You are on page 1of 3

Latar Belakang

Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat,
baik fisik maupun psikologis salah satunya didukung oleh konsep diri yang baik dan
stabil. Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta
keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan
mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan interpersonal. Meski
konsep diri tidak langsung ada, begitu individu dilahirkan, tetapi secara bertahap seiring
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk
karena pengaruh ligkungannya .
Selain itu konsep diri juga akan dipelajari oleh individu melalui kontak dan
pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut.
Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian
persepsinya terhadap pengalaman akan situasi tertentu.
Konsep diri terdiri dari: gambaran diri (body image), Ideal diri, Harga diri, Peran,
dan Identitas diri. Gambaran diri merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. Harga diri adalah
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
memenuhi ideal diri. Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Identitas adalah kesadaran akan diri
sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua
aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh.
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker memiliki berbagai
macam jenis dengan berbagai akibat dan salah satu jenis kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, di mana
pada keadaan ini terdapat kelompok sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel jaringan
yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak
berguna bagi tubuh sehingga jaringan sekitarnya tidak melaksanakan fungsi sebagaimana
mestinya.
Kanker serviks atau kanker leher rahim penyebab kematian nomor satu yang
sering terjadi pada perempuan di Indonesia. Namun informasi mengenai hal ini belum
banyak diketahui karena kanker serviks sering tidak menimbulkan gejala atau keluhan
sehingga sering terlambat dalam penanganan untuk mencegah ke stadium lanjutan.
Yayasan Kanker Indonesia memaparkan, angka kematian kanker serviks
terbanyak di antara jenis kanker lain di kalangan perempuan. Diperkirakan, 52 juta
perempuan Indonesia berisiko terkena kanker serviks, sementara 36 persen perempuan
dari seluruh penderita kanker adalah pasien kanker serviks. Ada 15.000 kasus baru per
tahun dengan kematian 8.000 orang per tahun.
Berdasarkan fenomena di atas, terdapat ¼ perempuan Indonesia yang menderita
kanker serviks yang dengan kondisi ini akan sangat menimbulkan stress. Apalagi
penyakit ini menyangkut organ kewanitaan yang akan merubah persepsi dan perasaan
terhadap tubuhnya.
Menurut Carpenito (1997) dalam studi yang dilakukan oleh Desy Indra Yeni
(2007) di Bandung mengatakan hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses
patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang,
prosedur tindakan dan pengobatan merupakan situasi atau stressor yang dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Perubahan-perubahan sistem dan fungsi
tubuh yang terjadi pada klien kanker serviks akan menyebabkan pula perubahan-
perubahan pada penampilan, status dan peran, mobilitas fisik, aktivitas dan pekerjaan
sehari-hari yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan klien sehari-hari dalam
berhubungan dengan orang lain karena terdapat perbedaan antara kondisi sehat dengan
kondisi sakit khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Salah satunya yaitu
masalah kebersihan diri (personal hygene).
Kebersihan diri (Personal hygene) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik, maupun
psikis. Kebersihan diri antara lain meliputi: kebersihan kepala, kebersihan rambut, mata,
hidung dan telinga, kebersihan mulut, gigi, dan kebersihan kulit, badan serta kebersihan
kuku.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meniliti tentang “Hubungan gangguan
konsep diri (gambaran diri) terhadap kebersihan diri (personal hygene) klien yang
mengalami kanker serviks”.

You might also like