Professional Documents
Culture Documents
(Perencanaan Pemeriksaan)
• Standar Pekerjaan Lapangan Pertama :
“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan
jika digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya”
• Audit Plan adalah:
pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan
dan lingkup audit yang diharapkan
Disusun segera setelah Engagement Letter (surat
perikatan) disetujui klien
• Tujuan audit plan :
Untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi
salah saji yang diyakini jumlahnya besar, baik secara
individual maupun keseluruhan, yang secara kuantitatif
berdampak material terhadap laporan keuangan
AUDIT PLAN
• Hal-hal tambahan
d. Bantuan yang dapat diberikan klien
• Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
• Membuat schedule
Aging Schedule
Rincian Harga Tetap
Rincian Utang dan Piutang
Rincian Biaya yang Masih Harus Dibayar
e. Time Schedule
• Jadwal kerja per bulan
• Siapa yang mengerjakan
• Berapa jam waktu yang dibutuhkan
• Pada akhir Audit Plan, mencantumkan :
1. Dibuat oleh :
2. Review oleh :
3. Approved oleh : (harus diapproved oleh Partner)
• Contoh Audit Plan lihat Exhibit 7-1 dan Audit Plan Memorandum lihat
Exhibit 7-2
AUDIT PROGRAM
AUDIT PROGRAM
Merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis) yang rinci dan
dijalankan untuk mencapai tujuan audit (akan lebih baik jika audit
program dibuat terpisah untuk Compliance Test dan Substantive Test)
• Tujuan Audit Program :
Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh
manajemen dari sisi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan
kewajiban, pemilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan
dapat dipercaya, wajar dan tidk menyesatkan terhadap pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tsb
• Manfaat Audit Program :
Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi
bagaimana harus menyelesaikan
Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian
pemeriksaan
Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien
• Disusun setelah Audit Plan (tetapi sebelum pemeriksaan
lapangan dimulai) :
Disusun secara standardisasi untuk semua klien
Disusun sesuai dengan kondisi dan situasi klien (tailor made)
AUDIT PROGRAM
Resiko Audit
• Diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang
tanggung jawab dan fungsi auditor independen, sbb. :
“Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat
memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, bahwa salah saji
material terdeteksi”
• Risiko Audit adalah :
Risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material
• Risiko audit dapat ditentukan dalam ukuran kuantitatif dan
kualitatif
• Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, risiko audit
terdiri :
1. Risiko (bawaan/inherent risk dan risiko pengendalian/control risk)
bahwa saldo akun atau golongan transaksi mengandung salah saji
(kekeliruan atau kecurangan) yang dapat menjadi material terhadap
laporan keuangan apabila digabungkan dengan salah saji pada saldo
akun atau golongan transaksi lainnya
2. Risiko (risiko deteksi/detection risk) bahwa auditor tidak akan
mendeteksi salah saji tersebut
RESIKO AUDIT dan MATERIALITAS
Materialitas
• Definisi :
Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau
salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat
mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tsb.
• Frasa “Menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, sesuai dengan PABU di Indonesia”
Menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan tidak mengandung salah saji material
• Konsep materialitas penting bagi kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan PABU, sedangkan beberapa hal lain tidak
penting, baik individual atau keseluruhan.
• Laporan Keuangan mengandung salah saji material
Apabila laporan keuangan tsb. mengandung salah saji
yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan,
cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan
keuangan tsb tidak disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material sesuai dengan PABU di Indonesia
RESIKO AUDIT dan MATERIALITAS
Materialitas
Materialitas
• Dua tipe salah saji (SA Seksi 316, PSA No.32 dan
PSA No.70 “Pertimbangan atas Kecurangan dalam
Audit Laporan Keungan) :
• Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
• Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadapnya
aktiva
• Faktor utama yang membedakan “kecurangan”
(Fraud) dengan “kekeliruan” (Error) :
Apakah tindakan yang mendasarinya, yang mengakibatkan
salah saji dalam laporan keuangan, merupakan tindakan
yang “disengaja” atau “tidak disengaja”
• Auditor tidak membedakan antara kekeliruan dan kecurangan,
tanggungjawab auditor adalah memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas salah saji material
(perbedaan diungkapkan dalam hal tanggapan auditor
terhadap salah saji yang terdeteksi)
RESIKO AUDIT dan MATERIALITAS
Materialitas