You are on page 1of 21

Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN BENDUNG

1. Penetapan Lokasi Bendung :Penetapan lokasi bendung dalam tugas ini di berikan

oleh asisten tugas.

2. Penggambaran Catchment Area :Catchment Area / daerah tangkapan

digambarkan menurut peta dan dilihat dari kontur yang ada pada peta kemudian

di dapat luas masing-masing stasiun yang telah di tentukan.

3. Menghitung Curah Hujan Rerata DAS atau Analisa Hidrologi :Analisa frekuensi

adalah suatu analisa untuk mencari besaran tersebut. Dengan melihat syarat dan

ketentuan yang ada dapat di pakai metode yang tepat untuk mencari besaran

tersebut.

4. Menghitung Desain Flood :Desain flood adalah perencanaan debit yang di

rencanakan untuk melewati bendung, dalam tugas ini di pakai metode ;

- Melchior

- Haspers

- Rasional

Dari ketiga metode ini di cari nilai yang terbesar.

5. Perhitungan Bendung :

- Penetapan dimensi bendung

- Tinggi bendung , jarak antara lantai muka bendung sampai puncak bendung

- Menghitung kemiringan sungai

- Menentukan tinggi muka air maximum di sungai

- Menentukan lebar bangunan

- Menentukan lebar efektif bendung

- Menghitung tinggi muka air di atas bendung

6. Kontrol Sifat Aliran.

7. Lantai Muka Bendung :Dipakai cara Lane dan Bligh untuk menentukan panjang

lantai muka bending.

8. Mendesain Pintu Pengambilan dan Pintu Penguras.

9. Analisa Stabilitas Bendung :Gaya-gaya yang bekerja pada bendung

10. Kontrol Stabilitas Bendung.

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

I. ANALISA HIDROLOGI

Catchment Area

Skala Pet → 1 : 50.000

1 Cm : 50.000 Cm

1 Cm2 : 2.500.000.000 Cm2

1 Cm2 : 0,25 Km2

1 Mm2 : 0,0025 Km2

1) Stasiun I

Dari gambar di kertas millimeter block didapat jumlah kotak = 5497, maka luas stasiun

I adalah :

Luas = Jumlah kotak x 0,25

= 56,4 x 0,25

= 14,1 Km2

2) Stasiun II

Dari gambar di kertas millimeter block didapat jumlah kotak = 5671, maka luas stasiun

I adalah :

Luas = Jumlah kotak x 0,25

= 55,1 x 0,25

= 13,775 Km2

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

ANALISA DATA CURAH HUJAN EFEKTIF

A. Hitung Luas DAS (Daerah Aliran Sungai)

Luas DAS = Luas Stasiun I + Stasiun II + Stasiun III + Stasiun IV

= 14,1 Km2+ 13,775 Km2

= 27,875 Km2

B. Data Curah Hujan Harian Maksimum


HUJAN TERCATAT DI SETIAP STASIUN
NO TAHUN (mm/jam2)
Stasiun I Stasiun II
1 1991 80 45
2 1992 76 68
3 1993 122 81
4 1994 88 76
5 1995 71 122
6 1996 63 88
7 1997 75 71
8 1998 58 63
9 1999 81 75
10 2000 62 58
11 2001 82 67
12 2002 55 45
JUMLA
  H 913 859

C. Analisa Curah Hujan (Metode Gumbel)

Analisa frekuensi bertujuan untuk mencari harga suatu besaran dengan suatu

return periode tertentu. Karena data yang ada mempunyai lama pengamatan 10

tahun, maka data diatas memenuhi syarat untuk dianalisa dengan metode gumbel

yang syaratnya harus mempunyai data pengamatan minimum 10 tahun.

Xt=X +K .Sx
Dimana :

Xt= Besaran yang diharapkan terjadi dalam tahun t.

X = Harga rata-rata pengamatan aritmatik.

K = Frekuensi faktor yang tergantung dari banyaknya data yang dianalisa dengan

tergantung dari return periode yang dikehendaki.

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Yt−Yn
K=
Sn
dimana : Yt = reduced variated
Yn = reduced mean
Sn = reduced standar

Σ ( X i −X )2
Sx=
√ n−1 dimana : n = banyaknya pengamatan

Maka :
2
Xt=X +
Sn √
Yt−Yn Σ ( Xi−X )
( n−1 )
Stasiun I Stasiun II
TAHUN
Xi (Xi - Xa)2 Xi (Xi - Xa)2
1991 80 15,340 45 706,674
1992 76 0,007 68 12,840
1993 122 2108,340 81 88,674
1994 88 142,007 76 19,507
1995 71 25,840 122 2541,840
1996 63 171,174 88 269,507
1997 75 1,174 71 0,340
1998 58 327,007 63 73,674
1999 81 24,174 75 11,674
2000 62 198,340 58 184,507
2001 82 35,007 67 21,007
2002 55 444,507 45 706,674
TOTAL 913 859
3492,917 4636,917
Xa 76,083 71,583

1. Menentukan curah hujan rata-rata Aritmatik (Xa)


St.1 Xa = 913/12 = 76,083 mm/hari
St.2 Xa = 859/12 = 71,583 mm/hari

2. Menentukan nilai Standar Deviasi (Sx)

Σ ( X i −X )2
St.1
Sx=
√ n−1
=
√ 3492 , 917
12−1
=17 ,820

Σ ( X i −X )2
St.2
Sx=
√ n−1
=
√ 4636 ,917
12−1
=20 , 531

3. Menentukan nilai Frekuensi Faktor (K)

Diketahui : kala ulang banjir (t) = 50 tahun

Tahun pengamatan (n) = 12

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Maka : Yn = 0,5035(dari tabel)

Sn = 0,9833(dari tabel)

Yt = 3,90194(dari tabel)

Yt−Yn 3,90194−0,5035
K= = =3,456
Sn 0,9833
4. Menentukan besaran yang terjadi selama t (tahun) (Xt)

Stasiun A Xt(50) = Xa + K . Sx = 76,083 + 3,456 . 17,820 = 137,669 mm/hari

Stasiun B Xt(50) = Xa + K . Sx = 71,583 + 3,456 . 20,531 = 142,538 mm/hari

5. Menhitung Curah Hujan Rata-Rata Dengan Cara Thiessen

(137,669 x14 ,1)+(142,538 x13,775)


Rt 50=27 ,875
= 140,075 mm/hari

ANALISA DEBIT BANJIR

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Dalam perencanaan bendung yang tetap untuk mengaliri sawah di daerah Taludaa, maka

analisa debit banjirnya akan menggunakan Metode Melchior-Gumbel.

Metode Melchior-Gumbel

Untuk menentukan besarnya debit sungai berdasarkan curah hujan perlu ditinjau

hubungan antara hujan dan aliran sungai. Besarnya aliran di dalam sungai ditentukan

terutama oleh besarnya hujan, intensitas hujan, luas daerah hujan, lama waktu hujan,

luas Das dan ciri-ciri daerah aliran.


Xt
Rumus : Q T =α . A . R .
200

dimana : Qt = Debit yang diharapkan dapat terjadi pada return periode waktu

tertentu.

α = koefisien aliran = 0,24

A = luas cathcmen area

R = curah hujan maksimum tiap km2

Xt = curah hujan rata-rata pada return periode waktu tertentu.


1
F= π . a . b
4
1970
F= .3960+1720. β
β .0,12
10. L
t c=
36. V
V =1,31 .(Q . i2 )0,2
Panjang sumbu a : 8,25 km

Panjang sumbu b : 5,5 km

Dimana : F = luas elips

a = sumbu terpanjang

b = sumbu terpendek

β = koefisien reduksi

tc = waktu konsentrasi

V = kecepatan aliran rata-rata

i = kemiringan

Q = debit perkiraan

Analisa perhitungan debit Banjir dengan Metode Melchior-Gumbel

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Data-data :

- Elevasi bendung : 460 m

- Elevasi sungai tertinggi : 1300 m

- Beda tinggi : 840 m =0,84 km

- Panjang sungai : 6,8 km

- Panjang sungai teoritis : 0,9 x 6,8 = 6,12 km

- Kemiringan : 0,137 = 13,7 %

- Luas Sta A : 14,1 km2

- Luas Sta B : 13,775 km2

- Luas total : 27,875 km2

- Koefisien aliran (α) : 0,24

 Langkah-langkah perhitungan

Luas elips n.F = ¼ π.a.b

= ¼ π.(8,25).(5,5) = 35,637 km2

Dari tabel Melchior diperoleh :

n.F = 29 ... q = 9 m3/det/km2

n.F = 72 ... q = 6,25 m3/det/km2

n.F q

29 9

35,637 X

72 6,25

72−29 6,25−9
=
35,637−29 x−9
X = 8,576 m3/det/km2

Untuk nilai n.F = 35,637 km2, dengan cara interpolasi diperoleh

nilai q = 8,576 m3/det/km2

 Hitung V = 1,31 √ F . q .(i)2 , i = 0,137


5

 Hitung time of concentration (T)

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

L 6120
T= =
V (V .3600)
 Dengan harga T dan n.F di atas, plotkan ke grafik untuk memperoleh harga q

yang baru.

 Jika q1 = q2 (qsebelum = qsesudah), perhitungan :

Asums T(jam
i qawal V (m/det) ) qsesudah
1 8,576 1,769 0,961 16,9
2 16,9 2,026 0,839 18,2
3 18,2 2,056 0,827 18,2

 Dari daftar II, untuk T = 0,827 jam = 49,620 menit

 Diperoleh kenaikkan (%) sebesar Pv = 3 %

 Dapat dihitung : q = 18,2 + (3% . 18,2) = 18,746 m3/det/km2

 Curah hujan rata-rata analitis R50 = 140,075 mm/hari

R 50
 200
Qmax = α . F . q .

140,075
= 0,24 . 27,875 . 18,746 . 200

= 87,835 m3/det

Analisa perhitungan debit Banjir dengan Metode Melchior


CiviL Engineering MARVIL F. SULONG
UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Rmax
Qmax = α . F . q .
200

dimana : Qmax = Debit maximum yang diharapkan terjadi pada teturn periode dalam
waktu tertentu (m3/det)
α = Koefisien pengaliran (0,24)
F = Luas catchment area
Q = Debit pada tiap-tiap km2 pada curah hujan terbesar
Rmax = Curah hujan terbesar harian, absolut max rata-rata dari stasiun
yang diwakili

Luas daerah yang diwakili oleh masing-masing stasiun pengamatan :


F1 = 14,100 km2
F2 = 13,775 km2
Ftotal = 27,875 km2

F1.R1max + F2.R2 max


Rmax ¿
F 1+ F 2

(14,100) . 122 + (13,775) . 122


¿
27,875

= 122,0 mm/hari

122,0
Qmax = 0,24 . 27,875 . 18,746 .
200

= 76,501 m3/det

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Analisa perhitungan debit Banjir dengan Metode Weduwen

R 70
Qn = α . β . q . F . Mn .
240

dimana : Qn = Debit max dalam return periode


n = Return periode
α . β . q = debit pada tiap-tiap km2 pada curah hujan
harian 240 mm (m3/det/km2)
Mn = Koefisien untuk return periode tertentu
R70= Curah hujan dengan return periode 70 tahun

Catchment Area (F) = 27,875 km2


Kemiringan Sungai = 0,137
Dari grafik Metode Weduwen α.β.q = 10

Lamanya pengamatan 12 tahun dari tabel dapat diinterpolasi nilai Mp = 0,7294


R2
R70 = M , dimana R2 = Curah hujan terbesar kedua pada tiap stasiun.
p

sta R2 R70
I 88 120,647
II 88 120,647
ΣR70 241,294

R70 = 241,294 / 2
= 120,647

Dari return period (n) = 50 tahun, dari tabel diperoleh :


Mn = 0,948

R70
Qn = α . β .q . F . Mn .
240

120,647
= 10 . 27,875. 0,948 .
240

= 132,840 m3/det

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN MENENTUKAN NILAI Qmax

1. MELCHIOR dan GUMBEL

Qmax = 87,835 m3/det

2. MELCHIOR

Qmax = 76,501 m3/det

3. WEDUWEN

Qmax = 132,840 m3/det

Jadi, untuk Q design diambil nilai Qmax yang terbesar,

yaitu :

Qdesign = 132,840 m3/det

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

ANALISA PERHITUNGAN HIDROLIS BENDUNG

Perhitungan muka air maksimum sebelum ada bendung

Untuk menhitung tinggi muka air maksimum pada bendung digunakan rumus :
V =C √ R . I … (Chezy)
87
C= …( Basin)
α
1+
√R
A
R= dan Q= A . V
P
Dimana : A = luas penampang basah (m2)

C = koefisien chezy

I = kemiringan sungai rata-rata

P = keliling basah (m)

R = jari-jari hidrolis (m)

Q = debit (m3/det)

Kemiringan dasar sungai rata-rata ditinjau sejauh 2 km dari lokasi bendung

Dari peta :

Elevasi dasar sungai di lokasi bendung = 260 m

Maka :

260 - 2000 . 0,126 = 8 m (hilir)

260 + 2000 . 0,126 = 512 m (hulu)

∆H = 512 – 8 = 504 m
∆H 504
I rata−rata= = =0,0678
0,9. L 7425

Setelah pemancangan dan perbaikan talud sungai, diperoleh penampang melintang

sungai di lokasi bendung sebagai berikut :

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Untuk penampang trapesium

A = (b + zh).h : (10 + h).h

P=b+2 h √ i 2 +1 : 10 + 2h.√ z
A
R=
P

α = 0,19

tabel coba-coba tinggi muka air maksimum.


Iteras R=
i h b A I P A/P C V Q
(m/det
ke (m) (m) (m²)   (m)   (m) ) (m³/det)
0.5000 0.0678 11.4142 0.4599 24.2991 4.2910
1 0 10 5.25000 0 1 5 9 5 22.52800
1.0000 11.0000 0.0678 12.8284 0.8574 30.1053 7.2588
2 0 10 0 0 3 7 2 5 79.84733
1.1000 12.2100 0.0678 13.1112 0.9312 30.9230 7.7702
3 0 10 0 0 7 6 3 0 94.87416
1.1500 12.8225 0.0678 13.2526 0.9675 31.3049 8.0179 102.8098
4 0 10 0 0 9 4 4 3 6
1.1556 12.8919 0.0678 13.2686 0.9716 31.3469 8.0455 103.7225
5 4 10 0 0 4 1 9 5 1

Syarat : Q coba-coba = Q desain

Dari tabel diperoleh tinggi muka air maksimum di sungai sebelum dibendung : 1.15564

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

ANALISA PERHITUNGAN DESAIN BENDUNG

1. Perhitungan peil mercu bendung

Menentukan Peill Mercu ,oleh beberapa faktor ,sebagai patokan dapat digunakan angka-

angka sebagai berikut:

- Elevasi sawah tertinggi = 262.5 m

- Tinggi muka air sawah = 0,1 m

- Kehilangan tekanan air dari saluran tersier ke sawah = 0,1 m

- Kehilangan tekanan air dari saluran sekunder ke saluran tersier = 0,1 m

- Kehilangan tekanan air dari saluran primer ke saluran sekunder = 0,1 m

- Kehilagan tekanan air akibat kemiringan = 0,15 m

- Kehilangan air dari sungai ke saluran primer = 0,2 m

- Kehilangan Tekanan air akibat Eksploitasi = 0,1 m

- Kehilangan tekanan air pada alat-alat ukur = 0,4 m

- Kehilangan tekanan untuk Bangunan-bangunan lain = 0,25 m

Tinggi muka air = 264 m

2. Tinggi bendung

Tinggi Bendung adalah jarak antara lantai muka Bendung sampai pada puncak Bendung :

Diketahui: dari kontur Peta Topografi,sbb:

- Elevasi Sawah Tertinggi = 262.5 m

- Elevasi dasar sungai dilokasi Bendung (Peill Sungai) = 260 m

- Peill Mercu Bendung (Elevasi Bendung) = 264 m

Hitung Tinggi Bendung.

- Tinggi Bendung, P = ( Peill Mercu ) – ( Peill Sungai ).

- Tinggi Bendung, P = (264 m) – (260 m) = 4 m

- Tinggi Bendung, P = 4 m

3. Perhitungan lebar bendung

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Lebar bendung adalah jarak bagian dalam antara lembah di sebelah kanan dan kiri,

dibuat sama dengan lebar rata-rata normal sungai.

Lebar rata-rata sungai :

b0 = b . 2.h/2 dimana : h = 1,15564 m

b = 10 m

Lebar pintu penguras (bilas) :

Bp = 1/10 . b0

= 1/10 . 11,15564 = 1.115 m

Lebar pilar : BP = 1 m

Maka,

Lebar efektif bendung (heff) :

Beff = b0 – Bp – 0,2Bp

= 11,15564 – 1 -0,2.1,115 = 9,932 m

Jadi lebar bendung adalah 9,932 m

4. Perhitungan tinggi muka air maksimum di atas mercu bendung

Untuk menentukan tinggi muka air maksimum digunakan rumus :

Q=m. b . d √ g . d 3
2H
d= dan H=h+k
3
4
k= . m 2 . h2 ¿
27
Dimana :

b = lebar efektif bendung

g = percepatan gravitasi

h = tinggi air diatas mercu


CiviL Engineering MARVIL F. SULONG
UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

k = tinggi energi kecepatan

m = keofisien pengaliran

P = tinggi bendung

Q = debit rencana

r = jari-jari puncak mercu

langkah perhitungan :

 Mencari nilai jari-jari puncak mercu yang sesuai dengan syarat jari-jari puncak,

yaitu : 0,7H < R < H

 Coba-coba nilai r sehingga di peroleh nilai h. Setelah itu kontrol dengan

persyaratan diatas.

 Bila ternyata nilai r tidak memenuhi syarat, ulangi perhitungan.

Ambil r = 2 m

Tabel coba-coba untuk r = 2 m

H m k H d Q
(m)         (m³/det)
1 1.1255 0.007507 1.007507 0.671671 19.40506
1.5 1.164875 0.022429 1.522429 1.014952 37.30632
2 1.202 0.047566 2.047566 1.365044 60.04251
2.5 1.236875 0.083819 2.583819 1.722546 87.58233
2.7 1.250195 0.10153 2.80153 1.867687 99.94665
2.75 1.253469 0.106246 2.856246 1.904164 103.1584
2.75870
9 1.254037 0.10708 2.865789 1.910526 103.7228

Syarat Q coba-coba = Q desain

h yang di ambil : 2,758709 m

kontrol r min :

0,7 h < r < 2,758709

1,931 < 2 < 2,758709 ... ok!

Yang diambil > r min, jadi di gunakan r = 2 dan h = 2,758709 m

Kontrol sifat pengaliran

Q desain = 103,722 m3/det

Kemiringan sungai = 0,126

Kecepatan aliran aliran

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Q 103,722
V= = =4,588 m/ s
A (9,932 x 2,758709)
Kehilangan tinggi energi

V2
K= =¿ ¿
2g
Tinggi air dibelakang bendung (h awal = 1,15564)

h awal + k = 1,15564 + 1,074 = 2,229 m

Tinggi air diatas mercu untuk Q desain 103,722 = 2,758709 m

Syarat untuk pengaliran sempurna :

hi ≤ 2/3 ho

(2,229 - 4) ≤ 2/3. 2,758709

-1,771 ≤ 1,839 ... ok!

Jadi jenis pengaliran adalah aliran sempurna.

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

5. Pemilihan tipe bendung dan ukuran

Tipe bendung yang dipakai adalah tipe Vlugter

Untuk tipe Vlukter dipakai ketentuan-ketentuan antara lain :

Jika : 4/3 < z/H < 10

Maka : D = L = R = 1,1 z + H

a = 0,15 . H . √ H / z

Jika : 1/3 < z/H < 4/3

Maka : D = L = 0,6 + 1,4 z

a = 0,20 . H . √ H / z

dimana : h = 1,15564 m

K = 0,107

H = 2,865 m

r=2m

z = H + beda tinggi air dibelakang bending

= 2,865 + 2,229 = 5,094 m


z 5,094
= =1,778(termasuk di syarat di atas)
H 2,865
CiviL Engineering MARVIL F. SULONG
UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Jadi D = L = R = 1.1 (5,094) + 2,865

= 8,468 m

a = 0,15 H √ H / z

2,865
= 0,15 (2,865) .
√ 5,094
= 0,322 m

2a = 0,644 m

6. Bach water curve

Bach water curve adallah kurva untuk mengetahui sampai dimana pengaruh kenaikan muka air

setelah adanya penempatan bending.


2. hc
L= dimana : L= panjang pengaruh pengempangan ke arah
i
i = kemiringan sungai

hc = tinggi kenaikan muka air di titik bending, akibat

pengempangan

i = 0,0678

hc = H . h

= 2,865 – 1,15564 = 1,708

Maka:
2 .1,708
L= =50,383m=51m
0,0678

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

7. Menentukan panjang lantai muka

Lantai muka berfungsi untuk mengurangi tekanan air ke atas pada bidang kontak antara

pondasi bangunan dengan dasar pondasi dan juga untuk memperpanjang jalannya aliran

air (creepline). Makin pendek creepline makin kecil pula hambatannya, sehingga

konstruksi lantai muka air semakin panjang demikian pula sebaliknya.

Perbedaan tinggi air dihilir dan diudik bendung mengakibatkan adanya aliran dibawah

bendung sebagai akibat dari perbedaan tekanan pada dasar bendung. Hal ini lama-

kelaman akan menimbulkan penggerusan, terutama di ujung belakang bendung. Cara

yang sering digunakan yaitu dengan mebuat dinding vertikal dari beton atau besi

dimuka sebelum bendung itu agar jalan yang ditempuh aliran adalah jalan hambatannya

paling kecil.

Untuk menentukan panjang lantai muka digunakan “Teori Bleigh”

L
Rumus : ∆ H =
C

Dimana : ∆H = beda tekanan

L = panjang Creep Line

C = Creep Ratio

Agar konstruksi aman, maka :


L
∆ H= atau L≥ ∆ H .C
C

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063
Perancangan Struktur Bangunan Air TUGAS

Jenis tanah dasar = kerikil campur pasir

Creep ratio (c) = 9

Creep line = 1,5+2+1+1+2+1,5+1+2+

CiviL Engineering MARVIL F. SULONG


UNSRAT 060 211 063

You might also like