terhadap 8


media massa lantaran melaporkan bisnis-
bisnis yang berhubungan dengan keluarga
Soeharto.

Terus Berlanjut
Saya akan mendorong kebebasan pers terus berlanjut. Saya
berharap pers ke depan bisa lebih matang. Bisa menjembatani
dialog antara pemerintah dengan rakyat, rakyat dengan lesgislatif,
atau pemerintah dengan legislatif. Kebebasan pers harus terus
berlanjut karena kebebasan pers adalah bagian dari demokrasi.
(SBY, kepada wartawan di sela-sela kampanye di Denpasar, Bali,
Kamis 24 Juni 2004).

CATATAN: Reporters Sans Frontieres (Pewarta


Tanpa Batas), organisasi internasional
dalam bidang kebebasan pers pernah
menempatkan Indonesia sebagai peringkat
terbaik di antara negara-negara ASEAN.
Selama pemerintahan Megawati, kebebasan
pers dianggap cukup bagus oleh banyak
kalangan. Salah satu indikatornyanya
adalah tidak adanya penerbitan yang
dibreidel seperti pada jaman Soeharto.
Hanya saja, ada beberapa kasus yang
kemudian sedikit mengaburkan anggapan
itu. Contohnya, kasus Pemimpin Redaksi
Majalah Tempo yang divonis satu tahun
penjara karena pencemaran nama baik,
kasus gugatan Megawati terhadap harian

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 77
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Rakyat Merdeka akibat pemberitaan


kenaikan harga bahan bakar minyak. Juga
kasus gugatan Akbar Tanjung terhadap
harian yang sama terkait dengan kasus
penyelewengan dana Bulog.

Peran Sentral
Saya berkomitmen untuk mendukung kebebasan pers. Pers
memiliki peran sentral dalam demokrasi sehingga kebebasan pers
yang beretika merupakan unsur terpenting untuk membangun
demokrasi yang sehat. (SBY, di kantor redaksi Harian Sore Surabaya
News, Surabaya, Senin 7 Juni 2004).

Terus Berkembang
Saya menjamin tidak akan ada lagi pemberidelan terhadap
pers. Saya akan membuat pers terus berkembang, mendapatkan peran
dalam kebebasannya sesuai dengan konstitusi dan aturan main yang
berlaku. (SBY, saat bersilaturahmi ke Kantor Majalah Tempo, Jakarta,
Senin 2 Agustus 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


78 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pornografi
dan Narkoba

Kejahatan dan Kemaksiatan

S
aya akan melakukan langkah konkrit untuk menolong
bangsa ini dari kejahatan dan kemaksiatan yang implikasinya
merusak moral bangsa. Misalnya, peredaran video porno,
narkoba, alkohol, dan sebagainya. Untuk mengatasinya, saya akan
menggunakan tiga langkah. Pertama, menggunakan jalur pendidikan
dalam dimensi pencegahan dan pembinaan. Melalui pendidikan 12
sampai 16 tahun anak-anak dididik dan diingatkan terus untuk tidak
melakukan hal itu. Selanjutnya, saya melibatkan gerakan orangtua,
tokoh agama dan tokoh adat. Langkah ketiga adalah melakukan
penegakan hukum. Hal-hal yang dapat merusak moral masyarakat,
tidak bisa kita anggap biasa-biasa saja. Harus ada tindakan tegas
demi masa depan dan generasi mendatang. (SBY, dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,
Kamis 16 September 2004).

CATATAN: Masalah pornografi dan pornoaksi sering


dituding sebagai akar masalah kemerosotan
moral di negeri ini.Tingkat kriminalitas akibat
pornografi dan pornoaksi sudah mencapai
tahap yang memprihatinkan. Maraknya

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 79
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

peredaran berbagai benda dan aktivitas yang


berhubungan dengan pornografi (VCD/
DVD, tabloid/koran panas, internet, goyang
ngebor, goyang buldoser, goyang ngocok, dan
sebagainya) bisa dijadikan indikator. Banyak
pakar yang mengatakan, pornografi dan
pornoaksi marak di Indonesia diakibatkan
kesalahan menerjemahkan arti reformasi.
Hal itu semakin bersemi dengan tidak
adanya larangan tegas dengan belum
diberlakukannya Undang-undang Pornografi
dan Pornoaksi.

Pembatasan Penayangan
Saya akan melakukan pembatasan terhadap penayangan
adegan pornografi, pornoaksi, sadisme di televisi yang bisa ditonton
selama 24 jam. Pembatasan itu bukan dimaksudkan mengontrol
pikiran dan tidak menghormati HAM. Namun, harus ada regulasi
yang baik demi moral, akhlak, dan perilaku anak-anak kita di masa
mendatang. Harus ada pembatasan untuk penayangan hal-hal yang
menjurus ke tindak kejahatan yang dapat merusak moral. Kalau
moral bangsa tidak ditangani dari sekarang, 10-20 tahun lagi tanpa
kita sadari keboborakan dan kemaksiatan telah berkembang luas.
(SBY, dalam acara “Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-
Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel
Hilton, Jakarta, Kamis 16 September 2004).

Budaya Kekerasan
Ada tiga cara pendekatan yang akan saya lakukan terhadap
budaya kekerasan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


80 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

dan psikotropika), pornografi dan penyakit sosial lainnya. Yakni,


pendekatan pendidikan, pendekatan keagamaan , dan pendekatan
hukum. Tiga pendekatan ini ampuh untuk memberantas penyakit
sosial. Jika masyarakat tetap tidak memperhatikan aturan, norma,
dan nilai-nilai yang berkembang, penegakan hukum menjadi
alternatif terakhir. (SBY, dalam acara dialog “Visi dan Strategi
Kebudayaan Calon Presiden 2004” di Graha Bhakti Budaya, Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, Senin 14 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 81
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Bisnis dan Usaha

Seluk-beluk Perdagangan

M
asalah dalam aktivitas perdagangan antardaerah,
antarnegara, dan kebijakan harus diperbaiki. Jangan
hanya menguntungkan sekelompok orang tapi
merugikan kelompok lain. Ini bukan hanya urusan menteri tapi
juga direktur jenderal, gubernur, bupati, dan wali kota. Mereka yang
menentukan kebijakan perdagangan harus memahami betul seluk-
beluk perdagangan. Namun, dalam mengambil suatu kebijakan,
harus dapat dijelaskan kepada rakyat. Sebelum kebijakan diambil,
suara rakyat dan semua kelompok masyarakat harus didengarkan.
Namun, setelah keputusan dan kebijakan diambil, semua harus patuh
menjalankan keputusan. (SBY, dalam acara open house di kediamannya,
Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Senin, 29 September 2004).

Kontrak Sosial
Saya akan membuat kontrak sosial baru dengan dunia usaha.
Kontrak sosial baru ini merupakan kebijakan untuk mendorong
dunia usaha agar bisa menggarap peluang-peluang bisnis melalui
berbagai kemudahan yang kami berikan. Dengan peluang itu, saya
berharap kehidupan bisnis dapat berkembang lebih baik. Sejalan
dengan keuntungan mereka, pelaku bisnis bisa membayar pajak
dengan benar, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi untuk
community development. Dengan kerangka seperti ini, saya optimis
masyarakat kita bisa didorong menjadi modal sosial yang produktif,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


82 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

disiplin, efisien, dan mampu mendorong terciptanya iklim usaha


kondusif. Itulah kontrak sosial yang saya maksud. Saya percaya jika
hal itu bisa kita bangun melalui dialog dengan semua pihak, dalam
jangka waktu lima tahun dunia usaha kita akan kembali bangkit.
(SBY, dalam acara dialog ekonomi dengan anggota Kadin bertajuk
“Indonesia Menuju Era Baru” di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Senin
2 Agustus 2004).

Kebangkitan ekonomi
Kebangkitan ekonomi jangan hanya diletakkan padan
sentra-sentra ekonomi seperti di Jakarta, Surabaya, dan Makassar
saja. Tetapi mari kita distribusikan kebangkitan ini ke seluruh tanah
air secara merata. Kami akan mencurahkan segalanya terhadap
dunia usaha menuju kebangkitan dunia usaha di waktu yang akan
datang. (SBY, dalam acara dialog ekonomi dengan anggota Kadin
bertajuk “Indonesia Menuju Era Baru” di Balai Sidang Senayan,
Jakarta, Senin 2 Agustus 2004).

Hubungan Baik
Saya akan memperioritaskan pembangunan usaha yang
perusahaannya mempunyai hubungan baik dengan karyawannya.
Semuanya, baik perusahaan maupun karyawan, harus bekerja
dengan baik. Jika usahanya maju, maka semuanya secara bersama-
sama akan menjadi maju. Kita akan mempelajari apakah aturan
perusahaanya sudah tepat, sudah bertanggung jawab, akomodatif ,
apakah karyawannya berkerja baik. (SBY, saat bertemu dan berdialog
dengan sejumlah petani dan pedagang jamu serta buruh jamu di Bawen,
Ungaran, Selasa 29 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 83
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Pilar Utama Dinamisme


Pemerintahan saya akan menciptakan lapangan kerja
dengan cara menciptakan iklim yang ramah terhadap penanaman
modal, memberikan stimulasi kepada sektor nonpemerintah agar
menjadi pilar utama dinamisme perekonomian. Juga mendorong
pertumbuhan usaha kecil menengah formal dan informal, dengan
kebijakan yang lebih ramah terhadap UKM, antara lain dengan
penyaluran kredit yang lebih baik. (SBY, dalam acara seminar Institut
Kajian Pertahanan dan Strategi Singapura, Singapura, Rabu 26 Mei
2004).

Investasi yang Menjanjikan


Saya menargetkan, lima tahun ke depan Indonesia mampu
menyerap dana investasi langsung maupun tidak langsung hingga
30 persen dari PDB dalam negeri pada 2009. Saat ini masuknya
investasi baru mencapai 16,7 persen dari PDB. Karena itu, tentu
saja, ini tak cukup. Dalam hal ini, jika sektor swasta bisa berperan
dengan baik, saya pastikan Indonesia akan bangkit kembali dan
mendapatkan investasi yang lebih menjanjikan. Saya akan ciptakan
kondisi yang lebih baik sehingga partner dari luar negeri mau datang
dan bekerjasama dengan kita. (SBY, dalam acara dialog ekonomi
dengan anggota Kadin bertajuk “Indonesia Menuju Era Baru” di Balai
Sidang Senayan, Jakarta, Senin 2 Agustus 2004).

Penanaman Modal
Saya menganggap, penanaman modal dalam dan luar negeri
perlu ditingkatkan. Berdasarkan pengalaman saya sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi, saya merasa penting untuk memperbaiki
tatanan sistim hukum dan keterbukaan terhadap perdangan serta

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


84 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

investasi global, termasuk reformasi birokrasi. Peraturan-peraturan


hukum mengenai perburuhan juga harus diperbaiki agar majikan
maupun buruh mendapat perlindungan. Juga agar saluran komunikasi
antara bisnis dan serikat buruh bisa lebih lancar. (SBY, dalam acara
seminar Institut Kajian Pertahanan dan Strategi Singapura, Singapura,
Rabu 26 Mei 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 85
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Indonesia Masa Depan

Lebih Aman

K
ami akan membawa Indonesia menjadi lebih aman, adil,
demokratis, dan lebih sejahtera dalam lima tahun ke depan.
(SBY-JK, pemaparan dalam acara “Dialog Penajaman Visi,
Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta, Selasa 14 September 2004).

Adil dan Demokratis


Jika Indonesia telah aman dan damai, selanjutnya kita
harus mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis. Untuk itu,
keadaan ekonomi dan keadilan sosial harus makin baik, hukum
harus ditegakkan secara tegas, korupsi diberantas, HAM ditegakkan
dan dihormati, demokrasi dikembangkan, rakyat didengar suaranya,
pemimpin harus terbuka dan aspiratif, pemimpin harus menegakkan
sendi-sendi demokrasi. Setelah Indonesia adil dan demokratis,
kita wujudkan sejahtera. Untuk mewujudkannya, ekonomi harus
pulih, perekonomian harus terus tumbuh. Jika ekonomi telah pulih,
lapangan kerja akan lebih banyak, sehingga pengangguran dan
kemiskinan bisa dikurangi. Selain itu, pendidikan dan kesehatan
rakyat bisa lebih baik. Jika pendidikan dan kesehatan masyarakat
lebih baik, maka generasi berikutnya akan lebih baik. (SBY, saat
berkampanye di lapangan Sario, Manado, Jumat 11 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


86 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Tahan Resesi

Indonesia ke depan mestilah Indonesia yang berkembang


berdasarkan jiwa, semangat, nilai, dan konsensus dasar berdirinya
negara Republik Indonesia. Indonesia ke depan mestilah Indonesia
yang tahan terhadap resesi, krisis, dan berbagai goncangan perubahan.
Indonesia ke depan mestilah Indonesia yang siap menghadapi
perubahan serta yang yakin akan keharusan pergaulan internasional.
Inilah Indonesia yang semestinya, Indonesia yang lebih aman dan
damai, lebih adil dan demokratis, dan lebih sejahtera. (SBY, pidato
politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni
2004).

Selesaikan Konflik

Indonesia lima tahun yang akan datang akan lebih aman


bila konflik di berbagai daerah, terutama di Aceh, Papua, Poso, dan
Maluku terselesaikan secara tuntas. Separatisme bersenjata kita
hentikan; dan, hak rakyat yang berupa harga diri, martabat, keadilan,
dan kesejahteraan dapat terus kita bangun dan kembangkan.
Konflik horisontal terselesaikan dengan sekaligus mengatasi akar-
akar konfliknya. Konflik dan ketegangan antar kelompok dan
antar golongan masyarakat dapat diselesaikan. Kejahatan terorisme
dapat terus diupayakan untuk dicegah dan ditangkal secara efektif.
Angka kriminalitas di perdesaan dan di perkotaan dapat diturunkan
sampai tingkat yang memberikan rasa aman bagi rakyat. Kejahatan
lintas batas, baik dalam bentuk perdagangan anak dan perempuan
maupun narkoba dapat terus diperangi. Perampokan, pembajakan,
dan penyelundupan terus dilakukan pemberantasannya. NKRI yang
berdasar Pancasila dan UUD 1945 semakin kokoh dan berkembang.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 87
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Kehidupan masyarakat yang majemuk, yang plural, terus berkembang.


Dan, hubungan internasional dapat terus kita kembangkan secara
bermartabat, di atas kedaulatan sendiri. (SBY, pidato politik pada
penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Berjuang Bersama Rakyat

Saya akan berjuang bersama rakyat untuk membawa bangsa


Indonesia menjadi lebih baik dalam lima tahun ke depan. (SBY, di
depan ribuan pendukungnya di lapangan parkir Stadion Bumi Siliwangi,
Palembang, Minggu 20 Juni 2004).

Hidup Harmonis

Untuk mewujudkan Indonesia yang aman dan damai,


masyarakat harus bisa hidup harmonis, saling hormat menghormati,
saling menghargai dan toleransi beragama, serta tidak menyuarakan
SARA. (SBY, saat berkampanye di lapangan Sario, Manado, Jumat 11
Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


88 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Hutan, Laut, dan


Lingkungan

Langkah Nyata

S
aya memandang upaya penting perbaikan lingkungan hidup.
Ini harus segera diwujudkan. Sebab, lingkungan hidup adalah
bagian dari pengelolaan kehidupan kita di masa sekarang dan
mendatang. Untuk itu, kita tak usah berdebat terlalu panjang, yang
kita butuhkan adalah langkah nyata. Kondisi lingkungan hidup yang
baik merupakan salah satu tujuan pembangunan. (SBY, dalam acara
“Diskusi Kearifan Ekologi” di Hotel Grand Hyatt, Bandung, Selasa 15
Juni 2004).

Pengelolaan Hutan
Saya akan memberantas dan menghapuskan praktek ilegal
logging yang sangat merugikan negara bertriliun-triliun rupiah. Ini
sangat penting dan merupakan salah satu prioritas program yang
akan segera saya laksanakan. Keadaan ini tidak bisa dibiarkan terus
menerus. Saya akan menata secara nasional soal bagaimana kebijakan
dan pengawasan yang tepat. Masalah pengelolaan hutan harus
dilakukan sebaik mungkin. Di satu sisi, penggundulan hutan yang
berlebihan harus dicegah, karena bisa merusak lingkungan dan
menyebabkan banjir di mana-mana. Di sisi lain, negara tidak boleh
dirugikan akibat praktek penebangan hutan secara liar. Untuk
mengatasinya, harus ada tindakan nyata yang dilakukan secara

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 89
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

konprehensif. Pemimpin, TNI dan Polri harus menjadi bagian


dalam upaya pemberantasan praktek penebangan hutan secara
liar. (SBY, saat berdialog dengan para nelayan di perkampungan
nelayan Karangatu, Serang, Banten, Kamis 10 Juni 2004).

CATATAN: praktek ilegal logging atau penebangan


kayu liar adalah salah satu masalah besar
di Indonesia. Penebangan kayu liar pada
hutan-hutan produksi dan lindung telah
mencapai 50,7 juta m3 per tahun. Kerugian
finansial yang diakibatkannya Rp30,42
triliun per tahun. Belum terhitung kerugian
ekologi akibat hilangnya beberapa spesies
keanekaragaman hayati. Banyak ahli
menduga, keadaan ini bisa tetap berlangsung
dikarenakan tidak adanya penanganan
hukum yang jelas terhadap pihak-pihak
yang terlibat. Ada diskriminasi hukum untuk
melindungi pihak-pihak tertentu.

Sumberdaya Alam
Pembangunan Indonesia sangat ditentukan oleh sejauh
mana bangsa ini menghargai dan mengelola sumberdaya alam
yang dimilikinya dan lingkungan hidup yang melingkupinya. Saya
memberikan prioritas pada kebijakan peningkatan fungsi dan
kualitas lingkungan, di antaranya melalui : menegakkan hukum dan
menyerasikan aturan mengenai pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan, menciptakan sistem insentif dan disinsentif yang tegas
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, memperbaiki
koordinasi lintas departemen dalam pengendalian pengelolaan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


90 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

sumberdaya alam dan lingkungan, meningkatkan partisipasi


masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan,
menindak secara tegas dan efektif praktek-praktek penyelewengan
pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang dilakukan oleh aparat birokrasi. (SBY, pidato politik
pada penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Rasio Daratan
Saya berharap, pembangunan dalam bidang kelautan ke
depan bisa lebih ditingkatkan. Tidak ada harmoni jika pembangunan
tidak memperhatikan rasio daratan dengan lautan. Indonesia
lautnya begitu luas, sumber daya begitu kaya, namun fasilitas untuk
menjaganya sangat minim. (SBY, dalam acara “Diskusi Kearifan
Ekologi” di Hotel Grand Hyatt, Bandung, Selasa 15 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 91
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Ajakan dan
Kebersamaan

Melanjutkan Reformasi

M
ari kita lanjutkan reformasi dengan melakukan penataan,
pendalaman, dan penyeimbangan berbagai aspeknya.
Mari kita lanjutkan reformasi dengan meletakkannya
di dalam kerangka jiwa, semangat, nilai, konsensus, cita-cita, dan
tujuan kemerdekaan.

Saya tahu dan menyadari sepenuhnya tidak ada jalan yang lunak bagi
sebuah reformasi. Reformasi bukanlah bulan purnama. Masa transisi
adalah masa yang sulit dan bahkan kritis. Perubahan berbagai tatanan
dan nilai yang otoritarian ke tatanan dan nilai yang demokratis juga
sesuatu yang tidak mudah. Namun, saya yakin dan percaya apabila
tetap teguh dan tidak kehilangan orientasi, reformasi berskala besar
yang hendak kita teruskan ini akan mencapai tujuan dan sasarannya.
Dengan kerangka ini, kita memasuki Reformasi Gelombang Kedua.
Reformasi yang menjadikan semangat perubahan ke dalam sistem
kehidupan bersama. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Komitmen dan Keja Keras


Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, marilah kita
sama-sama membuat komitmen dan bekerja keras. Jika Indonesia

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


92 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

menjadi lebih baik, marilah kita menikmatinya bersama-sama. Jika


Indonesia menjadi lebih

maju, marilah kita maju bersama-sama. Tapi ingat, membangun


Indonesia yang lebih baik memerlukan proses dan kerja keras.
(SBY, saat merayakan hari ulangtahun ke-3 Partai Demokrat di Istora
Senayan, Jakarta 9 September 2004).

Integrasi Nasional
Enam tahun lalu Indonesia dilanda krisis moneter. Situasi
yang sulit itu telah membuat integrasi nasional kita luntur. Keadaan
itu tidak boleh berlanjut lagi. Harus ada tekad dan kesatuan guna
mengukuhkan kembali rasa nasionalisme. (SBY, saat merayakan
hari ulangtahun ke-3 Partai Demokrat di Istora Senayan, Jakarta 9
September 2004).

Momentum Perubahan
Mari kita jadikan demokrasi yang tengah tumbuh dan
mekar ini sebagai momentum untuk melakukan perubahan yang
kita inginkan. Kita harus cukupkan dan hentikan sikap dan tindakan
kita yang terlalu melihat ke belakang, dan yang terlalu saling
menyalahkan. Kita cukupkan dan hentikan sikap dan tindakan
politik kita yang masih memberikan ruang gerak bagi politik kotor,
politik kekerasan, dan politik yang membodohi rakyat. Mari kita
katakan untuk semua ini: cukup sampai di sini! Selanjutnya, mari
kita katakan: ayo bersama melakukan perubahan untuk kehidupan
bersama yang lebih baik! (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 93
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Mempertahankan Konsensus
Marilah kita memahami dan mempertahankan konsensus
dasar yang sudah dibuat oleh para pendiri negara Republik
Indonesia, yakni Pancasila dan UUD 1945. Di situ sudah diatur
bagaimana masyarakat Indonesia yang plural, hidup rukun dan saling
menghargai. (SBY, saat berkampanye di lapangan Sario, Manado,
Jumat 11 Juni 2004).

Melakukan Perubahan
Saya mengajak seluruh rakyat untuk secara bersama-sama
melakukan perubahan. Perubahan menuju Indonesia yang lebih
baik. Kita bersama akan terus berjuang untuk melakukan perubahan
ke arah yang lebih baik. Hanya dengan berjuang terus dengan gigih
inilah kita akan terhindar menjadi bangsa yang merugi. Inilah
amanah reformasi yang harus kita jalankan bersama. Ini juga amanah
konstitusi. Dan, yang terutama, inilah suara dan harapan rakyat.
(SBY, pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa
1 Juni 2004).

Lima Persen Gaji


Karena minimnya danan APBN untuk bidang pendidikan
dan kesehatan, pendanaannya harus kita atasi bersama-sama. Harus
ada gerakan melakukan donasi dari mereka yang mampu untuk
mereka yang kurang mampu. Mereka yang tidak mampu jangan
dipaksa membayar biaya pendidikan dan kesehatan yang tinggi.
Namun, jangan hanya ‘diperas’ untuk donatur yang masuk kantong
pribadi. Mereka harus diarahkan menjadi donatur untuk mengatasi
masalah pendidikan, kesehatan, dan pengangguran. Sebagai langkah

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


94 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

awal, saya akan memberi contoh dengan memberikan lima persen


gaji saya untuk masalah di pendidikan dan kesehatan. (SBY, di depan
peserta acara “Dialog Interaktif Menuju Indonesia Masa Depan” yang
diadakan oleh Forum Rektor Indonesia Jawa Timur, Surabaya, Selasa
24 Agustus 2004).

Tidak Bisa Sendirian


Saya mengajak masyarakat Indonesia dari seluruh lapisan
untuk bersatu dan bergandengan tangan lebih erat membantu
pemerintahan mendatang. Saya tidak mempersoalkan apakah dia
dulu mendukung saya atau tidak. Marilah kita bersatu kembali.
Saya menyadari, saya takkan dapat sendirian menjalankan amanah
mensejahterakan rakyat tanpa dukungan penuh seluruh rakyat
Indonesia. (SBY, seusai sholat Jumat di Mesjid Al-Istiqomah, Cikeas,
Desa Nagrak, Gunung Putri, Bogor, Jumat 24 September 2004).

Menatap ke Depan
Kita perlu menatap ke depan. Kita perlu berbenah
menghadapi kehidupan yang berubah secara cepat ini. Mari kita
pusatkan perhatian kita untuk menata masa depan. Mari kita pusatkan
segala daya kita untuk menjadi bangsa yang berkepribadian dengan
tingkat kemandirian yang tinggi. Kini waktunya menatap ke depan.
(SBY, pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa
1 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 95
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Seputar Kabinet

Profesional Nonpartisan

J
abatan Jaksa Agung, Kepala BIN dan Menteri BUMN, akan
saya isi dengan orang profesional nonpartisan. Ini agar tidak
menganggu kinerja mereka. Andai orang jujur pun mengisi
jabatan itu, kalau dia partisan, dia akan dianggap memihak pada
politik-politik tertentu. (SBY, dalam pertemuan dengan Pengurus
Besar Persatuan Guru Republik Indonesia di Bumi Perkemahan
Tawangmangu, Solo, Sabtu 14 Agustus 2004).

Empat Menteri Perempuan


Kabinet saya nantinya terdiri dari the dream team paduan
politisi dan kaum profesional, juga memperhatikan kebhinekaan
tunggal ika dan masalah gender. Kalau dalam kabinet sekarang
hanya ada dua menteri perempuan, maka dalam kabinet mendatang
bisa empat orang namun harus tetap memperhatikan kualifikasi
dan profesionalismenya. (SBY, dalam pertemuan dengan Pengurus
Besar Persatuan Guru Republik Indonesia di Bumi Perkemahan
Tawangmangu, Solo, Sabtu 14 Agustus 2004).

Harus Bisa Mengayomi


Saya akan memilih menteri agama dari NU berdasarkan
pertimbangan sosiologis. Seorang menteri agama harus bisa
mengayomi semua umat beragama, seorang muslim yang baik,
berwawasan luas, dan memiliki kepribadian baik. Pengelolaan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


96 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

kehidupan beragama, toleransi dan harmoni antarumat beragama


akan menjadi tugas dan perannya. (SBY, di hadapan peserta acara
“Dialog Wawasan Kebangsaan” di Graha Samudera, Bumimoro,
Surabaya, Selasa 24 Agustus 2004).

Tidak Akan Melupakan


Saya tidak akan melupakan putra-putri terbaik Papua. Insya
Allah saya akan mengajak putra-putri terbaik Papua ikut dalam
kabinet saya. (SBY, dalam kampanye di lapangan Trikora, Abepura,
Jayapura, Jumat 4 Juni 2004).

Jika Mampu Bersaing


Saya akan mempertimbangkan putra Dayak dari Kalimantan
Tengah untuk menduduki jabatan menteri di kabinet mendatang jika
mampu bersaing dengan tokoh-tokoh dari daerah lain. Hal ini demi
terjadinya persaingan yang sehat antar semua daerah di Indonesia.
(JK, dalam dialog dengan masyarakat adat di Lembaga Musyawarah
Dayak Daerah Kalimantan Tengah, Jumat 11 Juni 2004).

Menyingsingkan Lengan
Marilah kita bekerja keras untuk menghadapi segala
tantangan berat yang dihadapi bangsa dan negara. Besok pagi, insya
Allah saya akan melantik anggota kabinet masa bakti 2004-2009.
Setelah itu, kami akan langsung menyingsingkan lengan baju untuk
merumuskan dan menjalankan langkah-langkah awal kebijakan
dan rencana aksi pemerintah. (SBY, saat menyampaikan pidato
politik pertamanya sebagai Presiden Republik Indonesia ke-6 di Istana
Merdeka, Jakarta, Rabu 20 Oktober 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 97
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Mengundurkan Diri

Apabila anggota kabinet saya terlibat dalam berbagai tindak


penyimpangan, termasuk korupsi. Dan apabila dinyatakan bersalah
oleh hukum, ia harus siap untuk mengundurkan diri dan menerima
sanksi sesuai hukum yang berarti. Sebagai pemimpin tertinggi di
pemerintahan, saya pun akan melakukan hal yang sama dengan para
menteri, menjadi pejabat yang bersih, bebas dari korupsi dan segala
bentuk penyimpangan. (SBY, saat melantik 36 menteri dan pejabat
setingkat menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu di Istana Negara,
Jakarta, Kamis 21 Oktober 2004).

Bisa Dipertimbangkan

Mengenai kriteria figur yang akan duduk di kabinet, kita


akan melihat bagaimana integritas kepribadiannya, kapabilitasnya,
track recordnya, serta pengalamannya. Saya tidak melihat seseorang
dari latar belakangnya dari mana, tapi jika dia memenuhi kriteria,
bisa dipertimbangkan. (SBY, di Hotel Permata, Pacitan, Selasa 8 Juni
2004).

Agar Bisa Lebih Berperan

Saya akan memberikan empat pos menteri bagi perempuan.


Ini agar kaum perempuan Indonesia bisa lebih berperan dalam
proses politik dan pengambilan kebijakan untuk publik, baik itu
di legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Hal ini sudah saya sudah
pikirkan secara mendalam dan rasiional. Saya terinspirasi setelah
melihat perkembangan potensi kaum perempuan di lembaga
eksekutif dan legislatif. (SBY, dalam pertemuan dengan aktivis

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


98 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan di Hotel Atlet Century Park,


Senayan, Jakarta, Senin 30 Agustus 2004).

Harmoni Kehidupan

Saya akan mengajak kader dari Papua yang kapabilitas, jujur,


dan mau bekerja keras untuk masuk dalam kabinet. Ini penting untuk
menjaga harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara. (JK, saat
berdialog dengan tokoh adat dan pemuka masyarakat di Manokwari,
Irian Jaya Barat, Rabu 25 Agustus 2004).

Pro Maupun Kontra

Saya memahami, siapapun yang dinominasi untuk menjadi


menteri atau pejabat setingkat menteri selalu ada pandangan pro
maupun kontra. Saya menyadari, tidak mungkin nama-nama itu
disetujui oleh semua kalangan atau memuaskan semua pihak. Namun
semua itu telah saya pertimbangkan secara matang dan melihat
semua aspek sesuai kriteria yang telah saya tetapkan. Bagi saya
bukan setuju atau tidak setuju, bukan pula juga soal pro atau kontra.
Tetapi mereka yang akan bertindak sebagai menteri, kinerja mereka,
kerja keras mereka, pengabdian mereka agar lima tahun mendatang
kondisi Indonesia menjadi lebih baik. Karena itu, kita harus melihat
kabinet ini secara utuh, jangan orang per orang. Yakinlah Kabinet
Indonesia Bersatu akan bekerja sesuatu tenaga untuk membuat
Indonesia menjadi lebih baik. (SBY, saat mengumumkan nama-nama
anggota Kabinet Indonesia Bersatu di Istana Negara, Jakarta, Rabu 20
Oktober 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 99
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Karya Nyata

Saya mendengar dan memahami banyak terjadi pro dan


kontra pada pengangkatan menteri-menteri Kabinet Indonesia
Bersatu ini, bahkan ada kesanksian apakah para menteri termasuk
saya dan Pak Jusuf Kalla dapat mengemban tugas yang tidak ringan
ini. Dalam suasana demokrasi, dalam nuansa yang positif, anggaplah
itu sebagai pemicu, cambuk, dan penantang untuk bisa bekerja
dengan baik. Tidak perlu kesanksian atau keragu-raguan rakyat
terhadap saudara dijawab dengan kata-kata. Jawablah itu dengan
kerja dan karya nyata. (SBY, saat melantik 36 menteri dan pejabat
setingkat menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu di Istana Negara,
Jakarta, Kamis 21 Oktober 2004).

Melakukan Evaluasi

Sebelum acara pelantikan, para menteri dan jaksa agung


telah menandatangani surat pernyataan yang hakekatnya merupakan
kontrak politik antara para menteri dengan saya. Hal itu dilakukan
dengan sepenuh hati dan penuh kesadaran untuk setia kepada
pemerintah dan negara, untuk jujur dan bekerja kerjas, mengutamakan
kepentingan pemerintah dan negara diatas kepentingan partai atau
golongan. Saya akan melakukan evaluasi atas kinerja dan prestasi
mereka. Saya mengajak mereka untuk bekerja keras dan bekerja
cerdas. Lima tahun adalah waktu yang cukup untuk kita bisa
menyumbangkan sesuatu yang optimal kepada bangsa dan negara
kita. (SBY, saat melantik 36 menteri dan pejabat setingkat menteri
dalam Kabinet Indonesia Bersatu di Istana Negara, Jakarta, Kamis 21
Oktober 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


100 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Segera Dicopot
Kami akan memecat anggota kabinet yang terlibat KKN.
Itu sudah menjadi komitmen kami. Orang yang melakukan KKN
harus segera dicopot dari jabatannya, sebab mereka tidak bisa
memberikan contoh yang baik. (JK, saat bertemu pengurus dan kader
Partai Keadilan Sejahtera Sumatera Barat di Hotel Bumi Minang,
Padang, Sabtu 4 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 101
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Agenda Kerja

Tema K2A

S
aya akan mengawali 100 hari pemerintahan saya dengan tema
Konsolidasi, Konsiliasi, dan Aksi (K2A). Konsolidasi artinya,
mempertegas program-program yang utama dan mendesak
bagi rakyat sebagai landasan untuk program kerja selanjutnya.
Konsiliasi, menjalin dan mempererat kembali hubungan dengan
pihak-pihak yang -- karena perbedaan kubu dan dukungan dalam
Pemilu -- telah berjarak. Aksi, melaksanakan misi pemerintahan dan
program kerja kabinet secara konsisten dan konsekwen. Saya yakin,
tema ini akan jalan dengan baik. (SBY, dalam acara open house di
kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Senin 27 September
2004).

Negara Modern
Ada dua agenda utama yang menjadi prioritas program
saya. Pertama, menyelamatkan kehidupan bernegara sesuai dengan
konsensus dasar negara. Indonesia harus menjadi negara modern
tetapi jangan sampai modernitas menghilangkan akar budaya.
Kedua, setelah Indonesia krisis, maka agenda pasca krisis kami
adalah menjadikan Indonesia lebih aman, adil, dan sejahtera dengan
komitmen dan kerja keras. (SBY, saat merayakan hari ulangtahun ke-
3 Partai Demokrat di Istora Senayan, Jakarta 9 September 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


102 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Dewan Ekonomi dan Dewan Keamanan

Staf kepresiden selama ini belum bekerja efektif. Saya akan


memberdayakannya. Saya juga akan memberdayakan Dewan
Ekonomi Nasional dan Dewan Keamanan. Jika kedua lembaga
tersebut diperdayakan secara penuh dan efektif, akan menghasilkan
sesuatu yang baik. (SBY, saat bertemu dengan warga Jawa Timur
dari berbagai profesi, Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Senin 27
September 2004).

CATATAN: Dewan Ekonomi Nasional atau biasa disebut


DEN pernah ada pada masa kepemimpinan Presiden
Abdurrahman Wahid yang diwujudkan dengan Keppres RI
No. 144 Tahun 1999. Tujuannya, mempercepat pemulihan
ekonomi nasional dari krisis. Dengan tugas utama,
memberi nasehat kepada presiden mengenai kebijakan
ekonomi. Namun, DEN banyak dikritik karena tugasnya
dianggap tumpangtindih dengan peran serta tugas menteri.
Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional (DKN) belum
dikenal di Indonesia. Yang ada saat ini adalah Dewan
Ketahanan Nasional (Wantanas). Wantannas yang semula
bernama Dewan Pertahanan Negara dibentuk tahun 1946
(berdasarkan Undang-Undang Nomor 6/1946). Tugasnya
antara lain merumuskan kebijakan pemerintah di bidang
ketahanan nasional.

Reformasi Birokrasi

Saya akan melakukan reformasi birokrasi. Ini adalah


tantangan berat. Meskipun membutuhkan waktu lama, tapi tetap
harus dilakukan. Reformasi birokrasi bukan hanya menyangkut

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 103
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

struktural, melainkan juga kultural. Harus dilakukan secara


menyeluruh di departemen-departemen dan lembaga pemerintahan
lainnya. Jangan sampai uang negara dikeluarkan secara tidak
efisien sehingga pemasukannya tidak sepadan. Dengan reformasi
birokrasi, kinerja dan out put yang dihasilkan bisa lebih baik. Dengan
pemerintahan yang efisien, pengeluaran anggaran yang tidak penting
bisa ditiadakan. (SBY, di Hotel Permata, Pacitan, Selasa 8 Juni 2004).

Menghormati Kemajemukan

Ada dua agenda besar saya demi kesejahteraan rakyat, rasa


aman, dan terjaminnya rasa keadilan masyarakat. Pertama, menata
kembali sistem pemerintahan dan kenegaraan, serta menghormati
kemajemukan. Hal ini dibutuhkan untuk mengembangkan sistem
sosial politik yang berkelanjutan, dan sistem kelembagaan tata
negara, serta pemerintahan yang tahan menghadapi guncangan.
Kedua, membangun kembali Indonesia pasca krisis. Untuk ini, saya
akan melakukan penyediaan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat
meliputi pangan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. (SBY,
pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa
1 Juni 2004).

Agenda Besar

Kita kembangkan dua agenda besar kebangsaan kita ke depan.


Yang pertama, menata kembali sistem kenegaraan, pemerintahan,
dan pembangunan sesuai dengan jiwa, semangat, dan konsensus
dasar berdirinya negara kita, terutama Pancasila, UUD 1945,
keutuhan NKRI, dan berkembangnya kehidupan masyarakat yang
majemuk, yang menghormati kebhinekaan. Agenda besar pertama
ini dimaksudkan untuk mengembangkan : (a) sistem sosial-politik

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


104 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

yang berkelanjutan; dan (b) sistem dan kelembagaan ketatanegaraan,


pemerintahan, dan pembangunan yang tahan menghadapi
guncangan. Yang kedua, melakukan pembangunan di segala bidang,
termasuk ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan HAM, serta
pertahanan dan keamanan. Agenda besar kedua ini akan kita mulai
dengan agenda khusus : membangun kembali Indonesia pasca krisis.
Inilah yang menjadi inti agenda dari reformasi gelombang kedua
yang kita canangkan. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI
2004-2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Fokus di Dalam Negeri


Saya akan lebih memfokuskan waktu saya untuk persoalan-
persoalan di dalam negeri. Selama tiga bulan pertama masa
pemerintahan saya, seminim mungkin saya tidak akan bepergian
ke luar negeri. Saya akan berkeliling, mengunjungi berbagai daerah
dan melihat langsung berbagai masalah di dalam masyarakat. Jika
mungkin, sebulan sekali. Bertemu dengan petani, buruh, nelayan, dan
berbagai golongan masyarakat lainnya. Saya ingin mempelajari secara
langsung pada masyarakat berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Di dalam negeri, banyak persoalan yang harus menjadi perhatian
sejak awal pemerintahan saya. Konflik di Poso, Aceh, Maluku dan
Atambua harus segera diselesaikan secara komprehensif. Bukan
hanya masalah keamanannya, tetapi juga masalah pendidikan dan
kesejahteraannya. (SBY, saat berdialog dengan sejumlah guru SMAN I
Cileunsi di kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Rabu 22
September 2004).

Diskriminasi Harus Dihapus


Kita harus memastikan bahwa diskriminasi harus dihapus di
bumi pertiwi. Untuk ini, kita harus memastikan bahwa setiap warga

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 105
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum. Juga,


profesionalisasi setiap pihak yang menangani hukum. Menghapus
peraturan yang bersifat diskriminatif dan yang melanggar prinsip
keadilan. Dan, meningkatkan kesadaran warga negara atas hak dan
kewajibannya. (SBY, pidato politik pada pembukaan masa kampanye
putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-
2009, Jakarta, Selasa 1 Juni 2004).

Indeks Pembangunan Manusia


Saya akan memberikan perhatian yang seksama pada
pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan peningkatan peran dan
kualitas perempuan dan keluarga.

Berdasarkan indeks pembangunan manusia, bangsa Indonesia


berada di peringkat bawah di antara bangsa-bangsa di dunia. Indeks
tersebut mencerminkan keadaan harapan hidup, kemampuan literasi
dan tingkat pendidikan, serta pendapatan per kapita rakyat Indonesia
yang rendah. Kualitas sumberdaya manusia merupakan tujuan dan
sekaligus faktor utama yang menentukan keberhasilan di berbagai
bidang. Indeks pembangunan manusia (HDI) menempatkan
Indonesia pada urutan 112 dari 175 negara. Rendahnya angka HDI
yang diperoleh Indonesia mengindikasikan bahwa angka harapan
hidup, angka melek aksara, partisipasi jenjang pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi, serta pendapatan per kapita tergolong
rendah. (SBY, pidato politik pada penutupan masa kampanye putaran
pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta,
Kamis 1 Juli 2004).

Tali Persaudaraan
Saya akan senantiasa menjaga tali persaudaraan dengan
Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Hamzah Haz yang saya

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


106 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

hormati sebagai tokoh nasional. Kita perlu menjunjung tinggi


petuah Presiden Soekarno yang pernah mengingatkan, di dalam
persatuan kita berdiri, di dalam perceraian kita runtuh. (SBY, saat
menyampaikan pidato politik pertamanya sebagai presiden Republik
Indonesia ke-6 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 20 Oktober 2004).

Tiga Hal Penting


Platform kami adalah mewujudkan Indonesia yang lebih
aman dan damai, yang lebih adil dan demokratis, dan yang lebih
sejahtera. Tiga hal yang tak terpisahkan. Saling terkait. Tidak ada
rasa aman tanpa keadilan dan kesejahteraan. Tidak terbangun rasa
keadilan tanpa meningkatnya kesejahteraan dan rasa aman. Dan,
tentu kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud tanpa berkembangnya
rasa aman dan rasa adil dalam masyarakat. (SBY, pidato politik pada
penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Tiga Perubahan Dasar


Ada tiga perubahan dasar yang akan saya lakukan. Ketiga
fondasi itu belum tampak pada pemerintahan sekarang (pemerintahan
Megawati, Ed.). Yakni, perbaikan ekonomi, penegakan supremasi
hukum, dan peningkatan kualitas pendidikan. Sewaktu saya
menjabat dulu, banyak hal yang tidak bisa saya kerjakan. Saya tahu
persis berbagai permasalahan yang dihadapi, namun karena masalah
kepemimpinan, berbagai persoalan itu tak bisa terselesaikan. Saya
keluar dari kabinet agar nanti bisa menyelesaikan permasalahan-
permasalahan itu. (JK, saat berdialog dengan Kosgoro Pengurus Daerah
Kabutan Brebes, Brebes, Senin 9 Agustus 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 107
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Saling Percaya
Perlu tindakan nyata untuk menghilangkan ketidakadilan
dan mengembalikan rasa saling percaya di antara komponen
masyarakat. Masyarakat sering diperlakukan tidak adil sehingga
timbullah ketidakpercayaan. Ketidakadilan inilah adalah akar dari
ketidakpercayaan. Untuk membina rasa saling percaya, kita harus
mencegah tindakan-tindakan yang menimbulkan ketidakadilan
dan ketidakjujuran. Dengan begitu, akan terbentuk civil society
(masyarakat sipil) yang kokoh. Program yang akan kami lakukan
adalah memperkuat dan mengartikulasikan identitas bangsa. Yakni,
Bhineka Tunggal Ika, kerukunan antarumat beragama, harmoni
antaretnis dan integrasi sosial. (JK, Saat berkampanye di halaman
parkir GOR Segiri Samarinda, Sabtu 12 Juni 2004).

Lebih Adil
Mewujudkan Indonesia yang lebih adil lima tahun ke
depan, minimal harus dilakukan melalui pemberantasan korupsi.
Menciptakan sitem pemerintahan dan birokrasi yang bersih,akuntabel,
transparan, tanggap, efisien, dan berwibawa. Menghapuskan seluruh
peraturan dan praktek kehidupan yang bersifat diskriminatif terhadap
warga negara, kelompok, atau golongan masyarakat. Menjamin
keadilan gender dalam berbagai produk perundangan, program
pembangunan, dan kebijakan publik. Menegakkan sistem hukum.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
publik. Berkembangnya sistem demokrasi yang menjamin kedaulatan
rakyat. Berkembangnya kebebasan pers. Berkembangnya kebebasan
beragama bagi setiap warga negara sesuai dengan keyakinannya.
Mengembangkan konsistensi peraturan dan kebijakan antarsektor,
antarwilayah, dan antara pusat dan daerah. (SBY, pidato politik pada

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


108 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

penutupan masa kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan


Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Kehidupan Demokrasi
Dalam bidang politik kami akan mengembangkan kehidupan
demokrasi partisipasi politik rakyat yang melibatkan publik dalam
menetapkan kebijakan publik dan tahun 2009.Tipe kualitas yang lebih
demokratis, menata hubungan yang sehat antara lembaga eksekutif
dan yudikatif, melanjutkan reformasi, mengembangkan kebebasan
pers yang sudah terwujud, memberdayakan perempuan dalam
kehidupan politik, mengembangkan politik yang nondiskriminatif
sekaligus mengembangkan kehidupan yang lebih harmonis dengan
tingkat toleransi yang tinggi. (SBY-JK, pemaparan dalam acara
“Dialog Penajaman Visi, Misi, dan Program Capres-Cawapres” yang
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Hotel Hilton, Jakarta,
Selasa 14 September 2004)

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 109
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Nonkategori

Tinggal di Istana

S
aya akan tinggal di Istana. Di situ, pengaturan kegiatan
kepresidenan dari pagi hingga malam hari akan lebih mudah.
Juga memudahkan pengamanan, tamu-tamu mudah ditata,
dan saya pun tidak perlu mondar-mandir sehingga tidak terlambat
karena masalah lalulintas. Selain itu, tinggal di istana juga akan
menghemat pengeluaran. Jika di luar istana , akan ada penambahan
biaya fasilitas. Kan lebih baik bila uang tersebut dipakai untuk
memperbaiki fasilitas yang sudah ada, agar bisa digunakan untuk
presiden berikutnya. (SBY, seusai sholat Jumat di Mesjid Al-
Istiqomah, Cikeas, Desa Nagrak, Gunung Putri, Bogor, Jumat 24
September 2004).

CATATAN: Jarak kediaman SBY di Puri Cikeas Bogor


cukup jauh dari pusat pemerintahan RI.
Yakni, sekitar 50 km. Istana Kepresidenan
adalah tempat resmi kediaman dan kantor
presiden. Sebelumnya, Presiden RI yang
pernah tinggal di istana kepresidenan Jakarta
adalah Presiden Soekarno dan Abdurrahman
Wahid. Presiden Soeharto dan Habibie,
saat menjadi Presiden, memilih menetap
di kediamannya, sementara Presiden
Megawati memilih tinggal di rumah dinas
kepresidenan.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


110 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Ajaran Universal
Saya ingin melihat umat Islam di Indonesia yang memang
mayoritas penduduknya memeluk agama ini, akan menjadi teladan
bagi umat Islam lainnya di dunia dengan menampilkan Islam yang
ramah dengan ajaran universalnya. Jabaran-jabaran ini, saya kira,
para ulamalah yang lebih mengetahuinya. Saya hanyalah salah satu
umatnya saja yang masih terus menerus membutuhkan ‘tausiyah’ dari
para ulama dan kiai. (SBY, dalam silaturahmi dengan sejumlah ulama
dan cendekiawan muslim di Asrama Haji Masyhur, Medan, Jumat 18
Juni 2004).

Tidak Suka Berjanji


Kami tidak suka berjanji, apalagi berjanji tentang hal yang
saya tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhinya. Kami tidak
mengkomunikasikan sesuatu yang tidak kami tulis dan serahkan
kepada KPU. Kami tidak mengkomunikasikan sesuatu yang tidak
kami pikirkan secara matang, dan hanya seingat-ingatnya saja.
Sesuatu yang semua kita tahu pasti tidak melahirkan manfaat, malah
sebaliknya melahirkan ketidakkonsistenan. Ketidakkonsistenan
yang dapat membuat rakyat bingung; tetapi, tidak bisa dituntut
pertanggungjawabannya. (SBY, pidato politik pada penutupan masa
kampanye putaran pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
RI 2004-2009, Jakarta, Kamis 1 Juli 2004).

Bukan Urusan Keluarga


Urusan negara jangan dicampuradukan dengan urusan
keluarga. Kebijakan nasional yang berorientasi pada kepentingan
keluarga presiden dan orang-orang dekatnya dapat berakibat buruk.
Selama ini, proses pengambilan keputusan pemerintah di bawah
tanggung jawab dan kewenangan saya, tidak pernah diintervensi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 111
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

atau dipengaruhi istri. Istri berurusan dengan urusan rumah tangga.


(SBY, menjawab pertanyaan salah seorang peserta dalam acara bertema
‘‘Berbenah Bersama Membangun Bangsa’’ di Hotel Hyatt Surabaya,
Sabtu 26 Juni 2004).

Sangat Mencemaskan
Saya mempunyai perhatian khusus terhadap program KB.
Program ini perlu terus mendapat perhatian dari pemerintah. Dalam
enam tahun terakhir ini, pengendalian jumlah penduduk mengendur.
Hal ini sangat mencemaskan. Setinggi apapun pertumbuhan
ekonomi, jika jumlah penduduk terus meningkat akan menjadi
masalah serius. (SBY, dalam acara “Dialog dan Silaturahmi Capres
RI dan Calih Profesi Kesehatan DPR RI dengan Masyarakat Profesi
Kesehatan,” Jakarta, Minggu 29 Agustus 2004).

CATATAN: Kekhawatiran yang sama kemudian juga


dikemukakan Megawati mantan Presiden
Indonesia, menjelang akhir masa jabatannya.
Ia sendiri heran bagaiman keberadaan program
keluarga berencana, apakah sudah berkurang
atau malah sudah mandeg sama sekali.
Menurutnya, ia tidak bisa membayangkan
apa jadinya Indonesia di tahun mendatang
jika program KB dihentikan. Jika sekitar 100
meter ada 20 anak yang digendong ibu-ibu,
dan jumlahnya makin bertambah dari hari ke
hari, ia tidak dapat membayangkan berapa
banyak anak yang akan ia temua sepanjang
jalan yang ia lewati.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


112 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Satu
Janji dan Komitmen: Dari Persiapan Kampanye Hingga Usai Pelantikan

Sudah Final

Bagi kita bangsa Indonesia, komitmen terhadap dasar negara


Pancasila sudah final. Komitmen terhadap negara kesatuan sudah
final. Komitmen terhadap UUD 1945 sudah final. Amandemen
terhadap beberapa pasal dari batang tubuh UUD 1945 harus tetap
sejalan dengan isi, jiwa, semangat, dan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945.Tetapi yang lebih penting, amandemen
atas pasal-pasal dalam batang tubuh haruslah mencerminkan
kehendak dan aspirasi seluruh rakyat Indonesia. Amandemen tidak
boleh dilakukan untuk kepentingan suatu golongan atau hanya
kepentingan politik jangka pendek. Konstitusi adalah bangun
utama keindonesiaan kita. Komitmen untuk menumbuhsuburkan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang majemuk
dan yang menghargai kebhinekatunggalikaan juga sudah final. Kita
tidak lagi perlu memperdebatkan dan membangun konsensus baru
atas konsensus dasar berdirinya negara. Di dalam kerangka konsensus
dasar inilah kedirian kita sebagai bangsa dan keindoinesiaan
kita menemukan bentuknya. Di dalam kerangka inilah identitas
kebangsaan kita berkembang di antara bangsa-bangsa lain. (SBY,
pidato politik pada pembukaan masa kampanye putaran pertama
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jakarta, Selasa
1 Juni 2004).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 113
Bagian Dua
Janji dan Komitmen
yang Tersirat Dari
Visi dan Misi SBY-JK

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 115
Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)
116 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

Meningkatkan Saling Percaya

Kami akan meningkatkan rasa saling percaya dan harmoni


antarkelompok masyarakat untuk mencegah dan mengatasi terjadinya
peristiwa pertikaian antarkampung, desa, ataupun antargolongan.
Untuk itu, langkah yang akan kami lakukan adalah: memperkuat
harmoni yang ada dan mencegah tindakan-tindakan yang menimbulkan
ketidakadilan, sehingga terbangun masyarakat sipil (civil society)
semakin kokoh; memperkuat dan mengartikulasikan identitas bangsa
Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika, kerukunan antarumat beragama,
harmoni antaretnis, dan integrasi sosial); memperbaiki proses
desentralisasi dan otonomi daerah yang dapat memperkuat harmoni
antar kelompok masyarakat, antar daerah, dan hubungan antarpusat
dan daerah; membangun kembali kepercayaan sosial antarkelompok
masyarakat; serta membangun kembali infrastruktur yang rusak di
daerah-daerah yang pernah dilanda kerusuhan.

Mencegah dan Menanggulangi Separatisme


Kami akan melakukan pencegahan dan penanggulangan
terhadap separatisme (gerakan untuk memisahkan diri dari NKRI).
Cara yang akan kami tempuh adalah dengan: melakukan pemerataan
pembangunan antardaerah; meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di daerah konflik;.memperbaiki akses masyarakat lokal pada sumber-
daya ekonomi; meningkatkan mutu pelaksanaan otonomi dan
desentralisasi; serta menindak secara tegas separatisme dan sekaligus
menghormati hak-hak masyarakat sipil.

Menegakkan Hukum dan Ketertiban


Kami akan menegakkan hukum dan ketertiban serta
melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan
kriminalitas. Untuk itu, kami akan: menegakkan hukum dengan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 117
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

tegas, adil dan tidak diskriminatif; memperkuat atau meningkatkan


kemampuan lembaga keamanan negara; meningkatkan peran serta
masyarakat untuk mencegah kriminalitas dan gangguan keamanan
dan ketertiban di tempat tinggalnya masing-masing; menanggulangi
dan mencegah tumbuhnya permasalahan yang berkaitan dengan
penggunaan dan penyebaran narkoba; meningkatkan kesadaran
akan hak-hak dan kewajiban hukum masyarakat; serta memperkuat
kerjasama internasional untuk memerangi kriminalitas dan kejahatan
lintas negara.

Mencegah Terorisme
Kami akan melakukan pencegahan dan penanggulangan
gerakan terorisme. Untuk itu kami akan: menyusun dan menerapkan
kerangka hukum antiterorisme yang efektif; meningkatkan
kemampuan dan kapasitas kelembagaan antiterorisme; menjaga
dan memelihara integritas bangsa dan negara Indonesia; dan
meningkatkan kerjasama internasional untuk secara obyektif
memerangi terorisme.

Meningkatkan Kemampuan Pertahanan


Kami akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara.
Untuk itu, program yang akan kami lakukan adalah: meningkatkan
profesionalisme anggota TNI dalam menghadapi ancaman dan
gangguan termasuk pencegahan serta penanggulangan separatisme;
memodernisasi peralatan pertahanan negara; dan meningkatkan
kesejahteraan prajurit.

Memantapkan Politik Luar Negeri


Kami akan memantapkan politik luar negeri dan
meningkatkan kerjasama internasional. Kami akan mencanangkan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


118 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

antara lain: meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka


memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen
Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan
integrasi regional; serta melanjutkan komitmen Indonesia terhadap
upaya-upaya pemantapan perdamaian dunia.

Membenahi Sistem dan Politik Hukum


Kami akan membenahi sistem dan politik hukum yang
menjamin penegakan dan kepastian hukum. Langkah yang akan
kami lakukan adalah: memperkuat upaya-upaya pemberantasan KKN
dan kroniisme; meningkatkan profesionalisme dan kualitas sistem
peradilan; menyederhanakan sistem peradilan dan memastikan bahwa
hukum diterapkan dengan adil, yaitu memihak pada kebenaran;
meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga keamanan, pertahanan,
dan ketertiban; menghormati dan memperkuat kearifan-kearifan dan
hukum adat yang ber bersifat sifat lokal untuk memperkaya sistem
hukum dan peraturan; menghormati persamaan setiap warga negara
di depan hukum, melalui keteladanan kepala negara dan jajarannya
dalam mematuhi dan menaati hukum; serta meningkatkan kerjasama
internasional untuk menciptakan kawasan yang aman, damai, adil
dan kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan.

Menciptakan Tata Pemerintahan yang Bersih


Kami akan menciptakan tata pemerintahan yang bersih dan
berwibawa (good governance). Untuk itu, program-program yang
akan kami lakukan adalah: mempertegas tugas, wewenang, dan
tanggungjawab dari seluruh kelembagaan negara/pemerintahan,
yang berdasarkan mekanisme checks and balances yang simetris;
menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan aparatur negara/
pemerintahan, termasuk anggota TNI dan Polri; meningkatkan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 119
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

kesejahteraan aparatur negara/pemerintahan, anggota TNI dan Polri,


dan pensiunan/purnawirawan; mewujudkan sistem dan mekanisme
kerja aparatur negara/pemerintahan yang efektif,efisien dan akuntabel,
dalam rangka pelayanan kepada publik; meningkatkan pengawasan
untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja
aparatur negara/pemerintahan, termasuk anggota TNI dan Polri;
menciptakan iklim usaha yang mendorong berkembangnya etika
usaha yang sehat dan terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance).

Menghapus Diskriminasi
Kami akan menghapuskan diskriminasi. Langkah-langkah
dan kebijakan yang akan kami tempuh adalah: memastikan setiap
warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum;
menegakkan hukum dengan adil, melalui perbaikan sistem hukum
yang profesional, bersih, dan berwibawa; menghapus peraturan
yang ber bersifat sifat diskriminatif; dan yang melanggar prinsip
keadilan; serta meningkatkan kesadaran warga negara atas hak dan
kewajibannya.

Mengembangkan Kebudayaan
Kami akan mengembangkan seluas-luasnya kebudayaan
yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur. Untuk itu, kebijakan yang
akan kami ambil adalah: mendorong terciptanya wadah yang terbuka
dan demokratis bagi dialog kebudayaan agar benturan-benturan
yang terjadi tidak sampai melebar menjadi konflik sosial; mendorong
tuntasnya proses modernisasi yang dicirikan dengan terwujudnya
negara kebangsaan Indonesia modern yang berkelanjutan, dan
menguatnya masyarakat sipil (civil society); reaktualisasi nilai-nilai
kearifan lokal sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


120 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

sosial untuk memperkuat identitas nasional; dan meningkatkan


kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk-produk dalam
negeri.

Meningkatkan Kualitas Proses Desentralisasi dan


Otonomi
Kami akan meningkatkan kualitas proses desentralisasi
dan otonomi daerah. Untuk itu, kebijakan yang akan kami lakukan
antara lain: menyempurnakan Undang-undang No. 22/ 1999 dan
No. 25/1999 untuk menciptakan otonomi daerah yang lebih efektif
dan akuntabel serta perimbangan keuangan pusat-daerah yang
bertanggung-jawab; menyempurnakan seluruh peraturan pusat dan
daerah dalam rangka revitalisasi otonomi daerah; serta mendorong
peningkatan kerja sama antar pemerintah daerah.

Menjamin Penghormatan dan Pengakuan Atas HAM


Kami akan menjamin penghormatan dan pengakuan
atas HAM. Langkah-langkah yang akan kami lakukan adalah:
meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan
negara; menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak
diskriminatif;meningkatkan kerjasama yang harmonis antarkelompok
atau golongan dalam masyarakat, agar mampu saling memahami
dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing; serta
memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.

Meningkatkan Peran Perempuan


Kami akan meningkatkan kualitas kehidupan dan peran
perempuan. Untuk itu, program dan kebijakan yang akan kami ambil
adalah: memajukan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 121
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

politik dan jabatan publik; meningkatkan taraf pendidikan dan


layanan kesehatan serta program-program lain untuk mempertinggi
kualitas hidup dan sumberdaya kaum perempuan; meningkatkan
kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak;
menyempurnakan perangkat hukum pidana yang lebih lengkap
dalam melindungi setiap individu dari kekerasan dalam rumah
tangga; meningkatkan kualitas pendidikan dan pengasuhan anak.

Menciptakan Kesempatan Kerja


Kami akan melakukan perbaikan dan menciptakan
kesempatan kerja. Untuk itu, kebijakan yang akan kami tempuh
adalah: menciptakan landasan kuat, memajukan perekonomian,
dan menumbuhkan kepercayaan akan kemampuan bangsa
sendiri; menciptakan kepastian hukum, peraturan, dan rasa aman
untuk berusaha dan bekerja; merevitalisasi hubungan industrial
tripartit, yang mendorong terciptanya lapangan kerja yang luas
dan menyejahterakan; mencapai dan mempertahankan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang memadai, berkualitas, dan dinamis;
meningkatkan kualitas dan memperbaiki akses rakyat terhadap
pendidikan; memperbaiki akses rakyat terhadap layanan kesehatan;
revitalisasi pertanian dan aktivitas-aktivitas ekonomi pedesaan;
revitalisasi sektor kelautan dan aktivitas-aktivitas ekonomi wilayah
pesisir, dalam rangka mendayagunakan potensi negara kepulauan;
mendorong pelaksanaan reforma agraria; meningkatkan kuantitas dan
kualitas infrastruktur; menerapkan kebijakan fiskal yang ditargetkan
dengan lebih tepat dan bertanggungjawab; mengembangkan
industri yang memiliki daya saing dan menyediakan kesempatan
kerja; mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM); meningkatkan daya saing ekonomi pedesaan dan UMKM
melalui pengembangan dan penerapan ilmu dan teknologi yang tepat

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


122 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

guna; mendukung mekanisme pasar yang efisien dan berkeadilan


termasuk mengembangkan pasar-pasar tradisional dalam jaringan
perdagangan yang sehat; meningkatkan usaha perbaikan akses
sektor riil, terutama pelaku UMKM, terhadap permodalan/kredit
perbankan dan lembaga keuangan lainnya; meningkatkan kualitas
layanan yang dapat meningkatkan daya saing dan perlindungan
sumberdaya manusia Indonesia di pasar tenaga kerja internasional;
memperbaiki dan meningkatkan peran Indonesia dalam kerjasama
ekonomi antarnegara.

Meningkatkan Kinerja dan Stabilitas Ekonomi Makro


Kami akan meningkatkan kinerja dan stabilitas ekonomi
makro. Langkah-langkah yang akan kami ambil antara lain:
memformulasikan APBN yang memberikan prioritas penciptaan
lapangan kerja melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan;
mengelola kebijakan fiskal, termasuk pengelolaan utang publik, secara
lebih efektif, efisien, dan bertanggung-jawab; menyempurnakan
kebijakan sektor Perminyakan dan Gas Bumi dalam rangka
peningkatan penerimaan negara dari sektor migas; meningkatkan
koordinasi kebijakan fiskal dan moneter antara Pemerintah dan
Bank Indonesia, dengan tetap menjaga peran masing-masing, untuk
lebih meningkatkan pembangunan ekonomi nasional; menciptakan
iklim usaha yang sehat dan transparan; meningkatkan daya-saing
ekonomi melalui peningkatan mutu dan produktivitas, yang
antara lain dapat dicapai melalui invensi, inovasi, dan teknologi;
meningkatkan upaya-upaya penyehatan dan penertiban lembaga
keuangan dan perbankan; merevitalisasi pengelolaan aset-aset
negara, serta mendorong terwujudnya pengelolaan BUMN secara
efisien dan bertanggung-jawab; memperbaiki dan meningkatkan
peran Indonesia dalam kerjasama ekonomi antarnegara.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 123
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

Menghapus Kemiskinan

Kami akan berupaya menghapus kemiskinan. Kebijakan-


kebijakan yang akan kami ambil adalah: memperbaiki mutu
layanan pendidikan dan kesehatan, dan meningkatkan akses
penduduk miskin terhadap layanan-layanan tersebut; meningkatkan
ketahanan pangan masyarakat; meningkatkan akses penduduk untuk
memperoleh perumahan yang layak; memperbaiki iklim usaha,
sehingga mampu membuka peluang bekerja; revitalisasi pertanian
dan aktivitas ekonomi pedesaan tempat penduduk miskin banyak
bekerja dan bermukim; revitalisasi kelautan dan aktivitas ekonomi
daerah pesisir; meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur di
pedesaan dan daerah terpencil; memperbaiki akses penduduk miskin
pada sumberdaya ekonomi; menerapkan kebijakan APBN dengan
target penciptaan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, dan
pengurangan secara bertahap jumlah penduduk miskin.

Meningkatkan Akses Rakyat Terhadap Pendidikan


Kami akan meningkatkan akses rakyat terhadap pendidikan.
Program dan kebijakan yang akan kami lakukan adalah: meningkatkan
pelaksanaan wajib belajar 9 tahun; memberikan akses yang lebih
besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat
terjangkau oleh layanan pendidikan, seperti masyarakat miskin,
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, masyarakat di daerah-
daerah konflik, ataupun masyarakat penyandang cacat; meningkatkan
penyediaan pendidikan keterampilan dan kewirausahaan ataupun
pendidikan nonformal yang bermutu; meningkatkan penyediaan
dan pemerataan sarana-sarana pendidikan dan tenaga pendidik;
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga pendidik;
meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik agar lebih mampu

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


124 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

mengembangkan kompetensinya; menyempurnakan manajemen


pendidikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
perbaikan mutu pendidikan pendidikan; meningkatkan kualitas
kurikulum dan pelaksanaannya yang bertujuan membentuk karakter
dan kecakapan hidup, sehingga peserta didik mampu memecahkan
berbagai masalah kehidupan secara kreatif dan menjadi manusia
produktif.

Meningkatkan Akses Rakyat Terhadap Layanan Kesehatan

Kami akan meningkatkan akses rakyat terhadap layanan


kesehatan yang lebih berkualitas. Program dan kebijakan yang akan
kami lakukan adalah: meningkatkan jumlah, jaringan dan kualitas
pusat kesehatan masyarakat; meningkatkan kuantitas dan kualitas
SDM tenaga medis; mengembangkan sistem jaminan kesehatan,
terutama bagi rakyat miskin; meningkatkan sosialisasi kesehatan
lingkungan dan pola hidup sehat; meningkatkan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat yang dimulai sejak usia kanak-kanak;
meningkatkan pemerataan dan kualitas fasilitas kesehatan dasar.

Menghapus Ketimpangan

Kami akan melakukan penghapusan ketimpangan dalam


berbagai bentuknya.Tindakan-tindakan yang akan kami ambil
adalah: memperbaiki pemerataan kesejahteraan rakyat desa-kota,
Jawa-Luar Jawa, dan Kawasan Timur Indonesia - Kawasan Barat
Indonesia; meningkatkan pemerataan dan memperbaiki kuantitas
dan kualitas infrastruktur antar daerah; memperbaiki akses
petani dan penduduk pedesaan terhadap sumberdaya ekonomi;
meningkatkan akses UMKM terhadap sumber permodalan, dan
mendukung kerjasama yang sinergi dan adil dengan usaha skala

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 125
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

besar; memastikan bahwa pembangunan tidak mengorbankan


keberlanjutan daya dukung lingkungan dan mengurangi kesempatan
yang dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang; meningkatkan
pemerataan dan meningkatkan peluang dan daya tarik investasi
antar daerah; memperbaiki kualitas proses pelaksanaan otonomi
dan desentralisasi desentralisasi; meningkatkan penghormatan
terhadap hak-hak perempuan dan anak anak; secara sistematis
mengurangi beban utang negara melalui pengelolaan utang yang
bertanggungjawab; serta melindungi produsen Indonesia yang
efisien dan kompetitif dari persaingan usaha yang tidak adil.

Memperbaiki Pengelolaaan Sumberdaya Alam


Kami akan melakukan perbaikan pengelolaaan sumberdaya
alam dan pelestarian mutu lingkungan hidup. Program dan kebijakan
yang akan kami tempuh antara lain: menegakkan hukum dan
menyerasikan aturan mengenai pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan: menciptakan sistem insentif dan disinsentif yang tegas
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan; memperbaiki
koordinasi lintas departemen dalam pengendalian pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan; melibatkan masyarakat lokal dan
gerakan masyarakat sipil (civil society) secara sistemik dalam upaya
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan; menindak secara
tegas dan efektif praktik-praktik penyelewengan pengawasan dan
pengendalian pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang
dilakukan oleh aparat birokrasi.

Merevitalisasi Pertanian dan Pedesaan

Kami akan merevitalisasi pertanian dan pedesaan. Untuk


itu, program yang akan kami canangkan antara lain: meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup petani dan rumah tangga petani;
meningkatkan akses petani terhadap sumber daya produktif dan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


126 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

permodalan; meningkatkan produktivitas dan kualitas petani dan


pertanian; mengembangkan diverifikasi aktivitas ekonomi pedesaan;
mengembangkan industrialisasi pedesaan; melaksanakan reforma
agraria; dan membangun infrastruktur pertanian dan pedesaan.
(SUMBER: Naskah Visi, Misi, dan Program SBY-JK: Membangun
Indonesia yang Aman, Adil, dan Sejahtera).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 127
Bagian Dua
Janji dan Komitmen yang Tersirat Dari Visi dan Misi SBY-JK

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


128 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka
Sebagai Indikator Janji

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 129
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

Data dan Angka


Media Massa

D
ata dan angka di bawah ini sempat terekam dan
terpublikasikan oleh media massa sejak awal hingga
menjelang akhir 2004. Artinya, pada saat SBY
melontarkan janji-janji dan komitmennya, data dan angka di bawah
ini adalah nyata. Jadikan data dan angka ini sebagai indikator. Jika
hingga akhir masa jabatannya (tahun 2009 nanti), lebih dari 50 persen
data dan angka ini berubah ke arah membaik, itu berarti SBY-JK
telah berhasil membuktikan janj-janji perubahan yang selama ini
mereka dengung-dengungkan.

= Sejak tahun 2002 hingga 2004 ada 1000 kasus korupsi yang
diajukan ke pengadilan. Tapi jumlah pelaku yang dipenjara
bisa dihitung dengan jari.

= Hingga awal tahun 2004, kasus BLBI belum terselesaikan.


Dari 58 perkara, baru 16 kasus yang telah diproses. Sisanya
dibiarkan mengendap. Ada yang diperlambat, ada juga yang
dihentikan penyidikannya. Sepuluh pelaku telah lari ke luar
negeri.

= Administrasi pengiriman TKI ke luar negeri masih sangat


amburadul. Tak ada kordinasi dan sinkronisasi antara Depdagri,
Depkeh, Depnaker, Deplu, dan PJTKI. Akibatnya, banyak

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 131
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

terjadi KKN dan manipulasi. Pemalsuan identitas seperti


yang dialami dua TKI -- Casingkem dan Istiqomah-- yang
disandera di Irak adalah salah satu contoh.

= Data terakhir dari Bappenas menyebutkan, tahun 2004 jumlah


pengangguran terbuka mencapai 10.83 juta orang. Dengan
asumsi pertumbuhan ekonomi 5,03 persen, dalam setahun
diperkirakan angka ini akan mencapai 11,19 juta orang. Belum
terhitung jumlah pengangguran tak kentara yang jumlahnya
40 juta orang.

= Tiap tahun, jumlah pencari kerja di Indonesia mencapai 3, 16


juta jiwa sementara lapangan kerja yang tersedia hanya cukup
untuk diisi 1,75 juta orang.

= 53 persen masyarakat miskin di Indonesia adalah petani dan


nelayan. Padahal Indonesia terkenal sebagai negara agraris dan
negara maritim terbesar di dunia.

= Dalam banyak kebijaksanaan pengadaan bahan pangan,


Indonesia sering lebih memilih melakukan impor. Padahal,
Indonesia merupakan penghasil beras terbesar ke-3 di dunia,
penghasil kopi nomor 4 di dunia, penghasil coklat nomor 4 di
dunia, dan penghasil nomor 1 lada putih di dunia.

= Daya saing Indonesia, menurut World Economic Forum dalam


laporan The Global Competitivenes Report tahun 2004, berada
pada peringkat ke-69 dari 104 negara di dunia. Bandingkan
dengan Malaysia yang berada di posisi 31, Thailand yang
berada di posisi 34 atau Singapura yang berada di posisi 7.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


132 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

= Menurut Indeks potensi tambang, Indonesia berada di ututan


ke-16 dari 47 negara. Ini berarti dunia telah mempelajari
Indonesia memiliki potensi tambang yang bagus. Lucunya,
aktivitas eksplorasi di Indonesia justru mandeg sejak empat
tahun lalu. Akibatnya, 10 persen dari 7.000 ahli geologi
Indonesia banting profesi menjadi karyawan bank atau
wartawan. Bahkan banyak di antaranya yang kemudian menjadi
pengacara (pengangguran cari acara).

= Nilai ekspor produk perikanan Indonesia yang hanya 1,49


miliar dolar AS menempatkan Indonesia pada posisi ke-12
negara pengekspor produk perikanan dunia, jauh di bawah
Thailand (posisi ke-2) yang memiliki sumber daya terbatas
dan jauh di bawah potensi yang dimiliki Indonesia.

= Indonesia, menurut data Business Software Alliance (BSA),


menduduki peringkat keempat dari 20 besar negara dengan
tingkat pembajakan piranti lunak (software) tertinggi di
dunia. Indonesia hanya dikalahkan oleh Cina, Vietnam, dan
Ukraina. Tingkat pembajakan peranti lunak di Indonesia
mencapai 88 persen. Itu artinya, dari 100 persen komputer
yang menggunakan software, 88 di antaranya menggunakan
software tidak berlisensi alias bajakan.

= Dalam banyak kebijakan, Indonesia masih berorientasi pada


sektor daratan. Sektor bahari sering terabaikan. Akibatnya,
setiap tahun bermiliar dollar ikan dicuri nelayan asing.
Maklum, sebanyak 60 persen transpor laut domestik dilakukan
oleh perusahaan asing.

= Kasus-kasus pelanggaran HAM banyak yang belum

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 133
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

terselesaikan atau proses pengadilannya belum tuntas. Misalnya,


peristiwa Mei, peristiwa Trisakti dan Semanggi, penyerangan
kantor PDI-P tahun 1996, masa DOM di Aceh dan Papua,
Tanjung Priok dan Talangsari Lampung, peristiwa ‘petrus’, dan
lain-lain.

= Berdasarkan survei Biro Kosultan Resiko Politik dan Ekonomi


(PERC), Indonesia adalah negara terkorup di Asia dengan
nilai (skala 1 sampai 10 dari yang paling bersih hingga yang
paling kotor) 9,25 persen. Bandingngkan dengan Singapura
yang hanya mencapai 0,50 persen atau Jepang 3,50 persen..

= Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia tercatat paling


tinggi di Asia Tenggara, yakni 470 per 100 ribu persalinan.
Kematian terjadi karena tiga hal yang berhubungan dengan
kesehatan: tekanan darah tinggi pada ibu mengandung,
terjadinya pendarahan saat persalinan, dan infeksi sebelum dan
sesudah persalinan.

= Penduduk miskin Indonesia telah mencapai 37 juta jiwa atau


15 juta keluarga. Dari jumlah itu, 3 juta jiwa terdiri dari anak
terlantar yang lari ke jalanan. Anak terlantar ini yang kemudian
menjadi baik hanya sejumlah 25 persen.

= Di Indonesia, menurut data terakhir Unicef, ada sekitar 2,1


juta pekerja anak yang terdiri atas 1,2 juta anak laki-laki dan
871 ribu anak perempuan. Mereka adalah anak yang harus
bekerja dengan jam kerja panjang dan tanpa perlindungan yang
memadai. Sebagian dari mereka ini adalah anak putus sekolah.
Bahkan ada yang tidak pernah bersekolah sama sekali.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


134 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

= Transparency International pada akhir tahun 2004


menempatkan Indonesia pada posisi ke-5 negara terkorup
dari 146 negara yang disurvei. Posisi ini sama dengan Angola,
Republik Demokratik Kongo, Pantai Gading, Georgia,
Tajikistan, dan Turkmenistan. Padahal sebelumnya Indonesia
berada pada posisi ke-6.

= Penyelewengan uang negara yang terjadi di Indonesia antara


1999-2004, menurut BPK, mencapai Rp 166,5 triliun. Jumlah
itu, belum termasuk hasil-hasil pemeriksaan atas perhitungan
APBD propinsi/kabupaten/kota yang dimanfaatkan DPRD
dalam pengawasan pelaksanaan APBD itu Pelanggaran BLBI
merupakan yang terbesar, yakni Rp 144 triliun. Lembaga
negara yang paling tinggi tingkat penyelewengannya adalah
Kejaksaan Agung, dengan persentase 51,8 persen.

= Dari nilai APBN 2004 sebesar Rp584 triliun, sebanyak Rp23


triliun telah dikorupsi. Namun, banyak kasus korupsi itu yang
sulit diungkap.

= Departemen Pendidikan Nasional diduga telah melakukan


korupsi sebesar Rp 150 milyar selama tahun 2003. Korupsi
dilakukan sehubungan dengan pengadaan buku2 pelajaran
matematika. Menurut Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli
Pendidikan Bangsa yang melaporkan kasus ini ke penyidik
Mabes Polri, korupsi seperti ini sering terjadi dan akan makin
sering terjadi jika terus dibiarkan.

= Setiap perusahaan Indonesia harus mengalokasikan dana


mereka 50 persen untuk bahan baku, 15 persen untuk tenaga
kerja, 10 persen untuk biaya lain-lain, dan 15 persen lainnya

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 135
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

untuk biaya yang tidak bisa dipertanggungjawabkan alias


pungutan liar.

= Survei terhadap 100 anak jalanan yang dilakukan Data


Informasi Anak/YKAI menunjukkan hanya 10 persen anak
jalanan yang pernah terjangkau oleh program penanganan,
baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh lembaga
swadaya masyarakat.

= Salah satu masalah kesehatan lingkungan yang belum


terakomodasi adalah ketersediaan air bersih. Hingga kini
cakupan nasional baru mencapai sekitar 60 persen. Artinya
masih ada 40 persen atau sekitar 90 jutaan rakyat Indonesia
terpaksa mempergunakan air yang tak layak secara kesehatan
untuk kehidupan sehari-hari.

= Bank Dunia mengakui, 30 persen dari kredit mereka ke


Indonesia, telah dikorup oleh pihak-pihak tertentu di
Indonesia. Jika nilai 30 persen ini diasumsikanberlaku pada
semua pinjaman ke Indonesia hingga kini, nilainya akan sangat
luar biasa.

= Menurut peringkat Human Development Index (HDI)


2004 yang dikeluarkan oleh United Nations Development
Programme (UNDP), Indonesia berada di peringkat 111 dari
175 negara. Ini berarti, kualitas manusia Indonesia dari segi
ekonomi, pendidikan, dan kesehatan berada pada posisi yang
sangat jauh terbelakang. Bandingkan dengan Malasya (58).
Atau Brunei (33), Singapura (25), dan Filipina (83).

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


136 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

= Laut Indonesia sangat luas.Tetapi pulau-pulaunya tidak terawat.


Dari 17.504 pulau, 9634 ribu tidak bernama. Bagaimana kita
bisa mempertahankan pulau kita sementara nama saja kita tak
punya.

= Di tengah pertumbuhan ekonomi yang hanya 4 persen dan


penerimaan negara yang pas-pasan seperti keadaan saat ini,
justru impor mobil mewah terus mengalir, pembangunan
apartemen mewah terus menjamur, rumah-rumah mewah
tumbuh di mana-mana bak cendawan di musim hujan.
Distribusi kekayaan telah berlangsung tidak adil, ada jalan
tikus yang hanya bisa dilewati oleh orang-orang tertentu dan
tidak bisa dilewati oleh orang kebanyakan.

= Tingkat pengangguran di Indonesia sepanjang tahun 2004


sudah berada pada batas mengkhawatirkan, yakni 10.2 persen.
Lebih tinggi dari tingkat pengangguran setahun sebelumnya
yang hanya 9.8 persen. Angka tersebut akan lebih mengerikan
bila kita memasukkan jumlah pengangguran terselubung, atau
mereka yang bekerja kurang dari 40 jam seminggu.

= Indonesia sebagai salah satu negara dengan kondisi ekonomi


miskin tengah ‘dibantu’ oleh lembaga-lembaga keuangan
internasional (misalnya, IMF). Negara-negara miskin seperti
Kenya dan Ethiopea juga sudah ‘dibantu’ oleh IMF dengan
memaksakan perdagangan bebas. Negara-negara tersebut
memang ‘terbantu’, tapi bukan menuju kemakmuran, melainkan
menuju keterpurukan ekonomi yang panjang.

= Data terakhir menunjukkan, penderita AIDS di Indonesia

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 137
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

berjumlah 1.413 orang, sedangkan positif HIV 2.746 orang.


Jumlah total orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi
4.159 orang. Namun karena fenomena AIDS/HIV ini seperti
gunung es, maka diperkirakan jumlah sebenarnya berkisar
antara 90.000 sampai 130.000. Jumlah ini diperkirakan terus
akan bertambah.

= Setelah bom di Kuta Bali 12 Oktober 2002, Hotel Mariott


Jakarta 5 Agustus 2003, dan di depan Kedutaan Besar
Australia di Jakarta 9 September 2004, banyak orang yang
mengkhawatirkan akan ada bom susulan yang sama, lebih
besar atau bahkan lebih luar biasa besar dari bom yang pernah
ada.

= 30 juta dollar AS dari 105 miliar dollar AS yang pernah


disalurkan Bank Pembangunan Asia (ADB) sejak lembaga
tersebut terbentuk tahun 1996, dikorupsi oleh negara-negara
penerima, salah satunya oleh Indonesia yang merupakan
peminjam terbesar.

= Dibanding negara lain di Asia, angka kematian ibu di Indonesia


masih relatif tinggi, yaitu 37 orang persepuluh ribu penduduk.
Sedangkan Sri Lanka hanya delapan persepuluh ribu, dan
RRC hanya tujuh. Tiap tahun angka kematian ibu Indonesia
mencapai angka 20.000.

= Syarat lingkungan yang sehat bagi makhluk hidup di perkotaan


semakin sering diabaikan. Di Jakarta, misalnya. Ada 10 juta
penduduk dengan 2,3 juta mobil dan 1,5 juta motor yang
berkeliaran setiap hari menyebarkan zat beracun CO2, CO,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


138 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

HC, NOX, SPM dan debu dengan jumlah yang makin lama
makin meningkat.

= Memperoleh pendidikan adalah hak asasi setiap warga bangsa


yang dijamin konstitusi. Namun, hingga kini akses memperoleh
pendidikan belumlah merata. Data terakhir dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional menyebutkan, APM (angka partisipasi
murni) hanya tinggi pada jenjang SD (92,5 persen), sementara
pada jenjang SMP dan SMA masih sangat rendah. Yakni
63,5 persen (SMP) dan 40,6 persen (SMA). Survei ini juga
membuktikan, masyarakat di perkotaan angka partisipasinya
lebih tinggi dari masyarakat pedesaan. Yakni, 71,9 persen
(SLTP) dan 56,1 persen (SLTA) sementara di pedesaan hanya
54,1 persen (SLTP) dan 28,7 persen (SLTA).

= Menurut Asosiasi Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia


Cianjur (APJATIC) hampir 70 persen tenaga kerja di lima
negara Timur Tengah seperti Abu Dhabi, Oman, Jordania,
Bahrain, dan Qatar (kecuali Kuwait dan Arab Saudi) merupakan
tenaga kerja yang diberangkatkan secara nonprosedural.
Artinya, paspor dan identitas yang mereka pakai memang asli,
tapi fotonya sudah diganti dengan foto orang lain.

= Kemiskinan masih menjadi faktor hambatan utama untuk


mengakses pendidikan. Masyarakat miskin di Indonesia
jumlahnya 38,4 persen atau 17,6 persen dari total jumlah
penduduk

= Menurut Komisi Penanggulangan HIV/Aids Daerah (KPAD),


propinsi Papua menduduki ranking ke tiga terbanyak penderita

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 139
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

HIV/Aids di Asia dengan jumlah angka mencapai 1689 kasus.


Rangking lainnya diduduki oleh Cina dan India.

= World Investment Report 2004 menempatkan Indonesia di


urutan ke-139 dari 144 negara yang paling diinginkan sebagai
negara tujuan investasi di dunia. Indonesia hanya lebih baik
daripada beberapa negara di Amerika Tengah serta Suriname.
Negara yang paling diminati para penanam modal adalah
Belgia, Luksemburg, dan Brunei Darussalam.

= Hasil riset Indonesia Corruption Watch (ICW) dan


Greenomics menyimpulkan, hampir semua perusahaan HPH
dan HTI terlibat korupsi eksploitasi kayu. Korupsi dilakukan
dengan 44 modus operandi dan melibatkan oknum pemerintah
dan aparat. Akibat korupsi tersebut, hutan menjadi rusak dan
negara dirugikan triliunan rupiah.

= Pemberlakuan otsus di Propinsi Papua dinilai telah gagal karena


sejak digulirkan dengan kucuran dana mencapai triliunan
rupiah, 2,4 juta rakyat Papua masih hidup terbelakang, miskin,
dan bodoh. Otsus hanya dimanfaatkan oleh para pejabat Papua
sebagai alat legitimasi melakukan KKN dengan mengobjekkan
kemiskinan rakyat. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Papua
Wacth dan Front Pemuda Papua.

= Berdasarkan hasil survei nasional terhadap pelajar dari tingkat


SLTP hingga tinngkat perguruan tinggi, Badan Narkotika
Nasional menyimpulkan 3,9 persen pelajar Indonesia terlibat
narkoba. Dari tingkat pendidikan, kelompok yang paling banyak
mengonsumsi narkoba adalah kalangan mahasiswa (9,9 persen),
SLTA (4,8 persen), dan SLTP (1,4 persen). Sementara itu

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


140 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

temuan Tim Kelompok Kerja Pemberantasan Penyalahgunaan


Narkoba Depdiknas tahun 2004 menyimpulkan, 70 persen
dari 4 juta pecandu narkoba tercatat sebagai anak usia sekolah,
yakni berusia 14 hingga 20 tahun.

= Dari segi mutu, perguruan tinggi di Indonesia tidak ‘dihitung’


di tingkat dunia, bahkan di tingkat Asia sekalipun. Berdasarkan
peringkat universitas terbaik di Asia versi majalah Asiaweek,
tidak satu pun perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam 20
terbaik.

= Banyak guru pegawai negeri sipil yang beralih profesi sementara


Indonesia masih kekurangan tenaga guru. Guru SD yang
beralih mencari pekerjaan lain mencapai jumlah 50,6 persen,
guru SMP 28,4, dan guru SMA sebanyak 16,3 persen.

= Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW), ada 153 kasus


korupsi, yang melibatkan legislatif dan eksekutif di sejumlah
daerah. Pelaku terbanyak adalah pihak eksekutif daerah (67
persen) dan anggota DPRD (33 persen). Dari 153 kasus
tersebut, Jawab Barat berada di peringkat pertama dengan 26
kasus disusul Jawa Timur (21 kasus), Jawa Tengah (15 kasus)
dan Nanggroe Aceh Darussalam (15 kasus).

= Pendidikan pada anak-anak usia dini terkesan diabaikan.


Padahal, dunia internasional sudah menyepakati perlunya
untuk memberikan perhatian terhadap masalah pendidikan
pada anak-anak usia dini sebagaimana ditegaskan dalam
komitmen Education for All di Jomtien, Thailand, 1990 yang
dipertegas lagi melalui Deklarasi Dakar-Sinegal (2000) dan
komitmen World Fit for Children (New York, 2002). Saat ini

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 141
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

baru sekitar 28 persen anak usia dini, 0-6 tahun yang terlayani
pendidikannya. Mereka terlayani di Bina Keluarga Balita (9,6
persen), Taman Kanak-Kanak (6,5 persen), Raudhatul Athfal
(1,4 persen), Kelompok Bermain (0,13 persen), dan di Taman
Penitipan Anak (0,05 persen), lainnya (9,9 persen) terlayani di
SD.

= Belum ada Keppres atau peraturan tegas yang melarang guru


menjual buku pelajaran di sekolah. Padahal, kegiatan seperti
ini sudah berlangsung lama. Akibatnya, buku teks wajib yang
disubsidi pemerintah setiap tahun dengan dana ratusan miliar
menjadi mubazir alias tidak berguna.

= Berdasarkan hasil penelitian Efektivitas Pendekatan Keluarga


Dalam penanganan Anak Jalanan Balitbang Departemen
Sosial RI, jumlah anak jalanan yang tersebar di kota-kota besar
di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 40.000
orang.

= Karena tidak puas dengan penanganan rumah sakit di


Indonesia, setiap tahun WNI menghabiskan biaya sekitar 600
juta dolar AS atau senilai Rp 5,4 triliun untuk berobat ke luar
negeri. Padahal di Indonesia terdapat 1.000 lebih rumah sakit
swasta dan 600 lebih rumah sakit pemerintah.

= Salah satu hal yang sering dituding sebagai penyebab rendahnya


mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya gaji pengajar.
Gaji profesor di Indonesia hanya Rp 2,4 juta, hampir sama
dengan gaji seorang supir busway di Jakarta yang Rp 2 juta per
bulan.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


142 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

= Indonesia adalah negara yang banyak bertumpu pada bidang


pertanian, namun jumlah sekolah pertanian dari tahun ke tahun
terus menurun. Pada tahun 1996 jumlah sekolah pertanian di
seluruh Indonesia tercatat 200 sekolah. Namun, di tahun 2004
jumlahnya menurun hingga tinggal 116 sekolah.

= Hasil pemeriksaan BPK tahun anggaran 2004 terhadap


lembaga atau departemen menyimpulkan, penyalahgunaan
uang negara paling banyak terjadi di lembaga Kejaksaan Agung
RI. Jumlahnya mencapai 51,80 persen dari cakupan anggaran
yang diperiksa (Rp 618 miliar), yakni sebesar Rp 320 miliar.

= Dari hari ke hari jumlah kasus malpraktik kedokteran di


Indonesia semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah
belum ditetapkannya prosedur standar operasional (Standard
Operational Procedure/SOP) pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Penyebab lain, tenaga medis tidak melengkapi pasiennya
dengan medical record sehingga komunikasi dapat tetap
terbangun antara dokter dan pasiennya. Menurut Bank Dunia,
70 persen dokter Indonesia tidak membuat medical record atau
catatan medik perkembangan penyakit serta terapi yang pernah
diberikan pada pasiennya.

= Indonesia memiliki sekitar 8.000 jenis ikan hias air tawar dan
laut atau 60 persen dari seluruh jenis ikan hias yang ada di
dunia. Akan tetapi, Indonesia hanya mampu menutup 6 persen
dari seluruh perdagangan ikan hias dunia atau senilai 182,67
juta dollar AS.

= Indonesia memiliki sumber daya hayati yang melimpah, yakni

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 143
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

sebesar 16,7 persen dari kekayaan dunia. Namun kekayaan


tersebut belum memberikan kontribusi yang signifikan untuk
ketahanan pangan.

= Menurut Komnas Perempuan, kekerasan berbasis gender yang


menimpa perempuan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2001 terdapat 3.169 kasus yang dilaporkan
ke Lembaga Bantuan Hukum APIK. Pada tahun 2002 angka
itu meningkat menjadi 5.163 kasus dan tahun 2003 ada 5.934
kasus. Dari jumlah tersebut, 54 persen terjadi di lingkungan
komunitas, termasuk di dalamnya di daerah konflik bersenjata,
dan sisanya berlangsung di lingkungan korban. Dari jumlah
itu, pengaduan paling banyak menyangkut kasus-kasus tekanan
terhadap perempuan berkenaan dengan masalah ekonomi,
psikis, fisik dan seksual.

= Dalam bidang efisiensi bisnis, Indonesia terus mengalami


penurunan. Pada tahun 2004, Indonesia berada di peringkat
58 di antara 60 negara. Penyebabnya antara lain, peraturan
yang berbelit, tingginya pajak, pungutan liar di mana-mana,
dan keamanan yang tidak kondusif.

= Di bidang teknologi informasi, Indonesia masih terpuruk.


Dalam bidang penggunaan internet misalnya, penetrasi
penggunaan internet di Indonesia kurang dari 4 persen
dibandingkan total jumlah penduduk. Bandingkan dengan
Malasya, jumlah pengguna internetnya telah mencapai 34
persen dari total jumlah penduduknya yang berjumlah 25,6
juta orang.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


144 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

= Jumlah dokter di Indonesia masih kurang. Untuk melayani


penduduk yang jumlahnya 220 juta orang Indonesia hanya
memiliki dokter sejumlah 45 ribu orang. Bandingkan dengan
Kuba yang penduduknya hanya 12 juta, tetapi memiliki dokter
sebanyak 67 ribu orang.

= Utang luar negeri Indonesia kini sudah mendekati Rp 1.500 triliun


atau sekira 150 miliar dolar AS, baik utang pemerintah maupun
swasta. Dengan jumlah utang sebesar itu, setiap bayi yang baru
lahir pun sudah memiliki beban utang sekira Rp 7 juta.

= Berdasarkan data Badan Planologi Departemen Kehutanan,


luas kerusakan hutan dan lahan di seluruh Indonesia, mencapai
46,3 juta hektar (ha). Di Sumatera 16,2 juta ha, Kalimantan
14,6 juta ha, Sulawesi 4,3 juta ha, Jawa 4,2 juta ha, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua 7,0 juta ha. Dari luasan tersebut,
22,6 juta ha merupakan kawasan hutan, dan sisanya di luar
kawasan hutan. Seluas 16,8 juta ha di antaranya terletak di
kawasan hutan produksi, terdiri atas hutan produksi seluas
7,8 juta ha, hutan produksi terbatas 3,3 juta ha, serta hutan
produksi yang dapat dikonversi 5,7 juta ha.

= Perhatian pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini


terkesan rendah. Dari sekitar 5.000 unit lembaga pendidikan
anak usia dini yang ada saat ini, seperti Taman Kanak-Kanak,
Kelompok Bermain, Bina Keluarga Balita, atau Taman
Penitipan Anak, hampir seluruhnya disediakan, dikelola
dan dibiayai oleh masyarakat sendiri. Pemerintah hanya
menyediakan sebagian kecilnya, yakni kurang dari 300 unit.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 145
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

= Menurut data WHO, angka kebutaan di Indonesia menduduki


peringkat kedua dari 11 negara Asia. Jumlah penduduk
Indonesia yang mengalami kebutaan kini berkisar 1,6 juta jiwa
atau 1,5 persen dari jumlah penduduk, dan setiap satu menit
diperkirakan terjadi satu kasus kebutaan baru.

= Ada sejumlah kasus korupsi di Kejaksaan Agung yang


dihentikan penyelidikannya atau tersangkanya terkatung-
katung terkatung-katung tanpa ada penyelesaian dan kejelasan.
Contohnya, kasusBLBI, kasus pipanisasi di Pulau Jawa, kasus
proyek Hutan Tanaman Industri di Sumatera Selatan, kasus
Kanindotex, proyek Technical Assitance Contract (TAC)
antara Pertamina dan Perta Oil, kasus dana pinjaman Bahana
Pembinaan Usaha Indonesia, kasus pendistribusian minyak
goreng, dan masih banyak lagi.

= Masalah TBC masih menjadi problema serius di Indonesia.


Menurut data Rumah Sakit “Prof DR Sulianti Saroso”, setiap
tahun, dari 583 ribu kasus TBC di Indonesia, 140 ribu di
antaranya meninggal dunia. Jika dihitung rata-ratanya, hampir
setiap hari ada 425 orang meninggal akibat TBC. Seandainya
1 orang pasien bisa menularkan ke 10 orang, pada tahun
berikutnya jumlah yang tertular TBC adalah 5,8 juta orang.

= Data terakhir menyebutkan, kasus perdagangan perempuan di


Indonesia mengalami lonjakan sebanyak 880 persen. Dari 32
kasus pada tahun 2002 menjadi 283 kasus pada tahun 2003. Ini
belum termasuk kasus yang langsung dilaporkan pada polisi
atau merupakan temuan kepolisian. Sebuah LSM di Batam
menemukan 166 kasus perdagangan perempuan, sementara di
Solo dilaporkan ada 15 kasus perdagangan anak untuk tujuan
seksual komersial.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


146 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

Data dan Angka


Warisan Megawati

M
egawati yang menjadi Presiden RI selama tiga tahun
sejak 21 Juli 2001 dalam pidatonya di depan Sidang
MPR (23 September 2004) mewariskan data dan
angka berikut untuk SBY. Akankah akan ada perubahan dalam masa
pemerintahan SBY-JK? Kita lihat saja nanti:

• Jumlah penduduk miskin: 37,3 juta orang (17,4 persen dari


seluruh penduduk Indonesia).
• Jumlah kematian bayi: 35 per seribu kelahiran hidup
• Jumlah kelahiran: 2,6 anak per wanita usia produktif
• Jumlah kematian balita: 46 per seribu kelahiran hidup
• Jumlah kematian ibu: 307 per seratus ribu kelahiran hidup
• Angka harapan hidup: 66 tahun
• Jumlah perempuan yang “melek” huruf: 87 persen
• Angka partisipasi sekolah kelompok umur 7-12 tahun: 95
persen
• Angka partisipasi sekolah kelompok umur 13-15 tahun: 80
persen
• Cadangan devisa: 36,3 miliar dollar AS
• Pertumbuhan ekonomi: 4,1 persen
• Nilai tukar rata-rata rupiah: Rp 8.572 per dollar AS

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 147
Bagian Tiga
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji

• Defisit APBN: 2,1 persen dari produk domestik bruto (PDB)


• Stok Utang Pemerintah: 69 persen dari produk domestik bruto
(PDB)
• Pertumbuhan ekspor: 5,1 persen
• Pertumbuhan impor: 5 persen
• Nilai ekspor 61,1 miliar dollar AS
• Nilai impor: 32,6 miliar dollar AS
• Pendapatan per kapita : 1.000 dollar AS

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


148 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang
Menunggu Realisasi
Janji

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 149
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


150 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Dari Mereka yang


Menunggu Realisasi Janji

”Apa yang ada harapkan dari janji dan komitmen SBY-JK?”


ini adalah pertanyaan yang saya lontarkan di berbagai mailing list
internet maupun pertanyaan secara langsung. Hasilnya, sungguh di
luar dugaan, komentar dan opini yang masuknya jumlahnya mencapai
angka ribuan. Untungnya, dengan bantuan Studio KataKata (Pusat
Informasi dan Data Bisnis), saya berhasil mendatanya secara detail.
Berikut adalah beberapa komentar dan opini pilihan yang saya
anggap layak untuk dimuat di sini.

Kasihan Dong…!
Saya cuma berharap, SBY tidak jadi pemimpin yang otoriter
nantinya. Di berbagai negara, banyak pemimpin yang pada masa
kampanye berjanji membela rakyat dengan mulut yang berbusa-
busa. Tapi begitu terpilih, kebalikannya yang terjadi. Rakyat yang
ditekan dan diperas. Tentu saja rakyat tak biasa berbuat apa-apa. Di
saat rakyat memaksa diri untuk berbuat apa-apa, pemimping akan
bersikap otoriter. Nanti setelah ada pemilu dan dia mencalonkan
diri lagi, ia akan kembali melontarkan janji-janjinya membela
rakyat dengan mulut yang berbusa-busa. Kalau mulut terus-terusan
berbusa-busa, kasihan dong dia.

Aru Sagala
arusagala@yahoo.com
Pengamat, Gorontalo

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 151
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Sepotong Surat
Pak SBY-JK, saya sering dengar, sering baca semua janji-
janjimu. Itulah sebabnya, saya menulis surat ini.
Nama saya Heidy Prameswari Suharto, biasa dipanggil
Memez. Sekarang umur saya 21 tahun. Saya bekerja sebagai reporter
infotainment (Pak SBY pernah nonton infotainment ga sih?). Saya
belum lulus kuliah, jadi saya hanya bekerja sesuai dengan kemampuan
minimal saat ini. Syarat standar pekerjaan adalah memiliki ijazah S1.
Saya cuma SMA, saya sempat kuliah tapi karena ketidakadaan biaya,
terpaksa saya berhenti dan kemudian bekerja.
Terus terang, waktu pemilu kemarin saya golput. Soalnya,
saya pesimis akan ada pemimpin yang benar-benar perduli soal
pendidikan.
Harapan saya dari janji-janji Pak SBY-JK, hanya satu.
Tolonglah pendidikan benar-benar diperdulikan seperti janji-janjimu.
Saya adalah salah satu orang yang tidak bisa menikmati pendidikan
sampai selesai. Malu loh Pak, kalau ngobrol dengan teman-teman
yang kuliah di luar negeri. Mereka lebih bangga dengan pendidikan
di Malaysia, Singapura, Amerika, dan lain-lain. Padahal, waktu dulu,
Malaysia belajarnya dari indonesia ya, Pak?
Sekian saja harapan saya. Semoga bapak berkenan
membacanya.
Heidy Prameswari Suharto
heidy_suharto@yahoo.com

Bukan Cuma Retorika


Moga-moga tekad SBY soal perubahan bukan cuma retorika
doang. Harus ada bukti kongkrit. Rakyat yang sudah mendukungnya

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


152 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

ingin bukti, bukan sekedar janji. Perlu adanya pemaparan


perencanaan yang detil dan jelas. Janji-janji yang tidak didukung
dengan perencanaan yang konkrit, biasanya akan dengan mudah
tertiup angin. Berputar-putar di udara dan kemudian terhempas di
suatu tempat yang entah di mana. Pada akhirnya, rakyat yang kecewa.
Jangan sampai rakyat dibegitukan deh.

Kurnia Bintang
kurniabintang@yahoo.com
Makassar

Tak Banyak Berharap


Tak banyak harapan saya dari janji-janji SBY-JK. Tapi
masih ada setitik harapan: semoga semakin tinggi penghargaan
dan komitmen seluruh bangsa atas nilai-nilai dasar ketuhanan,
kemanusiaan, persatuaan dan kesatuan, kebenaran dan keadilan.

Resweet Kurniawan
resweet@linuxmail.org

Demi Kepercayaan
Menyimak janji-janji Pak SBY-JK, aku cuma berharap,
pemerintah yang baru hasil demokrasi yang jujur dan adil ini,
dapat mengatasi pengangguran dengan cepat dan tepat. Gunakan
sumber daya yang ada, jangan terlalu berharap pada negara lain. Kita
mempuyai SDM dan SDA yang melimpah ruah. Jika tidak bisa
mengoptimalkannya dalam lima tahun pertama, maka akan sangat
disayangkan. Sebab, kepercayaan yang telah kami (rakyat) berikan
besar sekali. Demi pemerintahan yang sehat, kami percayakan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 153
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

kepadamu wahai presiden dan segenap wakil rakyat. Berjuang


dengan berlandaskan hati nurani.

Juta
july_910000@yahoo.co.uk
Pekerja web design dan multimedia
Denpasar

Bidang Keamanan
Saya banyak berharap janji-janji di bidang keamanan, agar
pembakaran dan pengrusakan rumah ibadah tidak terjadi lagi.
Konflik bisa dan akan terus terjadi jika tak ada Undang-undang
atau Keppres yang mengatur hal ini secara tegas. Saya tunggu janji-
janjimu, Pak SBY-JK.

Yakub Sulistyo. S.Th. MA


yakub@indo.net.id
Pendeta, Ambarawa

Kami Mencatat
Saya menaruh harapan kepada Bapak SBY-JK. Kami
mencatat janji-janjimu. Jadi, jangan mengecewakan rakyat yang
telah memilih.
Saya, sebagai lulusan di bidang hukum dan kini bekerja
sebagai legal officer di salah satu perbankan, menaruh harapan
serius atas janji-janji di bidang hukum. Jangan sampai kita mencari
keadilan tetapi yang kita dapat malah ketidakadilan. Jangan karena
melaporkan kehilangan kambing, kita malah kehilangan sapi.
Selain itu, mohon hendaknya diperhatikan soal penerimaan
PNS. Di situ sering terjadi sogok menyogok. Setelah diterima, si

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


154 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

pegawai akan melakukan korupsi untuk mengganti uang sogokan


yang telah ia berikan. Itu saja.

Reynhard Parulian
traja661973@yahoo.com
Pegawai Swasta, Jakarta

Manis Waktu Kampanye, Pahitlah Sesudahnya


Janji-janji harus ditepati. Jangan hanya manis waktu
berkampanye saja, sesudah itu pahitlah yang kita dapat. Perhatikan
rakyat kecil. Jangan dulu berkeliling dunia untuk menghambur-
hamburkan uang rakyat. Usahakan mengurangi hutang-hutang
negara sehingga rakyat tidak menderita menanggung beban hutang-
hutang itu. Segala macam bentuk korupsi harus ditumpas. Buktikan
terlaksananya pendidikan berbiaya murah. Turunkan harga sembako
agar rakyat kecil bisa hidup dengan penuh gizi.

Leo
Leo@dprin.go.id

Tidak Mungkin

Untuk memberantas korupsi, seperti janji SBY-JK, rasanya


tidak mungkin. Yang mungkin adalah meminimalisasi seminim
mungkin terjadinya korupsi. Di negera-negara lain, hal ini pun
berlaku. Sekuat apapun upaya yang mereka lakukan, korupsi akan
tetap ada.
Dalam upaya memberantas eh meminimalisasi korupsi, saya
berharap SBY-JK berhati-hati dengan muka-muka manis yang berada
di sekelilingnya. Kelompok lingkaran dalam (inner circle) ini sering

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 155
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

saya lihat dalam tayangan-tayangan televisi selalu berada di sekitar


SBY-JK dalam berbagai acara. Pengalamana sudah membuktikan,
salah satu presiden kita terjungkal gara-gara adanya lingkaran
dalam seperti itu. Jika tak hati-hati, mereka bisa jadi penghambat
terwujudnya janji-janji SBY-JK kepada rakyat. Waspadalah!

Noval Alamrie
novalalamrie@yahoo.com
Bekasi

Realisasi Janji
Ada dua hal realisasi dari janji-janji Pak SBY yang akan
selalu saya tunggu:
Pertama, saya sedih sekali jika melihat berita-berita di TV seputar
dunia kriminal. Semakin hari semakin banyak kejahatan khususnya
pemerkosaan dan pembunuhan terhadap anak dibawah umur. Dan
tersangka paling-paling dijerat hukuman maksimum lima tahun
penjara. Apakah itu adil ? Setelah diperkosa lalu dibunuh secara
sadis?Apakah hukum di Indonesia hanya sebatas itu ?
Kedua, mengenai kasus bom yang sedang melanda
Indonesia...di beritakan di televisi, tersangka Bom Marriot hanya
dihukum tga sampai 10 Tahun. Saya berpikir...enak sekali, setelah
keluar pasti mereka akan melakukan hal serupa.
Saya berharap, di masa kepemimpinan Pak SBY hukum
akan benar-benar ditegaskan sehingga akan mengurangi berbagai
tindak kejahatan. Orang akan berpikir dua kali untuk melakukan
tindak kejahatan apabila ada hukum yang tegas.

Eunike Tina Astuti


tina@beringin.co.id
Salatiga

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


156 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Penegakan Hukum dan Penyakit Kronis


Dari janji-janji SBY-JK, saya hanya berharap: penegakan
hukum bisa segera direalisasikan. Jika itu terwujud, berbagai
hal akan menjadi baik. Aparat negara tidak bisa lagi seenaknya
menyelewengkan kekuasaannya dalam mejalankan wewenangnya.
Kalangan bisnis akan mempunyai keyakinan lebih dalam berinvestasi.
Bidang ketenagakerjaan pun perlahan tapi pasti akan bisa teratasi.
Mengenai korupsi, semua pasti tahu bahwa KKN adalah
salah satu penyakit kronis di republik tercinta ini. Sudah tidak
terhitung lagi kerugian yang diakibatkannya. Jadi, sudah selayaknya
dibasmi. Yang penting, mentalitas dan moralitas aparat penegak
hukum harus diluruskan dulu. Jangan bersandar pada materialitas.

Jarot Mulyawan
jarot@danwood.co.id
Karyawan di Semarang

Kehidupan Beragama
Saya menunggu janji SBY-JK untuk menghapus kebijakan
yang bersifat diskriminasi. Apakah janji ini juga menyangkut
penghapusan diskriminasi dalam kehidupan beragama? Soalnya,
saya melihat diskriminasi yang identik dengan minoritas, khususnya
di bidang kehidupan beragama, ternyata masih menjadi satu bagian
yang tidak bisa dilepas oleh masyarakat Indonesia. Padahal, bahwa
agama adalah hak setiap manusia, hak setiap individu. Semoga
dengan penghapusan hal-hal yang berbau diskriminasi, kita bisa
hidup rukun dan damai walaupun berbeda agama. Tanggung jawab
pemerintalah untuk menciptakan kondisi yang tidak memihak.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 157
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Sebagai pemimpin, tugas merekalah untuk memberi teladan kepada


masyarakat Indonesia.

Ririn Teguh Setyowati


ritesnts@yahoo.com
Sekretaris, Surabaya

Supremasi Hukum
Tak perlu terlalu banyak berharap dari janji-janji. Yang
penting, tegakkan terlebih dahulu supremasi hukum di Indonesia.
Pertama-tama, di lingkungan peradilan, Kejaksaan Agung dan
Mahkamah Agung termasuk juga di kepolisian. Pilih orang-orang
yang track recordnya bagus, taat beragama, berani, nonpartisan (di
luar orang partai), tidak mementingkan dunia (bisa dilihat dari
kehidupan sehari-harinya termasuk harta yang dimiliki).
Kalau hukum sudah tegak, baru kita bicara yang lain.
Penuntasan korupsi lemah karena hukum yang tidak berjalan.Begitu
pula dengan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dsb..........Berapa
banyak dana bantuan yang bocor...bahkan di Departemen Agama?
Maka wajar jika kita mengalami krisis yang berkepanjangan...Allah
telah menghukum kita, karena kita tidak berani menindak orang
yang salah.

Sunaryadi
Sunaryadi@conocophillips.com
Karyawan, Bandung

Dulu Juga Begitu


Saya jadi ingat jaman dulu. Sekitar 36 tahun silam Soeharto
berjanji akan memberangus korupsi yang disisakan rezim Soekarno.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


158 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Kita pun menunggu penuh harap. Yang terjadi kemudian adalah


korupsi menjadi lebih ‘aman’ dilakukan sepanjang kekuasaan
Soeharto.
Tiga presiden sesudahnya juga menjanjikan hal yang sama.
Andai saja masa jabatan ketiga presiden itu sepanjang masa jabatan
Soeharto pula, entah apa yang akan terjadi.
Kini SBY-JK naik ke tampuk kekuasaan, hendaklah harapan
yang tersisa 36 tahun silam itu diwujudkan. Sehingga 36 tahun
berikutnya, tak perlu ada anak cucu yang menulis seperti saya ini.

Eko Yanche Edrie


ekoyanche@yahoo.com.sg
Padang

Perempuan dan Anak


Perempuan dan anak-anak adalah korban yang paling
menderita karena adanya konflik yang terjadi di beberapa daerah
di Indonesia. Di Aceh, Kalimantan Barat, Poso, Maluku Utara,
Maluku dan Papua. Tidak jarang para isteri kehilangan suami dan
kemudian menjadi orang tua tunggal dalam kondisi yang tidak siap.
Kekurangan pendidikan dan keterampilan, kehilangan harta benda
untuk modal usaha, dan menderita trauma pasca konflik. Semua itu
dapat menghambat hubungan psikososialnya yang dapat berakibat
ketidakmampuan mengasuh anak-anaknya dengan baik.
Sesuai janji, kami mengharap agar dalam 100 hari pertama
pemerintahan SBY-JK ada kebijakan dan program pemulihan
trauma pasca konflik. Khususnya bagi perempuan dan anak,
termasuk pemberdayaan perempuan serta dukungan permodalan
tanpa agunan. Sehingga ibu-ibu, khususnya yang terpaksa berfungsi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 159
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

sebagai orang tua tunggal, mampu bekerja dan berusaha untuk


kehidupan keluarganya.
Kepada anak-anak di daerah konflik mohon diberikan
pendidikan khusus tanpa biaya sehingga mereka tidak menjadi ‘lost
generation’, tetapi tetap menjadi anak Indonesia yang cerdas dan
ceria, siap sebagai generasi penerus bangsa.

Parjoko Midjan
parjoko_m@yahoo.com
Depok

Tiga Aturan
Demi terwujudnya janji-janji perubahan, ada tiga aturan
yang saya harap bisa dilakukan oleh SBY-JK. Yakni, pertama, SBY-
JK harus takut kepada Allah SWT, dengan menjalankan semua
perintah dan laranganNya. Kedua, SBY-JK harus berani memberi
contoh kepada kita rakyat Indonesia, tentang bagaimana hukum
ditegakkan tanpa pandang bulu, bahkan kalau perlu anak presiden
pun jika bersalah harus dihukum. Ketiga, SBY-JK harus berani
memberikan contoh tentang penerapan pola hidup sederhana
dan kehidupan yang bersih dari KKN, sehingga semua anggota
kabinetnya akan mengikuti langkah mereka.

Firman Z. Camil
firman_camil@singgar-mulia.co.id
Pegawai, Jakarta

Sedikit Masukan
Saya ada sedikit masukkan sehubungan dengan janji-janji
SBY-JK. Saya sangat berharap pemerintah akan benar-benar dapat

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


160 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

membantu perekonomian masyarakat secara merata, terutama


masyarakat golongan menengah ke bawah. Mungkin bisa dengan
cara penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya atau dengan
pemberian modal untuk berwirausaha, sehingga mereka bisa
terlepas dari ketergantungan orang lain. Modal itu sendiri bukan
hanya berupa uang ataupun barang, tetapi bisa berupa pendidikan
keterampilan ataupun tempat usaha. Dan sebaiknya pemberian modal
ini tidak hanya diberikan begitu saja, harus ada pengembangannya,
misalkan jika pemerintah memberikan modal berdagang, maka
para pedagang tersebut harus terus dibimbing hingga akhirnya ia
mampu mengembangkan usahanya dan tidak berketergantungan
pada pemerintah lagi.
Semoga saja suatu saat nanti, ketika saya berangkat di pagi
hari ataupun pulang di malam hari tidak ada lagi anak-anak dijalanan
yang mengamen dan meminta-meminta untuk mencari makan dan
untuk membayar sekolah mereka sendiri. Semoga negara ini suatu
saat nanti dapat melaksanakan amanat UUD ‘45 dan memiliki
pemerintahan yang sungguh-sungguh bekerja untuk melayani dan
melindungi masyarakatnya.
Hary
hary_jkt@yahoo.com
Jakarta

Lebih Merata
Ada janji berarti ada harapan. Saya hanya berharap agar
pembangunan bisa lebih merata. Tidak hanya di Jakarta saja, tetapi
juga di seluruh kota lain di Indonesia. Saya juga berharap agar
pemerintah menggunakan uang pajak dengan bijaksana sehingga
Indonesia menjadi lebih maju dan masyarakatnya tidak lagi segan
membayar pajak.
Andre Prasetya
saikyo_kun@yahoo.com.sg
Programmer, Jakarta

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 161
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Masalah Perbukuan

Guna terwujudnya janji-janji SBY-JK, saya berharap


pemerintahan mereka juga memperhatikan masalah perbukuan.
Buku mahal karena harga kertas mahal, karena penerbit harus
memberikan diskon yang besar ke toko buku. Sementara itu,
penerbit kesulitan untuk memberikan royalti yang pantas untuk
pengarang, karena hal itu akan menambah mahal biaya produksi dan
ujung-ujungnya harga buku menjadi lebih mahal lagi. Malangnya,
semua itu akan menyebabkan kaum cerdik pandai kita malas untuk
sungguh-sungguh menulis sesuai bidang ilmunya untuk dijadikan
sebuah buku.

Saeno M. Abdi
sae24x@yahoo.com
Karyawan Perusahaan Penerbitan
Jakarta

Harus Independen
Tak ada lagi yang kami inginkan selain terjadinya perubahan.
Siapa yang berjanji, dialah yang merubah. Jangan sampai, orang
seenaknya berjanji, kami rakyat kecil yang menderita. Untuk itu, saya
menyarankan, lepaskan baju, celana, cincin, topi, pakaian dalam --
atau apapun yang bisa dilepaskan -- yang ada hubungannya dengan
partai atau golongan. Semuanya -- presiden, wakil presiden, ketua
MPR, wakil ketua MPR, anggota kabinet, dan lain-lain-- haruslah
independen dan senantiasa profesional. Dengan begitu, “conflict of
interest” yang selama ini menjadi cikal bakal lahirnya KKN dapat
dihindari.
Dalam setiap kebijakan dan keputusan, selalu (3X)
pikirkanlah akibatnya dari kacamata rakyat kecil. Apa untungnya,
apa ruginya. Kalau bisa, biarlah rakyat yang menanggung untung,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


162 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

dan pejabatlah yang menanggung ruginya. Jangan sampai yang


terjadi justru sebaliknya seperti yang selama ini kami alami.

RozalMaas
Rozal.Maas@petrochina.co.id
Jakarta

Tidak Muluk

Saya tidak muluk-muluk mengharapkan janji yang muluk-


muluk. Saya cuma berharap perekonomian kita bisa normal lagi
sehingga pengangguran menjadi berkurang dan kejahatan menurun,
Indonesia bebas dari KKN, supremasi hukum tidak pandang bulu,
keamanan terkendali, agar nasib rakyat kecil seperti saya dan yang
lainnya bisa menjadi makmur, tenang, aman, dan damai. Hanya itu,
tak ada harapan yang muluk-muluk!

Trisna Mukti Andri


precon@telkom.net
Programmer, Karawang

Sedang Terpekur
Saya adalah seorang pengangguran yang kini sedang
terpekur menanti bukti dari janji-janji. Jauh sebelum cahaya
kehidupan (yang masih berupa janji-janji itu) datang, saya memang
sudah menganggur. Sudah lima tahun deh predikat itu saya emban.
Padahal umur saya sudah hampir 30 tahun. Capek memang, tapi apa
mau dikata. Berbagai jurus lamaran sudah saya keluarkan, berbagai
cara sudah saya lakoni, tapi setiap diterima bekerja, saya hanya
ditempatkan sebagai sales. Padahal, saya sama sekali tidak berbakat di
situ. Sebagai sales, maka saya harus mencari pelanggan. Dan ini dia,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 163
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

banyak orang tak tahu susahnya mencari pelanggan sama susahnya


dengan mencari pekerjaan itu sendiri. Akibatnya, ya saya kembali
lagi jadi pengangguran. Terus-terusan jadi pengangguran deh.
Sebenarnya, saya menaruh harapan banyak pada era
presiden-presiden sebelumnya. Tapi apa mau dikata, uang negara
yang bertrilyun2 rupiah hanya habis untuk membiayai berbagai
perseteruan antarsaudara kita sendiri. Untuk rapat MPR-DPR saja
bisa habis bermilyar-milyar rupiah. Belum lagi untuk biaya berbagai
kunjungan kerja yang kita sendiri tak tahu untuk apa dan apa
hasilnya. Alangkah bijaknya jika anggaran sebanyak itu diberikan
saja kepada kaum pengangguran seperti saya untuk dijadikan modal
memulai sebuah usaha mandiri.
Pak SBY-JK, janji-janji untuk menuntaskan masalah
pengangguran dan membuka lapangan kerja baru, merupakan cahaya
bagi saya, bagi 40 juta rakyat Indonesia yang sama statusnya seperti
saya. Kami tunggu.

Romi Irwanto
tom_irawan@yahoo.com

Kebebasan Pers
Terima kasih untuk janji kebebebasan pers. Ibarat anjing
pengawas, pers akan mengawasi jalannya pemerintahan, pers akan
menggonggong jika ada kebijakan yang menyimpang dari janji dan
komitmen. Dan sebagaimana lazimnya anjing, pers juga adalah
makhluk yang setia...setia pada kebenaran.

M. Idris Azmi
jogloku@yahoo.com
Mahasiswa dan aktivis kampus
Semarang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


164 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Mutu Pendidikan
Mencermati janji-janji SBY-JK mengenai mutu pendidikan,
saya ingin menceritakan pengalaman saya. Saya bukanlah pemerhati
masalah pendidikan, namun saya berpengalaman dalam proses
seleksi penerimaan dan evaluasi karyawan. Saya merasa dari tahun
ke tahun belum ada peningkatan mutu secara nyata lulusan sekolah
Indonesia, baik SMU, akademi, maupun universitas.
Seringkali saya menemui kondisi di mana calon karyawan
sama sekali tidak mengetahui tuntutan dunia kerja. Jika diwawancara,
jawaban yang diberikan terkesan sangat pasrah dan pasif. Kalimat
klise yang paling sering diucapkan adalah, “Saya tidak berpengalaman,
tapi saya bersedia belajar.”
Cukup banyak lulusan baru berpikiran bahwa bekerja/
berusaha di dunia nyata membutuhkan keahlian dan pengetahuan
yang sangat khusus, sehingga untuk keahlian dan pengetahuan umum
pun mereka tidak berusaha untuk mencari tahu atau belajar sendiri.
Apapun yang mereka pelajari di sekolah, terkesan hanya untuk tujuan
nilai ujian saja. Padahal dunia kerja/usaha lebih membutuhkan orang
untuk mengerjakan pekerjaan rutin dasar semacam peng-arsip-an
yang efisien (baik secara manual maupun komputerisasi), pencatatan
dan pengumpulan data yang akurat dan cepat, berhitung sederhana
(tambah, kurang, kali, bagi dan persentase), kontrol monitor jadwal,
menulis memo/instruksi dengan bahasa sesederhana dan sesingkat
mungkin, dll, yang memang lebih mengutamakan pengalaman
praktis daripada penghapalan dalil.
Sesudah beberapa saat bekerja, jika orang tersebut
memang mampu, maka ia akan masuk ke tingkat yang lebih tinggi,
yang membutuhkan ketrampilan analisa data dan pengambilan
keputusan untuk memecahkan masalah. Analisa data bahkan tidak
membutuhkan ketrampilan canggih dengan komputer, cukup

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 165
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

mengerti arti angka-angka terhadap kinerja bagiannya.


Yang sungguh saya tidak mengerti untuk ketrampilan
semacam ini kenapa tidak pernah mereka dapatkan dari masa sekolah
yang bertahun-tahun itu? Apa sebenarnya yang dititik-beratkan di
dalam pembelajaran di sekolah? Tidak adakah tuntunan dari para
guru agar siswa mampu belajar sendiri? Bukankah seharusnya
pembelajaran yang baik menunjukkan jalan bagaimana seseorang
bisa menimba ilmu/ketrampilan dari berbagai sumber? Sungguh
saya tidak mengerti. Saya tidak ingin mendengar janji yang muluk-
muluk sebelum ketrampilan dasar lulusan sekolah kita (menghitung,
menulis, menyampaikan pikiran secara lisan) belum juga bisa
dibenahi.

Karsa Nugraha
karsa_nugraha@yahoo.com
Manager di sebuah perusahaan

Tidak Sakit
Pak SBY-JK yang suka berjanji,
Kami rakyat kecil mengharapkan agar Bapak sehat lahir
dan bathin, sehingga dalam memimpin bangsa yang sakit ini, Bapak
tidak sakit dan kaget-kagetan, seperti kami rakyat kecil yang sering
terkaget-kaget oleh perilaku para politikus.
Setiap waktu mohon kiranya Bapak membawa neraca atau
timbangan, sehingga dalam memutuskan sesuatu dapat menimbang
untung ruginya bagi bangsa ini, demi adil dan meratanya apa yang
bapak putuskan.
Rajin berdoa ya Pak, agar bapak tidak tersesat atau
menyesatkan diri, sehingga kami yang dipimpin juga dapat keluar
dari kesesakan hidup yang semakin membelit, jangan kompromi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


166 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

dengan membagi-bagikan kekuasaan yang kami berikan hanya


untuk Bapak berdua. Jangan gentar oleh ancaman dan bujuk rayu
para politikus dan pengusaha yang meminta jatah.
Ingatlah, menitipkan masa depan anak cucu kami hanya ke
tangan Bapak, jadi Bapak-lah yang berhak memutuskan siapa dan
apapun yang harus dilakukan untuk bangsa ini.

Rudy Ismail
rudyismail@yahoo.com
Bumi Serpong Damai

Belum Cukup Terjanjikan


Rasanya, soal kelautan belum cukup terjanjikan. Tapi saya
tetap berharap, bapak SBY-JK bisa menyediakan anggaran untuk
menjaga lautan kita agar terhindar dari pencurian ikan dan hasil laut
oleh nelayan asing. Beli pesawat untuk melakukan pengintaian, juga
kapal dan peralatan yang memadai untuk lautan kita yang begitu
luas. Dan jangan lupa, didiklah personil agar benar-benar terampil
dalam bidangnya (bukan terampil dalam bidang-bidang yang tak
diridhoi Tuhan).
Hal lain, kembangkan industri pertanian, berdayakan petani
(bukan petani berdasi) sambil mengembangkan koperasi. Kelola
hutan dengan baik, hijaukan gunung dan bukit. Eksploitasi hutan
hendaknya dengan mempertimbangan kelestarian lingkungan. Stop
ekspor hasil hutan (khususnya dalam bentuk kayu gelondongan
atau barang mentah). Targetkan bahwa ekspor kita di masa depan
hanya dari hasil laut dan pertanian serta industri, termasuk industri
rumahan/kerajinan tangan (bukan industri yang mengotori alam).
Jadikan alam kita pusat konservasi dunia. Kita “tukar” oksigen

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 167
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

dengan komoditi yang berguna (bukan barang mewah).


Di atas itu semua, budayakan hidup sederhana, jadilah
panutan dan contoh bagi bawahan dan rakyat banyak, pilih pejabat
yang berintegritas tinggi (highest integrity).

A.Salam
Asalam@exspan.co.id
Depok

Saling Menyayangi
Janji-janji SBY-JK soal diskriminasi pembelaannya terasa
lebih menyentuh ke kalangan minoritas. Padahal kami yang mayoritas
pun sering mengalami hal yang sama, bahkan teramat memedihkan.
Di tempat kerja saya misalnya, gaji kami yang mayoritas lebih
kecil daripada yang minoritas. Begitupun masalah fasilitas dan
penghargaan, kami yang mayoritas selalu mendapat bagian yang
lebih kecil. Dalam kehidupan sehari-hari, kami yang mayoritas
kebanyakan berada pada level ekonomi kelas menengah ke bawah.
Teramat banyak anak jalanan, kuli, buruh tani, dan sebagainya yang
berasal dari golongan kami yang masyoritas. Padahal, seandainya
tak ada diskriminasi, betapa indahnya hidup ini. Saling menghargai,
saling menyayangi, saling tolong-menolong tanpa melihat status,
agama, suku....duh betapa indahnya!

l;p’[

Hanya Ini
Guna membantu SBY-JK membuktikan janji-janjinya,
hanya ini yang bisa saya sarankan:

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


168 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Bidang pendidikan: utamakan kaum yang tidak mampu


untuk mendapatkan pendidikan gratis. Pendidikan harus murah,
jika pun mahal, hal itu hanya diberlakukan bagi kaum yang mampu.
Kesejahteraan para guru harus juga harus diperhatikan mengingat
jasa-jasa dan pengabdian mereka yang tidak kecil.
Bidang sosial: buka lapangan kerja seluas-luasnya. Hilangkan
sistem kontrak bagi WNI, kontrak untuk pekerja diberikan bagi
WNA.
Bidang transportasi: Kurangi kendaraan umum. Angkot,
kopaja, metromini, taksi, dan lainnya diwajibkan untuk mengikuti
uji kelayakan, baik dari segi keamanan kendaraan, ijin mengemudi
para supirnya, dan disiplin pada saat di jalan raya, terutama untuk
wilayah Jabotabek.
Bidang hukum: tegakkan hukum setegak-tegaknya. Bangsa
takkan maju jiku hukumnya tidak ditegakkan secara benar dan arif.
Untuk maling-maling alias koruptor, beri ganjaran yang setimpal. Jika
memang terbukti korupsi dan sangat merugikan rakyat, hukuman
mati pun pantas dijalankan seperti halnya hukuman mati untuk para
pengedar narkoba.
Semoga SBY-JK dapat menjalankan pemerintahannya
sesuai dengan aspirasi Rakyat Indonesia yang telah jatuh lunglai
selama ini.

Fuad El Khair
jagoanlontonk@yahoo.com
Wiraswasta, Jakarta

Harapan Besar
Saya adalah salah satu dari 60 persen masyarakat Indonesia
yang menaruh harapan besar pada janji-janji SBY-JK. Saya berharap,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 169
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Indonesia benar-benar bisa bangkit dari keterpurukan. Saya tidak


ingin bangsa Indonesia dicap oleh masyarakat internasional sebagai
bangsa yang tidak berbudaya, bangsa yang tidak beretika. Saya
sangat menaruh harapan agar roda pemerintahan berjalan dengan
benar, tidak ada lagi kolusi, tidak ada nepotisme, dan tidak ada lagi
korupsi.
Sungguh saya tidak ingin mendengar dan melihat yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Jadikanlah
kesejahteraan yang adil dan merata sebagai nuansa keseimbangan
sehari-hari. Jangan ada lagi keberpihakan penguasa secara tidak adil.
Kalau ternyata semua itu tidak terjadi, yaaaa ternyata pak SBY kagak
ada bedanya dengan presiden-presiden RI terdahulu.

Syafril Nusyirwan
msnusyirwan@yahoo.com
Konsultan Manajemen, Yogyakarta

Ingin Bukti
Wahai pencetus janji! Kami ingin bukti, bukan janji. Buatlah
landasan yang kuat bagi Indonesia secara ekonomi dan militer. Buatlah
rakyat bersatu padu menghadapi penjajahan, apapun bentuknya.
Buatlah Indonesia berlandaskan hukum dengan masyarakatnya yang
mematuhi hukum, baik hukum negara maupun hukum agama yang
dianutnya. Hapus kemiskinan dan ciptakanlah masyarakat yang
berkecukupan dan berpendidikan. Ciptakanlah lapangan kerja baru
dengan mengembangkan industri kecil rakyat untuk mendukung
tersedianya lapangan kerja. Jangan lupa, bangkitkanlah nasionalisme
bangsa. Ajak masyarakat untuk menghargai dan memakai produk
dalam negeri sendiri. Jangan cuma janji lagi, kami mohon bukti.

Joko Lelono
joko@sulfindo.co.id
Banten

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


170 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Hak Anak
Saya tidak memperdulikan janji-janji atau komitmen
apapun. Yang penting bagi saya, SBY-JK bisa memperhatikan
hak anak. Kini sudah waktunya hak mereka dipenuhi, hak untuk
mendapat perhatian sebagai penerus cita-cita bangsa dan sebagai
pewaris kekayaan sekaligus berlimpahnya hutang negeri ini.
Kini, saatnya untuk mengajari mereka bekerja keras,
berpandangan luas, menghargai kebersamaan, kesetiakawanan,
tenggang rasa, mandiri dan bertanggung jawab. Beri mereka
pendidikan berkualitas yang terjangkau, terutama bagi kaum
berkekurangan. Sebab pendidikan yang layak itu hak semua anak
dari kelas, strata dan golongan apapun. Beri mereka pendidikan
iman dan budi pekerti sebagai landasan moral dan etika bangsa.

R. Haryono
rubby_harijono@bca.co.id
Karyawan
Jakarta

Korban Tragedi
Harapan saya, SBY-JK benar-benar bisa membuktikan
janji-janjinya. Harapan dan sekali lagi harapan. Rakyat kecil seperti
kami ini bisa bertahan hidup salah satunya adalah berkat ‘hope’
tersebut. Banyak sekali harapan yang kami pelihara dalam sanubari
kami, sekalipun setelahnya berkali-kali pula harapan-harapan itu
teranggas. Dalam hal ini, penguasalah yang paling rajin meranggas
harapan-harapan itu kian jauh dari kenyataan. Diikuti pencabutan-
pencabutan hak politik, hak ekonomi, hak sosial, hak budaya, dan
hak asasi.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 171
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Lihatlah, ribuan korban Tragedi ‘65 yang pada hari ini telah
beranjak sepuh dan terserak di luar negeri masih juga terhalang
pulang. Bayangkanlah, puluhan tahun mereka begitu merindukan
pulang ke tanah air sampai sekian dari mereka meninggalpun masih
juga harus membawa kerinduan itu sampai ke kuburnya. Sejak awal
mereka diperlakukan sungguh tak adil. Tanpa pengadilan, sebagian
orang dari mereka yang kebetulan sedang di luar negeri karena sebuah
keperluan ini tiba-tiba mendapat surat dari Jakarta yang sudah
dalam kendali Orde Baru supaya menghujat Soekarno. Sebagian
besar dari mereka tak tahu-menahu konspirasi apa yang sedang
dimainkan penguasa, yang pasti mereka menolak untuk ditarik dalam
permainan hujat-menghujat itu sebab mereka tak percaya ‘ Soekarno
Jahat ‘ dan begitu saja buntut dari penolakan tersebut hak sebagai
Warga Indonesia pun dicabut. DICABUT. Betapa menyakitkan,
mendengarkan hati sendiri untuk memutuskan sesuatu kok tidak
boleh. Bukankah suara hati tak pernah salah? Sebab di dalamnya
bersemayamlah Ia. Ia pemilik hati, setiap hati dari penghuni jagad
semesta ini. Ia kebenaran itu sendiri.
Berilah kebahagiaan di usia senja mereka, mengabulkan
harapan mereka. Allah SWT pastilah menyayangi Anda. Saya
percaya itu. Pasti.
Rida Fitria
bunsyke@telkom.net
Seorang penulis dan ibu dua anak

Memberikan Contoh
Apalah artinya janji. Tetapi saya tetap berharap agar mereka
yang duduk di pemerintahan memberikan contoh serta teladan
kepada rakyat. Sangat tidak mendidik jika mereka mengharapkan
banyak perubahan, tetapi dirinya sendiri jauh dari perubahan.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


172 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Alangkah baik dan indahnya jika semua itu dimulai dari bapak SBY-
JK sendiri.

Iswahyudi
yudie_matta@yahoo.com
Mahasiswa, Jombang, Jawa Timur

Butuh Perubahan
Buktikan janji-janji! Tingkatkan mutu pendidikan,
perhatikan rakyat kecil, tindaklanjuti kasus-kasus korupsi, kurangi
naik mobil mewah, perkecil perbedaan antara si kaya dan si miskin,
perhatikan abdi negara, tambah gaji guru, polisi, hakim, dll. Kita
memang butuh perubahan. Buktikan!
A Felly Pasla
fels97@yahoo.com
Amurang, Minahasa

Merasa Bangga
Pak SBY dan JK yang saya kagumi, saya selalu merindukan
momen di mana bulu kuduk saya berdiri diiringi linangan air mata
kebahagiaan tatkala senandung lagu Kebangsaan Indonesia Raya
berkumandang dengan gegap gempita di arena olah raga dunia.
Saat-saat seperti itulah yang bisa membuat saya merasa bangga
sekali sebagai bangsa Indonesia. Harapan saya, bangkitkanlah
kembali prestasi olah raga bangsa Indonesia demi menyehatkan
jasmani, rohani dan mental bangsa Indonesia dari keterpurukan
berkepanjangan.

Samuel Rismana Sugandi


mu4ever@indo.net.id
Tangerang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 173
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Usia Dini
Saya hanya ingin berpesan, perhatikanlah masalah
pendidikan terutama pendidikan di usia dini. Sebab, di usia dini
inilah segala problema negeri ini biasanya bermula. Pada usia dini
inilah watak dan kepribadian orang dibentuk secara awal. Saya tak
yakin bahwa seseorang “sudah berbakat koruptor dari sononya”
atau “sudah berbakat jahat dari sononya”. Saya lebih yakin bila
kata “sononya” diganti dengan “usia dini”. Artinya, bakat kejahatan
seseorang bukan dibentuk sebelum mereka dilahirkan, melainkan
sejak usia dini.
Hal lain yang saya anggap perlu juga dibina sejak usia dini,
adalah olahraga. Berilah kesempatan kepada anak-anak yang tidak
mampu untuk mendapat pembinaan olahraga sejak usia dini. Niscaya,
pada saatnya nanti mereka akan mengharumkan nama Indonesia di
kancah olahraga internasional.

Dian Anggraeni
dian@icma.or.id
Sekertaris, Jakarta

Kepercayaan Rakyat
Kami menunggu janji-janji SBY-JK. Basmilah para koruptor.
Hanya dengan begitu kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan
baru bisa ditumbuhkan.

Eny Dwi S.
ds_eny@telkom.net
Karyawan, Tangerang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


174 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Paling Banyak
Kata apa yang paling banyak disebut-sebut calon presiden
dalam pemilu dan paling banyak dilupakan setelah pemilu?
Jawabannya, “ralyat”. Memang belum ada survei tentang ini. Tapi
coba simaklah kata-kata calon presiden yang di berbagai media:
“Saya Pembela Rakyat”, “Saya Akan Berada di Pihak Rakyat”, “Saya
Selalu Mengutamakan Kepentingan Rakyat”, dan sebagainya. Lalu
tunggu satu tahun setelah ia memerintah kemudian hitung berapa
banyak kata rakyat yang ia gunakan dalam pidato-pidatonya. Saya
yakin akan jauh berbeda kalau tak boleh mengatakan tidak ada sama
sekali. Saya berharap SBY-JK tidak begitu.

Suharjono
Suharjono2000@yahoo.com
Pengusaha, Singapura

Gaya Hidup
Apa yang membuat orang melakukan korupsi? Pastilah
bukan karena ketiadaan keuangan seperti yang banyak dialami oleh
masyarakat kebanyakan. Penyebab yang paling pasti adalah karena
gaya hidup: keinginan untuk hidup berlebihan. Misalnya, keinginan
untuk tinggal di perumahan elit Pondok Indah daripada di
perumahan kumuh di Jakarta Utara, keinginan untuk menggunakan
mobil mewah daripada mobil kijang biasa, keinginan untuk berlibur
ke luar negeri daripada liburan di dalam negeri. Semuanya sudah
dimiliki, tapi karena gaya hidup ia ingin memiliki yang lebih. Jadi,
kalau SBY ingin memberantas korupsi seperti janji-janjinya, langkah
penting yang tidak boleh dilupakan adalah merubah persepsi gaya
hidup. Dan itu harus dimulai dari dirinya agar bisa diteladani oleh
yang lain. Beranikah SBY menggunakan mobil kijang sebagai

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 175
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

mobil dinasnya? Beranikah SBY belanja di pasar rakyat daripada di


supermarket terkenal? Saya masih kurang begitu yakin.

Yoseae
yoseae@yahoo,com
Seniman, Jakarta

Masalah Penggusuran
Satu hal yang mungkin SBY-JK lupa dalam janji-janjinya
adalah masalah penggusuran. Ia berjanji akan mensejahterakan
rakyat, meningkatkan anggaran pendidikan dan kesehatan,
menegakkan hukum, membasmi KKN, mengurangi pengangguran,
tapi rasanya belum ada janji-janjinya yang mengatakan bahwa ia
akan mengurangi atau meniadakan penggusuran. Yang sudah dijanji
pun kadang sulit ditepati, apalagi yang nggak pernah dijanjiin sama
sekali. Jadi, siap-siap sajalah buat yang merasa bakal digusur untuk
menerima nasib sebagai rakyat kecil.

Lady Andini
Lady1805@yahoo.com
Pekerja Sosial, Jakarta

Kurang Yakin
Terus terang, saya kurang yakin SBY-JK bisa memberantas
korupsi. Soalnya dari dulu Indonesia terkenal sebagai negara paling
korup, bahkan data terakhir nomor lima terkorup didunia, tapi tak
pernah ada koruptornya. Buktinya, tak ada koruptor di Indonesia
yang tertangkap.
Amir Kiat, SH
amirkiatposo@yahoo.com
Pegawai, Poso

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


176 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

Setelah
Terhembus Angin

B
erikut adalah berbagai pendapat dan pandangan mengenai
SBY-JK, janji SBY-JK, dan buku saya yang berjudul “Janji-
janji & Komitmen SBY-JK”. Pendapat dan pandangan ini
saya kumpulkan dari berbagai kalangan pada saat usia pemerintahan
SBY-JK memasuki tahun ketiga. Isi pendapat adalah penilaian dan
pandangan subyektif dari pemberi pendapat.

Ada tiga cara yang saya gunakan untuk mengumpulkan


pendapat: bicara langsung, melalui email, dan via SMS. Yang
menarik, hampir semua orang yang saya mintai pendapat berusaha
memberi pendapat dan pandangan mereka dengan sangat antusias,
tanpa tedeng aling-aling, dan berani. Hanya sebahagian kecil yang
menolak termasuk beberapa tokoh yang dari luarnya saja kelihatan
berani padahal di dalamnya nyalinya banci.

Keberanian memberi pendapat dan pandangan dengan isi


yang beragam setidaknya menandakan bahwa suasana demokratis
makin terasa di negeri ini. Berikut pendapat mereka yang sedapat
mungkin saya muat apa adanya:

Saya Tidak Merasakan


Saya sendiri tidak tahu rinciannya janji-janji politik SBY-
JK. Tetapi sebagai buruh pabrik di LG Electronics, saya tidak
merasakan dampak peningkatan apapun kecuali hal-hal yang sejak

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 177
Bagian Empat
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji

presiden-presiden lalu pun memang sudah secara reguler dilakukan.


Misalnya, kenaikan upah setiap tahun yang kisarannya jauh di bawah
nilai inflasi.
Yang saya lihat malah kehidupan makin berat, pajak makin
tinggi, kendaraan makin tak terbeli, bahan bakar dan listrik serta
air makin mahal, pabrik-pabrik elektronik lain tutup atau pindah
ke luar negeri. Saya jadi was-was jangan-jangan LG Electronics
pindah juga ke Vietnam. Apalagi saat ini, secara berkala selalu ada
pengurangan karyawan.
Soal keamanan jangan ditanya deh. Hanya dalam waktu
sebulan saya dua kali harus mengelus dada karena barang-barang
berharga dan uang disikat maling. Soal kesehatan juga luar biasa,
seandainya tidak ada asuransi dari perusahaan (ini banyak dialami
kawan-kawan yang dari “out sourcing”) rasanya setengah penghasilan
harus disisihkan untuk berobat saya dan keluarga karena luar
biasa mahalnya pelayanan kesehatan. Kalau setengah penghasilan
disisihkan, artinya dalam sehari hanya boleh makan satu setengah
kali, betapa “puasa”nya.
Bidang pendidikan sudah lumayan, lumayan bikin pusing
tak karuan. Anak saya di SD Negeri, SPP sih memang gratis, tapi
lain-lainnya….woooww..geleng-geleng kepala deh. Uang buku
ratusan ribu, alat kebersihan, ekstra kurikuler, berenang, ini, itu, eta,
itu…. Hiks..
Politik luar negeri…??? Hehehehe…. Saya sih lihat
kenyataan jadi kacung di negeri sendiri, jadi jongos di luar negeri.
Hampir semua barang produksi pemilik perusahaannya orang luar
negeri, cari jarum made in Indonesia aja susahnya bukan main.
Dikentutin Malaysia dan Singapura malah tertawa.. halaaah...
Pemberantasan korupsi..?? hehehe... buruh pabrik kaya saya
taunya apa....?
Kalau mau berubah total, Indonesia ini harus dibalik
dulu, kepulauannya jadi lautan, lautannya jadi daratan baru. Atau,

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


178 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

musnahkan spesies manusia Endonesa dari tiga generasi, biarlah


yang sekarang masih bayi dididik yang bener oleh peri gigi.
(seramnya…)
Kalau 2009 masih orang-orang ini juga di jabatan publik….
saya tak tahu harus ngomong apa lagi.
Sopian
R & D – AV, LG Electronics Indonesia
Cikarang Barat, Bekasi 17520

Cambuk Bagi Penegak Hukum


Perang terhadap korupsi sudah dikumandangkan oleh SBY-
JK. Secara kuantitas, penyelesaian tindak pidana korupsi semakin
meningkat, penyelamatan uang negara semakin bertambah. Bagi
warga masyarakat kinerja aparat penegak hukum mungkin dianggap
masih memble. Tapi kita harus fair melihat kenyataan yang ada di
lapangan bahwa janji-janji SBY-JK tidak hanya manis di bibir saja
Kalau toh ada yang merasa kurang puas, itu menjadi semacam
cambuk bagi penegak hukum untuk bekerja lebih baik lagi , atau bisa
juga hanya konsekwensi politik untuk mengkritisi terhadap kinerja
SBY-JK. Penyelesaian kasus tindak pidana korupsi tidak semudah
membalikkan tangan. Apalagi jika calon tersangkanya pejabat
pemerintahan dimana kasusnya sudah terjadi beberapa tahun yang
lewat, sehingga penegak hukum kesulitan dalam mencari alat bukti
maupun barang bukti.
Semoga dengan akan munculnya rancangan KUHAP yang
baru, akan semakin memudahkan penegak hukum dalam mencari
alat bukti terhadap penyelesaian perkara tindak pidana korupsi.

Abd. Farid, SH
Jaksa pada Kejaksaan Negeri Cikarang
Bekasi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 179
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

Bung Rudy, Saya Ingin…

Bung Rudy, saya harap buku Anda ini dapat mengajarkan


guru dan anak didik tentang kejujuran, sehingga guru tidak lagi
disalahkan karena banyak melahirkan pejabat yang korup. Pejabat
pasti pernah sekolah, Anda pasti sekolah. Mereka, Anda, dan saya
bisa baca tulis dan pintar karena guru. Lalu mengapa begitu banyak
orang yang tidak dapat menghargai guru, mengapa berbagai kebijakan
yang muncul tidak untuk mensejahterakan guru? Mengapa SBY-JK
menjadi lupa akan janji-janji mereka kepada guru?
Saya ingin tulisan Anda dan buku-buku Anda benar-
benar menyentuh rasa nasionalisme yang berkepribadian timur dan
bertanggung jawab untuk meluruskan moral para pejabat.
Bung Rudy, mungkin Anda akan berpikir apakah saya juga
dapat menulis? Saya berani katakan “ya!”. Hanya saja keadaan saya
saat ini tidak memungkinkan untuk menulis. Saya adalah mantan
guru honorer yang dipandang sebelah mata. Keadaan ekonomi saya
morat-marit: rumah tak punya, kendaraan tahun 87 (butut) lalu
bagaimana saya dapat fokus menulis sehebat Anda jika keadaan saya
seperti itu? Cuma, saya selalu dapat memberikan masukan kepada
penulis profesional seperti Anda. Saya ingin agar Anda lebih berani
mengungkap fakta dan data di negara kita ini demi anak bangsa.
Bung Rudy, saya juga ingin Anda memperjuangkan “dokrin
keguruan yang hilang” dengan tidak adanya SPG, SGO dan SMOA.
Saya tak percaya dengan guru sekarang yang sarjana namun tidak
mengerti doktrin keguruan sehingga tidak memiliki jiwa guru yang
sebenarnya. Hal ini juga pernah saya angkat di sebuah milis (mailing
list) namun tak ada satu pun yang berani menanggapi.
Di zaman sekarang, banyak guru yang tidak memiliki jiwa
keguruan. Mereka jadi guru bukan karena panggilan hati melainkan
karena terpaksa (daripada nganggur). Sekarang ini banyak yang jadi
guru harus pakai duit. Untuk naik pangkat, mereka juga harus rajin

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


180 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

ngirim upeti. Saya yakin sebenarnya Anda tahu hal ini. Saya harap
Anda bisa membuat buku tentang ini dan saya akan membantu
Anda menunjukkan fakta-fakta.
Bung Rudy, saya tidak mau lagi menunggu janji-janji,
berharap realisasi janji-janji dari siapapun bahkan dari orang nomor
satu di republik ini. Saya hanya ingin Anda membangkitkan rakyat
melalui tulisan-tulisan Anda, membangkitkan para guru, dan para
guru akan membangkitkan anak didiknya. Dengan begitu, saya rasa
kehidupan kita akan menjadi lebih baik.

Sutarman
Mantan guru honorer
Balikpapan, Kalimantan Timur

Perpustakaan, Kebudayaan, dan Komposisi Kabinet


Janji SBY-JK mendorong anak didik untuk membaca dan
memperkaya perpustakaan masih jauh dari harapan rakyat Indonesia.
Meskipun UU Perpustakaan sudah disahkan, buktinya kondisi
perpustakaan sekolah khususnya perpustakaan sekolah negeri dan
perpustakaan umum di setiap daerah saat ini sangat mengenaskan.
Padahal perpustakaan adalah pondasi dari pendidikan, meminjam
kalimat dari sebuah iklan, Tanya Kenapa?
Komitmen SBY-JK untuk mengembangkan kebudayaan
dianggap gagal, banyak hasil dan karya Indonesia dijiplak/diklaim
oleh negara lain. Pemerintah Indonesia juga diangap gagal karena
tidak dapat mengontrol budaya ketimuran, dalam hal ini masalah
konten acara televisi yang kebanyakan merusak budaya ketimuran.
Ada beberapa kesalahan komposisi kabinet yang dilakukan
SBY-JK, diantaranya pemilihan Prof. Dr. Meutia Farida Hatta-

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 181
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

Swasono sebagai Meneg Pemberdayaan Perempuan bukannya


sebagai Menteri Pariwisata & Kebudayaan. Disamping itu, terlalu
eksklusif-nya Presiden Yudhoyono dalam hal humas kepresidenan
dengan mempekerjakan dua jubir kepresidenan dan satu sekretaris
kabinet.

Ardian Arda
Sekretaris Umum
DPD I HMPII (Himpunan Mahasiswa Perpustakaan & Informasi
Indonesia)

Terkesan Setengah Hati


SBY-JK belum sepenuhnya menepati janji-janji yang pernah
mereka ucapkan saat kampanye. Misalnya, soal pemberantasan
korupsi yang terkesan setengah hati. Mereka belum berani menyentuh
koruptor-koruptor kelas kakap seperti para penggemplang BLBI
dan orang-orang dekat SBY-JK. Pemerintahan SBY-JK juga belum
mampu mensejahterahkan rakyat Indonesia karena banyak kebijakan
SBY-JK yang tidak berpihak pada rakyat kecil.
Hal yang positif dari pemerintahan SBY-JK adalah ketika
mereka berhasil menciptakan suasana damai di Aceh dan Poso.
Semoga kedamaian di Aceh dan Poso tetap terjaga.

Bernad Ndawu
Koordinator Poso-Morowali Watch
Jakarta

Janji Sudah Terbukti

Saya berpendapat, janji-janji SBY-JK untuk memajukan


bangsa dan negara belum ada realisasinya. Kenaikan harga BBM

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


182 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

tak mengenal waktu. Akibatnya, harga-harga kebutuhan pokok


dari hari ke hari semakin naik. Untuk membeli minyak tanah saja
orang harus antri. Mereka dulu berjanji akan membawa perubahan
bagi bangsa ini. Janji mereka sekarang sudah terbukti: harga-harga
kebutuhan pokok selalu berubah naik. Memang terjadi perubahan,
tapi bukannya menjadi baik, malah membuat rakyat kecil seperti
saya jadi menderita.

Aminuddin
Sopir Taksi
Jakarta

Pandai dan Cerdas Memaknai Gejala Buruk

SBY- JK adalah pasangan presiden dan wapres yang pandai


dan cerdas memaknai gejala buruk dari respon masyarakat (lebih
tepatnya pers, peneliti atau pemerhati) atas segala aksi pembaharuan
yang dilakukannya. Lihat komentar JK yang menyatakan bahwa
demokrasi adalah cara untuk mencapai tujuan kehidupan berbangsa
beberapa waktu yang lalu. Lihat pula komentar SBY tentang upaya
perlawanan terhadap pemberantasan korupsi. Komentar SBY -
JK, bagi saya, tidak lebih impossible is nothing, but some things are
impossible.

Wahyu Kuncoro, S.H


Konsultan Hukum
Tangerang

Tak Ada Keberpihakan


Coba bayangkan, apa yang terjadi dengan tenaga kerja kita
jika PHK terus berlangsung di mana-mana? Yang pasti, pengangguran
akan semakin meningkat. Tingkat kejahatan pun sudah pasti akan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 183
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

ikut naik. Saya melihat tak ada keberpihakan pihak penguasa kepada
tenaga kerja. Mereka lebih berpihak kepada pengusaha. Lihat saja,
sistem kontrak yang ada sekarang cenderung melemahkan posisi
tenaga kerja dan menguntungkan pengusaha. Mana janji-janji itu?

Fatimah
Resepsionis
Ciledug, Tangerang

Tidak Perlu Teramat Kecewa


Di Indonesia, janji-janji kampanye politik sejatinya bukanlah
komitmen yang bisa ditagih. Lebih banyak omong kosong untuk
menarik simpati masyarakat. Bukankah kata-kata politisi itu sulit
dipegang? Salah kalau rakyat terlalu mengingat janji-janji kampanye
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sejak awal saya melihat SBY ini berkarakter lembek. Tidak
bisa tegas, selalu bimbang, bukan tipe get things done. Karena terlalu
banyak perhitungan, keputusannya tidak bisa cepat dan tepat. Ingat
bagaimana alotnya SBY bikin kabinet. Ingat bagaimana susahnya
dia mengganti menteri.
Ingat kasus lumpur lapindo di Sidoarjo yang berlarut-
larut, sehingga 20.000 orang kehilangan rumah dan tempat tinggal.
Andai saja bulan September atau Oktober 2006 SBY dengan tegas
menyatakan lumpur dibuang ke Kali Porong, maka bencana lumpur
panas tidak sedahsyat sekarang.
SBY juga lemah di manajemen. Lihat saja di lumpur lapindo.
Seharusnya menteri-menteri koordinator atau menteri senior bisa
menuntaskan itu tanpa harus SBY berkantor di Lanudal Juanda,
Sidoarjo, selama tiga hari. Tapi, sekali lagi, SBY ini tidak berani
dengan Aburizal Bakrie, menko kesra, yang erat kaitannya dengan
Lapindo Brantas Inc.
Lha, kalau setiap ada masalah presiden turun langsung, apa

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


184 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

gunanya menteri-menteri yang banyak itu? Manajer kan mestinya


hanya koordinasi saja, tidak perlu terlibat dalam urusan remeh-
temeh. Payah manajemen SBY!
Tapi ini bisa dimaklumi karena secara politis SBY sangat
lemah. Ia dikelilingi oleh menteri-menteri berlatar belakang politisi,
yang nota bene, rivalnya.SBY tahu Partai Demokrat masih kecil
sehingga dia perlu menjaga kelangsungan kekuasaannya dengan
memelihara banyak menteri yang sebenarnya tidak kapabel.
Dari sini saja, siapa pun maklum mengapa SBY sulit sekali
menunaikan janji-janji kampanye pada 2004. Kita, bangsa Indonesia,
tidak perlu teramat kecewa karena politik di Indonesia masih dalam
taraf segitu. Rakyat harus lebih kritis, tidak terpukau oleh trik-trik
kampanye ala pesolek politik.

Lambertus L. Hurek
Redaksi Berita di Radar Surabaya

Baru Sebahagian Kecil


Menurut saya, SBY-JK sudah mewujudkan janji-janjinya
tapi baru sebahagian kecil. Misalnya, janji pendidikan gratis,
memang sudah terwujud tapi belum merata ke seluruh Indonesia.
Begitupun dengan janji memberantas korupsi. Baru yang kecil-kecil
saja diberantas sementara yang kakap sengaja ditarik ulur.
Di bidang pendidikan, saya melihat banyak gedung sekolah
yang harus dibangun kembali sesuai standar agar proses belajar
mengajar berjalan dengan sempurna dan nyaman. Pemberantasan
narkoba juga harus lebih diintensifkan karena tampaknya pengguna
narkoba sudah semakin banyak. Semoga di masa depan keadaan
akan semakin membaik.
Efiy
Karyawan Bank BCA cabang Graha Inti Fauzi
Jakarta

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 185
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

Narkoba dan Kejahatan Jalanan


Buku ini memuat janji SBY-JK mengenai prioritas
pemberantasan narkoba dan kejahatan jalanan. Janji tersebut sudah
terlaksana dengan baik namun belum sesuai dengan harapan
masyarakat. Ada perbedaan antara hasil dan pandangan masyarakat.
Data menunjukkan adanya kenaikan yang tinggi angka pengguna
narkoba. Penyuplainya meningkat, narkoba jadi mudah diperoleh di
mana-mana sementara masyarakat semakin “masabodo”.
Menurut saya, SBY-JK akan sulit memenuhi janji-janjinya
memberantas penggunaan narkoba jika sebentar-sebentar pejabat
yang menanganinya diganti. Sindikat narkoba umumnya menjadi
kuat setelah beroperasi di atas 5 tahun dengan tingkat solidaritas
dan kepercayaan yang tinggi di antara sesama anggotanya. Sindikat
semacam ini hanya bisa dilawan oleh organisasi yang juga solidaritas
dan kepercayaan di antara sesama anggotanya sudah lebih dari 5
tahun. Jika sebentar-sebentar orang yang menanganinya diganti,
pemberantasan pun akan tidak maksimal.
Mungkin ada baiknya juga bila BNN (Badan Narkotika
Nasional) menjadi semacam LPND (Lembaga Pemerintah Non-
Departemen) yang independen dan langsung di bawah Presiden,
tidak dalam bayangan Polri atau departemen manapun, seperti KPK.
Semoga apa yang saya sarankan ini bisa bermanfaat.

Dr. Anwar Wardy W, Sp.S, DFM


Badan Narkotika Nasional
Jakarta

Jangan hanya Sekedar Retorika


Sebagai rakyat biasa, saya hanya berharap terjadinya
perubahan dalam hal jumlah kemiskinan. Dari hari ke hari jumlah

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


186 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

rakyat miskin di Indonesia semakin bertambah. Rakyat jadi menderita


dikarenakan lapangan kerja untuk mencar nafkah tidak ada.

Masyarakat miskin di desa pun akhirnya berurbanisasi besar-


besaran ke kota. Untuk itu, upaya pemberantasan korupsi harus
benar benar serius dilaksanakan. Terutama dalam hal hukuman yang
dijatuhkan, jangan hanya sekedar retorika saja....Semoga.

Indra Darma
Warga Jati Asih
Bekasi

Tidak Sistematis Lagi


Makanya kita jangan suka berjanji. Makin banyak janji
makin sulit kita merealisasikannya. Makin banyak janji makin sering
rakyat dikecewakan. Akhirnya, pembangunan di Indonesia menjadi
tidak sistematis lagi. Lihat saja, harga melonjak-lonjak tanpa jelas
arahnya. Pembangunan berada pada titik nol bahkan minus dengan
munculnya berbagai musibah akibat kemarahan alam. Saya tak tahu
mau dibawa kemana bangsa dan negara ini.

Edi Sofyan
Wiraswasta percetakan
Jakarta

Mari Menakar
Mencatat janji dan komitmen seorang pemimpin tentu
saja banyak dilakukan orang. Sama halnya dengan menagih janji
dan komitmen itu sendiri. Tetapi membukukannya secara tertulis
mungkin hanya sedikit dari tidak banyak dilakukan orang. Salah satu

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 187
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

di antaranya, dilakukan Rudy S Pontoh melalui bukunya Janji-janji


dan Komitmen SBY-JK yang cetakan pertamanya dirilis Desember
2004.
Dokumentasi tertulis seperti buku ini sangat penting
untuk memudahkan kita menakar keberhasilan seorang pemimpin
menunaikan janjinya. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah
menakar seberapa besar dan banyak janji sang pemimpin itu mampu
dipenuhi. Cara ini, merupakan salah satu bentuk akses untuk
menagih akuntabilitas seorang pemimpin ke depan.
Jika menilik isi buku Jankomit ( Janji-janji dan Komitmen)
SBY-JK, banyak sekali yang harus dibayar duet ini untuk mewujudkan
janji-janjinya. Baru setahun memangku jabatan, SBY-JK memang
dihadapkan kepada musibah yang luar biasa, yakni Gempa Bumi
dan Tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang
menyita dan menumpahkan hampir seluruh perhatian republik.
Musibah dan bencana demi bencana pun muncul seolah susul
menyusul. Dari Aceh ke Yogya, hingga munculnya musibah lumpur
lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
Para pengeritik SBY-JK tetap menuntut jankomit mereka,
walau ada kejadian luar biasa yang harus mereka beri perhatian. Saya
mengibaratkan, kedua pemimpin ini melayarkan ‘’kapal republik’’
di tengah gempuran gelombang besar kiri kanan. Menjaga jangan
sampai kapal mogok hingga ke tujuan. Meski keduanya harus
mengganti beberapa kelasi yang dianggap bermasalah dan susah
menyesuaikan irama pekerjaan sang nakoda.
Kita tidak menafikan bahwa selama memimpin bangsa ini,
SBY-JK terkadang sering dibenturkan. Ada-ada saja pihak yang
menilai keduanya tidak akur. Tidak kompak. Jalan sendiri. Seolah-
olah keduanya mulai pasang kuda-kuda sendiri. Belum lagi, beberapa
kelompok di luar organisasi pemerintahan sudah mulai melakukan
manuver.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


188 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

Tiga tahun sudah berlalu. Saatnya kita menagih dan


menakar jankomit SBY-JK. Secara kasat mata, jankomit SBY-
JK yang menguat menjadi wacana publik adalah pemberantasan
korupsi. Saya tidak punya data resmi berapa banyak di antara kasus
korupsi yang ada sudah tuntas di pengadilan. Tetapi ada geliat yang
nyata untuk memberantas korupsi, koneksi, dan nepotisme (KKN).
Buktinya adalah pemerintah membentuk beberapa institusi yang
memberantas KKN. Saking banyaknya lembaga yang menangani
korupsi ini ada kesan tugas dan wewenang lembaga tersebut tumpang
tindih.
Bukti lain dalam penegakan hukum, Presiden SBY juga
mengganti pejabat Jaksa Agung, beberapa menteri, dan pembantunya.
Ini menunjukkan komitmen yang besar terhadap perbaikan roda
pemerintahan, meski sulit menutup kesan adanya istilah ‘bongkar
pasang’ kabinet yang berujung kepada kurangnya konsistensi dalam
kesinambungan program menteri yang bersangkutan.
Saya kira, memasuki tahun keempat masa pemerintahannya,
ada baiknya kita mulai menakar seberapa jauh jankomit kedua
pemimpin bangsa mampu dipenuhi. Buku Bung Rudy dalam edisi
kedua ini ada baiknya juga menakar sejumlah janji yang mampu
dipenuhi SBY-JK, sehingga dapat menjadi acuan bagi publik untuk
menagihnya.

M.Dahlan Abubakar
Staf Pengajar Fakultas Sastra Unhas
Makassar

Ajang Bisnis
Saya tak tahu harus bilang apa. Janji pendidikan murah
ternyata yang terjadi biaya pendidikan makin mahal saja. Bahkan
banyak anak putus sekolah karena tidak mampu lagi membayar uang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 189
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

sekolah. Begitu juga halnya di bidang kesehatan. Harga obat semakin


mahal, rumah sakit pun sekarang makin tidak berpihak kepada rakyat
kecil. . Penderita kekurangan gizi dan busung lapar tampaknya makin
meningkat saja. Penguasa tidak lagi memperhatikan rakyat kecil tapi
sibuk mejadikan negara ini sebagai ajang bisnis.

Soleh Sutisna
Satpam. Ciledug
Tangerang

Antara Mulut dan Janji


Mulutmu adalah harimaumu bukanlah isapan jempol belaka.
Apalagi bagi mereka yang sedang berkuasa. Mulut adalah salah satu
senjata sakti yang bisa membuat mereka terpilih, dielu-elukan, dan
disanjung. Namun di sisi lain, mulut juga bisa membuat mereka
dibenci, dicibir, didemo, diprotes dan dijatuhkan.
Secara garis besar, ada dua fase inti penggunaan mulut oleh
penguasa atau calon penguasa ini. Pertama, fase umbar mulut atau
umbar janji yang biasanya dilakukan pada masa kampanye. Kedua,
fase berkelit lidah yang berupa upaya-upaya pengingkaran janji yang
dilakukan pada masa setelah berkuasa.
Mungkin pada zaman dulu (sebelum masa reformasi)
fenomena umbar mulut dan diakhiri berkelit lidah ini merupakan
hal yang sangat galib dan tak beresiko apa-apa. Pasalnya, penguasa
pada waktu itu begitu berkuasanya sehingga tak ada seorang pun
yang bisa mempertanyakan pelaksanaan janji-janji mereka.
Tetapi di zaman sekarang ini, penguasa tak bisa lagi dengan
gampang berkelit lidah. Mulut mereka semasa kampanye benar-
benar menjelma sebagai harimau mereka yang bisa membuatnya
tampak gagah dan disegani bila memegang janji, atau akan tampak

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


190 Ternyata Hanya Angin?
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

garang dan berpotensi memangsa dirinya sendiri bulat-bulat jika


janji-janji masa kampanyenya tak ada yang ditepati.
Sayangnya menagih janji penguasa tidaklah mudah.
Kebanyakan janji mereka dilontarkan dalam bahasa lisan yang tidak
terdokumentasi secara sistematis. Memang liputan-liputan media
bisa menjadi sumber dokumentasi. Tapi tak banyak kliping media
yang tertata secara sistematis dan gampang diakses. Akibatnya,
banyak janji-janji kampanye penguasa yang terlupakan dan terlewat
untuk ditagih oleh masyarakat.
Untungnya ada Rudy S Pontoh yang rela bersusah payah
untuk mengumpulkan data-data janji penguasa khususnya Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
(SBY-JK) pada satu buku yang gampang dibaca. Hadirnya buku
“Janji-janji & Komitmen SBY-JK” ini benar-benar suatu berkah
bagi masyarakat Indonesia. Melalui buku ini masyarakat dengan
gampang bisa mengevaluasi secara terinci apa yang telah dijanjikan
presiden, apa yang telah dipenuhi dan apa yang belum. Benar-benar
sebuah buku yang akhirnya dijadikan pegangan oleh para politikus,
para pengamat, peneliti, jurnalis, dan semua kalangan yang hidup di
negara ini tanpa terkecuali.
Setiap merasakan adanya sebuah ketidakadilan, dengan
gampang masyarakat bisa membuka buku ini, melihat apa yang
pernah dijanjikan presiden dan akhirnya mempertanyakan apakah
janji tersebut sudah dipenuhi? Buku ini benar-benar menjadi buku
pedoman bagi seluruh warga Indonesia.
Sepintas memang kehadiran buku ini seperti mengancam
gerak langkah SBY-JK, namun kalau dicermati, buku ini pun juga
menjadi buku yang sebenarnya menguntungkan bagi sang presiden
beserta pembantu-pembantunya. Cukup dengan membaca buku ini,
maka SBY-JK dengan gampang bisa melakukan introspeksi, berhati-
hati dan menjaga langkah agar tidak terperosok oleh pengingkaran
atas janji-janji yang pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Dengan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 191
Bagian Lima
Setelah Terhembus Angin

begitu hadirnya buku ini justru membantu mereka untuk bisa


menjadi pimpinan yang dielu-elukan rakyatnya dengan perwujudan
janji-janji mereka yang tertulis di buku ini. Tak perlu mengumbar
janji baru. Cukup baca buku ini dan laksanakan janji-janji yang
tertulis di dalamnya.

WA Wicaksono
Senior Copywriter Creative Network Communications

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


192 Ternyata Hanya Angin?
Istilah dan Singkatan

Istilah dan Singkatan

AIDS : Acquired Immunodeficient Syndrome

Angkot : Angkutan Kota

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Apjati : Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia

ASEAN : Association of Southeast Asian Nations

Askes : Asuransi Kesehatan

Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BBM : Bahan Bakar Minyak

BIN : Badan Intelijen Negara

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

Bulog : Badan Urusan Logistik

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

Calih : Calon Terpilih

Capres : Calon Presiden

Cawapres : Calon Wakil Presiden

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 193
Istilah dan Singkatan

DEN : Dewan Ekonomi Nasional

Depdagri : Departemen Dalam Negeri

Depdiknas : Departemen Pendidikan Nasional

Depkeh : Departemen Kehakiman

Deplu : Departemen Luar Negeri

Depnaker : Departemen Tenaga Kerja

DKN : Dewan Keamanan Nasional

DOM : Daerah Operasi Militer

DPP : Dewan Pengurus Pusat

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DVD : Digital Video Disc

Ed. : Editor

GAM : Gerakan Aceh Merdeka

GOR : Gedung Olahraga

GPSP : Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan

HAM : Hak Asasi Manusia

HPH : Hak Pengelolaan Hutan

HTI : Hutan Tanaman Industri

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


194 Ternyata Hanya Angin?
Istilah dan Singkatan

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IMF : International Monetary Fund

Irjen : Inspektur Jenderal

Jabotabek : Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi

Jamsostek : Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Jankomit : Janji-janji dan Komitmen

JK : Jusuf Kalla

Kadin : Kamar Dagang dan Industri

Kapolri : Kepala Polisi Republik Indonesia

KB : Keluarga Berencana

Keppres : Keputusan Presiden

KKN : Korupsi Kolusi dan Nepotisme

Komnas : Komisi Nasional

Kosgoro : Kesatuan Organisasi Sosial Gotong Royong

KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi

KPU : Komisi Pemilihan Umum

KTI : Kawasan Timur Indonesia

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

Menkopolkam : Menteri Koordinator Politik dan Keamanan

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 195
Istilah dan Singkatan

MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat

MUI : Majelis Ulama Indonesia

NAD : Nanggroe Aceh Darusalam

NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

NTT : Nusa Tenggara Timur

NU : Nahdlatul Ulama

Otoda : Otonomi Daerah

Otsus : Otonomi khusus

PB IDI : Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

PDB : Produk Domestik Bruto

PDI-P : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Pemilu : Pemilihan Umum

PJTKI : Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia

PNS : Pegawai Negeri Sipil

Polri : Polisi Republik Indonesia

PT : Perguruan Tinggi

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

RI : Republik Indonesia

RUU : Rencana Undang-undang

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


196 Ternyata Hanya Angin?
Istilah dan Singkatan

SARA : Suku, Agama, Ras dan Antargolongan

SBY : Susilo Bambang Yudhoyono

SBY-JK : Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla

SD : Sekolah Dasar

SDA : Sumberdaya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

Sembako : Sembilan Bahan Pokok

SIUPP : Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMU : Sekolah Menengah Umum

Taspen : Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

TBC : Tuber Colosis

TKI : Tenaga Kerja Indonesia

TNI : Tentara Nasional Indonesia

TV : Televisi

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 197
Istilah dan Singkatan

UKM : Usaha Kecil Menengah

UMKM : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

UU : Undang-undang

UUD : Undang-undang Dasar

UUD ‘45 : Undang-undang Dasar 1945

VCD : Video Compact Disc

Wantanas : Dewan Ketahanan Nasional

WHO : World Health Organization

WNA : Warga Negara Asing

WNI : Warga Negara Indonesia

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


198 Ternyata Hanya Angin?
Daftar Rujukan

Daftar Rujukan

Antara
http://www.antaranews.net

Bali Post
http://www.balipost.co.id

Banjarmasin Post
http://www.indomedia.com/bpost

BBC Indonesia
http://www.bbc.co.uk/indonesian

Berita Sore
http://www.beritasore.com

Bisnis Indonesia
http://www.bisnis.com

Blog Pemilu 2004


http://pemilu2004.goblogmedia.com

China Radio International


http://id.chinabroadcast.cn

CNN
http://www.cnn.com

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 199
Daftar Rujukan

CyberNews
http://cybernews.cbn.net.id

Daftar Alamat
http://www.geocities.com/daftaralamat

Detik Portal
http://www.detikportal.com

Detikcom
http://www.detik.com

Direktori Indonesia
http://www.geocities.com/direktoriindonesia

Equator Online
http://www.equator-news.com

Gatra
http://www.gatra.com

Harian Berita Sore


http://www.beritasore.com

Harian Suara Merdeka


http://www.suaramerdeka.com

Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor


http://www.alumni-ipb.or.id

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


200 Ternyata Hanya Angin?
Daftar Rujukan

Hukum Online
http://www.hukumonline.com

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia


http://www.icmi.or.id

Indonesia Interactive
http://www.i2.co.id

Indosiar
http://news.indosiar.com

Info Menuju RI Satu


http://www.dnet.net.id/infori

Jamanpro-SBY
http://www.jamanpro-sby.com

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat


http://www.jpkm-online.net

Jatim.go.id
http://www.jatim.go.id

Jawa Pos
http://www.jawapos.co.id

Kaltim Post
http://www.kaltimpost.web.id

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 201
Daftar Rujukan

Kapanlagi.com
http://www.kapanlagi.com

Kebangkitanbangsa.org
http://www.kebangkitanbangsa.org

Koalisi Media
http://www.koalisimedia.org

Koalisi untuk Indonesia Sehat


http://www.koalisi.org

Komisi Hukum Nasional


http://www.komisihukum.go.id

Komisi Pemilihan Umum


http://www.kpu.go.id

Kompas
http://www.kompas.com

Kompas Cyber Media


http://www.kompas.co.id

Lampung Online
http://www.lampungonline.com

Lampung Post
http://www.lampungpost.com

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


202 Ternyata Hanya Angin?
Daftar Rujukan

Liputan 6 SCTV
http://www.liputan6.com

Lombok Network:
http://www.lombok-network.com

Media Indonesia
http://www.mediaindo.co.id

Mediacorp Radio
http://rsi.mediacorpradio.com

Mega-Hasyim
http://www.megahasyim.com

Pantau Pemilu
http://www.pantaupemilu.or.id

Partai Golkar:
http://partai-golkar.or.id

Pemerintah Kota Pagar Alam


http://www.pagaralam.go.id

Perpustakaan Bappenas
http://perpustakaan.bappenas.go.id

Pikiran Rakyat
http://www.pikiran-rakyat.com

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 203
Daftar Rujukan

Pontianak Post
http://www.pontianakpost.com

PresidenRI
http://www.presidenri.or.id

Pusat Data & Analisa Tempo


http://www.pdat.co.id

Radio Republik Indonesia


http://www.rri-online.com

Rakyat Merdeka
http://www.rakyatmerdeka.co.id

RCTI
http://www.rcti.tv

Republika
http://www.republika.co.id

Riau Pos
http://www.riaupos.com

SBY & JK Untuk Indonesia


http://www.sby-oke.com

SBY Untuk President RI 2004-2009


http://prosby.com

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


204 Ternyata Hanya Angin?
Daftar Rujukan

Sbyudhoyono
http://www.sbyudhoyono.com

Sekitar Kita
http://www.sekitarkita.com

Sinar Harapan
http://www.sinarharapan.co.id

Sinar Indonesia Baru


http://www.hariansib.com

Sriwijaya Post
http://www.indomedia.com/sripo

Suara Karya
http://www.suarakarya-online

Suara Pembaruan
http://www.suarapembaruan.com

Sumatera Ekspres
http://www.sumeks.co.id

Surya
http://www.surya.co.id

TEMPO interaktif
http://www.tempointeraktif.com

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 205
Daftar Rujukan

Trans TV
http://www.transtv.co.id

TV7
http://www.tv7.co.id

Voice of America
http://www.voanews.com

Warta Ekonomi
http://www.wartaekonomi.com

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


206 Ternyata Hanya Angin?
Lampiran

LAMPIRAN

Kisah Biru:
Ada Apa, Sih? Kok, Semua Pada
Nolak?
Dari Balik Penerbitan Buku
Janji-Janji & Komitmen SBY-JK
Edisi Pertama

Buku saya “Janji-janji dan Komitmen SBY-JK edisi pertama


ternyata amat laris. Dari laporan yang saya terima, buku tersebut
menduduki peringkat pertama penjualan di hampir semua toko
buku terkemuka di Indonesia. (ceillehh...!). Padahal, keberadaan
buku tersebut belum pernah diiklankan secara terbuka di media
cetak, televisi, atau radio manapun. Juga belum pernah diadakan
acara promosi semacam peluncuran buku, resensi atau sejenisnya
sebagaimana buku-buku lainnya.
Karena penasaran, saya pun turun langsung ke lapangan
untuk melakukan survei kecil-kecilan. Beberapa toko buku di Jakarta
yang sempat saya kunjungi (tentu saja saya tak sempat mengunjungi
semua toko buku) menempatkan buku tersebut di tempat yang
paling diidam-idamkan oleh semua penulis buku: best seller. Bahkan
di sebuah toko buku besar di Matraman Jakarta, buku tesebut dengan
gagahnya menduduki singgasana itu. Saya bilang singgasana, karena

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 207
Lampiran

buku lokal yang bisa mendapat predikat itu di toko buku tersebut
jumlahnya amatlah minim. Selain buku saya, ada juga buku fiksi
berjudul Supernova, juga buku tentang tumbuhan merah yang bisa
mengobati HIV, dan satu buku lokal lainnya (tak ingat judulnya
dan tak sempat baca dalamnya). Yang banyak adalah buku-buku
terjemahan (sekitar 10 judul).

Kok, Alergi?

Buat saya, predikat “best seller” amatlah luar biasa mengingat


buku tersebut belum cukup dua minggu beredar. Saya jadi teringat
saat-saat sebelum buku itu diterbitkan. Sebenarnya, sebelum selesai
ditulis, sudah ada penerbit terkemuka yang bersedia menerbitkannya
(buku saya lainnya diterbitkan oleh penerbit ini). Tapi begitu buku
selesai ditulis dan melihat isinya, mereka jadi kehilangan nyali.
Mereka tak menyangka saya bisa merekam semua janji SBY-JK
dan fakta nyata dengan begitu lengkapnya. Lagipula selama ini
kan belum pernah ada di Indonesia (bahkan di dunia) buku yang
merekam dengan jelas janji-janji seorang politikus, apalagi seorang
calon Presiden dan Wakil Presiden yang kemudian terpilih.
Penerbit lain yang juga saya tawarkan (juga penerbit yang
akan menerbitkan buku saya lainnya) tiba-tiba tampak seperti
kehilangan nafsu. Mereka mengatakan “Oke” tapi dengan suara
rendah dan ludah tertahan di tenggorokan. Bagi saya, ini artinya
mereka setuju tapi dengan terpaksa dan tidak pasti kapan akan
menerbitkannya. Saya malah jadi kasihan pada mereka.
Saya sendiri tak tahu mengapa orang-orang jadi pada alergi
menerbitkan buku itu. Padahal berulang-ulang saya katakan, buku
ini tak punya pretensi politik apapun. Apalagi sekarang kan kita
hidup di alam demokrasi. Malah SBY-JK sendiri dalam berbagai

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


208 Ternyata Hanya Angin?
Lampiran

forum berulang-ulang meminta agar mereka dikritik. Mengapa?


Ya, supaya mereka tahu sudah sejauh mana mereka melangkah dan
sudah sejauh mana mereka belum melangkah. Kok, kita semua jadi
pada takut, jadi pada banci sih?
Buku ini bukanlah buku kritikan, tapi punya tujuan yang
sama. Isinya adalah janji dilengkapi fakta dan data di Indonesia
saat mereka mengucapkan janji. SBY-JK jika sempat membacanya
pun saya yakin pasti senang. Dengan adanya buku ini mereka akan
terbantu untuk mengingat apa-apa saja yang sudah mereka janjikan
(soalnya, boss-boss kita kalau bikin janji kan biasanya suka lupa) dan
apa aja yang tidak mereka janjikan. Jangan sampai mereka sudah
bersusah memenuhi janji, rakyat malah menganggap mereka tidak
memenuhi janji karena rakyat sendiri tidak tahu apa yang pernah
dijanjikan kepada mereka.
Wah, jadi kemana - mana. Tapi selanjutnya, setelah itu
saya berpikir untuk menerbitkannya sendiri. Kenapa tidak? Selama
ini saya sudah menulis dan menerbitkan sendiri 41 (empat puluh
satu) judul buku direktori bisnis, dan 3 judul buku musik (ini hobi
sampingan saya). Dan semuanya laku dijual bahkan di pasar luar
negeri. Tapi setelah saya instropeksi diri (ceilehhh..!), saya ternyata
belum berpengalaman dalam menerbitkan buku untuk dikonsumsi
masyarakat umum. Dengan kata lain, saya belum begitu menguasai
jalur-jalur pemasaran di dalam negeri. Ya, mau tidak mau saya harus
mencari penerbit lain.

Bejibun SMS dan Telepon

Maka mulailah saya berjuang dengan mengirimkan


penawaran melalui faks dan email ke berbagai penerbit. Dari

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 209
Lampiran

10 penerbit, hanya dua yang antusias dan bersedia langsung


menerbitkannya dalam waktu dekat, tiga akan pikir-pikir dulu,
sementara sisanya bahkan untuk menjawab saja tak berani. Tapi saya
belum langsung menjawab karena sebelumnya saya sudah terlanjur
mengirim surat pembaca ke beberapa media cetak. Di sini juga
saya tak habis pikir. Dari sembilan surat pembaca yang saya kirim
untuk mencari mitra penerbit buku tersebut, hanya dua yang berani
memuatnya. Yakni, Tabloid Kontan dan Harian Bisnis Indonesia,
dua media yang menjadi favorit saya selama ini.
Begitu surat pembaca dimuat, saya menerima bejibun
telepon dan SMS dari pembaca (maklum, dalam surat pembaca
saya sertakan nomor hape saya). Semuanya berisi dukungan dan
kesediaan untuk menerbitkan. Bahkan ada yang langsung berniat
membeli hak cipta buku tersebut dengan angka berapa saja, tapi
bukan untuk diterbitkan melainkan untuk dimusnahkan (hehehe...
yang ini mungkin dari kelompok atau partai tertentu).
Hanya butuh dua hari, saya akhirnya berhasil memilih satu
penerbit yang saya anggap track record-nya selama ini sangat baik.
Dan benar sesuai janji, hanya sekitar 2 minggu kemudian buku
tersebut sudah beredar di pasaran. Sungguh luar biasa.
Sekarang, saya mencoba menerbitkan kembali buku ini
secara self-publishing, tentu saja setelah saya menerima kembali
hak terbit dari penerbit sebelumnya. Tak banyak yang berubah
kecuali berbagai tambahan komentar dari mereka yang telah pernah
membaca buku ini cetakan pertama.
O,ya, kisah ini saya sebut kisah biru karena waktu menulisnya
saya menggunakan kacamata dengan lensa biru penahan terik
matahari. Huruf-huruf yang tampak semuanya jadi biru. Bener, deh.
Kalau tak percaya, coba deh buktikan. Kalau Anda membacanya

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


210 Ternyata Hanya Angin?
Lampiran

sambil menggunakan kacamata berlensa ungu, Anda bisa merubah


judulnya menjadi Kisah Ungu. Terserah...suka-suka Anda-lah ! Ini
kan jamannya perubahan!

CATATAN: Kisah biru ini saya tulis kembali berdasarkan tulisan


saya dengan judul yang sama yang banyak beredar di
internet.

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 211
Terima kasih khusus saya ucapkan kepada
MODERATOR dan AKTIVIS milis (mailing
list) di bawah ini yang telah banyak membantu
upaya menerbitkan kembali buku ini:

agromania, bacayo, bandung_pusatbuku,


bhinneka_tunggal_ika, bmmi, buku-islam,
bukukita, cfbe (centre for the betterment of
education), cikeas, dastanbooks, dikmenjur,
diskusi-pembebasan, ebookmaniak, ekonomi-
islami, eramuslim, escaevabookclub,
indonesia-online, indotalks, info_madani,
islamic_discussion_via_internet, jaker,
jardiknas, jelajahbudaya, junior_trader,
jurnalisme, kajian_lepaskerja, katasibijak,
kebumian, kolbu, komunitashistoria, lintaseni,
mediacare, media-indonesia, milis-kammi,
mobilemaniak, nasional-list, pakguruonline,
pantau-komunitas, pasarbuku, pendidikan,
penulislepas, ppiindia, proletar, referensi_
maya, relasimania, resensibuku, rezaervani,
sukasukamu, sulteng, tauziyah, tou-kawanua,
wanita-muslimah, wartawanindonesia, yok_
bacabuku, zamanku
BIODATA PENULIS

RUDY S. PONTOH. Lahir di Poso,


Sulawesi Tengah, 18 Mei 1964. Kuliah di
FK - Unhas (1983-1992) lalu terjun sebagai
wiraswasta. Pernah menjabat sebagai salah
seorang direksi sebuah perusahaan properti
di Yogyakarta, lalu sejak 1994 pindah ke
Jakarta dan bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan swasta
terkenal.

Antara tahun 1983 hingga 1986 ia aktif menulis masalah hukum


dan internasional, dua bidang kepenulisan yang paling diminatinya.
Juga masalah psikologi dan kesehatan (sesuai latar belakang
pendidikanya) di berbagai media cetak Ibukota. Di bidang hukum,
ia pernah berpolemik keras dan berkepanjangan dengan Achmad
Ali (kini salah seorang tokoh hukum di Indonesia). Pada masa itu, ia
juga tergolong penulis aktif angkatan kedua setelah angkatan Hamid
Awaluddin (mantan Menteri Hukum dan HAM) di Identitas, koran
kampus Universitas Hasanuddin Makassar. Keaktifannya menulis di
berbagai media membuat ia kemudian diangkat sebuah Ketua FPM
(Forum Penulis Makassar), salah satu organisasi kepenulisan paling
elite yang pernah ada di Makassar.

Kini, di samping kesibukan bisnis, sejak 2005 ia juga aktif sebagai


Ketua Umum Forum Poso Bersatu, sebuah organisasi kaum
pemberani yang selama ini bertindak sebagai kontra provokator
guna menghentikan dan meredam berulangnya konflik Poso. Alamat
Email: rudypontoh@gmail.com

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? 213
Menciptakan Kesempatan Kerja................................................ 122
Meningkatkan Kinerja dan Stabilitas Ekonomi Makro............. 123
Menghapus Kemiskinan............................................................ 124
Meningkatkan Akses Rakyat Terhadap Pendidikan.................. 124
Meningkatkan Akses Rakyat Terhadap Layanan Kesehatan..... 125
Menghapus Ketimpangan......................................................... 125
Memperbaiki Pengelolaaan Sumberdaya Alam......................... 126
Merevitalisasi Pertanian dan Pedesaan...................................... 126

BAGIAN TIGA :
Data dan Angka Sebagai Indikator Janji
Data dan Angka Media Massa.................................................. 131
Data dan Angka Warisan Megawati......................................... 147

BAGIAN EMPAT :
Dari Mereka yang Menunggu Realisasi Janji.......................... 151

BAGIAN LIMA:
Setelah Terhembus Angin................................................... 177

ISTILAH DAN SINGKATAN.............................................. 193


DAFTAR RUJUKAN . ........................................................... 199
LAMPIRAN: Kisah Biru........................................................ 207
BIODATA PENULIS ............................................................ 213

Janji-janji dan Komitmen SBY-JK | (Edisi 2)


Ternyata Hanya Angin? xxvii

You might also like