You are on page 1of 60

erie b . D . / U 2 / l U / 6 8 .

~
PENDIDIKAN

Kewargaan Negara
PROPINSI D A E R A H ISTIMEWA A T J E H
(ILMU BUMI - SEDJARAH - K E W A R G A A N NEGARA)

UNTUK S E K O L A H DASAR
KELAS IV

DJILID II

Disusun oleh :
DJAUHAR! ISHAK B.A.
dan
CHALID IBRAHIM

Tjetgkan kedu-a

Penerbit

P.T, „ S A K T ! "
P. T. Pusiaka & Pe^jetakan Sari Kebudajaan Timur
BANDA ATJEH
1968
KATA PENGANTAR

DASAR PENDIDIKAN adalah Fahafah Negara Pantja Sila, dan tudjuan Pen-
didikan Nasional kita ialah membentuk manusia Pantja Sila sedjati.
Untuk mentjapai dasar dan tudjuan tersebut, ialah tatu ialah dengan mempertinggi
mtntal-moral budi-pekerii jang didjiwai oleh agama.
Ptrlu dimiliki pengetahuan dan pengertian data? mengenai kewadjiban dan haknja
sebflflai manuiia Pantja Sila.
Ptmbinaan djiwa dan moral Pantja Sila, salah tatu dianlaranja dengan media
Pendidikan Kewargaan Negara.
Ktwargaan Negara ini tcrmasuk dalam kelompok mata peladjaran PEMB1NAAN
D]IWA DAN MORAL PANT]ASILA, jang bcrkorelasi dengan peladjaran Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Bahasa Indonesia.
Pendidikan Kewargaan Negara ini merupakan integrasi anlara llmu Bumi, Stdjarah
dan Civiel jang harus diberikan jet/ara intensif, btrdjendjang naik dtngan prinstp
integralitaj, konïinuitas dan sirikronisasi.
Dengan demikian langkah kita, menudju kepaèta tudjuan Pendidikan Nationaï, mem-
bentuk mamijia Pantja Sila sedjati menurut kehendak Undang-Undang Dasar 1945.
Mudah-mudahan dengan landasan diatas jang dibarengi oleh didaktik-metodik jang
baik. kita antarkan anak didik kita sampai ketudjuannja, mendjadi manuiia jang ber-
llmü, beramal dan berbudi luhur.
Perlu kami djelaskan bahwa buku Pendidikan Kewargaan Negara ini terdiri dari
dua bahagian. Keduanj'a mempunjai hubimgan jang amat erat.
Keduanja dipakai untuk kelas IV Sekolah Dasar. Sekiranja tidak sthsai dapat <fi-
landfutkan pada permulaan tahun adjaran di kelas V.
Utjapan terima kasih kami sampaikan keharibaan Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan
Prasekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Luar biasa, Propinsi Daerah ïtlimawa Atjeh, atas
penelitian dan persetudjuan beliait unluk mempergunakan buku ini pada Sekolah-sekola}i
Dasar dalam Propinsi Daerah Istimewa Atjih.
Kemudian keharibaan para pendidik, kami mohonkan tegur sapa demi perbaikannja.
Kepada Sdr. Moehd. Noer Hanafiah Direktur Penerbit „P.T. Pustaka & Pertjetakan
Sari Kebudajaan Timur" (P.T. SAKTl) jang telah bersedia menerbltkannja, kami me-
njampaikan penghargaan dan terima kasih jang setinggi-tingginja.
Achimja marilah kita pandjatkan do'a kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala, mega-
nxoga kita selalu ttiendapal taufiq dan hidajahnja.

T«rtma kasih. Para penjusun.


SURAT KETETAPAN

No: 5lT/B-3/Um.

SambÜ menuuggu peugeiahait Djakarta, sesuai dengan Rentjana Peladjaran Sekolah


Dasar jang lerachir mengenai mata peladjaran Kewargaan Negara jang terdjadi dari kore-
lasi mata peladjaran: Hmu Bumi, Sedjarah dan Civics, maka untuk itu telah disusun
buku Peladjaran Kewargaan Negara Propinsi Daerah Istimewa Atjèh bagi mund* Sekolah
Dasar.
Buku ftriebut terdiri dari dua djilid :
1. Pendidikan Kewargaan Negara djilid 1 dipakai diklas IV, dan
2. Pendidikan Kewargaan Negara djilid /I dipakai diklas IV tahun terachir dan pada
permulaan klas V.
Mengenai isi dan bahasanja baik, mudah difahami oleh murid.
Kepada para pendidik jang ?ncnggunakan buku ini diharapkan mengadakan persiapan
jang baik lehingga da!am pelaksanaan mertiberikan peladjaran kepada anak didik kita
dapat mentjapai tudjuan dari mala peladjaran Pendidikan Kewargaan Negara, mendjel-
makan ttnak didik kita mendjadi manusia jang tjinta kepada tanah air barigsa dan
agamanja, manusia jang taqwa kepada Tuhan jang Maha Esa.
Buku fer»ebut telah dimatukksn dalam dajlar buku-buku peladjaran jang wadjib
dipakai pada Sekolah Dasar di Propinsi Daerah Isliniewa Atjèh.
Kepada Saudara Chalid Ibrahim dan Djauhari hhak B.A. jang telah menjusun buku
ini kami utjapkan terima kasih.
Banda Atjeh, 9 April 1968

KEPALA INSPEKS1 DAERAH PENDIDIKAN


PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ATJEH

\ ttd/tjap

(Z.A. IBRAHIM)

Rekaman :
1. Dipdap di Djakarta.
2. Biro Pembinaan Buku dan Perpustakaan di Djakarta.
3. Kep. Dinas PD. dan K. Prop. Dista ii Banda Atjeh.
4. Penerbit P T. Sakti di Banda Atjèh.
KATA PENGANTAR

Kami menjambut dengan gemhira usaha saudara* Chalid Ibrahim dan Djauhari
Uhak B.A. jang telah menjusun buku " P E N D I D I K A N K E W A R G A A N N E G A R A " i n i .
Usaha ini merupakan langkak pertama dalam penjusunan buku peladjaran untuk
Sekolah Dasar di Propinsi Daerah Isfimewa Atj'èh sebagai realiiasi dari pada Rentjana
Peladjaran terbaharu jang sesuai dengan Dasar dan tudjuan Pendidikan Nasional
Pantjasila.
lsinja sesuai dengan keadaan daerah, dengan nama-nama negeri jang sesuai dengan
edjaan Bahasa Atjeh,, dihiasi pula dengan peta dan gambar-gambar j'ang tjotjok dengan
minat anak didik.
Bahasanja jang sesuai dengan psychoïogy anafe menjebabkan pula buku ini langat
baik dipergunahan pada Sekolah-iekolah Dasar dalam Propinsi Daerah Istimewa Atjèh.
Buku ini telah merupakan integrasi antara ïhnu Bumi, Sedjarah dan Kewargaan
Negara dengan tudjuan mama pembinaan djiwa dan moral Pantjasila menudju kepada
pembinaan manusia-manusia Pantjasilais sedjati jang berihnu dan taqwa kepada Tuhan
jang maha Esa.

Oleh karena itu kami andjurkan kepada seluruh Sekolah Dasar di Daerah Ijlimewa
Atjèh menggunakan buku ini, karena telah memenuhi sjarat-sjarat jang diperlukan.
Achirnja kepada para penjusun buku ini, kami sampaikan penghargaan dan terima
kasih, karma usaha ini sangat berguna dalam pengisian keistimewaan Atj'èh dibidang
pendidikan.
Banda Atjeh, 9 April 1966

DINAS PENDIDIKAN DASAR D A N KEBUDAJAAN


PROPINSI D A E R A H ISTIMEWA ATJEH

KEPAIA

ttd/tj'ap

(Drs. 1DR1S ADAMY)


PROPINSI
D A E R A H ISTIMEWA A T J E H

Daerah jang kita diami ini dinamakan Daerah Istimewa


Atjèh. Sebuah Propinsi jang disebut Propinsi Daerah Istimewa
Atjèh. Nama ini berlaku sedjak tanggal 26 Mei 1959.
Keistimewaan Daerah Atjèh ialah dalam lapangan:
Keagamaan, Peradaban dan P e n d i d i k a n .
Atjèh terletak diudjung pulau Sumatera sebelah Barat Laut.
Daerah Istimewa Atjèh dapat djuga disebutkan daerah Tanah A i r
Kita (Republik Indonesia) jang paling sebelah Utara.

Tugu Proklamasi, Banda Atjèh.

Dibahagian Utara dan Timuraja terdapat Selat Malaka,


jang selalu ramai dilajari kapal-kapal baik dari Djepang, Tjina,
India dan Arab.
Dibahagian Baratnja terdapat pula Samudera Indonesia jang
(uas dan dalam. Tempat berlajar kapal-kapal dari Eropah dan
Afrika.

7
Dengan demikian semendjak dahulu kala Daerah Atjèh
selalu tempat persinggahan kapal-kapal asing dari Timur dan
dari Barat.
Hal ini dapat kita ketahui dalam peladjaran Sedjarah.
Semendjak abad ke 13 telah terkenal Keradjaan Samudera-Pasai
(Kabupaten Atjèh Utara), mempunjai pelabuhan dan perdagang-
an jang baik dengan luar Negeri.
Lebih-lebih lagi pada abad ke 16, termasjhur Keradjaan
Atjèh Darussalam, dimana pemerintahan Sultan Iskandar Muda,
perhubungan di laut dan perdagangan sangat masjhur dan
madju.
Banjak bangsa asing datang ke Atjèh Darussalam untuk
berniaga.
Dari Eropah datang bangsa Portugis, Inggeris dan Belanda.
Dari Asia datang bangsa Arab, India, Kambodja dan Tjina.
Barang perniagaan pada waktu itu ialah lada, emas dan
timah. Hingga sekarang Daerah Istimewa Atjèh merupakan
daerah tempat pengeluaran hasil-hasil: lada, kopra, kopi, karet,
minjak terpentin, minjak nilam, hasil hutan, temak, djuga ba-
rang-barang tambang emas dan minjak tanah.
Untuk kemadjuan perniagaan dan perhubungan laut, Peme-
rintah telah berusaha dengan se-baik2nja agar Sabang dipulau
Wèh, mendjadi Pelabuhan Bebas (tempat penerimaan barang-
barang dari Luar Negen dan pengiriman barang-barang ke Luar
Negeri, dengan tidak membajar bea).
Djuga pelabuhan Lhókseumawè, Kuala Langsa, Meulabóh,
dan Ulèe Lheue didjadikan Pelabuhan Samudera (pelabuhan
jang dapat disinggahi oleh kapal-kapal besar dari Luar Negeri,
dari seluruh dunia).
Karena itu pemerintah sedang berusaha menjempurnakan
pelabuhan-pelabuhan tersebut.
Dengan demikian perdagangan dan perhubungan laut, men-
djadi madju, sesuai dengan letak Propinsi Daerah Istimewa
Atjèh.

8
TAN A H DAN A L A M

Daerah Istimewa Atjèh terietak dalam Daerah C h a t u 1 i s-


t i w a (daerah jang selalu disinari mata hari) dan disebelah
Timur dan Baratnja terdapat lautan.
Dengan demikian iklimnja sepandjang waktu njaman dan
menjenangkan. Hudjan tjukup turun lagi pula tanahnja subur.
Atjèh mendjadi daerah pertanian jang baik sekali.
Didaerah pedalaman terdapat pegunungan. Gunung-gunung
itu ditumbuhi oleh hutan-hutan jang lebat.
Dari hutan rimba itu diperoleh hasil jang tidak putus-putusnja.

Di Selatan dan Barat Daja Gunong Leuser, terdapat suatu


lapangan seluas 700.000 ha. Daerah dataran tinggi jang ditum-
buhi oleh rumput dan pohon pinus, sebagai hutan persediaan.
Pohon pinus ini kajunja menghasilkan bahan kertas.
Selandjutnja pohon ini memberikan damar, terpentin dan kaju
pertukangan.
Kini sudah lebih dari 100.000 ha ditanami oleh pohon
tersebut.
Dan dalam hutan belantara ini hidup bermatjam-matjam
binatang buas dan berdjenis-djenis burung.
Dilereng-lereng gunung dan dataran rendah, terhampar
ladang, sawah dan perkebunan.
Didataran rendah ini banjak menghasilkan bahan makanan
pokok, palawidja, buah-buahan, hasil perkebunan dan barang-
barang dagangan.
Dalam bumi Atjèh pun masih banjak harta terpendam, jaitu
barang-barang tambang.
Lautnja pun tidak ketinggalan, banjak menghasilkan ikan,
jang beraneka ragam, beserta bermatjam-matjam tumbuh-tum-
buhan laut jang berguna.
Ikan air tawar pada krueng dan danau dengan aneka ma-
tjamnja mendatangkan hasil jang berguna bagi rakjat Atjèh.
Kesemuanja merupakan mata pentjaharian dan memberikan
hasil jang berguna untuk kehidupan rakjat sehari-hari.
Selain dari pada hasil jang banjak, Daerah Istimewa Atjèh,
mempunjai alam jang indah sepandjang masa.
Gunung, laut, danau, sawah, hutan dan langit serta awan-
nja, disinari matahari warna-warni menjebabkan pemandangan
sangat indah.
Banjak terdapat daerah pelantjongan, dipedalaman, dan se-
keliling pantai Atjèh.
9
Danau Laut Tawar jang indah, dikelilingi gunung jang di-
tumbuhi oleh pohon pinui (tusam). Ditepinja terletak kota Také-
ngon dengan sungainja Waih ni Takingeun (Krueng Peusangan),
merupakan pemandangan jang maha indah dibarengi oleh udara
sedjuk dan segar.
Sabang di Pulau Wèh, mempunjai pelabuhan alam jang
amat indah, dipagari pulau-pulau didepannja.
Sinabang di Pulau Simeulue, dengan pelabuhan alam jang
indah.
Pemandangan jang indah ini di kaki Gunong Seulawah,
dengan djalan berliku-liku antara Seulimeum dan Padang Tidji.
Keindahan alam Gunong Geurutèe tak ada bandingannja. Kita
terpesona dengan perpaduan Lautan Indonesia dengan lembah
dan gunung.
Pemandangan jang indah dipantai pasir Pusöng, Pelabuhan
Lhokseumawè.
Pemandangan jang indah di Lhok Tapaktuan, antara Batèe
Itam dengan Gunong Lampu.
Pemandangan jang indah antara Tangsé dan Geumpang
(Kabupaten Pidie) dengan kebun-kebun kopi beserta hawanja
jang sehat.
Dengan demikian kita harus bersjukur kehadirat Allah,
karena Ia telah mengurniai Daerah Istimewa Atjèh ini kaja de-
ngan hasil-hasilnja dan indah permai dengan alamnja.

Tapaktuan.

10
SEDJARAH PERDJUANGAN
RAKJAT ATJEH
Z A M A N PURBA :
Penduduk asli di Atjèh, dizaman purba sudah ada. Tetapi
sedikit sekali diketahui orang. Penduduk dari Asia Tenggara
pada masa dahulu berpindah ketanah air kita. Begitu djuga ia
menetap di Atjèh dan disana mereka bertjampur dengan pen-
duduk asli.
Diwaktu itu banjak pula datang pedaganga dari India untuk
berniaga ke Atjèh. Dengan demikian kehidupan rakjat banjak
dipengaruhi, karena mereka bergaul rapat. Sampai sekarang
terlihat dalam adat istiadat rakjat di Atjèh.
SAMUDERA PASAI:
Menurut penjelidikan musafir orang2 jang datang ke Atjèh,
jaitu M a r c o P o l o orang Italia dan I b n u B a t u t a h
orang Arab, mengatakan di Atjèh Utara pada abad ke 13 telah
berdiri sebuah keradjaan I s l a m namanja Samudera
P a s a i. Negaranja makmur dan perdagangannja ramai. Radja-
nja ialah Sultan M a l i k u s S a l e h .

Kuburan Malikus Saleh.


11
ATJEH DARUSSALAM:
Dahulu pada tahun 1500, sudah ada sebuah negara jang
merdeka dan berdaulat di Atjèh. Bernama keradjaan A t j è h
D a r u s s a l a m . Terletak di Atjèh Rajek, Kabupaten Atjèh
Besar sekarang. Radjanja jang terkenal Sultan A 1 i M u g h a-
j a t S j a h (1507 — 1530).
Atjèh meiebarkan sajapnja ke Daja (Kabupaten Atjèh Barat),
djuga P a s a i direbutnja dari bangsa Portugis. D e 1 i direbutnja
dari Djohor dan Malaka diserangnja dari tangan Portugis.

S U L T A N A L A U D D I N RIAJAT S J A H A L K A H H A R :
Keturunan sultan ini bergelar A l Kahhar, artinja Agung.
Dizamannja Atjèh membangun armada laut dan angkatan perang
jang besar dan kuat.
Hubungan dengan luar negeri sangat baik, terutama dengan
Turki, Arab dan India.
Para ahli tehnik terutama perlengkapan dan alat perang
didatangkannja dari luar negeri.
Pada zaman ini pula tersusun adat Lembaga Keradjaan
Atjèh jang didukung oleh 4 kaum (sukèe) jaitu: 1. Kaum Lhèe
Reutöh, 2. Kaum Dja Sandang, 3. Kaum Tok Batèe, 4. Kaum
Imeum Peuet.

Gerilja Atjèh.
12
Pada tahun 1547 pernah keradjaan Atjèh mengusir banesa
Portugis dari Malaka. Pada tahun 1571 Sultan Alauddin Riajat
Sjah meninggal.

KEDATANGAN BELANDA :

Pada tahun 1599 datanglah kapal Belanda untuk berniaga


kepelabuhan Banda Atjèh Darussalam. Rombongan Belanda itu
dipimpm oleh C o r n e l i s H o u t m a n dahFrederik
H o u t m a n (adiknja). Mereka adalah orang Belanda jang
mula2 datang ke Atjèh. Karena dia mendengar fitnah Portugis,
achirnja terdjadi perselisihan dengan keradjaan Atjèh. Dalam
perselisihan itu Cornelis Houtman mati dibunuh dan adiknja di-
tawan. Setelah dua tahun baru dilepaskan kembali.

S U L T A N A L A U D D I N RIAJAT S J A H A L M U K K A M M A L :

Setelah pemerintahan Sultan Alauddin Riajat Sjah, keradja-


an Atjèh diperintahkan pula oleh beberapa Sultan. Seorang di-
antaranja jang terkenal ialah Sultan A l a u d d i n R i a j a t
S j a h Al M u k k a m m a l .
Dia berasal dari seorang Laksamana angkatan Laut, jang
telah berkali-kali bertempur melawan Portugis. Usianja waktu
dinobatkan mendjadi Sultan hampir seratus tahun, tetapi masih
kuat.
Istana Sultan terletak ditepi sungai, tjantik, besar dan ber-
kolong berberanda besar tiga lapis. Ruangan dihiasi tabir lakan
emas, disana sini kain sutera. Dibalai penghadapan, Sultan du-
duk bersila, demikian djuga segala orang jang menghadap, baik
orang asing jang datang.
Pada pinggang Sultan selalu ada 4 buah keris, dua dimuka
dan dua dibelakang bertatah mutu manikam. Keradjaan diperin-
tahkan oleh Sultan dibantu oleh lima orang besar, Bendahara
dan empat Sjahbandar.
Keradjaan memiliki 100 buah kapal perang, pada seüap
kapal dapat ditempatkan 400 orang peradjurit. Banjak mem-
punjai meriam besar dari besi wadja. Kekuatan pertahanan
darat dilengkapi dengan pasukan Gadjah. Mempunjai pula se-
orang laksamana Wanita.
Mata uang emas telah ada.
Di Banda Atjèh Darussalam pada waktu itu telah banjak
saudagar Arab, Mesir, Turki, Parsi, India, Portugis dan Tjina.
Pada tahun 1604 Sultan turun dari tahta keradjaan.

13
SULTAN ISKANDAR MUDA :
Waktu masih muda dikenal dengan naraa D a r ma W a n g -
s a, kemudian karena kegagahannja digelar P e r k a s a A l a m .
Dia adalah keturunan dari Sultan-sultan jang terkenal. Pihak
ajahnia ia berasal dari keturunan Sultan A l Kahhar dan pinak
ibunia ia keturunan Sultan A l Mukammal. Dia lahir pada tahun
1590. Dia seorang jang tjepat, tampan, perawakannja gagah.
Semendiak ketjil sudah gemar beladjar mempergunakan sen-
djata. Kesukaannja bergaul dengan gadjah, sehingga mudah di-
perintahnja. Ketika Belanda datang ke Atjèh dia baru berumur
10 tahun. Dan ketika memimpin peperangan merebut benteng
Portugis dekat Krueng Raja, dia berumur 16 tahun. ndak meng-
herankan kalau dia seorang jang luar biasa.
Pada tahun 1607 dia diangkat mendjadi Sultan, dinamakan
Sultan Iskandar Muda. Setelah daerah Atjèh bertambah luas,
dia d S U t o pula M a h k u t a A l a m . Namanja termasjhur
didalam negeri maupun keluar negen. u . -
Semendiak Sultan Iskandar Muda naik tachta wilajah Atjeh
diperluas ke Timur sampai ke T a m i a n g, dan ke Barat sam-
nai ke N a t a l , P a r i a m a n , dan I n d e r a p u r a .
Pada tahun 1612, Atjèh telah merebut keradjaan A r u (di
Sumatera Timur) dan pada tahun 1613, Atjèh menjerang kera-
diaan D i o h o r dan menaklukkannja.
3
Padi tahun 1615 Atjèh menjerang Portugis di Bandar Ma-
laka. Pada tahun 1618, Atjèh menjerang Pahang dan pada tahun
1619, diserang pula Kedah.
Pada tahun 1629, Atjèh menjerang kembali Malaka dengan
kekuatan 236 buah kapal perang, 200.000 peradjurit. Inilah se-
rangan Atjèh jang sangat dahsjat, sehingga Portugis hantjur di
bandar Malaka. Pada masa Sultan Iskandar Mudalah keradjaan
Atjèh Darussalam, dipuntjak keemasan dan kemegahannja.
Perniagaan, terutama l a d a , tïmah dan e m a s , serta lalu
Mntas dilautan sangat diperhatikan. Selat disebelah timur Pulau
Wèh selalu ramai oleh kapal-kapal dagang jang keluar masuk
pelabuhan, ditambah lagi dengan kapal-kapal Armada Laut
jang kuat. •
Sultan mempunjai minat jang besar untuk mendmkan mes-
djid-mesdjid atau rumah ibadah, pesantren* tempat beladjar.
Mesdjid jang besar dan indah dibangun di Banda Atjeh
Darussalam dengan nama Baiturrahman. _
Djuga mengadakan perundang-undangan jang disebut Adat
M e u k u t a A l a m (Mahkota Alam) jang terkenal sampai
ke Laar Negeri.
14
K E R A D J A A N ATJEH
Sedjak tahun 1623 Atjèh benar mcnguasal Indonesia — Batat.

Ulamas dan pudjangga jang terkenal pada raasa itu ialah:


Hamzah Fansur Nuruddin Arraniri,
Sjamsuddin A l Sumatrani dat Sjech A b d u r r a u f (kemu-
dian dikenal dengan nama Teungku Sjiahkuala). Ulama-ulama
ini adalah penasihat utama Sul.an dalam melaksanakan tugasnja
sehari-hari.

15
Gunongan.

Ptntö Khób.

16
Bangunan-bangunan dan taman jang indah telah dibangun-
kan. Bekas-bekasnja terliha; sampai sekarang, misalnja Kuta
g u n o n g a n dan P i n t ö K h ö b .
Angkatan darat dan angkatan laut sangat kuat. Angkatan
darat diperkuat lagi dengan pasukan gadjah, tidak kurang dari
900 ekor. Djuga dibentuk pasukan wanita dengan nama
Keumala Tjahaja.
Pada pelabuhan besar Banda Atjèh Darussalam, Daja dan
Pidie tersedia beratus-ratus kapal perang.
Orang Atjèh ahli membuat kapal perang, ahli menuang
tembaga dan besi. Dalam istana tidak kurang 300 orang pandai
mas (pandé meuh). Istana sungguh indah dan megah dibawah-
nja mengalir sungai jang djernih airnja. Didjaga oleh 4000 orang
peradjurit dan pasukan gadjah sebanjak 300 ekor. Masa itu
Atjèh sangat djaja. Konon kabarnja rakjat Atjèh dan daerahnja
pada waktu itu telah berdjumlah 10 djuta djiwa.
Sultan Iskandar Muda mangkat pada 27 Desember 1636,
dalam usia jang masih muda (46 tahun).
Beliau digantikan oleh menantunja Sultan I s k a n d a r
T h a n i , jang memerintah hanja lima tahun sadja.

T A D J U L A L A M SHAFIATUDDIN S J A H :

Sultan Iskandar Thani mangkat, digantikan oleh permaisurinja


dengan gelar Sultan T a d j u l A l a m S h a f i a t u d d i n
S j a h . Beliau memerintah selama 34 tahun, dan seorang jang
ahli dalam memerintah negara.
Beliau dibantu oleh Ulama, pudjangga,/ tjerdik pandai:
Sjeh Nuruddin Arraniri dan Sjeh Abdurrauf (Sjiahkuala).
Dalam pemerintahannja banjak daerah wilajah Atjèh jang
meiepaskan diri. Antara lain Perak, Deli dan Bengkulu. Beliau
mangkat pada tahun 1675. Pengganti beliau djuga Sultanah
(radja wanita) jaitu Sultanah N u r u l A l a m N a k i a t u d -
d i n S j a h (dua tahun) kemudian digantikan oleh Sultanah :
Inajat Zakiatuddin Sjah.

P E R A N G A T J E H :

Inggeris dan Belanda selalu berusaha meluaskan djadjahan-


nja. Mereka segan terhadap Atjèh. Belanda membuat perdjandji-
an dengan S i a k, sedangkan Siak daerah A t j è h .
Kemudian (tahun 1863) Atjèh menjerang benteng Belanda
d i B a t u b a r a (Sumatera Timur).

17
PERTEMPURAN DENGAN BELANDA I:
Pada tanggal 8 April 1873, Belanda telah mentjoba men-
darat di Kuta P a n t é Tjeureumèn (Ulèe Lheue). Terdjadilah per-
tempuran jang dahsjat. ,
Belanda madju terus mendesak sampai ke Mesdjid Baitur-
rahman. Dalam pada itu rakjat Atjèh berdjuang sampai tetesan
darah terachir. Mesdjid dibakar oleh Belanda. Rakjat marah
bukan kepalang. Mereka berdjuang dengan gagah berani, terus
melawan Belanda.
Panglima perang Belanda Djendral Major K ö h 1 e r tewas
oleh peluru pedjuang Atjèh. Tentara Belanda kalah dan kembali
ke Djakarta (Batavia).

Pendaratan Belanda pertama.

P E R T E M P U R A N D E N G A N B E L A N D A II ;

Rakjat Atjèh telah bersiap-siap melawan Belanda. Panglima


Polém mempertahankan benteng Peukan Atjèh. Tuanku Hasjim

18
mernpertahankan Mesdjid Raja dan Imeum Lueng Bata memper-
tanggung djawabkan pertahanan D a l a m (istana Sultan).
Pada 9 Desember 1873, dibawah pimpinan Djendral Van
Swieten tentara Belanda menjerang Atjèh di Kuala G i g i e n g.
Perang berketjamuk amat hebat. Rakjat Atjèh melawan dengan
gagah perkasa. Tetapi oleh karena ada pemimpin jang ber-
chianat maka tentara Belanda dapat masuk terus. Istana (Dalam)
djatuh kepada Belanda tanggal 24 Djanuari 1874.

Pendaratan Belanda kedua.


K U T A R A D J A :
Sultan Tuanku M a h m u d S j a h menjatukan diri de-
ngan Panglima Polém dan membuat pusat pemerintahan di In-
drapuri. Sultan meninggal karena diserang oleh penjakit koléra.
Beliau digantikan oleh Tuanku M u h a m m a d Dawod,
jang masih dibawah umur.
Sebagai pemangku keradjaan diangkat Tuanku H a s j i m,
seorang panglima perang jang alim.

19
Djendral Van Swieten merobah nama Banda Atjèh Darus-
salam mendjadi K u t a r a d j a , pada tahun 1874.

KUTA KEUMALA DALAM :


Walaupun Belanda telah mulai menguasai tanah Atjèh, ini
tidak berarti Belanda telah berhasil. Rakjat selalu menjerang
siang malam.
Hikajat Perang Sabil, membakar djiwa dan semangat rakjat
untuk berperang, menghantjurkan Belanda dimana-mana.
Djendral Belanda P e l mati terbunuh dalam pertempuran
di Atjèh Besar tahun 1876.
Pertempuran mengusir Belanda dengan dahsjat terdjadi di
Pidie, Samalanga, Simpang Ulim, Idi, Teunom dan Meulaboh.
Dalam pertempuran di Samalanga Djendral Belanda Van
der Heyden kena tembak matanja hingga buta.
Sesuai dengan keperluan peperangan, kedudukan Sultan
selalu berpindah-pindah.
Setelah Atjèh Darussalam djatuh ketangan Belanda, pusat
pemerintahan pindah ke Indrapuri, kemudian ke K e u m a 1 a
D a l a m (1879).
Keumala Dalam terkenal dengan nama Kuta Keumala
Dalam di Kabupaten Pidie. Disinilah Sultan beserta pemimpin
perang lain berkumpul: Teungku Tjhik Di Tiro, Panglima Polém,
Tuanku Hasjim, Imeum Lueng Bata dan Teuku Umar.
T E U N G K U TJHIK DI TIRO :

Ulama jang terkenal dalam


perang melawan Belanda, ialah
Teungku Sjech Saman jang dige-
lar Teungku T j h i k d i T i r o .
Nenek dan orang tuanja ialah
orang jang terkenal, pernah me-
landjutkan pendidikan agama di
Mekah. Teungku Sjech Saman
mendirikan pesantren di Tiro
dengan murid jang banjak. Oleh
sebab itu beliau mendapat gelar
Teungku Tjhik D i Tiro.
Waktu Belanda mendirikan
benteng di Sigli, Teungku Tjhik
D i Tiro beserta lasjkarnja me-
njerang benteng tersebut ber-
Teungku Tjhik D i Tiro.

20
kali» pada tahun 1878. Sebab ituiah Djendral Van der Heyden
datang dari Kutaradja dengan lasjkarnja menjerang bentengnj?
di G a r o t . Van der Heyden tak dapat menembus benteng itu
dan dengan hampa tangan kembali ke Kutaradja.
Sultan mengangkat Teungku Tjhik D i Tiro mendjadi Wazir
dan diserahkan memimpin perang,
Pengikutnja banjak dengan tugas utama mengusir Belanda
jang didjiwai oleh semangat fi s a b i 1 i 1 1 a h (pada djalan
Allah).
Perang sabil berketjamuk dimana-mana. Dimana-mana Be-
landa mengalami kekalahan. Dalam pimpinan Teungku Tjhik
Di Tiro rakjat sangat patuh dan taat dalam membela agama dan
negara.
Dalam pertempuran di Atjèh Rajek (Atjèh Besar) beliau
didampingi oleh panglima perang lain.
2

Setelah beliau meninggal, digantikan oleh anaknja Teungku


Mat Amin Di Tiro. Beliau dapat merebut kembali benteng Aneuk
Galong dari tangan Belanda pada tahun 1896 (7 Maret). Tetapi
pada bulan Djuni 1896, dengan kekuatan jang amat kuat Belanda
merebut kembali. Dalam pertempuran di Aneuk Galong ini
Teungku Mat Amin D i Tiro sjahid.

TEUKU UMAR:

Teuku Umar lahir pada tahun


1859. Waktu Belanda mentjoba
menduduki Meulaböh pada ta-
hun 1874, Teuku Umar telah
berdjuang melawan Belanda di
Meulaböh, ditempat orang tua-
nja mendjadi Keutjhik (Kepala
Kampung).
Teuku Umar berbakat militer
dan politik. Kemudian pada ta-
hun 1878, Teuku Umar telah ada
di Montasiek (Atjèh Besar) un-
tuk melandjutkan peperangan
melawan Belanda.
Setelah ia beristeri dengan
T j u t N j a k D i e n Teuku
Umar balik kembali ke Atjèh
Barat. Dengan isterinja mereka
giat memimpin peperangan me- Teuku Umar.
lawan Belanda.
21
Waktu Belanda akan mendarat di Paték dan R i g a h
Teuku Umar dapat menggagalkan pendaratan tersebut, Belanda
gagal dan mengalami banjak kerugian.
Kemudian pada tahun 1882 Teuku Umar kembali ke Atjèh
Besar. Beliau menjerang Belanda mulai dari Krueng Raba, Ulèe
Lheue dan benteng-benteng lainnja.
Berkali-kali Teuku Umar menjerang dan merarnpas kapal-
kapal asing jang melanggar perairan jang disinggahi dipantai
Atjèh Barat. Segala tawanan asing diperlakukan dengan baik.
Teuku Umar selalu bermusjawarat dengan Teungku Tjhik
Di Tiro dalam menghadapi Belanda, sehingga benteng-benteng
Belanda disekitar Kutaradja banjak jang dirampas kembali.
Demikian djuga sekitar Ulèe Lheue, Krueng Raba dan Peunajöng.
Dalam keadaan ini kekuatan Belanda hampir lumpuh.
Diserangnja benteng-benteng Belanda di Atjèh Besar oleh Teuku
Umar dan Teungku Tjhik Di Tiro. Di Sigli dan sekitarnja oleh
Panglima Polém dan Tuanku Hasjim, serta terdjadi peperangan
melawan Belanda di Atjèh Utara, Atjèh Timur, dan pantai Atjèh
Barat Selatan.
Sementara itu Belanda berusaha mentjari kalau-kalau ada
radja-radja bersahabat dengan dia.
Setelah 20 tahun berperang Belanda belum djuga menguasai
Atjèh. Teuku Umar sangat memperhatikan tindak tanduk Be-
landa, baik melalui surat kabar Belanda sendiri atau dengan
2

tjara jang lain.


Méndjelang bulan Agustus 1893, Teuku Umar telah meng-
hubungi Belanda. Beliau berpura-pura memihak pada Belanda
hanja untuk taktik sadja.
Rentjana Belanda diketahuinja. Belandapun sudah pertjaja
penuh kepadanja. Peluru, uang banjak diberikan kepadanja.
Setelah senapang, peluru dan uang banjak diterima, Teuku Umar
balik gagang, kembali melawan Belanda. Ini terdjadi pada 30
Maret 1896. Kembalinja Teuku Umar disambut dengan baik oleh
Sultan, Panglima Polém, Tuanku Hasjim dan Teungku Tjhik Di
Tiro.
Dengan kembalinja Teuku Umar, maka peperangan dengan
Belanda dilantjarkan lagi sehebat-hebatnja. Benteng-benteng
Belanda direbut kembali. Belanda terpaksa mendatangkan pa-
sukan bantuan dari Djakarta. Lagi seorang Djendral Belanda
mati mendjadi sasaran peluru pedjuang Atjèh.
Djendral De M o u l i n tertembak dalam peperangan di
Krueng Raba.

22
Sesuai dengan keputusan pemimpin perang Atjèh di G a r êt,
lasjkar Teuku Umar sebagian ditempatkan di P i d i e untuk
menjambut serangan Belanda.
Berkali-kali pertempuran antara Van Heutz seorang Pang-
lima Perang Belanda dengan Teuku Umar waktu di Pidie.
Achirnja Sultan dan Panglima Polém pindah kedudukan ke
T a n g s é.
Teuku Umar pindah ke Atjèh Barat. Dengan demikian dae-
rah perlawanan rakjat bertambah ke Atjèh Barat.
Van Heutz telah berada di Meulaböh pula.
Pada 11 Februari 1899, malam hari tatkala Teuku Umar
akan menjerang Meulaböh untuk menangkap Van Heutz, beliau
tertembak oleh suatu pengchianatan. Teuku Umar gugur ke-
pangkuan Ibu Pertiwi.
Teuku Umar dikebumikan di Putjök Mugoe, dekat Kuala-
tutut (Atjèh Barat).
Atas djasa dan keuletan dalam membela Tanah A i r sampai
achir hajatnja, maka pemerintah telah menetapkan Teuku Umar
Djohan Pahlawan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

TJUT N J A K DIEN

Pada achir tahun 1874, pepe-


rangan rakjat Atjèh mengusir
Belanda makin mendjadi-djadi.
Sungguhpun kedudukan Sultan
telah berpindah ke Indrapuri,
panglima-panglima perang dari
segenap daerah berkumpul kem-
bali untuk melandjutkan pe-
perangan.
Seorang diantaranja ialah Teu-
ku I b r a h i m L a m n g a dari
Sagoe dua plóh nam (XXVI).
Ia seorang Panglima perang
jang berani lagi alim.
ïsterinja ialah Tjut Njak Dien,
anak Teuku Nanta Setia. Ia se-
lalu mendampingi suaminja di-
dalam peperangan. Tjut Njak Dien.

Karena pengchianatan, Teuku Ibrahim Lamnga, sjahid


dalam pertempuran melawan Belanda pada tahun 1879. Tinggal-
lah Tjut Njak Dien, melandjutkan peperangan melawan Belanda.

23
Dikala itu Teuku Umar telah berada di Montasiek. Teuku
Umar adalah saudara sepupu dari Tjut Njak Dien. Teuku Umar
kawin dengan Tjut Njak Dien.
Rakjat menjambut dengan gembira perkawinan mereka,
dengan harapan dapat mengusir Belanda dari Tanah Rentjong.
Dari Atjèh Besar mereka pindah ke Atjèh Barat. Berkali-kali
Tjut Njak Dien dan Teuku Umar, menggagalkan pendaratan
Belanda. Pendaratan Belanda di Paték dan Rigah pada tahun
1881 digagalkan.
Pada tahun 1882, mereka telah kembali pula kemedan pe-
rang Atjèh Besar.
Mendjelang Agustus 1893, Teuku Umar telah menghubungi
Belanda untuk bekerdja sama. Hal ini tidak disetudjui oleh Tjut
Njak Dien.
Tetapi Teuku Umar meneruskan maksudnja itu, dengan
niatnja kemudian akan melawan Belanda kembali.
Waktu Teuku Umar bekerdja sama dengan Belanda, Tjut
Njak Dien selalu mendesaknja supaja Teuku Umar segera kem-
bali melawan Belanda.
Dan benarlah pada tanggal 30 Maret 1896, Teuku Umar
kembali melawan Belanda, setelah berhasil mendapatkan sen-
djata jang banjak. Demikian djuga uang disamping perlengkapan
lainnja untuk berperang.
Tanpa mengenai lelah, lasjkar Teuku Umar bergerilja di
Atjèh Besar, Pidie dan Atjèh Barat.
Disegala tempat dimana sadja ia berada, Tjut Njak Dien
mengadjak Rakjat, ikut berperang melawan Belanda.
Kemudian, sampai mereka kedaerah Woila (Kabupaten
Atjèh Barat) dan menudju ke Meulaböh untuk mengedjar Djen-
dral Van Heutz.
Sebelum tudjuan mereka berhasil, mereka dichianati oleh
bangsanja sendiri. Akibatnja Teuku Umar tertembak dan
S j a h i d diluar kota Meulaböh.
Peristiwa jang mengharukan ini terdjadi pada tanggal 11
Februari 1899.
Tinggallah Tjut Njak Dien, walau dalam rasa kesedihan
jang tak ada taranja, tetapi dengan gagah berani melandjutkan
perdjuangan, melawan Belanda.
Sudah dua kali ia ditinggalkan suaminja, kedua-duanja
sjahid dalam membela kemuliaan bangsa dan tanah air.
Tjut Njak Dien, dengan penuh keberanian, langsung me-
mimpin lasjkar. Beliau menjerukan kepada pemuda-pemuda un-
tuk bertempur melawan Belanda.

24
Tjut Njak Dien telah mendjadi tua karena penjakit, tetapi
djiwa dan semangatnja tetap berkobar-kobar untuk melawan
Belanda.
Beliau berpindah dari hutan kehutan sampai kepedalaman
Atjèh.
Tetapi kemudian beliau tertangkap dan dibawa ke Kuta-
radja (Banda Atjèh).
Karena Belanda merasa takut akan pengaruh Tjut Njak Dien
kepada rakjat dan patriot Atjèh, beliau diasingkan Belanda ke
Sumedang (Djawa Barat).
Beliau berperang melawan Belanda selama lebih dari
30 tahun.
Beliau meninggal di Sumedang pada tahun 1908.
Atas djasa dan keberanian beliau, serikandi Tjut Njak Dien
oleh Pemerintah Republik Indonesia telah ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia.

TJUT M E U T I A :
Tjut Meutia lahir pada tahun 1875, didaerah K e u r e u t o e
CT.hrMc S n k r i n Y

Beliau dan keturunan bangsa-


wan, jang dididik djuga dalam
ilmu agama didampingi dengan
ilmu perang. Ajahnja selalu ber-
perang melav/an Belanda. Sete-
lah dewasa ia dipersuamikan
dengan Teuku Sjamsjarif, jang
kemudian oleh Belanda diangkat
mendjadi Ulèe Balang Wilajah
Keureutoe. Hal inilah jang me-
njebabkan ia bertjerai dengan
suaminja. Kemudian dengan
orang tuanja ia mengungsi ke
daerah pedalaman Atjèh Tengah.
ljut jyieuna.
Beliau kawin dengan Teuku Tjhik Muhammad, seorang pe-
djuang jang gigih melawan Belanda.
Pada tahun 1905 (26 Djanuari), Teuku Tjhik Muhammad
rlan Tjut Meutia menjerang pasukan Belanda jang berhenti pada
sebuah meunasah di LhóksukSn. Dalam penjerangan ini koman-
dan beserta 16 orang serdadu Belanda tewas.

25
Dengan akal busuk, Belanda mengundang T. Tjhik Muham-
mad ke Lhókseumawè katanja untuk berunding, tetapi kemudian
ia ditangkap.
Maka kemudian T. Tjhik Muhammad ditembak mati. Dalam
pada itu Tjut Meutia bersama anaknja T. Radja Sabi melandjut-
kan perlawanan melawan Belanda. Dengan diikuti oleh beratus
pedjuang Atjèh, Tjut Meutia bersama anaknja tak henti-hentinja
berperang dan setjara bergerilja berpindah-pindah menjerang
pos-pos pertahanan Belanda.

Tjut Meutia kawin dengan Pang Nanggroe, Pang Nanggroe


adalah seorang panglima jang gagah berani.

Daerah Simpangulim, Idi, Lhókseumawè dan banjak tempat 2

lain mendjadi daerah operasinja.


Para ulama jang terkenalpun banjak memihak beliau me-
lawan Belanda.
Pada tanggal 26 September 1910, dalam suatu pertempuran
seru Pang Nanggroe sjahid.

Untuk kedua kalinja beliau berpisah dengan suaminja.


Dalam usia mendekati 40 tahun Tjut Meutia tampil kemuka
langsung memimpin perang Grilja. Beliau beserta anaknja T. Ra-
dja Sabi beserta 40 orang anak buah mempersatukan diri dengan
Teungku Paja Bakêng (gelar Tgk. Seupót Mata).

Mulai bulan Oktober 1910, Meutia telah menjadari bahwa


ia dalam intipan penangkapan hidup atau mati. Ta diburu oleh
pasukan Belanda.

Pada 25 Oktober 1910 pasukan Belanda baru berhadapan


muka dengan pasukan pedjuang Tjut Meutia. Dengan hajunan
keiewang, dia menjerbu sebagai serbuan penghabisan. Baktinja
jang teraehir dalam pelaksanaan sumpahnja demi mempertahan-
kan Agama, Bangsa dan Tanah A i r .

Setelah ia menghabiskan njawa seorang musuh, sebutir pe-


luru mengenai keningnja. Beliau gugur kepangkuan Ibu Pertiwi.

Atas perdjuangan jang tak ada taranja ini, maka pada tahun
1964, beliau telah ditetapkan mendjadi Pahlawan Nasional,
disamping Tjut Njak Dien dan Kartini.

26
TUANKU MUHAMMAD DAWOD ;

Sultan Tuanku Mahmud


Sjah, meninggal pada 28
Djanuari 1874. Tuanku Mu-
hammad D a w o d masih
dibawah umur (umur 5 ta-
hun).

Atjèh lhèe sagoe jaitu


Panglima Dua plöh dua,
Panglima Dua plöh nam
dan Panglima Teungoh
Lhèe plöh, telah semufakat
mengangkat Tuanku M u -
hammad Dawod mendjadi
Sultan.

Karena beliau masih di-


bawah umur diangkatlah
Tuanku Hasjim, mendjadi
Ketua Dewan Mangku Bu-
mi jang memerintah ke-
Tuanku Muhammad Dawod
radjaan.
beteian tseianaa mereout umam \it>iana rvciaujaau z-vujcxi
Darussalam), pada 24 Djanuari 1874, Kedudukan Sultan pindah
ke Indrapuri. Kemudian pindah ke Kuta Keumala Dalam (dise-
latan Kotabakti Kabupaten Pidie) pada tahun 1879.
Dalam pada itu pada tahun 1894, kedudukan Sultan pemah
pindah ke R e u b è e (dekat Padangtidji). Kemudian kembali
lagi ke Keumala Dalam. Disinilah Sultan bermusjawarah dengan
semua Panglima Perang. Sultan dengan para Panglima Perang
selalu memimpin peperangan semendjak dari lembah Pidie, di
Peusangan, disekitar Lhókseumawè, dipedalaman Geudöng, di-
daerah Keureutoe, disekitar Pasai, djuga di Lhöksukön.
Tetapi pertempuran jang amat hebat ialah ketika memper-
tahankan benteng Batèe Iliek (dekat Samalanga).
Djendral van der Heyden, kena tembak sehingga matanja
buta, terpaksa ia kembali ke Kutaradja.
Kemudian datang lagi Djenderal Van Heutz, menjerang
benteng tersebut. Dalam pertempuran ini banjak tentara Belanda
korban. Achirnja pada tanggal 3 Februari 1901, benteng Batèe

27
Iliek djatuh ketangan Belanda, setelah dikosongkan oleh rakjat
Atjèh.
Sultan dengan para Panglima Perang jang lain pindah ke
Gajo. Disana peperangan dipimpin pula oleh Teungku Tapa dari
Telong.
Achirnja Belanda mengadakan akal busuknja dengan me-
nangkapi isteri Sultan lebih dahulu (1902).
Karena keadaan jang demikian, Sultan terpaksa merijerah.

Sultan Tuanku Muhammad Dawod turun.

Upatjara penjerahan ini terdjadi pada 20 Djanuari 1903


dipendopo Gubemur di Kutaradja oleh Sultan Tuanku Muham-
mad Dawod beserta anaknja Tuanku Ibrahim kepada Djendral
Van Heutz.
Lagi Belanda mengadakan akal busuknja, dengan menang-
kapi, ibu, isteri dan anak Panglima Polém.
Achirnja pada 6 September 1903 Panglima Polém beserta
Tuanku Radja Keumala (anak Tuanku Hasjim) diterima keda-
tangannja di Kutaradja.
Sungguhpun demikian peperangan melawan Belanda, ber-
langsung terus di mana-mana oleh rakjat.

28
PERANG BAKONGAN
Sungguhpun Sultan Tuanku Muhammad Dawod telah me-
njerah kepada Belanda, tetapi dalam hatinja tak kundjung pa-
dam melawan Belanda.
Pada tahun 1905 diadakannja gerakan rahasia untuk meng-
usir Belanda.
Rentjana ini diketahui oleh Belanda. Oleh sebab itulah
beliau diasingkan ke Ambon, kemudian dipindahkan ke Djati-
negara. Disanalah beliau meninggal pada tahun 1939.
Dalam pada itu semangat djihad fisabiïillah, terus berkobar
tak kundjung padam. Dimana-mana terdjadi perlawanan dan
peperangan mengusir Belanda.
Di Lamno Daja, dengan pahlawannja Njak A l i Daja dan di
Hulu Teuripa (Atjèh Barat) dibawah pimpinan Radja Tampok
terdjadi pertempuran melawan Belanda.
Pulau Simeulue pun tidak ketinggalan dibawah pimpinan
Panglimanja Datuk M . Zain.
Diantara pertempuran jang terdjadi setelah Sultan me-
2

njerah, perang Bakongan'lah jang amat dahsjat.


Perang Bakongan ini aipim-
pin langsung oleh Teuku Radja
Angkasah.
Setelah Teuku Radja Angkasah
meninggal, pimpinan peperangan
berada pada Tjut A l i .

Peperangan ini terdjadi pada


tahun 1926 dan boleh dikatakan
berachir pada tahun 1930.

Perang ini membawa korban


jang tak sedikit dari pihak Be-
landa, diantaranja Kapten Paris.

Dalam peprangan ini sering


terdjadi perkelahian seorang la-
wan seorang. Ataupun penjer-
buan kepada Belanda dengan
berdjibaku (berani mati). Sekolah Dasai di Atjèh zaman dahulu.
Dalam pada itu muslimin" jaitu pengïkut Rauja Angkasah
mengasingkan diri kepedalaman, dan mereka selalu mendjadi
buruan Belanda,

29
Teuku Radja Angkasah.

Rentjong sendjata jang sangat ditakuü oleh Belanda.


30
SUMPAH PEMUDA

Semendjak pendudukan Belanda di Tanah A i r kita sampai


kepada kedatangan Djepang rakjat Atjèh selalu berperang me-
lawan pendjadjahan. Rakjat Atjèh selalu berdjuang mengusir
pendjadjahan jang dalim, pendjadjahan angkara murka.
Semangat perdjuangan ini meluap-luap didada rakjat, lebih-
lebih lagi bagi pemuda dan pemudi.
Hal ini dapat kita ketahui seperti pemuda Darma Wangsa
dalam usia 16 tahun telah memimpin pertempuran melawan dan
mengusir Portugis dari pendaratannja dekat Krueng Raja (Atjèh
Besar), pada tahun 1606. Orang Portugis kalah dan lari melalui
djalan laut ke Malaka. Achirnja pemuda ini dinobatkan men-
djadi Sultan Atjèh Darussalam dengan gelaran Sultan Iskandar
Muda Perkasa Alam.
Pada zamannja Atjèh mentjapai masa gemilang. Mempunjai
armada jang menggelorakan ombak Selat Malaka. Atjèh telah
berkebudajaan jang tinggi, termasjhur sampai keluar Negeri.
Demikian djuga halnja dengan pemuda Umar, dikala ber-
umur 17 tahun telah memimpin peperangan mengalahkan Be-
landa ditepi Krueng Meureubo dekat Meulaböh (Atjèh Barat),
pada tahun 1876.
Beliau kemudian terkenal dengan Teuku Umar Djohan
Pahlawan.
Dan alangkah banjak para pemuda Atjèh lainnja, jang telah
dibakar oleh semangat fi sabilillah, berperang pantang mundur
menentang pendjadjahan masuk ketanah Atjèh.
Begitu pula halnja dengan pemuda-pemuda Indonesia.
Pemuda Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke bersatu padu
dalam Indonesia Muda sedjak tahun 1927.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, mereka mengadakan musja-
v/arah (Kongres) di Djakarta, dengan keputusannja jang ter-
kenal dengan Sumpah Pemuda.

SUMPAH PEMUDA :
1. Kami putera puteri Indonesia mengaku berbangsa satu,
bangsa Indonesia.

2. Kami putera puteri Indonesia mengaku bertanah air satu,


tumpah darah Indonesia,

3. Kami putera puteri Indonesia mendjundjung bahasa per-


satuan bahasa Indonesia.

31
Makam Pahlawan. Tempat bersemajam Kesuma Eangsa, Banda Atjèh.

22
Semangat persatuan dikumandangkan dengan tegas dalam
sumpah pemuda itu. Semangat sumpah pemuda ini sangat mem-
pengaruhi djiwa pemuda-pemuda kita.
Pemuda dengan penuh keichlasan, rela berkorban, lahir
batin, mengantarkan tanah air dan bangsa Indonesia pada Pro-
klamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

PEMERINTAHAN BELANDA BERACHÏR.


Perang Dunia ke II terdjadi pada tahun 1939.
Negeri Belanda dikalahkan oleh Djerman pada tahun 1940.
Hal ini menjebabkan Pemerintahan Belanda di Tanah Air
kita katjau balau.
Keadaan ini dipergunakan oleh pemimpin-pemimpin rakjat
di Atjèh untuk mengusir Belanda.
Pütjuk pimpinan pada waktu itu dipegang oleh Teuku Njak
Arif Panglima dua plöh nam, dan dibantu oleh u l a m a ^ .
Pada tanggal 12 Maret 1942, Belanda meninggalkan Kuta-
radja diikuti dengan kota-kota lainnja diseluruh Atjèh.

PEMERINTAHAN DJEPANG
Setelah Belanda meninggalkan Atjèh, mendaratlah Djepang
jang telah menang perang di Asia.
Demikianlah Daerah Atjèh diperintah oleh Djepang sedjak
tahun 1942.
Dalam zamsn Djepang berdujun-dujun pemuda^ Atjèh me-
masuki ketenteraan. Mereka dilatih untuk membela Asia Raja.
Mula-mula Djepang sangat baik dengan rakjat. Tetapi ke-
mudian kedjam tak ada taranja. Rakjat dipaksa bekerdja keras
untuk kepentingan Djepang.
Rakjat tak sabar lagi. Perlawanan dan pemberontakan
terdjadi dimana-mana.
Pemberontakan rakjat melawan Djepang di Pandrah (dekat
Bireuen) dan di Baju (dekat Lhókseumawè) adalah puntjak dari
kemarahan hati rakjat.
Pemberontakan itu membawa pengorbanan jang amat besar
bagi kedua belah pihak.
Achirnja pada 14 Agustus 1945, Djepang kalah perang.
Dan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia mem-
proklamirkan kemerdekaannja keseluruh dunia.
33
INDONESIA M E R D E K A

Rakjat Atjèh menjambut dan mempertahankan kemerdekaan


Indonesia jang telah diproklamasikan itu dengan sekuat tenaga.
Badan Pemerintahan dibentuk, dan dikepalai oleh Teuku
Njak Arif.
Kemudian dibentuk pula Komite Nasional Daerah jang di-
ketuai oleh Tuanku Mahmud.
Untuk mendjaga keamanan dibentuk pula bermatjam-
matjam lasjkar rakjat.
Kesatuan lasjkar-lasjkar rakjat itu achirnja dilebur men-
djadi Tentara Nasional Indonesia.

34
N E G A R A K U

Daerah jang kita diami ini dinamakan Propinsi Daerah


Istimewa Atjèh. Atjèh termasuk dalam Pulau S u m a t e r a dan
berada pada udjung Barat-Lautnja,
Pulau Sumatera adalah salah satu pulau jang mendjadikan
Negara Republik Indonesia.
Lebih kurang 30.000 pulau besar ketjil, tersebar dari Sabang
sampai Merauke dan dari pulau Roti sampai pulau Miangas.
Negara Republik Indonesia berdiri sedjak 17 Agustus 1945.
Kepala Negara ialah seorang Presiden.
Dasar negara ialah Pantja Sila dengan lambang Negara
Garuda beserta sembojan Bhinneka Tunggal Ika.
Lagu Kebangsaan kita ialah Indonesia Raja dan sangsaka
merah-putih ialah bendera negara.
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia ialah
Undang-undang Dasar 1945.
Dalam meiaksanakan pemerintahan, Presiden dibantu oleh
para Menteri. Djuga dibantu oleh W a k i l rakjat jang duduk
2

dalam Dewan Perwaküan Rakjat (D.P.R.).


Ibu kota Negara Republik Indonesia ialah Djakarta, tempat
kedudukan Presiden.
Untuk meiaksanakan pemerintahan, keseluruh Negara Re-
publik Indonesia, tanah air kita dibagi dalam beberapa Wilaiah
atau daerah.
Tiap Daerah itu dinamakan Propinsi jang masing-masing
2

dikepalai oieh secrang Gubernur.


Tiap-tiap Propinsi dibagi pula atas kabupaten jang dike-
2

palai oleh seorang Bupati.


Tiap Kabupaten dibagi pula atas Ketjamatan dengan ke-
2

pala Daerahnja Tjamat.


Negara Republik Indonesia ialah sebuah Negara jang mer-
deka dan berdaulat.
Marilah kita berdoa, Indonesia bahagia, aman tenteram,
makmur dan djaja sepandjang masa.

P A N T J A SILA

Negara Republik Indonesia berdasarkan Pantjasila.


Pantja Sila gabungan dari perkataan p a n t j a dan s i i a.
Pantja artinja lima, sila artinja dasar atau azas. Djadi Pantjasila
artinja lima dasar atau lima azas,

35
Pantja Sila, falsafah negara Republik Indonesia.
Pantja Sila lahir pada tanggal 1 Djuni 1945.
Lahir dalam sidang Badan Penjelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia di Djakarta.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Pantja Sila dimasukkan da-
lam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, jaitu:
Negara Republik Indonesia jang berkedaulatan Rakjat de-
ngan berdasar kepada:

1. Ketuhanan Jang Maha Esa,


2. Kemanusiaan jang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia, dan
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmah kebidjaksanaan da-
lam permusjawaratan/perwakilan, serta dengan mewudjud-
kan suatu,
5. Keadihm sosial bagi seluruh rakjat Indonesia.

Kelima dasar itu dimasukkan kedalam lambang Negara kita


Bhinneka Tunggal Ika.

K E T U H A N A N J A N G M A H A ESA :

Kita hidup untuk mentjapai kebahagiaan dunia dan kebaha-


gian di achirat. Beribadah menurut agama kita masing-masmg.
Saling hormat menghormati kepada orang jang beragama lain.
Berbudi luhur sesuai dengan tuntutan agama kita sendiri.

K E M A N U S I A A N J A N G ADIL D A N B E R A D A B .

"Saja manusia, iapun manusia," kita tidak perlu membeda-


bedakan bangsa. Persahabatan dengan semua bangsa di dunia
perlu. Perdamaian perlu ada. Tidak ada perang antara bangsa
didunia. Peri Kemanusiaan perlu, untuk mentjapai perdamaian
abadi. Sehingga adanja ketjerdasan, kemakmuran dan kebudaja-
an menudju kepada jang sempurna.

PERSATUAN INDONESIA:

Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke mempunjai ber-


matjam-matjam suku bangsa. Semua suku bangsa ini bersatu
mendjadi Bangsa Indonesia.
Ingatlah Sumpah Pemuda: "Kami putera-puteri Indonesia
mengaku berbangsa satu: bangsa Indonesia."

36
Dengan persatuan jang kuat kita memperdjuangkan bangsa
Indonesia, mempunjai kedudukan jang sama dengan bangsa-
bangsa lain didunia.

KERAKJATAN :

Kerakjatan dipimpin oleh hikmah kebidjaksanaan dalam


permus jawaratan/perwakilan.
Pemerintah bekerdja sesuai dengan undang-undang dan se-
gala peraturan jang dibuat oleh rakjat. Suara rakjat ada dalam
Dewan Perwakilan Rakjat (D.P.R.).
Kita tidak boleh melanggar peraturan jang kita buat sendiri.
Kita berkewadjiban mewudjudkan peraturan itu.

K E A D I L A N SOSIAL :

Dalam negara kita tidak ada lagi kemiskinan, tidak ada lagi
kemelaratan. Kita harus bantu-membantu. Oleh karena itu se-
mua kita harus bekerdja keras lagi djudjur. Dengan demikian
akan tertjapai kemakmuran dan kesedjahteraan.
Tjukup makan, pakaian, rumah dan semua mendapat pe-
kerdjaan serta pendidikan.
Djelas kepada kita bahwa Pantja Sila mendjadi pelindung,
bangsa Indonesia, karena semua keperluan kemanusiaan ter-
penuhi.

37
L A M B A N G N E G A R A KITA
Lambang Negara Republik Indonesia, mula-mula adalah
Lambang Negara Republik Indonesia Serikat. Lambang ini di-
sahkan oleh Sidang Dewan R.I.S. pada tanggal 11 Pebruan 1950.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, ditetapkan mendjadi Lambang
Negara Republik Indonesia.

Lambang Negaia.
Lambang ini menggambarkan seekor burung garuda seperti
terkenal dalam dunia mistik (ilmu gaib) peradaban Indonesia,
jang berarti Negara Pembangunan.
Pada rantai jang dikalungkan pada leher garuda tergantung
sebuah perisai berbentuk djantung jang melambangkan per-
djuangan pembelaan Nusa dan bangsa.
Lukisan garuda dan perisai ini mengingatkan pada tanggal
17 Agustus 1945, ialah hari petjah Revolusi jang bersedjarah,
jaitu angka 17 dari djumlah helai bulu pada tiap sajap garuda,
2

dan angka delapan dari helai bulu pada ekornja.


Seterusnja angka lima (Pantja Sila) dengan lima buah
ruangan pada perisai itu.
Sembojan "Bhinneka Tunggal Ika" mengandung arti ber-
38
beda-beda tetapi satu djua. Jang dimaksudkan menghubungkan
daerah-daerah dan suku-suku bangsa diselüruh Nusantara Indo-
nesia hingga mendjadi kesatuan raja.

Gedung D.P.R. Propinsi Daerah Istimewa Atjèh.


Garuda jang tertulis dengan kuning emas, menjatakan ke-
menangan gemilang dan nilai Negara.
Sedangkan warna merah putih dalam perisai berasal dari
DWI W A R N A . (Bendera kita).
Garis-melintang ditengah perisai adalah Chatulistiwa (equa-
tor), jang melalui pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Irian.
Dengan garis ini dinjatakan bahwa Negara Kesatuan Repu-
blik Indonesia, adalah satu-satunja negara asli didaerah Chatu-
listiwa, jang mentjapai kedaulatan dan kemerdekaannja dengan
kekuatan dan tenaga sendiri.
Perisai jang terbagi lima itu mengingatkan kepada Pantja-
sila Negara, j a k n i :
1. Ketuhanan dengan bintang (di-tengah2),
2. Kemanusiaan dengan rantai wadja,
3. Persatuan Indonesia dengan Pohon Beringin,
4. Kerakjatan, dengan kepala Banteng,
5. Keadilan sosial dengan padi dan kapas (makanan dan
pakaian).
Bersatu kita teguh, bertjerai kita rubuh.
Bhinneka Tunggal Ika, walau kita berbeda-beda tetapi ber-
satu djua. Indonesia tanah pusaka, tanah jang sutji lagi sakti.
39
B E N D E R A INDONESIA

Bendera merah-putih, permulaan sekali dikibarkan oleh


perhimpunan Indonesia dinegeri Belanda. Ulang tahun pertama
dirajakan di Indonesia.
Partai Indonesia mengibarkannja di Bandung pada tahun 192».
Setahun kemudian bendera ini dikibarkan di Kongres Mahasiswa
Indonesia di Djakarta, dalam bentuk bendera sekarang. ^
Sebuah bendera terdiri dari dua budjur, diatas meran, di-
bawah putih.
Arti bendera nasional kita ialah :
1. merah sebagai warna darah, menggambarkan kedjasmaman,
2. putih kerohanian.
Keduanja merupakan kesatuan perlambangan manusia
jang bulat.
Dalam sedjarah Indonesia; bendera merah-putih telah per-
nah dipakai.
Bendera berwarna putih, tulisan merah, dari Kijai Ageng Tarub,
anak Raden Widjaja, sebagai radja pertama dari Madjapahit.
Bendera ini terdapat dalam Keraton Solo.

Alam Atjèh

A L A M A T J E H , bendera pusaka Sultan Iskandar Muda,


seorang Sultan jang membawa Atjèh kepuntjak kedjajaannja,
djuga menggunakan bendera berwarna merah, dengan gambar
bulan-bintang dan pedang berwarna putih.

40
Pcnaikan Sang Merah Putih.

Demikianlah ratusan tahun jang lampau, sebelum Tanah Air


kita didatangi oleh para pendjadjah, bendera merah-putih telah
berkibar dialam Indonesia.
Pada Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, bendera
merah-putih didjadikan bendera Kebangsaan Indonesia.
Pada hari keramat itulah sang DWI-WARNA, pertama kali
berkibar dialam merdeka.
Bendera ini mendjadi bendera pusaka, dan disimpan di
Istana Negara Djakarta.

41
U N D A N G - U N D A N G D A S A R 1945

Tahun 1945 adalah tahun jang maha penting, tahun berse-


djarah. Pada tahun itulah lahirnja didunia satu bangsa merdeka.
Lahirnja Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Undang-
undang Dasar 1945.
Mula-mula U.U.D. 1945 mendjadi undang Negara sampai
2

tahun 1949.
Kemudian diganti dengan Undang-undang Dasar R.I.S.,
setelah Negara kita mendjadi Negara Republik Indonesia Serikat
(kira-kira 1949 — 1950).
Tahun 1950 — 5 Djuli 1959, Negara kita berubah kembali
mendjadi Negara Kesatuan, dengan undang Dasar Sementara
2

tahun 1950. , , , , ...


Dan sedjak Dekrit Presiden 5 Djuli 1959, berlaku kembali
U.U.D. 1945, jang didjiwai oleh Piagam Djakarta.
Undang2 Dasar 1945 inilah jang mendjadi undang Dasar 2

Negara kita.
Undang Dasar itu berisi pembukaan U.U.D., tentang dasar
2

Negara kita jaitu Pantja Sila.


Berisi pula tentang susunan pemerintahan, hak dan kewa-
djiban warga negara Indonesia, untuk mentjapai masjarakat adil
dan makmur.
Dinjatakan, bahwa kedaulatan berada ditangan rakjat, dan
dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat
(M.P.R.).
M.P.R. terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakjat
(D.P.R.) ditambah dengan utusan dari Daerah dan golongan .
2 2

M.P.R. memilih Presiden dan Wakil Presiden, untuk lima


tahun dan dapat dipilih kembali.
Penasihat Presiden ialah Dewan Pertimbangan Agung
(D.P.A.) dengan dibantu oleh Menteri-menteri Negara.
U.U.D. 1945 ini terdiri dari 16 Bab, jang terbagi atas 37
pasal ditambah dengan aturan peralihan dan aturan tambahan.
Kemudian diikuti pula dengan pendjelasan tentang U.U.D.
Negara R.I.
Segala peraturan dan Undang-Undang jang dibuat oleh
Pemerintah tidak boleh bertentangan dengan U.U.D. 1945 ini.
42
B A H A S A INDONESIA

Dalam U.U.D. 1945, pasal 36, dinjatakan bahwa Bahasa


Negara ialah Bahasa Indonesia.
Bahasa resmi pemerintah Republik Indonesia.
Bahasa pergaulan dan persatuan Bangsa Indonesia, jang
beraneka warna dalam kesatuan.
Bahasa Indonesia berasal dan berazaskan kepada Bahasa
Melaju, jaitu Bahasa pergaulan penduduk N u s a n t a r a .
Bahasa Indonesia sedang berkembang.
Bahasa-bahasa daerah dari Sabang sampai ke Merauke me-
rupakan sendi dan pupuk Bahasa Indonesia.
Bahasa-bahasa asing djuga ikut serta memperkaja perben-
daharaan kata-kata Bahasa Indonesia.
Sekarang Bahasa Indonesia berkembang dengan pesatnja.
Sedjalan dengan masjarakat Indonesia jang berkembang dalam
segala lapangan.
Bahasa Indonesia harus dapat memenuhi keperluan dalam
ilmu pengetahuan dan pergaulan.
Bahasa Indonesia bagaikan rantai emas, ikatan kesatuan
Bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, Bahasa Nasional
kita. Kita wadjib mendjundjung tinggi dan membina sepandjang
masa.

43
INDONESIA R A Y A

Dalam kongres Indonesia Muda,


pada tahun 1928, lagu Indonesia Raja,
buat pertama kali diperdengarkan.
Ini berarti Lagu Indonesia Raja lahir
bersamaan dengan "Sumpah Pemuda."
Pentjipta lagu dan sadjaknja ialah :
Wage Rudolf Soepratman.

Ketika Indonesia Raja dilagukan


pada kongres Indonesia Muda ter-
sebut, dengan serta merta meresap
kedalam djiwa para Pemuda, sehing-
ga hadirin dengan tiada terasa ikut
bernjanji bersama-sama, dengan di-
pimpin oleh pentjiptanja.

Dalam waktu jang amat singkat


pula, lagu ini tersebar keseluruh
Indonesia. Wage Rudolf Supratman.

Pada zaman Belanda, lagu ini tidak dilarang, asal tidak di-
pakai perkataan "Indonesia Merdeka" tetapi diganti dengan
"Indonesia Mulia."
Baru pada tahun 1949, Lagu Indonesia Raja ditetapkan
sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia dan dimasukkan dalam
Undang-undang Dasar sementara, Negara Republik Indonesia
Serikat.
Djadi ini terdjadi sebelas tahun setelah Supratman me-
ninggal (1938).
. INDONESIA R A J A
1. Indonesia Tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Disanalah aku berdiri,
Djadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.

44
Hicluplah tanahku,
Hiduplah negriku,
Bangsaku, Rakjatku sem'wanja.

Bangunlah djiwanja,
Bangunlah badannja,
Untuk Indonesia Raja.
Ulangan :
Indonesia Raja, merdeka, merdeka
Tanahku, Negeriku, jang kutjinta
Indonesia Raja, merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raja.

n.
Indonesia tanah jang mulia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah aku berada,
Untuk s'lama-lamanja.

Indonesia tanah pusaka,


P'saka kita semuanja,
Marilah kita mendo'a,
Indonesia Bahagia.

Suburlah tanahnja
Suburlah djiwanja,
Bangsanja, Rakjatnja, sem'wanja.

Sadarlah hatinja,
Sadarlah budinja,
Untuk Indonesia Raja.
Ulangan:
Indonesia Raja, merdeka, merdeka,
Tanahku negriku jang kutjinta,
Indonesia Raja merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raja.

45
ui.
Indonesia tanah jang sutji,
Tanah kita jang sakti,
Disanalah aku berdiri,
'Ndjaga ibu sedjati.

Indonesia tanah berseri,


Tanah jang aku sajangi,
Marilah kita berdjandji,
Indonesia a b a d i.

S'larnatlah Rakjatnja,
S'lamatlah Put'ranja,
Pulaunja, Lautnja sem'wanja.

Madjulah Negrinja,
Madjulah pandunja,
Untuk Indonesia Raja.

Ulangan:
Indonesia Raja, merdeka, merdeka,
Tanahku, Negriku jang kutjinta,
Indonesia Raja, merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raja.

Tjatatan- 1. djika diperdengarkan dengan alat musik maka lagu


ini dibunjikan lengkap satu kali, jaitu satu strofe
dengan dua kali ulangan.
2. Djika dinjanjikan lengkap satu bait.

4i,
WARGA NEGARA.

Jang masuk warga negara Indonesia ialah :

1. Orang-orang Indonesia asli,


2. Orang-orang bukan asli, tetapi lahir dan tinggal di Indone-
sia, djika telah berumur 21 tahun, dan
3. Orang perempuan Negara lain jang kawin dengan warga
Negara Indonesia serta
4. V/arga Negara lain jang meminta mendjadi warga negara
Indonesia.

Sebaliknja, dapat kehilangan warga negara kalau :

1. Telah mendjadi warga negara negara lain,


2. Orang perempuan jang kawin dengan warga negara negara
lain, dan
3. Anak pungut oleh warga negara negara lain.

Warga negara mempunjai hak-hak dasar, jaitu :

1. Kemerdekaan berserikat,
2. ,, berkumpul,
3. ,, bersuara,
4 ,, beragama,
5. ,, berpendidikan dan
6. Perlindungan rahasia surat.

Dan warga negara mempunjai kewadjlban, jaitu :

1. ikut serta meringankan beban negara (padjak),


2. menghormati Undang-undang negara, dan
3. ikut serta mempertahankan negara.
4. dan lain-lain.

47
SERAMBI MEK AH

Daerah Istimewa Atjèh disebut djuga Serambi Mekah (Seu-


ramoe Meukah).
Kata serambi pada rumah berarti beranda, ialah bahagian
rumah sebelah muka.
Agama Islam dikembangkan dari tanah Arab, dari kota
Mekah. Agama Islam ialah agama jang diadjarkan oleh Nabi
Besar Muhammad s.a.w. Agama Islam berdasarkan Quran dan
Hadis. Orang jang beragama Islam harus pertjaja kepada Allah,
pertjaja kepada Malaikat, pertjaja kepada kitab-kitab sutji, per-
tjaja kepada segala Rasul, pertjaja akan hari Kiamat, pertjaja
segala-galanja terdjadi karena takdir Allah.
Inilah jang disebut rukun i m a n.

Selain dari pada itu orang beragama Islam, harus mengakui


bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Nabi Muhammad
RasulNja, sembahjang lima waktu sehari-semalam, berpuasa
dalam bulan Ramadan, membajar zakat, naik hadji ke Mekah
kalau sanggup.
Ini disebut rukun Islam.
Agama Islam menjuruh orang mentjari kebahagiaan didunia
dan diachirat. Mengandjurkan memperhatikan alam dan rahasia-
nja. Untuk itu setiap orang harus menuntut Ilmu Pengetahuan.
Orang beragama Islam harus berachlak jang baik: jaitu ber-
kata benar, adil, djudjur, menepati djandji, menolong sesama
manusia, hernat, bersih, dan suka berbuat baik.
Penduduk Daerah Istimewa Atjèh beragama Islam.

Dahulu agama Islam itu berkembang dari Tanah Arab mula-


mula ke India, kemudian ke tanah Air Kita. Daerah Atjèh lah
jang mula-mula di Tanah Air kita masuk Islam.
Keradjaan P e u r e u l a k (Atjèh Timur), dalam abad ke 13
sudah masuk Islam. Kemudian berkembang ke Keradjaan Samu-
dera-Pasai dalam abad itu djuga mendjadi Keradjaan Islam.
Radjanja jang termasjhur Sultan Malikus Saleh. Beliau
mangkat pada tahun 1297. Kuburannja terdapat di kampung
Samudera dekat Geudöng disebelah Selatan Lhókseumawè.
Kemudian terkenal lagi Keradjaan Islam Atjèh Darussalam,
semendjak abad ke 15.
Dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pendidikan
agama sangat madju. Banjak didirikan mesdjid, rumah ibadah,
pesantren (tempat beladjar agama dan ilmu pengetahuan).

48
Beliau mengadakan peraturan Hukum (Perundang-undang-
2

an) jang berdasarkan hukum Agama Islam. Perundang-undangan


itu disebut "Adat Meukuta Alam," terkenal sampai ke Luar
Negeri.

Mesdjid Baiturrahman' — Banda Atjèh.

Dalam bidang pengetahuan agama pun sangat madju.


Dimasa itu terkenal dengan Ulama, pudjangga, mahaguru jaitu :
Hamziah Fansuri, Sjamsuddin As Sumatrani, Nuruddin Arraniry,
Teungku Sjech Abdurrauf (kemudian bernama Teungku Sjiah'
Kuala). Ulamas tersebut telah mengarang beratus-ratus kitab
dalam berbagai Ilmu Pengetahuan.

Sultan telah membangunkan sebuah masdjid jang indah di


Banda Atjèh pada tahun 1612, dengan nama Baiturrahman.
Karena kemadjuan dalam bidang pendidikan, perundang-
undangan dan pengetahuan agama Islam inilah maka oleh Sjech
Nuruddin Arraniry dinamakannja pada waktu itu daerah ini
'Atjèh Serambi Mekah" atau Atjèh Seuramoe M e u k a h .

Pada tempatnja kalau sampai saat ini dalam Propinsi


Daerah Istimewa Atjèh, berlaku unsur-unsur Sjariat Islam.

49
1
KOT A PELADJ A R / M A H AS i S W A

DARUSSALAM"

ATJEH DARUSSALAM :
Pada zaman dahulu, ratusan tahun jang lampau, Atjèh ber-
gelar "Atjèh Darussalam."
Pada waktu itu Atjèh termasjhur bukan sadja karena Arma-
danja jang besar, lagi angkatan perangnja jang kuat. Bukan sa-
dia karena rakjat jang gagah berani. Tetapi djuga karena Atjeh
dipimpin, oleh Pemimpin jang tjakap. Pemimpin jang berkepn-
badian jang mulia. Pemerintahan jang teratur. Disegam didalam
dan diluar negeri.

Gambar tugu Kopelma Darussalam.

Gemilangnja Atjèh terutama sekali karena Atjèh merupakan


sumber pengetahuan. Mempunjai sardjana-sardjana jang ter-
kenal kepelbagai benua.
Pada waktu itu para pemimpin Pemerintahan dan para
ulama seia-sekata.
Sebagai buktinja terlihat dalam sembojan:

80
Adat' bak poteu meureuhöm

Huköni bak sjiahkuala.

Pada waktu itu Atjèh telah mempunjai kedjajaan dan


kebahagiaan.
Hal inilah jang mendorong Pemerintah dan rakjat berusaha
menemukan kembali kedjajaan dan kemuliaan.
Untuk ini pemerintah berusaha mendirikan dan membangun:

"KOTA PELADJAR/MAHASISWA DARUSSALAM"

Darussalam diharapkan mendjadi sumber ilmu pengetahuan,


sebagai pelaksana tjita-tjita "Proklamasi 17 Agustus 1945."

Dengan adanja Darussalam,


diharapkan Atjèh dapat me-
ngedjar kembali ketinggalan da-
lam bidang pendidikan.

Sama diketahui, bahwa pada


zaman Belanda atau pun Dje-
pang Atjèh tidak ada kesempat-
an untuk membangun. Rakjat
Atjèh terus menerus berperang
melawan pendjadjah.

Dimasa membela dan mene-


gakkan Kemerdekaan pun Atjèh
tidak sempat membangun. Atjèh
dengan gigih berdjuang. Atjèh
A . Hasjmy mendjadi modal dalam Revolusi.
Bapsk Pendidikan Atjèh.

Hanja Atjèh lah satu-satunja


Daerah jang sanggup mempertahankan diri dari serangan
Belanda.
Pada waktu itulah Atjèh mendjadi "Modal Republik Indo-
nesia."
Baru setelah perdjuangan menentang pendjadjahan selesai,
Atjèh berusaha untuk membangun.
Usaha ini dimulai dengan pembangunan Darussalam, jang
diharapkan sebagai pokok dalam pembangunan Atjèh seluruhnja.

51
Kota Peladjar/Mahasiswa ini terletak di Lamnjong. Lebih
kurang 7 Kilometer dari Banda Atjèh.
Pada 2 September 1959, Kota Peladjar/Mahasiswa Darus-
salam dibuka dengan resmi.
Tanggal ini kemudian oleh Pemerintah Daerah ditetapkan
mendjadi Hari Pendidikan Daerah untuk Propinsi Daerah Isti-
mewa Atjèh.
2 September tiap tahun selalu diperingati dan penjerahan
Piala Pendidikan, setjara bergilir kepada Kabupaten jang men-
djadi djuara dalam kemadjuan Sekolah Dasar.
Kota Darussalam dewasa ini sebuah kota baru. Kota jang
indah dan megah dengan bangunan bertingkat.
Disini terdapat Tugu Kota Peladjar/Mahasiswa Darussalam,
jang berdiri dengan megahnja.
Gedung bertingkat Fakultas Ekonomi, Gedung Akademi Pe-
merintahan Dalam Negeri (A.P.D.N.), Gedung bertingkat Institut
Agama Islam Negeri, Mess bertingkat untuk para dosen, Asrama
Mahasiswa, Gedung S.U.T.M, dengan asramanja, Poliklinik, Ru-
mah listrik, Sumur bor dan Rumah-rumah Dosen dan beberapa
bangunan lainnja disana sini.
Sekarang di Darussalam telah ada Universitas Sjiahkuala,
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (I.K.I.P.), Institut Agama
Islam Negeri (I.A.I.N.) Arraniry, Akademi Pemerintahan Dalam
Negeri (A.P.D.N.) dan Dajah Manjang Teungku Panté Kulu (Pe-
santren Tinggi).
Masing-masing perguruan tinggi ini, lengkap dengan
Fakultas-fakultas beserta berbagai-bagai djurusan.
Dalam membangun Kopelma Darussalam ini, sedjak per-
mulaan sampai sekarang, patut kita sampaikan penghargaan
kepada Bapak Pendidikan Atjèh A . Hasjmy.
Marilah kita berdoa kepada Tuhan, semoga Darussalam
mendjadi kenjataan.
Darussalam, tempat jang aman, tempat kedamaian, tempat
mentjari Ilmu Pengetahuan.

52
D A F T A R ISI

BAHAGIAN KEDUA. Haiaman


PROPINSI D A E R A H ISTIMEWA A T J E H 7
Tanah dan alam 9
Sedjarah perdjuangan rakjat Atjèh ... 11
Zaman purba ... 11
Samudra-Pasai ... 11
Atjèh Darussalam ... 12
Sultan Alauddin Riajat Sjah A l Kahhar ... 12
Kedatangan Belanda ... ... 13
Sultan Alaudin Riajat Sjah A l Mukkammal 13
Sultan Iskandar Muda 14
Tadjul Alam Shafiatuddin Sjah 17
Perang Atjèh 17
Pertempuran dengan Belanda I 18
Pertempuran dengan Belanda II 18
Kutaradja 19
Kuta Keumala Dalam ... ... ... 20
Teungku Tjhik Di Tiro ... 20
Teuku Umar 21
Tjut Njak Dien 23
Tjut Meutia 25
Tuanku Muhammad Dawod ... 27
Perang Baköngan ... ... ... 29
Sumpah Pemuda ... ... ... ... 31
Pemerintahan Belanda berachir ... ... ... 33
Pemerintahan Djepang ... ... ... 33
Indonesia Merdeka ... ... ... ... 34

NEG A R A K U : 35
Pantja Sila ... 35
Lambang Negara kita ... ... ... 38
Bendera Indonesia ... ... ... ... 40
Undang-Undang Dasar 1945 ... 42
Bahasa Indonesia ... ... ... 43
Lagu Indonesia Raya ... ... 44
Warga Negara 47

SERAMBI M E K A H ... 48

KOTA PELADJAR/MAHASISWA DARUSSALAM 50


TJATETAN :
TJATETAN :
TJATETAN :
BUKU BARU
U N T U K S E K O L A H D A S A R T A H U N A D J A R A N 1969

Buku2 dieusun sesuai dengan Rentjana Peladjaran Sekolah Dasar


dan Taman Kanak2 jang terbaru dari Direktorat Pendidikan Dasar/
Prasekolah (hasil musjawarah Kerdja/upgrading Dir. Pendidikan D a -
sar/Prasekolah tgl. 23 s/d 26 Agustus '67 di Tugu) dan telah men-
dapat pengesahan K e p . Insp. P e d d . Prasek/S.D. tgl. 9-4-68, N o . 518/
B-3/Um. dan tgl. 26/6-'68 N o . 930/B-3/Um sebagai buku peladjaran
wadjib untuk Sekolah Dasar dalam Daerah Istimewa Atjeh. Telah di-
minta oleh Kepala Dinss P D K untuk diterbitkan dengan suratnja
No. 898/E - 1/A. 68 - tgl. 18 Djuli 1968.

Tuléh „Batja" djilid 1 untuk klas I


Tuléh „Batja" djilid 2 untuk klas II
Tuléh „Batja" djilid 3 untuk kis III

Buku batjaan „ G E U N T A " djilid 1 untuk klas II

Buku batjaan „ G E U N T A " djilid 2 untuk klas II

Buku batjaan „ G E U N T A " djilid 3 untuk klas III

Buku batjaan „ G E U N T A " djilid 4 untuk klas IV

Buku batjaan „GEUNTA" djilid 5 untuk klas V

Buku batjaan „ G E U N T A " djilid 6 untuk klas VI

(Buku2 tercebut disusun oleh Djauhari Ishak dkk.).

Hubungilah :
P.T. „ S A K T I "
„P.T. Pustaka & Pertjetakan Sari Kebudajaan Timur"
Dj. Bakongan 2 C - Talipon 272 S . O . / 4 9 6 S . O .
BANDA ATJEH
DALAM PERSEDIAAN DAPAT DIPESAN S E K A R A N G

MARS DARUSSALAM
Penjusun C h a l i d Ibrahim dklc.

Satu buku lengkap dengan I*gu2


wsdjib Daerah dan Nasional, untuk
Sekolah Dasar. Dan dapat dipakai
untuk Sekolah2 Dasar Swasta dan
Setingkat.
Isinja : Mars Darussalam - M a m
Hari Pendidikan Atjeh - Indonesia
Raja - M e r a h Putih - Bukit Ba-
risan — Djak Kutimang — Pada
mu N e g e r i — Indonesia Subur —
Hari Pendidikan Nasional — N e -
garaku — Sjukur — Satu Nusa
Satu Bangsa — Dari Barat Sampai
ke Timur — Jang Saja Suka —
Beudoh Daboh - G a r u d a Pantja-
sila — Berkorbanlah — Diwaktu
pagi — Melasku — Ibu Kartini —
Berkemah — Teungku Tjhik di Tiro
— Sumpah kita — Tawar Sedenge
— Madju tak gentar — Bhinneka
Tunggal Ika — Teuku Umar —
Tjut Njak Dien — Mars Sekolah
Da6ar — Mars Iskandar M u d a —
Hari Kemerdekaan Kita — Rajuan
Pulau Kelapa.
Kertas H V S - Kulit brtfkart
putih dengan tjetakan dua warna.
Tebal 48 halaman ukuran 14V X 21 c m .
2 Harga Rp. 9 5 , -
(Belum termasuk ongkos kirim dan harga tidak terikat).
Beli banjak dapat korting.

Pesan langsung pada penerbit :

JAJASAN PEMBINA DARUSSALAM


Kotakpos 29 - Talipon 414 - S.O
B A N D A ATJEH

Atau dapat dipesan pada :


Toko Buku P.T. „SAKTI"
Dj. Bakongan 2 C - Talp. 272 S . O
B A N D A ATJEH

Typ ..Islamyaii" Medan

You might also like