You are on page 1of 8

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya

Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN


WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Christino Boyke1 , Tavio2 dan Iman Wimbadi3


1
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS
Sukolilo Surabaya, Telp 08113405340, email: boyke@ce.its.ac.id
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp
0816537135, email: tavio@ce.its.ac.id
3
Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 08121662407, email:
iman_w@ce.its.ac.id

ABSTRAK
Dalam praktik perencanaan struktur, sering kita temui bangunan yang membutuhkan bentang besar
seperti pada gedung pertemuan maupun gelangang olah-raga. Pada bangunan-bangunan dengan bentang
yang besar seperti itu, kombinasi beban gravitasi ( 1.2 D+1.6 R + 0.5 (A atau R) ) akan lebih dominan
dibanding dengan kombinasi dengan beban gempa (1.2 D + 1L 1.0 E). Hal itu akan mengakibatkan
konsep perencanaan tahan gempa yang menitikberatkan pada ketahanan struktur terhadap beban gempa
akan menjadi tidak efektif.
Dalam peraturan SNI 03-1726-2002 maupun SNI 03-2847-2002 tidak terdapat pembahasan yang
jelas mengenai permasalahan tersebut. SNI 2002 hanya memberikan dasar perhitungan untuk kekuatan
minimum yang diperlukan suatu elemen struktur. Dalam peraturan SNI yang terdahulu, yaitu SK SNI T-
15-1991-03 batasan mengenai kebutuhan kekuatan suatu elemen lebih jelas, sehingga permasalahan yang
timbul akibat dominasi beban gravitasi dapat diatasi.
Penelitian ini dimulai dengan memodelkan 4 type struktur dengan konfigurasi yang telah ditentukan.
Model ini direncanakan terletak di daerah zona gempa 6 dan berdiri diatas tanah lunak. Kemudian, dari
model yang memiliki kombinasi beban gravitasi maksimum akan didesain dengan sistem Struktur
Rangka Pemiku Momen Kusus (SRPMK), baik menurut SNI 03-2847-2002 maupun SK SNI T-15-1991-
03. Hasil desain tersebut akan dilihat performa mereka dengan pushover analysis,apakah memenuhi
syarat bangunan tahan gempa atau tidak.
Dalam penelitian ini diketahui jika desain dengan menggunakan batasan dari SKSNI jika digunakan
dalam perencanaan Gravity Dominated Structure untuk zone gampa 6, menghasilkan performa/perilaku
struktur yang memenuhi syarat tahan gempa dan menghasilkan penulangan geser yang lebih hemat
dibanding dengan metode SRPMK. Penghematan yang didapatkan pada tulangan geser di daerah sendi
plastis balok adalah 10% untuk struktur type 1 dan type 2 , dan 20 % untuk struktur type 3 dan type 4.
Sedangkan pada daerah geser sendi plastis kolom, penghematan tulangan geser yang didapat adalah 12%
untuk struktur type 1 dan type 2 dan 30% untuk struktur type 3 dan type 4.
Kata Kunci : Beban Gravitasi, Struktur Rangka Pemikul Momen Kusus, SNI 03-2847-2002, SK SNI T-
15-1991-03

1. PENDAHULUAN
Dalam praktik perencanaan struktur, sering kita temui bangunan yang membutuhkan bentang besar
seperti pada gedung pertemuan maupun gelangang olah-raga. Pada bangunan-bangunan dengan bentang
yang besar seperti itu, kombinasi beban gravitasi (1.2 D+1.6 R + 0.5 (A atau R)) akan lebih dominan
dibanding dengan kombinasi dengan beban gempa (1.2 D + 1L ± 1.0 E). Hal itu akan mengakibatkan
konsep perencanaan tahan gempa yang menitikberatkan pada ketahanan struktur terhadap beban gempa
akan menjadi tidak efektif
Sebagai untuk konsep perhitungan desain tulangan geser pada balok untuk struktur SRPMK, dimana
Ve (gaya geser rencana balok) direncanakan berdasarkan Mpr (momen rencana yang dihitung dari
tulangan lentur balok yang terpasang). Dengan adanya momen yang besar akibat dominasi beban
gravitasi pada struktur, maka kebutuhan tulangan lentur terpasang di balok akan menjadi besar. Hal ini
menyebabkan kebutuhan gaya geser rencana (Ve) yang terjadi pada balok akan menjadi besar, dan
penulangan geser balok akan menjadi sangat rapat. Pendetailan tulangan geser yang rapat pada balok ini
akan menjadi suatu pemborosan, karena pendetailan ini disyaratkan untuk menahan beban gempa yang
besarnya tidak dominan dalam struktur tersebut.

ISBN 978-979-99327-6-1 A-23


Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Dalam peraturan SNI 03-1726-2002 maupun SNI 03-2847-2002 tidak terdapat pembahasan yang
jelas mengenai permasalahan tersebut. SNI 2002 hanya memberikan dasar perhitungan untuk kekuatan
minimum yang diperlukan suatu elemen struktur. Sebagai contoh, SNI 03-2847-2002 hanya memberikan
rumusan
 
.
  ………..(1)

untuk menghitung gaya geser rencana balok dan


 
  ………..(2)

untuk menghitung gaya geser rencana pada kolom. Demikian juga untuk kuat lentur kolom hanya dibatasi
dengan

Σ  Σ ………..(3)

Hal ini menyebabkan terjadinya permasalahan seperti diatas, jika ternyata beban gravitasi lebih dominan
dalam suatu struktur dibandingkan dengan beban gempa.
Dalam peraturan SNI yang terdahulu, yaitu SK SNI T-15-1991-03 batasan mengenai kebutuhan kekuatan
suatu elemen lebih jelas, sehingga permasalahan yang timbul akibat dominasi beban gravitasi dapat
diatasi. Sebagai contoh untuk menghitung gaya geser rencana pada balok diberikan persamaan
 !  !"
Vub  0.7 #$
% 1.05 ……..(4)
tetapi dalam segala hal, gaya geser rencana tidak perlu lebih besar dari

1.05(V)b % Vlb % Veb) ……..(5)

dimana vdb,, vLb, vEb adalah besarnya gaya geser akibat beban mati, hidup dan gempa (SK SNI T-15-
1991-03 Pasal 3.14.7(1)). Dengan adanya batasan peraturan seperti ini, permasalahan seperti dibahas
sebelumnya dapat dicegah. Meskipun gaya geser yang timbul akibat beban gravitasi akan besar, tetapi
gaya geser rencana tersebut tidak perlu lebih besar dari batasan tersebutContoh yang lain adalah
penentuan kuat lentur minimum kolom dalam perencanaan tahan gempa di SK SNI T-15-1991-03,
dimana ΣM,,  0.7 . ω). ΣM !,0 ……..(6)
tetapi dalam segala hal tidak perlu lebih besar dari

1.05 x Σ 1M2,3 % M4,3 % M5,3 6 ……..(7)
3
dimana M2,3 , M4,3 dan M5,3 adalah momen pada kolom akibat beban mati, hidup dan gempa (SK SNI T-
15-1991-03 Pasal 3.14.4(2)). Seperti halnya dalam penentuan gaya geser rencana, dalam penentuan kuat
lentur kolom juga terdapat batasan yang jelas.
2. METODOLOGI
Penelitian ini menitik beratkan pada desain SRPMK SNI 2002 dengan desain SRPMK SNI 2002
yang dikombinasikan dengan syarat – syarat batasan yang ada pada SKSNI 1991. Desain dilakukan
terhadap 4 type struktur yang memiliki bentang dan tinggi yang berbeda-beda. Dimana struktur tersebut
merupakan struktur yang didominasi kombinasi beban gravitasi. Berikut diagram alir dari penelitian ini :

Gambar 1: Flowchart Metodologi Penelitian

ISBN 978-979-99327-6-1 A-24


Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

3. PEMODELAN STRUKTUR
Pembebanan direncanakan berdasarkan SNI 03-1727-1989, yaitu beban hidup merata untuk ruang
penyimpanan buku/perpustakan sebesar 7.18 kN/m2 atau 718 kg/m2 sedangkan beban mati elemen
balok, plat dan kolom dihitung secara otomatis dalam analisa program bantu SAP 2000. beban gempa
yang digunakan adalah respon spektrum gempa wilayah 6 untuk tanah lunak.Pemodelan struktur
dilakukan dengan analisa tiga dimensi dengan program bantu SAP 2000 (Gambar 2 s/d 5). Pemodelan
disesuaikan dengam denah rencana dan dimensi yang telah ditentukan dalam preliminary design seperti
terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1: Data Struktural Bangunan


No KETERANGAN TYPE 1 TYPE 2 TYPE 3 TYPE 4
1 Fungsi Bangunan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan
2 Luas bangunan 1600 m2 1600 m2 2304 m2 2304 m2
40 m (jarak antar 40 m (jarak antar kolom 48 m (jarak antar 48 m (jarak antar
3 Panjang /Lebar bangunan
kolom 10m) 10m) kolom 12m) kolom 12m)
4 Tinggi bangunan 5 tingkat, 20 m 8 tingkat, 32 m 5 tingkat, 20 m 8 tingkat, 32 m
5 Tinggi antar tingkat 4m 4m 4m 4m
6 Balok 0.55 x 0.80 m 0.55 x 0.80 m 0.60 x 0.90 m 0.70 x 1 m
7 Kolom 0.9 x 0.9 m 1x1m 1.1 x 1.1 m 1.3 x 1.3 m
8 Plat lantai 0.23 m 0.23 m 0.27 m 0.27 m
9 Mutu Beton (fc') 30 Mpa 30 Mpa 30 Mpa 30 Mpa
10 Mutu tulangan (fy) 400 Mpa 400 Mpa 400 Mpa 400 Mpa

A B C D E
Type 1 Type 2
A B C D E

A B C D E
1
2
3
4
5

Gambar 2: Denah dan Potongan Struktur Type1 &2

A B C D E Type 3 Type 4
A B C D E
1

A B C D E
2
3
4
5

Gambar 3: Denah dan Potongan Struktur Type 3&4

4. PERENCANAAN STRUKTUR
4.1 Perencanaan Balok Induk
Perencanaan balok didasarkan pada momen maksimum yang terjadi dari hasil analisa struktur. Posisi
balok yang mengalami gaya akibat gravity load terbesar terdapat pada Tabel 2-Tabel 5

ISBN 978-979-99327-6-1 A-25


Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Tabel 2: Momen Balok Str.Type 1 Tabel 3: Momen Balok Str.Type 2


MOMEN MOMEN
No No KOMBINASI LOKASI
KOMBINASI LOKASI (kNm) (kNm)
COMB 1 Tumpuan Kiri -573.12 COMB 1 Tumpuan Kiri -591.35
1 (1,4 D) Lapangan 287.71 1 (1,4 D) Lapangan 285.79
Tumpuan Kanan -514.91 Tumpuan Kanan -499.68
COMB 2 Tumpuan Kiri -1,176.71 COMB 2 Tumpuan Kiri -1,251.98
2 (1,2 D+1,6 L) Lapangan 599.29 2 (1,2 D+1,6 L) Lapangan 613.58
Tumpuan Kanan -1,050.62 Tumpuan Kanan -1,048.82
COMB 3+ Tumpuan Kiri -348.03 COMB 3+ Tumpuan Kiri -570.69
3 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 358.76 3 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 430.52
Tumpuan Kanan -265.70 Tumpuan Kanan -687.02
COMB 3- Tumpuan Kiri -989.51 COMB 3- Tumpuan Kiri -927.15
4 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 335.21 4 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 425.58
Tumpuan Kanan -932.22 Tumpuan Kanan -1,028.11
COMB 4+ Tumpuan Kiri -47.69 COMB 4+ Tumpuan Kiri -153.62
5 (0,9 D +1,0 Ex) Lapangan 222.43 5 (0,9 D +1,0 Ex) Lapangan 193.28
Tumpuan Kanan 2.19 Tumpuan Kanan -200.28
COMB 4- Tumpuan Kiri -689.17 Tumpuan Kiri -508.62
(0,9 D +1,0 Ex) Lapangan 181.91 COMB 4- Lapangan 183.03
6 6
Tumpuan Kanan -664.33 (0,9 D +1,0 Ex) Tumpuan Kanan -540.02

Tabel 4: Momen Balok Str.Type 3 Tabel 5: Momen Balok Str.Type 4


MOMEN MOMEN
No KOMBINASI LOKASI No KOMBINASI LOKASI
(kNm) (kNm)
COMB 1 Tumpuan Kiri -1,088.74 COMB 1 Tumpuan Kiri Ͳ1,111.12
1 (1,4 D) Lapangan 527.0 1 (1,4 D) Lapangan 524,76
Tumpuan Kanan -980.70 Tumpuan Kanan -961.47
COMB 2 Tumpuan Kiri -1.898.69 COMB 2 Tumpuan Kiri -2,168.36
2 (1,2 D+1,6 L) Lapangan 929.89 2 (1,2 D+1,6 L) Lapangan 1,032.28
Tumpuan Kanan -1,700.52 Tumpuan Kanan -1,867.72
COMB 3+ Tumpuan Kiri -1,060.33 COMB 3+ Tumpuan Kiri -1,111.39
3 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 748.12 3 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 757.27
Tumpuan Kanan -1,208.42 Tumpuan Kanan -865.70
COMB 3- Tumpuan Kiri -1,716.86
COMB 3- Tumpuan Kiri -2,026.34
4 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 748.26 4 (1,2 D+0,5 L+1,0 E) Lapangan 744.62
Tumpuan Kanan -1,832.34
Tumpuan Kanan -1,835.10
COMB 4+ Tumpuan Kiri -306.91
COMB 4+ Tumpuan Kiri -256.82
5 (0,9 D +1,0 Ex) Lapangan 347.51
5 (0,9 D +1,0 Ex) Lapangan 366.31
Tumpuan Kanan -380.68
Tumpuan Kanan -133.39
Tumpuan Kiri -963.44
Tumpuan Kiri -1,171.76
COMB 4- Lapangan 336.90
6 COMB 4- Lapangan 334.33
(0,9 D +1,0 Ex) Tumpuan Kanan -1,004.59 6
(0,9 D +1,0 Ex) Tumpuan Kanan -1,102.79

Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan penulangan berdasarkan kombinasi maksimum yang ada
dengan menggunakan SNI 2002 dan menggunakan batasan yang ada dari SKSNI.
Tabel 6. Resume Perhitungan Tulangan Lentur Balok
Paramater Pemasangan Pemasangan
dLJƉĞ dLJƉĞ
Mu (N.mm) Tulangan Tarik Tulangan Tekan Mn (N.mm) Cek øMn >
ƐƚƌƵŬƚƵƌ ƐƚƌƵŬƚƵƌ
Posisi Mu
2 2
Tump. Kiri -1.176.713.252 12 D25 (As = 5887,5 mm ) 6 D25 (As’= 2943,75 mm ) 1.596.543.496 OK
dzWϭ Lapangan 599.295.849 6 D25 (As’= 2943,75 mm )
2
3 D25 (As’= 1471,87 mm2) 819.064.599 OK dzWϭ
2
Tump.Kanan -1.050.624.574 11 D25 (As = 5396.85 mm ) 6 D25 (As’= 2943,75 mm2) 1.466.179.149 OK
2 2
Tump. Kiri 1.251.989.877 13 D25 (As = 6378.12 mm ) 7 D25 (As’= 3434.37 mm ) 1.737.694.696 OK
dzWϮ Lapangan 613.586.716 6 D25 (As’= 2943,75 mm )
2 2
3 D25 (As’= 1471,87 mm ) 819.064.599 OK dzWϮ
2
Tump.Kanan 1.048.821.521 11 D25 (As = 5396.85 mm ) 6 D25 (As’= 2943,75 mm2) 1.466.179.149 OK
Tump. Kiri 1.898.690.683 17 D25 (As = 8340.6 mm2 ) 9 D25 (As’= 4416.6 mm2) 2.578.486.429 OK
dzWϯ Lapangan 929.891.632 8 D25 (As’= 3925 mm2) 4 D25 (As’= 1962,5 mm2) 1.240.632.958 OK dzWϯ
Tump.Kanan 1.700.529.061 15 D25 (As = 7359.3 mm2 ) 7D25 (As’= 3434.37 mm2) 2.276.160.808 OK
Tump. Kiri 2.168.361.527 17 D25 (As = 8340.6 mm2 ) 9 D25 (As’= 4416.6 mm2) 2.960.442.704 OK
dzWϰ Lapangan 1.032.282.127 8 D25 (As’= 3925 mm2) 4 D25 (As’= 1962,5 mm2) 1.404.435.352 OK dzWϰ
Tump.Kanan 1.867.725.727 14 D25 (As = 6868.75 mm2 ) 7D25 (As’= 3434.37 mm2) 2.420.011.244 OK

ISBN 978-979-99327-6-1 A-26


Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Tabel 7. Resume Perhitungan Tulangan Geser Balok


Paramater Vs (kN) Kebutuhan Syarat Max Pemasangan
Type
(dari Mpr balok) Penulangan S (mm) Tulangan Geser
Struktur
Posisi (A) (A) (A) (A)
Sendi Plastis 1017,84 4 kaki ᴓ 12- 94.5 183,8 4 kaki ᴓ 12- 90
dLJƉĞϭ
Luar s. plastis 569,61 3 kaki ᴓ12 - 127 260 3kaki ᴓ12 - 125
Sendi Plastis 1031,33 4 kaki ᴓ 12- 98,3 183,8 4 kaki ᴓ 12- 90
dLJƉĞϮ
Luar s. plastis 577,66 3 kaki ᴓ12 - 125,2 260,5 3kaki ᴓ12 - 125
Sendi Plastis 1489,13 5 kaki ᴓ 12- 91 200 5 kaki ᴓ 12- 90
dLJƉĞϯ
Luar s. plastis 629,3 3 kaki ᴓ12 - 130 417 3kaki ᴓ12 - 125
Sendi Plastis 1633,86 6 kaki ᴓ 12- 112 200 6 kaki ᴓ 12- 100
dLJƉĞϰ
Luar s. plastis 751,2 4 kaki ᴓ12 - 163 467 4 kaki ᴓ12 - 150
Paramater Vs (kN) Kebutuhan Syarat Max Pemasangan Tulangan Pakai
Type
(batas SKSNI) Penulangan ^;ŵŵͿ Tulangan Geser Vs(SNI) vs
Struktur
Posisi (B) (B) (B) (B) Vs (batas SKSNI)
Sendi Plastis 930,5 4 kaki ᴓ 12 - 103 183,8 4 kaki ᴓ 12 - 100 4 kaki ᴓ12 - 100
dLJƉĞϭ
Luar s. plastis 780 3 kaki ᴓ12 - 92 260 3 kaki ᴓ12 - 90 3 kaki ᴓ12 - 125
Sendi Plastis 976,47 4 kaki ᴓ 12 - 103 183,8 4 kaki ᴓ 12 - 100 4 kaki ᴓ 12 - 100
dLJƉĞϮ
Luar s. plastis 803 3 kaki ᴓ12 - 125,2 260 3kaki ᴓ12 - 125 3kaki ᴓ12 - 125
Sendi Plastis 1408,4 5 kaki ᴓ 12 - 146 200 5 kaki ᴓ 12 - 125 5 kaki ᴓ 12 - 125
dLJƉĞϯ
Luar s. plastis 907 3kaki ᴓ12 - 125 417 3kaki ᴓ12 - 100 3kaki ᴓ12 - 125
Sendi Plastis 1485,4 6 kaki ᴓ 12 - 126 200 6 kaki ᴓ 12 - 125 6 kaki ᴓ 12 - 125
dLJƉĞϰ
Luar s. plastis 401 4 kaki ᴓ12 - 163 417 4 kaki ᴓ12 - 150 4 kaki ᴓ12 - 150

4.2 PERENCANAAN KOLOM


Perencanaan balok didasarkan pada momen maksimum yang terjadi dari hasil analisa struktur. Besarnya
gaya terbesar seperti pada Tabel 8- Tabel 11
Tabel 8. Gaya Maksimum Yang Terjadi Pada Kolom Str. Type 1
Momen Momen
No Jebis Beban Axial (kN)
No Jebis Beban Axial (kN) (kNm) (kNm)
Combo 1 Combo 1
1 4,15 346 1 3,474 462
(1,4 D) (1,4 D)
Combo 2 Combo 2
2 7,117 726 2 5,848 971
(1,2 D+1,6 L) (1,2 D+1,6 L)
Combo 3 4,139 1,442 Combo 3 3,145 790
3 3
(1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 5,047 1,793 (1,2 D+0,3 L±1,0 Ex) 4,043 1,363
Combo 4 2,336 1,522 Combo 4 1,886 524
4 4
(0,9 D ±1,0 Ex) 3,244 1,714 (0,9 D ±1,0 Ex) 2,601 1,114
Ύ<ŽůŽŵĂƚĂƐ Ύ<ŽůŽŵďĂǁĂŚ

Tabel 9. Gaya Maksimum Yang Terjadi Pada Kolom Str. Type 2


Momen Momen
No Jebis Beban Axial (kN) (kNm) No Jebis Beban Axial (kN) (kNm)
Combo 1 Combo 1
1 1997.1 413.2 1 997.9 847
(1,4 D) (1,4 D)
Combo 2 Combo 2
2 3262.3 895.5 2 1629.1 1836.2
(1,2 D+1,6 L) (1,2 D+1,6 L)
Combo 3 2469.2 788.2 Combo 3 1180.97 1146.21
3 3
(1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 2359.1 744.9 (1,2 D+0,3 L±1,0 Ex) 1231.83 1405.17
Combo 4 1338.98 487.5 Combo 4 616.08 448.76
4 4
(0,9 D ±1,0 Ex) 1228.73 388.4 (0,9 D ±1,0 Ex) 667 674.2
Ύ<ŽůŽŵĂƚĂƐ Ύ<ŽůŽŵďĂǁĂŚ

Tabel 10. Gaya Maksimum Yang Terjadi Pada Kolom Str. Type 3
Momen Momen
No Jebis Beban Axial (kN) No Jebis Beban Axial (kN)
(kNm) (kNm)
Combo 1 Combo 1
1 2747 768 1 1372 1554
(1,4 D) (1,4 D)
Combo 2 Combo 2
2 4960 1365 2 1977 2761
(1,2 D+1,6 L) (1,2 D+1,6 L)
Combo 3 3269 1260 Combo 3 1726 2531
3 3
(1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 3467 1335 (1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 1627 1920
Combo 4 1567 654 Combo 4 931 1305
4 4
(0,9 D ±1,0 Ex) 1875 924 (0,9 D ±1,0 Ex) 833 693
Ύ<ŽůŽŵĂƚĂƐ Ύ<ŽůŽŵďĂǁĂŚ

ISBN 978-979-99327-6-1 A-27


Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Tabel 11. Gaya Maksimum Yang Terjadi Pada Kolom Str. Type 4
Momen Momen
No Jebis Beban Axial (kN) No Jebis Beban Axial (kN)
(kNm) (kNm)
Combo 1 Combo 1
1 10888 891 1 12441 695
(1,4 D) (1,4 D)
Combo 2 Combo 2
2 18228 1760 2 20825 1373
(1,2 D+1,6 L) (1,2 D+1,6 L)
Combo 3 12053 2678 Combo 3 13820 4857
3 3
(1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 13660 4712 (1,2 D+0,5 L±1,0 Ex) 15558 5528
Combo 4 6196 2864 Combo 4 7129 5042
4 4
(0,9 D ±1,0 Ex) 7803 4009 (0,9 D ±1,0 Ex) 8867 5343
Ύ<ŽůŽŵĂƚĂƐ Ύ<ŽůŽŵďĂǁĂŚ
Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan penulangan berdasarkan kombinasi maksimum yang ada
dengan menggunakan SNI 2002 dan menggunakan batasan yang ada dari SKSNI.

Tabel 12. Resume Perhitungan Tulangan Kolom


Paramater Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Tulangan Pakai
dLJƉĞ Mn -kNm (A) Penulangan Mn -kNm (B) Penulangan Mn -kNm (C) Penulangan Mn(B) vs
^ƚƌƵŬƚƵƌ Posisi (A) ( syarat SCWB) (B) ( batas SKSNI) (C) Mn (batas SKSNI)
KOLOM 1 1675 16 D 25 1859 20 D 25 1845 20 D 25 20 D 25
dLJƉĞϭ
KOLOM 2 1610 16 D 25 1823 20 D 25 1831 20 D 25 20 D 25
KOLOM 1 1860 20 D 25 2216 24 D 25 2210 24 D 25 24 D 25
dLJƉĞϮ
KOLOM 2 1760 20 D 25 2050 24 D 25 2005,5 24 D 25 24 D 25
KOLOM 1 2767 16 D 32 3214 20 D 32 3143,5 20 D 32 20 D 32
dLJƉĞϯ
KOLOM 2 2564 16 D 32 3035 20 D 32 3085,58 20 D 32 20 D 32
KOLOM 1 5350 22 D 32 5350 22 D 32 5271,2 22 D 32 22 D 32
dLJƉĞϰ
KOLOM 2 4825 22 D 32 4825 22 D 32 3085,58 22 D 32 22 D 32

Tabel 13. Resume Perhitungan Geser Kolom

Paramater Vu (kN) Kebutuhan Syarat Max Pemasangan


dLJƉĞ
(dari Mpr balok) Penulangan Spasi (mm) Tulangan Geser
^ƚƌƵŬƚƵƌ
Posisi (A) (A) (A) (A)
Sendi Plastis 1197,9 6 kaki ᴓ14-180 131 6 kaki ᴓ14-130
dLJƉĞϭ
Luar s. plastis 459 2 kaki ᴓ10-150 150 2 kaki ᴓ10-150
Sendi Plastis 1231,4 7 kaki ᴓ14-180 159,7 7 kaki ᴓ14-150
dLJƉĞϮ
Luar s. plastis 739 2 kaki ᴓ10-150 150 2 kaki ᴓ10-150
Sendi Plastis 1896 8 kaki ᴓ14-150 100 8 kakiᴓ14-100
dLJƉĞϯ
Luar s. plastis 632 2 kaki ᴓ10-150 150 2 kaki ᴓ10-150
Sendi Plastis 2584 7 kaki ᴓ16-200 100 7 kaki ᴓ16-100
dLJƉĞϰ
Luar s. plastis 879 2 kaki ᴓ10-150 150 2 kaki ᴓ10-150
Paramater Vu (kN) Kebutuhan Syarat Max Pemasangan Tulangan Pakai
dLJƉĞ
(batas SKSNI) Penulangan Spasi (mm) Tulangan Geser Vs (SNI) vs
^ƚƌƵŬƚƵƌ
Posisi (B) (B) (B) (B) Vs (batas SKSNI)
Sendi Plastis 1030 6 kaki ᴓ14-190 170 6 kaki ᴓ14-150 6 kaki ᴓ14-150
dLJƉĞϭ
Luar s. plastis 1030 6 kaki ᴓ14-190 170 6 kaki ᴓ14-150 2 kaki ᴓ10-150
Sendi Plastis 1128,75 7 kaki ᴓ14-250 175 7 kaki ᴓ14-170 7 kaki ᴓ14-170
dLJƉĞϮ
Luar s. plastis 1128,75 7 kaki ᴓ14-250 150 7 kaki ᴓ14-150 2 kaki ᴓ10-150
Sendi Plastis 1461,07 8 kaki ᴓ14-200 175 8 kaki ᴓ14-150 8 kaki ᴓ14-150
dLJƉĞϯ
Luar s. plastis 1461,07 2 kaki ᴓ10-150 150 2 kaki ᴓ10-150 2 kaki ᴓ10-150
Sendi Plastis 2282.6 7 kaki ᴓ16-200 224 7 kaki ᴓ16-150 7 kaki ᴓ16-150
dLJƉĞϰ
Luar s. plastis 2282.6 2 kaki ᴓ10-150 150 2 kaki ᴓ10-150 2 kaki ᴓ10-150

5. EVALUASI HASIL DESAIN DENGAN PUSHOVER ANALYSIS


Setelah dilakukan disain dari struktur Type 1,2,3 dan 4 maka langkah selanjutnya adalah menilai kinerja
struktur dengan cara static nonlinear pushover analysis. Dalam bab ini ini ditinjau suatu bangunan sesuai
hasil desain yang berada didaerah 6 peta gempa Indonesia (SNI 03-1726, 2002) dan dibangun diatas tanah
lunak.
5.1 Hasil Analisis
Setelah melakukan running analisa statis nonlinear dengan program SAP 2000 dengan prosedur seperti
diatas, maka didapatkan output analisa statis nonlinear seperti berikut:

ISBN 978-979-99327-6-1 A-28


Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Gambar 4. Kurva Pushover Str-Type 1 Gambar 5. Kurva Pushover Str-Type 2

Gambar 6. Kurva Pushover Str-Type 3 Gambar 7. Kurva Pushover Str-Type 4

5.2 Evaluasi Target Displacement


Target perpindahan dari berbagai kriteria dapat dirangkum sebagai berikut :
Tabel 14. Target Perpindahan dengan berbagai kriteria
Kriteria Target Perpindahan ɷt(m)
Type 1 Type 2 Type 3 Type 4
Spektrum Kapasitas ATC-40 0,216 0,295 0,219 0,301
Kinerja Batas Ultimit SNI 1726 0,14 0,29 0,15 0,30

Dari criteria diatas diperoleh target perpindahan yang paling besar (menentukan) dengan metode
Spektrum Kapasitas. Untuk mendapatkan perilaku inelastik pasca runtuh maka analisa beban dorong
statik diteruskan sampai ≥ 150% dari target perpindahan untuk setiap arah. Selanjutnya komponen
struktur dievaluasi pada kondisi dimana target perpindahan tercapai. Hasil evaluasi dari tiap type struktur
terdapat dalam table berikut :
Tabel 15. Rekapitulasi perilaku struktur
Kriteria Type Struktur
Type 1 Type 2 Type 3 Type 4
Displacement leleh δy (m) 0.0558 0.0634 0.0521 0.0621
Displacement Maksimum δm (m) 0.335 0.455 0.340 0.477
Daktilitas μδ 6,3 7,1 6,5 7,6
Target displacement ɷt(m) 0,216 0,295 0,219 0,301
Cek δm > 150% x ɷt OK OK OK OK

ISBN 978-979-99327-6-1 A-29


Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Bedasarkan hasil analisa statis nonlinear didapatkan untuk pemeriksaan kinerja dengan menggunakan
metode Spektrum kapasitas dan Kinerja Batas Ultimate didapatkan bahwa semua struktur melampui
target displacement yang disyaratkan.

6. KESIMPULA N
Setelah melakukan berberapa analisa dalam penelitian ini didapatkan berberapa kesimpulan seperti
berikut:
1. Perencanaan geser balok dan kolom dengan metode SRPMK (untuk structur yang didominasi beban
gravitasi), menghasilkan tulangan geser yang lebih banyak dibandingkan jika batasan dari SKSNI
digunakan dalam desain.
2. Besarnya penghematan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

WĞŶŐŚĞŵĂƚĂŶWĂĚĂ
dƵůĂŶŐĂŶ'ĞƐĞƌĂůŽŬĚĂŶ<ŽůŽŵ
ϯϱй
ϯϬй ϯϬй
ϯϬй

Ϯϱй WĞŶŐŚĞŵĂƚĂŶdƵů͘'ĞƐĞƌ
WĞŶŐŚĞŵĂƚĂŶ ϮϬй ĂůŽŬ

ϮϬй ϮϬй WĞŶŐŚĞŵĂƚĂŶdƵů͘'ĞƐĞƌ


ϭϱй ϭϮй ϭϮй <ŽůŽŵ

ϭϬй
ϭϬй ϭϬй
ϱй

Ϭй
ϭ Ϯ ϯ ϰ
dLJƉĞ ^ƚƌƵŬƚƵƌ

Gambar 8. Grafik Hubungan Penghematan dengan Type Struktur


3. Keseluruhan hasil perhitungan detail struktur, telah dicek performanya dengan metode pushover dan
telah memenuhi syarat baik dari FEMA,ATC 40 dan SNI.
4. Desain dengan menggunakan batasan dari SKSNI jika digunakan dalam perencanaan Gravity
Dominated Structure untuk zone gampa 6, menghasilkan performa/perilaku struktur yang memenuhi
syarat tahan gempa dan menghasilkan penulangan geser yang lebih hemat dibanding dengan metode
SRPMK SNI.

7. CITATION OF REFERENCES
1. Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung,
SNI 03-1726-2002.
2. Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002
3. Departemen Pekerjaan Umum (1991), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SK SNI T-15-1991-03 ,Yayasan LPMB,Bandung
4. Dewobroto,W (2005), Evaluasi Struktur Baja Tahan Gempa Dengan Analisa Pushover, Civil
Engineering National Conference : Sustainability Construction & Structural Engineering Based on
Professionalism 2005, Unika Soegijapranata,,Semarang
5. Kusuma,G dan Andriono,T (1993) ,Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di Daerah Rawan
Gempa Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03, Erlangga , Jakarta.
6. Purwono, R (2005),Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa:perencanaan dan
perhitungan sesuai SNI 1 726 dan SNI 2847 terbaru, ITS Press , Surabaya.


ISBN 978-979-99327-6-1 A-30

You might also like