You are on page 1of 6

Pertanyaan diatas selalu membayangi wanita hamil, pada saat mengalami sakit saat

hamil, atau ada juga yang sedang dalam terapi/pengobatan tertentu kemudian hami
l.
Obat2an apa saja yang aman untuk wanita hamil ? Bukankah sangat banyak keluhan d
an gejala yang tidak nyaman pada saat hamil seperti mual, pusing, lemas, muntah2
. Apakah harus diatasi dengan obat atau bisa tanpa obat ? kalaupun harus diatasi
dengan mengkonsumsi obat2an, amankah untuk kehamilan saya ? untuk janin saya ?
Pertama yang harus dipahami adalah obat-obatan termasuk salah satu dari beberapa
agent/zat yang dapat menimbulkan efek teratogenik yaitu yang bekerja pada saat
masa embryogenesis atau perkembangan janin yang akan menghasilkan perubahan perm
anent baik bentuk maupun fungsi dari organ2 janin (kecacatan pada janin). Penyeb
ab teratogenik lainnya diantaranya adalah virus, lingkungan, kimiawi.
Eksposure ini terjadi selama periode kehamilan yang kritis yang terbagi atas 3 p
eriode :
1. periode preimplantasi sampai mgg ke-2 kehamilan
2. Periode embrionik : dari minggu ke-2 mgg ke8 kehamilan
3. Periode fetal : dari minggu ke-9 sampai bayi cukup bulan
Pengaruh obat terhadap janin tergantung kepada tingkat perkembangan janin dan do
sis serta kekuatan obat.
Pada periode preimplantasi :
Obat tertentu yang diminum pada awal kehamilan (masa preimplantasi : sejak terja
dinya pembuahan sampai menjelang implantasi), bisa menyebabkan kematian janin a
tau tidak mempengaruhi janin sama sekali. Pada saat ini janin sangat kebal terha
dap cacat bawaan.
Pada periode embrionik :
mgg ke-2 sampai mgg ke-8 setelah pembuahan (dimana organ tubuh mulai terbentuk),
janin sangat rentan terhadap terjadinya cacat bawaan.
Obat yang sampai ke janin bisa menyebabkan keguguran, cacat bawaan yang terlihat
jelas atau cacat yang baru tampak di kemudian hari.
Pada periode fetal :
Obat yang diminum setelah organ tubuh janin terbentuk sempurna, memiliki peluang
yang kecil untuk menyebabkan cacat bawaan yang nyata, tetapi bisa menyebabkan p
erubahan dalam pertumbuhan dan fungsi organ dan jaringan yang telah terbentuk se
cara normal.
Periode embrionik yang sangat krusial karena menyebabkan malformasi struktur dar
i organ janin, karena berhubungan dengan saat organogenesis ( pembentukan organ2
janin). Obat berpindah dari ibu ke janin terutama melalui plasenta (ari-ari), y
aitu melalui jalan yang sama yang dilalui oleh zat gizi yang diperlukan untuk pe
rtumbuhan dan perkembangan janin.
Di dalam plasenta, obat dan zat gizi di dalam darah ibu melewati selaput tipis y
ang memisahkan darah ibu dengan darah janin. Namun yang harus diingat, adalah be
lum tentu suatu obat menyebabkan kelainan organ janin tertentu. Kita lebih mudah
membuktikan bahwa suatu obat merupakan penyebab langsung kelainan, jika obat te
rsebut sangat jarang digunakan dan mengakibatkan kelainan yang jarang namun rela
tive berat kelainan organ yang terjadi. Contohnya adalah isotretinoin, yang bias
a digunakan dalam obat jerawat, yang akan menyebabkan agenesis telinga (telinga
tidak terbentuk dengan sempurna ). Karena tidak semua orang menggunakan obat jer
awat dalam kehamilannya, sehingga mudah dideteksi bahwa obat isotretinoin-lah se
bagai kausa utama. Beda dengan bibir sumbing yang dapat disebabkan oleh > 300 ke
lainan genetic.
Obat yang diminum oleh wanita hamil bisa mempengaruhi janin melalui beberapa car
a: Secara langsung bekerja pada janin, menyebabkan kerusakan, kelainan perkemban
gan atau kematian
Mempengaruhi fungsi plasenta, biasanya dengan cara mengkerutkan pembuluh darah d
an mengurangi pertukaran oksigen dan zat gizi diantara janin dan ibu
Jika ibu hamil sedang dalam pengobatan tertentu kemudian hamil, kita harus mempe
rtimbangkan manfaat yang terbesar untuk ibu maupun janinnya. Misalnya obat-obata
n kanker. Makanya, bagi penderita kanker yang hamil diberikan dua pilihan, mener
uskan kehamilan dengan risiko bayi cacat atau menghentikan kehamilan. pemberian
obat2an kanker ini harus dihindari selama trimester pertama kehamilan (sampai k
ehamilan 12 minggu) karena dapat menyebabkan diantaranya sumbing, single arteri
koroner, anus imperforate dan pertumbuhan janin terhambat disertai mikrosefali (
obat siklophosphamid). Obat kanker lain yang juga dapat menimbulkan cacat janin
misalnya : Methotrexat dapat dipertimbangkan untuk diberikan, namun harus diinga
t bahwa dalam masa menunda itu ibu cukup aman, tidak akan terjadi perkembangan k
anker.
OBAT ANTI-KANKER
Jaringan janin tumbuh dengan kecepatan tinggi, karena itu sel-selnya yang membel
ah dengan cepat sangat rentan terhadap obat anti-kanker.
Banyak obat anti-kanker yang bersifat teratogen, yaitu dapat menyebabkan cacat b
awaan seperti:
- IUGR (intra uterine growth retardation, hambatan pertumbuhan di dalam rahim)
- Rahang bawah yang kurang berkembang
- Celah langi-langit mulut
- Kelainan tulang tengkorak
- Kelainan tulang belakang
- Kelainan telinga
- Clubfoot (kelainan bentuk kaki)
- Keterbelakangan mental.
TALIDOMID
Obat ini sudah tidak diberikan lagi kepada wanita hamil karena bisa menyebabkan
cacat bawaan.
Talidomid pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 di Eropa sebagai obat influ
enza dan obat penenang.
Pada tahun 1962, talidomid yang diminum oleh wanita hamil pada saat organ tubuh
janinnya sedang terbentuk, ternyata menyebabkan cacat bawaan berupa lengan dan t
ungkai yang terbentuk secara tidak sempurna, kelainan usus, jantung dan pembuluh
darah.
PENGOBATAN KULIT
Isotretinoin yang digunakan untuk mengobati jerawat yang berat, psoriasis dan ke
lainan kulit lainnya bisa menyebabkan cacat bawaan.
Yang paling sering terjadi adalah kelainan jantung, telinga yang kecil dan hidro
sefalus (kepala yang besar). Resiko terjadinya cacat bawaan adalah sebesar 25%.
Etretinat juga bisa menyebabkan cacat bawaan.
Obat ini disimpan di dalam lemak dibawah kulit dan dilepaskan secara perlahan, s
ehingga efeknya masih bertahan sampai 6 bulan atau lebih setelah pemakaian obat
dihentikan. Karena itu seorang wanita yang memakai obat ini dan merencanakan unt
uk hamil, sebaiknya menunggu paling tidak selama 1 tahun setelah pemakaian obat
dihentikan.
HORMON SEKSUAL
Hormon androgenik yang digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah dan pro
gestin sintetis yang diminum pada 12 minggu pertama setelah pembuahan, bisa meny
ebabkan terjadinya maskulinisasi pada kelamin janin perempuan.
Klitoris bisa membesar dan labia minora menutup.
Efek tersebut tidak ditemukan pada pemakaian pil KB karena kandungan progestinny
a hanya sedikit.
Dietilstilbestrol (DES, suatu estrogen sintetis) bisa menyebabkan kanker pada an
ak perempuan yang ibunya memakai obat ini selama hamil.
Anak perempuan ini di kemudian hari akan:
- memiliki kelainan dalam rongga rahim
- mengalami gangguan menstruasi
- memiliki serviks (leher rahim) yang lemah sehingga bisa mengalami keguguran
- memiliki resiko menderita kehamilan ektopik
- memiliki bayi yang meninggal sesaat sebelum atau sesaat sesudah dilahirkan.
Jika ibu hamil yang memakai DES melahirkan anak laki-laki, maka kelak dia akan m
emiliki kelainan pada penisnya.
MECLIZIN
Meclizin yang sering digunakan untuk mengatasi mabok perjalanan, mual dan muntah
, bisa menyebabkan cacat bawaan pada hewan percobaan. Tetapi efek seperti ini be
lum ditemukan pada manusia.
OBAT ANTI-KEJANG
Beberapa obat anti-kejang yang diminum oleh penderita epilepsi yang sedang hamil
, bisa menyebabkan terjadinya celah langit-langit mulut, kelainan jantung, wajah
, tengkorak, tangan dan organ perut pada bayinya. Bayi yang dilahirkan juga bisa
mengalami keterbelakangan mental.
2 obat anti-kejang yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah trimetadion (resiko
sebesar 70%) dan asam valproat (resiko sebesar 1%).
Carbamazepine diduga menyebabkan sejumlah cacat bawaan yang sifatnya ringan.
Bayi baru lahir yang selam dalam kandungan terpapar oleh phenitoin dan phenobarb
ital, bisa mudah mengalami perdarahan karena obat ini menyebabkan kekurangan vit
amin K yang diperlukan dalam proses pembekuan darah.
Efek ini bisa dicegah bila selama 1 bulan sebelum persalinan, setiap hari ibunya
mengkonsumsi vitamin K atau jika segera setelah lahir diberikan suntikan vitami
n K kepada bayinya.
Selama hamil, kepada penderita epilepsi diberikan obat anti-kejang dengan dosis
yang paling kecil tetapi efektif dan dipantau secara ketat.
Wanita yang menderita epilepsi, meskipun tidak memakai obat anti-kejang selam ha
mil, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan cacat ba
waan. Resikonya semakin tinggi jika selama hamil sering terjadi kejang yang bera
t atau jika terjadi komplikasi kehamilan atau jka berasal dari golongan sosial-e
konomi yang rendah (karena perawatan kesehatannya tidak memadai).
VAKSIN
Vaksin yang terbuat dari virus yang hidup tidak diberikan kepada wanita hamil, k
ecuali jika sangat mendesak.
Vaksin rubella (suatu vaksin dengan virus hidup) bisa menyebabkan infeksi pada p
lasenta dan janin.
Vaksin virus hidup (misalnya campak, gondongan, polio, cacar air dan demam kunin
g) dan vaksin lainnya (misalnya kolera, hepatitis A dan B, influensa, plag, rabi
es, tetanus, difteri dan tifoid) diberikan kepada wanita hamil hanya jika dia me
miliki resiko tinggi terinfeksi oleh salah satu mikroorganismenya.
OBAT TIROID
Yodium radioaktif yang diberikan kepada wanita hamil untuk mengobati hipertiroid
isme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif) bisa melewati plasenta dan menghancurk
an kelenjar tiroid janin atau menyebabkan hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang k
urang aktif) yang berat.
Propiltiourasil dan metimazol, yang juga digunakan untuk mengatasi hipertiroidis
me, bisa melewati plasenta dan menyebabkan kelenjar tiroid janin sangat membesar
.
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Obat hipoglikemik oral digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderit
a diabetes, tetapi seringkali gagal mengatasi diabetes pada wanita hamil dan bis
a menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kadar gula darah yang sangat rendah
(hipoglikemia). Karena itu untuk mengobati diabetes pada wanita hamil lebih baik
digunakan insulin.
NARKOTIKA & OBAT ANTI PERADANGAN NON-STEROID
Narkotika dan obat anti peradangan non-steroid (misalnya aspirin), jika diminum
oleh wanita hamil bisa sampai ke janin dalam jumlah yang cukup signifikan.
Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotika bisa mengalami kecanduan sebelum dila
hirkan dan menunjukkan gejala putus obat dalam waktu 6 jam 8 hari setelah dilahi
rkan.
Mengkonsumsi aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya dalam dosis t
inggi selama hamil, bisa memperlambat saat persalinan dan juga bisa menyebabkan
tertutupnya hubungan antara aorta dan arteri pulmoner sebelum lahir.
Dalam keadaan normal, hubungan tersebut menutup sesaat setelah bayi lahir. Penut
upan yang terjadi sebelum bayi lahir akan mendorong darah ke paru-paru yang belu
m berkembang sehingga memberikan beban yang berlebihan pada sistem peredaran dar
ah janin.
Jika digunakan pada akhir kehamilan, obat anti peradangan non-steroid bisa menye
babkan berkurangnya jumlah cairan ketuban.
Aspirin dosis tinggi bisa menyebabkan perdarahan pada ibu maupun bayinya.
Aspirin atau asam salisilat lainnya bisa menyebabkan peningkatan kadar bilirubin
dalam darah janin sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) dan kadang kerusakan
otak.
OBAT ANTI-CEMAS & ANTI-DEPRESI
Jika diminum pada trimester pertama, obat anti-cemas bisa menyebabkan cacat bawa
an, meskipun efeknya belum terbukti.
Jika digunakan selama hamil, obat anti-depresi kebanyakan relatif aman, tetapi l
itium bisa menyebabkan cacat bawaan (terutama pada jantung).
Barbiturat (misalnya phenobarbital) yang diminum oleh wanita hamil cenderung men
yebabkan berkurangnya jaundice yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir.
ANTIBIOTIK
Tetracyclin bisa melewati plasenta dan disimpan di dalam tulang serta gigi janin
, bercampur dengan kalsium. Akibatnya pertumbuhan tulang menjadi lambat, gigi ba
yi berwarna kuning dan emailnya lunak serta menjadi rentan terhadap karies.
Resiko terbesar terjadinya kelainan gigi terjadi jika tetrasiklin diminum pada p
ertengahan sampai akhir kehamilan.
Streptomycin atau Canamycin bisa menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tenga
h janin dan kemungkinan menyebabkan ketulian.
Chloramphenicol tidak berbahaya bagi janin tetapi bisa menyebabkan penyakit yang
serius pada bayi baru lahir, yaitu sindroma bayi abu-abu.
Ciprofloxacin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena bisa menyebabkan kel
ainan sendi pada hewan percobaan.
Penicillin aman diberikan kepada wanita hamil.
Kebanyakan antibiotik golongan sulfa yang diminum di akhir kehamilan bisa menyeb
abkan jaundice pada bayi baru lahir, yang bisa menyebabkan kerusakan otak.
OBAT ANTIKOAGULAN
Janin sangat rentan terhadap antikoagulan (obat anti pembekuan) warfarin. Cacat
bawaan terjadi pada 25% bayi yang terpapar oleh obah ini selama trimester pertam
a. Selain itu, bisa terjadi perdarahan abnormal pada ibu maupun janin.
Jika seorang wanita hamil memiliki resiko membentuk bekuan darah, lebih baik dib
erikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang selama kehamilan bisa menyebabka
n penurunan jumlah trombosit atau pengeroposan tulang (osteoporosis) pada ibu.
OBAT-OBAT UNTUK PENYAKIT JANTUNG & PEMBULUH DARAH
Beberapa wanita hamil memerlukan obat untuk penyakit jantung dan pembuluh darah
yang sifatnya menahun atau yang baru timbul selama kehamilan (misalnya pre-eklam
si dan eklamsi).
Obat untuk menurunkan tekanan darah seringkali diberikan kepada wanita hamil yan
g menderita pre-eklamsi atau eklamsi. Obat in bisa mempengaruhi fungsi plasenta
dan digunakan secara sangat hati-hati untuk mencegah kelainan pada janin.
Biasanya, kelainan timbul karena penurunan tekanan darah ibu berlangsung terlalu
cepat dan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
ACE inhibitor dan thiazide biasanya tidak digunakan selama kehamilan karena bisa
menyebabkan masalah yang serius pada janin.
Digoxin (digunakan untuk mengatasi gagal jantung dan kelainan irama jantung) bis
a melewati plasenta tetapi efeknya terhadap bayi sebelum maupun setelah lahir sa
ngat kecil.
Nitrofurantoin, vitamin K, sulfonamid dan Chloramphenicol bisa menyebabkan pemec
ahan sel darah merah pada wanita hamil dan janin yang menderita kekurangan G6PD.
Karena itu, obat-obatan tersebut tidak diberikan kepada wanita yang menderita k
ekurangan G6PD.
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN SELAMA PERSALINAN
Obat bius lokal, narkotika dan obat pereda nyeri lainnya biasanya melewati plase
nta dan bisa mempengaruhi bayi baru lahir.
Karena itu, jika selama proses persalinan diperlukan obat-obatan, maka diberikan
efek terkecil yang masih efektif dan diberikan selambat-lambatnya agar tidak se
mpat sampai ke janin yang masih berada dalam rahim.
OBAT SOSIALISASI & OBAT TERLARANG
Merokok selama hamil bisa berbahaya.
Berat badan lahir rata-rata dari bayi yang ibunya perokok adalah 170 gram lebih
rendah dari bayi yang ibunya tidak merokok.
Keguguran, kelahiran mati, lahir prematur dan sindroma kematian bayi mendadak le
bih sering ditemukan pada bayi yang ibunya merokok selama hamil.
Meminum alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar bisa menga
lami sindroma alkohol. Bayi ini kecil, seringkali memiliki kepala yang kecil (mi
krosefalus), kelainan wajah dan kelainan mental. Kadang terjadi kelainan sendi d
an kelainan jantung. Bayi ini tidak berkembang dan kemungkinan akan meninggal se
saat setelah dilahirkan.
Aspartam adalah pemanis buatan yang tampaknya aman digunakan selama hamil asalka
n jumlahnya tidak berlebihan.
Cocain yang digunakan selama hamil bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran
, abrupsio plasenta, cacat bawaan pada otak, ginjal dan alat kelamin serta peril
aku yang kurang interaktif pada bayi baru lahir.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian marijuana dosis tinggi selama ha
mil bisa menyebabkan perilaku yang abnormal pada bayi baru lahir.
Email This Post Email This Post Print This Post Print This Post
Share on FacebookShare on Facebook
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can lea
ve a response, or trackback from your own site.
77 Responses
1.
Mirah says:
July 25, 2009 a

You might also like