You are on page 1of 2

Awal Penemuan Kromatografi

Pernahkah Anda memikirkan bagaimana suatu sampel cair dapat diketahui kandungan ion atau
logamnya dalam waktu yang sangat cepat? Atau pernahkan Anda membayangkan bagaimana
mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam food and beverage industry (industri makanan
dan minuman), semiconductor industry (industri semi konduktor), electroplating industry,
household product industry seperti deterjen dan surfaktan dalam beberapa menit saja?

Sebuah teknik pemisahan (separation techique) yang dinamakan kromatografi dapat membantu
Anda mengatasi problem di atas. Bahkan dengan menggunakan metode pemisahan ini, Anda bisa
langsung menentukan baik kualitatif maupun kuantitatif ion/logam/senyawa dari sampel yang
Anda miliki. Dalam hitungan beberapa menit saja, ion-ion bermuatan positif (kation) seperti :
Na+, NH4+, K+, Mg2+, Ca2+, Ag+, Cu2+ dan sejumlah kation lainnya atau ion-ion bermuatan negatif
(anion) seperti : F-, Cl-, NO2-, Br-, SO42- dan jenis anion lainnya dapat diketahui
konsentrasi/jumlahnya dalam suatu sampel.

Bahkan lebih daripada itu, berbagai ion (anion dan/atau kation) dalam sampel, dapat ditentukan
secara simultaneous (serempak) dalam sebuah chromatogram (kromatogram). Dengan kata lain,
untuk sekali injet sampel saja ke dalam sistem kromatografi, berbagai peak (puncak) anion
dan/atau kation akan muncul. Inilah salah satu yang menjadikan teknik ini lebih populer karena
waktu analisisnya yang sangat singkat dan dengan hasil yang maksimal.

Awal Penemuan

Teknik pemisahan kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli tumbuh-tumbuhan
berkebangsaan Rusia yang bernama Mikhail Tswett pada tahun 1906. Tswett memulai
percobaannya dengan memisahkan sejumlah leaf pigments (zat warna daun) seperti klorofil dan
xantofil dengan mengalirkan solution (larutan) ekstrak daun tersebut ke dalam sebuah kolom
gelas yang sebelumnya diisi tepung kalsium karbonat yang dibuatnya sendiri. Dia menamakan
penomena yang ditemukannya ini dengan “Chromatography” (kromatografi). Yang dalam
bahasa Rusia, chroma berarti “warna” dan graphein berarti  “menulis”. Sehingga kalau diartikan
secara bahasa, artinya “menulis dengan warna”.

Teknik kromatografi ini akhirnya terus dikembangkan oleh para kromatografer lainnya antara
lain R. Kurn, salah seorang kromatografer yang sangat intens mengembangkan teknik ini.
Percobaannya dengan memisahkan pigmen-pigmen tumbuhan seperti karotin membuahkan hasil.
Dengan kegigihannya ini, Kurn dianugrahi medali Nobel pada tahun 1931 untuk pertama kalinya
dalam bidang kromatografi. Demikian juga, Martin dan Synge mendapatkan medali Nobel pada
tahun 1952 setelah sukses dengan penemuannya dalam memisahkan berbagai jenis asam amino
dan asam nukleat. Kesuksesan yang telah diraih oleh  para penemu ini, mengilhami banyak para
kromatografer lainnya untuk lebih gigih mengembangkan teknik ini ke yang lebih modern lagi.
Apakah Kromatografi?

Secara sederhana, kromatografi adalah sebuah cabang ilmu yang mempunyai fokus terhadap
pemisahan ion/logam/senyawa -baik teknik maupun applikasinya- berdasarkan pada struktur dan
komposisinya dalam sample mixtures (gabungan sampel). Salah satu defenisi yang banyak
diikuti orang, sebagaimana dikeluarkan oleh Commission on Analytical Nomenclature of IUPAC
mengatakan bahwa “Chromatography is a physical method of separation in which the
components to be separated are distributed between two phases, one of which is stationary
(stationary phase) while the other (mobile phase) moves in a definite direction” (IUPAC, 1993).

Akan tetapi, kebanyakan orang berfikir bahwa definisi ini bukanlah definisi yang ideal. Beberapa
orang ada yang mendefinisikan agak lain, misalnya: “Chromatography is a separation
technique” atau ada juga yang mengatakan “Chromatography is a preconcentration technique “
dan di antaranya ada juga yang mengatakan bahwa “Chromatography is a method that can be
used to determine physicochemical properties of certain compounds”.

You might also like