You are on page 1of 23

Ambulatory

Anesthesia
Pendahuluan
 Riwayat anestesi rawat jalan bisa disejajarkan dengan
sejarah ilmu anestesi. Pada awal perkembangan ilmu
kedokteran, pembedahan benar-benar dilakukan pada
pasien rawat jalan dan dilakukan dirumah pasien, diatas
meja dapur, bahkan dibawah pohon.
 Anestesi rawat jalan modern berawal dari dental
anestesi dan pembedahan di Hartford, Connecticut
tahun 1846 menggunakan N2O.
 Sekitar tahun 1950, fasilitas perawatan bedah rawat
jalan semakin bertambah terutama karena terbatasnya
jumlah tempat tidur di rumah sakit dan tingginya biaya
rawat inap
 Tempat, Prosedur, dan Seleksi Pasien
Pembedahan rawat jalan bisa dilakukan di
rumah sakit atau fasilitas kesehatan
disekitar rumah sakit. Prosedur yang
sesuai untuk bedah rawat jalan adalah
prosedur yang perawatan pasca
operasinya sederhana, bisa dirawat
dirumah dengan tingkat kejadian
komplikasi post operative yang rendah.
 Pasien harus cukup sehat sehingga stress operasi dan
anestesi tidak akan menggangu recovery dan bisa pulang
dengan aman.
 Sebagian besar pasien bedah rawat sehari adalah ASA I dan
II. Tetapi dengan membaiknya perawatan bedah dan
anestesi, jumlah pasien ASA III dan ASA IV yang bisa di
operasi di fasilitas bedah rawat sehari semakin bertambah..
Resiko komplikasi bisa direduksi bila kondisi medis terkendali
sedikitnya 3 bulan sebelum operasi. Oleh karenanya ASA
bukan satu-satunya hal yang harus dipertimbangkan, tetapi
jenis operasi, teknik anestesi dan faktor sosial juga
mempengaruhi kelayakan pasien. Bahkan pasien morbid
obese dengan BMI >35 kg/m2 bisa menjadi pasien bedah
rawat sehari dengan managemen anestesi facemask pada
prosedur bedah yang singkat.
 Usia ekstrem yaitu <6bulan dan >70 tahun tetap
dipertimbangkan dalam bedah rawat sehari, tetapi usia bukan
satu-satunya hal yang menentukan lamanya masa pulih sadar
atau meningkatnya komplikasi perioperative.
Kontraindikasi Pasien Anestesi Rawat Jalan
 Penyakit serius yang berpotensi mengancam hidup
dan belum dikelola secara maksimal ( diabetes,
unstable angina, asma simptomatik)
 Morbid obesity dengan penyakit kardiovaskuler
simptomatik (misalnya angina) atau gangguan
respirasi ( misalnya asma)
 Pasien dalam terapi jangka panjang obat-obatan yang
bekerja sentral ( misalnya MAO inhibitor yaitu
pargyline dan tranylcypromine) dan pecandu kokain
karena meningkatnya resiko komplikasi kardiovaskuler
intraoperative sampai dengan kematian.
 Ex-premature infant yang usianya kurang dari
60minggu post konsepsi yang perlu dilakukan anestesi
umum endotracheal.
 Tidak ada orang dewasa dirumah yang bisa
bertanggung jawab untuk perawatan pasien malam
hari pasca bedah.
 Preparasi Preoperative
Preparasi preoperative yang optimal pada pasien
rawat jalan akan membuat bedah rawat sehari
lebih aman dan lebih bisa diterima pasien dan
staf rumah sakit. Proses preparasi ditujukan
untuk mengurangi resiko bedah rawat sehari,
meningkatkan keberhasilan dari sisi pasien,
membuat pengalaman pembedahan lebih bisa
diterima pasien dan keluarganya. Preparasi
ditujukan untuk meminimalkan kegelisahan
pasien dengan premedikasi farmakologi maupun
nonfarmakologi dan mengurangi problem
postoperative yang potensial.
Pencegahan nausea dan vomiting
Teknik Anestesi
Kualitas, keamanan, efisiensi dan harga obat dan
alat adalah pertimbangan penting dalam memilih
teknik anestesi pasien rawat jalan. Anestesi ideal
pasien rawat jalan harus dengan onset yang
smooth dan cepat sehingga memberikan kondisi
bedah yang ideal, masa pulih yang cepat dan
tanpa efek samping. Pemilihan teknik anestesi
tergantung pada faktor pasien dan pembedahan.
Pada kebanyakan prosedur rawat jalan, anestesi
umum tetap merupakan teknik yang paling
popular baik untuk pasien maupun prosedur
bedahnya.
 Anestesi Regional
Anestesi regional menawarkan banyak
keuntungan bagi sebagian besar pasien rawat
jalan. Selain untuk membatasi area yang
teranestesi hanya pada area yang akan
dioperasi, efek samping yang biasa terjadi pada
anestesi umum (nause, vomiting, pusing dan
letargi) bisa dihindari. Faktor penunjang yang
penting untuk kesuksesan anestesi regional pada
bedah rawat jalan adalah tersedianya ruang
induksi untuk pelaksanaan blok anestesi sebelum
pasien memasuki ruang operasi agar tidak
memperpanjang masa perioperatif. 1,7
MAC(Monitored Anesthesia Care )

 Monitored anesthesia care adalah istilah yang digunakan


bila seorang ahli anestesi memonitor pasien dibawah
anestesi lokal atau memberikan tambahan obat pada
pasien yang menjalani prosedur terapi atau diagnostik.
 ASA mendefinisikan MAC adalah situasi dimana ahli
anestesi diminta untuk memberikan pelayanan anestesi
khusus pada pasien yang menjalani prosedur yang
direncanakan, dimana pasien mendapatkan anestesi lokal
atau pada beberapa kasus tanpa anestesi sama sekali.
 Pada kasus tersebut, ahli anestesi harus memonitor tanda
vital pasien dan setiap saat siap untuk memasukkan obat
anestesi dan memberikan perawatan medis lain yang
sesuai.
 Standard perawatan pasien yang direncanakan
untuk MAC sama dengan pada pasien yang
menjalani anestesi umum dan regional, yaitu
pemeriksaan lengkap preoperative, monitoring
intraoperative dan perawatan masa pulih post
operative.
 Monitoring yang hati-hati diperlukan sebab
pasien mungkin dengan cepat berubah dari level
sedasi ringan ke sedasi dalam (tidak sadar) dan
oleh karena itu beresiko terjadinya obstruksi
jalan napas, desaturasi oksigen bahkan aspirasi.
 Obat sedative-hypnotive digunakan untuk
membuat prosedur bedah lebih bisa ditoleransi
pasien dengan mengurangi gelisah dan
memberikan tingkat amnesia intraoperative
sehingga pasien tetap tenang selama operasi.
Konsep Fast-Tracking

Anestesi rawat jalan diberikan pada pasien dengan dua


tujuan yaitu kondisi terbaik yang aman dan cepat untuk
kelancaran prosedur diagnostik atau terapetik sambil
tetap menjamin masa pulih yang cepat dengan sequelae
postoperative yang minimal.
Dengan titrasi obat anestesi yang hati-hati, pasien rawat
jalan bisa dengan aman ditransfer langsung dari ruang
operasi ke area rekoveri yang tidak terlalu intesive,
beberapa pasien bisa langsung pulang dalam 1 jam
setelah operasi sehingga mengurangi biaya perawatan.
Melewati PACU setelah operasi rawat jalan disebut
sebagai ”fast-tracking”.
Kriteria Pasien Pulang
 Postanestetic discharge scoring system (PADS)
adalah indeks kumulatif sederhana yang menilai
kesiapan pasien untuk pulang dan berdasarkan
pada 5 kriteria mayor:
1. Tanda vital, yaitu tekanan darah, heart rate,
respiratory rate, dan temperature.
2. Status mental dan aktifitas
3. Nyeri dan PONV
4. Perdarahan akibat pembedahan
5. Intake/output cairan
 Pasien yang mencapai skor 9 atau lebih
dan tidak pulang sendirian maka dianggap
layak untuk pulang. Perlu tidaknya pasien
minum dan buang air kecil sebelum
pulang tidak lagi sangat disarankan.
Anesthesi regional

 Pasien yang pulih dari anestesi regional harus memenuhi


kriteria pemulihan yang sama dengan pasien anestesi
umum dengan kriteria lain yang menjamin keamanan
pasien setelah blok neuraxial sentral.
 Pada epidural dan spinal anestesi, dikatakan bahwa
fungsi sensorik dan motorik akan pulih sebelum fungsi
simpatis. Residual blok saraf simpatis yang
mempersarafi urethra dan vesica urinaria bisa
menyebabkan retensi urin.
 Karena sangat disarankan bahwa pada spinal dan
epidural anestesi pasien rawat jalan harus bisa buang air
kecil maka penggunaan obat lokal anestesi long acting
(misalnya bupivacaine, tetracaine) sebaiknya dihindari.
 Penggunaan obat lokal anestesi short acting
(misalnya lidocaine, procaine) dengan
penambahan fentanyl bisa memberikan spinal
anestesi yang adekuat tanpa memperlama masa
pulih.
 Sebelum pasien dipulangkan, pasien ini harus
normal sensasi perianalnya (S4-5), mampu
memplantarflexikan kaki dan proprioceptive dari
ibu jari kaki.
 Jadi kriteria pulang bagi pasien spinal dan
epidural anesthesia sebaiknya meliputi pulihnya
sensasi normal, kekuatan otot dan
proprioseptive dan kembalinya fungsi saraf
simpatis
Kesimpulan

Anestesi untuk bedah rawat sehari adalah spesialisi yang


berkembang dengan cepat. Pasien yang dulu dianggap
tidak memenuhi syarat untuk menjalani bedah rawat jalan
sekarang sudah dipertimbangkan sebagai pasien yang
layak untuk pembedahan rawat jalan. Operasi yang dulu
dianggap tidak layak untuk dilakukan pada pasien rawat
jalan sekarang sudah menjadi prosedur rutin yang
dilakukan pada pagi hari sehingga pasien bisa pulang pada
petang atau malam hari. Kunci anestesi rawat jalan adalah
manajemen anestesi yang tepat sebelum pasien berada
diruang operasi dan setelah operasi. Tersedianya obat
anestesi durasi cepat, analgesik durasi lama dan
antiemetik memudahkan kita merawat pasien di pusat
bedah rawat jalan secara efektif.

You might also like