You are on page 1of 7

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya, kami telah mampu menyelesaikan Tugas makalah
Fisika Dasar I tentang gerak harmonik sederhana.

Bersama dengan ini, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada dosen Ibu Yosie Guspa, S. Si yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan makalah ini masih banyak


kekurangannya, sesuai pepatah, tak ada gading yang retak. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran sangat diharapkan agar pada penyusunan berikutnya
dapat lebih baik dan semoga dengan makalah ini dapat menambah dan
memperbaiki nilai kami yang kurang, amin.

Kayuagung, November
2008
Kelompok IV,

Urly Safru
Feriyansyah
Hamdani
Luci Asmarany
Widya Ruliyanti
GERAK HARMONIK
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan
yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai
persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk
menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak Harmonik Sederhana
dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam
silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal /
vertikal dari pegas, dan sebagainya.
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/
bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.

GERAK HARMONIS SEDERHANA


Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada
ayunan sederhana.

Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan


Besaran fisika pada Gerak Harmonik
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana
pada ayunan sederhana memiliki periode alias
waktu yang dibutuhkan benda untuk
melakukan satu getaran secara lengkap.
Benda melakukan getaran secara lengkap
apabila benda mulai bergerak dari titik di
mana benda tersebut dilepaskan dan kembali
lagi ke titik tersebut.

Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik
di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ).
Satuan periode adalah sekon atau detik.

Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang
dilakukan oleh benda selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan getaran
di sini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1.
1/sekon atau s-1 disebut juga hertz, menghargai seorang fisikawan. Hertz
adalah nama seorang fisikawan tempo doeloe.
 Periode adalah waktu yg diperlukan untuk melakukan satu kali gerak
bolak-balik.
 Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan dalam waktu 1
detik.
 Untuk pegas yg memiliki konstanta gaya k yg bergetar karena adanya
beban bermassa m, periode getarnya
m adalah :
T = 2π
k
 Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, jika panjang tali adalah l,
maka periodenya adalah : l
T = 2π
g

Hubungan antara Periode dan Frekuensi


Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu
detik/sekon. Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan satu getaran adalah :

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah


periode. Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan
frekuensi adalah sebagai berikut :

Amplitudo (f)
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga
amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik
kesetimbangan. Pada contoh ayunan sederhana sesuai dengan gambar di
atas, amplitudo getaran adalah jarak AB atau BC.

Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas


Semua pegas
memiliki panjang
alami sebagaimana
tampak pada gambar
a. Ketika sebuah
benda dihubungkan
ke ujung sebuah
pegas, maka pegas
akan meregang
(bertambah panjang)
sejauh y. Pegas akan
mencapai titik
kesetimbangan jika
tidak di-
berikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar
B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda
akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi
secara berulang dan periodik.

Kita tinjau pegas yang dipasang


horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa
benda kita abaikan, demikian juga dengan
gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada
permukaan horisontal tanpa hambatan.
Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke
kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas
memiliki panjang alami, jika pada pegas
tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini,
benda yang dikaitkan pada ujung pegas
berada dalam posisi setimbang (lihat gambar
a).
Gambar b

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x


(pegas diregangkan), pegas akan memberikan
gaya pemulih pada benda tersebut yang
arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke
posisi setimbangnya (gambar b).

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri


sejauh -x, pegas juga memberikan gaya
pemulih untuk mengembalikan benda tersebut
ke kanan sehingga benda kembali ke posisi
setimbang (gambar c).

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x


dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi
setimbang ketika x = 0). Secara matematis di tulis :
Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh
paman Robert Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan.
Hukum Hooke akurat jika pegas tidak di tekan sampai kumparan pegas
bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif
menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan
dengan simpangan x. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku atau lembut
sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah
pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas
(semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang
diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas
sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama
dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu diberikan gaya
luar.

Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada


dasarnya sama dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi
dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan
maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A).
Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak
balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama.

Simpangan, Kecepatan, Percepatan


 Simpangan Gerak Harmonik Sederhana
y = A sin ωt = A sin 2πft y = simpangan (m)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
Jika pada saat awal benda pada posisi θ0, maka
y = A sin ωt = A sin 2πft

Besar sudut (ωt+θ0) disebut sudut fase (θ), sehingga

t t θ 
θ = ωt + θ0 = 2π + θ0 θ = 2π  + 0  = 2πϕ
T  T 2π 
φ disebut fase getaran dan t θ
ϕ= + 0
T 2π
Δφ disebut beda fase. t −t
∆ϕ = ϕ 2 − ϕ1 = 2 1
T
 Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal θ0 = 0, maka kecepatannya adalah :
dy d
v= = ( A sin ωt ) = ωA cos ωt
dt dt
Nilai kecepatan v akan maksimum pada saat cos ωt = 1, sehingga
kecepatan maksimumnya adalah :
vm = ωA

Kecepatan benda di sembarang posisi y adalah :

v y = ω A2 − y 2

 Percepatan Gerak Harmonik Sederhana


Untuk benda yg pada saat awal θ0 = 0, maka percepatannya adalah :
dv d
a= = ( A cos ωt ) = −ω2 A sin ωt = −ω2 y
dt dt

Nilai percepatan a akan maksimum pada saat sin ωt = 1, sehingga


percepatan maksimumnya adalah :
am = ω2 A
Arah percepatan a selalu sama dengan arah gaya pemulihnya.

Energi pada Gerak Harmonik Sederhana


Energi kinetik benda yg melakukan gerak harmonik sederhana, misalnya
pegas, adalah

Ek = 12 m v2 = 12 mω 2 A2 c o 2s ω t
Karena k = mω2, diperoleh
Ek = 12 k A2 c o s2 ω t
Energi potensial elastis yg tersimpan di dalam pegas untuk setiap
perpanjangan y adalah 1 2
E = ky
p 2 = 12 k A2 s in2 ω t= 12 mω 2 A2 s in2 ω t

Jika gesekan diabaikan, energi total atau energi mekanik pada getaran
pegas adalah
EM = E p + Ek = 12 k A2 ( sin2 ω t+ c o s2 ω t)
EM = E p + Ek = 12 k y2 + 12 m v2 = 12 k A2

Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus


dengan negatif simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan
melakukan gerak harmonik sederhana (GHS) alias Osilator Harmonik
Sederhana (OHS).
DAFTAR PUSTAKA
- http//www.google.co.id “Getaran-gerak harmonik sederhana _
Gudang Ilmu Fisika_files” / www.GuruMuda.com
- Supiyanto, 2005. Fisika SMA XI Kurikulum 2004. Jakarta : Erlangga.

You might also like