You are on page 1of 8

1. AVO meter atau multitester.

mungkin bagi rekan-rekan teknisi sudah mengenal dengan istilah AVO meter,
atau bisa juga kita sebut dengan multitester atau multimeter, kalo gak salah AVO
meter itu singkatan dari AVO (Ampere Volt Ohm), yaitu alat untuk mengukur
suatu arus atau tegangan yang memiliki satuan atau ukuran Ampere, Volt, dan
Ohm. kalo belum kenal kita bisa melihat gambar di bawah ini.

gambar 1 : AVO meter/multitester/multimeter

gambar 2 : AVO meter bagian atas

gambar 3 : AVO meter bagian bawah

2. Bagian-bagian pada AVO meter.

Perhatikan pada gambar 3. terdapat 4 bagian kalibrasi yaitu Ohm (Ω), DCV
(Direct Current Voltase), ACV (Alternatif Current Voltase), dan DCmA (Direct
Current miliAmpere).

a. Ohm (Ω)

Biasanya untuk mengukur HP dalam keadaan tidak dialiri arus listrik baik dari
baterai ataupun dari PS (Power Suplay) contohnya untuk mengukur jalur pada
sircuit, apakah jalur tersebut ada yang putus atau tidak, atau mengukur mic,
buzzer, vibra, dll. Namun bisa juga digunakan untuk mengukur besarnya
hambatan pada sircuit/rangkaian, tentunya ketika dialiri arus listrik.

b. DCV (direct Curent Voltase).

Tegangan DC atau tegangan searah adalah tegangan yang berada pada kondisi
satu arah saja ketika menghantarkan arus listrik pada sebuah rangkain yang
memiliki kutub positif dan negatif. sumber tegangan DC antaralain Baterai dan
Accu )aki). Biasanya pada HP untuk mengukur HP dalam kondisi terhubung
dengan baterai atau PS (Power Suplay), yang sering kita gunakan biasanya pada
kalibrasi 10 yaitu seperti pada gambar 3. yaitu untuk mengukur tegangan (V/Volt)
yang nilainya dibwah 10 volt, sedangkan yang 2.5 biasa untuk mengukur Vcore
dan VIO karena lebih akurat. meskipun pada kalibrasi 10 anda juga masih dapat
membaca tegangan yang berada di bawah 2.5, dan yang 50 biasanya untuk
mengukur Vled LCD HP tertentu yang nilainya lebih besar dari 10 volt. yang lain
biasanya tidak digunakan dalam service HP.

c. ACV (Alternatif Current Voltase).

Tegangan AC atau tegangan bolak-balik adalah tegangan yang menghantarkan


arus listrik secara dua arah, yaitu pada sisi fasa dan massa (ground), contoh
tegangan AC adalah tegangan listrik rumah (220 V atau 110 V). Pada bagian ini
sangat jarang digunakan dalam service HP.

d. DCmA (Direct Current miliAmpere).

Juga sangat jarang digunakan dalam sevice HP, kita abaikan saja biar tidak
tambah bingung.

Yang akan dibahas kali ini yaitu hanya Ohm (Ω) dan DCV saja.

- Ohm (Ω)

Yang umum kita gunakan pada service HP yaitu pada kalibrasi x1 dan x10,
namun sebelum anda menggunakannya baik pada kalibrasi x1 atau x10 untuk
mengukur setiap kerusakan pada HP, sebaiknya anda standarkan dulu dengan cara
menghubungkan probe merah (+) dengan probe hitam (-) dan jarum harus
bergerak ke angka 0 (perhatikan pada gambar 2, tulisan atau angka-angka yang
berwarna biru paling atas di sebelah kanan, ada angka 0), jika tidak pada angka 0
atau melebihinya, anda dapat memutar tombol diatas tulisan O Ω ADJ (perhatikan
gambar 3), bisa diputar ke kiri atau ke kanan.
cara menggunakannya, jika anda menggunakan x1 Ω, nilai yang harus dibaca
adalah angka 0 paling atas sebelah kanan lalu ke kiri 1, 2, 3, dst sampai 1k. jadi
dengan menggunakan kalibrasi X1 Ω nilai maksimal yang dapat anda baca adalah
1 kilo ohm (1000 ohm), sedangkan jika anda menggunakan kalibrasi X10 Ω nilai
maksimalnya yaitu 1 koli ohm dikalikan 10 atau sama dengan 10 kilo ohm.
X1 Ω dan X10 Ω umumnya digunakan untuk mengukur jalur dan fuse (jika jalur
dan fuse tidak putus maka jarum harus menunjuk ke angka 0), speaker, mic,
buzzer, vibra, dioda, dan transistor.
untuk R (resistor) yang nilainya lebih dari 10 kilo ohm anda harus menggunakan
kalibrasi X1K Ω atau X10K Ω.
untuk C (capasitor) akan lebih baik jika anda mencabut dahulu C yang akan anda
ukur dari PCB, umumnya C yang masih bagus ketika di ukur jarum akan bergerak
menunjukkan nilai tertentu dan kembali lagi ke kiri, jika tidak kembali berarti C
rusak.
Untuk mengukur Dioda yang dilepas dari rangkaiannya jarum hanya bergerak sat
arah, jika probenya dibalik dan jarum masih bergerak, brati dioda bocor atau
rusak.

-DCV (Direct Current Voltase)

Dengan kalibrasi 10 seperti yang anda lihat pada gambar 3, angka yang anda baca
adalah pada baris 2 dari atas pada gambar 2. yaitu yang ada tulisan DCVA 0, 2, 4,
6, 8, 10. dan jika pengukuran jarum berada di antara angka 2 dan 4, berati kurang-
lebihnya 3 volt. dan untuk meng-standarkan atau meng-0 kan anda tidak perlu
menghubungkan probe nya, cukup dengan memutar saklar pada bagian bawah-
tengah dengan obeng pipih (obeng min) lihat pada gambar 2 . untuk mengkur
baterai HP yang pada umum nya 3.7 volt, anda harus memutar pada kalibrasi 10,
dan probe hitam (-) anda hubungkan pada kutub negativ (-) baterai dan probe
merah (+) anda hubungkan pada kutub positif (+) baterai, maka jarum akan
menunjukkan mendekati angka 4, jika kurang dari 3.5 maka baterai tersebut rusak
(suak).
untuk mengukur tegangan pada HP, terlebih dahulu HP yang akan anda ukur
tegangannya dihubungkan dengan baterai atau PS (power suplay), lalu probe
hitam dari AVO meter dapat anda hubungkan ke kutub negatif (-) kabel hitam
dari PS (power suplay) dan tekan tombol on/off dari HP, terus ukur tegangan yang
ingin anda ukur pada rangkaian HP dengan menggunakan kabel merah (+) dari
AVO meter.

kurang lebihnya begitu cara menggunakan AVO meter.

mudah-mudahan ini dapat berguna bagi rekan-rekan teknisi.

apabila ada kekurangan mohon dikoreksi lagi dan silahkan ditambahkan.

salam

Sekedar nambahin aja.....

Untuk Multitester Analog..... yg penunjuk nilainya pake jarum.....

Jika tombol pengatur nilai ditempatkan pada ukura X1 Ohm.....

maka multi multitester tersebut mengeluarkan tegangan 3,6 volt....

Yang bisa digunakan untuk mengukur komponen2 yg berhubungan dgn

User Interface.... Jika kedua probe ditempelkan dgn + - yg benar maka....

Jika led atau lampu dia akan menyala,,, jika vibra dia akan bergetar,,,, jika
speaker dia akan berbunyi....

Jadi inget waktu kursus dulu di ROXY

Untuk melakukan pekerjaan Elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji


rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat
diketahui :
1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
3. Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (a)
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter, sedangkan alat
ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter. Adapun
alat ukur yang mempunyai kemampuan ketiga fungsi tersebut diatas biasa disebut AVO
meter
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO
meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi salah pakai dan akan
merusakkan AVO meter tersebut

Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis AVO meter yaitu :


1. AVO meter Digital
2. AVO meter Analog / Moving coil
Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan
dalam hal operasionalnya, misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan
probe/kabel penyidik warna merah dan hitam. Pada AVO meter digital, hasil pengukuran
dapat terbaca langsung berupa angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog
tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk
memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog
lebih umum digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital.
Namun ada juga mereka yang memilih AVO meter analog karena kegemaran belaka

Bagian-bagian AVO meter Analog


AVO meter analog terdiri dari beberapa bagian

Mengukur Tegangan AC
1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V˜)
2. Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 at au 300). Batas ukur yang dipilih harus yang
sama atau lebih b esar dari tegangan yang akan diukur, Misalkan tegangan yang aka n
diukur 220V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah 300V.Tidak boleh memilih batas
yang lebih kecil, karena jarum penu njuk akan bergerak melewati batas maksimum dan
dapat merusak moving coil.
3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Pararel. Untuk tegagan AC
kabel merah dan hit an dapat bebas disambungkan kepada sumber tegangan positif atau
negative, karena tegangan AC tidak mempunyai polaritas
4. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara yang paling
tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum harus tampak satu garis
dengan bayangan jarum pada cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca
(parallax)

Cara Mengukur Arus DC


Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana rangkaian untuk
mengukur arus dipasang dengan cara serie dengan beban. Beban dapat berupa resistor,
lampu atau lainnya.
1. Atur selector pada posisi Arus DC ( A=)
2. Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang akan
diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak meter. Pengaruh
pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan diukur hanya mengakibatkan
pembacaan yang kurang akurat
3. Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diserie pada kabel negative
atau pada kabel positif (sesuai gambar).
Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri.
4. Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum.

Mengukur Resistansi

Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu komponen dalam
keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah besar nilai Resistansinya.

Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat, hitam, merah dan toleransi
emas artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar 1000 ohm dengan
toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik bila setelah diukur
nilainya masih diantara +/- 5% dari 1000 ohm, atau antara 950 sampai 1050 ohm.
Cara mengukurnya sebagai berikut :

-
Atur selector switch pada posisi ohm
-
Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan dengan nilai
resistor)
-
Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak kearah
kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala maksimum dengan memutar
tombol Zero Adjust, maksudnya agar pembacaan meter dapat / sesuai dengan skala dan
range yang dipakai.
-
Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada ke dua kaki
resistor secara pararel, dengan mengabaikan warna kabel..

-
Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan pembacaan dengan
batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10 dan batas ukur menggunakan x
100, maka nilai resistor tersebut adalam 1000 ohm.

AVO METER
AVO Meter atau sering disebut juga Multimeter, adalah alat yang dipergunakan untuk
mengukur:
Mengukur Kuat arus
Mengukur tegangan AC
Mengukur tegangan DC
Mengukur Tahanan Listrik

Keterangan :
Meter korektor berguna untuk menyetel jarum AVO-meter ke arah nol, saat mau
dipergunakan.
Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan kemampuan batas
ukur yang dipergunakan. Saklar putar (range selesctor switch ini merupakan kunci utama
bila kita menggunakan AVOmeter.
Terminal + dan –Com terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC Volt, DC Volt
dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna hitam untuk -
Pointer (jarum Meter) adalah jarum meter adalh sebatang pelat yang bergerak kekanan
dan kekiri yang menunjukkan besaran/nilai.
Mirror (cermin) sebagai batas antara Ommeter dengan Volt-Ampermeter.
Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Zero Adjusment adalah pengatur/penepat jarum pada kedudukan nol ketika menggunakan
Ohmmeter.
Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas kemampuan alat ukur.
Kotak Meter, adalah Kotak/tempat meletakkan komponen-komponen AVOmeter.
Di sebelah kanan saklar terdapat tanda ACV (Alternating Current Volt), yaitu
VOLTMETER untuk mengukur arus bolak-balik atau aliran tukar. Batas ukur ini dibagi
atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.

Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan batas ukur
OHMMETER yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tahanan dan baik buruknya
alat-alat dalam “pesawat”. Pada bagian ini terdapat batas ukur, yaitu misal : x1, x10,
x100, x 1K, x 10K.

Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (DIRECT CURRENT VOLT) yang
merupakan bagian dari VOLTMETER, yaitu bagian yang digunakan khusus untuk untuk
mengukur tegangan listrik DC. Batas ukur DCV dibagi atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 –
250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.
Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0 – 10 V.
Bila di atas 12 Volt dan di bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0 – 50 V.
Jika di atas 50 Volt di bawah 250 Volt digunakan batas ukur 0 – 250 V.
Bila di atas 250V dibawah 500V digunakan batas ukur 500 Volt.
Bila lebih dari 500 V dan di bawah 1000V digunakan batas ukur 0 – 1000 V.
Jika lebih dari itu maka tidak boleh menggunakan Volt meter secara langsung.

Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk mengukur besarnya
kuat arus listrik.
Batas ukur dibagi atas, misal 0 – 0,25 mA, 0 – 25 mA, 0 – 500 mA. Bila menggunakan
alat ukur ini pertama-tama letakkanlah saklar pada batas ukur yang terbesar/tertinggi,
kemudian di bawahnya sehingga batas ukur yang digunakan selalu lebih tinggi dari arus
yang kita ukur.

Catatan :
Setiap kali menggunakan AVO-meter harus memperhatikan batas ukur alat tersebut.
Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih besar daripada yang hendak di
ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat ukur AVO-meter dapat mengakibatkan kerusakan.
AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt, jangan dipergunakan
untuk mengukur DC Volt. Demikian juga sebaliknya. Ohmmeter tidak boleh
dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik baik DC maupun AC Volt karena dapat
mengakibatkan rusaknya alat ukur tersebut. Jadi pemakaian alat ukur harus sesuai dengan
fungsi alat ukur tersebut
Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka0 pada skala DcmA, DCV atau ACV
posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan.

RESISTOR
Hambatan atau resistor adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai penahan/rem arus
listrik. Walaupun hambatan ini dapat meneruskan arus listrik namun tidak dengan begitu
saja arus listrik dapat melintasi hambatan. Karena bahan untuk membuat hambatan itu
sendiri terdiri dari bahan yang sulit menghantarkan arus listrik, maka arus listrik itu tidak
mungkin dapat melaluinya tanpa mendapatkan rintangan atau hambatan.
Bentuk pisik hambatan ada bermacam-macam. Ada yang berbentuk kotak dan ada pula
yang berbentuk silinder. Besar kecilnya hambatan ini tergantung dari kemampuannya
dalam menahan panas (daya), semakin besar panas yang mampu diterima semakin besar
pula bentuk pelawannya. Biasanya kemampuan dari pelawan menerima panas dari arus
listrik di nyatakan dalam W (watt). Huruf W ini tercetak pada badan resistor yang
harganya disebutkan tidak dengan menggunakan kode warna.
Untuk menentukan nilai dari hambatan ada dua macam, yaitu pada badannya ditulis
dengan angka langsung, dan menggunakan kode warna. Pada dua buah ujung yang
berlawanan pada hambatan dipasang dua buah kawat yang tidak saling berhubungan.
Kawat ini berfungsi untuk menem*pelkan diri dengan komponen listrik maupun
komponen elektronika dalam suatu rangkaian elektronika, dan kawat ini disebut terminal.
Di antara kedua terminal pelawan dapat terjadi tegangan apabila padanya dialiri arus
listrik. Besarnya tegangan ini dapat dicari dengan menggunakan hukum Ohm.
Ada dua macam hambatan yang sesuai dengan fungsinya, yaitu hambatan tetap dan
hambatan Variabel. Pelawan tetap adalah hambatan yang mempunyai nilai hambatan
tetap. Sedangkan yang dimaksud hambatan variabel adalah hambatan yang nilai
hambatannya dapat diatur.
Hambatan variabel ada beberapa macam, yaitu NTC, LDR, VDR, Trimpot dan
potensiometer. Semua hambatan tersebut selain potensiometer mem punyai dua buah
terminal, sedangkan potensiometer sendiri mempunyai tiga buah terminal.
NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coefisien. NTC im mempunyai nilai
hambatan yang dipengaruhi oleb suhu (temperatur) disekitarnya. Apabila suhu
disekitarnya naik, maka harga hambatannya turun dan bila suhu disekitarnya turun harga
hambatannya naik. Panas di sini yang dimaksudkan adalah panas yang disebabkan oleh
ber tambahnya arus yang mengalir pada hambatan. Dengan sifat yang dimiliki nya, NTC
dapat berfungsi sebagai pelindung komponen elektronika dalam rangkaian.
LDR, singkatan dari Light Depending Resistor. LDR ini mempunya harga hambatan
yang dipengaruhi oleh cahaya (sinan) disekitarnya. Pada saat cahaya kuat (siang hari)
harga hem batan besar, dan pada saat tidal ada cahaya (malam hari) harga hambatannya
rendah. LDR ini biasa dipakai untuk sakiar otomatik pada lampu jalan dan lampu taman
VDR., singkatan dari Voltage Depending Resistor. VDR ini mempi nyai harga hambatan
tergantung dari tegangan yang terjadi padanya Pada seat tegangan yang diberikan besar,
maka harga hambatnnya kecil, dan pada saat tegangan turun harga hambatannya naik
juga. Fungs VDR ini sama dengan NTC, hanya penyebab perubahan harga hambatannya
yang berbeda.
Trimpot, singkatan dari timmer potensiometer. Trimpot ini berfung si untuk merubah
hambatan yang jumlahnya kecil.
Potensiometer, adalah hambatan variabel yang dapat mengubah harga hambatan untuk
jumlah yang besar.

You might also like