Professional Documents
Culture Documents
Malam Jum’at adalah malam yang paling, dan harinya adalah hari yang paling dari semua
hari.
Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya malam Jum’at dan harinya adalah 24 jam milik
Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari
api neraka.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang mati di antara matahari
tergelincir hari Kamis hingga matahari tergelincir hari Jum’at, Allah melindunginya
dari goncangan siksa kubur.”
Imam ja’far (as) juga berkata: “Malam Jum’at dan harinya mempunyai hak, maka
janganlah kamu sia-siakan kemuliaannya, mengurangi ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah dengan amal-amal shaleh, dan tinggalkan semua yang haram. Karena di
dalamnya Allah swt melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat
derajat. Hari Jum’at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan
siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke
langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya
Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia.”
Dalam hadis yang mu’tabar, beliau juga berkata: “Sesungguhnya orang mukmin yang
memohon hajatnya kepada Allah, Ia menunda hajat yang dimohonnya hingga hari
Jum’at agar ia memperoleh keutamaan yang khusus (dilipatgandakan karena keutamaan
hari Jum’at).”
Imam Ja’far (as) juga berkata: “Ketika saudara Yusus meminta kepada Ya’qub agar ia
memohonkan ampunan bagi mereka, ia berkata, Tuhanku akan mengampunimu.
Kemudian ia mengakhirkan istighfarnya hingga dini hari malam Jum’at agar
permohonannya diijabah.”
Imam Ja’far (as) berkata: “Jika datang malam Jum’at semua binatang laut dan binatang
darat mengangkat kepalanya seraya memanggil dengan bahasanya masing-masing:
Wahai Tuhan kami, jangan siksa kami karena dosa-dosa anak cucu Adam.”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Allah swt memerintahkan kepada Malaikat
agar menyeru pada setiap malam Jum’at dari bawah Arasy dari awal malam hingga
akhir malam: Tidak ada seorang pun hamba mukmin yang berdoa kepada-Ku untuk
keperluan akhirat dan dunianya sebelum terbit fajar kecuali Aku mengijabahnya, tidak
ada seorang pun mukmin yang bertaubat kepada-Ku dari dosa-dosanya sebelum terbit
fajar kecuali Aku menerima taubatnya, tidak seorang pun mukmin yang sedikit rizkinya
lalu ia memohon kepada-Ku tambahan rizkinya sebelum terbit fajar kecuali Aku
menambah dan meluaskan rizkinya, tidak ada seorang pun hamba mukmin yang sedang
sakit lalu ia memohon kepada-Ku untuk kesembuhannya sebelum terbit fajar kecuali Aku
memberikan kesembuhan, tidak seorang hamba mukmin yang sedang kesulitan dan men
derita lalu ia memohon kepada-Ku agar dihilangkan kesulitannya sebelum terbit fajar
kecuali Aku menghi-langkannya dan menampakkan jalannya, tidak ada seorang pun
hamba yang dizalimi lalu ia memohon kepada-Ku agar Aku mengambil kezalimannya
sebelum terbit fajar kecuali Aku menolongnya dan mengambil kezalimannya; Malaikat
terus-menerus berseru hingga terbit fajar.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata: “Sesungguhnya Allah swt memilih
Jum’at, lalu menjadikan harinya sebagai hari raya, dan memilih malamnya menjadi
malam hari raya. Di antara keutamaannya adalah, orang yang momohon hajatnya
kepada Allah Azza wa Jalla pada hari Jum’at Allah mengijabahnya, suatu bangsa yang
pantas menerima azab lalu mereka memohon pada malam dan hari Jum’at Allah
menyelamatkan mereka darinya, tidak ada sesuatu pun yang Allah tentukan dan
utamakan kecuali Ia menentukannya pada malam Jum’at. Karena itu, malam Jum’at
adalah malam yang paling utama, dan harinya adalah hari yang paling utama.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “ Jauhilah maksiat pada malam Jum’at, karena
pada malam itu keburukan dilipatgandakan dan kebaikan dilipatgandakan. Baransiapa
yang meninggalkan maksiat kepada Allah pada malam Jum’at Allah mengampuni semua
dosa yang lalu, dan barangsiapa yang menampakkan kemaksiatan kepada Allah pada
malam Jum’at Allah menyiksanya dengan semua amal yang ia lakukan sepanjang
umurnya dan melipatgandakan siksa padanya akibat maksiat itu.”
Imam Ar-Ridha (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya hari
Jum’at adalah penghulu semua hari, di dalamnya Allah azza wa jalla melipatgandakan
kebaikan, menghapus keburukan, mengangkat derajat, mengijabah doa, menghilangkan
duka, dan menunaikan hajat-hajat yang besar. Hari Jum’at adalah hari Allah menambah
orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Tidak ada seorang pun manusia yang
memohon perlindungan di dalamnya dan ia mengenal hak-Nya dan yang diharamkan-
Nya, kecuali Allah berhak membebaskan dan menyelamatkan ia dari neraka. Jika ia mati
pada hari Jum’at atau malamnya, ia mati syahid dan membangkitkan dari kuburnya
dalam keadaan aman; tidak ada seorang pun yang meremehkan apa yang diharamkan
oleh Allah dan menyia-nyiakan hak-Nya, kecuali Allah berhak mencampakkannya ke
dalam neraka Jahannam kecuali ia bertaubat.”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Tidak ada terbit matahari yang lebih utama
dari hari Jum’at, dan sesungguhnya pembicaraan burung pun jika ia berjumpa dengan
yang lain pada hari ini, ia mengucapkan salam, salam kebaikan dan kedamaian.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika kalian memasuki hari Jum’at, maka
janganlah kalian disibukkan oleh sesuatu selain ibadah, karena hari itu adalah hari
pengampunan bagi hanba-hamba Allah; pada hari Jum’at dan malamnya Allah
menurunkan kepada mereka rahmat dan karunia lebih banyak dari pada yang
mengambilnya dalam waktu yang singkat ini.”
Pertama: memperbanyak membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan shalawat kepada
Nabi saw dan keluarganya. Karena dalam hadis dikatakan bahwa malam Jum’at adalan
malam yang mulia dan harinya adalah hari cahaya. Dalam hadis dikatakan, paling
sedikitnya membaca shalawat 100 kali, lebih banyak lebih utama.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Jika datang waktu Ashar hari Kamis, para
Malaikat turun dari langit dengan membawa pena-pena dari emas dan kertas dari perak,
mereka tidak mencatatnya kecuali shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.”
Syeikh Ath-Thusi (ra) berkata: Pada hari Kamis sesudah shalat Ashar disunnahkan
membaca shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya seribu kali, dan disunnahkan
membaca shalawat berikut:
ِ اَستَ ْغ ِفر اهلل الَّذي الَ ِالَه إالَّ ُهو اْلح ُّي اْلقَُّيوم واَتُوب ِالَْي ِه تَوبةَ ع ْب ٍد َخ
اض ٍع ِم ْس ِك ْي ٍن ُم ْس تَ ِك ْي ٍن َ َْ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ ْ
َّ الَ يستَ ِط ْيع ِلَن ْف ِس ِه صرفاً والَ ع ْدالً والَ َن ْفعاً والَ ض اًر والَ حي اةً والَ موت اً والَ ُن ُش و اًر و
ُص لى اهلل َ َ َ َْ َ ََ َ َّ َ َ َ َ َْ ُ َْ
.ًين ْاالَ ْخَي ِار ْاالَْب َر ِار َو َسلَّ َم تَ ْسِل ْيما ِ َّ َّ ِ ٍ
َ َعلَى ُم َح َّمد َو ِعتْ َرتِه الطي
َ ِّبين الطاه ِر
Astaghfirullâhalladzi la ilâha illâ Huwal Hayyul Qayyum wa atubu ilayhi tawbata
‘abdin khâdhi‘in, miskînin mustakîn, lâ yastathî‘u linafsihi sharfan walâ ‘adlâ, walâ
naf‘an walâ dharrâ, walâ hayâtan walâ mawtan walâ nusyurâ, wa shallallâhu ‘alâ
Muhammadin wa ‘itratihi ath-thayyibînath thâhirîn, al-akhyâril abrâr, wa sallama
taslîmâ.
Aku mohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan
Mengawasi, aku bertaubat kepada-Nya taubat seorang hamba yang rendah, hina dan
miskin; yang dirinya tak mampu berupaya dan berbuat keadilan, tak mampu memberi
manfaat dan mudharrat, tak mampu hidup, mati dan hidup kembali. Semoga Allah
mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya yang suci dan
baik, yang pilihan dan benar.
Kedua: Membaca surat Bani Israil, surat Al-Kahfi, surat An-Naml, surat Asy-Syu’ara’,
surat Al-Qashash, surat As-Sajdah, surat Yasin, surat Shad, surat Al-Ahqaf, surat Al-
Waqi‘ah, surat Fushshilat, surat Ad-Dukhkhan, surat Ath-Thur, surat Iqtarabat, dan surat
Al-Jumu’ah. Jika tidak cukup waktu untuk membaca semua, maka pilihlah surat Al-
Waqi’ah dan surat-surat sebelumnya. Karena Imam Ja’far (as) berkata:
“Barangsiapa yang membaca surat Bani Israil setiap malam Jum’at, ia tidak mati
sehingga berjumpa dengan Imam Mahdi (as) dan ia akan menjadi bagian dari sahabat-
sahabatnya.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada setiap malam Jum’at, ia tidak mati
kecuali ia mati syahid, dan Allah membangkitnya bersama para syuhada’, dan
menunggu pada hari kiamat bersama para syuhada’.”
“Barangsiapa yang membaca tiga surat yang dimulai dengan Tha-sin (An-Naml, Asy-
Syu`ara’, Al-Qashash) pada malam Jum’at, ia menjadi bagian dari kekasih-kekasih
Allah dan berada di dekat Allah; dan di dunia ia tidak akan ditimpa keputus-asaan
selamanya; di akhirat akan dikaruniai surga sehingga ia bahagia di atas bahagia, diberi
pasangan seribu bidadari.”
“Barangsiapa yang membaca surat As-Sajdah pada setiap malam Jum’at, Allah akan
memberikan kepadanya catatan amalnya di tangan kanannya, dan tidak dihisab
sebagaimana mestinya, dan ia menjadi kekasih Muhammad dan keluarganya (as).”
Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata:“Barangsiapa yang membaca surat Shad pada
malam Jum’at, ia akan dikaruniai kebaikan dunia dan akhirat yang tidak diberikan
kepada seorang pun manusia kecuali Nabi dan Rasul atau Malaikat muqarrabin, Allah
memasukkannya ke surga, yang tidak diberikan kepada semua orang yang mencintai
Ahlul bait (as) sekalipun pembantu mereka yang selalu berkhidmat kepada mereka
kecuali ia sampai ke tingkat dianggap keluarga mereka dan mendapat syafaat mereka.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ahqaf pada
malam Jum’at atau hari Jum’at, Allah tidak menimpakan kepadanya hal-hal yang
menakutkan dalam kehidupan dunia dan mengamankannya dari ketakutan pada hari
kiamat.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada setiap malam Jum’at, Allah swt
mencintainya, dan Ia menjadikan semua manusia mencintainya. Di dunia ia
diselamatkan dari keputus-asaan, kefakiran, kebutuhan, dan penyakit-penyakit dunia;
selain itu ia menjadi kekasih Amirul mukminin (as), dan surat ini adalah surat Amirul
mukminin (as).”
Ketiga: Membaca surat Al-Jumu‘ah dalam rakaat pertama shalat Maghrib dan Isya’, dan
membaca surat Al-Ikhlash dalam rakaat kedua pada shalat Maghrib dan surat Al-A‘la
pada shalat Isya’.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melantunkan
syair pada malam Jum’at atau hari Jum’at, maka ia tidak memperoleh bagian dari pahala
malam Jum’at dan harinya.” Dalam riwayat yang lain: Shalatnya pada malam dan hari itu
tidak diterima.
ص لِّ َي َعلَى ُم َح َّمد َو ِآل ِه َواَ ْن تَ ْغ ِف َر ِلي ِ ِ َ ك اْل َك ِرْيِم واس ِم
َ ك بِ َو ْج ِه ِ َّ
َ ُك اْل َعظ ْيم اَ ْن ت ْ َ َ َُس أَل
ْ اَللهُ َّم اّني أ
.َذ ْنبِ َي اْل َع ِظ ْي َم
Allâhumma inni as-aluka biwajhikal karîmi, wasmikal ‘azhîmi, an tushalliya `alâ
Muhammadin wa âlihi, wa an taghfiralî dzanbil `azhim(i).
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan wajah-Mu yang mulia dan dengan nama-Mu
yang agung, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan ampuni
dosaku yang besar.
Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca doa berikut tujuh kali pada malam
Jum’at, kemudian ia mati pada malam itu, ia akan masuk ke surga; barangsiapa yang
membacanya pada hari Jum’at, lalu ia mati pada hari itu, maka ia akan masuk ke surga”:
َّ ِ
َ اص َيتِي بَِي ِد
ك ِ ك وَن
َ َ ضت
ِ وِفي قَْب
َ َ كَ ِك َو ْاب ُن اَ َمت
َ ت َخلَ ْقتَنِي َواََنا َع ْب ُد
َ ت َرّبي الَ الَهَ إال اَْن َ اَللَّهُ َّم اَْن
َ ِوء بِنِ ْع َمت
ك ُ ت اَُب
ُ ص َن ْع
َ َش ِّـر َم ا اك ِم ْن َ ض َ ت اَ ُعوُذ بِ ِر ُ ط ْعَ َاسـت
ْ ك َما َ ك َوَو ْع ِد
َ ت َعلَى َع ْه ِد ُ اَ ْم َس ْي
َّ ُّ ِ ِ ِ ِ ْ َواَبوء بِ ُذُنوبِى ف
.ت َ وب إال اَْن َ اغف ْر لى ُذُنوبِى اَّنهُ الَ َي ْغف ُر الذُن ُ َُ
Allâhumma Anta Rabbi lâila illâ Anta khalaqtanî, wa ana ‘abduka wabnu amatika
wa fi qabdhatika wa nâshiyati biyadika. Amsaytu ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika
mastatha‘tu, a‘uzdu biridhaka min syarri mâ shana‘tu, abûu bini‘matika wa abûu
bidzunûbî, faghfirlî dzunûbî innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ Anta.
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan
aku dan aku adalah hamba-Mu putera hamba-Mu berada dalam genggaman-Mu dan
nasibku berada di tangan-Mu. Aku memasuki petang ini atas perjanjian kepada-Mu
sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung dengan ridha-Mu dari keburukan
perbuatanku, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu dan aku kembali kepada-Mu
dengan membawa dosa-dosaku, maka ampuni dosa-dosaku, karena tidak ada yang
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Syeikh Ath-Thusi mengatakan, disunnahkan juga membaca doa berikut pada malam
Jum’at, hari Jum’at, dan malam Arafah:
Ya Allah, wahai Yang Bersedia dan Mempersiapkan diri-Nya untuk datang kepada
makhluk yang mengdambakan kedatangan-Nya, dan mengharap karunia dan pengam-
punan-Nya.
Aku datang kepada-Mu karena mengharap maaf-Mu yang besar, dengannya Kau
maafkan orang-orang yang bersalah, dan besarnya kezaliman mereka tidak
menghalangi-Mu untuk menyayangi mereka.
Wahai Yang luas rahmat-Nya dan besar ampunan-Nya, wahai Yang Maha Agung, wahai
Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Agung, tak akan ada yang mampu menolak marah-
Mu kecuali santun-Mu, tak akan terselamatkan dari murka-Mu kecuali menghampiri-
Mu.
ِ
ِ ِ ِ َ ب ِلي َي ا الَ ِهي فَ َرج اً بِاْلقُ ْد َرِة الَّتِي تُ ْحيِي بِهَ ا َم ْي
َ ت اْلبِالَد َوالَ تُ ْهل ْكني َغ ّم اً َحتَّى تَ ْس تَ ِج ْي
ب ْ َفَه
ت بِي َ ِلي َوتُ َعِّرفَـنِي ْا ِال َج َاب ةَ ِفي ُد َع ائِي َواَ ِذ ْقـنِي
ْ ط ْع َم اْل َع ِافَي ِة إلَى ُمَنتَهَى اَ َجِلي َوالَ تُ ْش ِم
طهُ َعلَ َّي َوالَ تُ َم ِّك ْنهُ ِم ْن ُعُن ِقي
ْ َِّع ُد ِّوى َوالَ تُ َسل
Fahablî yâ Ilâhî farajan bil qudratil latî tuhyî biha maytal bilâdi, walâ tuhliknî
ghamman hattâ tastajîbalî, wa tu‘arrifanîl ijâbata fi du‘âî, wa adziqnî tha‘mal
‘âfiyati ilâ muntahâ ajalî, walâ tusymitbî ‘aduwwî, walâ tusallith ‘alayya, walâ
tumakkinhu min ‘unuqî.
Ya Allah, jika Kau hinakan aku, siapa lagi yang mampu memuliakan aku; jika Kau
muliakan aku, siapa lagi yang akan mampu menghinakan aku; jika Kau binasakan aku,
siapa lagi yang mampu menghalangi-Mu atau siapa yang akan memohon pada-Mu
tentang persoalannya. Sungguh, aku tahu tidak ada kezaliman dalam hukum-Mu, tidak
ada yang tergesa-gesa dalam siksaan-Mu. Karena keterge-sagesaan itu hanya terjadi
pada orang takut ketinggalan, dan butuh pada kezaliman yang lemah. Sementara
Engkau ya Ilahi benar-benar Maha Mulia dari semua itu.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungi aku; aku memohon keselamatan
pada-Mu, maka selamatkan aku; aku memohon rizki pada-Mu, maka berilah aku rizki;
aku bertawakkal kepada-Mu, maka cukupi aku; aku memohon pertolongan kepada-Mu
atas musuhku, maka tolonglah aku; aku memohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah
aku; aku memohon ampunan kepada-Mu ya Ilahi, maka ampuni aku, amin amin amin.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (100 kali)
antara shalat sunnah nafilah dan shalat Shubuh, Allah membangunkan baginya rumah di
surga:
ص لَّى َ حمد
ٍ َّ الس الَم وِذ َّم ِة م
ُ
ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ُ اَصب ْح
َ ُ َّ ت فى ذ َّمة الله َوذ َّمة َمالَئ َكته َوذ َمم اَْنبَيائ ه َوُر ُس له َعلَيه ُم َْ
آل ُم َح َّم ٍد َعلَْي ِه ُم
ِ ت بِ ِس ر
ّ ُ آم ْن َّ آل ُم َح َّم ٍد َعلَْي ِه ُم
َ الس الَ ُم
ِ اء ِم ْنِ صي ِ ِِ ِ
َ اهللُ َعلَْي ه َوآل ه َوِذ َمِم ْاالَ ْو
َّ طاعتِ ِه َكمح َّم ٍد ِ ِ ِ ِِ ِ َ الس الم وعالَنِيتِ ِهم و
ُص لى اهلل َ َُ َ َ ظ اه ِرِه ْم َوَب اطن ِه ْم َواَ ْش هَ ُد اََّنهُ ْم فى عْلِم اهلل َو َ ْ َ َ َ ُ َّ
. َعلَْي ِه َو ِآل ِه
Ashbahtu fi dzimmatillâhi, wa dzimmati malâikatihi, wa dzimami anbiyâihi wa
rusulihi (‘alayhimus salam), wa dzimmati Muhammadin (shallallâhu `alayhi wa
âlihi), wa dzimamil awshiyâi min âli Muhammadin (`alayhimus salam). Amantu
bisirri âli Muhammadin (`alayhimus salam) wa `alâniyatihim, wa zhâhirihim wa
bâthinihim. Wa asyhadu annahum fi `ilmillâhi wa thâ`atihi ka-Muhammadin
(shallallâhu `alayhi wa âlihi).
Aku memasuki pagi hari dalam perjanjian Allah, perjanjian para Malaikat-Nya,
perjanjian para Nabi dan Rasul-Nya, perjanjian Muhammad saw, dan perjanjian para
washinya dari keluarga Muhammad (as). Aku mempercayai keluarga Muhammad yang
rahasia dan yang nampak, yang zhahir dan yang batin. Aku bersaksi bahwa mereka
dalam mengenal dan mentaati Allah sama dengan pengenalan dan ketaatan Muhammad
saw kepada-Nya.
Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca zikir berikut (tiga kali) pada
hari Jum’at sebelum shalat Shubuh, ia diampuni dosa-dosanya walaupun lebih banyak
dari buih di atas samudera:
Kedua: Membaca doa berikut sesudah shalat Shubuh sebelum berbicara dengan siapa
pun, agar menjadi penghapus dosa-dosanya dari hari Jum’at ke Jum’at berikutnya:
Ya Allah, pada hari Jum’at ini tidak ada satupun ucapan yang kukatakan, atau sumpah
yang kuucapkan atau nazar yang kunazarkan, kecuali kehendak-Mu berada di balik
semua itu, karena apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi dan yang tidak Engkau
kehendak pasti tidak akan terjadi. Ya Allah, ampuni aku dan maafkan aku. Ya Allah, pada
orang yang Engkau sampaikan shalawat aku juga bershalawat kepadanya, dan pada
orang yang Kau laknat aku juga melaknatnya.
Amalan ini dilakukan minimal sekali dalam satu bulan. Dan disunnahkan juga membaca
ta‘qib shalat Shubuh.
Ketiga: Dalam suatu riwayat dikatakan: Barangsiapa yang membaca shalawat berikut
sesudah shalat Shubuh dan shalat Zhuhur, pada hari Jum’at dan hari-hari yang lain, ia
tidak mati sehingga ia berjumpa dengan Imam Mahdi (as); dan barangsiapa yang
membacanya seratus kali, Allah akan memenuhi baginya enam puluh hajat, tiga puluh
hajat dunia dan tiga puluh hajat akhirat:
Keempat: Membaca surat Ar-Rahman sesudah shalat Subuh. Dan sesudah membaca ayat
Fabi-ayyi âlâi Rabbikuma tukadzdziban, ucapkan: La bi-syay-in min âlâika ukadzdzibu
(tidak satu pun nikmat-Mu ya Rabbi yang aku dustakan).
Kelima: sesudah shalat Subuh, membaca surat Al-Ikhlash (100 kali), shalawat (100 kali),
Istighfar (100 kali), surat An-Nisa’, surat Hud, surat Al-Kahfi, surat Ash-Shaffat, dan
surat Ar-Rahman.
Ketujuh: Berdoa yang diawali dengan membaca surat Al-Kafirun (10 kali) sebelum
matahari terbit, agar doanya diijabah.
Kesembilan: Mencukur kumis dan memotong kuku, memulai dari jari kelingking kiri
dan diakhiri di kelingking kanan, kemudian potongan kuku itu ditanam. Dan ketika
mencukur kumis atau memotong kuku hendaknya membaca doa:
Kesebelas: Bersedekah. Bersedekah pada hari Jum’at dan malam Jum’at nilainya seribu
kali lipat dari waktu-waktu yang lain.
Kedua belas: Memberi belanja lebih kepada keluarganya supaya dapat membeli buah-
buahan dan daging, agar pada hari Jum’at mereka bahagia.
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa makan buah delima pada hari Jum’at
memiliki banyak keutamaan.
Keempat belas: Mengosongkan kegiatan termasuk belajar agama, tidak membelanjakan
harta untuk jalan-jalan, bertani; tidak berkumpul dengan orang-orang yang berbuat
kehinaan, tidak menceriterakan aib orang lain, tidak tenggelam dalam tertawa dan
terbahak-bahak, dan semaksimal mungkin menghindari perbuatan yang batil.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Dibencilah seorang muslim yang belum
membelanjakan hartanya seminggu sebelum hari Jum’at untuk belajar agama, dan tidak
mengosongkan pada hari itu untuk belajar agama.”
Nabi saw bersabda: “Jika kalian melihat seorang guru pada hari Jum’at mengajarkan pada
manusia tentang tarikh kekafiran dan jahiliyah, maka lempari kepalanya dengan batu.”
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya antara
Zuhur dan Ashar nilanya berbanding dengan tujuh puluh kali haji.”
Keenam belas: Ziarah kepada Nabi saw dan para Imam suci (as).
Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com