You are on page 1of 1

Nama : Sukma Ningrum Mukminatin

NIM : H0307085
Tugas Mata Kuliah Pangan dan Gizi Jurusan: Agrobisnis

KEBUTUHAN TERHADAP MINYAK SAWIT TERUS MENINGKAT

Ada dua jenis minyak makan atau goreng yang bisa ditemukan di pasaran, yakni minyak hewani
dan minyak nabati. Minyak nabati adalah yang paling banyak digunakan, terutama untuk menggoreng,
karena lebih mudah didapatkan. Di Indonesia, minyak goreng yang paling sering digunakan adalah
minyak sawit. Selain karena Indonesia merupakan negara penghasil sawit, minyak ini juga cukup ideal
dari segi harga dan ketersediaan. Minyak sawit memiliki banyak keunggulan dibanding dengan jenis-jenis
minyak lain dan cocok dengan kebiasaan menggoreng masyarakat Indonesia.
Saat ini konsumsi minyak goreng sawit meningkat, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya pertumbuhan industri jasa boga dan
perubahan gaya hidup masyarakat yang didukung oleh perbaikan tingkat ekonomi. Minyak sawit yang
dahulu dikatakan tidak sehat, saat ini pendapat tersebut telah berubah dan mengatakan bahwa minyak
sawit bermanfaat bagi kesehatan.
Minyak sawit mengandung asupan gizi omega 9, vitamin A, vitamin D dan vitamin E. Sehingga
minyak sawit memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai ingridien produk berbasis
lemak yang sehat, jika ditambahkan vitamin dan mineral dari luar dengan adanya fortifikasi. Teknologi
yang berkaitan dengan pengolahan minyak sawit berkembang dengan pesat. Proses yang dilakukan
menjadi lebih higienis dan efisien, terutama dengan adanya penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Points) dan ISO. Berbagai inovasi dilakukan, diantaranya menjadikan minyak goreng sebagai
sarana fortifikasi atau mencampurnya dengan jenis minyak lain untuk memberikan nilai tambah, better
value better taste.
Keunggulan lain dari minyak sawit adalah didalam prosesnya dapat diperoleh dua jenis fraksi
minyak dan lemak. Setelah mengalami proses fraksinasi, akan dihasilkan palm olein (minyak cair) dan
palm stearin (minyak padat). Fraksi padat banyak digunakan di restoran siap saji (fast food restaurant),
bakery, choco pasta, dsb. Sedangkan untuk minyak cair banyak digunakan untuk menggoreng langsung
atau industri snack, yang menggunakan minyak goreng sebagai salah satu media untuk pembuatan
produk jadi. Olein juga sering digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan produk
berbasis lemak lain, seperti margarine dan shortening.
Beberapa industri besar telah mengembangkan minyak sawit sebagai ingridien pangan, missal
dengan menjadikannya sebagai bahan baku specialty fat. Salah satu jenis specialty fat asal minyak sawit
yang secara luas sudah digunakan adalah Cocoa Butter Equivalent (CBE) pada produk-produk
confectionery.
Berbagai penelitian banyak dilakukan yang berkaitan dengan menjadikan minyak sawit sebagai
bahan baku utama pembuatan margarine bebas asam lemak trans, menggantikan minyak yang
mengalami hidrogenasi parsial.

Sumber : Majalah Food Review hal 16-17, Vol V, No. 7, Juli 2010

You might also like