You are on page 1of 32

Equity Financing

Equity Financing

Nature and Classifications of Paid-in Capital


Perseroaan adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan UU, mempunyai eksistensi yang
terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan usaha dalam batas-batas tertentu.
Sertifikat saham merupakan bukti hak kepemilikan bagi pemegang saham.
Saat perseroan didirikan, biasanya diterbitkan satu golongan saham yang disebut saham biasa.
Saham dengan preferensi (hak-hak) yang melebihi saham biasa disebut saham preferen.

Hak Pemilikan
(Rights of Ownership)

Hak-hak yang dipegang oleh setiap pemegang saham yaitu:


1. Mendapat bagian dalam pembagian laba perseroan
2. Memberikan suara dalam pemilihan para direktur dan dalam penentuan kebijaksanaan
khusus perseroan
3. Mempertahankan kepentingan/hak milik yang proporsional dalam perusahaan melalui
pembelian tambahan modal saham jika diterbitkan, dikenal dengan hak prefentif.
4. Mendapat bagian dari pembagian kas dan aktiva lainnya dalam likuidasi perseroan.

Jika saham preferen ataupun saham biasa diterbitkan, maka ciri-ciri khusus dari setiap kelas
saham harus dinyatakan dalam akte pendirian atau dalam anggaran dasar perseroan dan
menjadi bagian dari kontrak antara perusahaan dan para pemegang sahamnya.

Nilai Pari atau Nilai Statuter Saham


(Par or Stated Value of Stock)

Modal perseroan dipisahkan antara modal setoran dan laba yang ditahan.
Investasi atau modal setoran dapat digolongkan menjadi:
1. Jumlah yang membentuk modal resmi (legal capital) Æ dilaporkan sebagai modal saham
2. Sisanya, jika ada yang melebihi modal resmi Æ disebut tambahan modal yang disetor

Tambahan modal yang disetor dapat berasal dari:


1. Penjualan saham di atas nilai pari
2. Transaksi saham treasuri
3. Sumbangan aktiva (hibah)

Unsur-unsur ekuitas pemilik perseroan yaitu terdiri:

Ekuitas Pemilik:
1. Modal Setoran :
- Modal Resmi
- Tambahan Modal Setoran
2. Laba ditahan

Jika suatu nilai diberikan pada setiap lembar saham, dan dicatat pada sertifikat saham, maka
saham itu dikatakan mempunyai nilai pari.
Tapi jika saham tidak diberi nilai pari, maka disebut saham tanpa nilai pari.
Untuk saham tanpa nilai pari, mengharuskan bahwa semua bayaran yang diterima dari saham di
akui sebagai modal resmi sekalipun saham itu dijual dengan harga yang berbeda beda.
Equity Financing

Nilai yang ditetapkan oleh dewan direksi atau nilai minimum yang disyaratkan oleh undang-
undang dikenal sebagai nilai statuter (yang ditetapkan)
Sedangkan jumlah yang di terima yang melebihi nilai yang ditetapkan dilaporkan sebagai premi
pada perkiraan yang sesuai (Agio atas nilai statuter).

Saham Preferen
(Preferred Stock)

Jika suatu perusahaan menerbitkan saham biasa dan preferen, hak istimewa untuk saham
preferen terdiri dari:
1. Klaim terlebih dahulu atas dividen
2. Persyaratan dividen untuk saham preferen harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum segala
sesuatunya dibayarkan untuk saham biasa
Jika saham preferen mempunyai nilai pari, maka dividen dinyatakan dengan suatu persentase
dan nilai pari.
Tapi jika saham preferen tidak mempunyai nilai pari, maka dividen harus dinyatakan dalam
jumlah uang.

Contohnya: Pemegang saham preferen 5% dengan nilai pari 50 akan berhak atas dividen
tahunan sebesar 2,5 per saham sebelum dilakukan distribusi kepada para pemegang saham
biasa, dan pemegang saham preferen 5%, tanpa nilai nominal, berhak atas dividen tahunan
sebesar 5 per saham sebelum dividen dibayarkan kepada para pemegang saham biasa.

Saham preferen dapat dikelompokan menjadi:


1. Saham preferen kumulatif (cumulative preferred stock)
2. Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock)
3. Saham preferen yang dapat ditarik kembali (callable preferred stock)

Saham preferen Kumulatif dan Nonkumulatif (Cumulative and Noncumulative)

Saham preferen kumulatif menetapkan bahwa jika perusahaan tidak mengumumkan dividen
untuk golongan ini, dividen itu diakumulasikan dan harus dibayar kemudian hari sebelum dividen
dibayarkan kepada para pemegang saham biasa.
Contoh:
PT ABC mempunyai 100.000 lembar saham preferen kumulatif 9% yang beredar dengan nilai
pari sebesar Rp 10.
Dividen yang dibayarkan terakhir adalah tahun 1994.
Total dividen sebesar Rp 300.000 telah diumumkan oleh dewan direksi pada tahun 1997.
Mayoritas dari jumlah tersebut akan diperuntukkan bagi para pemegang saham preferen dengan
komposisi sebagai berikut:

Dividen bagi Dividen bagi Jumlah


Pemegang Pemegang Dividen
Saham Saham
Preferen Biasa
Dividen kumlatif - 1995 90.000 0 90.000
Dividen kumlatif - 1996 90.000 0 90.000
Dividen untuk tahun 1997 90.000 30.000 120.000
Jumlah 270.000 30.000 300.000

Jika saham preferen bersifat nonkumulatif, penetapan jumlah dividen yang berlaku tidak
diperlukan. Dividen yang tidak dibayarkan pada tahun tertentu berarti tidak akan dibayarkan
untuk selamanya.
Equity Financing

Contoh diambil dari contoh diatas

Dividen bagi Dividen bagi Jumlah


Pemegang Pemegang Dividen
Saham Saham
Preferen Biasa
Dividen kumlatif - 1995 0 0 0
Dividen kumlatif - 1996 0 0 0
Dividen untuk tahun 1997 90.000 210.000 300.000
Jumlah 90.000 210.000 300.000

Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock)

Saham preferen dapat dikonversi jika syarat penerbitan menetapkan bahwa saham preferen itu
dapat ditukarkan oleh pemiliknya dengan surat berharga lain dari perseroan yang
menerbitkannya.

Saham Preferen yang dapat ditarik (Callabel Preferred Stock)

Saham preferen dapat ditarik jika saham itu dapat ditebus sesuai dengan kehendak perusahaan.

Saham Preferen yang dapat ditebus (Redeemable Preferred Stock)

Saham preferen kadang tunduk pada persyaratan penebusan yang diharuskan atau ketentuan
penebusan lain yang mengakibatkan sifat surat berharga itu tumpang tindih antara sifat hutang
dan sifat ekuitas. Jenis saham ini disebut sebagai saham preferen yang dapat ditebus.

Saham Aktiva dan dividen dalam likuiditas Perseroan (Asset and Dividend Preferences
Upon Corporation Liquidation)

Saham preferen biasanya didahulukan terhadap saham biasa atas pendistribusian aktiva dalam
likuiditas perseroan.

Saham Biasa
(Common Stock)

Saham biasa menanggung resiko terbesar karena para pemegangnya menerima dividen setelah
pemegang saham preferen dibayar.
Equity Financing

Penerbitan Saham
(Issuance of Capital Stock)

Dalam akuntansi untuk modal saham, saham dapat saja:


1. Telah diotorisasi tapi belum diterbitkan
2. Telah dipesan tapi belum diserahkan sampai semua pembayaran atas harganya diterima
3. Beredar di tangan para pemegang saham
4. Dibeli kembali dan ditahan oleh perusahaan untuk diterbitkan kembali
5. Dibatalkan berdasarkan pertimbangan tertentu yang dilakukan perusahaan

Penjual Saham secara Tunai


(Capital Stock Issued for Cash)

Jika jumlah kas yang diterima dari penjualan saham lebih besar dari nilai pari atau statuter maka
kelebihannya dicatat dengan perkiraan tambahan modal setoran (agio atas nilai pari atau agio
atas nilai statuter)

Contoh (1):
PT King diizinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari Rp 1.000.
Pada tanggal 1 april 1997, 4.000 lembar saham dijual tunai dengan harga Rp 4.500.000.

Apr 01 Cash 4.500.000


Common Stock 4.000.000
Paid-in Capital in Excess of Par 500.000

Contoh (2):
Jika PT King menerbitkan saham tanpa nilai pari dan tanpa nilai statuter, maka penjualan
sebanyak 4.000 lembar saham seharga Rp 450.000 akan menjadi:

Apr 01 Cash 450.000


Common Stock 450.000

Penjualan Saham berdasarkan Abonemen Pesanan


(Capital Stock Sold on Subscription)

Modal saham dapat diterbitkan berdasarkan abonemen pesanan. Abonemen pesanan yaitu
suatu kontrak yang mengikat secara hukum antara pemesan dan perseroan.

Contoh:
Misalkan PT ABC diizinkan untuk menerbitkan 10.000 lembar saham dengan nilai pari sebesar
Rp 100

1-30 Nov Diterima pesanan atas 5.000 lembar saham biasa bernilai pari Rp 100 dengan
harga Rp 125 per saham dan Uang muka sebesar 50% diterima dan sisanya
dibayar dalam waktu 60 hari

Common Stock Subscriptions Receivable 625.000


Common Stock Subscribed 500.000
Paid-in Capital in Excess of Par 125.000
Cash 312.500
Common Stock Subscriptions Receivable 312.500
Equity Financing

1-31 Des Diterima ½ dari sisa harga pesanan yang jatuh tempo dan diserahkan saham
untuk jumlah saham yang telah dibayar penuh oleh pemesan, yaitu 2.500 lembar

Cash 156.250
Common Stock Subscriptions Receivable 156.250
Common Stock Subscribed 250.000
Common Stock 250.000

Maka aktiva lancar pada akhir 31 Desember akan mencakup piutang pemesanan sebesar Rp
156.250. Sisa ekuitas pemegang saham pada neraca akan terlihat sebagai berikut:

Ekuitas Pemegang Saham

Contributed Capital:
Common Stock, pari Rp 100, diotorisasi, diterbitkan dan beredar
2.500 lembar 250.000
Common Stock Subscribed 2.500 lembar 250.000
Paid-in Capital in excess of par 125.000 +
Total contributed Capital 625.000

Ketidakmampuan Membayar Harga Pesanan


(Subscription Defaults)

Jika pemesan tidak memenuhi syarat kontrak pemesanan karena tidak mampu melakukan
pembayaran ketika jatuh tempo, maka perusahaan akan:
1. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarkan
2. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarkan dikurangi dengan penurunan
harga atau biaya yang akan terjadi dalam penjualan kembali saham itu
3. Menyatakan semua jumlah yang telah dibayarkan sebagai denda
4. Menyerahkan saham kepada pemesan sesuai dengan jumlah yang dibayar penuh

Contoh:
Misalkan PT ABC dalam contoh diatas mendapatkan seorang pemesan yang memesan
sebanyak 100 lembar saham tidak mampu membayar setelah menyerahkan uang muka sebesar
50%. Saham yang tidak terbayar kemudian dijual dengan harga Rp 110.

1. Jika jumlah yang telah dibayarkan, dikembalikan kepada pemesan

Saham Biasa yang dipesan 10.000


Agio atas Nilai Pari 2.500
Piutang pemesanan Saham Biasa 6.250
Kas 6.250
Kas 11.000
Saham Biasa 10.000
Agio atas Nilai Pari 1.000
Equity Financing

2. Jika jumlah yang telah dibayar dikembalikan setelah dikurangi dengan penurunan harga dalam
penjualan saham itu kembali

Saham biasa yang dipesan 10.000


Agio atas nilai pari 2.500
Piutang pemesanan Saham Biasa 6.250
Hutang karena ketidakmampuan Pemesan 6.250
Kas 11.000
Hutang karena ketidakmampuan pemesan 1.500
Saham Biasa 10.000
Agio atas nilai pari 2.500
Hutang karena ketidakmampuan pemesan 4.750
Kas 4.750

3. Jika semua jumlah yang telah dibayarkan dinyatakan sebagai denda

Saham Biasa yang dipesan 10.000


Agio atas Nilai Pari 2.500
Piutang pemesanan Saham Biasa 6.250
Modal setoran dari denda Pemesan Saham 6.250
Kas 11.000
Saham Biasa 10.000
Agio atas Nilai Pari 1.000

4. Jika saham sesuai dengan jumlah yang telah dibayar penuh diserahkan kepada pemesan
Saham Biasa yang dipesan 10.000
Agio atas Nilai Pari 1.250
Piutang pemesanan Saham Biasa 6.250
Saham biasa 5.000
Kas 5.500
Saham Biasa 5.000
Agio atas Nilai Pari 500

Pembayaran Saham dengan Aktiva selain Kas


(Capital Stock Issued for Consideration Other Than Cash)

Jika modal saham diterbitkan untuk dibayar dengan aktiva selain kas atau dalam bentuk jasa,
maka nilai pasar yang wajar dari saham tersebut atau nilai dari imbalan yang diterima akan di
pakai untuk mencatat transaksi tersebut.
Jika ada harga pasar yang tercatat di bursa saham untuk saham tersebut, harga ini dapat dipakai
untuk mencatat transaksi tersebut.

Contoh:
PT BOBO menerbitkan sebanyak 200 lembar saham dengan nilai pari sebesar Rp 1.000 per
lembar untuk memperoleh sebidang tanah yang nilai pasarnya sebesar Rp 300.000.

Land 300.000
Common Stock 200.000
Paid-in Capital in excess of par 100.000
Equity Financing

Jika di pihak lain tanah tersebut tidak dapat ditentukan nilai pasarnya tapi saham biasa PT BOBO
saat itu laku dijual seharga Rp 1250 per lembar, maka:

Land 250.000
Common Stock 200.000
Paid-in Capital in excess of par 50.000

Stock Repurchases
Berbagai alasan, mungkin saja perusahaan akan membeli kembali sejumlah saham sendiri yang
sedang beredar. Alasan-alasannya yaitu:
1. Memperbesar laba per saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
2. Mendorong naiknya harga pasar saham
3. Menaikkan rasio hutang terhadap ekuitas
4. Memperoleh saham untuk dikonversi dengan sekuritas lain
5. Menginvestasikan kelebihan kas secara temporer

Pembelian kembali saham untuk disimpan selamanya


(Stock Reacquired for Immediate Retirement)

Jika saham dibeli kembali dan harga pembelian saham melebihi dari nilai pari atau nilai statuter,
maka jumlah kelebihan tersebut dapat:
1. Dibebankan ke saldo tambahan modal setoran sesuai dengan kelas saham
2. Dialokasikan antara tambahan modal setoran dan laba yang ditahan
3. Dibebankan seluruhnya ke laba ditahan

Contoh:
PT Air kering melaporkan saldo-saldo berikut ini yang berkaitan dengan penerbitan saham
preferen:
Saham preferen (pari Rp 100, 10.000 lembar yang beredar) 1.000.000
Agio atas nilai pari 100.000
Jika PT Air Kering ingin menebus dan menghentikan peredaran sebanyak 2.000 lembar saham
preferen dengan harga Rp 125 per lembar.

Saham Preferen 200.000


Agio atas nilai pari 20.000
Laba yang ditahan 30.000
Kas 250.000

Jika seluruh jumlah yang dibayarkan di atas nilai pari atau nilai statuter dari saham yang
dihentikan peredarannya di debet ke perkiraan laba yang ditahan, maka:

Saham Preferen 200.000


Laba yang ditahan 50.000
Kas 250.000

Tapi jika perusahaan membeli kembali sahamnya dengan harga di bawah nilai pari atau nilai
statuter maka selisih tersebut akan dikreditkan ke perkiraan tambahan modal setoran dan bukan
ke perkiraan laba yang ditahan
Equity Financing

Contoh:
PT Air Kering menebus sahamnya sebanyak 2.000 lembar hanya dengan harga Rp 90 per
lembar.

Saham Preferen 200.000


Kas 180.000
Tambahan Modal setoran dari Pemb.
Kembali saham preferen 20.000

Dari sudut pihak investor, penebusan saham dicatat:


Dr Kas xx
Cr Investasi (sebesar harga perolehan) xx

Jika masih ada selisih maka dicatat sebagai keuntungan atau kerugian.

Contoh:
Diasumsikan PT Air kering menebus kembali saham preferen dengan harga Rp 125 sebanyak
2.000 lembar. Diasumsikan bahwa pihak investor yang memiliki 2.000 lembar tersebut
memperoleh sahamnya dengan harga perolehan sebesar Rp 220.000

Kas 250.000
Investasi saham Preferen PT Air Kering 220.000
Keunt. dari penebusan SP PT Air Kering 30.000

Saham Treasuri
(Treasury Stock)

merupakan saham sendiri yang dibeli kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak
dihentikan peredarannya secara formal.
Perlakuan saham treasuri:
1. Tidak boleh dianggap sebagai aktiva
2. Saham ini harus dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal sendiri secara total
3. Tidak mempunyai hak-hak seperti yang dimiliki oleh para pemegang saham perseroan seperti
dividen atau hak suara
4. Modal resmi tidak akan terpengaruh oleh pembelian atau penerbitan kembali saham treasuri
5. Pembelian saham treasuri menurunkan jumlah saham yang beredar, sementara
penerbitannya kembali akan menaikkan jumlah saham yang beredar tapi modal resmi tidak
berubah baik dengan adanya pembelian saham sendiri maupun penerbitan atau
pengeluarannya kembali.
6. Tidak ada pengakuan keuntungan atau kerugian yang timbul dengan adanya pembelian
saham sendiri, penerbitan kembali atau penghentian peredaran saham treasuri untuk
selamanya.
7. Laba ditahan dapat berkurang dengan adanya transaksi saham treasuri tapi tidak akan
pernah bertambah dengan adanya transaksi seperti diatas
Equity Financing

Akuntansi untuk saham treasuri (Accounting for Treasury Stock)

Ada 2 metode yang dipakai untuk pencatatan transaksi saham treasuri yang dapat diterima
umum:
1. Metode biaya atau harga perolehan (cost method)
di mana pembelian saham treasuri dianggap menimbulkan elemen modal yang tujuan akhirnya
masih akan ditentukan
2. Metode nilai pari (atau statuter)
di mana pembelian saham treasuri dipandang sebagai penghentian peredaran saham secara
efektif atau konstruktif

Metode Biaya (Cost Method)

1. Pembelian saham treasuri dicatat dengan cara:


Dr Saham Treasuri xx
Cr Kas xx
2. Harga perolehan ditentukan menurut harga pasar saham yang berlaku dan tidak dihubungkan
dengan harga penerbitan awal saham.
3. Saldo saham treasuri dilaporkan dalam neraca sebagai pengurangan terhadap total ekuitas
pemegang saham.
4. Jika Saham treasuri akan disimpan selamanya, maka saldo debet dalam perkiraan saham
treasuri dieliminasi dengan mengalokasikan jumlah yang setara pada perkiraan modal saham,
atau tambahan modal setoran atau laba yang ditahan
5. Jika saham treasuri dijual, maka selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan
dilaporkan sebagai penambahan atau pengurangan ekuitas pemegang saham

Contoh:

Metode biaya dalam akuntansi untuk saham treasuri


(Cost Method of Accounting for Treasury Stock)

1997
Perseroan yang baru didirikan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa, nilai pari Rp 100
dengan harga jual Rp 150 per lembar saham.

Cash 1.500.000
Common Stock 1.000.000
Paid-in Capital in excess of par 500.000

Laba bersih untuk operasi tahun pertama sebesar Rp 300.000

Income Summary 300.000


Retained Earning 300.000

1998
Dibeli 1.000 lembar saham biasa sendiri dengan harga Rp 160

Treasury Stock 160.000


Cash 160.000
Equity Financing

Neraca setelah perolehan saham treasuri

Modal setoran:
Saham Biasa 1.000.000
Agio atas nilai pari 500.000
Laba yang ditahan 300.000 +
Jumlah 1.800.000
Dikurangi saham treasuri (sebesar harga perolehan) 160.000 -
Jumlah ekuitas pemegang saham 1.640.000

Dijual 200 lembar saham treasuri seharga Rp 200 per lembar

Cash 40.000
Treasury Stock 32.000
Paid-in Capital from Treasury Stock 8.000

Dijual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp 140 per lembar

Cash 70.000
Paid-in Capital from Treasury Stock 8.000
Retained Earnings 2.000
Treasury Stock 80.000

Dihentikan peredaran 300 lembar saham treasuri untuk selamanya

Common Stock 30.000


Paid-in Capital in excess of par 15.000
Retained Earnings 3.000
Treasury Stock 48.000

Metode Nilai Pari atau Nilai Statuter (Par or stated Value Method)

Dalam metode ini, setiap pembelian saham treasuri dianggap pengunduran diri sekompok
pemegang saham.
Setiap terjadi penjualan atau penerbitan kembali saham treasuri berarti dianggap masuknya
kelompok pemegang saham baru, sehingga diperlukan ayat jurnal yang memperlihatkan adanya
pengaruh dari investasi kelompok tersebut.

Contoh:

Metode Nilai Pari dalam akuntansi untuk saham treasuri


(Par (or Stated) Value Method of Accounting for Treasury Stock)

1997
Perseroan yang baru didirikan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa, nilai pari Rp 100
dengan harga jual Rp 150 per lembar saham.

Cash 1.500.000
Common Stock 1.000.000
Paid-in Capital in Excess of Par 500.000
Equity Financing

Laba bersih untuk operasi tahun pertama sebesar Rp 300.000

Income Summary 300.000


Retained Earnings 300.000

1998
Dibeli 1.000 lembar saham biasa sendiri dengan harga Rp 160 per lembar

Treasury Stock 100.000


Paid-in Capital in Excess of par 50.000
Retained Earnings 10.000
Cash 16.000
Equity Financing

Maka Ekuitas Pemegang Saham memperlihatkan:

Ekuitas Pemegang Saham (Stockholders’ Equity)

Contributed Capital:
Common Stock 1.000.000
-/- Treasury Stock at par value 100.000 -
900.000
Paid-in Capital in Excess of par 450.000 + 1.350.000
Retained Earnings 290.000 +
Total Stockholders’ Equity 1.640.000

Dijual 200 lembar saham treasuri dengan harga Rp 200 per lembar

Cash 40.000
Treasury Stock 20.000
Paid-in Capital in Excess of Par 20.000

Dijual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp 140 per lembar

Cash 70.000
Treasury Stock 50.000
Paid-in Capital in Excess of Par 20.000

Dihentikan peredaran 300 lembar saham treasuri

Common Stock 30.000


Treasury Stock 30.000

Perbandingan Pengaruh terhadap Ekuitas Pemegang Saham


(Comparison of Stockholders’ Equity)
Cost Method Par Value
(Harga Perolehan) Method
Contributed Capital :
Common Stock 970.000 970.000
Paid-in Capital in Excess of Par 485.000 490.000
Retained Earnings 295.000 290.000
Total Contributed Capital and Retained 1.750.000 1.750.000
Earnings
Less Treasury Stock 0 0
Total Stockholders’ Equity 1.750.000 1.750.000
Equity Financing

Hibah Saham Treasuri (Donated Treasury Stock)

Saham treasuri yang diperoleh melalui hibah dapat berguna bagi perusahaan antara lain:
1. Membantu perusahaan menambah modal dengan menjual kembali saham tersebut
2. Menghilangkan defisit
3. Menghibahkan persentase tertentu, sehingga proporsi hak milik dalam perusahaan tidak
berubah

Jika tidak ada dasar penilaian yang obyektif, perolehan saham treasuri melalui hibah dapat
dilaporkan dengan ayat memorandum.
Setelah saham hibah dijual, maka ayat jurnalnya:
Dr Kas xx
Cr Tambahan Modal Setoran xx

Jika saham treasuri diperoleh dari hibah dan nilai pasar saham diketahui, maka transaksi itu
akan dicatat seperti biasa apakah memakai metode biaya atau metode nilai pari.
Tapi perkiraan kreditnya adalah modal setoran dari hibah

HAK, WARAN DAN OPSI ATAS SAHAM


(Stock Rights, Warrants, and Options)
Perseroan dapat memberikan hak, waran dan opsi atas saham yang memperbolehkan
pembelian saham perseroan selama periode tertentu (periode pelaksanaan) dengan harga
tertentu (harga pelaksanaan)
Perbedaan hak, waran dan opsi:
1. Hak atas saham Æ diberikan kepada para pemegang saham yang ada untuk memungkinkan
mereka mempertahankan proporsi hak milik mereka jika ada penerbitan saham baru
2. Waran atas saham Æ dijual oleh perseroan untuk memperoleh kas, pada umumnya dalam
kaitannya dengan sekuritas lainnya
3. Opsi atas saham Æ diberikan kepada para pejabat atau karyawan perseroan, kadang-
kadang sebagai bagian dari program kompensasi

Maksud perusahaan menawarkan hak, waran atau opsi yaitu:


• Menambah modal
• Mendorong penjualan kelas sekuritas tertentu
• Kompensasi atas jasa yang diterima perusahaan

Periode pelaksanaan untuk waran dan opsi umumnya lebih lama dibandingkan hak atas saham.
Waran dan hak atas saham dapat diperdagangkan bebas di antara para investor.
Sedangkan opsi hanya diperdagangkan sebatas untuk orang-orang atau kelompok tertentu saja
yaitu kepada siapa opsi tersebut diberikan.

Hak atas Saham (Stock Rights)

Saat perusahaan mengumumkan diberikan hak untuk membeli tambahan modal saham, maka
direksi perseroan akan menetapkan tanggal kapan hak tersebut akan diberikan atau diterbitkan.
Semua para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal penerbitan akan dicatat untuk
menerima hak.
Jadi antara tanggal pengumuman hak dan penerbitan hak, saham tersebut di anggap menjual
right on.
Setelah hak itu diterbitkan, maka saham tersebut menjual ex-right dan hak tersebut dapat dijual
secara terpisah oleh orang-orang yang menerimanya dari perseroan.
Equity Financing

Tanggal kadarluwarsa juga ditentukan pada saat hak tersebut diumumkan, dan hak tidak yang
tidak dimanfaatkan sampai tanggal kadarluwarsa tidak bernilai lagi.
Akuntansi untuk hak atas saham oleh penerbit
(Accounting for Stock Rights by the Issuer)

Jika hak atas saham diterbitkan bagi para pemegang saham, maka yang perlu dibuat hanya
memo yang menunjukkan jumlah lembar saham yang dapat dimiliki berdasarkan hak yang
beredar. Informasi ini diperlukan agar perusahaan menyediakan saham yang belum diterbitkan
atau yang dibeli kembali dalam masalah yang memadai untuk memenuhi ketentuan hak atas
saham tersebut.
Atas penyerahan hak dan penerimaan pembayaran sebagaimana digariskan oleh hak tersebut,
diterbitkanlah saham dan dibuat satu jurnal memori untuk mencatat penurunan jumlah lembar
hak yang beredar disertai satu jurnal untuk mencatat penjualan saham.
Informasi yang berkaitan dengan hak atas saham yang masih beredar harus dilaporkan dalam
neraca perseroan sehingga pengaruh dari penggunaan atas hak yang masih tersisa dapat
ditentukan.

Akuntansi untuk hak atas saham oleh Investor


(Accounting for Stock Rights by the Investor)

Penerimaan hak atas saham oleh para pemegang saham dapat dibandingkan dengan
penerimaan dividen saham. Perseroan sama sekali tidak melakukan distribusi aktiva dan ekuitas
pemegang saham tidak berubah.
Investasi pemegang saham berupa:
• Jumlah lembar saham yang diperoleh sebelumnya
• Oleh hak yang mempunyai nilai tertentu jika hak ini memberikan kemungkinan baginya untuk
membeli saham dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar yang berlaku.

Keadaan ini memerlukan pengalokasian harga perolehan antara modal saham dan hak atas
saham. Karena saham dan atas saham mempunyai nilai yang berbeda maka pembagiannya
harus dilakukan berdasarkan nilai pasar relatif pada tanggal hak tersebut diterbitkan.
Sebagai akibatnya, saham dan hak atas saham diperlakukan secara terpisah.

Contoh:

Pada tahun 1997, PT A membeli sebanyak 100 lembar saham biasa PT B dengan harga Rp 180
per lembar.
Pada tahun 1998, perseroan ini memberikan hak untuk membeli 1 lembar saham biasa dengan
harga Rp 110 untuk setiap 5 lembar hak atas saham yang dimilikinya.
Dengan demikian, PT A menerima 100 hak yaitu 1 hak untuk setiap lembar saham yang
dimilikinya.
Akan tetapi karena diperlukan 5 hak untuk mendapatkan 1 lembar saham, maka dengan 100
hak tersebut PT A hanya akan memesan sebanyak 20 lembar saham baru.
Harga perolehan investasi PT A semua sebesar Rp 18.000 sekarang berlaku untuk 2 jenis
ekuitas atau aktiva, yaitu berupa saham dan hak atas saham.
Harga perolehan ini dibagi berdasarkan nilai pasar relatif dari setiap sekuritas tersebut pada
tanggal diterbitkannya hak atas saham bagi para pemegang saham.
Alokasi harga perolehan dapat dilihat di bawah ini:
Equity Financing

Harga perolehan untuk Nilai pasar hak atas saham Harga


hak atas saham Nilai pasar saham Ex-right + X perolehan saham
nilai pasar hak atas saham mula-mula
Harga perolehan untuk Nilai pasar saham Ex-right Harga
saham Nilai pasar saham Ex-right + X perolehan saham
nilai pasar hak atas saham mula-mula

Dimisalkan bahwa setiap saham PT B dijual dengan harga Rp 131 ex-right per lembar, dan hak
atas saham dijual seharga Rp 4 untuk setiap hak.
Maka alokasi harga perolehan akan dilakukan sebagai berikut:

Untuk hak 4
atas saham = ----------- * 18.000 = 533 (dibulatkan)
131 + 4

533 : 100 = Rp 5.33 harga perolehan untuk setiap hak atas saham

untuk saham = 18.000 – 533 = 17.467 (17.467 : 100 = 174,67 harga perolehan per lembar
saham)

ayat jurnal berikut ini dapat dibuat untuk mencatat pengalokasian di atas:

Investasi dalam hak atas saham PT B 533


Investasi dalam saham biasa PT B 533
Diterima 100 hak yang mengizinkan pembelian 20 saham seharga Rp 110 per
lembar

Harga perolehan yang ditetapkan untuk hak tersebut digunakan untuk menentukan besarnya
keuntungan atau kerugian yang timbul dari penjualan hak atas saham.
Misalkan bahwa hak atas saham dalam contoh di atas dijual dengan harga Rp 4,5 setiap hak,
maka ayat jurnal untuk transaksi ini yaitu:

Kas 450
Kerugian dari penjualan hak atas saham PT B 83
Investasi dalam hak atas saham PT B 533

Jika hak atas saham digunakan dan tidak dijual, maka harga perolehan atas saham baru yang
diperoleh akan terdiri dari harga perolehan yang ditetapkan untuk hak atas saham ditambah
dengan kas yang dibayarkan untuk dapat memakai hak tersebut.
Diasumsikan bahwa tanpa menjual hak atas saham, PT A menggunakan haknya untuk membeli
sebanyak 20 lembar saham tambahan dengan hraga Rp 110 per lembar.
Ayat jurnal untuk transaksi tersebut yaitu:

Investasi dalam saham PT B 2.733


Investasi dalam hak atas saham PT B 533
Kas 2.200
Penggunaan hak atas saham dgn membeli 20 lembar saham seharga Rp 110 /lbr

Dengan memakai hak atas saham, maka catatan pembukuan PT A akan menunjukkan saldo
investasi sebesar Rp 20.200 yang terdiri dari 2 kumpulan saham, yakni sebagai berikut:
Equity Financing

Kumpulan 1 (pembelian tahun 1997) 100 lembar =


(17.467 : 100 = 174,67, harga perolehan per lembar saham, yang disesuaikan
dengan adanya hak atas saham 17.467
Kumpulan 2 (pembelian tahun 1998) 20 lembar =
(2.733 : 20 = 136.65, harga perolehan per lembar saham, diperoleh melalui
penggunaan hak atas saham 2.733
Jumlah 20.200

Harga perolehan ini merupakan dasar untuk menghitung keuntungan atau kerugian atas
penjualan saham di masa mendatang.
Jika terjadi satu atau beberapa hak atas saham yang dimiliki tidak dapat digunakan untuk
membeli saham karena tidak mencukupi, ada beberapa alternatif yang tersedia bagi pemegang
saham yaitu:
Membiarkan begitu saja
Menjual hak tersebut dan melaporkan keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut
Menaham sisa hak tersebut dan membeli lagi kekurangannya dari pemegang saham lainnya
sehingga dapat memenui syarat untuk membeli 1 lembar saham lagi.

Contoh:
Seorang pemilik 100 lembar saham menerima 100 hak atas saham, di mana 6 hak atas saham
diperlukan untuk membeli 1 lembar saham baru.
Artinya pemilik saham tersebut hanya dapat memakai 96 hak untuk membeli 16 lembar saham
baru.
Dengan demikian masih ada 4 lembar saham yang belum terpakai.

Jika hak atas saham itu diabaikan sampai kadarluwarsa, maka harga pokok yang ditetapkan
untuk hak ini harus dihapuskan sebagai kerugian.

Waran atas Saham


(Stock Warrants)

Waran dapat dijual dalam kaitan dengan sekuritas jenis lain sebagai suatu penarik untuk
sekuritas tersebut.
Contoh:
Waran untuk membeli saham biasa suatu perseroan dapat diterbitkan bersama-sama dengan
obligasi untuk mendorong para investor agar tertarik membeli obligasi tersebut.

Waran akan bernilai jika harga beli dengan memanfaatkan waran tersebut jauh lebih rendah
dibanding dengan nilai pasar, apakah yang berlaku sekarang atau yang mungkin akan terjadi di
kemudian hari, dari sekuritas yang dapat dibeli dengan memanfaatkan waran tesebut.
Waran dapat diterbitkan bersama-sama dengan sekuritas lainnya, dapat sama-sama berdiri
sendiri atau saling tergantung.
Waran yang berdiri sendiri (detachable warrant) mirip dengan hak atas saham karena dapat
diperdagangkan secara terpisah dari sekuritas yang semula diterbitkan bersama-sama dengan
waran tersebut.
Waran yang tidak dapat berdiri sendiri (nondetachable warrant) tidak dapat dipisahkan dari
sekuritas yang diterbitkan bersama-sama dengan waran tersebut.

Menurut APB dalam Opinion no 14 merekomendasikan penetapan sebagian dari harga


penerbitan sekuritas hutang sebagai waran atas saham yang dapat berdiri sendiri dan
mengklasifikasikannya sebagai bagian dari modal sendiri.
Nilai yang ditetapkan untuk waran ditentukan berdasarkan prosedur yang sama dengan lebih
yang telah dijelaskan dalam kaitannya dengan hak atas saham dan dicerminkan dalam
persamaan berikut:
Equity Financing

Nilai yang ditetapkan = Jumlah harga X nilai pasar wajar dari waran
Untuk waran penerbitan nilai pasar wajar dari + nilai pasar wajar
Sekuritas tanpa waran dari waran

Dalam Opinion no 14, mengatur tentang masalah waran yang dikaitkan dengan hutang dan
cukup logis untuk memperluas kesimpulan yang terdapat dalam opinion tersebut terhadap waran
yang dikaitkan dengan saham preferen.
Jadi jika waran mempunyai nilai pasar pada saat diterbitkan, maka perkiraan ekuitas tersendiri
akan di kredit sebesar porsi harga penerbitan yang ditetapkan untuk waran.
Jika waran tersebut digunakan, nilai nominal untuk saham biasa adalah sebesar nilai yang
dialokasikan untuk waran ditambah dengan perolehan kas atas penerbitan saham biasa tersebut.
Jika hak tersebut dibiarkan saja sampai kadaluwarsa, maka nilai yang sudah ditetapkan atas
waran tersebut dapat dipindahkan ke perkiraan tambahan modal setoran yang permanen.

Contoh:
PT RD menjual 1.000 lembar saham preferen bernilai pari Rp 50 dengan harga Rp 58 per
lembar.
Sebagai insentif, agar orang mau membeli saham tersebut, perseroan memberikan waran yang
sifatnya dapat berdiri sendiri bagi setiap pembeli yang memungkinkan bagi mereka untuk
memesan sebanyak 1.000 lembar saham biasa bernilai pari Rp 20 dengan harga Rp 25 per
lembar.
Waran tersebut akan kadarluwarsa setelah 1 tahun terhitung sejak penerbitannya.
Segera setealh saham preferen tersebut diterbitkan, waran terjual Rp 3 setiap waran, dan nilai
pasar wajar dari saham preferen tersebut tanpa adanya unsur waran adalah Rp 57.
Hasil penjualan sebesar Rp 60.000 harus dialokasikan oleh PT RD sebagai berikut:

3
Nilai yang ditetapkan untuk waran = ------------- * 58.000 = 2.900
57 + 3

alokasi yang sama juga akan dilakukkan oleh investor dan waran tersebut akan diperlakukan
dengan prosedur yang sama dengan hak atas saham.

Ayat jurnal yang terdapat dalam pembukuan PT RD untuk mencatat penjualan saham preferen
yang bersamaan dengan waran yang dapat berdiri sendiri adalah sebagai berikut:

Kas 58.000
Saham Preferen, pari Rp 50 50.000
Agio atas nilai pari – saham preferen 5.100
Waran atas saham biasa 2.900

Jika waran tersebut digunakan, ayat jurnal untuk mencatat penerbitan saham biasa adalah:

Waran atas saham biasa 2.900


Kas 25.000
Saham biasa, pari Rp 20 20.000
Agio atas nilai pari, saham biasa 7.900

Ayat jurnal tetap sama tanpa melihat apakah pada tanggal penerbitan terdapat harga pasar
untuk saham biasa atau tidak.

Jika waran dalam contoh di atas dibiarkan kadarluwarsa, maka ayat jurnal yang dibuat adalah:”

Waran atas saham biasa 2.900


Tambahan modal setoran dari waran yang
Equity Financing

kadarluwarsa 2.900

Jika waran tersebut tidak berdiri sendiri, maka sekuritas bersangkutan dianggap tidak dapat
dipisahkan, dan tidak akan ada alokasi yang dilakukan untuk mengakui nilai waran.
Seluruh hasil penjualan dinyatakan sebagai nilai dari sekuritas yang dikaitkan dengan waran
tersebut.
Kesimpulannya untuk waran yang tidak berdiri sendiri, perlakuan akuntansinya sama dengan
sekuritas konvertibel, seperti obligasi konvertibel.

Opsi atas saham yang diterbitkan bagi karyawan


(Stock Options Issued to Employees)

Ada banyak perusahaan yang menganut berbagai jenis program opsi saham untuk memberikan
kemungkinan bagi para eksekutif serta karyawan lainnya untuk membeli saham perusahaan
yang dimaksudkan sebagai suatu bentuk kompensasi, terutama jika ditujukan atau terbatas
hanya bagi para anggota eksekutif saja.
Program seperti ini disebut program kompensasi, dimana berbeda dengan program
nonkompensasi yang ditawarkan bagi semua karyawan tetap dengan dasar yang sama.
Program nonkompensasi secara umum memberikan kemungkinan untuk membeli saham
dengan diskonto yang relatif kecil dari harga saham yang berlaku di bursa.

Tidak ada masalah akuntansi khusus yang timbul dari program opsi saham nonkompensasi.
Saham yang diterbitkan dengan penggunaan opsi dicatat secara biasa, yaitu sebagai
penambahan saham biasa atau saham preferen termasuk penambahan agio atas nilai pari atau
nilai statuter.
Harga saat penerbitan adalah sebesar jumlah yang diterima yaitu harga yang berlaku.

Pengukuran besarnya beban kompensasi


(Measuring Compensation Expense)

Salah satu masalah penting yang berkaitan dengan program opsi atas saham adalah mengenai
masalah tanggal pengukuran yang tepat yaitu kapan nilai opsi atas saham harus ditentukan.
Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan yaitu:
1. Tanggal dimulai program (tanggal program)
2. Tanggal suatu opsi diberikan kepada pihak penerima tertentu (tanggal pemberian)
3. Tanggal di mana pihak penerima pertama kali menggunakan suatu opsi (tanggal mulai
berlaku)
4. Tanggal di mana pihak penerima benar-benar menggunakan suatu opsi (tanggal
penggunaan)
5. Tanggal di mana pihak penerima menjual saham yang diperoleh (tanggal penjualan)
6. Pada saat terdapatnya faktor-faktor variabel, yaitu tanggal di mana baik jumlah lembar
saham maupun harga saham pertama sekali diketahui.

APB (Accounting Principles Board) telah menetapkan tanggal pengukuran yang tepat adalah
saat pertama sekali kedua hal ini diketahui yaitu:
1. Banyaknya saham yang akan diberikan kepada seorang karyawan
2. Harga opsi atau harga penggunaan opsi jika ada

Untuk program yang bersifat tetap, yaitu program di mana jumlah lembar saham serta harga
dengan menggunakan opsi ditetapkan pada tanggal pemberian opsi, tanggal pengukuran yang
digunakan pada umumnya adalah pemberian opsi.
Akan tetapi program yang bersifat tidak tetap, sering menggunakan tanggal mulai berlaku atau
tanggal penggunaannya.
Equity Financing

Besarnya beban kompensasi yang diakui untuk suatu program kompensasi adalah kelebihan
harga pasar pada tanggal pengukuran terhadap harga dengan menggunakan opsi yang berlaku.
Jika seorang majikan hanya akan mengakui adanya beban kompensasi jika harga dengan
penggunaan opsi lebih rendah daripada harga pasar pada tanggal pengukuran.

Masalah yang ada setelah beban kompensasi ini telah diakui dan jumlahnya ditetapkan yaitu
mengenai penentuan kapan beban kompensasi tersebut harus diakui.
Secara umum, beban kompensasi harus dibebankan ke periode berjalan dan periode mendatang
pada saat para karyawan memberikan jasa sebagai dasar pemberi opsi tersebut.
Periode yang sudah lewat tidak boleh disesuaikan.
Program opsi dapat menetapkan satu atau beberapa periode pemberian jasa, atau hal ini dapat
dilihat dari pola-pola pemberian imbalan atau penghargaan di masa lalu.
Jika terdapat beberapa periode di mana karyawan bekerja sebelum saham diterbitkan, maka
perseroan harus menangguhkan beban kompensasi dalam setiap periode yang terkait.
Jika tanggal pengukuran adalah setelah tanggal pemberian, maka beban kompensasi untuk
setiap periode sebelum tanggal pengukuran harus diestimasi berdasarkan harga pasar saham
yang t ercatat di bursa pada akhir setiap periode.

Pencatatan Opsi Saham Kompensasi – Program Tetap


(Recording Compensatory Stock Options – fixed Plans)

Untuk menggambarkan perlakukan akuntansi untuk opsi saham kompensasi dalam suatu
program yang bersifat tetap, yaitu:
Diasumsikan pada tanggal 31 desember 1995, dewan direksi PT DC telah menyetujui pemberian
opsi saham untuk menambah gaji beberapa anggota eksekutif tertentu.
Opsi ini memungkinkan mereka untuk membeli 10.000 lembar saham biasa bernilai pari Rp 10
dengan harga Rp 47,50 per lembar.
Harga saham pada tanggal pemberian tersebut adalah Rp 50 per lembar.
Opsi itu dapat digunakan mulai tanggal 1 januari 1998, tapi hal ini juga hanya dapat dilakukan
oleh anggota eksekutif yang masih bekerja di perusahaan dan opsi tersebut akan berakhir masa
berlakunya pada akhir tahun 1999.
Semua opsi digunakan pada tanggal 31 desember 1998, yaitu pada saat saham biasa dengan
nilai pari Rp 10 tercatat di pasar dengan harga Rp 60 per lembar.

Nilai opsi pada tanggal pemberian yang sama dengan beban kompensasi ditentukan sebagai
berikut:
Nilai pasar saham pada tanggal 31 desember 1995, 10.000 lembar
saham dengan harga Rp 50 per lembar. 500.000
Harga dengan menggunakan opsi, 10.000 lembar saham, Rp 47.50 per
lembar 475.000
Nilai opsi saham (beban kompensasi) 25.000

Persyaratan pemberian opsi tersebut menunjukkan bahwa opsi dikaitkan dengan jasa yang akan
diberikan untuk periode mulai dari tanggal pemberian sampai dengan tanggal mulai berlakunya
opsi atau untuk tahun 1996 dan 1997.

Ayat-ayat jurnal berikut ini dibuat oleh perseroan untuk mencatat pemberian opsi, hak opsi
tahunan akrual dan penggunaan opsi.

31 Des’95 pemberian opsi saham kompensasi


Equity Financing

(ayat jurnal memori) Diberikan opsi kepada para anggota eksekutif untuk membeli
10.000 lembar saham biasa dengan harga Rp 47,50 per lembar. Opsi mulai
berlaku tanggal 1 januari 1998 dengan syarat bahwa anggota eksekutif yang
bersangkutan masih bekerja di perusahaan sampai dengan tanggal tersebut. Opsi
ini akan kadaluwarsa pada tanggal 31 desember 1999. nilai opsi pada tanggal 31
desember 1995 adalah Rp 25.000 (nilai pasar saham Rp 500.000, harga dengan
memakai opsi Rp 475.000)
31 des’96 Mencatat pengkreditan atas kompensasi dan opsi saham akrual untuk tahun 1996.
nilai opsi saham Rp 25.000; periode jasa yang dicakup oleh program adalah tahun
1996 dan 1997; biaya yang diperhitungkan untuk tahun 1996 yaitu :
½ * 25.000 = 12.500
Biaya kompensasi bagi eksekutif 12.500
Kredit atas program opsi saham 12.500
31 des’97 Mencatat pengkreditan atas kompensasi dan opsi saham akrual untuk tahun 1997:
½ * 25.000 = 12.500
Biaya kompensasi bagi eksekutif 12.500
Kredit atas program opsi saham 12.500
31 des’98 Mencatat penggunaan opsi saham; kas diterima atas penjualan 10.000 lembar
saham rp 47,50 atau total Rp 47.500; nilai pari saham yang diterbitkan, 10.000
lembar Rp 10 atau Rp 100.000
kas 475.000
Kredit atas program opsi saham 25.000
Saham biasa 100.000
Agio atas nilai pari 400.000

Kompensasi akrual yang dicatat pada perkiraan Kredit atas Program Opsi Saham dilaporkan
sebagai Tambahan Modal Setoran karena mencerminkan investasi atas jasa yang diberikan oleh
para karyawan yang diperkirakan akan dibayarkan melalui penerbitan modal asham dengan
harga yang sudah dikurangi.
Jika opsi sama kadaluwarsa apakah karena:
• Kegagalan para karyawan untuk memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan atas opsi
tersebut
• Adanya perubahan harga sehingga mengakibatkan penggunaan opsi tidak menarik lagi
Maka saldo perkiraan tersebut harus dihapuskan dengan mengurangi beban kompensasi dalam
periode selanjutnya.

Pencatatan Opsi Saham Kompensasi – Program yang tidak tetap


(Recording Compensatory Stock Options – Variable Plans)

Dalam program opsi saham yang bersifat tidak tetap (variable plan) umumnya menggunakan
tanggal mulai berlakunya atau tanggal penggunaan opsi sebagai tanggal pengukuran dan bukan
tanggal saat diberikannya opsi, yang dikarenakan pada tanggal inilah pada umumnya baik
jumlah saham maupun harga opsi pertama sekali ditentukan.
Hal ini menimbulkan permasalahan dalam pencatatan beban kompensasi selama periode antara
tanggal pemberian dan tanggal penggunaan opsi.
Untuk itu interpretasi FASB no 28 telah mempersyaratkan pengakrualan atas beban kompensasi
untuk program yang bersifat tidak tetap selama periode yang sesuai dengan saat diterimanya
jasa.
Interprestasi tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan nilai pasar, entah naik atau turun,
antara tanggal pemberian dan tanggal pengukuran akan mengakibatkan terjadinya perubahan
pengukuran kompensasi yang dikaitkan dengan opsi.
Jika kuotasi harga pasar tidak tersedia, maka estimasi yang terbaik mengenai nilai pasar harus
digunakan.
Penyesuaian untuk setiap perubahan nilai akan ditunjukkan dalam periode saat terjadinya
perubahan dan saldo baru disebar ke periode berjalan dan periode mendatang.
Equity Financing

Contoh:
Diasumsikan ketentuan pemberian opsi yang ditawarkan oleh PT DC bersifat tetap dan tanggal
pengukuran terjadi setelah tanggal pemberian, maka akan diperlukan ayat jurnal yang berbeda
dengan yang pencatatan opsi – program tetap.
Dimisalkan bahwa pada tanggal 31 des 1995, para anggot eksekutif PT DC diberi hak untuk
membeli 10.000 lembar saham biasa bernilai pari Rp 10 dengan harga 80% dari harga pasar
pada tanggal 31 des 1997, yaitu 2 tahun setelah tanggal pemberian.
Dalam hal ini tangal 31 des 1997 merupakan tanggal pengukuran karena pada tanggal inilah
pertama sekali harga opsi tersebut diketahui.
Agar memenuhi syarat untuk membeli saham tersebut, para anggota eksekutif harus masih
bekerja di perusahaan sampai tanggal penggunaan opsi, yaitu tanggal 31 des 1998.
Harga pasar saham tersebut adalah sebagai berikut:
• 31 desember 1995, yaitu tangal diberikannya opsi Rp 50 per lembar
• 31 desember 1996, akhir tahun pertama periode pemberian jasa Rp 60
• 31 desember 1997, akhir tahun kedua pemberian jasa, Rp 65
• 31 desember 1998 yaitu tanggal berlakunya opsi Rp 80

ayat jurnal serta perhitungan yang diperlukan untuk mencatat hak opsi tahunan akrual serta
penggunaan opsi dalam program opsi saham yang bersifat tidak tetap:

31 des’96 Mencatat estimasi beban kompensasi akrual tahun 1996, harga pasar saham
tanggal 31 desember 1996 adalah Rp 60 per lembar.
Estimasi harga dengan memakai opsi, 80% dari 60 atau sebesar Rp 48.
Estimasi nilai opsi per lembar Rp 12 (60-48)
Jumlah total kompensasi Rp 120.000 (12 * 100.000)
Periode perolehan jasa, 3 tahun atau Rp 40.000 per tahun
Beban kompensasi bagi eksetutif 40.000
Kredit atas program opsi saham 40.000
31 des’97 Mencatat beban estimasi akrual tahun 1997.
Harga pasar saham pada tanggal 31 desember 1997 Rp 65 per lembar
Estimasi harga dengan menggunakan opsi , 80% dari Rp 65 atau Rp 52.
Jumlah total kompensasi 130.000 (13 * 10.000)
Kompensasi yang diakui untuk tahun 1996, Rp 40.000
Kompensasi yang disesuaikan karena adanya perubahan harga pasar, yang akan
diakui pada tahun 1997 Rp 46.667 (130.000 : 3) ditambah sebesar Rp 3.334
kekurangan dari tahun 1996
Beban kompensasi bagi eksetutif 46.667
Kredit atas program opsi saham 46.667
31 des’98 Mencatat beban kompensasi pada tahun 1998 yang sudah disesuaikan dan
penerbitan saham
Beban kompensasi bagi eksetutif 43.333
Kredit atas program opsi saham 43.333
Kas 520.000
Kredit atas program opsi saham 130.000
Saham biasa 100.000
Agio atas nilai pari 550.000
Equity Financing

Perhitungan:

Kompensasi Biaya akrual per tahun


Per agregat %tase Akrual
Harga saham akrual sampai
Tgl pasar tanggal 1996 1997 1998
ini
31/12/9 Rp 60 * Rp 12 120.000 33 1/3% 40.000 40.000
6
46.667 46.667
31/12/9 Rp 65 * Rp 12 130.000 66 2/3% 86.667
7
43.333 43.333
31/12/8 Rp 65 * Rp 12 130.000 100% 130.000
8
* nilai pada tanggal pengukuran

Pengungkapan Opsi atas Saham


(Disclosure of Stock Options)

Jika terdapat program opsi atas saham, maka harus dibuat pengungkapan mengenai status opsi
atau program tersebut pada akhir periode pelaporan, termasuk jumlah saham menurut opsi,
harga opsi, dan jumlah opsi yang dapat digunakan.
Informasi mengenai opsi yang telah dipakai harus disediakan, meliputi jumlah opsi yang telah
digunakan dan harga opsi.

Konversi Saham
(Stock Conversions)
Para pemegang saham dengan syarat perjanjian atau kebijakan tertentu, dimungkin untuk
menukarkan sahamnya dengan saham dari kelas lain. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang
diakui dalam konversi ini karena konversi merupakan suatu pertukaran satu ekuitas dengan
ekuitas yang lain.
Dalam hal tertentu penukaran itu dapat mempengaruhi perkiraan modal setoran saja, dalam hal
lain penukaran itu mungkin mempengaruhi perkiraan modal maupun laba yang ditahan dapat
dipengaruhi.

Contoh:
Modal PT Elia pada tanggal 31 Desember 1994 adalah sebagai berikut:
Saham preferen, pari Rp 100, 10.000 lembar 1.000.000
Agio atas nilai pari preferen 100.000
Saham biasa, nilai statuter Rp 25, 100.000 lembar 2.500.000
Agio atas nilai statuter saham biasa 500.000
Laba yang ditahan 1.000.000
Saham preferen dapat dikonversi dengan saham biasa setiap saat sekehendak pemegang
saham.

Kasus 1:
Dimisalkan syarat konversi mengizinkan penukaran setiap lembar saham preferen dengan 4
lembar saham biasa.
Pada tanggal 31 desember 1994, 1.000 lembar saham preferen ditukarkan dengan 4.000 lembar
saham biasa.
Equity Financing

Jumlah yang semula dibayarkan untuk saham preferen, yaitu Rp 110.000, sekarang merupakan
hak milik yang diidentifikasikan dengan 4.000 lembar saham biasa dengan total nilai statuter
sebesar Rp 100.000. Konversi ini dicatat oleh penerbit sbb:

Saham Preferen, pari Rp 100 100.000


Agio atas nilai pari 10.000
Saham biasa, nilai statuter Rp 25 100.000
Agio atas nilai statuter saham biasa 10.000

Kasus 2:
Dimisalkan syarat konversi mengizinkan penukaran setiap lembar saham preferen dengan 5
lembar saham biasa.
Dalam pengkonversian ini, 1.000 lembar saham preferen dengan 5.000 lembar saham biasa,
penambahan saham biasa sebesar Rp 125.000 harus diakui walaupun penambahan itu hanya
disertai dengan penurunan sebesar Rp 110.000 saham preferen.
Kenaikan modal resmi yang berhubungan dengan penerbitan baru biasanya diselesaikan dengan
mendebit laba yang ditahan.
Konversi ini dicatat sbb:

Saham preferen, pari Rp 100 100.000


Agio atas nilai pari 10.000
Laba yang ditahan 15.000
Saham biasa, nilai statuter Rp 25 125.000
Equity Financing

PEMECAHAN SAHAM DAN KEBALIKAN PEMECAHAN SAHAM


(Stock Splits and Reverse Stock Splits)

Jika harga pasar saham tinggi dan dirasakan bahwa harga yang lebih rendah akan
menghasilkan pasaran yang lebih baik, dan distribusi pemilikan yang lebih luas, perusahaan
dapat mengesahkan untuk mengganti saham yang beredar dengan jumlah lembar saham yang
lebih banyak.
Contoh:
100.000 lembar saham, nilai pari Rp 100 ditukar dengan 500.000 lembar saham, nilai pari 20.
Pemegang saham akan menerima 5 lembar saham baru untuk setiap lembar saham yang
dimiliknya. Peningkatan jumlah saham yang beredar dengan cara ini disebut sebagai pemecahan
saham atau pemecahan saham naik (stock split up)
Sebaliknya penggantian saham yang beredar dengan jumlah saham yang lebih sedikit, mungkin
dapat dilakukan jika harga saham rendah dan dirasakan mungkin ada beberapa keuntungan
dengan mempunyai harga yang lebih tinggi. Pengurangan saham yang beredar dengan
menggabungkan saham disebut sebagai kebalikan pemecahan saham atau pemecahan saham
turun (stock split down)

Pengungkapan Modal Setoran Dalam Neraca


( Balance Sheet Disclosure of Contributed Capital)

Modal setoran dan unsur-unsur lainnya dalam neraca harus diungkapkan secara terpisah dari
Retained Earnings.
Dalam sisi modal setoran, penting untuk mengidentifikasikan kelas-kelas saham yang utama
dengan perkiraan tambahan modal setoran dari kelas saham bersangkutan.
Walaupun ada praktek yang lazim untuk melaporkan tambahan modal setoran dari setiap kelas
saham dalam satu jumlah saja, namun perkiraan-perkiraan terpisah harus disediakan dalam
buku besar untuk menunjukkan masing-masing sumber tambahan modal setoran, seperti:
Agio atas nilai pari atau ditetapkan
Tambahan modal setoran dan saham treasuri dari denda pemesanan saham atau dari hibah
Gambaran mengenai ciri-ciri utama setiap kelas saham seperti nilai pari atau nilai statuter,
preferensi dividen, atau persyaratan konversi, harus diungkapkan.
Jumlah saham yang diotorisasi, diterbitkan, dan yang beredar juga harus diungkapkan.
Equity Financing

Factors Effecting Retained Earnings


Retained Earning merupakan titik temu antara perkiraan-perkiraan neraca dan perhitungan
rugi laba.

Retained Earning
Decreases Increases
• Error Corrections • Error Corrections
• Some Changes in accounting principle • Some Changes in Accounting Principle
• Cash Dividends and Stock Dividends • Quasi-rearganization
• Net Loss • Net Income
• Treasury Stock transactions
• Stock conversions

Penyesuaian Periode Sebelumnya


(Prior-Period Adjustments)

Pengertian
Koreksi yang dilakukan atas kesalahan yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya,
ditemukan dan dikoreksi pada tahun berjalan dengan suatu penyesuaian ke laba yang di tahan.

Penyesuaian yang mengoreksi laba bersih periode-periode sebelumnya secara khusus akan
ditunjukkan sebagai bagian dari total perubahan laba yang ditahan, sebagai berikut:

Retained Earnings, saldo awal yang telah disesuaikan xx


+/- Penyesuaian periode sebelumnya xx
Retained Earnings, saldo awal yang telah disesuaikan xx
+/- net income berjalan / net loss tahun berjalan xx
xx
-/- Dividends xx
Retained Earnings, saldo akhir xx

Net Income

Sumber utama retained earning adalah net income yang dihasilkan perusahaan.
Retained Earning bertambah karena net income dan berkurang karena net losses. Jika operating
loss atau debit lainnya ke retained earning mengakibatkan saldo debit dalam perkiraan itu, maka
saldo debit itu disebut defisit (Deficit)

Dividends

Dividends adalah pembagian laba kepada stockholers of a corporation sebanding dengan


jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.
Pembagian itu dapat berbentuk:
1. Kas (Cash)
2. Aktiva lain (Other Assests)
3. Notes (in essence, these are defferred cash dividends)
4. Stock dividends

Pengecualiannya:
1. Dividen saham tertentu yang diterbitkan dalam bentuk pemecahan saham (some large stock
dividends)
Equity Financing

2. Dividen dalam likuidasi perusahaan (liquidating dividends)

Perubahan lain dalam laba yang ditahan


(Other Changes in Retained Earnings)

Perubahan yang paling umum dalam retained earning diakibatkan oleh earmomg atau losses
dan dividends. Sedangkan perubahan lainnya dapat terjadi yaitu diakibatkan oleh transaksi
saham treasuri, atau dari kuasi reorganisasi

Accounting for Dividends


Pembatasan atas laba yang ditahan

Faktor yang membatasi jumlah dividen:


1. Persyaratan kontrak, seperti perjanjian dengan para kreditor yang menetapkan penahanan
laba untuk menjamin pembayaran kembali hutang pada saat jatuh tempo
2. Kebijakan dewan direksi

Jika pembatasan pada laba bersifat material, maka umumnya diungkapkan pada laporan
keuangan.
Namun ada kalanya laba ditahan yang dibatasi itu dilaporkan di neraca terpisah dari jumlah yang
tidak dibatasi.
Bagian yang dibatasi dapat ditetapkan sebagai laba ditahan yang diapropriasi (dicadangkan)
Sedangkan bagian yang tidak dibatasi sebagai laba di tahan yang tidak diapropriasi (bebas)

Contoh:
Tanggal 1 januari 1996 Menara Company membatasi 100.000 dari 600.000 saldo laba yang
ditahannya untuk kemungkinan perluasan pabrik. Ayat jurnal yang diperlukan:

Laba yang ditahan 100.000


Apropriasi laba yang ditahan 100.000

Maka neraca sesudah ayat jurnal ini akan mencerminkan kedua perkiraan laba yang ditahan itu:

Laba ditahan yang diapropriasi 100.000


Laba ditahan yang tidak diapropriasi 500.000 +
Total laba yang ditahan 600.000

Jika tanggal 15 juni Menara company memutuskan tidak jadi memperluas pabriknya, dan
menghapus saldo laba ditahan yang diapropriasi, maka jurnalnya:

Apropriasi laba yang ditahan 100.000


Laba yang ditahan 100.000

Pengakuan dan Pembayaran Dividen


(Recognition and Payment of Dividends)

Ada 3 tanggal penting dalam pengakuan dan pembayaran dividen:


1. Tanggal pengumuman (date of declaration)
2. Tanggal pencatatan (date of record)
Equity Financing

3. Tanggal pembayaran (date of payment)

Dividen Kas
(Cash Dividends)

Dividen yang paling umum adalah cash dividend. Dividends ini menyebabkan penurunan
retained earning dan kas.

Contoh:
Jurnal untuk pengumuman dan pembayaran dividen sebesar 100.000 adalah sebagai berikut:
Retained Earnings 100.000
Dividends Payable 100.000
Dividends Payable 100.000
Cash 100.000

Dividen Harta
(Property Dividends)

Pembagian kepada para pemegang saham yang dapat dibayar dengan aktiva selain kas
biasanya disebut Property Dividend
Property dividend biasanya terjadi pada perseroan yang bersifat tertutup.
Jenis pengalihan hak kadang-kadang disebut sebagai transfer tanpa timbal balik kepada para
pemegang, karena tidak ada yang diterima oleh perusahaan sebagai imbalan dari distribusinya
kepada para pemegang saham.
Pengalihan ini harus dicatat dengan memakai nilai pasar yang wajar dari aktiva yang
didistribusikan dan selisih antara nilai terbawa dalam pembukuan perusahaan yang menerbitkan
dengan nilai pasar yang wajar aktiva, diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Property
Dividend dinilai dengan nilai terbawa jika nilai pasar yang wajar tidak dapat ditentukan

Contoh:
PT Bingo memiliki 100.000 saham dari PT Tri, harga perolehan Rp 2.000.000, nilai pasar
wajarnya Rp 3.000.000, dan perusahaan ingin mendistribusikan saham itu kepada para
pemegang sahamnya.
Ada 1.000.000 lembar saham PT Bingo yang beredar. Karena itu, dividen 1/10 dari saham PT Tri
diumumkan untuk setiap lembar saham Bingo yang beredar.
Ayat jurnal untuk pengumuman, pembayaran dividen adalah:

Retained Earnings 3.000.000


Property Dividends Payable 2.000.000
Gain on Distribution of Property Dividends 1.000.000

Property Dividends Payable 2.000.000


Investment in PT Tri Stock 2.000.000

Dividen Saham
(Stock Dividends)

Perusahaan dapat membagi tambahan saham perusahaan kepada para pemegang saham
sebagai Stock Dividend.

Akuntansi untuk dividen saham oleh Penerbit

Stock Dividend biasanya mencakup:


1. Kapitalisasi laba yang ditahan
Equity Financing

2. Pembagian saham biasa kepada pemegang saham

Dividen saham menurunkan laba yang ditahan dan menaikkan modal resmi.

Retained Earnings xx
Modal (resmi) xx

Akuntansi untuk Dividen Saham oleh Investor

Dari sudut pemegang saham, dividen saham tidak mengubah hak proporsional.

Contoh:
Anggaplah PT BCD dan seorang pemegang saham yang memiliki 10 lembar saham.

Sebelum Sesudah
Dividen Saham Dividen Saham
10% 10%
Saham biasa yang beredar 10.000 lembar 11.000 lembar
Total ekuitas pemegang saham 330.000 330.000
Nilai buku saham perusahaan per lembar 33 30
Nilai buku saham pemegang saham bersangkutan 330 330
(10 lbr * 33) (11 lbr * 30)

Karena tidak ada pengaruh terhadap nilai buku yang mendasar dari investasi, maka investor
hanya perlu membuat ayat memorandum yang mencatat penerimaan saham tambahan dan
dasar harga pokok per lembar saham baru yang lebih rendah untuk investasi itu.

Dividen Saham yang kecil Vs besar


(Snall Versus Large Stock Dividends)

Dividen saham yang kecil terjadi jika jumlah saham yang diterbitkan begitu kecil dibandingkan
dengan jumlah saham yang beredar. (dibawah 20% - 25%)
Dividen saham yang melibatkan penerbitan lebih daripada 20% - 25% dipandang sebagai
dividen saham yang besar

Contoh:

Asumsikan bahwa ekuitas pemegang saham untuk PT Wing pada tanggal 1 juli adalah sebagai
berikut:

Saham biasa, pari Rp 10, 100.000 lembar beredar 1.000.000


Agio atas nilai pari 1.100.000
Laba yang ditahan 750.000

Perusahaan mengumumkan dividen saham 10% atau selembar dividen saham untuk setiap 10
lembar saham yang dimiliki.
Saham terjual di pasaran pada tanggal ini dengan harga Rp 16 per lembar.
Dividen saham ini harus dicatat dengan nilai pasar saham yang diterbitkan.
Ayat jurnal untuk mencatat pengumuman dividen dan penerbitan saham adalah sebagai berikut:

Retained Earnings 160.000


Stock dividends distributable 100.000
Paid-in Capital in Excess of Par 60.000

Stock dividends Distributable 100.000


Common Stock, Rp 10 100.000
Equity Financing

Tapi, jika perusahaan mengumumkan dividen saham yang besar, yaitu 50%, dengan kata lain 1
lembar dividen saham untuk setiap 2 lembar saham yang dimiliki.
Maka pemindahan jumlah yang sama dengan nilai pari saham yang diterbitkan ke modal saham.
Pemindahan ini dapat dibuat dari laba yang ditahan atau tambahan modal setoran. Jika
pemindahan itu di ambil dari tambahan modal setoran, maka sebaiknya menyebutkan transaksi
itu sebagai pemecahan saham yang dilaksanakan dalam bentuk dividen dari pada sebagai
dividen saham.

Ayat jurnal untuk pengumuman dividen dan penerbitan saham adalah sebagai berikut:

Retained Earnings 500.000


Stock Dividends Distributable 500.000
Stock Dividends Ditributable 500.000
Common Stock, Rp 10 500.000

Dividen Likuidasi
(Liquidating Dividends)

yaitu suatu pembagian yang merupakan pengembalian sebagai modal setoran kepada
pemegang saham.

Contoh:
PT ABC mengumumkan dan membayar dividen tunai dan dividen likuidasi sampai sejumlah
150.000. Dari jumlah ini, 100.00 merupakan dividen tunai yang dibayarkan secara teratur atas
10.000 lembar saham biasa @ 10. Saldonya harus dicatat sebagai pengurangan agio atas nilai
pari. Ayat jurnalnya:

Retained Earnings 100.000


Paid-in Capital in Excess of Par 50.000
Cash 150.000
Equity Financing

Quasi-Reorganizations
Pengertian
Penghapusan defisit dengan mencatat saldo baru untuk modal yang tertanam sehingga seolah-
olah perusahaan tersebut baru didirikan dengan saldo laba yang ditahan nol.

Contoh:

Neraca perusahaan tepat sebelum tindakan tersebut dilakukan disajikan dibawah ini:

PT ABC
Neraca
Per 30 juni 1993
Aktiva
Aktiva Lancar 250.000
Tanah, bangunan, dan peralatan 1.500.000
Akumulasi penyusutan 600.000 900.000
Total Aktiva 1.150.000

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham


Kewajiban 300.000
Saham Biasa, pari Rp 10, 100.000 lembar 1.000.000
-/- Defisit 150.000 850.000
Total kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham 1.150.000

Kuasi Reorganisasi itu akan diselesaikan sebagai berikut:


1. Tanah, bangunan, dan peralatan akan diturunkan sampai sebesar nilai pasarnya yang wajar
yaitu 600.000, melalui penurunan saldo aktiva dan akumulasi penyusutan sebesar 33 1/3 %
2. Saham biasa akan diturunkan sehingga bernilai pari Rp 5, karena itu modal saham sebesar
Rp 500.000 akan dikonversi menjadi tambahan modal setoran
3. Defisit sebesar Rp 450.000 akan dihilangkan dengan menggunakan modal dari penurunan
nilai dari saham

Jurnal:

Laba yang ditahan 300.000


Akumulasi penyusutan 200.000
Tanah, bangunan dan peralatan 500.000

Saham biasa 1.000.000


Saham biasa 500.000
Tambahan setoran dari penurunan nilai pari 500.000

Tambahan setoran dari penurunan nilai pari 450.000


Laba yang ditahan 450.000
Equity Financing

Neraca sesudah kuasi reorganisasi adalah sebagai berikut:


PT ABC
Neraca
Per 30 juni 1993
Aktiva
Aktiva Lancar 250.000
Tanah, bangunan, dan peralatan 1.000.000
Akumulasi penyusutan 400.000 600.000
Total Aktiva 850.000

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham


Kewajiban 300.000
Saham Biasa, pari Rp 10, 100.000 lembar 500.000
Tambahan modal setoran dari penurunan nilai pari 50.000
Total kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham 850.000

Disclosures Related to The Equity Section


Dalam melaporkan ekuitas pemegang saham, informasi yang diberikan kepada pembaca
informasi adalah:
1. Sumber-sumber ekuitas pemegang saham, khususnya mengenai jumlah yang dibayarkan
oleh pemegang saham dan jumlah laba yang ditahan dalam perusahaan
2. Kelas saham, termasuk nilai pari atau nilai statuter, jumlah lembar saham yang diotorisasi,
diterbitkan, dan beredar, dan jumlah lembar saham treasuri
3. Semua pembatasan terhadap laba yang ditahan
Equity Financing

Contoh:
Seksi ekuitas pemegang saham dari neraca PT ABC per 31 Desember 1993 disajikan dibawah
ini:

Ekuitas Pemegang Saham

Modal setoran:
Saham preferen 6%, pari Rp 100, kumulatif, dapat
ditarik, diotorisasi dan diterbitkan 5.000 lembar 500.000
Saham biasa tanpa nilai pari, nilai statuter Rp 5
diotorisasi 100.000 lembar, diterbitkan 60.000 lembar,
(saham treasuri 5.000 lembar ). 300.000 800.000
Agio atas nilai statuter 260.000
Modal setoran dari saham treasuri 16.000 276.000
Total modal setoran 1.076.000

Laba yang ditahan:


Apropriasi untuk kontinjensi 125.000
Tidak diapropriasi 225.000
Total laba yang ditahan 350.000
Total modal setoran dan laba yang ditahan 1.426.000

Saham Treasuri, harga perolehan (5.000 lembar , cost


Rp 8) 40.000
Kerugian bersih yang belum direalisasi dari sekuritas
ekuitas jangka panjang yang dapat dipasarkan
24.000 64.000
Total Ekuitas Pemegang Saham 1.362.000

You might also like