You are on page 1of 4

Amalan Manusia Dalam Sehari

Semalam
“Orang yang melewati satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu kewajiban yang
ia tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau
pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia
dapatkan, maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan menganiaya
diri”. (Al-Waktu fi hayatil Muslim oleh Dr. Yusuf al-Qardhawi).

Sejak matahari terbit sampai waktu duha

Waktu tersebut merupakan waktu yang sangat mulia, dan ada dua aktivitas pada
waktu tersebut:

1. Shalat duha, sekurang-kurangnya dua rakaat

2. Mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan manusia seperti menengok


orang sakit, mengha-diri majlis ilmu (belajar), atau mencukupi kebutu-han
seorang muslim. Jika sama sekali tidak melakukan itu, sibukanlah dengan
membaca Al-Qur’an dan dzikir.

Sejak waktu duha sampai dzuhur

Ada beberapa pekerjaan pokok pada waktu-waktu tersebut, di antaranya ialah:

1. Mencari penghidupan (bekerja) seperti pergi ke pasar, kantor, sawah dan lain-
lain. Jika dia menjadi seorang pedagang hendaklah berdagang dengan jujur
dan amanah, jika menjadi seorang majikan, maka hendaklah murah nasihat
dan ber-laku ramah, jangan lupa berdzikir kepada Allah di tengah kesibukan
dan hendaklah qana’ah (merasa cukup dan tidak mengeluh) ketika mendapat
rezeki yang sedikit.

2. Melakukan qailullah (tidur sejenak di waktu siang), yaitu antara pukul 11.00 –
11.45. sesung-guhnya qailullah membantu untuk bisa melaku-kan shalat
tahajud sebagaimana makan sahur membantu meringankan shaum di siang
hari. Qailullah merupakan sunnah untuk menyelisihi perbuatan iblis (karena
iblis tidak pernah tidur siang). Jika dia tertidur di malam hari hendaklah ia
antusias menggantinya dengan shalat sunnah sebelum masuk dzuhur.

3. Jika ia seorang pelajar, maka gunakanlah waktu tersebut dengan sungguh-


sungguh untuk mema-hami, menela’ah dan menghapal materi (ilmu) yang
sedang dipelajari. Waktu-waktu tersebut adalah sangat efektif untuk belajar.

Waktu malam dan siang itu terdiri dari 24 jam, pem-bagian yang seimbang adalah
hendaklah ia tidur sepertiganya (+ 6 – 8 jam). Jika seseorang kurang tidur dari itu,
badan akan terganggu namun jika tidur lebih dari itu maka akan timbul rasa
malasnya. Dengan demikian jika seseorang tidur malam lebih dari itu, maka tidak
layak baginya tidur di siang hari. Namun jika kurang dari delapan jam dia boleh
menggantinya di siang hari.

Saat matahari tergelincir sampai selesai salat dzuhur

Ini merupakan waktu singkat yang sangat istimewa, jika kita menemuinya,
lakukanlah hal-hal sebagai berikut:

1. Menjawab panggilan adzan ketika muadzin mengumandangkan adzan.


2. Kemudian shalat sunnah empat rakaat (dua rakaat dua rakaat) dan disunahkan
untuk me-manjangkan rakaatnya, karena pintu-pintu langit terbuka ketika itu.
3. Setelah itu hendaklah ia shalat dzuhur kemudian shalat sunnah empat rakaat
(dua rakaat dua rakaat) sesudahnya. (Shalat sunnah qabliah dan ba’diah
tersebut boleh dilakukan hanya dua rakaat jika tidak memungkinkan).
4. Jika anda masuk masjid dan waktu untuk me-ngerjakan qabliah dzuhur
sempit, maka shalatlah dua rakaat dengan niat shalat tahiyatul masjid.
5. Bertepatan dengan hari Jum’at, sebisa mungkin kita datang lebih awal,
kemudian melakukan shalat sunnah semapu yang bisa kita kerjakan.

Anjuran Islam Agar umatnya giat bekerja

Banyak nash-nash dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang menunjukkan


bahwa Islam sangat mendo-rong umatnya untuk kreatif dalam bekerja dan
berusaha, sebaliknya Islam melarang sikap malas dan putus asa. Di antaranya
adalah:

1. Allah berfirman, “Apabila shalat telah dikerjakan, maka bertebaranlah kamu


di muka bumi, dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah seba-nyak-
banyaknya agar kamu beruntung”. (Q.S. Al-Jumu’ah ayat 10).
2. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun makan makanan yang lebih
baik daripada maka-nan yang dihasilkan dari hasil kerja tangannya
(sendiri)”. (H.R. Al-Bukhari).
3. Dalam mendorong seseorang agar giat bercocok tanam, Rasulullah SAW
bersabda: “Tidaklah seo-rang muslim yang menanam suatu tanaman, atau
bercocok tanam, kemudian (hasilnya) dimakan oleh burung, manusia atau
hewan, melainkan bernilai sedekah baginya”. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
4. Dalam hal perdagangan, Rasulullah SAW bersab-da: “Pedagang yang jujur
dan terpercaya itu (akan dikumpulkan) bersama para Nabi, Shiddiqin dan
para syuhada”. (H.R. Tirmidzi).
5. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Nabi Allah Dawud AS, itu tidak makan
kecuali dari (hasil) ta-ngannya sendiri”. (H.R. Al-Bukhari).
6. Rasulullah SAW lebih memuliakan seseorang yang berwirasewasta sekecil
apapun hasilnya daripada mengandalkan kebutuhan hidupnya dari belas kasih
orang lain. Beliau bersabda: “Jika ada salah seorang di antara kamu yang
me-ngambil tali, kemudian datang dengan membawa seikat kayu bakar di
atas punggungnya, lalu dijualnya, sehingga dengan itu Allah menutupi
wajahnya, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada manusia, yang
kadang mereka membe-rinya dan kadang tidak memberinya”. (H.R. Al-
Bukhari).
7. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, “Allah akan memberikan
rahmat kepada orang yang berusaha dengan yang halal, membe-lanjakan
harta dengan hemat, dan dapat menyisihkan uang pada saat dia fakir dan
mem-butuhkan”. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Salah satu keistimewaan ajaran Islam dalam anju-ran kepada umatnya untuk
bekerja adalah bahwa sekalipun bekerja itu merupakan pekerjaan mubah di satu
sisi, namun di sisi lain ia merupakan kewajiban. Karena seseorang itu tidak
mungkin dapat mengerjakan kewajiban-kewajibannya kecuali jika semua
kebutuhan-nya telah terpenuhi, sehingga memenuhi kebutuhan primer menjadi
wajib.

Setelah shalat ba’diyah dzuhur sampai asar

1. Disunahkan pada waktu-waktu tersebut untuk memperbanyak dzikir, shalat,


mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat. Termasuk amalan yang paling utama
adalah menunggu shalat setelah shalat.
2. Waktu tersebut juga merupakan waktu efektif untuk mencari penghidupan.

Waktu ashar sampai matahari mulai menguning

1. Tidak ada shalat pada waktu tersebut selain empat rakaat. Di antara adzan dan
iqamah lalu shalat wajib (Ashar).

2. Setelah itu hendaknya dia menyibukkan diri dengan empat jenis amal seperti
yang telah disebutkan pada jenis yang pertama (yakni hendaklah berdo’a,
berdzikir, membaca Al-Qur’an dan berfikir). Yang paling utama adalah
membaca Al-Qur’an, menghayati dan memahaminya.

3. Waktu ini juga sangat efektif bagi seseorang un-tuk memberikan hak tubuhnya
berupa olahraga, dialog dengan keluarga, kajian rutin dan lain-lain. Bagi
pelajar, waktu tersebut juga sangat tepat untuk menghapal dan mengulang-
ulang pelajaran yang baru ia pelajari sebelumnya.

Ketika sinar menguning sampai terbenam

Ini adalah waktu yang mulia. Hasan Basri berkata:

Adalah para sahabat lebih memuliakan waktu sore daripada siang, maka
disunahkan pada waktu tersebut untuk membaca tasbih dan istighfar khususnya.

1. Waktu maghrib merupakan batas akhir hari, berarti usailah waktu amal di
siang hari. Maka hendaknya seorang hamba memperhatikan kea-daan dirinya
dan bermuhasabah karena telah berlalu satu fase dalam hidupnya.
2. Hendaklah dia berfikir apakah amal di hari tersebut sama seperti hari
sebelumnya? Jika dia melihat banyak kebaikan yang dia kerjakan di siang hari
maka hendaknya bersyukur kepada Allah atas taufik-Nya. Akan tetapi jika
tidak demikian halnya, hendaklah bertaubat dan ber-tekad untuk menutupi
kekurangannya di malam hari. Karena kebaikan dapat menghapus keburu-kan.
3. Hendaknya dia bersyukur kepada Allah atas kesehatan dan tersisanya umur,
sehingga me-mungkinkan baginya untuk menutupi kekura-ngan amalnya.

Sebagian salaf menyukai untuk tidak menutup hari-nya kecuali dengan sedekah
dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakan kebaikan yang mungkin dikerjakan.

Hendaknya seorang sadar bahwa umur hanyalah merupakan bilangan hari-hari


yang akan berlalu sehari demi sehari. Al-Hasan berkata: “Wahai anak Adam,
engkau hanyalah terdiri dari bilangan hari-hari, jika berlalu satu hari maka
lenyap pula sebagian (diri) mu”.

Ketika matahari tenggelam sampai isya’

1. Jika matahari telah terbenam hendaknya dia shalat magrib dan menyibukkan
diri dengan ibadah hingga waktu isya’. Telah diriwayatkan dari Anas RA,
tentang firman Allah SWT: “Lam-bung-lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Rabnya dengan rasa takut dan
harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka”. (Q.S. As-Sajdah ayat 16).
2. Beliau mengatakan bahwa ayat ini turun berke-naan dengan sahabat-sahabat
Rasulullah SAW yang sedang melakukan shalat antara magrib dan isya’.
3. Setelah shalat magrib, yang terbaik adalah meng-gunakan waktu tersebut
untuk tilawah Al-Qur’an atau memperbanyak ibadah hingga waktu isya’.

Waktu isya’

1. Disunahkan untuk shalat di antara dua adzan selagi mungkin. Dan hendaknya
ketika shalat isya’ membaca surat As-Sajdah dan surat Al-Muluk. Rasulullah
tidak tidur sebelum beliau membaca keduanya, sebagaimana diriwayatkan
oleh Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim.
2. Mengerjakan Ba’diah Isya’, yang terbaik adalah dikerjakan di rumah.
3. Kemudian dilanjutkan dengan witir 3 rakaat bagi yang khawatir tidak dapat
bangun malam. Adapun bagi yang terbiasa bangun malam, maka yang afdal
adalah mengerjakan witir tersebut setelah shalat tahajjud.

Do’a setelah witir:

.‫ح‬
ِ ‫ل ِئَكِة َوالّرْو‬
َ ‫ب اْلَم‬
ّ ‫س َر‬
ِ ‫ك اْلُقّدْو‬
ِ ‫ن اْلَمِل‬
َ ‫حا‬
َ ‫سْب‬
ُ

Do’a tersebut dibaca tiga kali sedang yang ketiga, beliau membacanya dengan
suara keras dan panjang. (H.R. An-Nasai).

You might also like