Professional Documents
Culture Documents
HomeNotesBlogPhotosMusicCalendar
• Mengandung paling banyak bahan organik, tidak mengalami perkembangan profil, disebut juga tanah
gambut.
• Bahan organik ini terdiri atas akumulasi sisa-sisa vegetasi yang telah mengalami humifikasi, tetapi belum
mengalami mineralisasi.
• Tanah ini kurang subur. Tanah ini belum dimanfaatkan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk persawahan.
• Penyebarannya di Sumatera sepanjang pantai Utara, Kalimantan dan Irian Barat/Papua.
TANAH HISTOSOL/GAMBUT
Ciri-ciri :
A. Memiliki epipedon histik, yaitu epipedon yang mengandung bahan organik sedemikian banyaknya,
sehingga tidak mengalami perkembangan profil ke arah terbentuknya horison-horison yang berbeda.
B. Warna coklat kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam (pH3-5)
2. TANAH LITOSOL
• Litosol, yaitu tanah yang baru mengalami pelapukan dan sama sekali belum mengalami perkembangan
tanah.
• Berasal dari batuan-batuan konglomerat dan granit, kesuburannya cukup, dan cocok dimanfaatkan untuk
jenis tanaman hutan.
• Penyebarannya di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Sumatera.
3. TANAH ALLUVIAL
• Aluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan.
• Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah
ini sangat cocok untuk persawahan.
• Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai, seperti misalnya, di Kerawang, Indramayu,
Delta Brantas.
4. TANAH REGOSOL
Regosol Aluvial Regosol Marine
• Regosol, belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya.
• Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.
• Jenis tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan.
• Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa, dan tebu.
5. TANAH MERAH
• Latosol, yaitu tanah yang telah mengalami pelapukan intensif, warna tanah tergantung susunan bahan
induknya dan keadaan iklim.
• Latosol merah berasal dari vulkan intermedier, tanah ini subur, dan dimanfaatkan untuk pertanian dan
perkebunan.
• Penyebarannya di seluruh Indonesia, kecuali di Nusa Tenggara dan Maluku Selatan.
6. TANAH ANDOSOL
• Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat
kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi
gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa
tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
• Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
7. TANAH LATOSOL
Latosolisasi: proses pembentukan tanah latosol (merah); dengan syarat daerah memiliki suhu dan curah
hujan yang tinggi
Keterdapatan di daerah iklim humid-tropik tanpa bulan kering hingga subhumid dengan musim kemarau
agak lama
Meluas di daerah iklim tropik hingga iklim basah tropik dengan CH 2.500-7.000 mm/th
Bervegetasi hutan basah sampai sabana
Bertopografi dataran, bergelombang hingga pegunungan
Umumnya bahan induk vulkanik baik tuff maupun batuan beku
Meliputi tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan intensif
Telah mengalami pencucian unsur-unsur basa, bahan organik dan silika
Tekstur lempung hingga geluh, struktur remah hingga gumpal lemah, dan konsistensi gembur
Tersebar di seluruh pulau di Indonesia, kecuali Nusa Tenggara dan Maluku Selatan
1. Low Humic Latosol; dengan horizon A1 sangat lemah, pH 6-7, terdapat di tempat tinggi < 2.000 feet, curah
hujan < 40 inci/th, bulan kering nyata, vegetasi rumput pendek, kaktus dan algaroba
2. Humic Latosol; horizon A1 mengandung banyak bahan organik, pH < 5, terdapat di tempat tinggi hingga
2.500 feet, curah hujan 40-100 inci/th, vegetasi hutan lebat yang pendek
3. Ferruginous Humic Latosol; di horizon A terkumpul mineral resisten seperti magnetit, ilmenit yang
cenderung membentuk kerak dengan pH asam hingga pH 6
4. Hydrol Humic Latosol; horizon A1 kelabu, terdapat di daerah tinggi, curah hujan 150-350 inci/th tanpa
bulan kering, vegetasi hutan lebat
8. TANAH ANDOSOL
Berwarna hitam
Tekstur geluh hingga debu
Struktur remah
Konsistensi gembur
Mengandung bahan organik
Daya ikat air dan daya serap air tinggi
Permeabilitas tinggi
Terdapat di dalam endapan vulkanik, terutama di puncak pegunungan curam yang tetap dilindungi hutan
(Jawa, Sumatera)
Pemanfaatan untuk perkebunan kina, teh dan kopi, sayuran, kentang, dll
9. TANAH GRUMUSOL/VERTISOL
Warna tua/kelam
Tekstur lempung
Struktur atas granuler, struktur bawah gumpal atau pejal
Konsistensi liat tinggi
Koefisien kembang kerut tinggi
Bahan induk adalah batu kapur, batu napal, tuff, endapan aluvial, dan abu vulkanik
Topografi agak bergelombang hingga berbukit dengan CH < 2.500 mm/th
Solum tanah dalam (+ 75 cm)
Peka terhadap erosi dan bahaya longsor
1. Grumusol pada batu kapur dan batu kapur bernapal: perkembangan dipengaruhi struktur batu kapur dan
kadar lempung
2. Grumusol pada marls, calcareous shales dan batu loam: terdapat di Madura
3. Grumusol pada sedimen tuff tertier: terdapat di Gunungkidul
4. Grumusol pada lahar: terdapat di lembah dan kaki pegunungan
5. Grumusol endapan aluvial: terdapat di dataran aluvial dengan iklim sesuai untuk endapan vulkan dan napal
halus
6. Grumusol bergaram: terdapat di Jawa Timur dengan iklim sangat kering; Nusa Tenggara