Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Dalam praktik perencanaan struktur, sering kita temui bangunan yang membutuhkan bentang besar
seperti pada gedung pertemuan maupun gelangang olah-raga. Pada bangunan-bangunan dengan bentang
yang besar seperti itu, kombinasi beban gravitasi ( 1.2 D+1.6 R + 0.5 (A atau R) ) akan lebih dominan
dibanding dengan kombinasi dengan beban gempa (1.2 D + 1L 1.0 E). Hal itu akan mengakibatkan
konsep perencanaan tahan gempa yang menitikberatkan pada ketahanan struktur terhadap beban gempa
akan menjadi tidak efektif.
Dalam peraturan SNI 03-1726-2002 maupun SNI 03-2847-2002 tidak terdapat pembahasan yang
jelas mengenai permasalahan tersebut. SNI 2002 hanya memberikan dasar perhitungan untuk kekuatan
minimum yang diperlukan suatu elemen struktur. Dalam peraturan SNI yang terdahulu, yaitu SK SNI T-
15-1991-03 batasan mengenai kebutuhan kekuatan suatu elemen lebih jelas, sehingga permasalahan yang
timbul akibat dominasi beban gravitasi dapat diatasi.
Penelitian ini dimulai dengan memodelkan 4 type struktur dengan konfigurasi yang telah ditentukan.
Model ini direncanakan terletak di daerah zona gempa 6 dan berdiri diatas tanah lunak. Kemudian, dari
model yang memiliki kombinasi beban gravitasi maksimum akan didesain dengan sistem Struktur
Rangka Pemiku Momen Kusus (SRPMK), baik menurut SNI 03-2847-2002 maupun SK SNI T-15-1991-
03. Hasil desain tersebut akan dilihat performa mereka dengan pushover analysis,apakah memenuhi
syarat bangunan tahan gempa atau tidak.
Dalam penelitian ini diketahui jika desain dengan menggunakan batasan dari SKSNI jika digunakan
dalam perencanaan Gravity Dominated Structure untuk zone gampa 6, menghasilkan performa/perilaku
struktur yang memenuhi syarat tahan gempa dan menghasilkan penulangan geser yang lebih hemat
dibanding dengan metode SRPMK. Penghematan yang didapatkan pada tulangan geser di daerah sendi
plastis balok adalah 10% untuk struktur type 1 dan type 2 , dan 20 % untuk struktur type 3 dan type 4.
Sedangkan pada daerah geser sendi plastis kolom, penghematan tulangan geser yang didapat adalah 12%
untuk struktur type 1 dan type 2 dan 30% untuk struktur type 3 dan type 4.
Kata Kunci : Beban Gravitasi, Struktur Rangka Pemikul Momen Kusus, SNI 03-2847-2002, SK SNI T-
15-1991-03
1. PENDAHULUAN
Dalam praktik perencanaan struktur, sering kita temui bangunan yang membutuhkan bentang besar
seperti pada gedung pertemuan maupun gelangang olah-raga. Pada bangunan-bangunan dengan bentang
yang besar seperti itu, kombinasi beban gravitasi (1.2 D+1.6 R + 0.5 (A atau R)) akan lebih dominan
dibanding dengan kombinasi dengan beban gempa (1.2 D + 1L ± 1.0 E). Hal itu akan mengakibatkan
konsep perencanaan tahan gempa yang menitikberatkan pada ketahanan struktur terhadap beban gempa
akan menjadi tidak efektif
Sebagai untuk konsep perhitungan desain tulangan geser pada balok untuk struktur SRPMK, dimana
Ve (gaya geser rencana balok) direncanakan berdasarkan Mpr (momen rencana yang dihitung dari
tulangan lentur balok yang terpasang). Dengan adanya momen yang besar akibat dominasi beban
gravitasi pada struktur, maka kebutuhan tulangan lentur terpasang di balok akan menjadi besar. Hal ini
menyebabkan kebutuhan gaya geser rencana (Ve) yang terjadi pada balok akan menjadi besar, dan
penulangan geser balok akan menjadi sangat rapat. Pendetailan tulangan geser yang rapat pada balok ini
akan menjadi suatu pemborosan, karena pendetailan ini disyaratkan untuk menahan beban gempa yang
besarnya tidak dominan dalam struktur tersebut.
Dalam peraturan SNI 03-1726-2002 maupun SNI 03-2847-2002 tidak terdapat pembahasan yang
jelas mengenai permasalahan tersebut. SNI 2002 hanya memberikan dasar perhitungan untuk kekuatan
minimum yang diperlukan suatu elemen struktur. Sebagai contoh, SNI 03-2847-2002 hanya memberikan
rumusan
.
………..(1)
3. PEMODELAN STRUKTUR
Pembebanan direncanakan berdasarkan SNI 03-1727-1989, yaitu beban hidup merata untuk ruang
penyimpanan buku/perpustakan sebesar 7.18 kN/m2 atau 718 kg/m2 sedangkan beban mati elemen
balok, plat dan kolom dihitung secara otomatis dalam analisa program bantu SAP 2000. beban gempa
yang digunakan adalah respon spektrum gempa wilayah 6 untuk tanah lunak.Pemodelan struktur
dilakukan dengan analisa tiga dimensi dengan program bantu SAP 2000 (Gambar 2 s/d 5). Pemodelan
disesuaikan dengam denah rencana dan dimensi yang telah ditentukan dalam preliminary design seperti
terdapat pada Tabel 1.
A B C D E
Type 1 Type 2
A B C D E
A B C D E
1
2
3
4
5
A B C D E Type 3 Type 4
A B C D E
1
A B C D E
2
3
4
5
4. PERENCANAAN STRUKTUR
4.1 Perencanaan Balok Induk
Perencanaan balok didasarkan pada momen maksimum yang terjadi dari hasil analisa struktur. Posisi
balok yang mengalami gaya akibat gravity load terbesar terdapat pada Tabel 2-Tabel 5
Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan penulangan berdasarkan kombinasi maksimum yang ada
dengan menggunakan SNI 2002 dan menggunakan batasan yang ada dari SKSNI.
Tabel 6. Resume Perhitungan Tulangan Lentur Balok
Paramater Pemasangan Pemasangan
dLJƉĞ dLJƉĞ
Mu (N.mm) Tulangan Tarik Tulangan Tekan Mn (N.mm) Cek øMn >
ƐƚƌƵŬƚƵƌ ƐƚƌƵŬƚƵƌ
Posisi Mu
2 2
Tump. Kiri -1.176.713.252 12 D25 (As = 5887,5 mm ) 6 D25 (As’= 2943,75 mm ) 1.596.543.496 OK
dzWϭ Lapangan 599.295.849 6 D25 (As’= 2943,75 mm )
2
3 D25 (As’= 1471,87 mm2) 819.064.599 OK dzWϭ
2
Tump.Kanan -1.050.624.574 11 D25 (As = 5396.85 mm ) 6 D25 (As’= 2943,75 mm2) 1.466.179.149 OK
2 2
Tump. Kiri 1.251.989.877 13 D25 (As = 6378.12 mm ) 7 D25 (As’= 3434.37 mm ) 1.737.694.696 OK
dzWϮ Lapangan 613.586.716 6 D25 (As’= 2943,75 mm )
2 2
3 D25 (As’= 1471,87 mm ) 819.064.599 OK dzWϮ
2
Tump.Kanan 1.048.821.521 11 D25 (As = 5396.85 mm ) 6 D25 (As’= 2943,75 mm2) 1.466.179.149 OK
Tump. Kiri 1.898.690.683 17 D25 (As = 8340.6 mm2 ) 9 D25 (As’= 4416.6 mm2) 2.578.486.429 OK
dzWϯ Lapangan 929.891.632 8 D25 (As’= 3925 mm2) 4 D25 (As’= 1962,5 mm2) 1.240.632.958 OK dzWϯ
Tump.Kanan 1.700.529.061 15 D25 (As = 7359.3 mm2 ) 7D25 (As’= 3434.37 mm2) 2.276.160.808 OK
Tump. Kiri 2.168.361.527 17 D25 (As = 8340.6 mm2 ) 9 D25 (As’= 4416.6 mm2) 2.960.442.704 OK
dzWϰ Lapangan 1.032.282.127 8 D25 (As’= 3925 mm2) 4 D25 (As’= 1962,5 mm2) 1.404.435.352 OK dzWϰ
Tump.Kanan 1.867.725.727 14 D25 (As = 6868.75 mm2 ) 7D25 (As’= 3434.37 mm2) 2.420.011.244 OK
Tabel 10. Gaya Maksimum Yang Terjadi Pada Kolom Str. Type 3
Momen Momen
No Jebis Beban Axial (kN) No Jebis Beban Axial (kN)
(kNm) (kNm)
Combo 1 Combo 1
1 2747 768 1 1372 1554
(1,4 D) (1,4 D)
Combo 2 Combo 2
2 4960 1365 2 1977 2761
(1,2 D+1,6 L) (1,2 D+1,6 L)
Combo 3 3269 1260 Combo 3 1726 2531
3 3
(1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 3467 1335 (1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 1627 1920
Combo 4 1567 654 Combo 4 931 1305
4 4
(0,9 D ±1,0 Ex) 1875 924 (0,9 D ±1,0 Ex) 833 693
Ύ<ŽůŽŵĂƚĂƐ Ύ<ŽůŽŵďĂǁĂŚ
Tabel 11. Gaya Maksimum Yang Terjadi Pada Kolom Str. Type 4
Momen Momen
No Jebis Beban Axial (kN) No Jebis Beban Axial (kN)
(kNm) (kNm)
Combo 1 Combo 1
1 10888 891 1 12441 695
(1,4 D) (1,4 D)
Combo 2 Combo 2
2 18228 1760 2 20825 1373
(1,2 D+1,6 L) (1,2 D+1,6 L)
Combo 3 12053 2678 Combo 3 13820 4857
3 3
(1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 13660 4712 (1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 15558 5528
Combo 4 6196 2864 Combo 4 7129 5042
4 4
(0,9 D ±1,0 Ex) 7803 4009 (0,9 D ±1,0 Ex) 8867 5343
Ύ<ŽůŽŵĂƚĂƐ Ύ<ŽůŽŵďĂǁĂŚ
Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan penulangan berdasarkan kombinasi maksimum yang ada
dengan menggunakan SNI 2002 dan menggunakan batasan yang ada dari SKSNI.
Dari criteria diatas diperoleh target perpindahan yang paling besar (menentukan) dengan metode
Spektrum Kapasitas. Untuk mendapatkan perilaku inelastik pasca runtuh maka analisa beban dorong
statik diteruskan sampai ≥ 150% dari target perpindahan untuk setiap arah. Selanjutnya komponen
struktur dievaluasi pada kondisi dimana target perpindahan tercapai. Hasil evaluasi dari tiap type struktur
terdapat dalam table berikut :
Tabel 15. Rekapitulasi perilaku struktur
Kriteria Type Struktur
Type 1 Type 2 Type 3 Type 4
Displacement leleh δy (m) 0.0558 0.0634 0.0521 0.0621
Displacement Maksimum δm (m) 0.335 0.455 0.340 0.477
Daktilitas μδ 6,3 7,1 6,5 7,6
Target displacement ɷt(m) 0,216 0,295 0,219 0,301
Cek δm > 150% x ɷt OK OK OK OK
Bedasarkan hasil analisa statis nonlinear didapatkan untuk pemeriksaan kinerja dengan menggunakan
metode Spektrum kapasitas dan Kinerja Batas Ultimate didapatkan bahwa semua struktur melampui
target displacement yang disyaratkan.
6. KESIMPULA N
Setelah melakukan berberapa analisa dalam penelitian ini didapatkan berberapa kesimpulan seperti
berikut:
1. Perencanaan geser balok dan kolom dengan metode SRPMK (untuk structur yang didominasi beban
gravitasi), menghasilkan tulangan geser yang lebih banyak dibandingkan jika batasan dari SKSNI
digunakan dalam desain.
2. Besarnya penghematan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
WĞŶŐŚĞŵĂƚĂŶWĂĚĂ
dƵůĂŶŐĂŶ'ĞƐĞƌĂůŽŬĚĂŶ<ŽůŽŵ
ϯϱй
ϯϬй ϯϬй
ϯϬй
Ϯϱй WĞŶŐŚĞŵĂƚĂŶdƵů͘'ĞƐĞƌ
WĞŶŐŚĞŵĂƚĂŶ ϮϬй ĂůŽŬ
ϭϬй
ϭϬй ϭϬй
ϱй
Ϭй
ϭ Ϯ ϯ ϰ
dLJƉĞ ^ƚƌƵŬƚƵƌ
7. CITATION OF REFERENCES
1. Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung,
SNI 03-1726-2002.
2. Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002
3. Departemen Pekerjaan Umum (1991), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SK SNI T-15-1991-03 ,Yayasan LPMB,Bandung
4. Dewobroto,W (2005), Evaluasi Struktur Baja Tahan Gempa Dengan Analisa Pushover, Civil
Engineering National Conference : Sustainability Construction & Structural Engineering Based on
Professionalism 2005, Unika Soegijapranata,,Semarang
5. Kusuma,G dan Andriono,T (1993) ,Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di Daerah Rawan
Gempa Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03, Erlangga , Jakarta.
6. Purwono, R (2005),Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa:perencanaan dan
perhitungan sesuai SNI 1 726 dan SNI 2847 terbaru, ITS Press , Surabaya.