Professional Documents
Culture Documents
OLEH
DR. H. BILLY SETIANEGARA MPHM
PENDAHULUAN
• Oleh karena itu pada epidemiologi selain butuh ilmu kedokteran, juga
membutuhkan disiplin ilmu lain seperti : demografi, antropologi,
sosiologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan statistika. Hal
ini menjadikan epidemiologi menjadi suatu ilmu yang kompleks
• Salah satu penyebab hambatan tsb adalah belum semua ahli bidang
kedokteran setuju dengan metode yang digunakan epidemiologi karena
adanya perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan
terutama pada masa berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan
oleh roh jahat.
SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
• Aspek akademis
Secara akademik, epidemiologi berarti analisa ilmiah data
kesehatan, sosial ekonomi dan kecenderungan yang terjadi
untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan
keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi di
masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
• Aspek Praktis
Ditinjau dari segi praktis, epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan
pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu,
kelompok atau masyarakat umum.
Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti,
tetapi diutamakan pada cara penularan, infektifitas, menghindarkan agen
yang diduga sebagai penyebab, toksin atau lingkungan, dan membentuk
kekebalan untuk menjamin kesehatan masyarakat.
• Aspek Klinis
Dari aspek klinis epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi
secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis
atau laboratoris pada awal KLB atau timbulnya penyakit baru.
• Aspek administratif
Secara administratif epidemiologi berarti suatu usaha untuk mengetahui
status kesehatan masyarakat disuatu wilayah atau negara untuk
diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
MANFAAT EPIDEMIOLOGI
H A
H At equilibrium
A
E A H E
Increase the ability of an agent to infect and
Increase the proportion of susceptible host
Cause disease n man
in the human population
H
A
E
A E
H
Environmental changes fascilitate
agent spread Environmental changes cause
Increased susceptible host
KONSEP TERJADINYA PENYAKIT
KETURUNAN
GAYA HIDUP
PROSES KEJADIAN PENYAKIT
MENINGGAL
CACAD
PENYEBAB
KLINIK BERAT
S
KOMPLIKASI
E
LING KLINIK JELAS M
KUNG PEJAMU
AN
KLINIK TAK JELAS
SUB-KLINIK B
U
PREPATOGENESIS PATO
GENESIS INKUBASI
H
SIFAT-SIFAT MIKROORGANISME
1. Patogenitas :
Kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit
pada pejamu. Dituliskan dengan rumus :
Jumlah kasus penyakit tertentu
Patogenitas = -----------------------------------------
Jumlah orang yang terinfeksi
2. Virulensi :
Kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit
yang berat atau fatal, dinyatakan dengan rumus :
Jumlah kasus berat dan fatal
Virulensi =--------------------------------------------
Jlh semua kasus penyakit tertentu
SIFAT-SIFAT MIKROORGANISME
3. Tropisme :
Pemilihan jaringan atau organ yang diserang, Penyerangan terhadap jaringan
atau organ vital seperti otak atau jantung lebih menimbulkan penyakit yang
berat dibandingkan serangan terhadap jaringan tidak vital seperti saluran
nafas atau pencernaan.
4. Pejamu yang diserang :
Bila suatu organisme hanya menyerang manusia maka dikatakan bahwa
mikroorganisme tersebut mempunyai rentang yang pendek dan jika juga bisa
menyerang binatang dikatakan mempunyai rentang yang luas.
5. Kecepatan berkembang biak:
Mikroorganisme yang punya kemampuan berkembang biak dengan cepat akan
cepat pula menimbulkan penyakit.
6. Kemampuan menembus jaringan, memproduksi toxin dan menimbulkan
kekebalan.
Jika mikroorganisme mampu menembus jaringan atau mampu memproduksi
toxin, ia akan cepat menimbulkan penyakit, sebaliknya apabila ia mampu
merangsang atau menimbulkan kekebalan berarti sulit menimbulkan penyakit.
MASA TUNAS ATAU INKUBASI
• PENGERTIAN:
Mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh tidak serta merta menimbulkan
gejala tapi membutuhkan tenggang waktu tertentu yang berbeda bagi setiap
mikroorganisme.
Pada penyakit infeksi, masa tunas atau inkubasi adalah waktu yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme untuk berkembang biak sampai mencapai jumlah tertentu
dan melewati ambang yang dibutuhkan untuk menimbulkan gejala klinik atau
sakit.
Setiap mikroorganisme mempunyai masa tunas yang berbeda tergantung pada :
– Kecepatan berkembang biak : Makin cepat berkembang biak makin pendek
pula masa tunas dan makin cepat menimbulkan penyakit.
– Jumlah mikroorganisme : Makin banyak kuman yang masuk, makin cepat
pula masa tunas
– Tempat masuknya mikroorganisme : Bila kuman masuk ke organ vital, akan
cepat menimbulkan gejala dibanding dengan organ lain.
– Derajat kekebalan : Jika pejamu mempunyai kekebalan maka masa tunas
akan memanjang dan makin sulit menimbulkan penyakit.
MASA TUNAS ATAU INKUBASI
• Pengertian :
Reservoir adalah tempat hidup dan berkembang biaknya suatu agen
penyebab penyakit.
• Yang dapat menjadi reservoir adalah :
– Manusia
– Hewan
– Artropoda dll
• Cara terjadinya siklus penularan penyakit dengan manusia sebagai
reservoir :
– Siklus penularan langsung : dari orang ke orang lain.
Misalnya Difteri, Parotitis, Demam tifoid, amoebiasis dll
– Siklus penularan tidak langsung : dari orang ke orang lain melalui vector.
Misalnya : Malaria dan Demam berdarah.
KARIER
• PENGERTIAN :
Karier adalah orang atau hewan yang pernah terinfeksi suatu penyakit, dengan
atau tanpa gejala klinis tetapi merupakan sumber penularan yang potensial.
• MACAM-MACAM KARIER :
1. Karier masa tunas : Orang yang terinfeksi, belum ada gejala tapi berpotensi
menularkan penyakit.
Misalnya : Hepatitis, Morbili, Varicella
2. Karier penyakit tanpa gejala : Orang yang terinfeksi tidak pernah ada gejala sakit
tapi berpotensi menularkan penyakit.
Misalnya : Infeksi meningococcus, Poliomyelitis, hepatitis
3. Karier masa pemulihan :Penderita dalam masa penyembuhan tapi ber potensi
menularkan penyakit.
Misalnya: Difteri, Variola, Hepatitis B, Morbili, Salmonelosis.
4. Karier penyakit kronis: Penderita penyakit kronis yang berfungsi sebagai reservoir.
Misalnya: Demam tifoid, Hepatitis
PERJALANAN PENYAKIT ALAMIAH
• PENGERTIAN :
Perjalanan penyakit alamiah adalah proses perkembangan suatu
penyakit yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi manusia baik
dengan sengaja atau tidak sengaja.
Perjalanan penyakit alamiah seolah-olah adalah suatu , eksperimen ,
yang dilakukan oleh alam.
• JENIS EKSPERIMEN ALAMIAH
– PATOGENIK : istilah yang menerangkan kondisi seseorang yang mulanya
sehat kemudian menjadi sakit karena pengaruh alam atau oleh orang yang
bersangkutan secara sengaja atau tidak sengaja.
• Intervensi alam : bencana alam, banjir, gempa, letusan gunung dll
• Intervensi oleh yang bersangkutan : dengan sengaja : merokok, minum alkohol
tanpa sengaja: misalnya termakan atau terminum makanan atau minuman yang
tercemar racun atau bibit penyakit.
– PATOGRESIF : adalah perjalanan klinis dari suatu penyakit yang terdiri
dari fase prepatogenesis dan fase patogenesis
TAHAPAN PERJALANAN PENYAKIT ALAMIAH
1. TAHAP PEKA
Yaitu orang sehat tetapi mempunyai faktor resiko atau faktor predisposisi
untuk terkena penyakit
• Faktor yang tak terhindarkan : Genetik atau etnik, umur dan gender
• Faktor yang dapat dihindari : Kondisi fisik, kebiasaan hidup, sosial ekonomi.
3. TAHAP KLINIS
Yaitu ketika telah terjadi perubahan fungsi organ sehingga
menimbulkan gejala penyakit.
Manifestasi klinis pada tahap ini sangat bervariasi mulai dari yang
paling ringan sampai yang sangat berat atau kematian.
Variasi ini disebut sebagai SPEKTRUM PENYAKIT
4. TAHAP KETIDAKMAMPUAN
Yaitu tahap dimana terjadi pembatasan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari meliputi gangguan fisik atau mental, sementara atau
menetap, terjadi dalam waktu lama atau singkat
1. PENCEGAHAN PRIMER :
Pencegahan primer adalah upaya untuk mempertahankan orang yang sehat
agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit
a. Pencegahan umum : yaitu pencegahan yang dilakukan secara umum
misalnya pendidikan kesehatan dan upaya kebersihan lingkungan.
b. Pencegahan khusus : yaitu pencegahan yang ditujukan kepada orang yang
mempunyai resiko dengan cara immunisasi.
2. PENCEGAHAN SEKUNDER :
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang ditujukan kepada orang yang
telah sakit agar tetap sembuh, menghambat progresifitas, menghindarkan
timbulnya komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan.
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan deteksi dini dan pengobatan
secara cepat dan tepat.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara : penyaringan / screening,
pengamatan atau survei epidemiologis dan pelayanan kesehatan yang baik pada
sarana pelayanan kesehatan.
PENCEGAHAN PENYAKIT
3. PENCEGAHAN TERSIER
Pencegahan tersier adalah pencegahan yang dimaksudkan untuk mengurangi
ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi.
Upaya ini dapat dilakukan dengan :
a. Memaksimalkan fungsi organ yang cacad
b. Membuat protesa ( organ palsu ) misalnya kaki palsu, gigi palsu dll.
c. Mendirikan pusat rehabilitasi medik
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
HOST
AGENT ENVIRONMENT
A. HOST
1. Genetik : keturunan
2. Umur : Usia
3. Gender : Jenis kelamin
4. Suku, Ras, Warna kulit
5. Keadaan fisiologis tubuh misalnya kelelahan, kehamilan, pubertas
dan stress.
6. Keadaan immunologis : kekebalan tubuh
7. Tingkah laku ( Behaviour ) misalnya gaya hidup, Hygiene, rekreasi,
olah raga, Hobby, Kebiasaan dll
2. FAKTOR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
B. AGENT
1. INFEKTIVITAS
Kemampuan agent untuk beradaptasi dalam tubuh host sehingga mampu
berkembang biak.
2. PATOGENISITAS
Kesangguban organisme menimbulkan reaksi klinis khusus yang patologis
setelah infeksi pada host yang diserang.
3. VIRULENSI
Kesangguban organisme menghasilkan reaksi patologis yang berat yang
mungkin dapat menimbulkan bahaya kematian.
4. TOKSISITAS
Kesangguban organisme untuk menghasilkan racun atau toxin
5. INVASIVITAS
Kemampuan organisme melakukan penetrasi dan menyebar setelah masuk ke
jaringan tubuh.
6. ANTIGENISITAS
Kesangguban organisme untuk merangsang reaksi immunologis dalam tubuh
host
SIFAT-SIFAT LINGKUNGAN
1. TOPOGRAFIS
Situasi lokasi tertentu baik yang alamiah atau buatan manusia yang
mungkin mempengaruhi terjadinya penyebaran penyakit
2. GEOGRAFIS
Keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi bumi yang
berkaitan dengan kejadian penyakit.
3. DEMOGRAFIS
Keadaan susunan penduduk atau kepadatan penduduk yang berakibat
berkembangnya suatu penyakit
4. EKOLOGIS
Ketidakseimbangan ekologis fauna atau flora yang menyebabkan
berkembangnya suatu penyakit
UKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS
Dengan kata lain Angka Insidensi atau Incidence Rate adalah jumlah
kejadian dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan penduduk yang mempunyai
resiko ( population at risk ) terhadap kejadian tersebut dalam kurun waktu
tertentu dikalikan dengan konstanta
Jumlah kejadian dalam waktu tertentu
Angka insidensi = -------------------------------------------------- xk
Jumlah population at risk waktu tertentu
ANGKA INSIDENSI / INCIDENCE RATE (1)
• BEBERAPA PERTIMBANGAN
3. Spesifikasi penyebut
Bila penelitian epidemiologis untuk mencari insidensi penyakit dilakukan
dalam waktu lama, tidak semua subjek penelitian dapat mengikuti
sepenuhnya sampai penelitian selesai karena mungkin ada yang meninggal
karena penyakit lain, pindah atau mengundurkan diri maka rumus yang
dipakai harus diperbaiki menjadi :
p = d / (n-1/2 w)
p = Estimasi cumulative incidence rate
d = Jumlah kasus baru
n = Jumlah person at risk
w = Jumlah yang mengundurkan diri ( ½ berarti pertengahan tahun )
ANGKA INSIDENSI / INCIDENCE RATE (3)
5. Periode pengamatan
Angka insidensi harus dinyatakan dalam kurun waktu tertentu,
biasanya 1 tahun tetapi dapat juga dalam periode waktu lain asalkan cukup
panjang misalnya pada penyakit dengan frekuensi yang sangat sedikit
membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Pada populasi yang besar, penyebut hendaknya menggunakan
penduduk hasil sensus.
Pada populasi kecil atau terbatas seperti sekolah atau industri,
untuk penyebut digunakan individu yang benar-benar tidak menderita sakit
pada saat dilakukan pengamatan.
Untuk penyakit dengan insidensi yang terjadi dalam waktu yang
pendek misalnya pada KLB digunakan istilah Attack Rate
• DEFINISI
Angka prevalensi atau prevalence rate adalah proporsi antara jumlah semua kasus
yang tercatat dengan jumlah penduduk pada suatu waktu atau periode tertentu.
2
3
4
5
6
7
8
9
Setiap anak panah menunjukkan kejadian suatu penyakit yang terjadi pada populasi 20 orang
a.. Hitunglah insidensi dan prevalensi tahun 1971
b. Bila survei dilakukan pada bulan juli 1971, prevalensi apa yang dihasilkan
20-
15-
10-
5-
Hitunglah jangka waktu rata-rata dalam tahun dari kondisi penyakit syaraf menahun
sebagaimana terdapat dalam tabel dibawah ini
• PENGERTIAN
Kita ketahui bahwa setiap orang akan dihadapkan dengan berbagai
resiko sejak lahir. Misalnya resiko untuk terkena suatu penyakit atau
kematian. Oleh karena itu, resiko dapat diartikan sebagai suatu derajat
ketidak pastian yang biasanya terletak antara 0 dan 1.
Ketidakpastian disini maksudnya adalah orang yang mempunyai
resiko belum tentu akan terkena penyakit, tapi sebaliknya orang yang
tidak mempunyai resiko pun dapat terkena penyakit.
Resiko dikatakan nol apabila terdapat kepastian bahwa suatu
peristiwa tidak akan terjadi, dikatakan resiko sama dengan 1 apabila
suatu peristiwa pasti terjadi. Kejadian ekstrim ini dalam praktek hampir
tak pernah terjadi sehingga besarnya resiko terletak antara 0 dan 1
Ukuran besarnya resiko dalam epidemiologi mempunyai arti
penting karena merupakan indeks dalam analisis data epidemiologis.
KONSEP DASAR RESIKO
Sebagian individu
Besarnya resiko Tidak sakit (a’)
Akibat pemaparan = a/A
• PENGERTIAN
Resiko atribut adalah selisih antara angka insiden kelompok terpajan
dengan angka insiden kelompok tidak terpajan dan hasilnya dianggab
sebagai akibat pemaparan oleh penyebab penyakit ( atribut).
• KEGUNAAN
1. Memberi penerangan kepada masyarakat tentang manfaat
yang diperoleh bila faktor penyebab penyakit dapat dihindarkan.
2. Menyusun rencana pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengurangi ‘atribut’ atau faktor yang
dianggab sebagai penyebab timbulnya penyakit.
• CONTOH
Hubungan antara rokok dengan karsinoma paru.
1. Dari 100 orang perokok ditemukan 5 orang yang menderita Ca
paru, sehingga besarnya resiko = 0.05.
2. Dari 100 orang bukan perokok ditemukan 2 orang yang menderita
Ca paru sehingga besarnya resiko = 0.02
Dengan demikian resiko atribut adalah 0.05 – 0.02 = 0.03 yang artinya
ada 3 % kejadian Ca paru dikarenakan faktor rokok. Jadi sebenarnya
ada 3 % orang lagi yang tak sakit andainya dia tidak merokok.
RESIKO RELATIF = RELATIVE RISK
• PENGERTIAN
Resiko relatif atau Relative risk adalah ratio atau perbandingan antara angka
insiden kelompok yang terpajan dengan angka insiden kelompok tidak terpajan.
Resiko relatif disebut juga sebagai Risk Ratio.
• CIRI-CIRI RESIKO RELATIF
1. Resiko relatif tidak menyatakan besarnya insidensi
2. Resiko relatif diperoleh dari hasil penelitian prospektif sedangkan resiko
relatif yang diperoleh dari data retrospektif disebut Odd Ratio yang hanya
merupakan perkiraan saja.
3. Resiko relatif menyatakan besarnya resko yang harus ditanggung oleh
kelompok terpajan dibandingkan dengan kelompok tidak terpajan.
4. Resiko relatif tidak mengukur besarnya probabilitas seseorang akan
terkena penyakit sebagai akibat pemaparan oleh faktor penyebab penyakit.
5. Tingginya resiko relatif dapat digunakan untuk memperkuat dugaan
adanya hubungan sebab akibat, makin tinggi nilai RR kemungkinan adanya
hubungan sebab akibat menjadi semakin besar.
6. Resiko relatif merupakan suatu Ratio. Dengan demikian, masing-masing
resiko akan hilang, sehingga bila ditemukan RR tinggi kita tidak tahu
apakah karena resiko terpajan yang tinggi atau karena resiko tidak terpajan
yang rendah. Untuk menghindari mis interpretasi ini, hendaknya pada RR
disertakan pula besarnya resiko masing2 kelompok.
CONTOH RESIKO RELATIF (1)
• PENGERTIAN
Resiko timbulnya suatu penyakit tidak hanya disebabkan adanya satu faktor
saja, tetapi dapat terdiri dari dua atau lebih faktor yang secara bersama-sama
mempengaruhi timbulnya penyakit.
Proses interaksi terjadi bila dua atau lebih faktor resiko secara bersama
mempengaruhi timbulnya penyakit atau bila insidensi suatu penyakit ditimbulkan
oleh dua faktor atau lebih yang besar resikonya berbeda dengan resiko gabungan
masing-masing faktor ( Mc Mahon ).
Ini berarti bahwa suatu penyakit yang ditimbulkan oleh dua faktor secara
bersamaan pada seseorang maka orang yang terpajan oleh dua faktor tsb, mempu
nyai resiko yang berbeda dengan besarnya resiko gabungan faktor tsb.
Untuk menghitung besarnya interaksi, telah dikembangkan 2 model yaitu :
1. Model penjumlahan
2. Model perkalian
INTERAKSI , MODEL PENJUMLAHAN (1)
• PENGERTIAN
Model penjumlahan ialah menghitung perbedaan antara resiko
yang diakibatkan oleh gabungan dua faktor atau lebih dengan jumlah
dari resiko masing-masing faktor. Karena perbedaan antara resiko dua
faktor atau lebih secara bersama dapat menghasilkan nilai yang lebih
kecil atau lebih besar atau sama dengan jumlah resiko yang diakibatkan
oleh masing-masing faktor maka dalam model ini dikenal :
1. Interaksi positif ( sinergis )
2. Interaksi negatif ( antagonis )
3. Tidak ada interaksi
Suatu interaksi dikatakan positif apabila resiko yang
ditimbulkan oleh beberapa faktor tsb lebih besar dari pada jumlah resiko
masing-masing faktor, sedangkan apabila lebih kecil disebut interaksi
negatif dan bila tak terdapat perbedaan dikatakan tidak terjadi interaksi.
INTERAKSI , MODEL PENJUMLAHAN (2)
• PENGERTIAN
Model ini menyatakan jumlah pertambahan resiko awal yang disebabkan
adanya satu atau beberapa faktor penyebab timbulnya penyakit.
Misalnya resiko timbulnya suatu penyakit tanpa adanya faktor x dan y
adalah 3 permil, dengan adanya faktor x resiko tersebut meningkat 3 kali
yang berarti menjadi 9 permil.
Contoh :
Fy tidak Fy Ya RR tidak RR ya
Fx Tidak 2.0 12.0 1.0 6.0
Fx Ya 8.0 48.0 4.0 24.0
• PENGERTIAN
Untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat, dibutuhkan
suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator penilaian kondisi
kesehatan masyarakat. Indeks kesehatan yang dapat digunakan ada
banyak sekali, tetapi yang akan dibahas disini hanya indeks kesehatan
yang banyak digunakan untuk keperluan epidemiologis yaitu :
1. Indeks fertilitas
2. Indeks morbiditas dan
3. Indeks mortalitas
Ketiga indeks kesehatan ini berhubungan dengan atau
bersangkutan dengan peristiwa penting dalam kehidupan manusia, oleh
karena itu sering disebut juga sebagai Vital statistic terutama yang
berhubunan dengan kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan
penyakit (morbiditas).
1. INDEKS FERTILITAS (1)
MANFAAT ASDR :
a. Mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat pd
golongan umur tertentu.
b. Membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c. Menghitung rata-rata harapan hidup.
2. ANGKA KEMATIAN (3)
SDR adalah angka kematian kasar yang sudah distandardisasi agar dapat
dipakai sebagai perbandingan antara berbagai tempat yang berbeda.
• Disuatu wilayah terdapat dua daerah yang berbeda, Daerah A adalah daerah yang
tergolong kurang maju dibandingkan dengan daerah B. Namun pada suatu survei
didapatkan CDR daerah A = 7 permil sedangkan CDR daerah B = 10 permil. Hal
ini sepintas menunjukkan kematian lebih banyak pada B sehingga seolah-olah
derajat kesehatan B lebih buruk pada A yang kurang maju.
• Komposisi penduduk masing2 adalah sbb :
KESIMPULAN:
SDR A = 29.425/2.150.000 x 1000 = 13.7 Permil
SDR B = 20.088/2.150.000x 1000 = 9.3 Permil
JADI SDR A > SDR B , SEHINGGA KONDISI B LEBIH BAIK
2. ANGKA KEMATIAN (4)
1. CARRIER
Manusia atau hewan tempat tinggal suatu agent menular spesifik
dengan adanya penyakit yang secara klinis tidak nyata tapi dapat
bertindak sebagai sumber infeksi yang cuku penting.
a. Incubatory carrier
Carrier pada masa tunas atau masa inkubasi
b. Convalescent Carrier
Carrier sesudah masa penyembuhan
c. Temporary carrier / Transient carrier
Carrier sementara atau dalam waktu singkat
d. Chronic Carrier
Carrier dalam waktu lama
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (2)
5. COMMUNICABLE DISEASE
Penyakit yang disebabkan oleh unsur / agent penyebab menular
tertentu atau hasil racunnya yang terjadi karena perpindahan /
penularan agent atau hasilnya, dari orang sakit, hewan atau
reservoir lainnya kepada pejamu yang rentan ( potensial host), baik
secara langsung atau tak langsung melalui hewan perantara
( vektor ) atau lingkungan yang tidak hidup.
6. COMMUNICABLE PERIODE
Waktu tertentu dimana agent menular dapat dipindahkan baik
secara langsung maupun tak langsung dari orang sakit ke orang
lain , dari hewan sakit ke manusia atau dari orang sakit ke hewan.
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (4)
7. INCUBATION PERIOD
Waktu antara terjadinya permulaan kontak dengan agent penyebab
sampai timbulnya gejala yang pertama kali.
8. CONTACT
Orang atau hewan yang telah berhubungan / mengalami hubungan
dengan orang atau hewan sakit atau lingkungan yang
terkontaminasi sehingga dapat memberi peluang menjadi sakit
9. CONTAMINATION
Adanya agent menular pada permukaan tubuh, pakaian, tempat
tidur, mainan, alat bedah maupun benda / zat mati termasuk air dan
makanan.
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (5)
10. POLUTION
Keadaan yang secara langsung memperlihatkan perusakan
lingkungan tetapi tak harus menular.
11. DESINFECTION
Peristiwa mematikan agent penyakit menular dengan bahan kimia,
alat atau cara fisik yang mengenai langsung agent penyakit tersebut
diluar tubuh.
a. Concurent desinfection
Usaha desinfeksi secepatnya setelah pengeluaran bahan yang
menular dari tubuh orang sakit atau setelah terjadi pengotoran
oleh kotoran menular atau benda yang sebelumnya dianggabtak
perlu didesinfeksi
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (6)
a. Hyper endemic
Penularan hebat yang menetap
b. Holo endemic
Tingkat infeksi yang cukup tinggi sejak awal kehidupan dan
dapat mempengaruhi hampir seluruh populasi.
14. EPIDEMIC
Kejadian atau peristiwa dalam suatu masyarakat atau wilayah dari
suatu penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang
diperkirakan.
a. Belum pernah ada/ telah hilang menjadi ada walaupun hanya 1
b. Semula ada dalam jumlah tertentu menjadi berlipat ganda
(menurut deret ukur) dalam waktu tertentu.
c. Secara statistik dinyatakan epidemi apabila jumlah kejadian
melebihi rata2 ditambah 2 kali standar deviasi.
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (8)
15. FUMIGATION
Semua proses untuk mematikan hewan khususnya artropoda, rodent
dan binatang kecil lainnya dengan menggunakan gas.
16. IMMUN INDIVIDUAL
Manusia atau hewan yang mempunyai antibodi khusus atau kekebalan
seluler sebagai hasil infeksi yang terjadi sebelumnya, immunisasi atau
keadaan yang disebabkan kejadian khusus sebelumnya dan memberikan
reaksi mencegah timbulnya penyakit.
17. IMMUNITY
Kekebalan yang dihubungkan dengan adanya antibodi khusus atau
kekebalan seluler yang spesifik terhadap mikro organisme penyebab
atau racunnya untuk menimbulkan penyakit.
a. Active Humoral Immunity : kekebalan aktif
Kekebalan tubuh karena adanya antibodi yang dihasilkan oleh
tubuh sendiri.
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (9)
21. RESERVOIR
Hewan, arthropoda, tanaman, tanah atau zat atau kombinasinya
dimana agent yang menular dapat hidup dan berkembang secara
normal.
22. VIRULENCE
Tingkat patogenitas suatu agent menular yang dinyatakan oleh
angka kefatalan kasus atau kemampuannya menyerang dan merusak
pada pejamu.
23. ZOONOSIS
Suatu infeksi atau penyakit menular yang secara alamiah dapat
ditularkan dari hewan vertebrata ke pejamu manusia
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (12)
24. RESISTENCE
Mekanisme tubuh yang secara keseluruhan membuat rintangan
untuk berkembangnya penyerangan atau pembiakan agent menular
atau kerusakan oleh racun yang dihasilkannya.
25. SUSCEPTIBLE
Orang atau hewan yang dianggab tidak mempunyai kekebalan atau
daya tahan yang cukup untuk melawan agen patogen khusus untuk
mencegah terjadinya infeksi atau penyakit jika mengalami
keterpaparan pada agent
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (13)
26. TRANSMISSION OF INFECTIOUS AGENT
Segala cara atau mekanisme dimana agent menular menyebar dari
sumber atau reservoir ke manusia.
a. Direct Transmission
Penularan langsung atau pemindahan yang cepat agent menular ke
pintu masuk yang sesuai sehingga timbul infeksi.
b. Indirect Transmission.
1. Vehicle Borne
Bahan atau benda mati yang terkontaminasi yang menjadi
media antara dimana agent menular terangkut dan masuk ke
pejamu yang rentan melalui pintu masuk yang sesuai.
2. Vector Borne
Agent penyakit dibawa diluar tubuh ( mecanic Vector Borne ) atau
masuk dalam tubuh / masuk ciclus hidup vector ( Biologic
Vector Borne ).
3. Air Borne :
Penyebaran melalui udara / aerosol berupa droplet atau dust
( debu )
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (14)
28. AGENT :
Suatu kesatuan biologis, fisik dan kemih/excretant yang mempunyai
kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
29. ANTIBODY
Suatu protein / globulin yang terdapat dalam cairan darah dan
jaringan yang diproduksi sebagai reaksi atas rangsangan suatu antigen
spesifik dan mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan antigen
tersebut untuk menetralkan atau memusnahkannya.
30. ANTIGEN
Bagian atau produk dari suatu agent biologis yang mampu
merangsang pembentukan antibody spesifik.
31. ANTITOXIN
Antibodi terhadap toxin (biasanya exotoxin) dari suatu mikro-
organisme
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (16)
32. ETIOLOGI
Ilmu atau teori tentang penyebab penyakit; kumpulan pengetahuan tentang
penyebab2 penyakit.
33. EXPOSURE
Kesempatan dari suatu host yang rentan untuk mendapatkan infeksi baik
dengan cara penularan langsung maupun tidak langsung. Suatu exposure atau
pemaparan yang efektif akan berakhir dengan infeksi.
34. IMUN SERUM GLOBLIN
Larutan steril dari globulin yang mengandung antibodi yang secara normal
terdapat pada darah orang dewasa.
35. KASUS
Seorang yang sakit atau telah kena infeksi yang mempunyai gejala spesifik
secara klinis, laboratoris dan epidemiologis.
36. KOHORT
Suatu kelompok tertentu dari orang yang dipilih khusus untuk suatu penelitian.
BEBERAPA DEFINISI ISTILAH PENTING DALAM
EPIDEMIOLOGI (17)
PM PTM
• Banyak terjadi di negara 1. Banyak terjadi di negara maju
berkembang 2. Tidak ada rantai penularan
• Rantai penularan jelas. 3. Berlangsung lama / kronis
• Berlangsung akut 4. Penyebab tidak jelas
• Penyebab mikroorganisme. 5. Biasanya multi-kausa
• Bersifat uni-kausa 6. Diagnosis sulit
• Diagnosis mudah 7. Sulit menemukan penyebab
• Penyebab mudah diketahui 8. Biaya mahal
• Biaya relatif murah 9. Iceberg phenomenon lebih
• Jelas muncul kepermukaan besar
• Morbiditas dan mortalitas 10. Morbiditan dan mortalitas
cenderung menurun cenderung meningkat
PENGAMATAN PTM SECARA PERORANGAN KURANG
BERMAKNA UNTUK MENETAPKAN HUBUNGAN NYA
DENGAN PAPARAN/EXPOSURE KARENA :
PENGERTIAN
• Faktor resiko adalah : ,, Characteristics, signs and symptoms in
disease-free individual which are statistically associated with
the incidence of susequent disease,, ( Simborg, DW )
• Konsep Faktor resiko perlu dikembangkan dalam epidemiologi
PTM karena :
1. Tidak jelasnya kausa PTM dan ketidakjelasannya dalam hal non-
mikroorganisme
2. Menonjolnya penerapan konsep multikausal pada PTM
3. Kemungkinan adanya penambahan atau interaksi antar resiko.
4. Perkembangan metodologik telah memberi kemampuan untuk
mengukur besarnya faktor resiko.
FAKTOR RESIKO PTM (2)
JENIS
• Menurut dapat tidaknya resiko diubah :
1. Unchangeble risk factor misalnya usia, genetik.
2. Changeble risk factors misalnya kebiasaan merokok, olahraga.
• Menurut kestabilan peran faktor :
1. Suspected risk factors : faktor yang dicurigai
2. Establish risk factors : faktor yang telah didukung oleh
penelitian.
• Menurut dokumentasinya
1. Well ducumented , 2. Less documented
• Menurut kekuatannya
1. Strong , 2. Weak
FAKTOR RESIKO PTM (3)
KEGUNAAN
1. Prediksi : Meramalkan kejadian penyakit, misalmya perokok
berat mempunyai kemungkinan 10 kali lebih besar untuk ca
paru drpd bukan perokok.
2. Penyebab: kejelasan/beratnya sebagai penyebab setelah
menghilangkan faktor pengganggu( confounding factor ).
3. Diagnosis : membantu proses diagnosis.
4. Prevensi : Jika satu faktor penyebab, pengulangan dapat
digunakan untuk pencegahan penyakit meskipun mekanisme
penyakit sudah diketahui atau tidak.
FAKTOR RESIKO PTM (4)
1. Rokok
2. Alkohol
3. Dieet/makanan
4. Gaya hidup
5. Obesitas
6. Asbes
7. Radiasi
8. Sexual behaviour
9. Obat2an
RISK FACTOR AND MAJOR DISORDER (1)
1. PRIMORDIAL
• UPAYA INI DIMAKSUDKAN DENGAN MEMBERIKAN
KONDISI PADA MASYARAKAT YANG MEMUNGKINKAN
PENYAKIT TIDAK MENDAPAT DUKUNGAN DASAR DARI
KEBIASAAN, GAYA HIDUP DAN FAKTOR RESIKO LAINNYA
YANG MEMERLUKAN DUKUNGAN LINTAS SEKTORAL
DAN MASYARAKAT PADA UMUMNYA..
2. TINGKAT PERTAMA
a. promosi kesehatan misalnya kampanye kesadaran
masyarakat, promosi kesehatan dan diklat kesehatan
b. pencegahan khusus misalnya pencegahan keterpaparan,
pemberian chemopreventif seperti immunisasi.
TINGKATAN UPAYA PENCEGAHAN PTM (2)
3. TINGKAT DUA
4. TINGKAT TIGA
• LATAR BELAKANG.
• Dinegara maju penyakit jantung cenderung lebih tinggi dan
menjadi masalah kesehatan yang utama karena keadaan dan
prilaku masyarakat yang modern misalnya tingginya stress, gaya
hidup mewah, merokok, minum alkohol dan pola makan yang
salah (berlebihan).
• Di negara yang baru berkembang, penyakit jantung juga
cenderung meningkat sebagai akibat modernisasi dan meniru
gaya hidup masyarakat negara maju disamping masih tingginya
penyakit infeksi karena prilaku sehat dan lingkungan yang
kurang baik. ( double burden ). Penyakit jantung dan pembuluh
darah bukanlah suatu penyakit yang menular tapi penyebabnya
lebih karena penularan gaya hidup sebagai faktor resiko sehingga
PJPD seringdikategorikan sebagai new communicable disease.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG (2)
• LATAR BELAKANG.
• Menurut WHO 1990, kematian karena PJPD di dunia mencapai 12
juta orang yang merupakan pembunuh nomor satu manusia, bandingkan
dengan diare 5 juta, kanker 4,8 juta dan TBC 3 juta. Padahal PJPD
adalah preventable disease yang dapat dikurangi sampai 50 % hanya
dengan perbaikan gaya hidup.
• Di Indonesia dari SKRT 1986 dilaporkan bahwa mortalitas nya 9,7
% yaitu peringkat ketiga tetapi dengan kecenderungan yang makin
meningkat terutama di wilayah urban (perkotaan).
• Banyak study terhadap PJPD telah dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor resiko dan obat2an jantung, misalnya
Framingham study, Multiple risk faktor intervention trial, survival and
ventricular enlargement, study of myocardial infarction late evaluation
dan survey monica jakarta
UPAYA PENCEGAHAN PJPD