You are on page 1of 14

Keutamaan

malam Jum’at dan hari Jum’at

Malam Jum’at adalah malam yang paling, dan harinya adalah hari yang paling dari semua
hari.

Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya malam Jum’at dan harinya adalah 24 jam milik
Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari
api neraka.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mati di antara matahari
tergelincir hari Kamis hingga matahari tergelincir hari Jum’at, Allah melindunginya
dari goncangan siksa kubur.”

Imam ja’far (as) juga berkata: “Malam Jum’at dan harinya mempunyai hak, maka
janganlah kamu sia-siakan kemuliaannya, mengurangi ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah dengan amal-amal shaleh, dan tinggalkan semua yang haram. Karena di
dalamnya Allah swt melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat
derajat. Hari Jum’at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan
siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke
langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya
Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia.”

Dalam hadis yang mu’tabar, beliau juga berkata: “Sesungguhnya orang mukmin yang
memohon hajatnya kepada Allah, Ia menunda hajat yang dimohonnya hingga hari
Jum’at agar ia memperoleh keutamaan yang khusus (dilipatgandakan karena keutamaan
hari Jum’at).”

Imam Ja’far (as) juga berkata: “Ketika saudara Yusus meminta kepada Ya’qub agar ia
memohonkan ampunan bagi mereka, ia berkata, Tuhanku akan mengampunimu.
Kemudian ia mengakhirkan istighfarnya hingga dini hari malam Jum’at agar
permohonannya diijabah.”

Imam Ja’far (as) berkata: “Jika datang malam Jum’at semua binatang laut dan binatang
darat mengangkat kepalanya seraya memanggil dengan bahasanya masing-masing:
Wahai Tuhan kami, jangan siksa kami karena dosa-dosa anak cucu Adam.”

Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Allah swt memerintahkan kepada Malaikat
agar menyeru pada setiap malam Jum’at dari bawah Arasy dari awal malam hingga
akhir malam: Tidak ada seorang pun hamba mukmin yang berdoa kepada-Ku untuk
keperluan akhirat dan dunianya sebelum terbit fajar kecuali Aku mengijabahnya, tidak
ada seorang pun mukmin yang bertaubat kepada-Ku dari dosa-dosanya sebelum terbit
fajar kecuali Aku menerima taubatnya, tidak seorang pun mukmin yang sedikit rizkinya
lalu ia memohon kepada-Ku tambahan rizkinya sebelum terbit fajar kecuali Aku
menambah dan meluaskan rizkinya, tidak ada seorang pun hamba mukmin yang sedang
sakit lalu ia memohon kepada-Ku untuk kesembuhannya sebelum terbit fajar kecuali Aku
memberikan kesembuhan, tidak seorang hamba mukmin yang sedang kesulitan dan men
derita lalu ia memohon kepada-Ku agar dihilangkan kesulitannya sebelum terbit fajar
kecuali Aku menghi-langkannya dan menampakkan jalannya, tidak ada seorang pun
hamba yang dizalimi lalu ia memohon kepada-Ku agar Aku mengambil kezalimannya
sebelum terbit fajar kecuali Aku menolongnya dan mengambil kezalimannya; Malaikat
terus-menerus berseru hingga terbit fajar.”

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata: “Sesungguhnya Allah swt memilih
Jum’at, lalu menjadikan harinya sebagai hari raya, dan memilih malamnya menjadi
malam hari raya. Di antara keutamaannya adalah, orang yang momohon hajatnya
kepada Allah Azza wa Jalla pada hari Jum’at Allah mengijabahnya, suatu bangsa yang
pantas menerima azab lalu mereka memohon pada malam dan hari Jum’at Allah
menyelamatkan mereka darinya, tidak ada sesuatu pun yang Allah tentukan dan
utamakan kecuali Ia menentukannya pada malam Jum’at. Karena itu, malam Jum’at
adalah malam yang paling utama, dan harinya adalah hari yang paling utama.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “ Jauhilah maksiat pada malam Jum’at, karena
pada malam itu keburukan dilipatgandakan dan kebaikan dilipatgandakan. Baransiapa
yang meninggalkan maksiat kepada Allah pada malam Jum’at Allah mengampuni semua
dosa yang lalu, dan barangsiapa yang menampakkan kemaksiatan kepada Allah pada
malam Jum’at Allah menyiksanya dengan semua amal yang ia lakukan sepanjang
umurnya dan melipatgandakan siksa padanya akibat maksiat itu.”

Imam Ar-Ridha (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya hari
Jum’at adalah penghulu semua hari, di dalamnya Allah azza wa jalla melipatgandakan
kebaikan, menghapus keburukan, mengangkat derajat, mengijabah doa, menghilangkan
duka, dan menunaikan hajat-hajat yang besar. Hari Jum’at adalah hari Allah menambah
orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Tidak ada seorang pun manusia yang
memohon perlindungan di dalamnya dan ia mengenal hak-Nya dan yang diharamkan-
Nya, kecuali Allah berhak membebaskan dan menyelamatkan ia dari neraka. Jika ia mati
pada hari Jum’at atau malamnya, ia mati syahid dan membangkitkan dari kuburnya
dalam keadaan aman; tidak ada seorang pun yang meremehkan apa yang diharamkan
oleh Allah dan menyia-nyiakan hak-Nya, kecuali Allah berhak mencampakkannya ke
dalam neraka Jahannam kecuali ia bertaubat.”

Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Tidak ada terbit matahari yang lebih utama
dari hari Jum’at, dan sesungguhnya pembicaraan burung pun jika ia berjumpa dengan
yang lain pada hari ini, ia mengucapkan salam, salam kebaikan dan kedamaian.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika kalian memasuki hari Jum’at, maka
janganlah kalian disibukkan oleh sesuatu selain ibadah, karena hari itu adalah hari
pengampunan bagi hanba-hamba Allah; pada hari Jum’at dan malamnya Allah
menurunkan kepada mereka rahmat dan karunia lebih banyak dari pada yang
mengambilnya dalam waktu yang singkat ini.”

Amalan malam Jum’at


Amalan pada malam Jum’at banyak sekali, antara lain:

Pertama: memperbanyak membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan shalawat kepada
Nabi saw dan keluarganya. Karena dalam hadis dikatakan bahwa malam Jum’at adalan
malam yang mulia dan harinya adalah hari cahaya. Dalam hadis dikatakan, paling
sedikitnya membaca shalawat 100 kali, lebih banyak lebih utama.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Sesungguhnya membaca shalawat kepada


Muhammad dan keluarganya pada malam Jum’at, nilainya berbanding dengan seribu
kebaikan, dihapuskan seribu dosa, dan ditinggikan seribu derajat. Disunnahkan membaca
shalawat kepada Muhammad dan keluarganya sesudah shalat Ashar pada hari Kamis
sampai akhir siang hari Jum’at.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika datang waktu Ashar hari Kamis, para
Malaikat turun dari langit dengan membawa pena-pena dari emas dan kertas dari perak,
mereka tidak mencatatnya kecuali shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.”

Syeikh Ath-Thusi (ra) berkata: Pada hari Kamis sesudah shalat Ashar disunnahkan
membaca shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya seribu kali, dan disunnahkan
membaca shalawat berikut:

ِ ‫َهِل ْك َع ُد َّو ُه ْم ِم َن اْل ِج ِّن وْا ِال ْن‬


‫س ِم َن‬ ِ ‫اَللَّه َّم ص ِّل َعلَى م َح َّم ٍد و‬
ْ ‫آل ُم َح َّم ٍد َو َع ِّج ْل فَ َر َجهُ ْم َوأ‬ ُ َ ُ
َ َ
.‫ْاالَ َّوِل ْي َن َوْاالَ ِخ ِرْي َن‬
Allahumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa ‘ajjil farajahum, wa
ahlik ‘aduwwahum minal jinni wal insi minal awwalina wal akhirina.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,


percepatlah kemenangan mereka, dan hancurkan musuh-musuh mereka dari jin dan
manusia dari dahulu sampai akhir zaman.

Dan membaca istighfar berikut:

ِ ‫اَستَ ْغ ِفر اهلل الَّذي الَ ِالَه إالَّ ُهو اْلح ُّي اْلقَُّيوم واَتُوب ِالَْي ِه تَوبةَ ع ْب ٍد َخ‬
‫اض ٍع ِم ْس ِك ْي ٍن ُم ْس تَ ِك ْي ٍن‬ َ َْ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ ْ
َّ ‫الَ يستَ ِط ْيع ِلَن ْف ِس ِه صرفاً والَ ع ْدالً والَ َن ْفعاً والَ ض اًر والَ حي اةً والَ موت اً والَ ُن ُش و اًر و‬
ُ‫ص لى اهلل‬ َ َ َ َْ َ ََ َ َّ َ َ َ َ َْ ُ َْ
.ً‫ين ْاالَ ْخَي ِار ْاالَْب َر ِار َو َسلَّ َم تَ ْسِل ْيما‬ ِ َّ َّ ِ ٍ
َ ‫َعلَى ُم َح َّمد َو ِعتْ َرتِه الطي‬
َ ‫ِّبين الطاه ِر‬
Astaghfirullâhalladzi la ilâha illâ Huwal Hayyul Qayyum wa atubu ilayhi tawbata
‘abdin khâdhi‘in, miskînin mustakîn, lâ yastathî‘u linafsihi sharfan walâ ‘adlâ, walâ
naf‘an walâ dharrâ, walâ hayâtan walâ mawtan walâ nusyurâ, wa shallallâhu ‘alâ
Muhammadin wa ‘itratihi ath-thayyibînath thâhirîn, al-akhyâril abrâr, wa sallama
taslîmâ.

Aku mohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan
Mengawasi, aku bertaubat kepada-Nya taubat seorang hamba yang rendah, hina dan
miskin; yang dirinya tak mampu berupaya dan berbuat keadilan, tak mampu memberi
manfaat dan mudharrat, tak mampu hidup, mati dan hidup kembali. Semoga Allah
mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya yang suci dan
baik, yang pilihan dan benar.

Kedua: Membaca surat Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat An-Naml, surat Asy-Syu’ara’,
surat Al-Qashash, surat As-Sajdah, surat Yasin, surat Shad, surat Al-Ahqaf, surat Al-
Waqi‘ah, surat Fushshilat, surat Ad-Dukhkhan, surat Ath-Thur, surat Iqtarabat, dan surat
Al-Jumu’ah. Jika tidak cukup waktu untuk membaca semua, maka pilihlah surat Al-
Waqi’ah dan surat-surat sebelumnya. Karena Imam Ja’far (as) berkata:
“Barangsiapa yang membaca surat Bani Israil setiap malam Jum’at, ia tidak mati
sehingga berjumpa dengan Imam Mahdi (as) dan ia akan menjadi bagian dari sahabat-
sahabatnya.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada setiap malam Jum’at, ia tidak mati
kecuali ia mati syahid, dan Allah membangkitnya bersama para syuhada’, dan
menunggu pada hari kiamat bersama para syuhada’.”
“Barangsiapa yang membaca tiga surat yang dimulai dengan Tha-sin (An-Naml, Asy-
Syu`ara’, Al-Qashash) pada malam Jum’at, ia menjadi bagian dari kekasih-kekasih
Allah dan berada di dekat Allah; dan di dunia ia tidak akan ditimpa keputus-asaan
selamanya; di akhirat akan dikaruniai surga sehingga ia bahagia di atas bahagia, diberi
pasangan seribu bidadari.”
“Barangsiapa yang membaca surat As-Sajdah pada setiap malam Jum’at, Allah akan
memberikan kepadanya catatan amalnya di tangan kanannya, dan tidak dihisab
sebagaimana mestinya, dan ia menjadi kekasih Muhammad dan keluarganya (as).”

Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:“Barangsiapa yang membaca surat Shad pada
malam Jum’at, ia akan dikaruniai kebaikan dunia dan akhirat yang tidak diberikan
kepada seorang pun manusia kecuali Nabi dan Rasul atau Malaikat muqarrabin, Allah
memasukkannya ke surga, yang tidak diberikan kepada semua orang yang mencintai
Ahlul bait (as) sekalipun pembantu mereka yang selalu berkhidmat kepada mereka
kecuali ia sampai ke tingkat dianggap keluarga mereka dan mendapat syafaat mereka.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ahqaf pada
malam Jum’at atau hari Jum’at, Allah tidak menimpakan kepadanya hal-hal yang
menakutkan dalam kehidupan dunia dan mengamankannya dari ketakutan pada hari
kiamat.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada setiap malam Jum’at, Allah swt
mencintainya, dan Ia menjadikan semua manusia mencintainya. Di dunia ia
diselamatkan dari keputus-asaan, kefakiran, kebutuhan, dan penyakit-penyakit dunia;
selain itu ia menjadi kekasih Amirul mukminin (as), dan surat ini adalah surat Amirul
mukminin (as).”

Dalam suatu riwayat dikatakan:“Barangsiapa yang membaca surat Al-Jumu`ah setiap


malam Jum’at, maka ia akan menjadi penghapus dosa-dosanya antara Jum’at ke
Jum’at.”
Ketahuilah, bahwa shalat-shalat sunnah pada malam Jum’at banyak sekali, antara lain
adalah shalat Amirul mukminin (as), yang antara lain adalah shalat dua rakaat, setiap
rakaat sesudah Fatihah membaca Al-Zalzalah (lima kali). Dalam suatu riwayat dikatakan
bahwa orang yang melakukan shalat ini, Allah akan mengamankannya dari azab kubur
dan segala yang menakutkan pada hari kiamat.

Ketiga: Membaca surat Al-Jumu‘ah dalam rakaat pertama shalat Maghrib dan Isya’, dan
membaca surat Al-Ikhlash dalam rakaat kedua pada shalat Maghrib dan surat Al-A‘la
pada shalat Isya’.

Keempat: Meninggalkan bacaan syair.


Dalam riwayat yang shahih dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa makruh hukumnya
membaca syair bagi orang yang berpuasa, pada bulan Muharram, di makam suci, dan
pada malam Jum’at dan hari Jum’at. Perawinya bertanya:walaupun syair itu isinya
tentang kebenaran? Imam menjawab: Walaupun tentang kebenaran.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melantunkan
syair pada malam Jum’at atau hari Jum’at, maka ia tidak memperoleh bagian dari pahala
malam Jum’at dan harinya.” Dalam riwayat yang lain: Shalatnya pada malam dan hari itu
tidak diterima.

Kelima: Memperbanyak mendoakan saudara-saudaranya yang beriman sebagaimana


yang dilakukan oleh Fatimah Az-Zahra’ (as). Jika mendoakan sepuluh orang yang telah
meninggal, maka wajib baginya surga, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis.
Keenam: Membaca doa-doa yang ma’tsur, yang antara lain bersumber dari Imam Ja’far
Ash-Shadiq (as), beliau berkata: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali
pada malam Jum’at dalam sujud yang terakhir dalam shalat sunnah nafilah Isya’, ia akan
diampuni dosa-dosanya. Dan yang paling utama doa ini dibaca secara berulang-ulang
setiap malam:

‫ص لِّ َي َعلَى ُم َح َّمد َو ِآل ِه َواَ ْن تَ ْغ ِف َر ِلي‬ ِ ِ َ ‫ك اْل َك ِرْيِم واس ِم‬
َ ‫ك بِ َو ْج ِه‬ ِ َّ
َ ُ‫ك اْل َعظ ْيم اَ ْن ت‬ ْ َ َ ُ‫َس أَل‬
ْ ‫اَللهُ َّم اّني أ‬
.‫َذ ْنبِ َي اْل َع ِظ ْي َم‬
Allâhumma inni as-aluka biwajhikal karîmi, wasmikal ‘azhîmi, an tushalliya `alâ
Muhammadin wa âlihi, wa an taghfiralî dzanbil `azhim(i).

Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan wajah-Mu yang mulia dan dengan nama-Mu
yang agung, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan ampuni
dosaku yang besar.

Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali pada malam
Jum’at, kemudian ia mati pada malam itu, ia akan masuk ke surga; barangsiapa yang
membacanya pada hari Jum’at, lalu ia mati pada hari itu, maka ia akan masuk ke surga”:
َّ ِ
َ ‫اص َيتِي بَِي ِد‬
‫ك‬ ِ ‫ك وَن‬
َ َ ‫ضت‬
ِ ‫وِفي قَْب‬
َ َ ‫ك‬َ ِ‫ك َو ْاب ُن اَ َمت‬
َ ‫ت َخلَ ْقتَنِي َواََنا َع ْب ُد‬
َ ‫ت َرّبي الَ الَهَ إال اَْن‬ َ ‫اَللَّهُ َّم اَْن‬
َ ِ‫وء بِنِ ْع َمت‬
‫ك‬ ُ ‫ت اَُب‬
ُ ‫ص َن ْع‬
َ ‫َش ِّـر َم ا‬ ‫اك ِم ْن‬ َ ‫ض‬ َ ‫ت اَ ُعوُذ بِ ِر‬ ُ ‫ط ْع‬َ َ‫اسـت‬
ْ ‫ك َما‬ َ ‫ك َوَو ْع ِد‬
َ ‫ت َعلَى َع ْه ِد‬ ُ ‫اَ ْم َس ْي‬
َّ ُّ ِ ِ ِ ِ ْ َ‫واَبوء بِ ُذُنوبِى ف‬
.‫ت‬ َ ‫وب إال اَْن‬ َ ‫اغف ْر لى ُذُنوبِى اَّنهُ الَ َي ْغف ُر الذُن‬ ُ َُ
Allâhumma Anta Rabbi lâila illâ Anta khalaqtanî, wa ana ‘abduka wabnu amatika
wa fi qabdhatika wa nâshiyati biyadika. Amsaytu ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika
mastatha‘tu, a‘uzdu biridhaka min syarri mâ shana‘tu, abûu bini‘matika wa abûu
bidzunûbî, faghfirlî dzunûbî innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ Anta.

Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan
aku dan aku adalah hamba-Mu putera hamba-Mu berada dalam genggaman-Mu dan
nasibku berada di tangan-Mu. Aku memasuki petang ini atas perjanjian kepada-Mu
sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung dengan ridha-Mu dari keburukan
perbuatanku, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu dan aku kembali kepada-Mu
dengan membawa dosa-dosaku, maka ampuni dosa-dosaku, karena tidak ada yang
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Syeikh Ath-Thusi mengatakan, disunnahkan juga membaca doa berikut pada malam
Jum’at, hari Jum’at, dan malam Arafah:

.‫ب َنائِِل ِه َو َجائِ َزتِ ِه‬ َ ‫اء ِرْف ِد ِه َو‬


َ َ‫طل‬ ٍ ‫ادة ِالَى َم ْخلُو‬
َ ‫ق َر َج‬ َ َ‫استَ َع َّد ِل ِوف‬ َّ
ْ ‫اَللهُ َّم َم ْن تَ َعَّبأَ َوتَهَّيأَ َواَ َع َّد َو‬
Allâhumma man ta‘abbaa wa tahayyaa wa a‘adda wasta‘adda liwifadati ilâ
makhlûqin rajâa rifdihi wa thalaba nâilihi wa jâizatihi.

Ya Allah, wahai Yang Bersedia dan Mempersiapkan diri-Nya untuk datang kepada
makhluk yang mengdambakan kedatangan-Nya, dan mengharap karunia dan pengam-
punan-Nya.

‫ِّب ُد َع ائِي َي ا‬ َ ِ‫ك َو َجائِ َزت‬


ْ ‫ك فَالَ تُ َخي‬ َ ‫ب َنائِِل‬
َ َ‫طل‬ َ ‫اء َع ْف ِو‬
َ ‫ك َو‬ ِ ِ ‫ب تَعبِيتِى و‬
َ ‫اس ت ْع َدادي َر َج‬ ْ َ َ ْ ِّ ‫ك َي ا َر‬ َ ‫فَِالَْي‬
.‫صهُ َنائِ ٌل‬ ِ ِ
ُ ُ‫ب َعلَْيه َسائ ٌل َوالَ َي ْنق‬
ِ
ُ ‫َم ْن الَ َيخ ْي‬
Failayka yâ Rabbi ta‘biyatî wasti‘dâtî rajâa ‘afwika wa thalaba nâilihi wa jâizatihi,
falâ tukhayyib du‘âî yâ man lâ yakhîbu ‘alayhi sâilun walâ yanqushuhu nâilun.

Kepada-Mu ya Rabbi, aku persiapkan diriku untuk mengharap ampunan-Mu, dan


memperoleh karunia dan ampunan dari-Mu, maka jangan sia-siakan doaku wahai Yang
tidak pernah menyia-nyiakan orang yang bermohon dan tidak berkurang karena orang
yang memperolehnya.

‫ك ُم ِق ّاًر َعلَى َن ْفس ي‬ ٍ ‫اد ِة َم ْخلُ و‬


َ َ‫ص ِال ٍح َع ِمْلتُ هُ َوالَ ِل ِوف‬ ٍ ِ َ ِ‫فَ ِاّني لَم آت‬
َ ُ‫ق َر َج ْوتُ هُ اَتَْيت‬ َ ‫ك ثقَ ةً بِ َع َم ل‬ ْ
‫اء ِة َوالظُّْلِم ُم ْعتَ ِرفاً بِاَ ْن الَ ُح َّجةَ ِلي َوالَ ُع ْذ َر‬ ِ
َ ‫بِ ْاال َس‬
Fainnî lam âtika tsiqatan bi‘amalin shâlihin ‘amiltuhu walâ liwifâdati makhlûqin
rajautuhu, âtaytuka muqirran ‘ala nafsî bil-isâati wazh-zhulmi mu‘tarifan bian lâ
hujjatalî walâ ‘udzra.
Aku datang kepada-Mu bukan karena percaya pada amal baik yang kulakukan, bukan
karena Engkau siap datang pada makhluk yang mengharapkan, tetapi aku datang
kepada-Mu karena pengakuan atas kesalahan dan kezalimanku pada diriku, dan
pengakuan bahwa tidak ada lagi hujjah dan alasan bagiku.

َ ‫اطئِْي َن َفلَ ْم َي ْمَن ْع‬


‫ك طُ و ُل ُع ُك وِف ِه ْم َعلَى‬ َ َ ‫ك الَِّذى َعفَ ْو‬
ِ ‫ت بِ ِه ع ِن اْل َخ‬ َ ‫يم َع ْف ِو‬ ِ
َ ‫ك اَ ْر ُج و َعظ‬ َ ُ‫اَتَْيت‬
‫الر ْح َم ِة‬
َّ ِ‫ت َعلَْي ِه ْم ب‬ َ ‫َع ِظ ْيِم اْل ُج ْرِم اَ ْن ُع ْد‬
Ataytuka arjû ‘azhima ‘afwika alladzi ‘afawta bihi ‘anil khâthiîna, falam yamna‘ka
thûlu ‘ukûfihim ‘ala ‘azhîmil jurmi an ‘udta ‘alayhim bir-rahmah.

Aku datang kepada-Mu karena mengharap maaf-Mu yang besar, dengannya Kau
maafkan orang-orang yang bersalah, dan besarnya kezaliman mereka tidak
menghalangi-Mu untuk menyayangi mereka.

َ ‫ك إالَّ ِحْل ُم‬


‫ك‬ َ ‫ض َب‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫َم ْن َر ْح َمتُهُ َواس َعةٌ َو َع ْف ُوهُ َعظ ْي ٌم َي ا َعظ ْي ُم َي ا َعظ ْي ُم َي ا َعظ ْي ُم الَ َي ُرُّد َغ‬ ‫فََيا‬
َ ‫ض ُّرعُ ِالَْي‬ َّ َ ‫ي ْن ِجي ِمن س َخ ِط‬
‫ك‬ َ َّ‫ك إال الت‬ َ ْ ُ َ‫َوال‬
Fa yâ man rahmatuhu wâsi‘ah, wa ‘afwuhu ‘azhîmah, yâ ‘Azhimu yâ ‘Azhimu yâ
‘Azhimu lâ yaruddu ghadhabaka illâ hilmuka, walâ yunjî min sakhathika illât
tadharru‘a ilayka.

Wahai Yang luas rahmat-Nya dan besar ampunan-Nya, wahai Yang Maha Agung, wahai
Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Agung, tak akan ada yang mampu menolak marah-
Mu kecuali santun-Mu, tak akan terselamatkan dari murka-Mu kecuali menghampiri-
Mu.

ِ
ِ ِ ِ َ ‫ب ِلي َي ا الَ ِهي فَ َرج اً بِاْلقُ ْد َرِة الَّتِي تُ ْحيِي بِهَ ا َم ْي‬
َ ‫ت اْلبِالَد َوالَ تُ ْهل ْكني َغ ّم اً َحتَّى تَ ْس تَ ِج ْي‬
‫ب‬ ْ َ‫فَه‬
‫ت بِي‬ َ ‫ِلي َوتُ َعِّرفَـنِي ْا ِال َج َاب ةَ ِفي ُد َع ائِي َواَ ِذ ْقـنِي‬
ْ ‫ط ْع َم اْل َع ِافَي ِة إلَى ُمَنتَهَى اَ َجِلي َوالَ تُ ْش ِم‬
‫طهُ َعلَ َّي َوالَ تُ َم ِّك ْنهُ ِم ْن ُعُن ِقي‬
ْ ِّ‫َع ُد ِّوى َوالَ تُ َسل‬
Fahablî yâ Ilâhî farajan bil qudratil latî tuhyî biha maytal bilâdi, walâ tuhliknî
ghamman hattâ tastajîbalî, wa tu‘arrifanîl ijâbata fi du‘âî, wa adziqnî tha‘mal
‘âfiyati ilâ muntahâ ajalî, walâ tusymitbî ‘aduwwî, walâ tusallith ‘alayya, walâ
tumakkinhu min ‘unuqî.

Karena itu, ya Ilahi, karuniakan padaku kebahagiaan dengan kekuasaan-Mu, dengannya


Kau hidupkan kematian negeri, jangan binasakan aku karena penderitaan sehingga Kau
perkenankan doaku dan Kau perkenalkan padaku ijabah doaku. Karuniakan padaku
kelezatan keselamatan sampai akhir ajalku, dan jangan biarkan musuhku menghan-
curkanku, menguasaiku dan membelengguku.

‫ض ُعنِي َوِا ْن اَ ْهلَ ْكتَنِي‬ َِّ ِ ِ َِّ ِ ِ َّ


َ ‫ض ْعتَني فَ َم ْن َذا الذي َي ْرفَ ُعني َوِا ْن َرفَ ْعتَني َف َم ْن َذا الذي َي‬ َ ‫اَللهُ َّم ا ْن َو‬
َ ‫ت اََّنهُ لَْي َس ِفى ُح ْك ِم‬ ُ ‫ك َع ْن اَ ْم ِرِه َوقَ ْد َعِل ْم‬ َ ‫ك ِفي َع ْب ِد‬ َِّ
‫ك‬ َ ُ‫ك اَ ْو َي ْس أَل‬ َ َ‫ض ل‬ ُ ‫فَ َم ْن َذا الذي َي ْع ِر‬
ُ ‫الض ِع‬
‫يف‬ َّ ‫اج ِالَى الظُّْلِم‬ ُ َ‫ت َوِاَّن َم ا َي ْحت‬ ُ ‫ك َع َجلَ ةٌ َوِاَّن َم ا َي ْع َج ُل َم ْن َي َخ‬
َ ‫اف اْلفَ ْو‬ َ ِ‫ظُْل ٌم َوالَ ِفى َنقَ َمت‬
.‫ك ُعلُ ّواً َكبِْي اًر‬ َ ‫ت َيا ِالَ ِهى َع ْن َذِل‬َ ‫َوقَ ْد تَ َعالَْي‬
Allâhumma in wadha‘tanî famandzal ladzî yarfa‘unî, wain rafa‘ta famandzal ladzî
yadha‘unî, wain ahlaktanî famandzal ladzî ya‘ridhu laka fi ‘abdika aw yas-aluka
‘an amrihi, wa qad ‘alimtu annahu laysa fi hukmika zhulmun walâ fi niqmatika
‘ajalun, wa innama ya‘jalu man yakhâful fawta, wa innama yahtâju ilâzh zhulmizh
zha‘îfu, wa qad ta‘âlayta yâ Ilâhi ‘an dzâlika ‘uluwwan kabîrâ.

Ya Allah, jika Kau hinakan aku, siapa lagi yang mampu memuliakan aku; jika Kau
muliakan aku, siapa lagi yang akan mampu menghinakan aku; jika Kau binasakan aku,
siapa lagi yang mampu menghalangi-Mu atau siapa yang akan memohon pada-Mu
tentang persoalannya. Sungguh, aku tahu tidak ada kezaliman dalam hukum-Mu, tidak
ada yang tergesa-gesa dalam siksaan-Mu. Karena keterge-sagesaan itu hanya terjadi
pada orang takut ketinggalan, dan butuh pada kezaliman yang lemah. Sementara
Engkau ya Ilahi benar-benar Maha Mulia dari semua itu.

َ ‫ َواَتََو َّك ُل َعلَْي‬،‫ك فَ ْارُزْقـنِى‬


‫ك‬ َ ِ‫ َواَ ْس تَ ِج ْي ُر ب‬،‫ك فَاَ ِعـ ْذنِى‬
َ ُ‫ َواَ ْس تَْرِزق‬،‫ك فَ اَ ِج ْرنِى‬ َ ِ‫اَللَّهُ َّم ِاّنى اَ ُع وُذ ب‬
‫ك َي ا ِالَ ِهى‬َ ‫ َواَ ْس تَ ْغ ِف ُر‬،‫ـنى‬
ِّ ‫ك فَاَ ِع‬
َ ِ‫ َواَ ْس تَ ِع ْي ُن ب‬،‫ص ْرنِى‬ُ ‫ك َعلَى َع ُد ِّوى فَ ْان‬ َ ‫ص ُر‬ِ ‫ واَستَْن‬،‫فَ ا ْك ِفنِى‬
َ
ِ ‫آم ْين‬
‫آم ْي َن‬ ِ ِ ِ ِ ْ َ‫ف‬
َ ‫اغف ْر لى آم ْي َن‬
Allâhumma innî a‘ûdzu bika fa-a‘idznî, wa astajîru bika fa-ajirnî, wa astarziquka
farzuqnî, wa atawakkalu ‘alayka fakfinî, wa astanshiruka ‘ala ‘aduwwî fanshurnî,
wa asta‘înu bika fa-a‘innî, wa astaghfiruka yâ Ilâhî faghfirlî âmin âmin âmin.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungi aku; aku memohon keselamatan
pada-Mu, maka selamatkan aku; aku memohon rizki pada-Mu, maka berilah aku rizki;
aku bertawakkal kepada-Mu, maka cukupi aku; aku memohon pertolongan kepada-Mu
atas musuhku, maka tolonglah aku; aku memohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah
aku; aku memohon ampunan kepada-Mu ya Ilahi, maka ampuni aku, amin amin amin.

Ketujuh: Membaca doa Kumail.


Kedelapan: Membaca doa sebagaimana yang dibaca pada malam Arafah, yaitu:

ِ ‫اَللَّه َّم يا َش‬


.... ‫اه َد ُك ِّل َن ْج َوى‬ َ ُ
Ya Allah, wahai Yang Menyaksikan setiap jeritan …
(Doa ini terdapat dalam buku Adab Wuquf di Arafah)
Kesembilan: Membaca (10 kali):

‫ص ِّل َعلى‬ ِ ِ َّ ‫اه ِب‬


ِ ‫صاحب اْلمو‬ ِ ‫ط اْلَي َد ْي ِن بِاْل َع ِطَّي ِة يا‬ ِ ‫ِّة يا‬ ِ ‫ض ِل على اْلبري‬ ِ
َ ‫الس نَّية‬ َ َ َ ‫باس‬ َ َ ْ َ‫يا دائ َم اْلف‬
‫هذ ِه اْل َع ِشَّي ِة‬
ِ ‫اغ ِفر لَنا يا َذا اْلعلى فى‬
ُ ْ ْ ‫ى َس ِجَّيةً َو‬
ِِ
ْ ‫ُم َح ِّمد َوآله َخ ْي ِر اْل َور‬
Kesepuluh: Makan buah delima sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ja’far Ash-
Shadiq (as) pada setiap malam Jum’at. Dan yang paling baik adalah menjelang tidur.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang yang makan buah delima menjelang tidur, ia
akan diamankan dirinya sampai pagi hari.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (100 kali)
antara shalat sunnah nafilah dan shalat Shubuh, Allah membangunkan baginya rumah di
surga:

‫وب ِالَْي ِه‬ ِ ِِ ِ


ُ ُ‫ِّي اْل َعظ ِيم َوبِ َح ْمده اَ ْستَ ْغف ُر اهللَ َربِّى َواَت‬
َ ‫ان َرب‬
َ ‫ُس ْب َح‬
Disunnahkan membaca doa berikut pada malam Jum’at waktu dini hari:

َ َ‫ َواَ ْس ِك ْن َقْلبِى َخ ْوف‬،‫اك‬ ِ ‫اَللَّه َّم ص ِّل علَى مح َّم ٍد‬


ِ ْ ‫وآل ِه و َه‬
‫ط ْع هُ َع َّم ْن‬
َ ‫ َوا ْق‬،‫ك‬ َ ‫ض‬ َ ‫ب ل َي اْل َغ َداةَ ِر‬ َ َُ َ َ ُ
َ ‫ب ِلى ثََب‬
‫ات‬ ِ ‫ اَللَّه َّم ص ِّل علَى مح َّم ٍد‬.‫اك‬
ْ ‫وآل ِه َو َه‬ َُ َ َ ُ َ ‫اف إالَّ ِإَّي‬
َ ‫اك َحتَّى الَ اَ ْر ُج َو َوالَ اَ َخ‬َ ‫ِس َو‬
‫ضا‬ َ ‫الر‬ِّ ‫ و‬،‫الص ْب ِر‬ِّ ‫ َو َم ْع ِد َن‬،‫ َوَد َو َام ْا ِال ْس تِقاَ َم ِة‬،‫ف التَّ ْو ِح ْي ِد‬ ِ َ‫ض ْا ِال ْخال‬
َ ‫ َو َش َر‬،‫ص‬ ِ
َ ‫ َو َم ْح‬،‫اْلَيق ْي ِن‬
‫ص ِّل‬ ِ ِ َّ ‫ ي ا م ْن يعلَم م ا ِفي ض ِم ْي ِر‬،‫الس ائِِل ْين‬ ِ ِ ِ َ‫بِاْلق‬
َ ،‫الص امت ْي َن‬ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َّ ‫ َي ا قَاض َي َح َوائ ِج‬،‫ض اء َواْلقَ َد ِر‬ َ
‫ض َح َوائِ ِجي ِفي َن ْف ِس ي‬ ِ ‫ وا ْق‬،‫ واَ ْو ِس ْع ِرْزِقي‬،‫اغ ِف ْر َذ ْنبِى‬
َ َ ْ ‫ َو‬،‫ب ُد َعائِى‬ْ ‫استَ ِج‬ ِِ ٍ
ْ ‫ َو‬،‫َعلَى ُم َح َّمد َوآله‬
.‫َوِا ْخ َوانِي ِفي ِد ْينِي َواَ ْهِلي‬
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, pagi ini
karuniakan padaku ridha-Mu, tanamkan ke dalam hatiku rasa takut kepada-Mu, dan
lepaskan hatiku dari selain-Mu sehingga aku tidak berharap dan tidak takut kecuali
kepada-Mu.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, karuniakan
padaku kekuatan keyakinan, ketulusan ikhlas, kemuliaan tauhid, kelangsungan
istiqamah, keagungan kesabaran, dan ridha pada ketentuan dan takdir-Mu wahai Yang
Memenuhi hajat orang-orang yang memohon, wahai Yang Mengetahui apa yang
tersimpan dalam hati orang-orang yang diam.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, perkenankan doaku,
ampuni dosaku, luaskan rizkiku, penuhi hajat-hajatku untuk diriku, saudara-saudaraku
seagama dan keluargaku.
‫ب‬ ِ
ُ ‫ َو َم َذاه‬،‫ك‬ َ ‫ت إالَّ َعلَْي‬ْ َ‫ف اْل ِه َمِم قَ ْد تَ َعطَّل‬ ِ ‫ ومع‬،‫ك‬
ُ ‫اك‬ َّ ْ ‫ال قَ ْد َخ اب‬
َ َ َ َ ‫ت إال لَ َد ْي‬ َ ِ ‫ِالَ ِهي طُم و ُح ْاالَم‬
َ ُ
،‫ول‬ ٍ ‫ َي ا اَ ْك رم م ْقص وٍد واَ ْج وَد م ْس ؤ‬،ُ‫ك اْلمْلتَ َج أ‬
ُ َ َ َ ُ َ ََ ُ َ ‫اء َوِالَْي‬ ُ ‫رج‬
َّ َ ‫ َف اَْن‬،‫ك‬
َ ‫ت ال‬ َ ‫ت إالَّ ِالَْي‬ْ ‫ول قَ ْد َس َم‬ ِ ُ‫اْلعق‬
ُ
‫ك‬َ ‫ الَ اَ ِج ُد ِلى ِالَْي‬.‫ظ ْه ِرى‬ َ ‫وب اَ ْح ِملُهَ ا َعلَى‬ ُّ ‫ال‬
ِ ‫الذُن‬ ِ َ‫ك بَِن ْف ِسى َيا مْل َج اَ اْله ِاربِ ْي َن بِاَثْق‬
َ َ َ ‫ت ِالَْي‬ُ ‫َه َرْب‬
ِ َّ ‫ واَ َّم َل مالَ َد ْي ِه‬،‫ك اَ ْق رب م ْن رج اه الطَّ ِالبون‬ ِ ِ ِ
‫ق‬َ َ‫ َي ا َم ْن فَت‬،‫ون‬ َ ‫الراغُب‬ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ ‫َش افعاً س َوى َم ْع ِرفَتي بِاََّن‬
‫اء ِلتَْا ِدَي ِة‬
ٍ َ‫ وجع َل م ا امتَ َّن بِ ِه علَى ِعب ِاد ِه ِفي ِكف‬،‫ق االَْلس ن بِحم ِد ِه‬
َ َ ْ َ َََ َْ َ ُ َ َ‫طل‬ ْ َ‫ َوا‬،‫ول بِ َم ْع ِرفَتِ ِه‬
َ ُ‫اْل ُعق‬
‫اط ِل َعلَى‬ ِ ‫ والَ ِلْلب‬،ً‫ان علَى ع ْقِلى س بِْيال‬ َّ ‫ والَ تَ ْج َع ْل ِل‬،‫وآل ِه‬ ِ ‫ ص ِّل علَى مح َّمد‬،‫حقِّ ِه‬
َ َ َ َ َ ِ‫ط‬ َ ‫لش ْي‬ َ َُ َ َ َ
.ً‫َع َمِلى َدِل ْيال‬
Ilahi, sia-sialah keinginan yang besar kecuali pada apa yang ada di sisi-Mu
Sia-sialah harapan yang besar kecuali kepada-Mu
Sia-sialah semua mazhab pemikiran kecuali yang ditujukan kepada-Mu
Engkaulah harapanku, kepada-Mu aku bersandar
Wahai Tujuan yang paling mulia, dan Yang Paling Dermawan dari semua yang dimohon.
Aku lari kepada-Mu wahai Tempat Berlindung orang-orang yang lari karena beratnya
dosa-dosa yang dipikul di pundaknya.
Tidak kudapatkan penolong menuju-Mu kecuali makrifatku bahwa Engkau adalah
Harapan orang-orang yang mencari, dan Cita-cita orang-orang yang berkeinginan.
Wahai Yang Membuka pikiran dengan makrifat-Nya,
Yang Diucapkan lisan dengan pujian-Nya,
Yang Menjadikan karunia-Nya mencukupi hak semua hamba-Nya.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Jangan jadikan setan menguasai jalan pikiranku, dan yang batil menjadi penuntun
amalku.

Ketika terbit fajar hari Jum’at, maka bacalah doa:

‫ص لَّى‬ َ ‫حمد‬
ٍ َّ ‫الس الَم وِذ َّم ِة م‬
ُ
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ُ ‫اَصب ْح‬
َ ُ َّ ‫ت فى ذ َّمة الله َوذ َّمة َمالَئ َكته َوذ َمم اَْنبَيائ ه َوُر ُس له َعلَيه ُم‬ َْ
‫آل ُم َح َّم ٍد َعلَْي ِه ُم‬
ِ ‫ت بِ ِس ر‬
ّ ُ ‫آم ْن‬ َّ ‫آل ُم َح َّم ٍد َعلَْي ِه ُم‬
َ ‫الس الَ ُم‬
ِ ‫اء ِم ْن‬ِ ‫صي‬ ِ ِِ ِ
َ ‫اهللُ َعلَْي ه َوآل ه َوِذ َمِم ْاالَ ْو‬
َّ ‫طاعتِ ِه َكمح َّم ٍد‬ ِ ِ ِ ِِ ِ َ ‫الس الم وعالَنِيتِ ِهم و‬
ُ‫ص لى اهلل‬ َ َُ َ َ ‫ظ اه ِرِه ْم َوَب اطن ِه ْم َواَ ْش هَ ُد اََّنهُ ْم فى عْلِم اهلل َو‬ َ ْ َ َ َ ُ َّ
. ‫َعلَْي ِه َو ِآل ِه‬
Ashbahtu fi dzimmatillâhi, wa dzimmati malâikatihi, wa dzimami anbiyâihi wa
rusulihi (‘alayhimus salam), wa dzimmati Muhammadin (shallallâhu `alayhi wa
âlihi), wa dzimamil awshiyâi min âli Muhammadin (`alayhimus salam). Amantu
bisirri âli Muhammadin (`alayhimus salam) wa `alâniyatihim, wa zhâhirihim wa
bâthinihim. Wa asyhadu annahum fi `ilmillâhi wa thâ`atihi ka-Muhammadin
(shallallâhu `alayhi wa âlihi).
Aku memasuki pagi hari dalam perjanjian Allah, perjanjian para Malaikat-Nya,
perjanjian para Nabi dan Rasul-Nya, perjanjian Muhammad saw, dan perjanjian para
washinya dari keluarga Muhammad (as). Aku mempercayai keluarga Muhammad yang
rahasia dan yang nampak, yang zhahir dan yang batin. Aku bersaksi bahwa mereka
dalam mengenal dan mentaati Allah sama dengan pengenalan dan ketaatan Muhammad
saw kepada-Nya.

Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (tiga kali) pada
hari Jum’at sebelum shalat Shubuh, ia diampuni dosa-dosanya walaupun lebih banyak
dari buih di atas samudera:

‫وب ِالَْي ِه‬ ِ َّ ِ


ُ ‫اَ ْستَ ْغف ُر اهللَ الذي الَ الَهَ إالّ ُه َو اْل َح ُّي اْلقَُّي‬
ُ ُ‫وم َواَت‬
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan
Mengawasi, dan aku bertaubat kepada-Nya.

Amalan hari Jum’at


Pertama: Membaca surat Al-Jumu’ah pada rakaat pertama dalam shalat Shubuh dan
surat Al-Ikhlash dalam rakaat yang kedua.

Kedua: Membaca doa berikut sesudah shalat Shubuh sebelum berbicara dengan siapa
pun, agar menjadi penghapus dosa-dosanya dari hari Jum’at ke Jum’at berikutnya:

‫ت ِف ْيهَ ا ِم ْن َن ْذ ٍر‬ ُ ‫ف اَ ْو َن َذ ْر‬ ٍ ‫ت ِف ْيه ا ِم ْن حْل‬ ٍ ِ ِِ ِ ِ ُ ‫اَللَّه َّم م ا ُقْل‬


َ َ ُ ‫ت فى ُج ُم َعتى َه ذه م ْن قَ ْول اَ ْو َحلَ ْف‬ َ ُ
‫ اَللَّهُ َّم‬،‫ان َو َم ا لَ ْم تَ َش ْأ ِم ْن هُ لَ ْم َي ُك ْن‬ َ ‫ون ك‬
ِ َ ‫ك ُكلِّ ِه فَم ا ِش ْئ‬
َ ‫ت م ْن هُ اَ ْن َي ُك‬ َ َ ‫ي َذِل‬ َ ُ‫فَ َم ِش َّيت‬
ْ ‫ك َب ْي َن َي َد‬
. ‫ت َفلَ ْع َـنتِي َعلَْي ِه‬ َ ‫صالَتِى َعلَْي ِه َو َم ْن لَ َع ْن‬ ِ
َ َ‫ت َعلَْيه ف‬ َ ‫صلَّْي‬ َّ ِ ْ
َ ‫ اَللهُ َّم َم ْن‬،‫اغف ْـر لى َوتَ َج َاوْز َعِّنى‬
Allâhumma ma qultu fî jumu‘atî hadzihi min qawlin aw halaftu fîhâ min halfin aw
nadzartu fîhâ min nazarin famasyiyyatuka bayna yaday dzâlika kullihi. Fama syi’ta
minhu an yakûna kâna wa mâ lam tasya’ minhu lam yakun. Allâhummaghfirlî wa
tajâwaz ‘annî. Allâhumma man shallayta ‘alayhi fashalatî ‘alayhi, wa man la‘anta
fala‘nati ‘alayhi.

Ya Allah, pada hari Jum’at ini tidak ada satupun ucapan yang kukatakan, atau sumpah
yang kuucapkan atau nazar yang kunazarkan, kecuali kehendak-Mu berada di balik
semua itu, karena apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi dan yang tidak Engkau
kehendak pasti tidak akan terjadi. Ya Allah, ampuni aku dan maafkan aku. Ya Allah, pada
orang yang Engkau sampaikan shalawat aku juga bershalawat kepadanya, dan pada
orang yang Kau laknat aku juga melaknatnya.

Amalan ini dilakukan minimal sekali dalam satu bulan. Dan disunnahkan juga membaca
ta‘qib shalat Shubuh.

Ketiga: Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca shalawat berikut
sesudah shalat Shubuh dan shalat Zhuhur, pada hari Jum’at dan hari-hari yang lain, ia
tidak mati sehingga ia berjumpa dengan Imam Mahdi (as); dan barangsiapa yang
membacanya seratus kali, Allah akan memenuhi baginya enam puluh hajat, tiga puluh
hajat dunia dan tiga puluh hajat akhirat:

ِ ‫اَللَّه َّم ص ِّل َعلَى م َح َّم ٍد و‬


‫آل ُم َح َّم ٍد َو َع ِّج ْل فَ َر َجهُ ْم‬ َ ُ َ ُ
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
percepatlah kemenangan mereka.

Keempat: Membaca surat Ar-Rahman sesudah shalat Subuh. Dan sesudah membaca ayat
Fabi-ayyi âlâi Rabbikuma tukadzdziban, ucapkan: La bi-syay-in min âlâika ukadzdzibu
(tidak satu pun nikmat-Mu ya Rabbi yang aku dustakan).

Kelima: sesudah shalat Subuh, membaca surat Al-Ikhlash (100 kali), shalawat (100 kali),
Istighfar (100 kali), surat An-Nisa’, surat Hud, surat Al-Kahfi, surat Ash-Shaffat, dan
surat Ar-Rahman.

Keenam: Membaca surat Al-Ahqaf dan surat Al-Mukminun.


Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ahqaf setiap
malam Jum’at dan hari Jum’at, Allah tidak menimpakan padanya hal-hal yang
menakutkan dalam kehidupan dunia, dan Ia mengamankannya dari ketakutan pada hari
kiamat, insya Allah.”
Ia juga mengatakan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Mukminun pada setiap hari
Jum’at, Allah menutupnya dengan kebahagiaan, dan menyiapkan rumah di surga Firdaus
yang paling tinggi bersama para Nabi dan Rasul.”

Ketujuh: Berdoa yang diawali dengan membaca surat Al-Kafirun (10 kali) sebelum
matahari terbit, agar doanya diijabah.

Kedelapan: Mandi sunnah.


Nabi saw bersabda kepada Imam Ali (as): “Wahai Ali, mandi sunnahlah kamu setiap hari
Jum’at walaupun kamu harus membeli air, karena tidak ada amalan sunnah yang lebih
mulia darinya.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mandi sunnah pada hari Jum’at,
kemudian membaca doa berikut, ia disucikan dari dosa-dosanya dari hari Jum’at ke hari
Jum’at berikutnya, atau amal-amalnya diterima dan disucikan secara spritual:

‫ص ِّل‬ َ ‫اَ ْش هَ ُد اَ ْن الَ ِالَـهَ إالّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِرْي‬


َ ‫ اَللّهُ َّم‬،ُ‫ك لَ هُ َواَ ْش هَ ُد اَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َوَر ُس ولُه‬
.‫طهِّ ِرْي َن‬
َ َ‫المت‬ ِ ِ ْ ‫اجعْلنِي ِمن التََّّوابِْين و‬ ٍ ِ ٍ
ُ ‫اج َعْلني م َن‬ َ َ َ َ ْ ‫َعلَى ُم َح َّمد َوآل ُم َح َّمد َو‬
Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya,
Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad, jadikan aku tergolong kepada orang-orang yang
bertaubat, dan jadikan aku termasuk kepada orang-orang berusaha suci.
Waktu mandi sunnah ini dari terbit fajar sampai matahari tergelincir. Yang paling utama
adalah menjelang matahari tergelincir.

Kesembilan: Mencukur kumis dan memotong kuku, memulai dari jari kelingking kiri
dan diakhiri di kelingking kanan, kemudian potongan kuku itu ditanam. Dan ketika
mencukur kumis atau memotong kuku hendaknya membaca doa:

‫آل ُم َح َّم ٍد‬


ِ ‫بِ ْسِم اللّ ِه وبِاللّ ِه َِِو َعلَى سَّن ِة م َح َّم ٍد و‬
َ ُ ُ َ َ
Dengan nama Allah, dengan Allah dan pada sunnah Muhammad dan keluarga
Muhammad.

Kesepuluh: Memakai wewangian dan pakaian yang bagus.

Kesebelas: Bersedekah. Bersedekah pada hari Jum’at dan malam Jum’at nilainya seribu
kali lipat dari waktu-waktu yang lain.

Kedua belas: Memberi belanja lebih kepada keluarganya supaya dapat membeli buah-
buahan dan daging, agar pada hari Jum’at mereka bahagia.

Ketiga belas: Memakan buah delima sebelum matahari tergelincir


Imam Musa Al-Kazhim (as) berkata: “Barangsiapa yang memakan satu buah delima pada
hari Jum’at, Allah menyinari hatinya selama empat puluh hari; jika ia makan dua buah,
delapan puluh hari; jika makan tiga buah, seratus dua puluh hari; ia dijauhkan dari
bisikan setan; dan orang yang dijauhkan dari bisikan setan, ia tidak bermaksiat kepada
Allah; orang yang tidak bermaksiat kepada Allah, ia akan masuk ke surga.”

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa makan buah delima pada hari Jum’at
memiliki banyak keutamaan.
Keempat belas: Mengosongkan kegiatan termasuk belajar agama, tidak membelanjakan
harta untuk jalan-jalan, bertani; tidak berkumpul dengan orang-orang yang berbuat
kehinaan, tidak menceriterakan aib orang lain, tidak tenggelam dalam tertawa dan
terbahak-bahak, dan semaksimal mungkin menghindari perbuatan yang batil.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Dibencilah seorang muslim yang belum
membelanjakan hartanya seminggu sebelum hari Jum’at untuk belajar agama, dan tidak
mengosongkan pada hari itu untuk belajar agama.”

Nabi saw bersabda: “Jika kalian melihat seorang guru pada hari Jum’at mengajarkan pada
manusia tentang tarikh kekafiran dan jahiliyah, maka lempari kepalanya dengan batu.”

Kelima belas: Membaca shalawat seribu kali.


Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Tidak ada ibadah yang paling aku cintai pada
hari Jum’at dari bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang suci.”

Dalam suatu riwayat dikatakan: “Bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya antara
Zuhur dan Ashar nilanya berbanding dengan tujuh puluh kali haji.”
Keenam belas: Ziarah kepada Nabi saw dan para Imam suci (as).

Ketujuh belas: Ziarah ke kuburan mukminin khususnya kedua orang tua.


Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: Ziarahlah kalian ke kuburan pada hari Jum’at,
karena mereka mengetahui orang yang datang kepada mereka dan mereka bahagia.”

Kedelapan belas: Membaca doa Nudbah.


Kesembilan belas: Pada hari Jum’at banyak sekali shalat sunnah selain sunnah nafilah
Jum’at yang dua puluh rakaat. Menurut riwayat yang masyhur: enam rakaat sesudah
terbit matahari, enam rakaat sekitar waktu dhuha, enam rakaat sebelum matahari
tergelincir, dua rakaat sesudah matahari tergelincir sebelum shalat fardhu. Atau shalat
sunnah enam rakaat sesudah shalat Jum’at atau Zuhur, ini disebutkan dalam kitab-kitab
fiqih.
Atau shalat sunnah sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as)
dari bapak-bapaknya dari Nabi saw, beliau bersabda: “Barangsiapa yang melakukan
shalat sunnah empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah (10 kali), dan surat An-Nas,
Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Kafirun dan Al-Qadar (masing-masing 10 kali), atau ayat kursi
(10 kali), dan sesudah shalat membaca istighfar (100 kali), zikir Subhanallah
walHamdulillah wa lailaha illallah wallahu akbar wala hawla wala quwwata illa billahil
‘aliyyil ‘azhim (100 kali), dan shalawat (100 kali), Allah akan menyelamatkannya dari
keburukan penghuni langit dan penghuni bumi, keburukan setan dan keburukan penguasa
yang zalim.
Disarikan dari Kitab Mâfâtihul Jinân.

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com

You might also like