You are on page 1of 5

Nama : Christy Ariesta

NRP : C34090028
Departemen: THP

Platyhelminthes

Filum Platyhelminthes termasuk seksi Acelomata, yaitu kelompok hewan


yang pertama menunjukan pembentukan lapisan ketiga yaitu mesodermis. Kata
Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu platy: pipih dan helminthes:
cacing.
Platyhelminthes memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu ekstoderm,
mesoderm, dan endoderm. Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari
yang berukuran hampir microskopis hingga yang panjangnya 20 cm. Tubuh
Platyhelminthes simetris bilateral dengan bentuk pipih. Diantara hewan simetris
bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana.
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut
hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa
anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes tidak
memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi). Platyhelminthes juga tidak memiliki
sistem respirasi dan eksresi, pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel
tubuhnya. Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih. Sistem eksresi pada
kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam
tubuh. Kelompok
Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf
tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf
yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga. Beberapa ada
yang mempunyai alat keseimbangan Statotista. Organ reproduksi jantan (testis)
dan organ betina (Ovarium) Platyhelminthes terdapat dalam satu individu
sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral
tubuh.
Platyhelminthes terbagi menjadi beberapa kelas yaitu kelas Tubelaria,
Trematoda dan Cestoda.
1. Tubelaria
Satu-satunya kelas yang hidup bebas (non-parasit), contohnya adalah
Planaria yang mempunyai sistem ekskresi dari sel-sel api (Flame Cell).
Bersifat Hermafrodit dan berdaya regenerasi cepat.
2. Trematoda
Jenis-jenis kelas Trematoda (cacing isap) adalah :
 Fasciola hepatica (cacing hati ternak).
Bersifat hetmafrodit.Siklus hidupnya adalah : Telur Þ Larva
Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea Þ Sporokista Þ
berkembang menjadi Larva (II) : Redia Þ Larva (III) : Serkaria yang
berekor, kemudian keluar dari tubuh keong Þ Kista yang menempel
pada tetumbuhan air (terutama selada air Þ Nasturqium officinale)
kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila
memakan selada air) Þ masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa
menyebabkan Fascioliasis.
 Clonorchis sinensis / Opistorchis sinensis (cacing hati manusia)
Siklus hidupnya adalah: Telur Þ Larva Mirasidium Þ Sporokista Þ
Larva (II) : Redia Þ Larva (III) : Serkaria Þ Larva(IV) : Metaserkaria,
masuk ke dalam tubuh Ikan kemudian termakan oleh Orang Cacing
dewasa, menyebabkan Clonorchiasis.
 Schistosoma
Contohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium
dan Schistosoma mansoni. hidup dipembuluh darah dan merupakan
parasit darah. Memiliki hospes perantara Siput. Menyebabkan
Schistosomiasis.
 Paragonimus westermani (cacing paru)
 Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai
hospes perantara ialah ketam (Eriocheirsinensis) dan tetumbuhan air.
Menyebabkan Paragonimiasis.
 Fasciolopsis buski
Cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam
usus halus. Hospes perantaranya adalah tetumbuhan air. Menyebabkan
Fasciolopsiasis.
3. Caestoda
Tubuh Cestoda terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang masing-masing
disebut Proglottid. Kepala disebut Skoleks dan memiliki alat isap (Sucker)
yang memiliki kait (Rostelum) terbuat dari kitin. Pembentukan segmen
(segmentasi) pada cacing pita disebut Strobilasi. Contoh Cestoda adalah :
 Taenia solium (Menyebabkan Taeniasis solium. Pada skoleknya
terdapat kait-kait. Proglotid yang matang menjadi alat
reproduksinya. Memiliki hospes perantara.
 Taenia saginata Menyebabkan Taeniasis saginata. Pada skoleknya
tidak terdapat kait-kait. Memiliki hospes perantara.
 Diphyllobothrium latum, Menyebabkan Diphyllobothriasis. Parasit
pada manusia dengan hospes perantara berupa katak sawah
(Rana cancrivora), ikan dan Cyclops.
 Echinococcus granulosus (Cacing pita pada anjing).
 Himenolepis nana merupakan cacing pita yang hidup dalam usus
manusia dan tikus. Tidak memiliki hospes perantara.

Rotifera

Rotifera adalah hewan air mikroskopis dari phylum Rotifera. Rotifera


dapat ditemukan di lingkungan air tawar dan di tanah yang lembab, mereka
menghuni lapisan tipis air yang terbentuk di sekitar partikel tanah. Habitat rotifera
mungkin termasuk masih lingkungan air, seperti dasar danau, serta lingkungan air
mengalir, seperti sungai atau sungai. Rotifera juga biasanya ditemukan pada lumut
mosse dan lumut tumbuh pada batang pohon dan batu, di selokan hujan dan
genangan air, dalam tanah atau serasah daun, pada jamur tumbuh di dekat pohon
mati, dalam tangki tanaman pengolahan limbah, dan bahkan di krustasea air tawar
dan serangga air larva.
Rotifera adalah hewan multiseluler dengan rongga tubuh yang sebagian
dibatasi oleh mesoderm. Organisme ini memiliki spesialisasi sistem organ dan
saluran pencernaan lengkap yang meliputi mulut dan anus. Karena karakteristik
ini semua karakteristik unik hewan, rotifera diakui sebagai hewan, meskipun
mereka mikroskopis. Sebagian besar spesies rotifera sekitar 200 hingga 500
mikrometer panjang. Rotifera dengan demikian makhluk multiseluler yang
membuat membuat hidup mereka di skala protista uniseluler.
Nama "rotifer" berasal dari bahasa Latin yang berarti "roda-pembawa".
Tubuh Rotifera secara umum terdiri dari empat daerah dasar: batang kepala, leher,
(tubuh), dan kaki.
Seperti halnya morfologi dan kebiasaan makan, reproduksi rotifer agak
tidak biasa. Beberapa jenis reproduksi telah diamati dalam rotifer. Beberapa
spesies hanya terdiri dari betina yang yang memproduksi dari telur yang tidak
dibuahi, jenis reproduksi yang disebut partenogenesis. Dengan kata lain, spesies
ini parthenogenic dapat berkembang dari telur yang tidak dibuahi, aseksual.
 Filum Rotifera dibagi menjadi tiga kelas: Monogononta, Bdelloidea, dan
Seisonidea. Kelompok terbesar adalah Monogononta, dengan sekitar 1500
spesies, diikuti oleh Bdelloidea sekitar 350 spesies. Hanya ada dua spesies yang
dikenal Seisonidea, yang biasanya dianggap sebagai yang paling "primitif”.
Rotifera termasuk ke dalam hewan omnivora. Organisme ini memakan semua
partikel organic yang sesuai dengan ukuran mulutnya. Jenis makanan rotifera
yaitu mikroalga, bakteri, ragi, protozoa, perifiton, dan detritus. Tipe ukuran tubuh
rotifera dibagi menjadi tiga yaitu large, small, dan super small rotifers. Large
rotifers memiliki panjang lorika antara 200-360 µm, dan berbentuk obtuse angled
spines. Small rotifers memiliki panjang lorika antara150-220 µm dan berbentuk
poited spines. Super small rotifers memilikipanjang lorika antara 70-160 µm,
spesiesnya tidak berbeda dengan small rotifers hanya saja ukurannya lebih kecil.
Rotifera biasanya digunakan sebagai pakan alami untukproses larvikultur
beberapa jenis ikan (kakap, kerapu) dan crustacea.
Daftar Pustaka
Anonim.2010.Platyhelminthes.http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor
-Pendamping/Praweda/Biologi/0018%20Bio%201-4d.htm[26 September
2010]
Anonim.2010.Platyhelminthes.http://www.ucmp.berkeley.edu/platyhelminthes/pla
tyhelminthes.html [ 26 September 2010]
Anonim.2010.Rotifera.http://www.ucmp.berkeley.edu/phyla/rotifera/rotifera.htm
[ 26 September 2010]
Suwignyo, Sugiarti. 2005.Avertebrata Air jilid I. Jakarata: Penebar Swadaya.

You might also like