You are on page 1of 144

SRIKANDI ATJEH

oleh:

H. M. Zainuddin

PFNFRRTT FI^kKBIT

Pustal

< a ISKANDAR MUDA Djalan Amaliun 14a MEAN

Penerbit Nasioaal PUSTAKA IS KANDAR MUDA Djalan Amaliun 14 A < Medan Buku - buku penerbitan kami : 1. Tarich Atjeh dan Nusantara 2. Singa Atjeh Biografi /Sri Sulthan Iskandar Muda (Habis) 3. Djeumpa At^'eh Versi Baru, masih ada sedikit. lagi. 4. Hikajat Perang Sabil (bahasa Atjeh) sudah habis) 5. Ilmu Tanah 6. Bungong Rampo (bahasa Atjeh) Baru siap diltjetak : Srikandi Atjeh jaitu Pahlawan Wanita 1. Laksarmana Malahajati 2. Ratu Tadjul Alarn Safiathuddin Sjah 3. Tjut Njak Dhien 4. Tengku " Faikinah 5. Tjut Njak Meutia G Potjut Baren 7 Potjut Meurah Inltan Beheue dan 8. Tjutpo Fatimah Semua buku jang tersebut diatas ini ubahan dari H, M. Zainuddin 7.
2

1. 2. 3. 4. 5.

Jang akan ditjetak Para Pahlawan Atjeh Tarich Atjeh dan Nusantara Djilid n Singa Atjeh tjetakan ke II Falakiah tjara mengetahui musim Sumatra dan Perekonominja.

SR1KANDI o i
e h

ATJEE

HJLZainnddii

TJETAKAN

PENERBIT

Pnstakq I S K A N D & R M U D /

Djalan Amaun 14 a )\ e d a n.

Gambar 1.

mSepat'an

kata

Oleh sdr. H. M. Zainuddin telah memperlihatkan kepada saja sebuah naskah buku Srikandi Atjeh jaitu 8 -orang pahlawan wanita Atjeh sedjak zaman Imperialis Portugis tahun 1600 sampai kepada zaman peperangan dengan Imperialis-Kolonialis Belanda dari tahun 1873 sampai tahun 1933 mangkatnja Potjut\ Baren. Permintaan pengarang ini saja terima dengan tulus ichlas dan senang hati. Mcmperhatikan susunan kepustakaanlletcraieur, mylhos dan researschnja jang mendjadi sumber bahan2 jang}, diperoleh untuk mengaranq buku ini serta saja masih mendengar dari kalangan orang2 tua jang mendjadi buah tutur orang dari mulut ke mulut, seperti perdjuangan : Tjut Njak Dhien, Tjut Njak Meutia, Tengku Faki, Potjut Baren dan lain-lain. Maka sangat gembira saja membatja naskah buku Srikandi Atjeh ini;, dimana pengarang telah meneiti dan menggali riwajat pedjuanq-pedjuangj wanita jang tersebut didalant buku ini untuk diperkenal taktik perdjuangannjtf, dalam menentang musuh dan mempertahankan tanah airnja dengan iitifc darah jang penghabisan. Karya pengarang ini tidak sadja telah memperbanjak perpustakaan Indonesia guna menambah bahan peladjaran baai sekolah landjutan dan bahan kuliah bagi fakultas jang bersanakulan dibidang stralegis aan sedjarah. j Mudah2an buku Srikandi Atjeh ini mendapat sambutan baik bagi penggemar sedjarah chususnia puira putti Atjeh dan Indonesia] umumnja. Sekianlah sambutan saja GubemurlKepah Daerah Propinsi Istimewa Atjeh (NJAK ADAM KAM,) T.N.l.

Bngdjen. Banda Atjeh. 19 Juli 1966.

KA1 \ PENGANTAR

:
1

Pembatjci jang budiman

Dengan gembira telah dapat kami persembahkan risalah Srikandi Atjeh ini jang menjerupai hasil penerbitan kami jang ke6. Dengan pengharapan semoga buku ini mendap'at sambutan baik dari Masjarakat Atjeh chususnja dan putera Indonesia umumnja, terutamg golongan mahasiswa dan perwira2 jang ingin dan gemat mengetahui sedjarah kepahlawanan putra putti Indonesial Atjeh di zaman jang lampan. Mudah-mudahan penerbitan kami ini dapat memberi faedah kepada pihak jang berkepentingan. Mcdan, 14 Dianuari 1966

Hormat kami Penerbit, PUSTAKA ISKANDAR M U D A .

Hak Tjipta

diperlindungi oleh

Undang-Undang Negara.

S R I K A N D I Isinja i 1. 2. 3.

A T J E H

P e n a h u l u a n Laksamana fvlalahajdtt Ratu Tarijul Aiam Safiathuddin Sjah

4. Tjut Njak Dhien 5. 6. fsngKu Fakinaii Tjux Njak Meutia

7. Potjut Baren 8. 3. Po*iut Meurah Intan Biheue rjupo Fatimah

Index isi buku lihat haiaman dibelakang sekali.

I. P E N D A H U L U A N Pembatja jang budiman, Dalam masa perang berketjamuk di daerah Pid', saja masih dibawah umur, siang-raalam terdengar bunji letusan2 senapang. Tatkala itu banjak saja lihat geriljawan Atjeh hilir mudik ketempat kediaraan saja di Keude Ndjong, pekan pelabuhan jang ramai dis'nggahi oleh tongkang2 dari pulau Penang dan Cakutta membawa barang2 import seperti kain, rempah2 dan alat2 sendjata dari luar negeri dan djuga mengexport barang2 seperti pinang, lada, dan lain2. Saja melihat tokoh2 gerilja jang terinasjhur namanja datang ketempat kediaman kam: untuk ber.'stir.ahat dan meminta perbekalan jang perlu. Diantara tokoh2 itu masih teiingat namanja jaitu: Panglima Polem Muhammad Daud, Njak H a san Uno. Panglima Muda (Panglima Muda Lila). Panglima Perang Keuta' d.1.1. jang tak tersebut. Dalam menjusun isalah ini tokoh2 geriljawan itu terlintas dihati dan terbajang dimata saja. Dalam thn. 1905 kami penduduk kedai Ndjong disuruh pindah. 200 pintu kedai habis dibakar oleh tentera Belanda. Semua pendengaran dan penglihatan dimasa ketjil itu mcndjadi pengalaman dan bahan untuk nienjusun risalah patriotik ini. Sesudah habis dibakar tempat kediaman kami itu penduduk kedai Ndjong banjak jang pindah kelain tempat seperti Ndjong, Sawang. Ajah saja sebagai seorang saudagar pindah ke Lueng Putu, disana telah dibangun satu pekan baru jang berdekatan dengan djalan kerota api. Pekan baru ini letaknja lebih kurang 1 Km dengan benteng tentera Belanda. Pasar Lueng Putu satu tempat jang tertutup dan kuat pagarnja. Ditenpat tinggal jang baru inipun hampir t'ap malam kami terkedjut karena geriljawan menembak benteng Belanda dari muka (langin) dari samping Teupin Raja) dan dari belakang benteno (Lueng Niboiif!). Denv'kianlah serunja serangan geriljawan kita dimasa itu. Semua pendengaran, penglihatan dan pengalaman dimasa ketjil tersimpan mendjadi bahan pokok study saja dihari kemudian sehingga dapat saja perhubungkan dengan membatja buku jang dcarang oleh pengarang2 Belanda dan urintalis ading lain serta saja tambah dengan bahan2 jang saja perohh dari research saia sedjak tahun 1925 samDai sekaranq ini. Maka dapatlah saia susun dua seri risalah, jang pertama S E D J A R A H K E P A H L A W A N A N A T j E H dan kedua S R I K A N D I A T J E H ini. Mudah2an buku ini dapatlah disambut oleh para penggemar Sedjarah Indones'a atau chususnja putra2 Atjeh generasi baru jang harus mengetahui pardjuangan ajah/ibu atau neneknja dahulu dan mengena! pula tokoh2 pahlawan Atjeh jang menentang Belanda dimasa lampau. Seharusnja pula saja disini mengutjapkan terima kasih kepada Jang Mulia Brigadir Djenderal Njak Adam Kamil Gubernur/Kepala Daerah Istimewa Atjeh jang telah memberi bantuan mor'1 dan materiel kepada saja untuk perlengkapan dan persiapan risalah ini. Pertama telah membenarkan saja turut dalam rombongan dinas beliau Turha kedaerah Alas/Kutatjane pada tanggal 10 16 Februari 1965 dan kedua kedaerah Atjeh Timur, Atjeh Utara, Atjeh Pid'c dan Atjeh Besar dari tanggal 2^ April sampai 23 M e i 1965. Dalam perdjalanan itu telah saja lakukan research terachir ketempat jang penting2 serta wnwantjara dengan orang2 tua ditempat jang saja kundjungi. Mudah2an Tuhan r.kan membalas djasa2 baik beliau kepada saja. Wassalam dari saia, . . H. M . ZATNUDDIN

Gambar

2.

Gambar pengarang buku ini.

II. 1.

LAKSAMANA

MALAHAJATi

Kedatangan Belanda pertama. Seorang wanita kepala barisan pengawal panglima istana Panglima Proiokol dari pemeMala-

Djawa'an

rahsia (Geheimraad) dan 15S8

(kepala)

rintah dari S u l t h a n S a i d i l M u k a m i l A l a u d d i n R i a j a ^ S j a h tah dari tahun lah orang dan

jangmemerin-

1604. W a n i i a t e r s e b u t a r i a l a h L a k s a m a n a dengan kapal dagangnja bernama jang

h a j c : : j a n g d j u g a s e o r a n g a h p o l i t i k . D a l a m b u l a n D j u l i 1599 d a t a n g B e l a n d a ke A ' j e h bernama HamsLeew L e e w i n . N a c h o d a atau kaptennja J. Van

kereks. Sulthan Atjeh jang tersebut d i a ^ s telah menerima t a m u a g u n g o r a n g a s i n g itu s e e k o r k e r b a u ui uk


f

kedatangan memotong

dengan djamuan

kehorma^an

m e m b e r i m a k a n kelasi2 B e l a n d a itu. berlada

D i a n t a r a t a m u o r a n g B e l a n a a itu t e r m a s u k l a h 2 o r a n g j a n g saudara djamuan di A j e h


1

abang aoik Comeiis dan telah memberi jang

dan Frederik ae puia

Hautman.

S e t e l a h permembeli membuka dalam Dalam jang

itu S u l t h a n m e m p e r k e n a n k a n o r a n g B e l a n d a sebidang tanah oleh

tempat

lodjinja. lodji masa

Maka kalasi2 dikapa! banjak jang turun kedarat tidur tersebut dikepalai Houtman kapai muda. Belanda buat lacta d a n d i m u a t V e d a l a m perdjandjian ciengan

(gudang)

itu t e l a h d i b e l i telah

a k a n segera b e r a n g k a t p u l a n g . D a l a m m a s a j a n g s i n g k a t itu p u l a o r a n g Belanda membuat Sulthan menjewa Djo2 buah kapal Belanda un'uk pasukan itu dite apkan
+

m e n g a r u a r t e m e r a A t j e h k e p o s n j a di Sulthan sendiri 1599. jang ternjata

hor, S u r a t i t u d i t a n d a t a n g a n i p a d a t a n g g a l 30 J u l i 1599. H a r i b e r a n g k a t oleh kemudian ditentukan pada tanggal 11 S e p ' e m b e r Dihari pemberangkatan makanan

ten'era Atjeh kepada

i+u k e D j o h o r , S u l t h a n m e m o t o n g p u l a k e r b a u , m e n j u r u h mengantarkan naik ber-sama2 dengan s e b a h a g i a n tendatanglah lagi Sjah-

Sjahbandsr dan sekretaiisnja Abdullah untuk ma*rus2 dikapal jang

t e r a j a n g a k a n b e r a n g k a t itu. M a t r u s 2 B e l a n d a m & k a n b e r - s a m a 2 s a d j i an j a n g d i s u r u h a n t a r o l e h S u l t h a n . K e m u d i a n d a r i i ' u menjusu' kapal dari helakang t e l e r a it A*jeh lainnja iang diantar oleh terdiadilah

b a n d a r b u a t b e r a n g k a t Dada h a r i i t u ke D j o h r r , t e t a p i d i t a n g g a K a p t e n melarang t e l e r a
u

naik. K a r e n a itu

pertengkaran

jang kemudian W e r a jang tewas. Tentera kekapal pun

Ajeh jang sudah Atjeh jang

berada didalam kapal terlebih didalam sampan dan iang dan

dahulu mengamuk dan ierdjadilah pertempuran. Karena telah pula ada masih brada hendak diserang dari atas, diantaranja Sjahbandar

sek-e'aris Sulthan jang mengantar pun mendapat luka famili dari Sulthan turut tewas. mer, H o o f d Commies terbunuh

seorang

Dipihak B e l a n d a pun banjak iang luka pula. Kabar per^empuran dikapal itu

dan mati. diantaranja Cornelis de H o u t m a n penguasa dagang dan Coysampai kedarat dan diberitahukan kepada Sulthan. Setelah istana men-

dengar chabar hu, Malahajati Panglima pengawal istana timbul amarahnja lalu dengan segera mengumpulkan dan mengerahkan tenteranja jang terdiri dari barisan pengawal istana, terus berangkat mengepung lodji Belanda Frederik ae Houtman saudara Cornelis jang telah terbunuh dikapal. terdjadilah iembak menembak. Seiain itu ditjari2nja lagi matrus Belanda jang ada diluar lodji, ditangkap dan dibunuh semuanja. Berun unglah S u l t h a n terus mengirim pasukan keamanan untuk mentjegah Malahajati djangan bertindak terus membakar lodji Belanda itu, perintah iu ditaati oleh Malahajati telapi ia bersama-sama lasjkar rakjat memjari perahu naik kelaut mengedjar kapal Belanda jang berlabuh dalam pelabuhan, tetapi kapal Belanda jang melihat kedjaran itu, mengangkat djangkarnja lari ke Pulau Sailan. Demikianlah keberanian Malahajati pada tanggal 11 September 1599 ' e l a h mengepung benteng Belanda di Bandar Atjeh untuk mengadakan pembalasan atas kematian tentara dan pembesar Atjeh. Karena keberanian Malahajati dihari itu, maka Sulthan memberinja gelar Adm i r a l / L a k s a m a n a dari peradjurit pengawal -istana. 2. Riwaiat Atjeh lama menerima orang Inggeris.

Pada suatu hari diwaktu luhur kapal2 asing memasuki pula pelabuhan Atjeh jaitu kapal2 Dragon, Hocter dan A s c e n s i a n , rombongan dibawah pimpinan Admiral (Laksamana) Sir James Lancaster. Ditepi pantai sunji sepi, karena rakjat tatkala itu berdujun-dujun kekota untuk mempersaksikan pawai/afak-arakan hari ulang tahun Sri Sulthan A l a u d d i n Riajatsjah jang berlangsung setahun sekali. Dalam barisan pawai itu turut 40 ekor Gadjah jang telah dipakakan gelang d i kakinja dan kepaianja d i t u l u p dengan kain sulam serta memakai kalung suasa d i l e h e m j a . Pawai itu bergerak dari Istana ke Mesdjid untuk menjemarakkan hari jang bahagia jang diharapkan keda'angan, setiap tahun kembali sebagai menghormati Sri S u l t h a n jang diakui rakjat sebagai seorang jang membawa r a h m a t Barisan rakjat sudah lama menunggu. Tetapi Sulthan Alauddin Riajatsjah belum kundjung tiba. Sebabnja terlambat karena Abbas seorang agen kapai atau levtransier b r ' . a n makanan dan bua,h2an kepada &apa!2 asing jang mau membajarnja dengan harga mahal. Abbas sesudah mengeiahui kedatangan kapa!2 Inggeris itu segera mengabarkan hal i'u kepada S u P h a n di Istana. Tatkala Sulthan mendengar dari Abbas itu air muka Sulthan Riajatsjah muram tiada berkata apa2. Kemudian meniebu"-: Orang Inggeris, Orang Inggeris j a n g ' t i a d a memusuhi A ' j e h , sedangkan Su'than2 jang terdahulupun, belum pernah dida^angi oleh bangsa i'u, tetapi b a g h d a p u n tahu s e d i k i " riwajat tentang Raru Inggeris mereka jang besar kekuasaannia di Eropa dan bernama Elizs o e ' h . Seorang wanita jang berkuasa dinegri A s i n g jang djauh P u . karena itu seorang wanPa pula patut mendjadi Panglima dan mendjadi 9

Gambar 3.

Gambar pawai perarakan Sri Sulthan Alauddin Riajatsjah ./ Saidil Mukamil pada 1 Muharram setiap tahun atau 1053 H = 1600 M.

10

Protokolnja jaitu wanita jang telah diangkat mendjadi Laksamana. Lalu katanja: Panggil Malahajati. Abbas segera memanggil Laksamana Malahajati. Sulthan Alauddin Riajatsjah termenung sebentar, kedua djari manisnja dihiasi dengan berlian jang sangat besar. Beliau duduk dengan tenang bersarung sutera jang berwarna merah. Kepalanja jang telah beruban itu mengangguk per-lahan2 dan air mukanja jang sudah landjut umurnja itu terbajang kesedihan jang samar2. Sri Sulthan Alauddin Riajatsjah itu, beliau sudah landjut sekali usianja baru naik tachta keradjaan karena beliau dipilih oleh rakjat sendiri, orang kaja dan oleh para bangsawan jang berkuasa dan patut ditakuti itu. SuHhan Alauddin Riajatsjah banjak pengalaman: pernah djadi nelajan. Sesudah itu mendjadi orang hukuman (buangan), pe'ernak kambing. Setelah i u mendjadi Laksamana. Dari Laksamana tlh mendjadi pengasuh putera seorang radja, karena ia seorang tertua dan terbidjaksana dipilihlah mendjadi Sulthan Atjeh, Daja dan Pidi. Pada waktu penobatannja di Istana jg gemilang itu timbullah orang jg anti atas angkatannja jang dikenalnja sebagai pengisap rakjat (korup+or) disuruh beliau memusnahkannja dengan diam2. Hal itu terdjadi ketika hamba sahajanja menjadjikan hidangan diruangan hadapan istana kepada pembesar2 negeri2, Uleebalang. Bintara d^n oeradjurit, mereka jang terkuat dan panglima jang berkuasa tetapi menindas rakjat se'jara tjerdik diadjaknja kebahagian belakang dan is'ana dekat sumur mereka semua dihukum. Karena peristiwa itu negeri telah dibebaskannja dari penindas2 rakjat jang litjin itu. Sebab itu terima kasih rakjat pun diterimanja, tetapi kebentjian dan ketjungaannja dari -kaurn keluarga jang terbat itu terhadap Sul'han tetap ada. Dalam priode dan dimasa tuanja memerhtah dengan bidjaksana. Sulthan Alauddin Riajatsjah merasa lelah dalam pemerin'ahan dan tak seorang pun dipertjajainja ketjuali Malahajati, wanita jang telah didjadikannja laksamana. Laksamana Malahajati menjembahkan kepada Sulthan Alauddin Riajatsjah berita jang dibawa oleh Abbas kepada Malahaja'i jang mendengarkan dengan chidmat perihal keda'angan orang asing jang lebih dulu sudah ia tahu dari suara burung lamsiahii: jang tidak terbang menudju laut. Hanja ia berdiam diri sadja. Segera Malahajati memutuskan apa jang patut dikatakan kepada da u'usan radja Inggeris Ratu Elizabeth, jang sedang bermusuhan dengan Por'ugis. Portugis se-kali2 tidak akan membiarkan kapal2 Inggeris masuk pelabuhan Atjeh. Karena Atjeh belum ada membuat perdiandjian dengan Inggeris sebelum Portugis tiba disini. Laksamana Malahajati berpendapar, bahwa Atjeh dengan bantuan Inggeris akan dapat meiepaskan diri dari desakan Portugis. Sebab itu diteniukan sikapnja orang2 Inggeris harus diterima dengan baik, malah dengan segala kebesaran. Tetapi terlebih dahulu
+

11

harus diselidiki dengan seksama apa maksud kedatangan mereka Lu. Lagi pula ia tidak lekas memperlihatkan kegembiraan jang ber-lebih2an. Harus berpendirian bahwa Atjeh kuat perkasa, berlaku atas kehendak sendiri dan tetap menguasai laut Nusantara, bebas dan merdeka. Laksamana terus berkata: Kirimlah terlebih dahulu utusan duli tuanku. Biarlah orang2 putih mendjumpai orang2 putih. Djadi suruhlah orang2 Belanda mendjumpai orang Inggeris, kata Sulthan Alauddin Riajatsjah dalam hatinja pendapat Malahajati betul. Belandapun musuh Portugis, bahasa Belanda agak menjerupai Bahasa Inggeris dan kedua orang Belanda tahun jang lalu datang dengan kapal2 Belanda jaitu kapal Witte Arend dan Swarte Arend, untuk mempeladjari bangsa dan bahasa Atjeh dimasa ia bersikap baik kepada Sulthan dan Rakjat Atjeh. 0rang2 Belandalah disuruh dahulu berdjumpa dengan orang Ingris untuk menjampaikan salam kita dan menanjakan maksud2 kedatangannja orang2 Inggeris itu. Segera Laksamana Malahajati melaksanakan perintah Sulthan. la terus menudju kerumah orang Belanda jang letaknja ditepi sungai tak djauh dari Mesdjid Raja. Laksamana Malahajati wanita jang s^engah umur tetapi kuat rohani dan djasmani, tetap memberikan djasa kepada Sulthan Alauddin Riajatsjah. la hanja mau mentjapai tjita2 itu dengan kemauan jang keras. Sulthan Alauddin Riajatsjah tua sekali sangka orang hampir 100 tahun umurnja. Puteranja Mahmudsjah (Mudasjah) mau menggantikannja, ditjari akal buat mendjatuhkannja dari tahchta dan maksudnja mau dihindarkan oleh Malahajati sebabnja jang berhak mendjadi radja adalah Perkasa Alam tjutjunja jang berhak mendjadi radja kembali. Sebab itu sebagai hamba jang rendah ia menjelinap kedalam Istana berusaha keras sehingga ia atas usaha bunda perkasa Alam diangkat mendjadi penasihat Sulthan (Protokol) dan kemudian diangkat pula mendjadi Laksamana. Sekarang makin keras kemauannja hendak membebaskan Perkasa Alam agar ia memerintah. Tetapi Malahajati hati2 sekali karena Radja jang hendak merebu>t tach'alah jang hjendak dimusnahkan, tetapi -kekuasaannja besar sebagai radja Muda (Muda Sjah). Malahajati harus menempuh djalan baik dan ia berusaha benar senantiasa mempehgaruhi Sulthan Alauddin Riajatsjah, sehingga apa jang diingininja dapat dibenarkannja oleh Sulthan. Sekarang tiba-tiba suatu kesempatan jang baik agar Sulthan Alauddin Riajatsjah lepas dari ketakutan atas desakan Portugis jang terkutuk itu. Bagainda merasa berhutang budi kepada Malahajati dan karena itu baginda sudi menurut nasihatnja supaja Perkasa Alam jang mendjadi penggantinja. Inggeris dan Belanda dirasanja akan bekerdjasama untuk menghalau Portugis. Srikandi Atjeh 12

3.

PEftDJAfvUAN D A L A M ISTANA.

Dalam ruang jang setengah gelap s a m b i l duduk diantara 40 orang wanita jang mengipasnja Sulthan A l a u d d i n Riajatsjah menerima Sir James Lancester beserta pengiringnja. Sir James Lancester diterima sebagai seorang besar jang tinggi m a r t a b a h j a . Tatkala penerimaan itu diatas haribaan Baginda terletak pedang kehormatan. Dipinggangnja terselip sebilah Siwah dan sebilah badik jang bertatachkan intan dan permata delima, satu d i m u k a dan satu dibelakang. Baginda berkopiah tinggi diapit oleh para wanita. Dikiri kanan ber-kelompok2 duduklah ke 38 pembesar dan orang kaja. Sir James Lancester serta pengiringnja serta kedua orang Belanda ilupun duduk bersila diatas permadani d i s a m p h g S u l i h a n . Sesudah upatjara perkenalan selesai segera makan dan menghormati isteri2 radja. Didalam upatjara itu diadakan tarian2 karena dalam istana ada terpelihara biduan2 jang pandai menari dari Iagu2 tan di N u s a n t a r a / M e l a j u , Djawa dan M e s i r / P e r s i a . Setelah taritarian i u selesai segala jang hadir harus meninggalkan ruangan itu jang tinggal hanja orang2 Inggeris dan Belanda dengan S u l t h a n , Laksamana dan A b d u l l a h sebagai sekretaris S u l t h a n . Saat itu Sulthan A l a u d d i n Riajatsjah jang dipertuan di Atjeh Daja dan Pidi membuka surat ra'u Elizabeth jang menguasai negeri Inggeris, Peran'jis dan Irlandia. M a ' a h a r ; sudah terbenam ketika tamu agung itu meninggalkan istana radja. Suatu kontrak perniagaan baru tentang emas dan lada sudah d i tanda tangani dengan Sulthan Atjeh, dan Inggeris berdjandji akan mengusir Portugis dari pantai A i e h d i m a s a jang akan datang. Lancester akan datang lagi dengan kapal2 jang tjukup sendjatanja. Dan apa jang saja bawa nanti bagi jang mulia Sulthan Atjeh, Daja dan Pidi. tanja Laksamana Inggeris itu kepada S u l t h a n jang tua itu tatkala mau meninggalkan istana. Sulthan mendiawab dengan tersenjum : Anak2 dara Inggeris jang tjantik2 u m u k mendjadi biti2 dalam istana, djawab baginda. Tiga hari kemudian A b d u l l a h sekretaris Sulthan membawa Surat S u l ' h a n Atjeh kepada Ra^u Elizabeth kerumah orang Belanda itu. tempat S i r Lancester menginap.
f

Pada sendjanja datang pula Laksamana Malahajati kesitu buat bfirtamu dengan utusan keradiaan Inggeris P u . la membawa sebuah tjintjin berma+a zamrud sebagai b i n g k i s a n / B u n g o n g Djaro Sulthan kepada Laksamana dengan permintaan jang sangat supaja Lancester berangka - malam P u djuga. Armada Portugis dengan kekuatannja 20 kaoal i^ng menudiu ke Malaka, besok paginja akan sudah ada di Atjeh. Karena sudah d i b e r P a h u k a n oleh Abbas. agen kapal Portugis bahwa kapal Inggeris ada disitu. S i r Lancester perkara dengan tenang Pu akan kami tunggu masuk armada Portugis itu dulu. Tetapi Malahajati mem'n+a dengan sangat supaja L a n c e s e r djangan berbuat begitu agar tidak t i m b u l bentjana besar. Dibisikkannja rahsia bahwa ada orang2 jang
1 f

13

Gambar 4. Sufthan Alauddin Riajatsjah menerima tamu orang Inggeris Admiral Sir James Lancaster.

Gambar 5. Laksemana Malahajati dengan pengiringnja. i n 14

sedcmg mengadakan saoiase. Mereka hendak me-)gganggu orang2 Inggeris i amu Daiuj supaja ka.jau dan biia sudah kajau mungkin me.eka a\an rnengauakaii coup d ia.. Dan mereka akan mengangkat h u u a S i i i i U K h a n un.uk mendjadi radja, dan pasti kaau hal ini terojadi akan m t m o a w a Demjana s u i i i bagi l a m u orang Inggeris jang baru sekali itu singgan. Drang Beianaa menaseha.i Lances.er supaja memenuhi perm n . a a n Laksamana IVialahaja.i. Kemudian Malahaja:i beika^a lagi, banwa Portugis besok hari akan diusahakan supaja t e n a h a n dipelabuhan sepuiuh hari, sehingga mereka tak dapat mengedjar kapa!2 Inggeris Lu. P o i \ u g i s memerlukan iada, tetapi mereka J d a k bisa mendaparnja biia tak ada surat izin dari Sulthan. Setelah mendengar segala nasehat dan petundjuk Laksamana Malahajati, malam itu djuga L a n ces.er terus berangkat dari pelabuhan Atjeh, berlajar pulang kenegerinja. Demikianlah kesan2 tindjauan orang2 dan peramah baginda S u l t h a n A l a u d d i n Riajatsjah dengan segala saudagar dan nachoda asing. Baginda selalu menerima bingkisan dari tamu2 itu. Selain dari kundjungan bangsa Asia dan Eropah djuga baginda mendapa kundjungan dari negeri jang berdekatan di Sumatera j a i i u Malaka, Kedah, S i a m . Kambodja, Aru, Batubara; Asahan; Bengkulu; Palembang, Minangkabau, dan Iain2. Banjak pula orang memasuki daerah Atjeh untuk membuka perkebunan Iada dan masuk dalam balatenlera S u L h a n . Orang jang membuka kebun Iada di Atjeh diberi modal h u i a n g pangkal agar mereka dapat bekerdja dengan giat berhasil baik. Berhubung pada masa i'u mata wang jang diperedarkan dalam negeri kebanjakan mata wang dari negeri Portugis jaitu "rial tjap m e r i a m " jang i e r b u a ' dari perak dan mata wang dari negeri lain seperti "ringgit tjap m a ' a h a r i " (wang Djepang). mata wang Inggeris "ringgit lungka :" dan Iam2 sebagainja. S u P h a n pun men jip*akan wang sendiri jang d i perbuat dari tembaga (Keueh) dari perak, gupang dan busuk. dan ringgit Atjeh dari emas jang bernama derham. Untuk mentjiptakan ini B a ginda mendatangkan pandai emas dari negeri India jang diberi tempa* spesial di K a m p u n g Pandee. K e m u d i a n pandai emas ini membuat djuga barang2 perhiasan wanita, kanak2, perhiasan rumah tangga dan alat sendjata jang ber'a*achkan suasa dan emas.
1 f

15

i. 1.

RATU TAtijUL ALAM SAFIATHUDDIN SJAH.

Keijerasan pribaciinja.

Namanja pu.eri Sfi Alam twi.i Sulthan Iskandar Muda, bekas nermaisuri Iskandar Sani Alauddin Mughajatsjah, seorang puien jang tjrdik dan D;djaksana, gemat sekali kepada sadjak (sja'.r) dan mengarang gum sadjaknja Hamzah Fansuri dan gurunja dalam ilmu f.k.h Nu '' AI-R-niri Selagi masih dewasa sampai mendjadi perma,sun banjak mengeluarkan belandja untuk membantu Hamzah Farisun buat pembangun kesusas eraan (Perpustakaan). Karena itu namanja amat popuier dalam kesusasceraan. Dan djuga banjak membantu belandja kepada Abdul Rauf untuk :mengarang kitab2 hukum. Kedua pengarang ini dikinm keluar negen Ayeh.untuk meluaskan pemandangan dan memperdalam ilmunja jaitu ke Mala a T d a Kudus Bagdad, Medinah dan Mekah. Gerak bakatnja, sekalipun n a eorang wan ta, dekat kebidang keperwiraan. Karena terpengaruh kepada senang saudaranja Maharadja Lela Abdul Rah,m, ahl, artilary. Se ain itu suaSinja seorang jang gemar berburu gadjah dan ahl. cavalarv iane karena pengaruh kedua tokoh2 mihter mi, sudah membawa Z o tingkaMakunja kedjurusan itu. Hal ini dapat dipaham, dengan eg , dan" kegemarannja permaisuri Seri Alam tditabalkan mendjad, 8 hud n Rafu (Sulthanah) dengan gelar Tadjul Alam naik tachta keradjaan pertama kali dari semula mendjad, perma.sun hingga mendjadi Ra'u (1636 1641). Baginda telah membangun barisan wanita pengawal istana dan barisan ni bekas barisan suka rela tatkala pasukan Atjeh perg. men ng Ma.aka dalam tahun 1639. Barisan peradjunt wanna . a d.sed kan dulu sebagai pasukan tjadangan pendjaga panta, ka au2 p a n * . S i e h dise ang oleh Poriugi's (musuh), jang permaisur, Ser, Alam sen-

Sa| j! S^ .?^

diduk diatas S h t a keradjaan ialah membangun Kuta Inong Ba,ee d.

^ida

Vota jang 'erpagar kuat itu d,dirikan

jgjjg^

Da,am rumah dan asrama Pu ^f^^ ^UTZ a ' a f p e jang gugur dalam per empuran Ku a Malaka pada tan.n 16

Gambar 6 Gambar hikisan Sri Ratu Tadjul Aiam Safiathuddin Sjah Sri Baginda mangkat pada 23 Oktober 1675, memerintah dari 5 Februari 1641 23 Oktober 1675

Gambar 7 Tjap semban Sri Ratu Tadjul Alam Safiathuddin Sjah.

17

rintah suami baginda marhum Darus Salam (Seri S u l i h a n Iskandar Sani Alauddin Mughaja. Sjah). Kuta Inong Baie itu selain dipagar dgn kukuh, dengan diberikan beianaja jang ijukup oieh perbendaharaan negara dan dari wang zakat jang dikumpulkan dari baitalma!; disuruh djaga oleh satu pasukan tntera jang d i p i m p i n oieh seorang panglima dan orang2 tua jang terkemuka supaja djanda2 itu diangan diganggu oleh kaum pria. ke.juaii bila wanita jang da'am asrama itu hendak kawin dengan tjalon suaminja dapat memelihara ia dengan baik jang telah mendapat persetudjuan dari panglima dan orang tuanja iang memegang tugas mendjaga keamanan K u ' a Inong Bale itu baruiah djanda itu dibenarkan kawin dan dibawa pada rumah suaminja jang baru itu. Kebidjaksanaan Ratu dan pengalaman dalam bidang pemerintahan, makin lama makin bertambah banjak. Sebab itu dalam sidang2 baginda bersikap tegas dan tangkas. baik urusan dalam ataupun luar negeri dgn corps diplomatik (duta2 asing) hal ini dpt diperhatikan sikap nja d i m konperensi dgn utusan Belanda dalam subversif Belanda di Perak dan S u m a ' e r a Barat sebagaimana iang tersebut dalam riwajat jang diuraikan dibawah ini ; Sulthan Iskandar Sani (Marhum Darus Salam) memerintah selama 16 tahun terhPung semendjak m e m b a n ' u mer'uanja Marhum M a h kuta A l a m . te'api j?mg memerin'ah langsung sendiri 4 tahun 3 bulan, jaitu dari 16 Desember 16365 Februari 1641. Dalam permulaan memerintah n v n e r i m a delegasi B e l a n d a . Berhubung dengan kemenangan s e k u ' u jang ferdiri dari Belanda, Atjeh dan Djohor jang telah dapat merobohkan ko'a Portugis di Malaka, maka negeri Belanda mengirim s a ' u delegasi ke A jeh d i p i m p i n oleh Komisaris Jus*us S c h o u ' e n untuk mengantar bingkisan kehormatan kepada Sri S u P h a n Iskandar S a n i A l a u d d i n Mughaja*- Sjah, berupa 3 ekor kuda Parsi, 5 putjuk meiram dan 1 teropong jang bertatah permata (lihat N. M a c L e o d De Oost mdiesche Company djilid I! halaman 2201. Akan tetapi sesampai delegasi itu ke Atjeh pada tanggal 23 Maret 1641 mereka 'ertjengang karena baru diketahui bahwa Sri Sulthan Iskandar S a n i baru sadja mangkat. Maka kepada utusan J . Schouten Pu diberi kesempatan oleh Laksamana untuk menghadap R a ' u Tadjul Alam iang baru pu'a naik tactPa keradjaan dan barang2 bingkisan itu dipersembahkan kepada Sri Ratu.
x

2.

Ratu menerima fetamu itu diistana dengan ramah tamah. Dalam pertemuan itu J . Schouten menjampaikan utjao^n " b l a s u n g k a w a " dari VOC dan mengharap agar hubungan persahabatan Belanda d*n keradiaan A ^ h Mnggal tetao baik. Dari Atieh J . Schouten berangkat menudiu Diohor diuga untuk mengantar bingkisan kepada Sulthan Diohor dan bersama itu pula ia membawa surat keradiaan A^ieh kaoada S u l than Diohor. perihal mangkatnia S u P h a n Iskandar S^-ni Maka karena itu pula dalam bulan April S u P h a n Diohor mengirim 2 orang iPusan ke
Q

18

Atjeh untuk membawa surat "belasungkawa" dari keradjaan Djohor. Di Beawi bangsa Belanda pun merasa gelisah dan taku, tatkala mendengar kabar Sulthan Iskandar Sani berpulang kerachmatullah itu, karena chawatir pula akan serangan kembali dan Por ugis, tetapi dalam pada itu timbul maksud Belanda akan mempersatukan kekuasaan Diohor dan Atjeh dengan politik perkawinan. Semendjak Ra u Tadjul Alam mulailah ditanah Atjeh sedjarah Sulthan perempuan (Ratu) jang semendjak ini pihak Imperialisme mendapat kesempa'an melemahkan hegemonie ke Sulthanan dan memundurkan hegemonie keradjaan Atjeh. SepePi telah dike^ahui deradjat Sulthan jang tinggi itu adaiah semasa pemerintahan Sri Sulthan Iskandar Muda luar biasa artmja, karena hanja Sulthan sadja jang berkesanggupan mendapat sesuatu iang dikehendaki. Kekuasaan Sri SuPhan Iskandar Muda semakm luas, ala*2 perdagangannja dan kapal perang banjak pendapatan negarai semakin bertambah. Djuga mempunjai duta2 atau perwak.lanra d.luar neger di Asia dan Eropah. Apalagi Sulthan gia^ dan banjak pula membua pekerdjaan ama. (sosial), seperti-, mendirikan m a d r a s ^ mesd d2 rumah miskin jatim piatu, membangun persawahan ingas dan lam-lam makin ber'ambah berseri-serilah kekuasaan SuPhan diwaktu Pu. Dern.San banjak kenjataan bhw dim masa pemerintahan jg g'lang-gem.lang S i SuPhan iskandar Muda sebagai sardjana tatanegara telah mene'ap kan beberaoa undang2 qanun Al Asji dan perajurar, ttg hal ta a negara kehakiman, perdagangan, peraturan2 seunebok (kebun Iada), hutang pangkal (bedrijfskapi'aal) adat perdjamuan perkawinan. adat istiadat perkawinan, mengadakan Dewan perwakilan rakjat ( f l e m e n ) dalam 4 2 H - 1633 M. dan Iain2, jang semuania Pu adalah t t a a n dan MEUKUTA ALAM jaitu gelaran Sri SuPhan Iskandar Muda setelah beliau mangkat, demikian terdapat dalam hikaiat2 (mythe) jang di uhs dan iang didongengkan oleh penduduk. Seperti jang d>rama!kan oleh Nurdm Al-Raniri sebelum ia ditjulik, bahwa pemerintahan Ra u (Sul<han wanPa) berarti langkah pertama un'uk melemahkan kekuasaan dan achirnja melenjapkan sebagian dari djadjahannja hal mana dapa lah kita d'elask^n sekedamia. Kekuasaan (hegemome) hama dapat dipegang oleh pribadi jang kuat, tetapi apabila pribadi Pu lemah, rvs ja,a lepas'ah keradiaan Pu dari genggaman tangan Pu. beraP, dja uh. D, tanah Atjeh dua sebab jang melekaskan dja'uhnia Pu Keddkan ni'a sebagai Sulthan oleh sebagian rakiat dan djuga oleh hukum sjara') tidak dibenarkan. Dengan itu terdjadilah perselisihan paham jang ku'ang baik diantara Ratu dan rakjat. Iebih2 dalam golongan Ulama jang keras membantah peraturan ini. Dalam watfu penota'an Ratu j elah terdiadi suatu peris'iwa pergontjangan jang keruh beberaoa U'a m ang tidak sukadan jang menentang telah 'erhunuh .a.tu: Nurd.n Al-Raniri dan Fakih Ibrahim dll. Tbrbunuhnia Nurdm Al-Ramn. d m soa! ini ada jang mengatakan Ratu jang menjuruh bunuh dan ada pula jang
J; 10 Jip

19

Gambar 8 P A K A I A N KEBESARAN RATU. 1. Kautab barijs perhiasan didada badju 2. Sawek/*jekam lenan 3. Simplah pakaian kebesaran jang! dipakai oleh ratu, putra/putri mahkota 4. keutab badje/lihat no. 1 5. Sawek boh kepula/lihat no. 2 benfuk buah tandjung 6. talo djaro ro/tali pemalit tangan 7. boh derham/tali liher kanak2 8. ajem gumbak/mainan gumbak atau mainan sanggu! 9. Sawek boh tjeudoh/lihat no. 2 berupa buah 10. Tundjung badje/tundjung, badju 11. Seurafi badje/mainan diatas dada badju 20

mengatakan Hamzah Fansuri a.au muridnja jang membunuh karena pembalasan dari pembakaran kiiab2nja. Mnurt suatu riwajat lain, dari Ulama Besar Tengku Harun Tenpin Raja, Nurdin Al-Raniri ditjulik, sesudah i.u dibunuh dilemparkan kedalam sungai, djenazahnja diketemukan dikuala Atjeh dan disitulah dimakamkan. Dugaan orang keras bahwa beliau dibunuh oleh murid2 Hamzah Fansuri, pembalasan dendam karena dibakarnja kitab ilmu Sulok jang dikarang oleh Hamzah Fansuri dan kawan2nja. Mythe lain menja akan bahwa. Raniri menghilang dari Atjeh. Kaiau benar ia berhidjrah dari Atjeh, hal itu terdjadi sesudah upatjara penanaman Nisan Darus Salam. Dra Tudjimah baru ini membuat research di Rander = Ranir India (Gudjarat) bahwa makam Ar Ramiri terdapat disana, meninggal pada 27 Zulhidjdjah tahun 1066 H. = 21 September 1658, (lihat buku karangannja Asra al Insan halaman 7 dan 8). Dalam pemerintahan Ratu baru, seringkali terantjam keamanan negeri oleh perselisihan, te'api selalu dapat diatasi dan untunglah dengan bidjaksana seorang Ulama dari Singkil, Abdul Rauf Al Fansuri (Sjiah Kuala) telah dapat membuat tenang kerusuhan itu. Meskipun begitu api dalam sekam tidaklah hilang begitu sadja, Iebih2 dari turunan bangsawan lelaki jang ingin kembali kekuasaan dari Ratu apalagi subversif Belanda jang hebat. Hanja dalam satu hal keempat kaum rakja": bersatu padu perasaan. jaitu terhadap in'ervensi asing tentang phangan perkawinan Ratu Tadjul Alam dengan Radja Djohor, mereka ber-sama2 menentang, supaja djangan sekali-kali Sulthanah (Ra'u) djanda Iskandar Sani ini kawin dengan Sulthan Abdul Djalil Riajat Sjah III dari Djohor, karena perhubungan antara istana Atjeh dan Djohor memang sudah banjak sekali lebih dahulu mengalami kepahitan jang sedih2. Keradjaan Djohor telah berdaja upaja mengharapkan hal itu, jang dapat dilarigsungkan dibantu keras oleh Company Belanda, jang mana ielah meneken perdamaian dan persahabatan dengan Sulthan Djohor dalam tahun 1641, jakni orang Belanda telah boleh berniaga di Atjeh dan tinggal di Djohor jang dulu dilarang oleh Mahkuta Alam (De Klereck 1 hal. 56). Dalam hal itu Ratu Atjeh sendiri telah sudi menerima pinangan i'u tetapi sekarang redha pula mengambil keputusan sedia meiepaskan negeri Djohor dari segala hak2 kewadjibannja terhadap Atjeh asal sadja diputuskan perdjandjian tunangan atau perhubungan kawin dengan Sulthan Djohor sesuai dengan keinginan Suke (kaum) empat. Utusan Djohor jang sampai di Atjeh ber-sama2 dengan seorang wanita Belanda Njonja Hermans bekas residen Belanda di Atjeh un*uk membudiuk ratu dan akan menjampaikan chabar perkawinan dan tanda (ranub kong haba) itu, utusan itu mendapat malu besar dan ediekan jang luar biasa dari masjarakat A+ieh, karena orang AMeh mengetahui dan menganggap bahwa perkawinan itu sebagai sucessie 21

politik Sulthan Djohor dan expansi politik Belanda. Sebab itu pinangan ditolak. Dengan penolakan pinangan itu, Atjeh kehilangan daerah djadjahamja dan kekuasaannja dikeradjaan Djohor di Melaka. Hanja di Pe'-ak pasar imah iang se-penting2nja di Tanah Djazirah Malaka masih tetap tinggal dalam pengaruhnja (hal ini terdjadi Ik tahun 1646).
4

Mengenai Hwajat Jan Hermans, ia seorang saudagar Belanda datang ke Atjeh dalam tahun 1644 dengan isteri dan anaknja, kemudian dia mendjadi Residen di Atjeh. Sementara ia tinggal di Atjeh ia telah membuat kundjungan kepada Ratu Tadjul Alam dan se'.erusnja njonja Jan Hermans selalu mendapat izin mengundjungi istana (dalam) beramah-tamah dengan Ratu Tadjul Alam. Kadang2 Ratu menjuruh djempulj pada dajang istana dan njonja Hermans memakai sarung dan selendang lalu masuk istana. Karena pergaulan itu ia telah dapat memikat hati Ratu Tadjul Alam bertunangan dengan Sulthan Djohor Abdul Djalil, se'jara diam2 tanpa ada perse'udjuan dari Parlemen, hanja kemauan istana dan orang2 kaja (orang2 besar) sadja. Hal pertunangan rahasia ini disampaikan oleh Belanda kepada Sulthan Djohor. Maka sebab itu Sulthan Djohor segera mengirim utusan ke Atjeh untuk mengantar tanda kawin (Ranub kong haba).
2

Dipihak keempat kaum rakjat berpendirian tegas lebih baik hilang sebagian daerah dari pada Rau direbut ke Djohor. Compani Belanda mulanja lidak menganggap akan memberi untung kepadanja, akan mengganggu Atjeh dalam daerah ini, karena pemiagaan timah, perak dalam monopolinja. Leb'h baik dianganlah diganggu sekarang, berhubung dengan banjaknja keun'ungan jang mereka peroleh pula dari Suma'era Barat jang mendjadi diadjahan keradjaan Atjeh djuga. sedang Sulthanah Tadjul Alam Safiathuddin Sjah kebetulan bertindak lunak se-akan2 berpihak kepada Belanda. mungkin sebab menghormati contract 1637 jang elah dibuat oleh Marhum Darus Salam dengan Belanda dan karena robohnja kota Melaka. Perlu didjelaskan bahwa pribadi Ratu Tadjul Alam Safiathuddin Sjah, seorang Radja jang kaja kuat kekuasannja meskipun seorang wanita. Pada pertama kali merebut mahkota dari pihak kaum lelaki terdjadi pergolakan iang sangat hebat, teru'ama pePentangan dengan kaum Ulama jang berpegang kepada kias hukum agama (Islam) ia tidak boleh mendjadi radja, karena tidak sjah mendiadi wali 'am dalam pernikahan seh'ngga ulama iang menentang itu *erbunuh dalam pergolakan. Ta kala itu terdjadilah keribu'an, jang dibelakang ulama2 jang menentang Pu terdiri dari iang lelaki memang berhak mengambil bagian (dinasti Mughajat Sjah). Akan tetapi karena kebidjaksanaan dan kekajaan harta pusaka dari ajahnja dan dengan per^olongan Ulama Abdul Rauf, ia telah dapat mendiadi Ra*u (maharadia) dengan dasar hukum internasional, iang ditindjau kepada pengangkatan Ratu Raztyatuddin dari negeri Delhi (India), Ratu Narisah dari Pasai dan Ratu Elizabeth dari negeri Inggeris dan atas kebidjaksana+ +

22

annja, Abdul Rauf, wali 'am itu diserahkan kepada abangnja Teuku Imum h a m dari Lam Si Sagi XXII mukim. Dengan demikian barulah ia dapat melantjarkan pemerintahannja keseluruh negeri djadjahannja, walaupun tidak sama sebagaimana jang dilantjarkan oleh ajahnja Sulthan Iskandar Muda. la tidak dapat meiuaskan djadjahannja, akan ietapi mempertahankan jang telah ada tjukup tegas dan tangkas, hal ini dapat ditindjau dari sedjarah penumpahan ben.eng Belanda di Tiku, Periaman. Padang, Salindo, Painan dan Indrapura berkali-kali benteng itu ditumpas atau direbut oleh Pangma Ra u tetapi sangat disajangkan sikap kepala-kepala negeri di Padang dan Indrapura jang mengambil tjara takut kepada hantu lari kemulut harimau jakni mengelak dari kekuasaan Ratu lari ke pendjadjah. Belanda. Daiam ha! perhubungan d i p l o m a ' i k dengan keradjaan asing pun terke jua dengan Por'ugis tjukup baik. Angkatan daratnja terdiri dari pasukan2 gadjah dan kuda dan angka'an laut pada permulaan terpehara beratus-ra'us kapal perang sehingga se-waktu2 dimana ada pe langgaran perintahnja terus dikirim kapal perang, baik disekitar pulau S u m a era dan Semenandjung Melaka. Istananja dikawal oleh be-ra'us2 peradjurit wanita. Istana tersebut selalu didatangi oleh u'usan2 keradjaan asing baik dari Eropah maupun Asia, ini d a p a dibatja dalam sedjarah Musafir Por'ugis, Perantjis, Inggeris. Belanda dan Iain2.
1

Hubungan dengan daerah Nusantara.

Kemudian Ratu Tadjul Alam berubah pendiriannja jang semula a a s andjuran2 Mubaligh2 Islam jakni berhasrat u n ' u k memperluaskan kekuasaan dan pengaruhnja keluar Sumatera dan Melaka mengikut diediak ajah dan neneknja dizaman jang telah lalu, sebab itu dilan'jarkannja usaha dalam lapangan hukum dan kesusasteraan keseluruh Nusantara jang berdasarkan kepada pembangunan dan perkembangan kesusas'eraan dan tamadum kebudajaan Islam. Dalam hal melan'jarkan Sji'ar Islam, menjuruh ulama2 dan pudjangga2 atau sardjana2 mengarang kitab2 jang perlu d i b a ' j a oleh hakim2 (kadhi) dan umum. Baginda mengirim S j e c h Abdul Rauf ke India. Bagdad, Mekah dan Medinah. untuk mempeiadjar a urah2 dan hukum Islam dalam negeri itu dan kemudian disuruh karang k i t a b hukum Miratul Thalab d.l.l. Setelah siap ki.ab2 ini dikirim kenegeri Semenandjung Malaja, Malaka, Djohor, Kedah. Petani, Pahang, Perak dan Serawak. Djuga ke S u m a era Barat (Ulakan, Pariaman), K e r i n ' j i , Bandjar, Painan (Indragiri) dan achirnja ke Tanah Djawa, Bantan, Djepara, Gersik, Makassar (Bugis) terus ke Ba:jan dan Tidore dan Iain2 jang mana kitab2 itu d i bawa oieh mubalig Islam dari Atjeh. Oieh sebab .u daiam dunia perpustakaan dan kesusas'eraan baginda adalah seorang Ratu jang berl 2

23

Gambar 9. Badju Ratu dan kupiah bertampok emas/kebesaran radja (bukan mahkuta)

24

djasa sebab itu saja namai " R A T U K E S U S A S T E R A A N ' bahkan pula baginda sendiri mengarang sebuah ki'ab jang bernama " M A S S A ILAL M U H T A D I " dan lagi dalam b d a n g pemerin'ahan, baginda adalah sardjana tatanegara jang ' e l a n mengatur hukum Islam, baik didalam negerinja dan kluar, ba k jang masuk daerah kekuasaannja a a u p u n tidak. Djuga baginda 'elah mengumpulkan pandai (tukang) emas un'uk disuruh memperkuat mata wang derham emas dan perak sebagai alat penukaran guna memperlantjar perdagangan dalam negeri. Ki'a akui bagaimanapun bidjaksana dan tangkas seorang wani'a Islam, tetapi ia tidak dapat bergerak lekas dengan leluasa un'uk bertindak keluar is'ana memeriksa kekuatan kekuasaannja. Memang perlu benar di Atjeh " K E K U A T A N " Kekuatan kedalam untuk mempergunakan sega'a aia'2 dan hasil b u a ' kemadjuan keluar. Hal ini sebenarnja sesuai dengan pribahasa Atjeh jg disebut "Geumale keu-peukajan, geutakot keu-angkatan", a r ' i n i a disegani kepada pakaian dan d i ' a k u t i kepada angkatan, demikianlah tmdjauan dalam segi keta'anega'-aan (S'aa'kundig), maka kenjataan bahwa dalam masa S u h h a n Iskandar Muda memen'n'ah. kekuatan angka an perang Atjeh termasuk jang erbesar. karena didalam dunia tatkala itu (abad XVII) angkatan jang t b e s a r ialah: Turki, Atjeh. dan P o r ' u g i s Sedangkan Belanda. Inggeris dan Iain2 hania sebagai "budak baru berkeris" atau "gadis baru bersubang". s;fa* ne'kasa apak lemah terdapat pada Ratu Tadiul A ' a m S i a f i a ' h u d d i n Siah walaupun sifat2 d i b i d a n g jang lain senerH: kebidiakan dalam Demerintahan k e s a M a a n sebagai seorang S u l t h a n a h d^n kegia an bekerdia ada. Akan tetaoi walauDun ada kekuasaan itu. namun b^amria harus diangMn ceh^oai sardiana ta*aneeara iang telah mendialankan tugasnja lebih dari 35 tahun (1641 1675). jang men-mf-o^h penga!aman2 jang pahit dari subversif Belanda. d i s a m o i n g Pu ^n^vo rnptMntakan rezim pemerlntahan bsru d i b i d a n g hukum, adat. dan Sastera.
: : l 1 f e r +

4.

Banqunan bersedjarah.
2

Salah satu pembanguna'n pertama Sri Ratu Tadjul A l a m S a f i a thuddin Sjah dalam masa berkabung sebagai kenang an jang berkesan akan kesajangan baginda kepada suaminja S u l t h a n Iskandar Sani Alauddin Muqhaja.sjah jang dihari mangkatnja telah diberi gelar Marhom Darus S a l a m , seorang pahlawan jang telah merubuhkan kota Por.ugis LA F A M O S A di Maiaka dalam tahun 1640 ialah menjuruh perbuat sebuah makam jang indah jang ditatahkan dengan emas dan p e r m a * jang mahal harganja dalam bentuk ukiran atau k e s e i i a n Atjeh sedjati dan memelihara i a m a n sari jang indah pula bangunannja jang dibangun oleh ajah dan suaminja Marhom Mahkuta Alam dan Marhom Darus S a l a m . 25

Betapakah indah perbuatan Makam Darus Salam dan Taman Sari itu jang dapat dibatja dalam naskah lama dari Bustanus Salatin tjiptaan sardjana hukum dan sastera Sjech Nurdin Al-Raniri jang d i ua;akan dibawah ini agar dapat dipahami oleh para pembatja terutama siswa dan mahasiswa jang gemar mempeladjari sastera dan kebudajaan Atjeh dimasa lampau. Akan tetapi sangat disajangkan karena makam jang indah- baik Makam Darus S a l a m , maupun makam M a h k u ta Alam, kandang XII dan lain" jang bermutu tinggi itu. telah habis dimusnahkan oleh ten'.eia Belanda dan barang jang berharga itu [elah mendjadi rampasan Belanda. Dapat diterangkan disini bahwa M a k a m Darus Salam letaknja ditepi Sungai Daroy dalam tembok Putih jang persegi, jang disebut orang sekarang Gunungan dan makam Sri S u l than Itkandar Muda (Meureuhoem Meukata Alam) dalam kluis keuangan rfikanior besar lama dekat rumah Gubernur dan tidak berapa djauh dari situ dan ada satu komplex kandang XII disana terletak makam-, diantaranja makam Sulthan A!i Mughajatsjah dan Sulthan Alauddin Rajaksjah Al Kahhar, keduanja tokoh pahlawan agung jang anti kolonialis imperialis Portugis diabad XVI, jang batu nisannja bertatahkan emas dan suasa jang sampai sekarang masih bisa dilihat bekas-nja dikorek oleh si perampas. Bila kita perhatikan tulisan dan kesan- terss'rut dalam kedua naskah kelasik itu baik pembangunan nisan Darus Salam dan B o s ' a n atau Taman Sari jang masih ada sekarang bekas-ni? maka dapaMah kita mengira perihal kedjajaan Atjeh zaman pemerintahan Marhom Meukuta A l a m . Marhom Darussalam dan Marhomah Ratu Tadjul Alam S a i f a ' h u d d i n Sjah dan dapat pula kita ketahui tentang kemadjuan seni ukir dan Sastera serta ketjerdasannja pribumi dalam bidang kebudajaannja. 5. Nisan Darussalam.

Kata s a h ' b u l h i k a j a : : Tatkala sudah 7 hari lamanja Paduka Marhom Darussalam mangk a \ (mangkat 15 Februari 1641). maka Paduka Sri Sulthanah Tadjul Alam Safiathuddin Sjah berdaulat f i l l u l l a h f i a l a m u n memberi titah kpd. penghulu sidang adat bergelar Radja Udahnan Lela:. Panggilkan kita kekedjeruan batu Radja Indera Busana. Maka Radja Indera B u sana pun datang. Maka sabda jang mulia : Kamu perbuat akan daku radja nisnn Marhum Darussalam tudiuh persegi, demikian parbuatanbahwa kehendak hatiku. jang belum lagi diperbuat r a d j a jang dahulu kala. Maka sembah radja Indera B u s a n a : Insja Allah Taala, diperhamba Sjah Alam Djundjunglah sabda Jang Maha M u l i a itu. Maka diperbuatnjalah radja nisan itu dengan kesudahan'- penge*ahuannia, tidak lah lagi bersalahan seperti sabda J a n g Maha M u l i a itu.
2

Sjahdan adalah jang mengedap radja nisan i'u orang berpedang

26

satu suku. Maka pada suatu malam ia berrnimpi Paduka Marhum Mahkuta Alam bersabda dengannja berkata: Hai segala pandai!, kamu lebihkanlah perbuatan batu ini dari padaku ? Setelah keesokan harinja, maka berhentilah orang itu memaklumkan mimpinja kepada Ratu. Tibi-tiba sabda jang Maha Mulia kepada Radja Indera Busana : Kamu kerap radja Darussalam itu hingga sederhana djuga. Maka dikerat kedjeurun batu radja nisan itu, dimaklumkannja kebawah Duli Haderat Sjah Alam. Maka terlalulah suka Haderat Sjah Alam melihat perbuatannja jang sangat indah . Maka sabda jang Maha Mulia kepada kedjruan pandai emas dan kedjuruan pandai suasa: Maka salup radja nisan itu dengan emas pertama, djangan bersalah dengan pahat batu itu dan tatahkan dengan ratna mutu manikam. Maka diperbuat mereka itulah seperti sabda Jang Maha Mulia itu. Maka beberapa dari permata jang besar itu harganja, daripada djenis puar dari jakuz dan firuz dan zamrut dan baiduri dan zabardjad dan nilam kandi dan nilam pualam, puspa ragam dan beberapa daripada mutiara dan intan manikam jang tiada terharga dikenakan pada Radja nisan itu. Maka radja Setia dan radja Indera Sekata dan Sri Emas kara dan segala pandai emas bekerdjalah seperti sabda Jang Maha Mulia itu. Maka Haderat jang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala pun semajam diatas singgasana diatas emas kudrati sepuluh mutu jang bertatahkan ratna mutu manikam dalam kelambu rawa jang berupakan emas, dihadapan segala radja dan para puteri dan segaia anak isteri hulubalang sekalian dan segala dajang perwira, isi mahligai sekalian. Sjahdan nenda dan embuai tuan dan fela menghadap diluar tirai. Ialah mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia dan menjampaikan sembah segala hulubalang. Maka segala sida menghadap Jang Mulia pun beratur menghadap di Peratan Sembah. Maka keluar tjap suasa dihundjukkan oleh Tun Ratna Wangsa lalu disambut oleh sida menghadap, maka Tun Ratnapun Mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia: Insja Allah Taala, sabda Jang Maha Mulia segala hulubalang dipanggil. Maka tjap itu pun dibawa sida menghadap ke Balai, disambut- oleh abeniara, maka sida menghadap itu pun mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia. Setelah ia mendengar sabda Jang Maha Mulia itu maka segala hulubalang masuklah. Setelah datang ke Peratan embah, maka sekalian mereka itupun chidmat serta mengangkatkan fangan keatas kepala, mengatakan -. Daulat Dirgahaju Mahkuta Sjah Alam, maka sekalian hulubalang pun duduklah masing pada martabatnja. Maka ajapan pun turunlah dari pada nikmat jang berbagai-bagai tjita rasanja. Setelah selesai mereka itu daripada menerima ajapan, maka Menda Radja Serba Bau pun mendjundjungkan sabda Jang Maha Mulia kepada Orang Kaja Maharadja, Sri Maharadja, Orang Kaja Laksamana, Sri Perdana
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

27

Menteri dan Orang Kaja Sri Maharadja Lela dan segala hulubalang, hendaklah Orang Kaja sekalian berbuat ketan emas (kereta emas p.) tudjuh pangkat dan keretan suasa lima buah dan keretan perak lima buah dan beberapa puluh keretan lain untuk mengarak, radja keritan. Maka sekalian mereka itu berdiri serta chidmat mendjundjung sabda Jang Maha Mulia itu. Sjahdan maka sekalian mereka itu menjembah lalu keluar masing-masing pada pekerdjaannja. Maka Haderat Jang Maha Mulia pun berangkat masuk keistana. Setelah beberapa hari antaranja maka segala persuruhan itu mustaillah (siaplah p.), lalu sabda Jang Maha Mulia kepada perdana Menteri dan kepada segala hulubalang. Insja Allah Ta'ala, hendaklah kamu arak radja nisan Darussalam keistana. Maka Radja nisan pun diarak oranglah dengan segala bunji--an, dan beberapa pajung terkembang seperti adat dari radja hingga sampai ke Peratna Sembah. Maka berdatang sembah wazir : Barang maklum kiranja Haderat Jang Maha Mulia, bahwa diperhamba sekalian mohonkan sabda siapa jang angkat radja nisan itu .keistana. Maka sabda Jang Maha Mulia kepada Kadi Malikul Adil dan Orang Kaja Maharadja, Sri Maharadja dan Orang Kaja Sri Maharadja Lela. Kamulah menaikkan radja nisan keistana. Setelah datang keistana maka diletakkan keatas Radja di Radja jang keemasan dalam tirai kelambu tudjuh lapis ber-bagai warnanja. Segala anak radja dan segaia para puteri duduk beratur berkeliling memandang akan radja nisan itu. Maka bedil meriampun dipasang oranglah dua kali tudjuh akan alamat perdjagaan. Maka genderangpun dipaiu oranglah dua kali tudjuh, diluar dan didalam terlalu gemuruh bunjinja. Maka pada sehari berpuluh-puluh kerbau disembelih, dan be-ratus guntja beras jang dimasak orang. Maka sisa rimahpun bertimbun dibawah balai. Maka orang bermainpun terlalu ramai. ada jang meruhe (bitjara p.), ada jang merfgehak (ketawa p.). ada jang berbansi. Adapun pada masa itu dagangpun (orang Keling p.) berhimpun dibandar Darussalam, maka sekaliannja masing dengan permainannja, ada jang menari ada jang merekat (meluntjat p.), ada jang bersikedidi (berdansa- p.), ada jang bertandak, ada jang bermain tumbak, ada jang bermain lembing, ada jang bermain keris, terlalulah ramai bunji an itu. Setelah genaplah perdjagaan djaga itu tiga kali tudjuh maka pada masa jang baik dan pada ketika jang terlebih maka Medan Chiali pun dihiasi oranglah beberapa gadjah meta berbaluhan besi dan bergading besi menghela jang mahtadjam, diatasnja dua orang pahlawan jang memakai alat peperangan, sebilah busur berkelah emas pada tangan kirinja dan satu anak panah pada tangan kanannja, maka tasjkar diikatnja dipinggangnja dan seratus buang an tersandar pada baluhan pada pihak kirinja Dan beberapa alam (bendera p.) jang besar dan
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

28

beberapa ratus pajung dan pandji'- dan unggul dan beberapa pajmg jang berlapis beratur dari dalam (kandang Darul Dunia) hingga sampai ke Mesdjid Baiturrahman. Sjahdan Mesdjid Baiturrahman disalup oranglah dengan kain putih jang safa terlalu indah rupanja. Maka radja keritan emaspun diarak oranglah ke Peratan Sembah. dikepikan pada astaka. Maka genderang berangkatpun dipalu oranglah terlalu amat gemuruh bunjinja. Segala hulubalang dibawahpun berdiri ber-sjaf , maka suluh keradjaan dan segala alat keradjaanpun turunlah dibawa segala Lela , disambut oleh segala megat (pembesar jang tua P-). Maka abentara dan segala budjang sahibulah dan segala kundangan meremang dan muda balia sekalipun datanglah menjambut segala alat keradjaan itu. Maka Kadli Malikul Adil dan Sjech Nuruddin dan Orang Kaja Maharadja, Sri Maharadja dan Orang Kaja Laksamana, Sri Perdana Menteri dan Orang Kaja Sri Maharadja Lela dan Orang Kaja Maharadja Setia dan Paduka Maha Menteri dan Paduka Sri Nara dan Sri Bidjaja Radja dan Sri Pakerama Radja dan Radja Udahanan radja nisan itu. Maka sekalian merekapun naiklah keatas lepau Peratna Sembah serta meninggalkan keris pedang. Maka radja nisan Darussalam pun diangkat segala mereka jang tersebut itulah dinaikkan keatas mertju radja keritan emas itu. Setelah mustaillah radja nisan Darussalam itu, maka sekalian mereka itupun turunlah lalu berdiri masing pada martabatnja. Maka segala para puteri dan segala kakandapun duduklah beratur berkeliling radja nisan Darussalam itu. Maka nendapun berdiri mengamburkan derham beberapa dari emas dan perak dan permata jang tiada terkira banjaknja, maka terlalulah ramai berebut-rebut orang mengambil derham sedekah Duli Haderat Jang Maha Mulia itu. Maka genderang arak an dipalu oranglah terlalu azamat bunjinja dari pada gong dan serunai, nafiri, sangka merengu, tjeratjap, medah, domama, terlalu gemuruh bunjinja, seperti tagar jang tiada berkeputusan. Maka segala pawaipun beraraklah. Maka jang pertama berdjalan itu delapan puluh ekor gadjah tunggal, diatasnja tudjuh puluh orang pahlawan jang memakai alat peperangan dan berkantjing emas selebar dan memegang lembing buang an, terdiri diatas kersani keemasan. Maka gadjah itu digeraknja pantas serta ia bertampik melambung kan dirinja. Kemudian dari delapan puluh ekor gadjah diatasnja delapan puluh orang pahlawan berbadju zireh dan berketupong besi chorasani (alat perang Persia p.), terdiri diatas kersani bertahta, memegang bedil. Apabila gadjah itu diburunja, bedilpun terpasang gementam bunjinja. Kemudian dari delapan puluh ekor kuda diatasnja delapan puluh pahlawan memakai mahkota. memegang pedang magr.bi beralatkan emas.
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

29

Kemudian dari itu beberapa ratus gadjah dan kuda jang berbagai djenis kelakuannja sekalian dengan alatnja, ada beralatkan emas, ada beralatkan lazuardi, ada beralatkan suasa, ada beralatkan perak, ada beralatkan mulamma. Kemudian dari itu seorang raksasa perbuatan, terlalu besar pandjang matanja ter-beliak , giginja ter-sengah , taringnja terlalu tadjam, memegang lembing sedjengkal lebar matanja ditimang-timangnja terlalu hebat segala jang memandangnja. Kemudian dari itu seekor naga baghal kepalanja seperti kepala singa, tubuhnja seperti tubuh buaja. Kemudian dari itu seekor burung Ibrinja namanja, mematju seekor ular besar. Kemudian dari itu seekor naga hikmat terlalu besar dihadapannja dua orang patung menari terliuk dan terkulai . Apabila djauh naga itu, maka ia ter-lari pada orang banjak serta merebahkan dirinja, maka segala orang banjak jang hampir itupun gempar berlarian lalu rebah rempah, maka terlalulah gegap bunjinja orang tertawa melihat kelakuannja itu.
2 2 2 2 2

Kemudian dari beberapa djenis dari pada binatang jang liar dan djinak, dari pada gadjah dan kuda dan singa dan harimau dan bada'< dan kerbau, lembu dan rusa dan kidjang, sekalian itu dibubuhnja orang diatasnja dengan memakai pelbagai warna. Maka adalah segala binatang itu masing pada tingkah lakunja dan berbagai rupanja. Maka sekalian orang jang melihat dan segala kanak pun terlalulah suka melihat dia.
2 2 2

Kemudian itu beberapa pula dian jang indah rupanja dan berbagai warnanja dari beberapa tanglong jang terhias dengan ber-bagai hiasan. Kemudian dari itu langlang buana namanja tubuhnja seperti kepala unggas, sajapnja seperti sajap garuda, kakinja seperti kaki naga. Maka diatas belakangnja suatu tanglong berdjentera. Kemudian dari itu namtaboga namanja, tubuhnja seperti kepala naga, bertjula seperti badak, gadingnja seperti gading gadjah, diatas belakang suatu dalung berisi makan-makanan. Kemudian dari itu beberapa jang berisi nikmat tjita rasanja. Kemudian dari seekor burung, mukanja seperti muka gadjah, diatasnja suatu perarakan atas angin bertingkap dalamnja pedikiran (orang berdikir p.); apabila pedikiran itu menari, maka burung itupun turut menari. Kemudian dari itu sebuah keritan perak, diatasnja pedikiran Djawa merakat. Kemudian dari itu sebuah pedikiran perak diatasnja pedikiran negeri Pahang. Kemudian dari itu sebuah keritan perak diatasnja pedikiran negeri Djohor. Kemudian dari itu beberapa puluh gadjah jang membawa alam (bendera) dan senidjuk (alat tepung tawar) keemasan dan dua ekor gadjah membawa alam (bendera) perak dan dua ekor gadjah membawa alam emas. Kemudian dari itu segala bunji an dari berbagai djenis, sekaliannja itu dari perak dan emas dan suasa. Maka di2 2 2 2 2

30

belakang orang memalu bunji-an itu seekor gadjah amat elok parasnja diatasnja seorang abentara membawa suluh memakai sarung dan suatu mahkota seri pada terkena dikepalanja. Sjahdan adalah suluh itu dari pada emas berpermata dan pedangnja bertatahkan ratna emas bersarung permata dan hulunja bertatahkan ratna bertjahaja rupanja gilang gemilang dipandang orang. Adapun pada pangkat jang dibawa itu empat orang megat membawa tjemeti mengarahkan segala bala mengiring dan pada pangkat jang ditengah itu beratur segala lela . Maka adalah selapis kepada selapis thgkat kersena itu penuh dengan dajang dan perwira sekalian dan biduan memakai berbagai djenis warna jang indah-indah. Maka pada pangkat jang diatas empat orang pedikiran Atjeh Darussalam memakai sederhana tubuh, dua memakai tjara laki dan dua memakai tjara perempuan, terlalulah amat indah rupa tarinja dan amat gemerlap pada segala pakaiannja, mendjadi heranlah segala jang memandang dia. Maka diatas mertju keritan emas itulah le'ak radja nisan Darussalam, dihadap segala para puteri menjampai tetampan keemasan dengan memakai sederhana kekajaan, dan ada jang membawa utjang keradjaan, ada jang memegang pedang keradjaan, ada jang meremang pendua keradjain, dan gelar pedikiran itu Seri radja pedikiran, seorang bergelar Sri Maha Dewi dan seorang bergelar Budi Main Warna dan seorang bergelar Undakan dan seorang bergelar Tun Ratna Adikara, dan ada jang membawa sekin keradjaan, dan ada jang membawa kipas keradjaan dan ada jang membawa air santap dan ada jang mengapuh peludahan, sekaliannia emas berpermata bertatahkan ratna mutu manikam. Adapun diatas tingkat radja keritan emas itu sepohon gegelar emas berpermata perbuatannja seperti pohon meraksa, daunnja daripada suasa suda terkilap bunganja dari pada emas belazuardi, buahnja dari pada permata sembilan djenis gemerlap rupanja dipandang orang seperti bintang dilangit.
2 2 2 2 2

Sjahdan adalah radja keritan itu lengkap dengan pajung dan pandji keemasan jang berbagai warnanja dan beberapa dari pada pajung berumbai kan mutiara, dan adalah mengelilingi radja kritan itu beberapa dari pada pajung, pandji , unggal jang aneka bagai buatannja.
2 2 2 2 2

Siahdan adalah jang mengiringkan radja keritan emas dan radja nisan Darussalam rt beberapa gadjah rangka kawan membawa alat berangkat berbagai djenis dari pada Duan jang berisi sirih dan pedang dan sekin dan tudung dan beberapa djenis lain itu. Maka adalah jang membawa itu sekalian megat ,(pembesar tua p.) meniampaikan wali kekuningan. Kemudian dari itu dua ekor gadjah jang memakai badju muchmal dan seresari keemasan dan tutup kepalanja kain dibadj jang berpakaian emas, dan pada telinganja dua malal jang terluhur dan pada lehernja penuh genta dari pada suasa
2 2 2 2

31

jang terupam. Diatas belakang gadjah itu rangka tangga perak dan perak m u i a m m a emas dikerawang. Maka d i b e l a k a n g gadjah itu kedjruan dan segala tandil dan segala rakjat hina dina tiada terpermanai lagi banjaknja seperti ombak menga

' ' Kata jang empunja tjerita : Adalah beberapa lagi daripada s e n djata dan alat perhiasan jang tiada terpermanai banjaknja melainkan segala jang melihat dia djuga mengetahui dia. Setelah itu maka beraraklah radja nisan Darussalam daripada selapis pintu keselapis pintu hingga sampai kepintu tani, lalulah ke Medan C h i a l i . Maka sekalian manusiapun melihat b e r s u k u dan berpasukan dan adalah orang jang melihat itu sebagai tiada terpemanai banjaknja, datang tiada berkeputusan. Dan adalah pada ketika radja nisan Darussalam berarak itu, segala orang memukat tinggal pukatnja dan segala orang jang mengail tinggal kailnja dan segala orang jang mendjual, tinggal perdjualannja dan terbanjak pula segala orang jang melihat itu berbahagia. Ada jang terpupur setengah djalan dan ada jang setengah bersanggul seraja berdjalan, dan ada jang setengah memasu< badju kena pada kainnja, karena sangat gopoh takut tinggal pada temannja. Sjahdan akan segala anak d a r a ada setengah memasukkan subangnja se'engah djalan dan ada setengah tinggal gelangnja dan kerontjongnja waktu ia berdjalan karena segala mereka jang pergi melihat itu sangat gopoh dan takut tiada sempat ia melihat perantah jang ber-bagai-_itu. Dan ada setengah jang pergi melihat itu djadi berkelahi dengan lakinja sebab tiada siapa jang menunggu rumahnja, m a s i n g mereka itu hendak pergi melihat, lalu berpukul dan ada setengah mereka lalu bertjerai dengan suaminja. Dan beberapa pula setengah orang jang m u d a pergi melihat itu a d a setenaah berbadju sepandjang djalan dan terbanjak pula m e m a sukkan k a n t j h g seraja melihat. Dan beberapa dari pada segala o r a n g . jang melihat itu djauh dusunnja sehingga dua tiga hari itupun datang djuga itu Dan kata setengah orang bahwa adalah beberapa orang melihat itu beranak didjalan. Dan adalah Medan C h i a l i pada ketika itu penuh sesak dengan m a n u s i a jang tiada terhisapkan dan adalah segala mereka jang melihat itu tiada sempat dan tiada karar ia pergi melihat, karena segala penglihatannja amat banjak jang i n d a h dan ber-bagai-. Dan adalah segala jang melihat itu dengan suka deritanja, ber-bagaimadjlis, istiadat, tertib jang pelbagai itu. Maka adalah dalam antara orang jang banjak berkata-kata setengahnja akan setengahnja udjarnja: Terlalu amat indah sekali tertib madjis Duli Haderat Jang M a h a m u l . a ini Banjaklah .negeri jg dibawa angin dan atas angin kita melihat Duta segala radja jang besar , tiada djuga seorang seperti p e r n t a h madjlis Duli Haderat Jangj Maha M u l i a tuan kita ini. Sesungguhnjalah negeri beberapa dari orang g u n t i n g a n jang b e r b a g a i rupanja ditaburkan
n 2 2 2 2 2 2 2 2 2

32

oranglah dan beberapa permata intan dan pudi dan beberapa djenis Atjeh Darussalam ini'serambi Mukkatullah Jang Maha Mulia. Maka segala jang mendengar itu menjangguhkan. Sjahdan bahwa adalah radja nisan Darussalam itu berarak keliling mesdjid Baiturrahman sehingga sampai ke Medan Chiali. Maka dihentikan oranglah pada sama iengah medan seperti sabda Jang Mulia. Maka adalah pada malam itu segala anak radja dan tjeteria, abentara, hulubalang masing berkawal radja nisan Darussalam itu, dan adalah dikembangkan orang beberapa chaimah tempat segala radja dan hulubalang kedidi dan berama. Maka pada malam itu orang melihat pun masing dengan pemandangannja, seketika itu melihat hulubalang berana dan seketika itu melihat anak radja dan abentara bermain keris, dan segala orang muda bermain kedidi dan menari dan adalah lagi njanji jang dinjanjikan budjang ninta berahi itu ber-bagai djenis, dan ada setengah mereka itu melihat orang bermain gedombak dan ada setengah melihat Djawa bermain tumbak dan ada beberapa pula permainan Djawa dari wajang dan topeng dan tandak dan beberapa ratus bunji an tjara Djawa dipermainnja, dan setengah mereka itu melihat sehingga tertjengang melihat permainan Tjina bermain rakat dan menarikan naga perbuatan dan setengah mereka itu melihat wajang tjara Keling dan beberapa djenis dari pada permainan jang lain berbagai , dan beberapa segala dagang (orang Keling) menundjukkan permainannja dan terbanjak pula melihat bermain patung ditarikannja ber-bagai lakunja dan adalah segala orang dusun itu melihat pada sesuatu permainan hingga tertjengang tiada djemu matanja melihat dia. Maka terlalu amat suka segaia orang bermain itu dan segala jang melihat arakan radja nisan Darussalam kekandang Darul donia. Maka se-dekah paduka marhumpun pada ketika itu ditaburkan oranglah sepandjang djalan, beberapa dari pada asjrafi dan emas dan perak dan mahligai itu dan adalah pada masa itu Duli Haderat Jang Maha Mulia berdjuangkan gadjah dan bertekupan kerbau dan lembu dan beberapa dari pada biri dan kibasj, dipertekupkan orang.
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Setelah sudah berdjuangkan gadjah .itu maka sabda Jang Maha mulia itu sehingga sampai siang. Setelah pagi harinja maka segala alat pawai itupun diatur oranglah. Sjahdan adalah pada masa itu Duli Haderat Jang Maha Mulia semajam pada mahligai jang bergelar Pantja Pendawa melihat pada perma'a jang lain. Maka segala jang beroleh mendjadi kajalah. Maka segala orang jang melihat pertama-tama, radja'nisan Darussalam b<graark itu karena pada hari itu rakjat habis berhimpun. Demikianlah tanda daulat segala radja arif billah dinjatakan Allah kemuliaannja. Sjahdan adalah segala orang permainan itu bermain sepandjang djalan dan segala orang jang bertandak menari diatas keritan perak dan segala pedikiran itu pun demikian djuga.
2 2

33

Setelah sampai kepada dewala Taman Chairah, maka radja keritan itupun dikepilkan oranglah pada astaka dewala itu. Maka disambut hulubalang dan segala tjeteria, maka dibubuhnja kepada Radja diradja jang keemasan, diiringkan oleh segala radja dan hulubalang dan tjeteria. abentara dan rakjat hina dina, lalu kedalam kandang Darussalam.
2

6.

Bentuk Makam Darussalam.

Kata jang empunja tjerita: bahwa adalah perbuatan radja kan dang Daruldunia Darussalam itu pertama-tama dibuatnja batu terdampar, kira dua belas depa pada satu segi, maka adalah perbuatan itu empat segi dan batu mengampar berkumai seperti perbuatan peterana dan adalah pada empat pendjurunja itu bertjanggai berukir awan dan mega dan beberapa kalak (kalak = songsong - pajung kebesaran, penulis). Maka diatas batu menggampar itulan ditambaknja tanah kira delapan hasta tingginja, maka sekaliannja itu disusun dengan batu jang putih, kuning, hidjau, merah, hitam, ada ungu; ada djingga; ada ablak berkuari, biru, ada pantjawaran ada seperti warna paru . Maka diperbuatnja pada kaki dewala diatas kaumai, maka dikerawangnja pada lingkar tepi kumai (= bingkai = berai atau pinggir batu berukir) itu dan beberapa perhiasannja terkenal. Maka pada kedua lapis diperbuatnja dewala batu dibubuhnja bertelepuk (banjak sekali, penjusun) batu perbuatan benua Tjina jang berbagai-bagai tulisan, dan adalah perbuatannja makin indah dari jang pertama ganda ber-ganda . Maka dalam batu itulah tiang radja kandang Daruldunia berdinding papan bertjat bersemburan air mas dan adalah tjelah itu tidak lulus semut berdjalan dan segenap tjat itu dibubuhnja bersemburan djua. Maka diperbuatnja pula segenap dinding itu bertingkap ber-kisi kira lima belas tempat dan pada selang kisi (djari ) itu dikerawangnja ber-bagai dari pada awan dan mega berarak, dan adalah dinding itu berdjumbai pantjawarna. Maka tiang kandang Darussalam itu ditjatnja pelangi ditulis dengan air mas. Sjahdan adalah perbuatan arah kepakaian itu suatu pintu bergelar Sri Muka. Maka adalah perbuatan pintu itu berkerawang dan bangunnja seperti biram berkulah dan beberapa tjermin Tjina terkena pada selang kerawangnja itu, dan pada suatu segi beberapa telepuk dari pada air mas ditjat, dan kemuntjaknja bersalup dengan suasa. Maka dikenakannja kepada bara p h t u dua tempat perbuatannja seperti naga berikur dan perbuatan kumai itu berkerawang seperti karang nakas bertelepuk berselimpat bersemburan air mas. Maka pada segenap tiang itu berlapiskan sufsachelat ainulbanat dan sesesari dan makmal katifah dan dibadj. Maka adalah segala pagar radja kandang Daruldunia
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

34

itu dari pada kaju djati dan gaharu dan tjendana dan chelembak dan kaju karang. Diperbuatnja atap radja kandang iiu tiga lapis, selapis jang pertama dari pada papan bertjat merah, dan adalah perseiangan atapnja dirapatnja tjermin atas angin berkeliling, dan lapis jang kedua diperbuatnja dari pada batu disusun. Adapun akan Batu itu ada merah, putih, kuning berbagai- warnanja, dan lapis jang ketiga lebih indah dari pada perbuatan Andalas. Maka adalah rupanja dipandang dari djauh seper.i awan mengandung hudjan; dan diperbuatnja kemuntjak kandang itu astokona Maka kenmuntjak radja kandang itu dari pada perak dan segenap mariiunja dibubuhnja buah berembang. dan diatasnja salur budjung dari pada perak berukir. Maka dalam kandang itu pelinggam iang maha putih. Maka diatas batu itu diperbuatnja kisi larikan atas angin bersaput lagi ber'uliskan lazuard berair emas dan pada kumai dewala itu berpuntjak rebung berkerawang. Maka adalah diatas dewala jang ketiga itu lapis itu b e r l a p i s langit dari pada katja berbunga bertelepuk (bersepuh p.) air emas, dan lapis jang ketiga dari pada kain keemasan dan lapis jang keempat dari pada zarzari bersurat kalimah. sekalian sura'an itu air emas berukir b e r u m b a i k a n permata bertjampur mutiara dikarang perbuatan Darussalam. Maka dalamnja itulah perhiasan jang berbagai indah'-. Maka adalah terkembang disisi radja nisan Darussalam itu beberapa pajung. M a k a ada hampir radja nisan Darussalam itu sua u pajung keradjaan belazuardi berba'ang em=is dan berkemunljaknja dari pada manikam iang merah dan dibawan k : m u n tjaknja i'u terkena beberapa permata jang tiada terhargakan, dan adalah kedjedjakan pajung'- itu dari pada emas ibrahimi berpukat. Maka dari kiri radja nisan Darussalam itupun suatu pajung keradjaan hari Djum'at berdjantera, batangnja dari pada emas berumbairumbaikan permata pudi berantai, perbuatan benua Rum. adalah tempat kekisarannja emas beraga melekah bepermata berumbai'-'kan oermata dikarang, dan adalah kaju djan'era itu b e r t e b u emas bersendi dangan n i l a m , dan pada udjung dari pada kaju djantera itu s u a ' u permata puspa ragam ' e r g a n ' u n g dan adalah tjahaja tjemerlang memantjar gilang gemang. Maka ada pula pada kemuntjak pajung itu suatu perma+a intan j a n g amat besar harganja dan kedjedjakan pajung berdjantera itu emas kudrati jang sepuluh mutu
2 2 2 2

Dan d i s s i pajung berdjantera Hu s u a u emas berpermata dan dengan kemuntjaknja dari pada nilam dan dibawah kemuntjak i'u beberapa permata jang ierkenal. maka adalah suatu permata itu sebuah negeri hargania dan adalah kedjedjakan pajung itu emas be-pahat tiga bersegi. Dan t i m b a l a n pajung i+u sua+u pajung berlazuardi b e r u m b a i k a n mutiara dan in*?n dikarans dan adalah s e m b i l a n ba?ai permata terkenal. maka kemuntjak pajung itu dari nada baiduri dan k e d i e d ^ k ^ n ; + 2

35

nia dari pada suasa bertulis perak. Dan bertentangan pajung dengan a u pajung pantjawa na berumba^kan permata jang sudah dikarang S n kemunuak pa ung iiu perma a jang di disedu s e p e r , eiur ajam bssarnja dan adaiah balang pajung itu suasa berseburan dengan a , emas. Dan liga bidji emas terkembang 'M^&lJ^ ^ Z a dar pada perak dan daun bundi 'erkena pada selang- buah perkula maka adaiah bunji daun bundi itu erlalu amat njanng. dan Kernui, jaknja emas d i u a , dan beberapa lain dari pada itu. Dan adalah cirhulu radja nisan Darussalam itu tiga lapis bantal dusun ber ampukan emas

Z n
a r a

bidji tadjUK; suatu p e r m a * ,ruan d . K a r a n g perbuatan or-ng oawan sLu id uk p e r m a * peroua.an brang s e . . n . s ^ ^ Z beperma.a incan cjampur pudr, Dan adalah bamal , u semua ter erawang emas dari berbunga rjempaka emas d a n d ^ a s bantal M I gei g a

g 6 i a r

DaTdari kiri pun delapan bantal s u s u n bertampuk emas beperma.a dan ada berteiepuk bunga emas bermahi sehar, bu.an. dan diatasnja dua bidji ban.al, suatu berba ang emas bertampuk b e p e r m a * pantja warna beselang seling mutiara, diaias . u suatu musja wakat bersura' air emas dalamnja iiu dan disisinja >tu s u a u_ ijeper emas beriuiup sebab emas bertah.akan permata, suatu djam ail emas dan sua u hakaii dari pada pusparagam bersurat ajat Qur'an ber ali rantarkan emas dan s u a t u tjerana emas bertu.up sebab keemasan berisi tasjbh polam dan akan bahar dan dandan dan gahru dan sulaimani dan pudi dan intan dan lain dari itu beberapa djenis jang lam. Dan lagi bantal e m a s ber ampukan emas diatasnja Ijiu emas berumbaikan emas berpinang muda emas. Dan hampir radja nisan itu suatu kelebut emas berkemuntjak permata merah .erhantar diatas keiah keemasan dan d e s : a r pelangi siku keluang terkena beberapa dan pada in an dikarang. Dan pada suatu kamandulu suasa b e r j e t a t emas terhantar dia'as k u d a berbunga lawang. dan suatu kendi emas bersuasa dan sua*u sibur terhan'ar disisinja dan suatu peludahan suasa berselang dengan permata berbungakan perak perbuatan atas angin dan dua buah bekas istanggi, s u a ' u emas, suatu suasa dan beberapa kaki dlan d a r i pada emas dan suasa dan lazuardi dan perak bertahtakan emas perma'a dan beberapa dari pada permadani keemasan e r han'ar hamnir ktibah Darussalam sebuah mesdd Kata sahibul hikajat: Adalah perbua'an ba+u badan radia nisan Darussalam i'u lima laois. Bahwa se'apis ing per+ama ' e l e p u k berselang dengan tiermin b o r ' i a r a i r emas dan he'-bunga bertulis oerbagai bunga dan lapis jang kedua berkerawang b e r s e l a n g dengan lazuardi dan iang ketisa laois K=rh?a^ 2 i<r d^n krawsng dari pada warna djenis. dan lapis jang keempat b e r s e n d i emas bersusun seperii bunga raja rupanja. dan la2 + 2 2
:

lf

36

pis jang kema dari pada emas bersemburan dan beberapa permata terkenal bersusun seperti bunga"an rupanja dan beberapa kalok (songsong p.) dan beberapa mega berarak perbuatan Darussalam. ,. tdrnan Sari. Kata sahibul lukajai ; Pada zaman bagmdaiah (oleh ajah dan suaminja p.) berbuat sesuaiu bos.an, jaitu taman sari jang terlalu indah, kira- seribu depa luasnja. iViaka ditanamnjalah peibagai bunga an aneka buah-an digelar baginda bostan itu Taman Chairah Uaman jang indah artinja p.). Adalah dewala (piniu gerbang) aman itu daripada ba.u dirapatnja. Maka diturap dengan kapur jang amat bersiii seperti perak rupanja dan pin unja menghadap keistana dan perbuatan pin.unja itu ber kup diatas kup itu sanggul diperbuat seperti biram (gambar gadjah) berkelopak dan berkemun.jakan dari pada sanga pelinggam, terlalu gemerlap sinarnja bergelar Pintu Biram hderabangsa. Dan ada sama iengah taman itu ada melintasi sungai jang bernama Darul-'isjki, berturap dengan baiu. Terlalu djernih airnja, lagi amat sedjuk, barang siapa meminum dia sehaMah tubuhnja. Dan adalah terbit m a a air i'u dari pada pihak magrib dibawah gunung Djabalul- ala (gunung tinggi), keluania dari ba u hPam.
J L

Gambar

9 Pintu khob gunungan bekas pintu taman sari.

37

Sjahuan adaiah pertemuan aewaia Taman Ghairah itu, jang pada sungai uarul- isjki itu. dua Duah djambangan, bergelar Rambut Kemaiai. iv.a <a xedua beiah .ebing sungai Darul-'isjki itu diiurapnja dengan ba.u pantjawarna bergelar tebing Sanga Safa. Dan adalah kiri kanan tebmg sungai arah kehulu Lu dua buah tangga batu hitam, oiikatnja dengan iembaka semburan seperti emas rupanja. Maka adalah disis; tangga arah kekanan itu suatu batu mengampar bergelar l a n d j u n g inderawangsa. diatasnja batu delapan segi se perti pa.arana rupanja. Sanala tempat Halarat jang mahamuiia bersemajam mengail. Dan disisinja itu sepohon meraksa terlalu nampak (rimbun. p.) rupanja seperti pajung hidjau. Dan sama tengah sungai Darul-'isiki itu ada sebuah batu pulau bergelar Pulau Sanggan Marmsr. Dihulu pulau itu ada sebuah batu mengampar perasahanja s e p e r j tembusan bergelar Banar Nilawaran. Dan adalah keliling pulau itu karang ber-bagai- warnanja bergelar Karang Pantjalogam. Diatas pulau Sanga Marmar itu suatu pasu, ja itu permandian. bergelar Singga Sannah dan adalah isinja air mawar jazdi jang amat merbak baunja tutupnja daripada perak dan kulahnja daripada perak dan tjaraknja dari pada fidha jang abjad. Dan adalah kersik pulau itu terlalu elok rupanja putih seperti kapur barus. Bermula p a n ' a i Darul-'isjki itu dirapatnja dengan batu jang mengampar. jang arah kekanan itu betgeiar Pantai Ratna Tjuatja, dan arah kekiri bergelar Pantai Sambaga. Dan ada pula pantai itu seekor naga .hikmat dan ada pada mulut naga itu suatu saluran emas permata. senantiasa air mengalir pada seluruh itu. Sjahdan adalah dibibir pulau itu ada sua u djeram bergelar Djeram Tangisan Naga, terlalu amat gemuruh bunjinja barang siapa mendengar dia terlalu suka tjita hatinja Dan hilir djeram itu ada sua'.u teluk terlalu permai, bergelar Teluk Dendang Anak dan ada sebuah balai gambang diteluk i'u. keduduk~:mja dari pada kaju dj~ti dan pengawalnja dari pada dewaraju dan atapnia dari pada timah rupanja seperti sisik naga. Dan pada hilir te'uk i'u suatu pantai bergelar Pantai Inderapaksa dan dihilir pantai i'u suatu lubuk terlaiu dalam bergelar Lubuk Takbir, adalah didalamnja serba djenis ikan d.nn tebingnia erlalu tinggi dan ada diatas tebing itu sepohon kaju laba- terlalu amat rindang daunnja bergelar R m d u Reka dan pada sisinja suatu kolam ' e r l a l u luas bergelar Tjendera Hati. Maka adalah dalam kolam itu oelbagai b u n g ? a n dari pada bunga telepak dan bunga tjengkelenir dan taratai dan serodja dan bunga inm-iram dan bunga tandjung. Dan pada kolam itu ada beberapa ikan warnanja seperti emas dan pada 'engah kolam itu sebuah pulau diturap dengan batu putih bergelar Pulau Sangga Sembega dan diatasnja suatu b a ' u mengampar seperti singa rupania.
5

Sebermula diseberang sungai Darul-'isjki 'itu dua buah kolam suatu bergelar Djantera Rasa. dan suatu bergelar Djantera H a t Adalah 38

daiamnja ber-bagai- djenis ikan dan bunga an dari pada tandjung putih dan tandjung merah, tandjung ungu dan tandjung kuning dan tandjung dadu, serta djenis bunga an ada disana. Dan pada tebing kolam itu ada dua buah djembangan, satu bergelar Kembang Tjarpu Tjina, jang satu lagi bergelar Peterana Sangga. Sjahdan dari sungai Darul-'isjki itu suatu medan terlalu amat luas kersiknja dari pada batu pelinggam, bergelar Medan Chairani. Dan pada sama tengah medan itu sebuah gunung, diatasnja menara tempat semanjam Gegunungan Memara Permata, tiangnja dan pada tembaga dan atapnja dari pada perak seperti sisik rumbia dan kemuntjaknja suasa. Maka apabila kena sinar matahan, tjemerlanglah tjahajanja itu. Adalah daiamnja beberapa permata puspa ragam dan sulemani dan jamani. Dan ada pada gegunungan itu suatu gua pmtunja bertingkap perak. Dan ada tanam-an atas gunung itu beberapa bungaan dari pada tjempaka dan air mawar merah dan putih serigading.
2 2

Letaknja Makam Darussalam.

Pada sisi gunungan itu kandang Darul dunia ditepi sungai Daroy dan diatas gunungan itu ditempati makam Darussalam, dewala kandang itu ditutup dengan batu putih diukir pelbagai warna dan nakas dan selimpat dan tembosa dan emga arak an. Dan barang siapa masuk dalam kandang itu adalah ia mengutjap selawat akan nabi Sallahu 'alaihi Wassalam. Dan adalah dewala jang didalam itu berturapan batu putih belasuardi buatan orang benua Turki. Dan tiang kandang bernama tamriah dan Naga puspa dan dewadaru dan pagarnja dari pada kaju djantera mula. Dan adalah kandang itu dua lapis. Selapis dari padanja papan ditjat dengan lumerik hitam. gemerlap rupa warnanja seperti warna nilam dan selapis lagi atap .kandang itu dari tjat hidjau warnanja seperti zamrud dan kemuntjaknja dari pada mulamma emas dan sulpur udjungnja, dari pada perak dan dibawa sulur sulur hudjung itu buah pedendang dari pada tjermin ki1au an dipandang orang. Dan dihadapan kandang itu sebuah balai gading, tempat makan kenduri baginda dan disisi balai itu beberapa pohon pisang dari pada pisang emas dan pisang suasa. Dan ada disisi gunung arah tepi sungai itu suatu peterana batu berukir bergelar Kembang Lela Masjhudi, dan arah kehulunja suatu peterana batu warna nilam bergelar Kembang Serodja berkerawang. Dan dihalaman gunung itu pasirnja dari pada batu nilam dan ada sebuah balai keemasan perbuatan orang atas angin disisinja ada sebuah rumah merpati. Sjahdan adalah segala merpati itu sekaliannja tahu menari berlari pedikiran leka. Dan ada ditebing sungai Darul-'isjki itu suatu balai tjermin bergelar Balai Tjermin Perang. Maka segala pohon kaju dan bunga jang hampir balai
2 2 2

39

itu sekaliannja kelihatan daiamnja seperti tulisan. Dan ada dalam taman itu sebuah mesdjid terlalu elok perbuatannja, bergelar Isjki M u sjadah dan kemuntjaknja dari pada m u l a m m a emas. Dan adalah dalam mesdjid itu suatu mimbar batu berukir lagi bertjat sangga rupa dan zanggir pantja warna terlalu indah perbuatannja. Dan berkeliling mesdjid itu njiur gading dan njiur nargi dan putih dan njiur karah dan njjur manis dan njiur dadih dan njiur ratus dan njiur rumi, dan berselang dengan p i n a n g bulan dan p i n a n g gading dan pinang bawang dan pinang katju. Dan ada sepohon n j i u r gading bergelar Serbat Djinuri ditambak dengan batu berturap dengan kapur, adalah pohonnja tjenderung seperti orang menjerahkan dirinja. Njiur itulah sebagai santapan Duli Sjah A l a m , terlalu manis rasanja. Sjahdan ada diseberang sungai Darul Isjki itu pada pihak M r i s u atu balai, perbuatan orang benua Tjina bergelar Balai Rekaan Tjina. Sekalian pagarnja berukir dan dindingnja bertjat berkerawang. Dan ukirannja segala marga satwa ada gadjah berdjuang dan singa bertangkap dan beberapa dari pada unggas jang terbang dan daripada setengah tiangnja naga membeiit dan pada setengah tiangnja harimau hendak menerkam. Dan dihadapan balai itu djambangan batu berturap bergelar Kembang Serodja.*) Dan ada sebuah lagi balai, sekalian pagar bertjat air emas jang merah, bergelar Balai keemasan. Dan halaman balai itu ditambahnja dengan pasir pantjawarna g i l a n g gemilang bergelar Kersik Indera Beka. Dan adalah antara kin' kanan balai itu dua ekor naga, mengalir air dari pada mulut naga itu kesaluran suasa, maka senantiasalah air mengalir dari pada m u l u t naga itu. S j a h dan adalah didarat B a l a i keemasan itu sebuah balai, tiangnja astikana, dindingnja bertambi bertjat serba bagai warna dan atapnja dari pada papan bertjat kuning adalah kemuntjaknja dan sulur udjungnja bertjat merah berukir awan setangkai bergelar B a l a i K e m b a n g Tjaja. Dan ada disisi Balai keemasan hampir sungai Darul Isjki itu sebuah batu berukir kerawang bergelar Medebar L a k s a m a n a . Bermula ada hampir kolam Djentera Hati itu sebuah balai g a d i n g b e r s e n d i dengan kaju arang timur.
2

Adapun bumi taman itu ditambalnja dari pada tanah kawi dan ditanami serba bagai djenis bunga an daripada bunga air mawar merah dan air mawar ungu dan bunga air mawar putih dan bunga tjempaka dan bunga kenanga dan bunga melur dan bunga pekan dan bunga sebrat dan bunga kembang setahun dan bunga seringeni dan bunga d e l i m a wanta dan bunga pantjawarna dan bunga seri gading dan bunga mutia tabur dan lawa , dan bunga semba warna dan bunga partjar galuh dan bunga anggerek bulan Han bunga anggerek semba warna, dan bunga tandjung merah, dan bunga tandjung putih dan bunga
2 2

*)

lihat gambar sebelah hal. 41. 40

Gambar

11

Gambar djambangan Kembang Serodja tempat bersalin dipermandian dalam taman Sari.

41

tundjung biru dan bunga tjulika, dan bunga kepadiah, dan bunga tjengkelenir dan bunga asad dan bunga perak, dan bunga tjempaka, dan bunga tjina, dan bunga perkula, dan bunga gandasula dan bunga seganda dan bunga kelana dan bunga serunai, dan bunga memberat dan bunga raja merah dan bunga raja putih dan bunga pandan dan bunga warsiki dan bunga semembar bau dan bunga kepurantjak dan bunga dahan dan bungaseba dan bunga puiasari dan bunga telang putih dan bunga telang biru dan bunga maliri dan bunga buluh gading dan bunga kesumba dan bunga maderas pada djeram Tangisan Naga dan andung merah dan andung putih dan pohon mas" dan limau manis dan iimau entimum dan limau kedangsa dan limau Gersik dan limau Inderagiri, djambu bertih, dan bunga kerumunting dan bunga serba rasa. Dan tiadalah hamba pandjangkan kata beberapa daripada kekajaan Allah Subhanahu Wata'ala jang garib . Dan sekalian itu dengan djambangannja jang indah perbuatannja. Dan adalah dalam taman itu dari pada serba buah an dari pada buah serbarasa, dan buah tupah dan anggur dan buah tin dan buah delima dan buah manggista dan buah rambutan dan buah tampoi, dan buah durian dan buah langsat dan buah djambu dan buah ranum manis dan sentul, ketjapi dan sermai dan bindjai, dan rambai dan nangka, dan tjempedak dan sukun, dan kulur dan mantjang, dan mempelam, dan pauh dan tebu, dan pisang dan njiur dan pinang dan betor dan gandum, dan katjang, dan kedelai dan ketela dan labu dan kundur dan timun dan kemendikai dan buah melaka dan belimbing bersegi dan belimbing buluh dan sawo dan bidara dan berangan dan tembikam dan buah djela dan djitun dan djagung dan djaba dan sekoi.
2 2 2 2 2

Dewan Perwakilan Rakjat (Parlemen). Sebagaimana jang tersebut dalam buku Siaga Atjeh bahwa Sri Sulthan Iskandar Muda {Marhoem Mahkuta Alam) telah menjusun hukum dan adat istiadat keradjaan Atjeh jang disebut ADAT MAHKUTA ALAM (Ama), adat mana ditaati oleh seluruh suku (Suke) kaum dan rakjat. Maka dalam tahun 1633 atau pada tahun hidjrah 1042 Baginda menjusun lagi suatu qanun jang diberi nama "QANUN AL ASJI DARUSSALAM" jaitu: Madjlis Mahkamah Perwakilan Rakjat (Parlemen). Dewan Perwakilan Rakjat (Parlemen) itu jang terdiri dari 73 orang anggotanja jang diambil dari tiap mukim seorang, jang dipilih oleh kepala Rakjat dari ketiga segi Atjeh Besar, jaitu XXII, XXV dan XXVI mukim. Jang disebut kepala rakjat itu: Panglima Segi, Hulubalang, Imeum (Kepala mukim) dan keuthiek (kepala kampung). Maka pada tanggal 12 Rabiul Awal 1042 H. (1633 M.) Dewan Perwakilan Rakjat itu dibuka oleh Sri Baginda jang dihadiri oleh Panglima Sagi, Para Ulama dan para wazir/menteri. Tempat bersidang di Balai Pandjang jang disebut MADJELIS MAHKAMAH RAKJAT. Madjelis
2 2 3

42

Mahkamah Rakjat ialah badan legislatif. Disampingnja terdapat pula badan eksekutif jang ditempati oleh 4 orang hulubalang jang dikepalai oleh Laksamana jang bertempat s i d a n g di B a l a i Rung Sari dan 22 orang Ulama jang dikepalai oleh Muf li Qadhi M a l i k u l A d i l , jang bertempat di balai Gadeng. Kedua balai ini balai Rung Sari dan B a l a i Gadeng ialah Badan pelaksana dari segala ketetapan jang dihasilkan oleh musjawarah legislatif di Balai M a h k a m a h Rakjat. Dengan diadakannja Dewan Perwakilan Rakjat maka kedudukan keradjaan Atjeh senantiasa dalam keadaan adil dan makmur sehingga nama Sri Baginda Sulthan Iskandar M u d a termasjhur d i d a l a m dan diluar negeri dan d i taati oleh segenap lapisan rakjatnja bahkan s a m p a i . disaat h i p u n masih dihargai dan dipusakai t j i r i kebudajaan lama itu oleh putera Atjeh jang selaiu kita dengar dalam peralatan atau sesuatu u p a t j a r a : d i s e b u t : Adat Bak Po teu meu reu hom, hukum bak Siah Kuala, Qanun bak Putro Phang,-reusam bak Bentara, artinja adat dari Marhoem M a h k u l a A l a m , hukom dari Sjiah K u a l a , qanun dari Puteri P h a n g dan Resam dari Bentara (hulubalang), Tegasnja adat jang ditetapkan oleh Suihan sedang Resam ditentukan oleh m a s i n g luhak seperti kata pantun: Lain lubok lain ikannja, lain kampung lain resamnja. Dan ada lagi : Hukom ngon adat lege zat ngon sefheuet, artinja hukom dengan adat, seperti zat dengan sifatnja, istilah lain dikatakan hukum dan adat itu seperti aur dengan tebing, tarik menarik. Lain pepatah lagi : Adat meukoh reubung, hukom meukoh Purih, adat djeuet^ barangho takong, hukom handjeuet barang ho takih, artinja adat dapat dipotong seperti memotong reubung, hukom seperti memotong sagak (Udjung bambu keras) adat dapat diaturkan begitu sadja hukum tak dapat diaturkan dengan semana-mana, melainkan wadjib didasarkan kepada Qur'an dan H a d i s .
2 2 2 2 2

Demikianlah fungsi mahkamah Rakjat harus memetjahkan persoalan p e r u n d a n g a n (hukum dan adat negara) dengan seksama dan menetapkan sesuatu peraturan jang dapat memakmurkan negeri dan melindungi hak azasi rakjat dengan kekal a b a d i . 10 Memperbaharui susunan badan legislatif. (Parlemen) Dalam tahun 1059 H. atau 1649 M. Ratu Tadjul A l a m S a f i u d d i n Sjah mengadakan perubahan s u s u n a n anggota badan legislatif atau Madjelis M a h k a m a h Rakjat jang terdiri dari 73 orang tetapi jg d i d a l a m nja ditempatkan 16 orang wanita turut duduk dalam madjelis itu untuk turut s a m a dengan kaum pria mengatur urusan negara guna mempertimbangkan kebidjaksanaan S u l t h a n a h dan meneliti segala adat dan hukum jang lajak disalurkan kepada rakjat supaja tetap adil dan makmur sebab Sri Baginda insjaf bahwa kalau tak ada keadilan maka tak ada 'kemakmuran jang diketjap oleh rakjat djelata. Adapun susunan Badan Perwakilan Rakjat Parlemen adalah sebagai berikut :
2 2

43

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 12. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.

Sjahil Budjang Djumat A h m a d Bungsu A h m a d Jatim Abdul Rasjid Faimis Said Iskandar A h m a d Dewan Majur T h a l i b (orang Turki) Si Njak Bunga (wanita) Si Halifah (wanita) Ahdal A b d u l Gani A b d u l Madjid Si Sanah (wanita) Gudjah Hamid Isja Hiajat Si Njak Bunga (wanita) M a i m u n a h (wanita) Siti Tjahja (wanita) Mahkiah (wanita) S i Buket Si Manan A h m a d Djalii Ben M u h a m m a d Si Njak Apakat Gudjah Nazir (orang Turki) S i Njak Puan (wanita) A b d u l Hamfd Malik Saleh S a m i r Chatib M u a d z a m Imam M u a d z a m A b d u l Rahman Badaja Budjang Aramsjah Nadisah (wanita)

38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55, 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73.

Majur M u h a m m a d (orang Turki) Dapa A h m a d Sjah Penghulu Mu'am Seri Dewa Si Sjahad Si Manjak Si Njakti Tjaja (wanita) A h m a d Ratib Si M i n h a n Si Habibah (wanita) Mustafa Si Sjadin Si Radjuna S i A m a n Pana Si Njakrih Zamzami Gudjah Rahsia (orang Turki) Radja Megat A b u Gaseh Badal Mustup U m i Puan (wanita) Siti Awan (wanita) U m i Njak Angka (wanita) Si Aman Si Njak Tjampli Abdul Hakim Si Mawar (wanita) Si Manis (wanita) A b d u l Madjid Ibrahim Rasia Abdullah Umar Abdul Rahim Mahjudin Harun Abdul Muthalib

Maka diantara 73 anggota dewan perwakilan itu 9 orang memegang fungsi wazir atau menteri duduk d a l a m kabinet S u l t h a n a h j a i t u : J A N G P E R T A M A : 1. S i Njak T j a m p l i , 2. Ibrahim R a s i a , 3. A b d u l l a h , ketiga mereka itu masuk bahagian (seksi) P a d u k a T u a n : J A N G K E D U A 1. Umar, 2. A b d u l R a h i m , 3. M a h j u d i n , ketiga mereka ini masuk bahagian Sri R a m a ; J A N G KETIGA: 1. Harun, 2. Abdul Muthalib, 3. Abdul

44

M a d j i d , ketiga mereka ini fungsi martabat W a z i r / M e n t e r i , sedang jang lain 64 orang sebagai anggota dewan perwakilan Rakjat sadja. Adapun daftar n a m a anggota dewan perwakilan rakjat jang tersebut diatas ini dipetik dari naskah Qanun Al Asji Darussalam jang tersimpan dalam chazanah k i t a b di dajah Marhum Tengku tanoh Abe jang sekarang ada dalam tangan jang terhormat Sdr. A. Hasjimy Ex Gubernur Kepala Daerah ,lstimewa Atjeh. Dengan terdapatnja naskah lama jang tersebut diatas ini dapatlah d i a m b i l kesimpulan bahwa pada permulaan abad XVII telah ada Dewan Perwakilan Rakjat di A t j e h / N u s a n t a r a jang dibentnk oleh Sri Sulthan Iskandar Muda, tokoh agung jang militan anti kolonialis, imperialis jang telah mengusir Portugis di Sumatera dan Malaja.
2 2

11

SUBVERSI BELANDA DALAM MASA PEMERINTAHAN RATU

1. Pertentansian di Perak. Dalam tahun 1645 Delegasi Belanda datang ke Atjeh merundingkan hal perdagangan di Perak. Belanda menganggap bahwa merekapun berhak berniaga timah disana dan mereka berharap sangat supaja Ratu Atjeh memberi pengakuan dan segala kesulitan disana hendaknja lekas diselesaikan. Urusan ini diberikan tugas oleh C o m p a n i belanda kepada Komisaris Tinggi: Arnold de Vlaming van Outshoorn seorang pengawal Belanda jang terpandai, tetapi sangat dibentji oleh anak negeri Perak. Dalam missi itu turut serta seorang Saudagar Belanda J A N Hermans jang mengurus perdagangan. la selalu mentjoba mendjalankan expansi poh'tiknja, supaja pedagang perak di Perak mendjual timah kepada C o m pani Belanda dengan harga jang tetap dan djangan sekali-kali lebih mahal daripada harga pendjualan kepada b a n g s a lain. Karena Ratu membuat peraturan harga pendjualan timah .kepada Belanda dan Inggeris lebih mahal dari harga kepada saudagar Bumiputera Djawa, B u gis, S i a m dan Melaju. Permulaan dapat djuga menjelesaikan sendiri urusan pembelian timah itu, jang merugikan keradjaan Atjeh dengan tjara selundupan.
2

Ratu sedar bahwa Perak adalah salah satu sumber kekajaan keradjaan Atjeh, tetapi Ratu di Atjeh tingga! diam sadja dan membiarkan expansi Belanda iiu berdjalan tetapi baginda jakin hal itu dapat ditentang sendiri oleh rakjat dan Panglima Atjeh disana dan politik ini tepat. Tidak beberapa iama penjelenggara Belanda itu berdjalan, terbitlah reaksi dari anak negeri memboikot V.O.C. Tidak mau lagi mendjual timah kepada Belanda dan semua timah itu dibeii oleh saudagar Melaju, S i a m dan Djawa dibawa .ke Atjeh disana didjual kepada saudagar India, Arab, Parsi dan lain-lain, untuk di export ke
2 2 2

45

Calcutta. Surate (Gudjarat) dan Teluk Parsi setjara perniagaan bebas. Oleh karena V.O.C. mendapat lagi kesusahan sebab hampir sebutir timahpun tidak dapat dibelinja lagi dan karena itu dagang timahnja di Melaka sepi. Kemudian Hermans jang waktu itu Residen disana menjatakan penjesalan kepada Ratu Atjeh, jang surat penjesalan itu diantarkan oleh Vlaming ke Betawi agar diteruskan ke Atjeh. Dalam masa perundingan di Betawi, Gouverneur Van Diemen meninggal pada 25 April 1645. Oleh ikarena keadaan di Perak terlalu katjau, Sulthan Muzafar Sjah Perak telah menjampaikan djuga laporan kepada Sri Ratu di Atjeh jang diantar oleh pembesar Perak atas Intervensi Belanda disana. Maka sesudah 6 hari menguburkan Gouverneur General, disuruh berangkat 2 buah kapal ke Atjeh, Angkersloot dan Engmont membawa delegasi (utusan) menghadap Ratu untuk mentjari pertolongan dan memberi laporan tentang hal di Perak. Dalam perundingan De Vlaming di Atjeh hadir Laksamana Abdul Rahim Maha Radja Lela dan pembesar lain. Ratu Atjeh tegaskan perasaannja dan memberi tahu pula Infervensi Belanda jang kebetulan baru terdjadi sebelum datang Vlaming: Matroes (keiasi) '<apal Compani Belanda telah merampok kapal dagang orang jang bermuatan Iada, tetapi beruntung kapal perampok Hul dapat diusir oleh kapal perang Atjeh pendjaga laut di Sumatra Barat dan muatannja dapat di bongkar jang mana membuktikan sikap Belanda datang kesana bukan sadja berdagang mentjari untung jang halal tetapi ada niatnja mentjari untung dari menjusun dan menjeludup dan djuga mengurangkan HEGEMONIE keradjaan Atjeh, Ratu jang membiarkan sadja hal sematjam itu berlalu sendiri, akan tetapi V.O.C. tidak sedar sehingga pernah sekali kapal Compeni Belanda akan melawan kapal peronda Atjeh karena seiagi ia berlabuh disuatu pelabuhan telah turut tjampur dalam pembongkaran Iada selundpanp artinja membeli Iada dari penjeludupan. Hutang budi Belanda fefihadap keradjaan Atjeh jang belum berapa lama jang lampau Marhum Darussalam (Sulthan Iskandar Sani) telah membantu menghantjurkan kota Portugis di Malaka dilupakan semuanja. Pada hal karena itu amanlah pelajaran Bangsa Kulit putih sebelah menjebelah selat Malaka, inipun tidak dihargai oleh V.O.C. Setelah utusan Belanda mendengar segala pendjelasan dan ketegasan Ratu Safiathuddinsjah maka semua autoritas itu termenung dan tersenjum senjum kutjing dan perundingan itu dapat djuga menghasilkan perdamaian dengan bermaaf-maafan. Sementara itu Belanda membudjuk Ratu meminta haknja karena mengusir Portugis dari Malaka menurut perdjandjian dalam tahun 1637. Maka karena budjukan itu ratu telah membenarkan lagi Belanda berniaga di Atjeh tetapi tidak boleh menambah besar alat sendjatanja. Apabila V.O.C. melanggar peraturan itu ratu tidak dapat bertanggungdjawab kalau Panglima dan rakjat bertindak sendiri mendjalankan tu2 2 2 2 2 2

46

gasnja. diatas,

Kemudian setelah beberapa tahun perdamaian jang tersebu. d a . a n g lagi rombongan perampok liar kapal dagang didaeran

Sumatera Barat. Dalam tahun 1649 datang pula 2 kapal dari Djeneva (negeri Perantjis) bernama San Giovanni dan San Bernado didalamnja lUr.ut serta kelasi-kelasi Belanda jang beisekutu' dengan anak-anak buah kapal itu jang d i p i m p i n oleh Kap^ain Josten Mael. K a pal itu memakai bendera Oranje jang biasa dipakai oleh k a p a l - Belanda, kapal tersebut itu lalu merampaa (merampok) k a p a l - dagang bumiputera jang bermuatan Iada, diantaranja kapal jang kena rampok itu iermasuk sebuah kapal raai sendiri jang bermuatan Iada jang akan dibawa pulang ke Atjeh. Maka karena itu P a n g l i m a Atjeh penguasa perang di Sumatera Barat telah mengambil sikap jang tegas menangkap Residen Belanda dan mengusir semua kapal dagang B e l a n d a disana dan segera mengirim laporan d a n R e s i d e n jang ditangkap kepada Maharadja Lela dan Ratu Atjeh. Setelah menerima laporan itu terus diperintahkan Maharadja Lela supaja dengan segera mengirim tamabhan kapal perang bantuan kepesisir S u m a e-a Bara' u n t u k m e m p e r k u a ' k a n pertahanan dan pendjagaan, ka'au kapal Belanda datang lagi merampok dan b e n t e n g Belanda di Sumatera Barat diserang. Orang Belanda di P u l a u Tjinko sangat ketakutan melihat sibuknja kapai'- peronda A ' j e h . lalu segera mengirim laporan ke Betawi peri ha! kapal Perantjis jang merampok i t u jang sebelum i u, seialu purak diam sadja. Maka karena laporan d i r i P u l a u Tjinko i i u . ' Gubernur General di Betawi Cornelis Van Der Vyn segera mengutuskan seorang komisaris k e Atjeh untuk menerangkan sedjelasdjelasnja kepada Ratu bahwa pegawai Belanda tidak ada bermaksud jang salah, hanja p e r b u a t a n anasir jang tidak bertanggung-djawab 'etapi bersedia pula Compeni Belanda membajar kemba'i segala k e r u c i a n R a ' u dan penduduk jang kena rampok itu
2 2 2

Belanda sedar dan meminta maaf a'as perbuatan i u . hal ini san g a ' menggirangkan hati R a ' u Atjeh dan Baginda menganggap bahaja negaranja telah lenjap. Maka dalam konperensi itu C o m i s a r i s Belanda m e m ' w s o a l k a n kembali h a h w dalam tahun 1637 dinerbuat perdjand j i a r n j a jang di+etapkannja oleh Marhum Darussalam (Sul'han Iskandar Sani) d e n g a n B e l a n d a jaitu tentang perdaagngan didaerah sebelah kr-'-a^iaan Atjeh Darussalam. kemudian Belanda mengharap s u D a j a p e d ^ n d j t a n i'u d i h d u p k a n terus. R a ' u terima o e r d j m d j i a n tadi diperkuat lagi. berhubung dengan i'u maka harga k a i n sebagai alat D e n u k a r dit e t a D k a n pula. S e s u d a h i'u Betanda minta lagi agar C o m p a n i B e l a n d a spdialah jang mendanat izin boleh mengambil timah d i Perak Lalu Ra+u memberi tahu bahwa S u l ' h a n dan p e m b e s a r di Perak tidak suka terima perafuran itui Tetapi B e l a n d a keras diuga meminta maka R a ' u Tadiul A l a m Safiathuddinsjah dengan tersenjum membenarkan permihf r ; 2 2

47

taannja dan baginda jakin hai itu pasti diten'ang oleh rakjat Perak sendiri. Tidak beberapa lama kemudian sesudah Ra.u sampaikan amanat kepada Sul han Perak trnjata lagi jang ketetapan (izin) inipun putus pula dan Belanda ditimpa oleh bahaja. Dalam tahun 1651 pengawal-pengawal Companie Belanda di Perak hampir semua dibunuh, jang tinggal sebahagian lari ke Betawi (Djakarla) dan Atjeh. Alangkah herar.nia dan ter'.awa o.3ng2 dalam is ara Atjeh karena melihat ada orang Belanda jang 'erlepas lari ke Atjeh sebab sedjak semula menja: ^'.3 bahwa mereka semuanja bangsa Belanda jarg mendjalankan expansi poli iknja disana sudah habis di butiuh oleh rakjat Perak. Karena peris'iwa atau bentjana besar itu menjebabkan Compani Belanda tidak mau membajar padiak tahunan kepada keradjaan A'jeh. Maka karena itu Ra'u Safiathuddinsjah mengeluarkan peraturan bahwa segala 'imah dari Perak wadjib dibawa ke Atjeh dan dari situ baru dapat dibeli oleh segala saudagar un'uk di export ke Calcut'a Surat dan Teluk Parsia. Karena Peraturan ini Belanda tak dapat lagi membeli se pikul 'imah di negeri Perak. Sebab itu Belanda mengutus seorang Comissaris menghadap Ratu ke Atjeh un'uk memberi laporan tentang pembunuhan itu ser'a memberi tahu bahwa orang Perak tidak ada mendiual timah kepada Compeni Belanda melainkan dibawa ketemna' lain ke Atjeh. Atjeh tegaskan memang telah memerintahkan agar pasaran timah di Perak ban<a dibuka di Pelabuhan A*jeh. Belanda telah merugikan keradiaan Atieh 'idak membaiar nadnk. Pu'ah seb^bnia Ra'u mengambil sikao iang keras atas Comoani Belanda P?da awal tahun 1653 wakH Belanda Res'dpn d' Atieh oindah Derhubungan d'p'omatik dengan keradjaan tiadk dihargai sebagai sediakala. D.n keadaan bertambah gen'ing tatkala panglima2 di Suma'ra Barat jaitu Pang'ima Nanta dan Panglima Nanda telah pula membunuh agen dan serdadu bangsa Be'anda disekitar Sumatera Bara': Tiku. Periaman. Padang dan Salinda karena mendjalankan aks; subversif dengan ini berarti oe^damaian telah re'ak. Keadaan kekuasaan Atieh di Suma'ra Barat talah dikatiaukan oleh Belanda sehingga dalam bulan Mai 1659 Ratu Atjeh mengirimkan 2 orang u'usannia ke Betawi un'uk meniatakan protas keoada G G. dan memberi pendjelasan tentang persesihan itu atas nam? Ratu Atieh. Sehabis perundingan mereka kembali ke A^ieh d ' t u m ber-sama2 dengan 2 orang Comisaris Belanda jang bernama B. Von Bort bekas residen di Atjeh dan Keyser. Sesampai di Atjeh lalu menghadap Seri Ra*u Tadjul A'am Safiathuddin. Dalam perundingan i'u Ratu memberi tahu bahwa Sulthan dan rakjat Perak tidak begitu senang memberi menopoli timah kepada Kompeni Belanda tetapi Belanda minta kebidjaksanaan Ra'u menekan SuPhan Perak agar Belanda tetap membeli timah di Perak. Maka dPentukan surat perdamaian jaitu : 48 '

1 2

Kapal Compeni Belanda diinzinkan lagi mengundjungi pelabuhan Atjeh Kepada Compeni Belanda dibolehkan membeli timah hanja diberikan seperduanja dari hasil timah Perak.

Di Atjeh ditempatkan lagi Residen Belanda. Akan tetapi tentang fasal 2 ini ketjewa djuga lagi bagi Belanda sebab kemudian mendapat djuga kesulitan karena sulthan dan pembesar di Perak tetap tidak menjenangkan, mereka tidak menjukai sebanjak itu timah diberikan kepada Compeni Belanda sehingga mereka berkata : Daripada diberikan timah", lebih baik kita berikan udjung keris kepada compeni Belanda itu. Memang orang orang Belanda pun tahu hal itu seperti jang didjelaskan oleh Ratu dalam Compersemai tetapi karena untuk spekulasi agar "banjak untungnja dan kesempatan untuk mengurangkan Hegemonie Ratu sebab itu diminta djuga. Maka hal jang tidak menjenangkan Sulthan dan pembesar2 di Perak tidak lama antaranja ternjata disana telah timbul lagi satu insiden. Maka karena itu Komisaris B. Vond Bort jang baru sadja sampai ke Betawi dari Atjeh dapat pula perintah selekas mungkin berangkat kembali ke Atjeh dengan tiga orang pegawai tinggi untuk pengiringnja. Sampai disana lalu menghadap ratu jang kemudian Ratu memberikan pendjelasan jang tegas pula Contract difasal II itu lebih dulu telah dikatakan berat sekali dan tidak begitu mudah Ratu dapat meneken kekuasaan Sulthan dan pengaruh pembesar2 di Perak jang tidak senang berniaga dengan Belanda tetapi oleh karena desakan Belanda sendiri dibenarkan dan sekarang harus' diperlunak dan ditindjau kembali. Setelah ada perdamaian maka Comisaris V.O.C. memberi tahu kepada Ratu bahwa Residen Groenewegen akan dipindahkan dari Atjeh dan ditempatkan sebagai residen di P. Tjinko/lndrapura untuk menguasai Padang dan Tiku, jang ma na mereka berdjandji dengan ratu akan mengurus perdagangan Kompeni Belanda dengan lebih bidjaksana. Tatkala Comisaris Von Bort pulang ke Batavia/Djakarta, Ratu mengirimkan Hadiah kepada Gubernur Djenderal Maetsuyker sebagai bungong Djaro (buah tangan) Ratu 80 bahar atau 240 pikul Iada dan dan kepada Von Bort sendiri 25* bahar atau 75 pikul iada jang harganja waktu itu 14 real satu bahar. Selain itu kepada B. Von Bort diberikan "GeSar Urang Kaja". Berhubung dengan pemberian gelar urang kaja kepada Bort menerbitkan desas desus provokasi dari pihak Belanda dan orang jang menentang pemerintahan Ratu di Sumatera Barat jang mengatakan Ratu akan kawin dengan B. Von Bort. Desas desus ini dibantah oleh pihak istana bahwa Ratu tidak ada maksud kawin dengan orang kafir, sedangkan pinangan Sulthan Djohor, ditolak karena tiada persetudjuan dari kepala2 rakjat sehingga keradjaan Djohor terlepas dari kekuasaan Atjeh (1646). 49

Gambar 12

SIRIH SERVICE./ALAT2 PERLENGKAPAN TJERANA SIRIH DALAM ISTANA JANG DIPERGUNAKAN DALAM SESUATU PERDJAMUAN. 1. Kekarah/incluk tempat sirih (jang besar) iang ketiil gambir atau tjengkeh 2. Kerandam/tempat kapur 3. Batee ranub/puan induk temuai s i r i h 4. Tjereupa/tempat : gambir, tjengkeh dsb. 5. Tjemoj/tempat tembakau tempat

50

II. Pertentangan dengan Sumatra Barat. Dalam tahun 1660 datang lagi Komisaris B.' Vond Bort di Atjeh d m a n a ratu Atjeh menerimanja dengan ramahnja. Perundingan dengan ra'u ikut ber-sama2 dengan Residen Belanda jang di Atjeh Grenewegen. Conprensi itu achirnja mendapat perse'.udjuan kedua belah pihak, dalam hal mengadakan Mutasi pegawai V.O.C. Setelah selesai perundingan berangkatlah Komisaris B. Vond Bort ber-sama2 dengan residen Groenewegen jang dipindahkan dari A jeh mendjadi Residen ke Padang, sedangkan gantinja ialah Residen Cabriel di Atjeh. Kemudian rupanja pihak Belanda Saboter perdjandjian i'u dengan mengerdjakan lebih !uas dari lang tersebut dalam perdjandjian jang telah diperbuat dengan Ratu Atjeh. misalnja tentang hal menekankan harga hasil pertanian rakjat artinja dibeli lebih murah dan tentang hal mendirikan kantor dagang (Factory) di Padang. Tetapi gerakan liar itu dapat diketahui oleh Panglima Atjeh kuasa ra'u disana. Dalam bulan Nopember tahun 1662 dimasukkanlah Compeni Belanda sebuah pengaduan jang keras kepada Ratu Atjeh tentang keadaan perdagangan di Padang jang mana nota itu djawabannjapun tegas djuga. Jaitu Belanda telah mendjalankan Octrooinj^ jang diluar pendjandjian'iia sehingga menekan harga jang merugikan rakjat pe'ani. Selain itu R a ' u Atjeh telah mengetahui jang orang belanda sebenamja mulai dari awal tahun itu sudah ada niat buruk (subversif) di Sumatra Barat seakan2 merubuhkan kekuasaan Atjeh disana sebab mentjampuri hal Radja Minangkabau jang telah berselisih hebat dengan keradjaan Atjeh karena melanggar perdjandjian perkawinan. Adapun tentang asal mulanja perselisihan i'u kata sehibul hikajat : Dahulunja daerah Pariaman semendjak S u P h a n A R'ajat Sjfsh Al Qahhar (15371578) diper'mtahi oleh Keradjaan Atjeh dengan ditempatkan seorang Pu'ranja di Pariaman jaitu Radja M u q a ! dan kemudian diberi kuasa kepada Radja M i nangkabau. Radja Minangkabau ini kawin dengan seorang putri sulthan A'jh dengan perdjandjian supaja putri ini mendjadi permaisuri jang pertama. Te*api setelah 2V2 iahun lamanja radja itu meninggalkan permaisuri Atjeh itu dan hanja hidup dengan gundiknja sadja dan kerdjanjapun tiap hari mengurus penjabungan ajam.
; +

Permaisuri Atjeh sangat gusar atas perbuatan, radja P u dan mengir'm laporan buruknja kepada ajahnia di Atjeh jang djuga telah marahnja a ' a s penghinaan t e n ' a n g anaknja. Maka dengan segera disuruh kembali ke Atjeh. Oleh sebab itu keradjaan Atjeh menghnkum Radja Minangkabau menjerahkan kepada keradjaan Atjeh seluruh Pantai Barat (pesisir) mulai dari ba'as Atjeh (durian tokoh Radja) sampai kesungai Mandjuto. Dalam keruhan ini Residen B e l a n d a Groenewegen telah mengambil kesempatan mengadakan perhubungan rahasia dengan beberapa kepala2 negeri dari Minangkabau jang maksudnja ber-sama2 meiepaskan dirinja dari kekuasaan Sulthan Atjeh. Mula2 pembesar2 C o m p a n i Belanda di Betawi melarang residen tjampur tangan dalam 51

u r u s a n itu, j a n g m e n g m g a ; p e r d j a n d j i a n than Iskandar S a n i iang .elah m e m b a n t u diberikan oieh Ra.u kepada Compeni dan budjukan dari

jang baru sadja chpetbua. U B e l a n d a iang menghan jurxan se e ah meneCompidi

ngan ra.u A . j e n jang boleh d i k a t a k a n h u . a n g budi B e l a n d a k e p a d a S u l b e n t e n g P o r . u g i s di M a l a k a , d e r n i k i a n djuga p r i o r i i a s p e r d a g a n g a n jang Belanda. Te'api ngar keterangan2 residen Groenewegen maka

peni B e l a n d a m e n j e . u d j u i S u b v e r s i f politik G r o e n e w e g e n itu. U n t u k h a k C o m p e n i B e l a n d a s a a t itu a d a l a h s e - b a i k 2 n j a a i r k e r u h . K e b e t u l a n d a l a m m a s a itu t e r d j a d i l a h antara Panglima2 Atjeh jang mendjalankan
:

sebagai mangail

kekatjauan jang

heba':

t u g a s n j a d i s a n a d e n g a n kedan d :

pala negeri jang melawan p e m e r i n ' a h a n jang d s e b a b k a n oleh Subversif politik B e l a n d a . Didaerah mulai dari P a d a n g s a m p a i indrapura n g e l u h tak d a p a t lebih l a m a lagi m e n d e r i ' a k e s u l i ' a n d a n
:

s e p a n d j a n g pes^sir S u m a t r a Barat s a m p a i keba as A ' j e h , p e n d u d u k gawai karena akibat perten angan kedua belah p h a k sehingga d j a m a n u n t u k p e m b e l i e m a s liar d a p a - d i b u d j u k den Groenewegen untuk m e i e p a s k a n dirinja dari
;

me

'ekanan p = sebaha
:

gian kepala2 negeri dan agen2 a l a u kaki ' a n g a n n j a jang m e n d a p a t p n dan dParik oleh kekuasaan A'jeh Ras'd^n tim-

b e r s e k u * u d e n g a n B e l a n d a . M a k a d a l a m a h u n 1652 d ' s e r a h k a n P r o v a k ? , si o l e h k a k i t a n g a n B e i a n d a d i S u m a ra B a r a t b a h w a d ' A ' j e h t e l a h b u l p e m b e r o n ' a k a n j a n g d i g e r a k k a n o i e h 10 o r a n g U l a m a d a n 11 o r a n g p e m b e s a r 2 . D a l a m o e m j a e r o n ' a k a n itu M a h a r a d j a l e l a ( A b d u l R a h i m ) k e manakan ra'u jang hendak diangkat mendjadi S u l ' h a n telah dibunuh o r a n g . B e r i i a itu m e n g e d j u t k a n P a n g l i m a 2 A t j e h j a n g b e r a d a d i s a n a p a d a h a l b e r i a itu t a k b e n a r . D e m i k i a n l a h P l e i s t e r C o m p a n j e d a r i e x p a r . s ' Politik jang didjalankan oleh Belanda. untuk melemahkan kekuas^ai tahun rahas a
;

R a t u A t j e h di S u m a t r a B a r a t . D e n g a n p i n t a r d a n b u s u k n j a d a l a m 1663 G r o e n e w e g e n m e m b u a t dengan beberapa kepala dan meneken sebuah perdjandjian jang telah negeri menjeleweng kepada

Ra'u

d a n j a n g t e l a h m e n e r i m a wang p a n d j a r u n t u k p e r d a g a n g a n e m a s g e l a p . Perdjandjian Pandjang". Komplotan k i r a 2 10 t a h u n itu s e m a k i n hari semakin bertambah anggo'anja dan itu d i n a m a i P e r d j a n d j i a n Painan", a ' a u d i s e b u t Peiaka*

l a m a n j a g e r a k a n itu t e l a h s a m p a i k e B a r u s . A k a n t e t a p ; kesusahan dalam mendjalankan Atjeh. telah Dari habis Benteng mendapat Djawa orang Belanda dan tidak dan kesulitan mau di politikjang Tiku, untuk lagi dibudjukperanan

Groenewegen banjak mendapat masih nja se'ia kepada Padang. dibunuh. serdadu Padang.

nja j a n g d i t e n t a n g oleh P a n g ! i m a 2 A t j e h , k e p a l a 2 d a n a n a k negeri keradjaan Solinda Belanda sewaan. Salinda Ambon. Aru Periaman. habis
1

habis

dihantjurkan

orang-orang-

mendapa

m e n e k e n s e r d a d u u n t u k d i b a w a ke P a d a n g . Periaman. dari Ma kassa r dan Palaka


a u n

O l e h s e b a b itu memegahg

dihantjurkan diberikan

orang-orang-

d a n t i n g g a l di S u m a t r a B a r a t d a r i t h 52

16621664. A n a k R a d ' i a i n i - t j u

kup pajah menentang P a n g l i m a - dan tentara Atjeh. Jang achirnja ia min a pu'ang ke Makasar, sebab seberapa dibawa pengikutnja sebegitu habis sehingga peilu ditjari tenaga lain dari luar negeri jaitu dari Djepang dan Korea. Groenewegen sendiri sudah pernah dikaramkan sikotjinja jang hampir maut dalam bulan Maret 1665, "atkala mendarat dari kapal Gosarus selagi hendak membantu S u l than Muhamadsjah Indrapura kaki tangannja jang sedang diserang oleh Radja A d i l dari Madjoto jang merientang politiknja. Sekalipun waktu ini Groenewegen tidak maut tetapi semendjak itu banjak diperoleh kesalahannja Iebih2 tegoran dari Betawi jang menambah berat penjakit urat sarafnja apaiagi jang bertambah berat lagi penjakitnja itu karena uang Vershot jang telah banjak diberikan kepada kaki tangannja untuk menjeludup atau berdagang mas jang gelap telah banjak jang hilang. karena banjak orang jang i e l a h terbunuh dan ada pula jang sudah belot lari ke pihak ikut menentangnja. Maka karena kedjengkelan itu ia membunuh diri dalam bulan Desember 1665. Semendjak itu Pulau Tjinko (Painan) mendjadi ibukota bandar kedudukan untuk kompeni Belanda dan pada tahun 1666 diperkuat benteng oleh Verspreet untuk menggantikan Kota Padang. Akan tetapi -kedudukan Belanda disitupun tidak aman be':ul, selalu diserang oleh Panglima2 Atjeh atas kuasa Panglima Nanta dan Panglima Banda. Atjeh mentjari daja upaja akan mengambil kembali djadjahannja jang telah katjau itu dan dari district Kota Tengah berkumpu! markas sebagai pusat pertahanan Atjeh. Dalam masa itu Verspreet pengganti Residen jang bunuh diri meresmikan Radja Minangkabau sebagai p e m i m p i n persatuan kepala2 negeri itu, tetapi hampir tidak ada artinja karena diantara kepa!a2 negeri jang meneken perdjandjian Painan (Pelakat Pandjang) itu sendiri terdapat perselisihan misalnja di-daerah2 jang masih dikuasainja dan masih suka kepada Atjeh, Indrapura, Batu Sangkar d l l . sehingga boleh dikatakan bhw perdjandjian Painan itu tidak lebih dari 6 bulan sadja jg berdjalan dim daerah itu. Bahkan peraturan (Circulir) Belanda sendiripun tidak ditaati. Berhu bung dengan kekalutan perang Saudara it banjak anak negeri jang pmdah kelain negeri, ke Malaka. Riau dan Atjeh B a r a t / T a p a k ' u a n dan Meulaboh, dan Atjeh tidak sekali gus mengundurkan diri tetapi ber-ahgs u r dan serang menjerang tetap ada kelihatan kekurangan kekuasaan ka'au dibandingkan dengan abad ians? lampau semasa dibwah Sulthan Iskandar M u d a , A+ieh senanPasa dapat mengirimkan armada jang kuat <Vaiau nerlu Bapind- a^arig sendiri un'uk menghalau m u s u h n i a ataupun mengambil hati rak>a. d e n g a n sampai melanggar hukum dan adat. B e m e n g diperkuat dengan d i t e m p a ' i p o s jang berisi tenteranja. Sekarang dibawah pemerintahan R a ' u 'erdapat kelemahan hanialah dapa*" dikirimkan sekian ratus ten'ara sao'ja. Tidak dapat Baginda langsung d a ' a n g sendiri menindjau suasana dan mengambil hati rakjat atau me2 0 2

53

ngamankan sesuatu kerusuhan didalam negeri sendiri. Disinilah keiemahan Ra-u atau wanita. Akan teiapi sifat R a ' u Tadjul Alam S a f i a i h u d d i n s j a h tjukup tangkas dan bidjaksana menentang Subversif Belanda. Ini dapat diperlihatkan bhw baginda sebagai seorang w a n i ' a dpt me menntah 34 tahun lamanja (1641-1675), ini bukan waktu jang pendek bahkan dalam keadaan genting. Begitu djuga tentang perdagangan d i achir itu walaupun tidak bisa dikatakan sepi. tetapi tidak ada lagi seramat jang s u d a h - karena Subversif B e l a n d a . Karena kekatjauan di S u matra Barat ini menjebabkan orang2 asingpun berkurang datang kesana, mungkm orang itu marah sebab orang Belanda berbuat intervensi di Sumatra Barat tidak bertindak ierus hanja dapat dibudjuk-budjuk oleh Belanda dan dipermainkan oleh kepa!a2 negeri dan kakitangan dan t e - r a n g perdagangan timah di Perakpun kelihatan Ratu masih serahkan sadja ketangan Kompeni B e l a n d a . Demikian pula perhubungan antara Atjeh dan S i a m - s e m a k i n retak tidak seperli dahulu lagi. Perhubungan kedua keradjaan itu dahulunja baik sehingga kemadjuan Compeni Belanda tetap akan terganggu sedangkan dalam waktu achir2 ini S i a m sering mengadukan peristiwa negeri, petani Klantan dan Kedah jang d P e nma djawaban jang menjedihkan sebab utusan S i a m diletjehkan orang di Atjeh dalam tahun 1661, III Pertetangan dengan Sumatra Timur. Setelah lemah kekuasaan A ' j e h di Sumatera Barat, mulai pula Panglima Deli meiepaskan diri dalam tahun 1669 ditarik oleh Djohor dan B e l a n d a , masuk dibawa keradjaan Siak sehingga watas keradjaan Atjeh sebelah pesisir T i m u r S u matra sudah tidak sebagai sediakala. Hal ini menjebabkan kemuduran kekuasaan A ' j e h jang perkasa dahulu. PEMERINTAH 3 ORANG RATU

Penggantinja Ratu Tadjul Alam S a i t h u d d i n S i a h ialah ratu Narul A l a m Nakiathuddun Sjah. la berasa! dari keturunan Sulthan lama djuga (Dynas'i Muqhajat Sjah), disangka salah seorang tjutju dari S a i d i l M u k a m m i l , S u a m i n j a Daeng A h m a d ibnu A b d u l R a h i m dan lama m e m e r i n ' a h dan tahun 1678 sampai 1688. tentang urusan pemerintahan banjak dibantu oleh suaminja. Dengan Belanda ia selamanja dalam bertentangan mentjari icti'ar supaja dapat hendaknja S i a m ditarik mendjadi kawannja untuk menentang Kompeni Belanda jang mana maksud ini tak dapat berdjalan lantjar karena ada selalu insiden t u n ' u t a n Mahkota. Dengan Inggeris perhubungannja baik, sehingga ia telah menerima utusan Inggeris dari Madras dalam tahun 1678. Ditahun i'u dinobat Ratu III . Zakiathuddin Inaia'sjah 16781688 kemudian dinobat lagi IV. Tatkala pertukaran mahkota dalam tahun 1688 diangkat mendjadi Ratu jang keempat 54

kalmja (penghabisan) Kemalat Sjah tetapi tidak dengan 100% suara Rakjat jang sedar kelemahan ratu2 maka lebih suka dihidupkan kembali kekuasaan pemerintahan Sulthan jang mana keadaan itu diteruskan sadja berlalu sementara waktu. Akan tetapi tidak dapat lekas mengubahnja disebabkan ber-petjah2an beberapa partai (suku) jang berpengaruh dimasa itu jaitu P a r t a i / S u k u Lhe Reutoih, Dja Sandang, Tok Bate dan Imuem Peut. Seorang Eropa bernama J . J . De Roy mengundjungi A ' j e h dalam tahun 1691 dimasa pemerintahan ratu kemalat Sjah, telah menulis bahwa pemerintahan Ajeh itu lebih banjak menjerupai kepada Repubiik dari keradjaan, karena dengan adanja Hegemonie empat suku di Atjeh dapat menegakkan dan mendjatuhkan Sulthan tetapi sajang s u k u itu tempo2 petjah tetapi thd musuh dari luar mereka bersatu. Djadi dalam pemerintahan keradjaan Atjeh turut berkuasa wan i t a / r a t u atau Sulthanah jang lebih dari setengah abad /58 tahun lamanja jaitu : Ratu I Tadjul Alam S a f i a t h u d d i n Sjah lamanja 35 tahun dari 1641 1676. Ratu II Narul Alam Nakiathuddinsjah lamanja 2 tahun dari tahun 1676 1678. Ratu III Zakiathuddin Inajatsjah lamanja 10 tahun dari tahun 1678 1688 dan Ratu IV Kemala Sjah lamanja 11 tahun dari tahun 1688 1699. Dalam masa Ratu II Atjeh mulai mundur kekuasaan keradjaan diluar, istana terbakar, Radja Kedah meiepaskan diri dari kekuasaan Atjeh dan Sumatera Barat d i a m b i l oleh Belanda.
2

Gambar 13.

Gambar 14. Mata wang keradjaan Atjeh. 55

IV.

T J O E T

N J A K

DHIEiM

SRIKANDI NASiONAL ASAL USULNJA KATA sahibui hikajat, marhom Hadji Njak NA Meulaboh, tersebutlah seorang tokoh Bangsawan dari sebelah Minangkabau, jang turunannja berasai dari bekas Uleebaiang Radja bernama Panglima Nanta Panglima dari Ratu Atjeh Tadjul Alam jang memegang kekuasaan di tanah Minangkabau (Sumatera Barat). Salah seorang Tjutjunja jang bergelar Makoedom Sati, jang hidupnja tidak tinggal diam. la ingin hendak pergi merantau ke daerah Atjeh tanah mojangnja. Pada suatu waktu d i kumpulkannjalah beberapa orang pengikutnja lalu bermufakaL mengikat djandji akan berlajar menudju arah sebelah Utara Sumatera-, karena diudjung Pulau Sumatera sebelah barat didengarnja. bahwa disana banjak sungai2 jang bermuara ke Samudra Indonesia, jang menghanjutkan serbuk2 emas dari hulu sebelah keperdalaman, Pada hari jang telah ditentukan, bertolakiah dua belas perahu lajar, penuh sesak dengan penumpangnja dari Muara Padang menudju kesebelah Utara. Rombongan ini dikepalai sendiri oleh Makoedoem Sati. S e l e l a h lama dalam pelajaran sampailah rombongan tersebut kepantai tanah Atjeh pada satu teluk jang bernama Pasir Karam dan d i situlah Makoedoem Sati berkata sikolah kito berlaboh. Tempat inilah jang mereka mendjadikan tempat perkampungannja jang diberi nama Meulaboeh, berasai dari disikolah kito berlaboh. S e s u d a h iiu perahu mereka membuat perkampungan tempat jang mereka duduki iiu. dinamakan "Raritau Nan dua belas", jang berasai dari 12 perahu dan anak buah itu dinamai aneuk djame (Tamu datang). Ketika mereka itu sampai mendarat diteluk pasir karam Meulaboh didapatinja daerah tersebut dalam berperang dangan serombongan orang A ' j e h dari daerah kesultanan menghadapi orang Mantir jang djauh lebih banjak dari orang Atjeh. Karena orang Atjeh itu ber-agama Islam dan orang jang mendatang dari sebelah Minangkabau itupun beragama Islam, maka mereka itupun lalu menjertai orang Atjeh itu berperang melawan orang2 Mantir jang kemudian orang2 Mantir lari ke gunung2. Maka tanah jang ditinggalkan oleh orang Mantir lalu dibagi-bagikan oieh orang2 A ' j e h itu dengan orang2 jang datang dari M i n a n g k a b a u . Disana mereka bersama-sama mengusahakan kebun tanaman Iada dan mentjari emas. Dan dimasa itu mereka kemudian menjatakan kesetiaannja kepada Sulthan Atjeh Djamalul Alam Badrul Munir jang memerintah sekitar tahun 1711 1733 M. Tidak lama kemudian, Meukoedoem Sati pindah kesebelah Utara ; 56

Sambai

15

Tjut Njak Dhien menurut potret tatkala di Lampisang. Seorang pedjuang Wanita jang telah disahkan oleh Pemerintah R.l. sebagai pahlawan Nasional

57

kemuara Sungai Wojla diatas gumpang perbatasan daerah Pidi karena ia mendengar chabar bahwa disana terdapat emas jang mengalir dalam sungai. Rombongan Makoedoem Sati menemui bahagia ditempat kediamannja jang baharu itu. Lama kelamaan kehidupan Makoedoem Sati dengan kawan2nja mendjadi senang. Setiap hari mereka mengumpulkan emas urai jang tidak habisnja dan tanah jang subur itu pun segera pula ditanaminja. Kampung jang mereka djadikan ibukota itu dewasa ini dikena! dengan nama Kuala Bhe. Disebelah kota itu kearah sela'annja terdapat kampung Pasir Atjeh. Disanalah Makoedoem Sati mendirikan rumah Gedang (Rumah Adat) tempat kediamannja dan anak kemenakannja. Oleh karena sungai Woyla itu diatas Gumpang dan Tangse termasjhur daerah jang makmur, lambat laun mendjadi Pantai Atjeh disebelah Barat itupun ramaah dikundjungi oleh orang2 dari Atjeh Pidi. Atjeh Besar d.l.l. Disana mereka selain mentjari emas, djuga mereka mengutamakan menanam Iada (meritja). Seluruh Pantai Barat Atjeh itu kemudiannja dinjatakan oleh Sulthan Atjeh mendjadi Daerah djadjahan takluknja jang wadjib membajar upeti. Dalam masa pemerintahan Sulthan Djamalul Alam Badrul Munir ini terdjadilah perampasan kekuasaan Keradjaan Atjeh ber-turut2 oleh SuPhan Djuhar Alam Atnaaddin dan Wadi Tebing gelar Sulthan Sjamsul Alam Djuhan Sjah. Sampai kepada Suhan Alaiddin Diuhan Sjah atau Potjut Oek (1742 1767). Dalam waktu ini Makoedoem Sati membantah. Kepada pengikutnja diperintahkannja supaja djangan menghiraukan pemerintah Sulthan Djamalul. sebab bukan ia jang berhak menerima. Dalam sementa a waktu ini terdjadilah 2 Sulthan di Aljeh jaitu Djamalul Alam dan Alaiddin Djuhan Sjah jang berhak. Setelah Sulthan Djamalul Alam berkali2 meniuruh minla padjak itu kepada Makoedoem Sati, achirnja Makoedoem Sa i mengirim besi2 tua dan kain butuk ke Istana. Perbuatan Makoedoem Sati itu mendjadi murka Sulthan, lalu Sulthan mengirim Panglima perangnja Penghulu Peunaro dari Keumangan memerangi Makoedoem Sati tersebut.
r l

Ketika itu kekuasaan Tanah Atjeh dikuasai kembali oleh Djamalu! Alam sementara waktu peperansan ini membawa kemenangan bagi Angkatan perang Sulthan Djamalul Alam sehingga kampung habis di bakar dan Makoedoem Sati ditawan dan dibawa menghadap Djamalul Alam. Setelah dilskukan ber-matjam2 pertjobaan buat membunuh dan menjiksanja, tetapi adjaib suatu sendjatapun tak dapat melukainja. Sulthan Djamalul Alam memerintahkan menghantjurkan besi tua kiriman Makoedoem Sati 'dahulu dan dihantjurkan di api dan disuruh minum keoadanja. Te'api Makoedoem Sati tetap masih hidup. karena ia ada ilmu pendingin besi panas. (penulis pernah lihat chalifah kunjah timah panas). 58

Maka berkata Sulthan Djamalul Alam, Tuhan rupanja belum berkehendak mentjabut njawamu. Oleh karena itu kami ampuni engkau dengan sepenuh2nja. Makoedoem Sati diangkat mendjadi pengawal lalu diberikan tugasnja mendjaga taman Penghibur Sulthan. Dan kepadanja diberikan tanda2 kebesaranija dan tempat tinggal di VI mukim dekat Bitay. Beberapa lama kemudian Sulthan Atjeh Alaiddin Muhammad Sjah (1787 1795) berdaja upaja selalu memelihara hati Panglima Polem Panglima Segi XXII Mukim turunan Sulthan Iskandar Muda, akan tetapi karena sesuatu sebab, hati Panglima Polem tersinggung djuga. Maka timbullah murkanja kepada Sulthan. Panglima Polem Mengepung istananja dengan lasjkarnja dan alat sendjatanja jang lengkap Sulthan Alaiddin Muhammad Sjah terkepung dalam kuta Istana dan makanan hampir habis. Dengan ditakdirkan Alah datanglah bantuan jang tidak disangka2. Ditengah malam buta datanglah orang jang memben bantuan makanan dan minuman. Orang itu berkata, bahwa ia datang dari 6 mukim Peukan Bada. Achirnja lasjkar Panglima Polem mendapat kekalahan. Sulthan Alaiddin Muhammad Sjah mendapat kemenangan. Maka Sulthan mgmlah hatinja hendak mengetahui siapakah gerangan nama orang jang menolongnja itu dan darimana asahja. Orang itu mendjawab: ..Keturunan saja dipihak ibu dari Minangkabau dan dipihak Ajah bekas Panglima Atjeh di Minangkabau. Seluruh Atjeh mengetahui kesetiaan Datuk saja kepada Sribaginda Ratu Tadjul Alam dan Sulthan Djamalul Alam dan beliau pulalah mangetahui dan mengepalai pasukan pengawal Taman Penghibur Baginda. Nama Intu saja itu ialah Makoedoem Sati. Rumah gedangnja dulu berdiri dipantai Barat di Pasir Karam, Atjeh Barat jang terletak di muara Sungai Wojla. Sulthan Alaiddin Muhammad Sjah sangat gembira mendengar keterangan orang itu. Sulthan iiu mengangkat orang jang gagah berani dan berdjasa itu mendjadi Panglima Perang dan diberi nama Nanta, dan menurut namanja jang dulu bertugas di Minangkabau. Nama dan kebesarannja boleh diturunkan kepada anak tjutjunja, Selain, daripada itu diberi satu gelar kebesaran jaitu: Setia Radja". Dan ia diangkat mendjadi Uleebalang Sulthan bergelar Uleebalang Poteuh (hulubalang Sulthan bebas dari Panglima Sagi). Panglima Nanta Seutia Radja mendapat kebesaran daripada sjarat2 dan kewadjiban pendudukan. Kepadanja diberikan seluruh hasil daripada pulau2 jang ada dimuka Pantai 6 mukim. Keputusannja pemberian segala anugerah kepada Panglima Setia Radja (Panglima Nanta) itu ditambahkan dalam Undang2 Adat Mahkuta Alam. Segala sesuatunja itu adalah ditetapkan guna membalas djasa Nanta. _ Setia jang pertama jang ditambah pula namanja dengan Nanta Thjik serta Radja. Nanta setia Radja kemudian mendapat anugerah
59

berupa daerah djadjahan kekuasaan di 6 mukim jang turun temurun S j a d i warisan untuk anak tjutjunja. Nanta Thjik men.kah dengan S R Putri dri Teuku Nek Meuraksa jang berkekuasaan besar dan marterpandang dan kedudukannja. Nanta TjhHc Setia Radja karena itu ia mendjadi lebih kuat. la diangkat mendjadi Pangl.ma Perang lh SuPhan Sulaiman Sjah. Perkawinan ini kemudian ia mendjadi nenef <tar? " j u N j a k Dhien dan Teuku Umar. Diantaranja putra2nja hania iah dua, orang jang kita kenal jaitu Teuku Nanta Muda Seutia T e u TjutMahumd" Teuku Tjut ^ \ ^ . ^ t o W orang wanita jang namanja Tjut Mahani ad.k dar, Radja f u l a b o h / Keudjr^n A b , Rahmah Meulaboh dipantai Barat Sebab ,tu namania d sebut Teuku Meulaboh. Dari istrinja Tjut Mahani Teuku Mahmud menSpat dua orang Putri dan empat putra. Putra jang sulung Tmama S a h : T. Tjut Ahmad, jang kedua Teuku Puteh, iang ke ga ialah Umar dan jang keempat ialah Teuku Musa. Teuku Nanta i j h k S uia Rad alalah ajah Tjut Njak Dhien. Buat s e l s * ^ Teuku Nanta Muda Seutia Rad a memkahi seorang putri Bangsawan S r i daerah Lampagar. Sebab itu pula ia dianggap seorang Uleebalang iang gagahberani oleh Sulthan Alaiddin Mansjursjah. Perkawman m S u N ^ t a Muda Seutia Radja mendapat 2 orang putra dan orang putri. Diantara dua anak Iaki2 itu seorang memnggaK ^ Teuku Tjut Rajeuk namanja, tetapi kurang sempuma akaln a Anak iang outri dinamainja TJUT DHIEN dan elok parasnja, baik bud, pekerSJfa dan t S a h lakunia tangkas. Semasa Tjut Dhien telah mendjad. gTdis remadja. Sebagai sebutir mutiara jang bersemarak dj^ Pa d -tengah-tengah para pemudi Lampadang / Peukan Bada. Bu<an, sadja oa'ras eloknja, terutama perangainja serta s.kapnja, jang; djauh terbeda dengan laku kebanjakan wanita lain. Gadis seorang mi tak akan ke
J d M d u

ndungandari segala putri pilihan. Sempurnalah segala s tubuhnja jang dikehendaki dari seorang wanna. Lakunja ndang lsatu ketika. memberi gambaran atas ketjerdasan dan kekeran natilija disertai pula dengan sikap dan tindakan jang tegas baga, gurat batu menjisihkan dirinja pula dari segala gad.s2 jang lam.
= m e m a

2. TJUT DHIEN MENIKAH PERTAMA. Nanta Seutia bangga memandang kepada anaknja jang seorang ini Hatinja bimbang bila mana memikirkan bahwa pilihan lak.2 jang akan mendapat menundukkan hati anaknja ini kelak, hanja seorang Panglima jang gagah perkasa pula jang lajak mendjadi pasangan gadis jang bersifat sastria mi. Kalau^seorang Iaki2 jang diukur kedudukannja sama rendah dan tegak sama tinggi dengan putrinja Tjut Dhien jang akan mendjadi isteri. Telah banjak pemuda2 anak2 bangsawan Atjeh keturunan pahlawan jang gagah berani, telah njata ada menurutkan djedjak nenek mojangnja serta orang tuanja. Tetapi diantaranja jang _ 60

banjak itu, ada ada sadja tjatjat dan kekurangannja, jang belum dapat memenuhi dan memuaskan hati Teuku Nanta Seutia. Dengan djandji jang telah ditentukan, pada suatu hari datang tamu dari Lam Nga, orang2 terkemuka dan para pengiringnja berkundjung ke Lam Padang. Rombongan mana hendak berkundjung kerumah Ulee balang VI Mukim! Teuku Nanta Seutia Radja. Tamu agung itu ialah utusan dari Teuku Abas alias Teuku Udjong Aron Imuem Lam Nga seorang Hulubalang jang gagah berani Pendjaga Pantai Laut, kekuasaannja ia langsung manerima perintah dari Sulthan. Kedatangan Tamu Agung ini ialah dalam maksud meminang Tjut Dhien untuk mendjadi istri Teuku Tjek Ibrahim bekas murid dari Pasanterin Bitay kturunan Hulubalang Lam Nga, terbilang kaja raja di Tanah Atjeh dan mempunjai hubungan pemiagaannja diseantero daerah dan Pulau Pinang. Kedua pihak, baik Nanta Seutia dan maupun Teuku Udjong Aron, telah memberikan kejakinan bahwa Teuku Tjek Ibrahim dari Lam Nga dan Tjut Dhien dari Lam Padang pastilah akan mendjadi pasangan jang sepatut-patutnja. Tidak beberapa lama kemudian sesudah bertunangan Tjut Dhien putri Nanta Seutia Radja Ulebalang 6 Mukim. dinikahkan dengan Teuku Tjek Ibrahim Lam Nga tetapi umur Tjut Dhien masih dibawah dewasa sedikit 12 tahun. Karena sudah manikah menurut tradisi dipanggil Tjut Njak Dhien. Dari tahun demi tahun Tjut Njak Dhien bertambah besar dan perendahan Tjut Njak Dhien terhadap suaminja kian bertambah mesra sebagai suami isteri sehingga achirnja berkisarlah mendjadi pertjintaan jang murni. Tidaklah mengherankan, karena antara kedua suami isteri terdapat persamaan faham jang sesuai. Kedua-duanja tangkas dan kesastria Sebagai putra Atjeh jang tjinta kepada Dangsanja dan tanah airnja dan teristimewa kepada agamanja. Pendapa* n - e k a berdua tentang serangan Kaphee*"' Belanda, kemerdekaan dan Agama Islam adalah sangat bersamaan. Kebentjian mereka terhadap Belanda telah mendendam sebagai kata petua orang tua2 MUSUH MEPUSAKA" dan mereka telah membentuk perasaan mendjadi dua orang seichwan dan sehidup semati, bahu membahu,, siap sedia memerangi .KAPHEE". . Beberapa tahun telah lewat kebelakang. suami isteri hidup dalam berkasih.kasihan. Semendjak hari dinikahkan dalam tahun 1868 sampai kepada hari jang membawa bentjana (8 April 1873), jaitu hari pendaratan tentara Belanda ke Atjeh, seharusnja bagi mereka dapat dianggap sebagai dalam suasana jang aman dan damai, dimasa itu Tjut Njak Dhien lebih kurang berumur 17 tahun. Seluruh orang Atjeh telah ber-siap2 menunggu segala kemungkinan, tiap2 malam kedengaranlah suara ratip di-kampung2, dikala itu setiap malam pula T t Njak 61

Dhien asjik mendengar buah ratip itu sambil membuai dan me-nimang2 anaknja jang ada dalam ajunan sebagaimana biasa dilakukan oleh wanita-wanita lain terhadap anak djantung hatinja. la menanam semangat patriot dan budi pekerti kepada bajinja itu supaja ia kelak mendjadi pahlawan tanah airnja. Sekalipun anaknja itu belum dapat dibawa keluar ber-handai2 kerumah tetangganja ataupun sedang tidur dan menjusu. Tjut Njak Dhien membuat atas dirinja sebagai seorang guru kepada seorang murid. Hai djantung hatiku, hai anakku, lekaslah besar engkau karena engkau seorang Iaki2 dan ajahmu Datuk Iaki2 dan perlihatkan kesatriaanmu. karena kafir hendak mendjadjah negeri kita. hendak memperbudak kita, hendak menjebar agamanja, jaitu agama kafir dan hendak mendjadjah tanah air kita dan memperbudak kita orang Atjeh. Pertahankanlah agama kita jaitu agama Islam. Wahai anakku turutkanlah diedjak ajahmu Teuku Tjek Ibrahim Lam Nga, nenekmu Nanta Seutia Radja. Diantara Sjair2 jang dibuaikannja itu adalah sebagai tersebut dibawah i n i : Do do da Idang Tjitjem subang pho mengisa Beuridjang rajeuk boh atee nang Tjadjak meuprang bantu Radja Do do da idee Djantung atee beuridjang raja beudjeuet aneuk karnat beudee djak prang kaphee tjang Belanda Do do da idi ano pasi rijeuk timpa beuridjang rajeuk boh atee di djaga Pantee kuala Lam Nga Do do da idi bidjeuh sawi dalam katja beuridjang rajeuk banta tjutdi ganto abi paroh Belanda Djak kutimang bungong padee puteeh meuplee lam blang raja beudieuet aneuk kameu beudee djak prang kaphee ganto nekta
2

'

Djak ku timang bungong pandjo indah bago bungong langa beu di gaseh lee kawan dro geunah uro parang Beulanda 62

Djak kutimang bungong rambot beungoh seupot bak meusala beutijeuet aneuk kameu laot tadjak reubot kapai prang Belanda Djak kutimang bungong peukan bungong asan kuneng rata buedigaseh keuh lee rakan beu eek taprang kuta Beulanda
Indonesianja :

Mari kusajang mari kudo dang burung subang terbang berputar lekas besar buah hati nang pergi berperang bantu Radja Mari kutimang mari ku dodil djantung hati lekas besar pandai anak memegang bedil serang kafir tjintjang Belanda Mari kutimang mari ku do di pasir dipantai umbak timpa lekas besar buah hati djaga pantai kuala Lam Nga Mari ku do da mari ku do dis bidji sawi dalam katja lekas besar banta jang manis ganti ajah usir Belanda Mari ku ajun bunga padi putih berseri dalam sawah raja pandai anak memegang bedil petgi prang kafir ganti nenekda Mari kutimang bunga pandji indah sekali bunga kenanga hendaklah disajang oleh kawan sendiri agar setiap hari serang Belanda Mari kutimang bunga rambutan pagi sore hadapi musalla djadilah anak djuara laut dapat merebut kapal prang Belanda 63

Mari kutimang

bunga

pekan kawan Belanda

bunga asan kuning

rata

kasih dan sajang oieh dapatlah serang kuta

D e m i k i a n i a h sjair buajan Tjut Njak Dhien m e n a n a m semangat keperwiraan oerirama. 3. VI M U K I M D I S E R A N G BELANDA. Ibranim jang teiah dengan bebeMeumukim Pangliakan dirukurir medan kepada bajinja jang masih menjusu, dalam susunan jang

D a l a m b u i a n D e s e m b e r 1875 T e u k u T j e k rapa lama s i b u k m e n d j a g a raksa :

F r o n d i p e r b a t a s a n VI m u k i m daroey Lhong Raja.

B l a n g O. G e u t j e u e , K u ' a p a n g D u a d a n d i p e r b a t a s a n 9 amanat-ija Teuku pada Panglima2-nja seperti Nanta di Feukan Bada

T e u k e N e k P u r b a d a n lil m u k i m Se'elah ditentukan runding dengan

ma Njak M a n dan P a n g l i m a Njak Adjat. Mertuania Padang. \a d i r u m a h fron! pada b e r ' e m u dengan Tjut Njak m a h n j a di L a m Baru tiga membawa berita hari

la p u l a n g s e b e n ' a r u i P u k b e ser'a

Dhien serta anaknja jang m a s i h ke'jil suatu pagi datang seorang

dari

bahwa

musuh

'.entera

Belanda telah

njerbu dari perbatasan 9 m u k i m B l a n g O jang k u a t Berita T e u k u Tjek didjaga. ini m e n d j a d i Ibrahim,

Mek P u r b a , b u k a n dari G u e t j e u e bahwa musuh telah r a k j a t VI

perhatiannja

merobah mukim be'kelian

>k'i!< p e r a n g n j a j a r . g h e n d a k m e n g g i P i n g p e r t a h a n a n berkata kepada istrinja.

Tjut silakan hudjan". mukim

siap2, k u m p u l k a n pakaian dan perhiasan mas. Kalian harus seperti ka'a .pepa'ah, "sedia pajung sebelum Musuh mua pasti akan meianggar mendjumpai p e r t a h a n a n VI aiah untuk

mengungsi kami seSa h~J

dan

nasukan aku dan pasukan aiah akan pertahankan negeri kPa. mentoertfmb**lekan p e n g a w a ! T j u * s a i a b e r i k a n 70 o r a n g p e n g a w a l i a n ^

ia s e b e n ' a r int akan ini. U n ' u k dfrta

bersen dan situ

B e r d j a l a n l a h k e d j u r u s a n L a m T e u n g a h dan L a m P a p a r . B i l a T j u t ' i d a k aman d i s P u t e r u s k a n p e n g u n g s i a n itu k e B u k i t P a r a n g ambi! djurusan jang


r

%<.f,-q K a ' a . h;<-> r e - ' u pung

bisa t e m b u s

ke IV m u k i m

dari

a m D a i ke L e u p u n g . bersian. diangan pertahanan lalai lagi d a n a k u s e k a r a n g d i u g a gawa*- d ' p e r b a ' a s a n 9 be-

M u d a h - a n k a m i n a n M b i s a s u s u l T j u t d i K r u e n g R a b a a t a u di L e u Si'ak^n r?rgkat menudiu iang teiah


f

mukim pula

dan pasukan a i a h bisa diaga diurusan Meuraksa T ,"'


;

S e t e ' a h ia m e n t j i u m inana2 29 pengasuhDesember

p->aknia dan m e m e g a n g d a h i i s r i n j a l a l u ia b e r a n g k a t . S e s a a t i ' u Njak Dhien memberitahukan ber-siap2 kepada Pada "ia

s e r ' a w a n i t a 2 l a i n d a l a m k a m p u n g L a m P a d a n g b e s o k Dagi t a n g g a l tanggal

28 D e s e m b e r 1875 t u r u n d a r i r u m a h n i a . 64

1875 sa.u pasukan besar terne*a Belanda jang dikomandokan oleh Letnan Ko.onel F. T. Engel, datang menjerang sekitar VI m u k i m . Su^iah sampai ke Bitai .erus e.seba.' kekampung Lam Djame dan Adjun dan iengkap dengan ala 2 sendjaia berat seperti meriam dan granat pembakar dari batalion Infantri, Cavaleri dan geni2/tukang2. Disitu dipertahankan oleh angkatan Teuku Tjek Ibrahim. Sementara itu penghuni wanita dan orang2 tua seria kanak2 terus mengungsi ke kampung Lam Asan. Pertempuran terdjadi sangat hebat. Belanda meiepaskan tembakan meriam dan geranat api sehingga rumah2 dan mes-' djid-mesdjid dari ketiga buah kampung itu terbakar semua. Dengan demikian d i m a l a m hari kelihatanlah njala api besar ke Lam Padang dan Peukan Bada. Kampung Lam Asan penuh sesak dan anak2 buah k a m p u n g itu daiam keadaan sibuk dan pajah m e n a m p u n g orang wanita jang mengungsi dari Bitai dan Lam Djame P u , sehingga setiap rumah penuh dengan tamu2 perang itu. K e m u d i a n pedjuang2 dari Bitai L a m Djame dan Adjun mengundurkan dirinja ke Lam Asan karena be.nt.eng2 itu tidak dapat dipertahankan lagi dan orang luka dibawa pula ke Lam Asan untuk dirawat. Padi disawah jang sedang menguning tinggal begitu sadja. Dari situ mereka meima-! keluarganja jang lebih dulu telah mengungsi dan akan disuruh mengungsi lagi ke lain tempat karena tentera Belanda akan serang terus dari situ. Orang dari Lam Padang dan Peukan Bada pun sudah bergerak. S e m u a wanita dan kanak2 mengungsi ke Lam Teungoh, Lam Pagar. J a n g tinggal hanja pedjuang jang hanja mempertahankan kuta Lam Padang Kuta Teuku Tjek dan Kuta Teuku N a n ' a . Pada tanggal 30 Desember 1875 tentera Belanda telah madju ke S i m p a n g Rima dan terus madju ke Lam Asan dan terus menembak dengan meriam |dan granat api dan terus menjerang kampung Lam Asan jang telah sesak dengan pengungsi dan pedjuang2 Atjeh jang telah mundur kesana. Tembakan kedjam ini banjak rumah terbakar Benteng2 Atjeh jang telah ditinggalkan lalu diduduki oleh Tentera Belanda. Sementara itu pula Kuta Lam P a d a n g dan Peukan Bada terus diserang pula dimana terdjadi pula perang jang sengit. Tjut Njak Dhien dan ibunja sudah lebih dulu mengungsi ke Lam Teungoh teta pi karena orang kampung Lam Teungoh takut menerima lalu berangkat ke Lam Pagar. Disana disambut orang dengan memberikan air kelapa dan pangan sekedarnja pelepas lelah bagi jang mengungsi itu. Dari situ rombongan wanita2 Tjut Njak Dhien dan Ibunja terus menudju ke B l a n g Kla. Tanggal 31 Desember Kuta Lam P a d a n g diserang pula dengan tjara besar2an dan dilepaskan tembakan meriam dan granat sehingga rumah2 semua habis terbakar. Kuta L a m p a d a n g jang telah ditinggalkan karena tidak dapat dipertahankan lagi dikuasai oleh Tente - Belanda dan sorenja Kuta Peukan Bada pula dapat dikalahkan ka 65

rena tembakan meriam jang hebat. Rumah2 orang kampung dan mesdjid semua hangus di djilat api granat dan meriam. Pada tanggal 1 Januari 1876, tentera Belanda ber-hari raja di Peukan Bada, tetapi Peukan Bada jang ramai itu sunji senjap tak ada orang lalu lintas. Malamnja tanggal 1 djalan 2 Januari kemah tentara Belanda di Peukan Bada jang sudah ber-hari raja diserang oleh gerilja Atjeh jang mundur dari Lampadang dan Peukan Bada jaitu pasukan Teuku Nanta dan Teuku Tjek Ibrahim. Semalam-malaman itu terdadi tembak menembak jang sengit dan pagi hari barulah berhenti. Karena semua gerilja itu lelah mengundurkan dirinja ke sela2 bukit dan pada malam hari tetap menembak kemah2 Belanda jang berada di daerah VI m u k i m . Demikianlah orang2 VI m u k i m Teuku Tjek dan Teuku Nanta mempertahankan serangan Belanda Klonel Engel jang berlaku dari 29 Desember 1875 sampai 5 Januari 1876 menurut pertanggalan dalam buku E.B. Kielstra De Atjeh Oorlog/1884 d j i l i d I halaman 237. 4. TEUKU T;EK IBRAHIM SJAHID.

Pada pertengahan tahun 1378 Habib A b d u l Rahman pulang kembali dari Penang ke Atjeh. Pada suatu hari dalam tempat pertempuran Lembah Beuradeuen Glee Taron jang telah banjak meminta korban kedua belah pihak dari pihak B e l a n d a 2 opsir tewas dan banjak jang luka, ketika Teuku Tjek Ibrahim dalam istirahat mentjeritakan m i m p i n|a pada e m a n kawannja P a n g l i m a Njak Man dan Saudaranja Teuku T j u Adjad, tiba2 dengan tidak disangka mereka pada tanggal 29 Juni 1878 dikepung oleh Tentera Belanda dan terdjadilah tembak menembak jang seru dan tidak lama kemudian kena sebutir peluru manganai kepalanja Teuku Adjad lalu rebah. Ketika ia melihat nasib adiknja jang rebah lalu dipangkunja kepalanja semantara itu selagi kawannja terus membalas tembakan dengan tiba2 pula sebutir peluru tepat kena kepalanja Teuku Tjek. Ibrahim dan rebah pula disitu, seketika it rebah pula disitu Panglima Njak Man maka hari itu sjahidlah ketiga pahlawan: Teuku Adjad. Teuku Tjek Ibrahim dan Panglima Njak Man. Maka mundu"!ah Pasukan Teuku Tjek dengan membawa maia'2 ketiga orang iang telah gugur ke Leupung.
+ f

Disitu disambut oleh I s t r h j a Tjut Njak Dhien dengan ratap tangis dan orang2 kampung datanglah kesitu memberi hormatnja kepada tiga pahlawan iang sjahid. K e m u d i a n bermufakatlah orang2 dengan Tjut Njak Dhien supaja djenazah pahlawan itu dibawa ke Montasik untuk dikebumikannja. Setelah djenazah Teuku Tjek Ibrahim dan kawan2nja dimasukkan kedalam usungan lalu dibawa ke Montasik dengan melalui Bukit Mondam sampailah ke Montasik jang disambut oleh orang2 ramai dengan dukatjita dan d i m a k a m k a n l a h disitu didepan pekarangan M e s d j i d . 66

5.

KAWIN K E D U A D E N G A N TEUKU UMAR. PATAH TUMBUH H I L A N G BERGANTI.

Kira2 mendjelang 2 thn kemudian (1880) Tjut Njak Dhien pun kawin dengan Teuku Umar salah seorang turunan Nanta (kemenakan) anak dari Teuku M a h m u d jang telah beristri dengan Tjut Mahani di Meulaboh lalu beranak Teuku Umar. Dengan perkawinan Teuku Umar dengan Tjut Njak Dhien maka hiduplah kedua pahlawan itu dengan ber-kasih2an dan terus berdjuang. Dalam perkawinan kedua pahlawan ini memperoleh seorang putri jang bernama Tjut Njak G a m b a n g jang kemudian ia dinikahkan dengan Teuku Beb alias Teuku Dibuket. putra dari Tgk Tjhik Di Tiro, M. S a m a n . Dalam waktu 19 tahun (1880 1899) tatkala itu mulailah Teuku Umar mengambil bahagian jang satria dalam perang Atjeh - Belanda karena kerdja sama dengan istrinja Tjut Njak Dhien. Sebagai seorang pahlawan putri Atjeh telah banjak pengalaman i k i t m e m i m p i n perdjuangan d i s a m p i n g suaminja jang pertama dan jang kedua senantiasa memikirkan hal perlawanan jang sangat gigih terhadap musuh. Tjut Njak Dhien seumpama api jang membakar semangat serta senantiasa menginsafi djiwa suaminja jang kedua untuk meneruskan perdjuangannja. Dalam pembelotan Teuku Umar memihak kpd Belanda. Tjut Njak Dhien selalu menundjukkan sikap jg amarah dan mengeluh kpd suaminja Teuku Umar Djohan Pahlawan jg mau ker dja sama dengan musuh, meskipun merupakan siasat politiknja sekalipun. N a m u n Tjut Njak Dhien tak senang melihat suaminja jang bergau! ber-sama2 dalam lingkungan musuh dan kapir dan iapun tiada tahan mendengar edjekan masjarakat jang menganggap salah siasat suaminja. Dan sebab itu mendesak suaminja supaja segera kembali kepangkuan ibu pertiwi. S e k a l i p u n d e m i k i a n sebagai seorang istri diapun tetap menghormati dan meladeni dengan tak berputus asa untuk memberikan keinsjafan kepada suaminja"~sehingga achirnja Teuku Umar jang telah belot kepada pihak Belanda seperti Sayed Abdul Ramah. kemudian balik kembali keharibaan ibu pertiwi meneruskan perdjuangan sampai mangkatnja di Udjung Kala, ditepi pantai Laut Meulaboh pada tanggal 11 Pebruari 1899 jaitu setelah berdjuang 19 tahun. 6. TJUT NJAK DHIEN TERUS BERDJUANG.

M e s k i p u n perpisahan suaminja jang sangat ditjintai itu untuk selama-lamanja merupakan suatu peristiwa kesedihan jang luar biasa, tetapi Tjut Njak Dhien tiada pernah patah hati dan ia sebagai puteri kesastria merasa puas dan bersjukur kepada Mahi karena suaminja jang telah balik kepada ibu pertiwi jang mendjadi djundjungannja itu telah 67

sjahid didjalan Allah dan gugur sebagai Pahlawan tanah air. Selandjumja Tjut Njak Dhien dengan bertawakkal kepada uhan telah mengambil tekad jang buiat didalam hatinja, untuk meneruskan perang sabilnja dalam keadaan matanja rabun hingga sampai kepada keluar nafssnja jang terachir. la mendjalankan perdjuangarmja d.hu an hutan (rimba) dengan menderita hidup jang sangat sengsara. Dikedjar2 oleh Marsuse, tetapi tekadnja tidak mau tunduk. (1899 1905) Seperti telah diterangkan diatas beliau tidak dapat melihat lagi, matanja telah mendjadi rabun tetapi semangatnja tetap ber-njala-njala sebagai api jang tak pernah padam. 7. TJUT NJAK DHIEN TERTAWAN. Enam tahun lamanja Tjut Njak Dhien menempuh hidup jang demikian achirnja karena .kesajangan bekas oengikut2nja jang tak dapat melihat lagi penderitaan beliau jang tak berdaja lagi hal merana itu disampaikannja lagi kepada Komandan bivak tentara Belanda di Meulaboh Kaptain Veltman. Karena itu pada tanggal 4 Nopember 1905 dengan ditundjukkan oleh Pang Laot bekas seorang teman suaminja jang telah tunduk (menjerah) kepasukan Belanda dibawah patroii/pimpinan Letnan Van Vuuren atas perintah Kaptain Veltman dpt menawan Tjut Njak Dhien dengan tjara tipu muslihat, tetapi tatkala mau ditangkapnja lalu ditjabutnja rentjongnja ditikam musuhnja itu tetapi musuhnja mengelak diri tak mengena tikamannja dan Tjut Njak Dhien lari. Karena kena kaju dia rebah dan tatkala itu dapat dirampas rentjong ditangannja, setelah itu ia dapat ditangkap dibawa ke Meulaboh. Berita tertawannja Tjut Njak Dhien tantulah merupakan suatu hal jang sangat populair ketika itu dan kemudian atas Derintah Letnan Djenderal Van Daalen Pahlawan putri Atjeh dari Tanah Rentjong i'u diasingkan ketanah Pariangan dan ditempatkan di Sumedang daerah Djawa Barat. Disitulah Tjut Njak Dhien menghabiskan sisa-sisa hidup nja dengan penuh takwa kepada Allah sampai ia menghembuskan na pasnja jang paling terachir sekali dan dikuburkan ia dibumi Pariangan. Alangkah mulianja bagi nama orang Indonesia djika kemudian hari chalajak ramai dapat berkata : Tjut Njak Dhien musuh Belanda jang berpantang tunduk itu telah menutup mata didalam keadaan menderita dan djenazahnja tlh dimakamkan ditanah Pasundan jg sesutjinja bagi seorang Pahlawan Tanah Air ". Tjut Njak Dhien tinggal berdiam di Sumedang sampai kepada adjal nja. Hidupnja ditempat pembuangan itu adalah sesuai dengan keadaan di Atjeh. sebagai putri Uleebalang dan istri Pangiima. Tjukup dengan pengiring wanita jang setia menjertainja. Dan dari pihak pemerintah Belanda diperlakukan dalam asingan dan pengawasan seorang penasehat pemerintah Belanda Dr. Snouck Hurgronje alias Abdul G?far jang Islam falsu. 68

Doktor -elah menjembuhkan ma'anja jang rabun, sehingga dapatlah ia mei ha' sebagai sediakaia. Tanah Pariangan jang petmai itu terbentanglah dengan segala ke.ndahannja dimuka pemandangan Tjut Njak Dhien. TJUT NJAK DHIEN M A N G K A T Tidak berbeda dengan dlnegerinja sendiri Atjeh akan tetapi sungguhpun serupa, jang nampak dimukanja itu bukanlah Tanah Atjeh. bukan pegunungan Atjeh, Udaranja jang sedjuk jang dihirupnja itu bukan udara Atjeh. tempat ia dilahirkan; tetapi P e r i a n g a n / P a s u n d a n . Seketika ia duduk termenung memikirkan keindahan alam Pariangan itu diberanda muka ' e m p a . ia tinggal teringatlah ia kepada sawah2 sekitar lam Padang. M a k a m keramat di kaki gunung Parau dan Muntasik, Djalan ketjil d i a ' a s p e m a ' a n g jang menudju ke Lam Pisang. Bukit I j o t Tiakc dan terbajang dimukanja lembah Ngalau Ngarai Beuradeuen. Sekiranja dapat sedjenak memindahkan sukma kita kedalam kalbu wanita tua i'u jang duduk termenung mengenang masa jang silam itu, lalu kita mengenangkan Teuku Tjek Ibrahim Lam Nga jang gugur di Glee'areun. Kita kenangkan pula L a m P a d a n g jang telah mendjadi rata dengan tanah. Ngarai Beuradeuen jang dahulu telah mendjadi lautan api. kita memandang dalam chajalan kepada makam Teuku Umar Djohan Pahlawan jang tersembunji didalam rimba raja didaerah sungai Meulaboh dan Sungai Wojla sedang wanita tua itu tidak ada lagi harapan akan dapat ziarah kesana; dia kenangkan sediurus saat K P M bertolak kapal dari peiabuhan Atjeh Ulelheue melalui bekas daerah operasinja : teluk R i g a s / T e u n o m . Meulaboh singgah sehari di Teluk Bajur, tanah tumpah darah neneknja M a c h u d u m S a k t i , buat membawa pahlawan Wanita Tjut Njak Dhien ke Tanah Pembuangan Pariangan. Kita ketahui wanita tua jang duduk termenung dalam buangan itu telah kehilangan harta bendanja. rumah halamannja dan kehilangannja segala jg ditjintainja dim hatinja jg melekat dan bentjinja akan ,.pekerti" orang Belanda. Maka patutlah kita hormati djikalau didalam kalbunja telah bersarang, berurat dan berakar rasa dendam jang tidak berkeputusan terhadap bangsa Belanda sampai kepada detik djantungnja jang paling terachir, pada tanggal 6 N O P E M B E R 1908 meninggal duma jang fana ini menudju dunia jang baqa. menempati sjurga jang senantiasa dalam tekadnja selama ia berperang Sabil.
v

6S

V.

TENGKU FAKINAH (TENGKU FAKI) (Pahlawan Wanita)

1.

Riwajat turunan dan perkawinan pertama

Dalam menjusun sedjarah pahlawan Atjeh atau umumnja Pahlawan Indonesia tidak dapat dikesampingkan seorang wanita Atjeh jang iersebut diatas, meskipun dalam buku2 sedjarah Belanda tidak atau kurang disebut namanja, namun seluruh Atjeh Besar dan Pidi, nama Pahlawan ini tjukup termasjhur. Tengku Fakinah nama singkatnja jang disebut Tengku Faki sadja, anak dari Tengku Datuk dari kampung L a m Beunot (Lam Taleuk) mukim Lam Kerak VII m u k i m Ba t, segi XXII m u k i m Atjeh Besar, Tengku Datuk dimasa remadja ia merantau ke Atjeh Selatan diperkampungan Asahan, sebab itu namanja dipanggil orang Tengku Asahan. Sepulang dari merantau kekampung halamannja dikawinkan oleh orang tuanja dengan Tjutmah anak dari Tengku Tjhik L a m Putjok namanja jang sebenarnja Tengku Saat. Dari perkawinan ini lahirlah seorang puteri kira2 sekitar tahun 1856, jang diberi nama Fakinah. semendjak ketjil telah dididik dengan sungguh2 oleh orang tuanja seperti mengadji dan pekerdjaan djahit mendjahit dan membuat kerawang sutera dan kasab2 sehingga sesudah remadja telah mendjadi seorang ahli kerawang dan a l i m , (ulama) dan sebab itu ia dipanggil orang Tengku Faki jai'u kependekan dari Tengku Fakinah. S e s u d a h ia dewasa dalam tahun 1872 dikawinkan dengan Tengku A h m a d dari Aneuk Glee oleh orang kampung L a m Beunot Tengku A h m a d dipanggil Tengku Aneuk Glee sadja dan Tengku Aneuk Glee ini membuka satu D e a h / P e r g u r u a n (Pasanteren) jang dibiajai oleh mertuanja Tengku Asahan atas dukungan orang Lam Beunot dan Imeum L a m Kerak. Pesanteren ini banjak dikundjungi oleh pemuda dan pemudi dari tempat lain disekitar Atjeh Besar, bahkan ada pula jang datang dari Tjumbok (Pidi) sebab orang2 Tjumbok banjak berasai dari orang2 L a m Kerak. Jang memberi pengadjaran dalam Pesamelen disitu suami isteri, bahagian pemuda oleh Tengku Aneuk Glee dan pemudi oleh Tengku Faki jg diadjar mendjahit dan membuat kerawang. Baru mulai madju daerah L a m Beunot itu datanglah Belanda expedisi I menjerang Atjeh. Tatkala menentang serangan I Belanda i'u, Tengku Imam L a m Kerak serta Tengku A h m a d / T e n g k u Aneuk Glee turut dalam kafilah VII m u k i m Bat mempertahankan Pantai Tjermin terji laut Ule Lhue jg dikommandokan oleh Panglima Polem Njak Banta d a n Rama Setia. Dim pertahanan perang itu pada tgl 8 Sjafar 1290 H (8 April 1873) tewaslah P a n g l i m a perang besar Rama S e tia, Imeuem L a m Kerak. Tengku A h m a d Anak Glee suami dari Tengku . F a k i dll pahlawan tanah air. Semendjak itu Tengku Faki telah mendjadi djanda jang masm re 70

Gambar , 16

Gambar lukisan Tengku Fakirtrfi (Tengku Faki).

71

madja puteri rupanja tjantik, kulitnja putih dan badannja tegap, sifatnja berani kata P o t j u t T e u g o h bekas muridnja, beliau tidak memperoleh anak. Maka semendjak itu pula Tengku Fakinah membentuk badan amal sosiai untuk menjumbang darma baktinja akan tanah a i m j a , Jang terdiri dari djanda dan wanita2 lain mendjadi anggota badan amal tsb. B a dan VJ mendapat dukungan dari seluruh kaum muslimat disekitar Atjeh Besar jang kemudian mendjalar sampai ke Pidi (Padang Tidji, Rabe, Bate, dan Tjumbok). Anggota b d a n amal ini mendjadi amat giat d a lam mengumpulkan sumbangan rakjat jang berupa perbekaian baik pad i dan uang. S e l a i n dari anggota bergerak mengumpulkan perbekaian peperangan djuga anggota2 jang tinggal ditempatnja sibuk bekerdja mempersiapkan s a d j i a n / m a k a n a n bagi orang jang datang dari bahagian luar : Pidi, Ndjung, Meureudu, S a m a l n g a , Peusangan d l l . utk m e m b a n tu perang dan menuangkan t i m a h / p e l o r s e n a p a n g (anak bedil). S e m u a pekerdjaan itu dibawah panglimanja Tengku Fakinah. Panglima Fakinah tidak tinggal ditempatnja tetapi ia giat sekali h i l i r mudik keseluruh segitiga Atjeh Besar mendjalankan d i p l o m a s i , mendatangi rumah orang2 besar dan orang Kaja meminta zakat dan sabilillah untuk membantu peperangan Atjeh jang s e d a n g berketjamuk dan kegiatannja itu memperoleh hasil besar. la telah berkenalan baik dengan Petjut Lam Gugup isteri dari Tuanku H a s j i m . Tju Njak Meuligo isteri T. Tjut Tungkop, Tjut L a m reueng isteri T. Tjut L a m Reueng. isteri Teuku Tjut Lamf K a p a n g dll. 2. SCuta pertahanan wanita Tengku Faki. S e s u d a h musuh menguasai Kutaradja (istana) pertahanan berpindah kekota L a m Bhok, pagar Raje (Leung Bata) dalam tahun 1883 pertahanan itu dapat pula dikuasai oleh m u s u h , maka Tengku S j e c h S a man j a n g disebut Tengku Tjik di Tiro memperkuat lagi kuta Aneuk G a lang, bekas kuta panglima P o l e m Njak Banta jg d u l u tlhi dirampas oleh Belanda d a l a m tahun 1878. Maka serentak dengan itu masing2 tokoh perang m e n d i r i k a n lagi kuta2 lain seperti Tengku Empee Trieng, Kuta Karang, Tengku Pantee K u l u , kuta Tuanku dll. Sementara itulah pula di L a m Kerak didirikan tiga buah kuta : Kuta L a m Sajn, dikepalai oleh panglimanja Tengku M a t S a l a h . Kuta Tjot Weue (Teungah) dikepalai oleh Tengku Fakinah sebagai panglima perangnja. 3. K u t a Bak Garot, dikepalai oleh Tengku Amat jang disebut Tengku L e u p o n g (Tengku Leuepeueng adik ibu Tengku Faki). M e m b a n g u n 2 buah kota ini dikerdjakan oleh pria tetapi Kuta Tengku F a k i (Tjut Weue) dikerdjakan oleh wanita baik membuat pagar, menggali parit dan m e m a s a n g randjau2, dikerdjakan sendiri oleh wa 72 1. 2.

ta2 atas pendjagaan oleh Panglima perangnja Tengku Faki sendiri serta kawan2nja wanita lain jaitu : 1. Tjutpo Fatimah B l a n g Preh 2. Njak Raniah Dari L a m Uriet 3. Tjutpo Habi 4. Tjutpo Njak Tjut dan 5. Tjut Puteh Masing2 dari kampung 3 e u h a dan Tantuha sebagai pang2 dan perrvbantu Panglima Fakinah jang melaksanakan tehnik pertahanan perang menentang musuh (Belanda). Penasehat Pria jang mendampingi : 1. Ketjhik Puteh Ule B e u h a 2. Ketjhik Ali Beuha 3. Ketjhik Brahim B l a n g Preh 4. Waki Gam Tantuha 5. Waki M u d B l a n g Preh 3. Tengku Fakinah kawin kedua Setelah siap membangun Kuta Tjot Weue maka atas mufakat orang2 patut agar Tengku Fakinah panglima perang itu djangan tinggal d i a m randa dalam mendjalankan tugas tanah air jang amat herat itu, diperdjodohkan dengan seorang alim pula Tengku Njak Badai jang berasai dari K a m p u n g Langa Pidi, bekas? murid Tanoh Abe. Tokoh2 besar jg disebut-sebut orang dim perang Atjeh, kawan dari Tengku Tjhik di Tiro Sech Saman jang tatkala itu sedang berada dalam kuta Pertahanan Aneuk Galung. Alasan jang dikemukakan ialah seorang panglima perang wanita dalam siasat perang senantiasa bekerdja sama dengan pria jang atjap kali bermufakat. Dalam pandangan umum tidak lajak dalam suatu perundingan seorang wanita tidak didampingi oleh s u a m i n j a , maka andjurannja orang2 tua2 itu diterima oleh tengku Fakinah dan perkawinan itu dilangsungkan sebagaimana mustinja. Setelah perkawinan itu maka Tengku Fakinah bertambah giat berusaha untuk mengumpulkan benda2 perlengkapan persendjataan dan makan untuk keperluan tentera pengikutnja. . Dim masa itu pula pd thn 1893/1895 desakan tentera Atjeh sangat seru melawan Belanda untuk memasuk kepedalaman XXII m u k i m , sehingga Biloij dan Aneuk G a l u n g selalu dalam kepungan. Bahkan tentara AMeh pun selalu mangepung bivak2 Belanda : L a m Baro, Tjot Rnang, Tjot Iri dan Rumpit dapat dirampas kembali. Dalam tahun 1894 biloij dan L a m Baro dapat dikuasai lagi oleh B e l a n d a , setelah itu Aneuk Galung dalam tahun 1896. M a k a tudjuan Belanda hendak mengambil 'erus daerah VII m u k i m Bat diantara Kuta L a m Sajeun dan Kuta Bak Garot telah mulai di-intai2 dan diserang terus tetapi dapat dipertahankan dengan perang jang amat seru kedua belah fihak banjak jang 73 -

tewas dim perang itu Tgk. Mat Saleh Panglima Pemimpin Kuta Lam Sajeun turut tewas. Belanda mundur ke Lam Baro. Tengku Mat Saleh Seorang ahli perang jang amat berani, dan penasehat perang dari Tengku Fakinaft.Sesudah tewas Tengku Mat Saleh diangkatlah seorang Argafnistan namanja Habib Kabul mendjadi penasehat perang dari Tengku Fakinah jang ditempatkan dalam Kuta Bak Garot. Sementara itu Kuta Tjot Weue dipindahkan mundur kebelakang namanja Kuta Ule Tanoh. Kuta ini pun dibangunkan sendiri oleh wanita2 jg datang membantu dari -. Glee Jeung, Reukih, Lam Leuot, Indra Puri. Seulimum dll. Tidak beberapa lama Kuta Bak Garot pun selalu diserang dan dilepaskan dan Habib Kabul pindah kedekat Kuta Ule Tanoh. 4. Mempengaruhi Tjut Njak Dhin Tjut Njak Dhien tidak asing pergawulannja dengan Tengku Fakinah Semendjak perang di Atjeh Besar berketjamuk, semendjak Fakinah menjumbang amal baktinja untuk pertahanan tanah air dalam usaha mengumpulkan perbekaian perang, sudah ikenal baik dengan Tjut Njak Dhien, baik dalam pertarungan mereka di Muntasik, Lamsi, maupun kalau Tjut Njak Dhien datang ike Lam Kerak senantiasa singgah kerumah Tengku Fakinah, baik untuk ramah tamah ataupun hendak mengetahui atau meminta perbekaian untuk pengikut-pengikutnja T. Umar dan senantiasa diladeni oleh Tengku Fakinah setiap kali datang diberikan : Beras kain hitam dan uang tunai. Sebaliknja Fakinah dulu sering datang kerumah Tjut Njak Dhin di Lam Padang/Bitai dan tempat2 lain dimana Tjut Njak Dhin tinggal. Dengan demikian perdjuangan kedua wanita jg Sastria itu sangat erat hubungannja. Oleh sebab itu Fakinah terkedjut tatkala mendengar chabar bahwa Teuku Umar telah belot kepada Belanda. Akan tetapi masih mendjadi perhatiannja, apakah belot T. Umar itu beserta dengan Tjut Njak Dhin ataupun Teuku Umar sendiri, sadja dan sudah berpisah tinggal sebab dipahami betul olehnja djiwanja Tjut Njak Dhin dalam bidang Sastria. Satu lagi pertanjaannia: Mengapakah Tjut Njak Dhin tidak dapat mempengaruhi atau menahan maksud suaminja meninggalkan kawan seperdjuangannja lari kefihak musuhnja. Demikianlah pertanjaan itu terpendam dalam hatinja. Tengku Fakinah memikirkan hendak mengirim utusannja kepada Tjut Njak Dhin buat bertanja isi hati rekannja Tjut Njak Dhin, tetapi seorang wanita belum ada jang berani pergi kePeukan Bada bertemu langsung dengan Tjut Njak Dhin. i Sementara itu tersiar chabar, bahwa Teuku Umar sedang bergiat bersama serdadu Belanda menjerang Kuta Tungkop, dan lain tempat pertahanan dim daerah XXVI mukim. Kuta2 (bivak2). Belanda jg telah 74 -

d i i a m p a s oleh A[]eh telah direbut lagi oleh Legiun Teuku Umar dan Karena L u Teuku Umar teiah diberikan puia pangkat jang tinggi jang dipanggil namanja : D J O H A N P A H L A W A N , dalam pada itu Fakinah telah mengira pula banwa legiun Teuku Umar Djohan Pahlawan jang akan menjerang pula ku.a Teuku Fakinah jang terletak di Ule Tanoh. Maka untuk persiapan dan kewaspadaan segera pula membangun tiga buah kuta lagi untuk pertahanan jaitu ; Tjot Pi ring, Tjot Raja, dan Tjot Ukam. Sementara itu da angiah 2 orang wanita dari Bitai mengantar nazarnja kepada perang sabil, bahkan sumbangan jang diserahkan kepada Tengku Fakinah. Pertemuan dengan 2 orang wanita Bitai itu membawa kegembiraan bagi Tengku Fakinah sebab kalau tadjnia ia me ngira orang XXV itu tidak ingat lagi kepada perang sabil, bahkan s u m bangan jg dierima itu bukan 2 orang sadja tetapi kiriman dari beberapa orang lain dan Bitai dan Peukan Bada. Dengan antar nazar Perang sabil ini, insjaflah Tengku Fakinah bahwa Belanda dan T. Umar belum menguasai sampai kepada semangat djihat djiwa rakjat Atjeh, hanja ia telah tundukkan tempat dan beberapa tokoh pedjuang jang sudah lemah semangat karena tekanan keadaan kekurangan sendjata jang modren sehingga mereka tidak berdaja lagi.
L

Maka kepada 2 orang wanita Bitai itu Tengku Fakinah mengirim saiamnja kepada Tjut Njak Dhien rekan lama dengan menjebut beberapa kata. Sindiran jang penting sebagai tjemeti menusuk dada Tjut Njak Dhien, katanja : Peugah bak Tjut Njak Dhien haba Ion: jo Djak b e u ridjang lako gobnjan Teuku Meulaboh. djak prang inong-inong bale mangat djikalon tjeubeuh lee gob. Bah agam lawan inong bale Artinja : Sampaikan kata saja kepada Tjut Njak Dhien suruh datang suaminja Teuku Meulaboh perang kuta wanita2 djanda2 supaja orang dilihat keberaniannja. Setelah tjukup pembitjaraan dengan kedua wanita Bita itu maka mereka terus Dulang sampai kekampungnja tetapi tidak langsung menjampaikan chabar i'u kepada Tjut Njak Dhien. melainkan ia beri tahukan sama lain wanita jang dipertjajai dan sering keluar masuk rumah Tjut Njak Dhien. Tjut Njak Dhien sangat tiemas hatinja mendengar chabar kiriman dari Teng ku Fakinah. Disuruhnja wanita kepertjajaannja mem3nggil kedua orang Bitai itu untuk bertemu sendiri. Tetapi kedua wanita itu tidak mau datang takut ditangkap, dua hari ditunggu2 tidak kundjung datang. Tjut Njak Dhien datang sendiri dengan diam2 ke Bitai dan wanitaitu telah bersembunii dirumah lain. Hal ini disadari oleh Tjut Njak Dhien karena ia berbisik kepada seorang wanita jang dekat rumah DEMI A L L A H bahwa ia tidak menarun maksud djahat terhadap kedua wanita itu, hanja ia akan menjuruh balik ke Lam Kerak untuk membawa chabar (balasan) keDada Tengku F a k i n a h . Maka besok harinja datanglah kedua wanita itu kerumah 75

Tiut Njak Dhien. Keduanja diterima dengan ramah tamah. Diserambi belakang duduklah mereka bertiga sadja tidak disertai orang lam mem bitjarakan tentang chabar pesanan jang dibawa dan Lam Kerak jang seperti tersebut diatas tadi jang langsung didengar sendiri oleh Tjut Njak Dhien Sedjurus lamanja Tjut Njak Dhien termenung rasa2 tertusuk hatinja oleh karena mendengar kata2 sindiran dan Teng.oi Fakinha sebab kata2 itu filsafah jang sangat dalam artinja dalam ilmu firasa't Atjeh lebih sakit dari ditikam dengan rentjong. Akan tetapi wanita jang bidjaksana itu segera sadar dengan tenngat akan fi safari pula BENANG JANG SUDAH SUSUT, KEMBALI PADA PUNTJANJA dan LANGKAH JANG TELAH TERDORONG SURUT KEBELAKANG. Ma ka segala pembitjaraan dalam ramah tamah Itu akan mendjadi tjemeti bagi Tjut Njak Dhien untuk menginsafi dan mempertjepat langkah suaminja balik surut kepada ibu pertiwi sebagai semula.
;

Penutup pembitjaraan itu disuruhnja kedua wanita itu balik ke Lam Kerak bertemu dengan Tengku Fakinah dengan membawa chabar balasan jang disertai bungong djaro (buah tangan), 2 kaju kam hitam untuk tjelana, 6 potong selendang, 1 kaju kain untuk badju peradjunt wanita dan sepotong kain peray untuk selimut. Tengku Fakinah sendiri disertakan wang 200 real untuk pembeh sirih kapur. Keesokan harinja berangkatlah kedua wanita itu dari Bitai menudju ke Lam Kerak. Seorang mendjundjung sumpit jang berisi beras dan jang seorang lagi mendjundjung satu berkas tikar mensiang jang didalamnja berisi barang2 kiriman Tjut Njak Dhien kepada Tengku Fakinah di Lam Kerak. Sesampai disana langsung ia bertemu dengan Tengku Fakinah sendiri dan menjerahkan barang2 amanah itu. Dalam pertemuan jang bersedjarah itu disampaikan pula salam dan pesan2 Tjut Njak Dhien jang ilrtti2 kata tersembul dalarri : Atee Tjut Njak Dhien matong lage set Ion inseuh keulangkah lako Ion jang kameusireuk artinja : hati Tjut Njak Dhien seperti dalam perdjuangan semula, saja insjafi akan langkah suami saja jang telah terdorong. Ditambah lagi kata2 Tjut Njak Dhien hubungan lidah Njak Faki njo ngon Ion jang neuba lee dro neuh mudah2an Tuhan puwo langkah kamo lage sot. Artinja hubungan lidah Tengku Fakinah 'mi jang saudari bawa kepada saja, mudah-mudahan Tuhan kembalikan langkah kami kepada langkah semula. Demikian kata sindiran dari filsafah dalam pertemuan diplomatik antara kedua pengantar kata hati >kehati antara dua orang Srikandi ulung, pahlawan tanah air jang sastria Tengku Fakinah dari Lam Kerak dan Tjut Njak Dhien dari Larrv Pisang, jg sudah lebih dua tahun permainan tjara berdjuang, dan telah berpisah sebagai kiambang, tetapi sesudah bidukJ lalu, kiambang itu bertaut kembali. 76

5.

MUSJAWARAH STAF LEGIUN TEUKU UMAR.

Semendjak ada hubungan dari hati kehati antara Tengku Fakinah dengan Tjut Njak Dhien, situasi dalam barisan Teuku Umar djadi hangat. Selain Tjut Njak Dhien meiepaskan kata2 sindiran kepada suaminja, djuga kata2 itu se-waktu2 tatkala Pang Karim datang, meminta belandja disebut oleh Tjut Njak Dhien-, peue lom Pang K a r i m , djeh Tengku Fakinah ka geurut pinggang, geupreh teuka gata djak Serang kuta urung inong njan, njan baro sabee timang gata, agam lawan inong, njan hantom loon deunggo bak bak intu goutanjo, agam prang inong. Kaphee keudo male djak prang kuta ureung inong sabab njan didesak. Tengku djak prang L a m Kerak. Ka dilekon loon pengah bek teumeumom bak badeuk bu, bu bit, i i bit, radja, radja diro; bek teumeu radja bak Belanda kaphee sitre. Hana ta kaloon Teuku U m a r jang meuprang, Teuku Nek jang dilihat bintang, njo pat. beulandja segera djak ladju peukeu L a m Kerak. Artinja : Apalagi Pang K a r i m , itu Tengku Fakinah telah ikat kain pinggang menanti kedatanganmu. Itu baru tjukup nilai perdjuanganmu. Iaki2 lawan wanita jang tidak pernah saja dengar dari nenek mojang kita, laki Serang perempuan. Kafir sendiri malu pergi- menjerang kuta perempuan, sebab itu didesak Teuku (Teuku Umar) pergi serang Lam Kerak. Bukankah telah kukatakan d u l u djangan menjusu kepada badak, nasi, nasi sebenarnja, air, air sebenarnja, radja, radja sendiri, djangan beradja kepada Belanda sitru Tidakkah kau lihat Teuku Umar berperang, Teuku Nek iang dPjemat bintang. Inilah belandja segera berangkat menudiu ke Lam Kerak. Pang Karim pergi dari situ dengan hatinja jang tjemas mendengar kata sindiran dari Tjut Njak Dhien. terus mentjari tempat Teuku Umar jang beristirahat ditempat Tjut Njak Safiah. S a m p a i disitu diberitahukan kepada Teuku Umar semua jang didengar dari rewelan (move) Tjut Niak Dhien. Teuku Umar ketawa mendengar lapo'-an Pang Karim bek tat taoeureumeun t u o ureueng inong. oeue kumo Deubut ladju Artinja engkau Pang Karim djangan terlalu mendengar kata orang p e rempuan, apa jg saja suruh terus kerdjakan. Djawab Pang K a r i m : T e u k u oeutu mok. .>bak 'ooW 10 kuta agam, djak perang ureueng inong han k u pafeh, a r t i n j a : Teuku tundiukilah kepada saia 10 kuta Iaki2 pergi menierang kuta wanita saja tidak mau mengikut lagi. Maka meskipun Teuku Umar telah membantah dan menasehati adiudannia Pang K a r i m . tetapi hatinja Teuku Umar tiukup terbakar bahwa Tiut Niak Dhien telah mengeluarkan kata2 edjekan itu bukan kepada ia sendiri tetapi djuga kepada orang lain. J a n g karena itu ia telah tiga hari beristirahat dirumah is+rinja jang lain untuk tenangkan fikirannja mentiari dial-an keluar tentang persoalan itu dan sekarang edjekan2 itu Tiut Niak Dhien telah mengediek ngediek adiudannja pula Pang Karim jg d i c h a w a t p k a n berita itu djadi rahasia umum.
1 l 1

77

6.

PERUNDINGAN RAHASIA STAF TEUKU UMAR

Pada tanggal 25 Maret 1896 telah datang kerumah Tjut Njak Dhien di Lampisang Panglima2 atau tokoh2 perwira2 dalam legiun Teuku Umar, jang hadir diantaranja : Pang Njak Neh, Ketjhik Bintang Lamleu Eu, Teuku Lamlheue, Pang Karim dll. Tokoh2 perwira inilah jang memegang peranan penting dalam legiun Teuku Umar dan kekuatan 250 sendjata bomen. Dalam perundingan itu akan dipetjahkan soal periama dengan Gubernur Deykerhoff tentang emosi penjerangan Lam K e ' a K clan kedua riaksi jang terdjadi antara Tjut Njak Dhien, jang mendesaknja supaja dipertjepat langkah kembali kepada Ibu pertiwi, Briefing Teuku Umar bahwa ia telah mendapat kata sepakat dengan beberapa kepala negeri dari XXVI mukim jang menjerah kepada Belanda akan ikut serta balik kembali dalam tentera M u s l i m i n . asal tentera Teuku Umar bergerak. Kedua soal inilah jang harus dipikirkan oleh rapat tersebut dengan sangat serius sekali menjerang ke L a m Kerak a'au membalik gagang, inilah jang harus dipertimbangkan oieh perundingan itu. Sementara perundingan itu Tjut Njak Dhien memasang telinganja ditjelah dinding biliknja dengan serambi muka tempat orang itu berunding. Teuku Umar memberi pendjelasan bahwa soal Lam Kerak ia telah bitjarakan langsung dengan Deykerhoff, biarlah kuta2 Lam Kerak karena ada k u ' a wanita Teuku Fakinah, biarlah serdadu Belanda sendiri menjerang karena menurut Atjeh pantang tetapi Gubernur Deykerhoff mendesak djuga supaja kita turut djuga ber-sama2, tak usah segan menjerang terus. Sementara itu turunlah Tjut Njak Dhien dari bilik nja dan terus duduk mendampingi rapat itu. Teuku Umar berkata pergilah kebelakang kami sedang mufakat merumuskan persoalan penjerangan jang amat penting. Djawab Tjut Njak Dhien : Djeuet Ion gisa ulikot tetapi dua Ihe kraak haba loon peugah mantong: bek tapreh lee diberi bintang Ie kaphee, lage Teuku Nek dan Panglima Tibang. Loon han eek lee Ion boh muka ngon Ion tamong diurong ditanjong legob njo Teuku geumedjak prang kuta inong Tengku Faki di L a m Kerak. Artinja boleh saja balik kebelakang, tetapi dua tiga patah kata sadja saja sebutkan. djangan tunggu lagi diberi bintang oleh kafir seperti Feu ku Nek Dan Panglima Tibang. Saja tak dapat lagi membuang muka kalau berdjalan dalam lorong. bila ditanja orang betulkah Teuku mau pergi menjerang kuta perempuan Tengku Fakinah di Lam Kerak. Tjut Njak Dhien berdiri terus lalu balik keserambi belakang, keadaan rapat mendjadi hangat. Pang Neh berkata terserah kepada Teuku asal kami djangan disuruh menjerang kuta wanita. Teuku U m a r bertanja, kalau begitu sepakat sekali kembali kepada Ibu pertiwi, sedia sahot jang hadir. Teuku Umar bangun berdiri dipintu Rambat dan lalu berkata, ha Tjut Njak ! Beuot bu, maksud dro neuh katroh, artinja Tjut Njak !. angkat nasi maksudmu sudah sampai. Rapat ditutup. 78

7.

TEUKU UMAR BALIK MUSLIMIN

Rahasia rapat dirumah Tjut Njak Dhien telah botjor dan dilaporkan oleh spion Belanaa Ketjhik Umar Lam Pisang memberitahukan kpd gu bernur Deykerhoff T. Umar atas desakan istrinja Tjut Njak Dhien akan kembali m u s l i m i n . Tetapi Deykerhoff tertegun2 mempertiajai laporan Ketjhik Umar iLu karena tak tjukup alasan tepat, malah ia berfikir hanja lah sebagai sandiwara Teuku Umar sadja. Akan tetapi d P e r i m a lagi laporan dari Teuku Tjut Kampung Lam Teungoh jang termasuk orang V! mukim jang terang mengetahui bahwa Teuku Umar telah suruh ber-siap2 beberapa kepala negeri mukim lam buat ikut serta balik. Dgn laporan Teuku Tjut Lam Teungoh ini terus Deykerhoff mengadakan rapatnja dgn stafnja dan memutuskan Teuku Umar harus di jari dibawa menghadap gubernur untuk dipertanggungdjawabkan berita laporan itu. Begitulah pada hari itu pada 29 Maret 1896 djam pukul satu, diaian dari Seutoej keu Lhok Nga dan dari Pu ngai ke Ule Lhee sudah distelling dengan diperiksai siapa lalu lintas itu kalau2 ada Teuku Umar. Spion2 Belanda telah tersebar dipasar berbisik2 dengan ber;anja dimana Teuku Umar berada. Salah seorang pengikut Teuku Umar lalu pergi ke Peunajong memberitahukan kepada Teuku Umar jang tatkala itu Teuku Umar ada tidur dia as sebuah Gedung Orang Tjina. Mula2 Teuku Umar kurang pertjaja akan berita itu, tetapi seorang Tjina lain naik keatas memberi tahukan lagi kepada beliau bahwa beberapa kedai lain tempat biasanja didatangi T. Umar telah diperiksai oleh Serdadu Belanda dengan distelling. Sewaktu itu T. Umar dengan 2 orang pengikutnja naik sado sedangkan jang lain disuruh memberitahukan kepada kawan2nja supaja dengan hati2 pulang ke Lam Pisang. T. Umar tidak melalui kampung peukan Atjeh tetapi diambilnja djalan sempit melalui kampung Keudah dan kampung Pandee terus ke Ule Lheue dan dari situ djalan Lam Teungoh terus ke Peukan Bada dan Lampisang. la memberitahukan ke pada Tjut Njak Dhien supaja bersiap2 dan segala barang mas dan lain jang bisa bergerak disembunjikan kerumah2 di kampung Bitai. sebab mungkin Belanda mengedjar T. Umar terus ke Lam Pisang. Hari iiu djuga tentara Belanda mendapat chabar dari Ule Lheue bahwa T. Umar lepas pulang ke Lam Pisang. Keesokan harinja dikonsenir teiPera2 disekitar benteng2 di Kutaradja menudju Lam Pisang T. Umar dikepung dan dikirim surat kepada T. Umar meminta supaja T. Umar menjerah dengan mengembalikan semua alat sandjata. djika tidak akan digemour. T. Umar mengirim surat balasan bahwa ia tidak akan menjerah dan tidak mau menjerahkan sepotongpun alat sendjatanja. Maka kota L a m P i s a n g digempur dan terdjadilah perang jang sangat seru sekali sampai tiga hari tiga malam lamanja perang itu bergemuruh jang tidak sedikit korbannja. Tetapi karena mortir2 tentera Belanda jang amat banjak dan rumah2 disekitar Lam Pisang terbakar semuanja. Maka Pasuk 79

an T. Umar merigundurkan diri: satu pasukan kedjurusan Kroeng Raba Leupong dan satu iagi kedjurusan Lam Kerak. Dalam pasukan ke Lam Kerak Tjut Njak Dhien ikui serta dan disana diterima baik oleh Tengku Fakinah dengan diberikan satu kuta Lambaki jang tidak beberapa djauh dari ku.a Tengku Fakinah. Ber-sama2 ikut seria dalam rombongan Tjut Njak Dhien: Teuku Husien Loengbata, Teuku Imuem Njak Hassan Lam rabo, Teuku Imuem Ateuek, Njak Muhammad, Teuku Imuem Hoho, Teu ku Imuem Lam Djampok, Teuku Tjut Keurekon dan Teuku Mahmud Lam Teungoh. Pasukan T. Umar jang mengundurkan diri ke Leupong, setelah diserang serdadu2 jang hebat pula. Setelah Leupong dikuasai oleh Belanda maka T. Umar menggabungkan dirinja dengan rombongan jang te lah ditampung oleh Tengku Fakinah dalam Kuta Lambaki daerah Lam Kerak. jang selama ini tidak mau diserang oleh legiun T. Umar. Selama T. Umar di Lam Kerak bertemu dengan kawan2 seperdjuangannja lama seperti T. Ajer Alang, Teuku Latief Lam Leuot, Teuku Muda Sulaiman dll. Peristiwa balik gagang T. Umar situasi tentara Belanda di Indonesia djadi ketuh sekali, beribu-ribu serdadu dikirim ke Atjeh. Deykerhoff kepala tentera dan Gubernur sipil dipetjat, diganti oleh Letnan Djendra! Vetter, Kolonel Van Heutsz jang dianggap sebagai Atjeh kenner (Ahli Atjeh) ditempakan kembali ke Atjeh jang didampingi oleh penasehatnja Dr. Snouch Hurgronjo jang diberikan kedudukan sebagai Resident. Kepada Van Heutsz diberi tugas untuk mengamankannja, menentang perlawanan di Atjeh. Rantjangan dibuat oleh Van Heuisz jang kemudian diberi nama Stelsel Van Heutsz. Stelsel itu diterima baik oleh pemerintah Belanda dan berdasarkan itu Van Heutsz diangkat mendjadi sipil dan meliter gubernur di Atjeh. Sesudah T. Umar berada di Lam Kerak dan sudah kompak kembali dengan T. Ali Ba'et, T. Tjut Ajeer Alang, Teu ku Brahim Montask dll. Kawan2 seperdjuangannja meskipun sudah tunduk kepada Belanda. Bergerak pula kembali menjerang benteng2 Belanda jg berada didaerah XXV dan XXVI mukim. Beberapa benteng jang sudah dikuasai Belanda seperti Tjot Iri, Tjot Rhang Beloj dan Lam Baro diserang lagi, rampas merampas kembali dengan tentera Belanda. Ini berarti mereka tunduk karena bukan lemah djiwa dan semangatnja teiapi karena tak ada sendjata jang modern. Karena itu temaksa Belan da mendatangkan lebih banjak lagi tentera dari Djawa dan Ambon. Maka T. Ba'et Setia Maharadja jang telah dibuang ke Banda dan dikembalikan ke Atjeh disuruh pulihkan keamanan Lam Kerak dengan diberikan tiga kuta untuk dikuasai jaitu : Blang Tjot, Tampureue dan Tjot Leupeueng, akan tetapi tokoh tua inipun bathinnja masih tetap membantu kaum muslimin sehingga Belanda pun dapat mengetahui bahwa djago tua itu sebagai pisau bermata dua dan rumahnja distelling Belanda terdapat orang2 muslimin jang Iuka2 dirumah maka ditangkap dibuang lagi ke Djakarta. Bengkel persendjataan di Reudeuep/Montasik 80

dibangunkan kembali. Kampung Reudeup ini bukan sadja pabrik membuat sendjata, tetapi orangnjapun beran; betul berperang. Kabar orang disitu kalau parut dimuka Mulia sekali kalau parut dibelakang, pajah mendapat gadis untuk dipinang, demikian adat dikampung itu. Demikian keadaan situasi peperangan di Atjeh Besar dalam tahun 1896 jang sangat mengentarkan jang diakui sendiri oleh tentara Belanda. Perang jang sudah lumpuh hangat kembali atas diplomasi dan pengaruh dua pahlawan wanita Tengku Fakinah dan Tjut Njak Dhien. Dalam bulan Desember 1893 jang telah dahulu Van Heutsz menjerang dengan sekuat2nja Kuta Aneuk Galong jang ditempati oleh Tengku Muhammad Amin pengganti ajahnja Tengku Sjech Saman. Tetapi dapat dirampas kembali. Kota-kota jang diberi kuasa pada Tengku Ba'et Tua, T. Njak Raman jg dulu dim thn 1878 tlh dibuang ke Banda seperti tsb diatas. Kemudian dim thn 1884 oleh gubernur Demmeni (1884-1886) dibawa pulang ke Atjeh menjuruh amankan Lam Kerak dengan diberikan belandja2 untuk 60 orang pengikutnja dan diserahkan kota : Blang; Tjot, Tampereu dan Leupung. Kemudian kuta2 ini dirampas kembali oleh Belanda dim thn 1896 sesudah ia ditangkap dgn alasan bhw Teuku Ba'et adalah musang berbulu ajam selalu menerima kaum Muslimin dirumahnja tetapi banjak anak buahnja jg dipimpin oleh Panglimanja Teuku Hasjim semua balik gagang bersatu dgn Markas Atjeh dan Markas Tengku Fakinah dan karena itu Teuku Ba'et dibuang lagi ke Djawa. Pada tanggal 9 Juni 1896 pasukan Kolonel J.W. Stempoort menjerang kuta2 di Lam Kerak diantaranja Tjot Weue turut diserang. Peperangan didaerah Lam Kerak sangat seru sekali. Satu demi satu kota Tengku Fakinah dilepaskan mundur dari Ule Tanoh (Beuha). Tengku Faki mundur ke Tjot 'Raja, dari Tjot Raja mundur ke Tjot Piring. Pada 17 Juni Muntasik diserang dengan alat Pembakar (periuk api) orang2 kampung supaja petjah tenaga agar tidak dapat membantu pertahanan Aneuk Galung. Sementara itu pasukan besar jang dipimpin oleh Letkol J.B. Van Heutsz mengepung Kuta Aneuk Galung. Dalam bulan Juni itu sibuk gempuran perang itu Tengku di Tiro Muhammad Amin tewas dalam pertempuran di Aneuk galung pada tanggal 29 Juni 1896. kemudian dari itu penghabisan pertahanan Tengku Fakinah ialah kota Tjot Ukam. Dalam bulan Agustus 1896 ia mengundurkan dirinja ke Gleeieung dan dari situ ke Indrapuri. Patut mandjadi peringatan sementara mengungsi dari satu kota pindah kelain Kuta antara Tjot pireng dan Tjot Ukam, Suami Tengku Fakinah Tengku Badai meninggal karena diterkam oleh Harimau didalam hutan itu jang nama tempat itu pun disebut kubang rimueng (kubang harimau). 81 -

8.

PINDAH K E TANGfE

Sesudah djatuh s e u l i m u m Tengku Fakmah mengungsi ke Lammeuo (Tjumbok) muia2 ia tinggal di f i r o bersama dengan Tengku Tjhiek di Tiro Mat Jeed setelah itu pindah ke Tangse membuat tempainja di Blang peuneulen (Putjok Peuneulen). Disitu tempat jang indah dan subur membuat perkampungan sebagai tempat kediaman dan bersawah ladang. HaP.a barang2 emas dan alat2 sendjala jang ada lagi dibawa kesana, disitu dibuat djuga Deah (perguruan) tempat wanita mangadji tetapi dalam bulan April 1899 perkampungan itu ditembaki oleh Tentera Belanda dan rumah tempat tinggal Tengku Faki digerebek dan sebahagian barang2 mas hilang d i a m b i l oieh serdadu Marechausee jang masuk kedalam rumah2 perkampungan itu, tetapi sjukur Tengku Faki terlepas dari kepungan Serdadu M a rechause. Semendjak itu ia tdk membuat lagi kuta hanja bergerilja ber sama2 Potjut lam gugub istri Tuanku Hasjim Banta S u l t h a n , Potjut awan Ibu dari Panglima Polem dan wanita2 lain jang masih aktif bergerilja mengikuti djedjak suaminja mengarungi hutan rimba, ber-pindah2an sampai kepegunungan Pasai dan Gajoluas (Patiamang) dan tem psit2 lain disekitar Laut l a w a r . dalam pengawasan Tengku Njak Mamat Pereulak. S e k a l i p u n Tengku Fakinah tidak lagi memegang peranan dalam fungsi Panglima perang lagi, tetapi ia tetapi aktif dalam pendidikan agama mengadjar wanita2 jang turut bergerlja dalam tjara ber-pindah2an. 9. PULANG KE L A M KERAK / K A M P U N G HALAMANNJA

Sesudah Teuku Panglima Polem M u h a m m a d Daud dan Tuanku R a dja Keumala dapat ditundukkan oleh Van Heutsz dan sesudah sjahid dinasti Tiro.- Tgk. dan Tgk. Tjhik Mat Jeed pada 5 September 1910. Di Buket (Beb) pd 21 Mai 1910 maka atas permintaaan P a n g l i m a Polem su paja ia pulang k e k a m p u n g halamannja untuk membuka kembali Deah/ Pesantren di K a m p u n g Beuha (Lam Kerak). maka pulanglah ia pada kira2 tahun 1911 dimana ia membuka kembali perguruan (pasantren)nja jang mendapat sambutan baik dari masjarakat u m u m . Banjak orang memberi zakat dan sumbangan pribadinja untuk pembangunannja rumah perguruan itu sehingga pagar2. deah dan perkuburan suaminja diperbuatkan pagar jg berpintu besi. Seluruh Plosok 3 segi Atjeh Besar datanglah mengadji djanda2 dan gadis2 beladjar d i s i t u dari Barat sampai ke Tjalang dan ke T i m u r sampai ke Pidi dan S a malanga datang mengadji (meudagang kata orang Atjeh) ke L a m Kerak. Perlu djuga disebut tidak djauh dari kampung B e u h a ada pula satu per guruan (Pasantren) tinggi jang terletak di kampung Lambirah jang d i p i m pin oleh U l a m a besar Tgk. L a m B i r a h . Pasantren i n i p u n banja mengelu 82

arkan kader peradjurit perang, sebab itu pula nama Lam Kerak termasuk tempat jang Strategis di Fungsi orang Atjeh menentang Belanda. Sjempatisan rakjat akan pasantren Tengku Fakinah besar sehingga tem pat itu saban hari ramai dikundjungi tamu2 dari luar mukim Lam Kerak. Banjak jang datang mangantar sumbangan sosial untuk perbelandjaan itu, sehingga murid jang beladjar disitu, selain dapat pangan dari orang tuanja, djuga menerima bantuan servis dari orang. Banjak orang memberikan wakaf kur'an dan kitab jang diperlukan untuk peladjarannja.

10.

NAIK HADJI

Dalam tahun 1914 Tengku Fakinah berhasrat untuk menjampaikan rukun lima jaitu naik hadji. Sebelum ia berangkat lebih dahulu ditjari muharimnja. la kawin pula dengan seorang jang bernama Ibrahim jaitu suaminja jang ketiga. Dalam bulan Djuli 1915 penuhlah pelabuhan Ule Lheue dengan orang2 wanita terutama bekas muridnja mengantar Tengku Fakinah menudju Sabang jang akan diangkut oleh Kapal hadji jang menudju kepelabuhan Djeddah/Mekkah. Di Mekkah ia menumpang dirumah wakaf Atjeh di Djalan Ksjasjiah jang diurus oleh Sjech Abdul Gani jang berasai dari Atjeh Besar. Selesai rukun hadji pada tahun itu ia tidak pulang dari Mekkah tapi terus menuntut ilmu jang lebih tinggi, dengan menerima kuliah di Mesdjidil Haram untuk mendapat telaah jang lebih mendalam itu berguru pula dalam fikah pada Tengku di Lam Njong dan kadjian kara at berguru pada Tengku Sjech Muhammad Saad jang berasai dari Peusangan. Kedua guru besar inipun memberi kuliah dim Mesdjid Haram di Mekkah. Selain itu pd selesai hadji pergi bertamasja ke Medinah berziarah kekuburan Nabi Muhammad S A W . dan dimusim panas pergi pula ia ke Thaif sambil bertamasja. Dua tahun ia disana disuruh pulang suamnja Hadji Ibrahim ke Atjeh untuk mengambil perbelandjaan dari harga sewa sawahnja. Mendjelang selahun suaminja Hadji Ibrahim berada di Atjeh. Setelah diperdapat uang belandja jang diperoleh dibawak kesana, ia berangkat lagi ke Mekkah melalui pelabuhan Sabang. Disana ia tinggal dan beladjar sa*u atau dua tahun lagi, akan tetapi dalam setahun lagi ia disana Hadji Ibrahim suaminia menmsgal dunia di Mekkah. Setelah suaminja meninggal pulanglah ia < e Atjeh dalam tahun 1918 dan sampai di Lam Kerak disamk but dengan meriah oleh bekas muritnja dan tidak pula sepi saban hari dikundjungi orang mendjenguk jang bukan sedikit banjaknja. Maka setelah kira2 4 tahun Tengku Faki meninggalkan Deah. Perguruannja jang diwakilkan pada orang lain maka ia menerima kembali pimpinan itu dengan membawa pengadjaran baru bagi masa jang akan datang. Karena itu peladjar2 wanita Beuha makin bertambah ramai dari jang sudah2 dengan menerima murid2 baru dari segala pelosok, Atjeh besar ? Tjalang, Meulaboh dan Pidi. 83

TENGKU FAKI (TENGKU FAKINAH) MANGKAT. Dalam bulan puasa tanggal 8 Ramadhan tahun 1359 H bersamaan dengan tahun 1938 Tengku Faki (Tengku Fakinah) pahlawan wanita ahli pendidikan Islam meninggal dunia dirumahnja di Kampung Beuha mukim Lam Kerak negeri VII mukim Ba'et dalam usia 76 tahun dalam- keadaan penjakit tua. Kemalangan itu sebagai Blangsukawa bagi penghuni mukim Lam Kerak VII mukim Bat jang meliputi seluruh murid dan Simpatisan seluruh Atjeh Besar bahkan daerah lain Timur dan Barat, sehingga seluruh tempat orang datang berkundjung .kerumah/keah dari Marhumah Tengku Faki jang dalam tempo 40 hari lamanja tidak putus-putusnja orang datang sebagai pernjataan turut berkabung dan duka tjita terhadap bekas Pahlawan dan ahli pendidikan wanita jang telah meninggalkan, amal baktinja terhadap tanah airnja dibidang peperangan dan pendidikan. Kedatangan tamu2 itu disambut dengan baik oleh keluarganja dan orang kampung Beuha jang hal itu mendjadi kenang2an chusus bagi keluarga murid dan umumnja bagi masjarakat Atjeh Demikian riwajat Pahlawan dan ahli pendidikan wanita Atjeh jang telah meninggal djasa2 kesatrianja dalam perdjuangannja mempertahankan tanah airnja dalam menentang kapitalis dan imperialisBelanda jg telah memperkosa kedaulatan Atjeh dan membakar rumah.2 sutji Islam mesdjid dan perguruan agama di Atjeh. Perlu ditjatat disini bahwa sumber berita2 ini diperoleh dari sahibul hikajat, Njak Mansjur (Joke Mansur), Petjut Teungoh Lam Meulo/Kuta Bakti. Fatimah dari kam pung Ateuk bekas murid Tengku Faki, Potjut/Tengku Zainab istri Teng ku Hasjim S.H., Hasan Bin Ali, Jahja bin Adam, Muhammad Sjafii dari kampung Lam Kerak. Tengku Usman dari kamupng Tantuha dan Iain2 orang Beuha tatkala saja mandjalankan teseach S*udy Tour dalam mm bongan mahasiswa I.P.T.R. 2 sampai 17 Agustus 1964 dan kemudian sa ja datang lagi kekubur Tengku Faki pada tanggal 20 Agustus 1964 dgn pengharapan mudah2an mendjadi perhatian chusus bagi putra2 Atjeh dan putra2 Indonesia umumnja. Sekian.-

84

VI. TJUT NJAK MEUTIA (20 tahun dalam rimba Pasai) 1. POTJUT ASIAH (TJUT NJAK KEUREUTO) (X) Dalam menjusun riwajat pahlawan nasional, tidak dapat dikesampingkan seorang wanita Atjeh Tjut Njak Meutia dari daerah Keureuto/ Pasai, jang hampir 20 tahun lamanja bergerilja dalam rimba Pasai, Tjut Njak Meutia lahir sekitar tahun 1870 isteri dari Teuku Tjut Muhammad jang disebut Tjhik Tunongjang tidak mau takluk kepada Belanda serta terus melawan dengan gigihnja hingga sampai titik darahnja jang penghabisan. Untuk meriwajatkan sedjarah perdjuangan Tjut Njak Meutia harus kita tindjau dahulu sedjarah mertua dan suaminja : Tjut Njak Djeurat Manjang, nama jang sebenarnja Tjut Njak Asiah isteri dari Teuku Tjhik Muda Ali (Keudjroen lalat) Keureuto. Dari perkawinan itu diperoleh dua orang anak, seorang laki2 jang bernama Teuku Radja Badai dan seorang lagi wanita Tjut Inong. Keduanja meninggal dimasa ketjil. Oleh karena anak kandungnja telah meninggal maka diambillah dua orang anak saudaranja Teuku Ben Berghang. Jang pertama bernama T. Sjamsjarif dan jang kedua Teuku Tjut Muhammad. Kedua putera itu"sama2 disajanginja. Setelah suaminja meninggal Tjut Njak Asiah (Tjut Njak Djeurat Manjang) mendjalankan tugas suaminja sebagai Ulebalang Tjhik Keureuto jang memerintah Blang Djron. Djeurat Manjang dan Muling. la seorang diplomat dan kaja sehingga ia dapat mempengaruhi Ulebalang2 besar dan .ketjil jang lain, dari batas Kroeng Pasai sampai ke Panton Labu (Djambo Ajee) sebagai terikat dalam satu Federasi Ulebalang2 jang boleh disebut Tjut Njak Djeurat Manjang (Tjut Njak Asiah) mendjadi Kordinator. la seorang jang tjakap memerintah, disajangi oleh rakjat dan huIubalang2 bawahannja. Menurut Tjut Njak Theibah tatkala saja menjesuaikan pendapat Tjut Njak Meuih dengan dia, dikatakan bahwa Tjut Njak Asiah atau mertuanja adalah seorang wanita jang tangkas jang bidjak sekali berbitjara dalam suatu madjelis. Dalam tiap2 konsuliasi dengan Ulebalang2 bawahannja: Tuha Peuet (penasehat 4), Tuha 8apan (penasehat 8) dan Tuha nam Blaih (penasehat 16), senantiasa "rapat itu dipimpinnja sendiri, tidak dibantu oleh seorang jang lain. Rupanja tjantik dan badannja ramping dan kuat sebab itu ia disegan dan disajangi karena sering2 pula memberi kenduri kepada orang2 patut dan rakjat jang miskin. Putera angkatnja jang pertama Teuku Sjam Sjarif dikawinkan dengan Tjut Meutia putri dari T. Ben Daud Ulebalang Perak, tetapi perkawinan ini putus sebab Tjut Meutia tidak suka dipaksa kawin dengan begitu (orang tua djandji kawin dengan orang tua, menurut adat lama) malah lebih tertarik hatinja kepada pemuda T. Tjut (X) Batja Keuruto 85 -

Gambar

17

Tjut Njak Meutia gambar jang dijerdapat dalam arsep kapten Colyn dalam tahun 1905 jang tersimpan oleh Teuku Radja Muluk Athas.

M u h a m m a d jang sastra adik dari T. Tjam Sjarif. Hal ini mendaiangkan kesulitan bagi kedua keluarga antara Tjut Njak A s i a h ' d a n Teuku Ben Daud, karena kalau Teuku Sjam Sjarif pulang. Tjut Njak Meutia ber-sembunji2 tak mau bertjampur dengan suaminja, T. Sjam Sjarif. Maka atas persetudjuan kedua belah pihak jaitu Tjut Njak Asiah dan Teuku Ben Daud Perak, perkawinan Tjut Njak Meutia dgn Sjam Sjarif diputuskan dan T. Sjam Sjarif pun memberikan talak kepada Tjut Njak Meutia. Kemudian dengan segera pula Teuku Sjam Sjarif dikawinkan dengan Tjut Thaibah puteri dari Teuku Hakim Kroeng Pasai dan Teu ku Tjut M u h a m m a d dikawinkan dengan Tjut Meutia puteri dari Tewku Ben M u h a m m a d Daud Perak, kedua puteranja jang sama disajanginja itu dapat pula membantu tugasnja jang berat dalam memerinah negeri. Dalam masa pemerintahannja, perang di Atjeh Besar sedang berketjamuk (1873 1896) dan djatuh S e u l i m u n . Pada masa itu bantuan untuk perang Atjeh dgn Belanda jg tidak sedikit djumlahnja, baik jang menjerupai Sabil dan bantuan2 lain. Dalam pada itu pertempuran besar2an lelah berpindah dari Atjeh B e s a r - k e Pidi (1897). Sulthan dan Panglima Polem M. Daud telah m u n d u r / b e r p i n d a h dari Pidi kebagian Pasai (1901) jg disambut oleh Ulebalang2 mulai dari Peusangan sampai ke Peureulak, ketjuali B l a n g Mee dan Idi, semua kom pak dibelakang S u l t h a n . Inipun bukan sedikit Tjut Njak Asiah mengumpulkan perbekaian peperangan bahkan puteranja Teuku Tjut Muhammad turut bergerilja ber-sama2 dengan T. Tjhik Peusangan Sjamaun, T. Tjhik Tjunda, T. Maharadja Abdul H a m i d . T. Tjhik Ben Perak. T. Husain Ule Gadjah, T. Hakim Peuto, T. M u d a Ganto, T. Buramat, Pang Gadeng. T. M u h a m m a d Dia, T. Njak Mamat dari Peureulak dan Iain2. Sebab itu T. Tjut M u h a m m a d diangkat oleh Sulthan mendjadi Teuku Tjhik Keureuto dengan gelar jang dipanggil Teuku Tjhik Tunong. Sedangkan Van Heutsz dalam tahun 1899 telah mengangkat Teuku Sjam Sjarif mendjadi T. Tjhik Bentara Keureuto. Dengan andjurannja T. Tjhik Tunong Tgk. Tapa Ibrahim dikirim ke Pidi dan Padang Tidji buat membongkar rel2 kerela api jang baru dibangun oleh B e l a n d a . 2. TJUT NJAK MEUTIA MEMBANTU GERILJA

Dalam daerah Pasai, Atjeh Timur dan keperdalamannja sangat aktif T. Tiut M u h a m m a d dan Tjut Njak Meutia mangatur tjara geriljawan (muslimin) menjerang dan mengamuk pasukan2 Belanda jang sedang patroli dan mengantarkan perbekaian (transport brigade) untuk mentjegah kelantjaran dan merampas alat sendjata serta peluru untuk memperkuat sendjata geriljawan. Taktiknja dalam spionase Belanda dipengaruhi oleh T. Tjhik Tunong dan Tjut Meutia dengan memasuki spionnja untuk bekerdja sama buat mentjuri rahria keberangkatan pa 87

troli'2 itu supaja pada suatu tempat. Politik; T. Tjhik Tunong dan Tjut Njak Meutia berdjalan baik sehingga terdjadilah beberapa kali perampokan sendjata seperti keterangan 'berikut ini : Dalam bulan Djuni 1902 telah ditjegat satu patroli jang dipimpin oleh sersan Belanda Van Steyn Parve dengan kekuatan2 2 brigade sehingga komandan serta 3 orang serdadu tewas. Dalam bulan Agustus tahun itu djuga telah menjerang satu pasukan pengangkutan Belanda dari Simpang Ulim menudju Blang Ni, jang diperintahi oleh Letnan F.P.A. Van Gheel Geldemaster dengan kekuatan 20 sendjata, Sampai didekat meunasah Djeuroek dalam alang2 telah dinanti oleh geriljawan Tjut Njak Meutia dan terus diserbu sehingga komandannja luka parah dan 7 orang bawahannja mati serta dapat dirampas 5 putjuk sendjata. Tidak tjukup dengan itu sadja, maka suatu kali tanggal 25 Nopember 1902 Belanda ditipu, disuruh beri tahu sama PangGadeng patroli Belanda oleh T. Tjhik Tunong bahwa tentera muslimin (tentera T. Tjhik Tunong) sedang berada dikampung Matang Rajeuk berkenduri diseberang Kroeng (sungai) Piada/Sampo Niet. Dalam sungai itu telah tersedia perahu pengangkut, tetapi perahu itu telah ditebuk (tidak berpaku) landasannja, kemudian ditutup baik2 dengan gala perahu. Tatkala patroli Belanda datang kepinggir sungai itu malam terang bulan dipanggilah orang2 'kampung jang ada disitu buat mengajuh perahu itu keseberang. Setelah semua serdadu Belanda itu masuk kedalam perahu, samsampai ditengah sungai ditembak dari seberang oleh gerilja. Dengan serentak orang2 jang mengajuh perahu2 itu, mengindjak papan perahu jang tidak terpaku itu, sehingga perahu itu tenggelam Sementara itu .T. Tjhik Tunong dan kawan2nja jang bersembunji diseberang sungai itu lalu menjerbu dengan tembakan, jang terapung ditembak semuanja mati. Kemudian diselamnja sungai itu mentjari senapang jang telah berkumpul didasar sungai itu. Peristiwa ini membawa keunturtgan kepada T. Tjhik Tunong lalu mendapat 42 senapang (karabyn) Letnan R.D.P. de Kok tewas dengan 28 orang bawahannja sa dja jg didapati majatnja didalam sungai. Peristiwa dimalam Raja ini membuat Van Heutsz Gubernur Sipil dan militer Atjeh marah besar seielah ia mendapat berita itu, ia berangkat dengan kapal perang ke Lhok Seumawe dan sampai di Lhok Seumawe dipanggil Tjut Njak ?uhh,rM h ?" ^ J' - Tjhik Tunong jang diangkat oleh Sulihan Muhammad Daud Sjah. Disahkan T. Sjam Sjarif sadja mendjadi hulubalang Keureuto (T. Tjhik Bentera Keureu+o) Oleh karena dahsjatnja serangan gerilja jang dipimpin oleh T Tjhik Tunong, maka Van Heutsz mengerahkan tenteranja Belanda Solifer P ^ a i (Keureuto) ditambah dengan dua bataljon infanten dan o brigade Marechause dalam komando kapten H N A Swart dan diperbantukan Kapten Stoop, Scheepens dan lain2.
g adaP d d i a t n a T

88

Dalam

masa

itu

Swart

cs

mengedjar

dengan

sungguh2

T.

Tjhik kamdi-

T u n o n g dan kawan2nja pung tidak

d e n g a n tjara rumah

kekedjaman dan keganasan dan rakjat jang dibakar. Orang2 orang2 jang berdjalan

Marechause sehingga banjak tenteram dalam

m e n g e r d j a k a n s a w a h l a d a n g n j a . K a l a u Aitetap korban

hat oleh M a r e c h a u s e jang berpatroli

t e m b a k n j a dan tidak sedikit orang2 jang tak bersalah m e n d j a d i

3.

Teuku Tjhik Tunong pura2 tunduk.


D a l a m b u l a n S e p t e m b e r 1903 K a p t e n S w a r t Detaschemen KomanBentara

d a n d i L h o k S e u m a w e m a n d e s a k T j u t N j a k A s i a h d a n T. T j h i k lim'm/gerilja lagi,

s u p a j a Tjut M u h a m m a d atau T. T j h i k T u n o n g t u n d u k d j a n g a n ikut m u s sebab Sulthan, Panglima Polem, Teuku Tjhik Geukepada pemerintah Belanda Kapten Swart menutup D e n g a n perdi: T. Njak turun tahu bahan dedi-apa2kan dan tidak pertjakapannja d o n g d a n Iain2 s u d a h t u n d u k tuntut apa2 kesalahannja. Asiah Tjhik nanti

i n g a t a n k a l a u ia t u r u n ( t u n d u k ) s e g e r a , t i d a k

..Kalau Teuku Tjut M u h a m m a d tidak bisa dikasi turun, maka Tjut Bentara berdjandji a k a n b e r u s a h a a g a r T. T j u t M u h a m m a d

a k a n d i b u a n g ke S a b a n g " . M a k a T j u t N j a k A s i a h d a n

(tunduk).

B e b e r a p a hari s e s u d a h itu Tjut Njak A s i a h m e n g i r i m

utusan-

n j a ( o r a n g 2 t u a ) b e r t e m u d e n g a n T. T j h i k T u n o n g d e n g a n m e m b e r i m u a k a t a 2 itu d e n g a n m e n d j a w a b p e s a n i b u n j a pertimbangan. Sememara ngan ibunja duk dalam tanah untuk hasratnja itu T. T j u t bertukar pikiran. ia t e t a p terus ge ra k a n akan mendjadi

s e m u a k a t a 2 d e s a k a n K a p t e n S w a r t d a n T. T j h i k T u n o n g m e n d e n g a r s e Muhammad datang tetapi Belanda. tjara Maka bertemu

M a k a ia b e r t e k a d b a i k l a h ia t u n rahsia dibawah kawan2 Sedangkan

berdjuang militer

menentang

kaki tangannja men

tinggal tetap

dalam

bergerilja.

pada 5 Oktober Detasche-

1903 ia d i b a w a o l e h T j u t N j a k A s i a h m e n g h a d a p K o m a n d a n H.N.A. Swart di L h o k S e u m a w e .

4.

Peristiwa Meunasah Meurandeh Paja.


Mengenai peristiwa jang Meunasah oleh Meurandeh : Paja (affair Van Meuke-

randeh Paja) adalah seperti berikut troli infanteri kuatan dipimpin sampai 17 b a j o n e t

P a d a 26 D j a n u a r i Meurandeh

1905 s a t u p a Timur

Sersan Belanda Vellaers dalam Paja sebelah

kampung

Lhok Seukon berhenti tamah. tempat nje j a n g Islam

b e r m a l a m d a l a m pekarangan M e u n a s a h . Seperberamah

ti k e b i a s a a n a d a t i s t i a d a t A t j e h m e u n a s a h i t u a d a l a h t e m p a t

ibadat, tempat t i d u r p e m u d a jg masih ladjang dan tempalsu telah dituliskan dalam bukunja bahwa meunasah

p a t m u s a f i r b e r m a l a m . A k a n t e t a p i o l e h A b d u l G h a p u r / S n o u c h Pturgrot e m p a t o r a n g m u s a f i r t i d u r k a r e n a itu V o l l a e r s d a n s e r d a d u jang: p a t r o li i t u m e m p e r k o s a a d a t k a m p u n g . m e r e k a t i d u r d a l a m . p e k a r a n g a n d a n m e u n a s a h , S e b a b itu k a r e n a d i p e n g a r u h i o l e h T e u k u T i h i k T u n o n g m a -

89

rahiah Petua Dallah dan orartg2 kampung sebab kafir telah menadjiskan tempat ibadat dan rumah ibadat orang Islam. Beberapa geriljawan dengan ber-bisik2 mengadjak orang2 menjerang a.au mengamuk kafir patroli jang sudah masuk tidurnja di meunasahnja. Dipanggil beberapa oarng disuruh djual buah2an dan telur ajam kepada serdadu jang dalam pekarangan meunasah, untuk mengintai situasi dan gerakan atau kekuatan sendjatanja. Dimalam hari geriljawan sudah siap sedia dengan ijekjang (klewang) dan parang merangkak bersembunji dibelakang pagar menanti Komando panglimanja Kedjruan Buah dan Petua Dallah jang disuruh oleh T. Tjhik Tunong. Dengan serentak mereka serbu kedalam dan t j h t j a n g semua serdadu jang sedang djaga pintu dan jang dalam tidur dan duduk bertjakap2, sedang Sersan V o P iears jang s e d a n g berbaring diatas meunasah dalam asjik membatja buku ditjintjang terus, tjuma seorang serdadu jang dapat terlepas dan lari pulang kebivaknja, jang lain semuanja habis dan sendjatanja 16 potong dapat dirampas oleh geriljawan. Sesudah bivak Komandan Lhok Seukon dapat laporan dari serdadu jang lepas lari itu terus dikirimkan bantuan kesana, akan tetapi geriljawan tak ada lagi dan majet2 jang korban terletak ditanah, sedangkan sersan Vollers jang sudah m a ' i terdapat d i s a m p m g majatnja terletak buku jang sedang dibatjanja Hal i n mendjadi marah sekali Major H.N.A. Swart jang mendjadi kepala ren.ara Atjeh Utara di Lhok Seumawe, terus suruh kedjar dengan serdadu2 jang dan Lhok Seumawe buat bantuan ke Lhok Seukon Letnan Van Vuuren jang pandai bahasa Atjeh diberi tugas utk m e m e r i k s a siapa jg gerakan pengamukan itu, tetapi tidak dapat bukti jang njata, hanja dinas rahasianja memberi laporan bahwa peristiwa itu digerakkan oleh Kedjroen Buah dan Petua Dollah atas suruhan T. Tjik Tunong Pada tanggal 5 Maret 1905 T.T. Tunong pergi kebandar Lhok Seumawe, Sptan Belanda melaporkan pada letnan Van Vuuren d a n segera dikirim kurirkepada T. Tjhik Tunong diminta datang kerumah Van Vuuren untuk beramah tamah. Permintaan dipenuhi walaupun kawannja melarang biarlah kita pergi mentjuri hati Van Vuuren.. S a m p a i ditempat Van Vuuren sedang bitjara2 datanglah serdadu membuat stelling dan T Tjhik Tumong terus ditangkap dan ia tidak berdaja untuk melawan stelling itu maka ia terus d i m a s u k k a n kedalam pendjara. Sementara itu kesalahannja d i p e n k s a , tetapi semua tuduhannja d i t a m p i ! dan b u k t h j a tak ada hanja menurut laporan jang diterima dari spion sadja karena dPuduh' ia pegang peranan, jang bekerdja Kedjroen Buah dan Petua Dollah Petua Dollah lepas lari masuk kegunung tetapi kemudian ia tewas bertempur dengan patroli letnan C A . Rumpol. Militer Lhok Seumawe djatahi hukuman gantung kepadanja. Tetapi kemudian oleh kepala tentara A ' j e h di Kutaradja Van Daalen jang baru menggantikan Van Heutsz takut akan gugatan hukum dan pers i n t e n a s i o n a l , hukum gantung iang tak ber u k t i tak boleh didjalankan, maka vonis itu diganti dengan hukum 90

tembak militer. Dan 20 hari daiam tutupan maka pada tanggal 25 M a ret 1905 ia dan Kedjroen Buah jang telah ditangkap oleh patroli dibawak ketepi laut terus ditembak. Tatkala diiembak T.T. Tunong mau ditutup mukanja tapi ia larang sendiri djangan tutup mukanja, sebab ia mau pergi dengan tenang kesjorga. Sebeium T. Tjhik Tunong ditembak diberi kabar dahulu kepada keluarganja, siapa jang mau bertemu dibolehkan. Tjut Njak Asiah dan Teuku Tjhik Bentara datang menemuinja tetapi isterinja Tjut Njak Meutia tidak. Sebab pertama karena ia dalam hamil besar dan kedua takut ditangkap. Akan tetapi seorang pedjuang jang dipertjajai dan dikenal betul oleh T. Tjhik Tunong disuruh bertemu dan menjampaikan sembah jang terachir. Karena T. Tjhik Tunong kenal betul akan utusan itu maka berpesanlah pula ia disuruh antarkan salamnja agar ia dapat bertemu jang terachir dgn isterinja jg tertjinta Tjut Njak Meutia dan anaknja. S e telah bertemu dipesankan supaja Tjut Njak Meutia kawin dengan Pang Nangro dan meneruskan perdjuangan untuk membela tanah air dan agama dan diserahkan puteranja Radja Sabil dan jang sedang dalam kandungan agar putera2 itu dipelihara dengan selamat sehingga nanti berbahagia bagi nusa dan bangsa. Demikianlah pesan memesan 2 orang pairiot suami isteri jang penghabisan sedang dalam keadaan duka sangkawa. sang suaminja akan mendjalankan hukuman mati dan sang isteri akan meneruskan dan menjambung perdjuangan suaminja d i s a m p i n g mengasuh puteranja jang dalam berumur ketjil dan dalam kandungan. dengan memohonkan restu kepada Allah agar suaminja dirahmatkan djasa jang setimpal dengan kerdjanja dan mengharapkan pula lindungan Allah untuk anak2nia dan dirinja jang sedang mengandung dengan bertekun muadh2an segala pesanan suaminja un tuk berdjuang terus dapat dilaksanakan dengan taufik dan hidajah Tuhan jang maha Esa. Kira2 sebulan sesudah T. Tjhik Tunong S j a h i d , bers a l h l a h Tjut Njak Meutia dengan melahirkan seorang puteri tetapi sial pula baginja anak itu pun meninggal dalam masa madeueng. Betapa sedih dan duka hati Tjut Njak Meutia menghadapi dua rahmat Tuhan pertjobaan atas dirinja. Madeung artinja berdiang diapi, tidur diatas balai2 menghadapi njala api siang malam dalam tempoh 44 hari lamanja. S e m i k i a n tjaranja berubat bagi seorang wanita Atjeh iang bersalin. Obatnja jang lain dalam 44 hari itu air rebusan Aweueh peut pion (peut - rebusan air rempah ratus), jang sementara i'u pula harus mendjalankan pantang (diet) makan nasi tanpa makan daging. t l u r dan ikan iang berasama garam, kue boleh dimakan tapai sadja. Demikian lah tjara dan perobatan bagi orang bersalin dimasa dulu di Atjeh.
e

91

5.

Tjut Njak Meutia meneruskan perdjuangan suaminja

S e i e i a h sjahid T. Tjhik Tunong Major Swart berusaha supaja Tjuk Njak M e u i a menjerah. Dengan perintah Djanderal Major C.C.E. Van Daalen sipii dan militer gubernur didesaknja Tjut Njak A s i a h dan T. Tjhik Sjam Sjarif u n t u k berusaha m e n d j e m p u t / m e n a w a n Tjut Njak Meutia dari rimba. Akan tetapi pahlawan jang perkasa itu tidak mau menerima segala budjukan mertua dan iparnja, melainkan tetap pada tekatnja terus berdjuang m e n j a m b u n g perdjuangan s u a m i n j a dengan dibawa serta tjalon suaminja jang baru dan anaknja jang baru berumur kira-kira 6 tahun Teuku Radja S a b i l untuk lambang geriljawan jang disebut Siwah Radjawali. Sedemikian nama puteranja itu karena dalam masa ia hamil ia bernazar kalau mendapat anak Iaki2 akan diserahkan pada perang s a b i l . Oieh sebab itu setelah puteranja lahir tahun 1889 d i b e r h j a nama Teuku A h m a d jang dipanggil djuga Teuku Radja S a b i l . Sehubungan dengan djandjinja kepada Tuhan serta pesan suaminja dan mengingat kekedjaman Belanda maka beberapa Panglima2 pengikut suaminja jang d i p i m p i n oleh Pang Nangro jang dipesan untuk mendjemputnja terus masuk kerimba. Pasei pada bulan September 1905 berperang gerilja dengan Belanda dan manggabungkan pasukannja dengan m u s l i m i n l a i n dalam lasjkar A ' j e h . Karena mangingat Tjut Njak Meutia p e m i m p i n geriljawan itu seorang pahlawan wanita jang tinggal dihutan atau dalam rimba, meskipun ia dikawal oleh beberapa pelajan wanita jang mengiringnja serta ulama2 Teuku S e c h Paja Bakong jang dipanggil Teuku Seupot Mata. Teuku di Mata I, Tgk. Dibarat, T e u k u Mat Saleh iang mengadjar mengadji radja S a b i l , T. Ben Perak, Pang Latif, P a n g Djuhan d l l , tetapi tidak wadjar pada pandangan orang. Maka mufakatlah orang patut2 (ulama2) dan Pang2 jang mengikutnja sesudah 100 hari s i a h i d T. Tjhik Tunong. Tjut Njak Meutia d i n i k a h k a n dengan Pang Nangro jaitu p a n g l i m a / k e p a l a staf lasjkar suaminja Teuku Tjhik Tunong. P a n g N a r ^ o e bukanlah turunan darah bangsawan (Tjhik), tetapi ia sekeluarga d a r i Tuha P e u e t " Matang Tengah. Djadi tidaklah turun deradjafnja dari adat perkawinan jang biasa, baik dipihak suaminja d a n ajahnja Tjut Njak Meutia (Teuku Ban Perak).
t 1

Perkawinan ini memperhebat pertempuran dengan B e l a n d a Mula2 Tjut Meutia tinggal bersembunji didekat2 kampung dan senantiasa d i s e m b u n j i k a n oleh orang2 kampung, tetaDi karena kerasnja kedjaran d a ri marechause jang disebut colonne matjam" dan infanteri B e l a n d a dengan diperbanjaknja pos2 (bivak) tentera B e l a n d a . tidak sadia di Lhok Seumawe dan Lhok S e u k o n , B l a n g Ni malah beberapa tempa* lain d i Salon B ang Ara (Tjunda) di Geudong. B l a n g Me di Paja Bakong. M a Pasei ' J' ' t o n L a b u , Djambo Ajee d l ! dalam daerah
D e r u e n P a n

92

6.

TaktiK' perang Tjut Njak Meutia dan Pang Nangro

Maka karena sudah banjak pos2 Belanda ditambah, terpaksa Tjut Njak Meutia pindah ikedudukannja keperdalaman S a m a k i l a n g rimba P a s e i , tetapi serangan2 terhadap pos2 tentara Belanda pada malam dan siang hari tidak ter-henti2. Ditunggunja patroli Belanda, mereka bersembunji dalam alang2 atau dalam mansiang di paja2 lalu diserbu atau diterkam terus bertempur dan ditjentjang mereka serdadu Belanda jang patroli itu, baik infantri maupun marechause jang disebut tadi c o l o n ne Matjan". Sungguh pahit betul kesulitan jang dirasai oleh Belanda jang sudah tentu bukan sedikit perongkosan untuk tenteranja. A p a b i l a kita perhatikan daftar tokoh2 patriot pedjuang Atjeh jang tersebut dalam daftar lampiran dibawah nanti, dapat d i a m b i l kesimpulan bahwa meskipun begitu kuat konfrontasinja Atjeh dan bagaimana fisik atau semangat jang ber-kobar2, tetapi mentalnja sudah lemah karena kekurangan alat pertempuran, senapang2 tidak ada jang bertambah karena tak dapat lagi d i m a s u k k a n dari luar negeri (Pulau Pinang), hanja sendjata jang sudah usang peluru dan mesiu pun sangat berkurang. Belanda semangkin lama semangkin mendatangkan sendjata2 jang modern bouman telah diganti dengan karabyn jang pelurunja sekali isi enam bidji dan meriam2 pun sudah m o d e m semuanja. Perbekaian pada tahun j a n g pertama tidak sulit, karena kebanjakan orang kampung mengantarkan pangan baik dari zakat dan s a b i l , djuga penglepas nazarnja Iebih2 jang bernazar kepada T. Tjhik Tunong. Banjak nelajan dan petani manganggap T. Tjhik Tunong keramat, sebab itu kalau ia mentjari rezeki kelaut atau keladang mereka bernazar, kalau banjak mendapat hasil akan diberikan sebahagian dari pendapatnja kepada keluarga T. T j h i k Tunong. Nazar itu sebeberapa banjak diantar kepada Tjut Njak Meutia atau Radja S a b i l jang disebut nama ,,Siwah radja wali" sadja supaja tidak diketahui terang oleh Belanda. Pedjuang2 jang ikut P a n g Nangro/Tjut Njak Meutia berdjuang dengan pedang, rentjong dan sedikit senapang2 jang telah usang. Oleh sebab itu watak perdjuangan dibahagian Pasai itu sudah sampai pada taraf terachir, bersembunji di hutan2 (alang2) mengintip Patroli Belanda lalu serbu sebagai berdjibaku k e a t a s / k e d a l a m barisan serdadu Belanda' itu, mentjintjang dengan p e d a n g atau Tjek, menusuk dengan rentjong jaitu alat sendjata j a n g d i s u r u h tempahkan oleh Tjut Njak Meutia pada orang2 pandai besi dari k a m p u n g Matang Bangka dan Alu I Mirah dekat kampungnja s a n d i r i . Inilah tjara dan sendjata iang terachir jang d i l a k u k a n oleh pedjuang2 Atjeh dalam taktik "Pertahanan Tanah Air Jang Terachir" dengan titik darah jang panghabisan. Dengan hal jang sedemikian. tidak heran kita kalau melihat banjak pahlawan2 itu sesudah d i k e p u n g terpaksa menjerah ataupun jang ada lalu mengundurkan 93 -

dirinja naik parahu2 pantjing oerlajar ke Malaja, asal ojangan d i l . h a . muka Belanda. Seperti teiah dnerangkan diatas entang kesulitan Tjut Njak Meutia dari Pang Nangro dalam kekurangan alat sendjata, siani dan disuruh lempahka. pecteng. tjekiang. tombak, rentjong, parang dan tuangkan timah untuk membuat peluru a i a u pelor senapang; keumuran beudee bom dan beudee rnetjeurupa (achterlai) semua ini adalah djenis senapang lama. Senapang model baru karaben jang dirampas dari Belanda, kekurangan pelornja, sebab itu Pang Nangro mempergia'kan geriljawannja menjerbu patroli2 Belanda leru.ama untuk merampas pepelornja supaja karaben2 jang telah d i m i l i k i mendapat pelornja. Tjara lam jang diusahakan oleh Tjut Njak Meutia meiepaskan uang pada orang2 jang tinggal berdekatan dengan tangsi (bivak) Belanda Disuruh oeli pelor karaben pada serdadu2 atau orang2 rantai jang dapat mentjun pelor dari gudang sendjata Belanda. Karena itu ada orang rantai (strafman) jang lari kerimba membawak lari pelor, tetapi usaha ini s u ilt dan sedikit memberi hasil. Usaha jang sangat tepat ialah mengirimkan geriljawannja setjara mobrig (berdjalan2) ke lain tempat, seperti ke Tandjung Seumatuk negri bahagian Teuku Muda Latif anak Teuku M u da Angkasah jang sedjak mula telah berpihak kepada Belanda Di Tandjung Seumatok (Ara kundo sekarang) ada serdadu2 jang mendjaga pembangunan djembatan, serdadu itu diterkam dan dirampas sandiatanja. Sebagaimana tentera Belanda mendjalankan patroli begitu pula geriljawan Pang Nangro atau Tjut Njak Meutia mengirim geriljawannja mentjari mangsa bivak2 atau patroli Belanda iang sedang bermalam di-kampung atau di-hutan2, terutama serdadu jang sedang djaga pemasangan telefon, rel kereta a p , djembatan kereta api dan iain2 Hasil usahanja geriljawan jang pertama ialah pada 25 Mei 1907 20 orang geriljawan telah menjerang satu brigade serdadu jang s e d a n * mengawal k u l i / b u r u h kereta api orang Tjina dan Benggali iang memperbaik: rel atau ban kereta api antara Geudong dengan Lhok Seukon Serangan ,tu dapat dirampas 12 putjuk sendjata senapang dan 750 butir pelor karaben. Serangan berikutnja pada 15 J u n i 1907 satu rombongan Pang Nangro sebanjak 20 orang geriljawan telah menjerang s a t patroli d, Keudee Bawang di daerah Idi, tetapi hanja sedikit hasilnja 1 orang serdadu mat, dan 8 orang luka parah dan dapat merampas 3 putjuk sendjata karaben. H a s i l serangan ini walaupun sedikit tetapi sanga mengetjutkan hati serdadu Belanda dengan dirampasnia 750 P b y n Jang sangat diperlukan oleh geriljawan jang d a l a m " k e k u -angan pelor karabyn untuk membangun serangan menembak patroli2 Belanda disatu2 pertemouran. Taktik Pang Nangro, tidak sadia menggembirakan hat, isterinja Tjut Njak Meutia, tetapi pihak rakjat pun dan daerah Pasai mendapat sambutan baik dan Nama Pang Nangro masjnur dan di sandjung2. Sebab itu pula kalau diadjak orang kam Pung pergi ke lam tempat untuk menjerang. dituruti dengan ichlas.
L u

tL

< a r a

94

Resor atau daerah geriljawan Pang Nangro, untuk mentjari mangsanja, mulai dari Tjotpik (Peusangan) ke Utara dan bahagian Timur sampai Tanoh Ano Idi. Lain tjara (siasat) Tjut Njak Meutia mengadakan barisan mata2nja (Spion). Mata2 ini mendekati setjara rahasia sebagai orang pura2 bodoh mendekati dengan loh2 (gied) Belanda dengan mem bisik abhwa di kampung Pulan ada orang Muslimin (geriljawan) berkumpul akan makan chanduri. Berita ini mendjadi perhatian kepala2 bivak tentara Belanda lalu dikedjar, tempo2 dapat dan tempo2 tidak. Jang sering dilakukan dikampung atau bukit2 jang ada rawa2, sebab sedang tentera pemburu menudju tempat jang dikehendaki, diperdjalanan ditjegat oleh geriljawan dengan meiepaskan beberapa tembakan dari samping djalan (djurong) kiri atau kanan setelah serdadu pemburu itu mendengar bunji senapang musuhnja lalu buru2 memasuki rawa itu, tetapi apa djadinja didalam (rumput2 tinggi) itu telah dipasang randjau dan serdadu jang memburu itu mendjadi sasaran randjau dan kalau patroli itu sedikit diterkamlah lalu mengambil sendjatanja, tetapi kalau patroli itu banjak, geriljawan mundur. Tjara lain pula dilorong (voetpaad) jang biasa dilalui patroli Belanda, dimana ada alur2 ketjil kebiasaan diadakan djembatan dari batang bambu atau kaju. Kiri kanan djembatan itu ada hutan berpohon kaju besar, sebesar pohon kelapa. Beberapa batang diantara pohon2an itu rumpunnja dipotong dengan kampak dan dahannja (putjuk) kaju itu diikat dengan tali rotan disambung-sambung sampai lebih kurang 50 meter pandjangnja jang diikat pada pohon lain, sedangkan rumpun pohon jang dikampak ditutup dengan semak2. Kalau serdadu patroli datang kedjembatan ketjil itu terhanti menanti orang jang dimuka lepas berdjalan keseberang dulu. Tatkala ini pangkal tali dipotong oleh gerilja jang bersembunji disitu dan pohon itu patah rebah menimpa pohon2 lain jang ketjil sehingga manimpa pula serdadu2 jang sedang berdiri dikepala djembatan. Kalau tak (pohon) sebelah kanan berbunji rebah maka disebelah kiri pun dipotong dan rebah pula. Taktik ini pun biasa dilakukan dihutan2 ditempat pos2 (pondok) serdadu Belanda patroli menginap, pohon kaju sekitar pondok itu ditebang sedemikian rupa sehingga memberi paedah besar bagi Perdjuangan Pang Nangro jang tiada sedikit pula mendatangkan bahaja bagi Patroli2 Belanda. Taktik jang terachir diatur oleh Pang Nangro, dengan dipergunakan ireuen (gergadji jang tipis pembelah papan). Pada satu tem pat dalam hutan dibuat satu bantaian (djambur) tempat makan chanduri. Beberapa pohon besar disekitar djambur itu dipotonglah dirumpunja dengan gergadji itu, sebelah muka dan belakang, hanja kira-kira sedjengkal atau sehasra bahagian tengah (kerak) pohon itu ditinggalkan, tetapi dahan2nja jang besar sebelum dipotong itu telah diikat dengan tali rotan jang telah dipilin sebesar lengan. Tali ini disambung-sambung sampai pandjangnja lebih kurang 100 meter atau 150 95 -

pangkal tali ini diikat pada pohon kaju lain jang lebih besar. Bekas serbuk gergadji dikumpulkan dan dibuang djauh2 sehingga orang2 jang dekat dengan pohon jang telah dipotong itu tidak diketahui atau melihat bahwa pohon jang besar itu telah ditebang, sebab telah ditutup pula dengan daun2 atau sampah2 jang telah tua. Setelah selesai persiapan ini lalu dikirim mata2nja memberi tahu kepada gids (loh) Belanda bahwa pada hari muslimin akan mengadakan 'kenduri besar dihutan Setelah detasemen (bivak) komandan mendapat berita ini, lalu mengirim patroli untuk mengedjar. Pada hari jang telah ditentukan, disediakan nasi dan lauknja dan dibeberapa djurusan telah diadakan pengintai jang duduk diatas pohon kaju jang strategis dapat melihat patroli jang datang. Setelah dilihat oleh pengintai bahwa pengedjar sudah dekat, lalu memberi sain (tanda) kedalam memberi tahukan bahwa musuh sudah datang. Oleh geriljawan jang menunggu disitu ditaruklah nasi didalam daun, jang menjerupai orang sedang makan. Sesudah masuk serdadu jang mengedjar itu iketempat itu mereka tertjengang melihat keadaan bekas orang sedang makan sudah lari. Barisan paroli itu sampai dan semua sudah berkumpul disitu dengan rnemperbintjangkan situasi jang dihadapinja, melihat kekiri dan kekanan kedjurusan mana musuhnja sudah lari agar dikedjar terus. Sementara itu dipotonglah oleh gerilja pangkal tali jang berhubung dengan pohon besar jang telah dipotong (digergadji) dirumpunnja. Dengan tiba2 dan tjepat patahlah pohon besar itu dengan menimpa pula oohon2 lain dan rebah menimpa rumah/djambur dan serdadu jang sedang berhenti disitu, sehingga mereka itu mendjadi panik dan membawa pula'korban bagi barisan serdadu pengedjar itu jang terdjadilah pula tembak-menembak. Betapa gentar dan kuju (ngilu) serdadu jang ditugaskan mengedjar pahlawan2 tanah air Pang Nangro dibahagian Utara dan Timur A*jeh. Atas gerakan dan taktik jang didjalahkan oleh Tjut Njak Meutia/Pang Nangro tjukup menakuti serdadu-serdadu dan keluarganja sehingga kalau brigade keluar dari tempat telah menangis isteri dan anaknja karena ditakutinia suaminja/ajahnja tidak pulang lagi. Dalam tahun 1907 telah diserang dari laut benteng Kuala di Idi. Hasilnja tak berapa tetapi tjukup menakutkan Belanda. Dan berikutnja dalam 3 bulan achir tahun itu menurut statistik Belanda sendiri telah terdjadi serangan : 2 kali diserang atas serdadu jang deking dalam kereta api, 5 kali ditembaknja tram jang sedang berdjalan, 2 kali menjerang bentang Lhok Seukon, 5 kali pengamukan dengan kliwang dalam kereta api, 22 kali merusakkan pemasangan telepon, 54 kali merusakkan rel2 kereta api. 96

meter,

Gambar no. 18 Kereta api jang djatuh karena dibongkar relnja oleh regu Pang Nangro/Tjut Meutia. sabotase

Gambar no. 19. Gerobak kereta api jang djatuh karena dilonggarkan baut rel dan dirjabut paku2 bantalannja oleh regu sabotase Pang Nangro/Tjut Meutia jang dipimpin oleh Tengku Tapa Ibrahim. 97

Semua gerakan ini membawa nama Pang Nangro mendjadi harum seperti air wangi (watergeus) disebut-sebut oieh Belanda _ Atas ketjerdikan dan keberanian Pang Nangro serta engikut2nja tidak disebut namanja Pang Nangro, hanja disebut nama djolokan watergeus sadja serdadu2 jang lain telah mengerti. Watergeus nama
P

d!abad xvri xn
a P

BeJanda da

'

am P 8 r a n g 80 t a h U n d S n g a n Spanjo1

7. Pang Nangro Sjahid Pada 24 September 1910 bivak Comandan Lhok Sukon kapten L S Pisscher memerintahkan bawahannja sersan Van Sloten untuk meronda mentjari kaum muslimin dirawa paja'tjitjem dan pada 26 September brigade itu menemui djedjaknja orang berdjalan jang masih baru masuk kehutan paja tjitjem. Dengan sangat hati brigade itu mengarungi paja tersebut dan pada waktu tengah hari tepat mereka ada mendengar suara orang2 jang ber-tjakap2 dari beberapa buah pondok jang terletak suatu tempat jang djaraknja kira 200 meier lagi. Dengan mengeluarkan segala tenaga jang kuat mereka terpaksa mengarungi lagi rawa2 jang semak itu kira2 50 meter lagi dan kemudian berhenti sebentar untuk memberi perintah terachir dari pemimpin brigade. Van Sloten memerintahkan seperdua dari brigade madju arah sebelah kanan dan ia sendiri dengan seperdua lagi jang lain madju arah sebelah kiri. Maksudnja akan mengepung pondok2 itu dan diperintahkan terus menjerang sadja bila mereka telah tampak oleh orang muslimin. Sementara mereka mengarungi rawa itu mendekati pondok seorang Marchausse djatuh dim satu lobang jang berair dalam dan berbunji tjemplungan jang kuat sehingga terdengar oleh orang jang ada didalam pondok dan memberitahukan kepada orang2 lain jang didalam pondok itu kaphee datang. Sekarang tidak ada djalan lam lagi dari mereka, melainkan melawan musuhnja sedapat mungkin dan pada ketika itu tampaklah beberapa diantara gerilja itu lari dan jang bersenapang meiepaskan tembakan kepada brigade jang mengedjar jang tentu sadja membalas tembakan. Seorang daripada muslimin jang berada kira2 200 meter diaraknja dengan pondok djatuh kena pelor dan setelah sampai Marchausse kepadanja ia sudah meninggal dan penundjuk djalan berseru Pang Nangro" "Wtergeur" tanja Van Sloten benarlah tuan, kata loh ini amat besar untungnja mari kita bawa majatnja ke Lhok Sukon untuk mendapat kepastian dari penduduk, bahwa benarlah ini majat Pang Nangro. Setelah berkumpul semua serdadu2. maiat itu dimasukkan kedalam usungan lalu dibawa pulang ke Lhok Sukon. Kemudian sampailah disana sesudah njata dan sesudah dipersaksikan oleh bivak Comandan dan orang2 lain jang Kenal Pang Nangro, lalu dikuburkan pada tumpuk tanah dibelakang keude Lhok Sukon. Dan sekarang kuburan ini terletak dalam pekarangan keude jang masih ada disana didalam sebuah pon2 2

98

dok jang berdinding jang disebut orang Atjeh. Kandang ''namanja. Dan menuru; reserch pada tanggal 5 Agustus 1946 bahwa berhampiran dengan Pang Nangro di dalam sebuah kandang (kubur) djuga berbaring Pang Latif kawan seperdjuangan Fang Nangro jang terkenal pula keprwiraanrija dan gugur sebagai pahiawan satu pertempuran. Demikianlah kedua Pahiawan itu bersendel bahu membahu dalam peperangan dan berbaring berhampiran kubur setelah sjahid. Peristiwa Sjahid Watergeus ini mendatangkan tragedi/malapetaka bagi Tju} Njak Meutia dan T. Radja Sabil serta semua pengikutnja. Sekalipun Pang Nangro telah tewas, Tjut Njak Meutia meneruskan perdjuangan sebagai semula. Semantara itu datang kaum keluarganja mem budjuk-budjuk supaja ia bersedia takluk pada pemerintahan Belanda. Karena suaminja tak ada lagi siapa jang akan mengawasinja dan keadaan persendjataanpun sudah tidak ada jang akan ditambah lagi, apalagi melihat telah banjak pahlawan2 prija lainpun jang telah banjak turun (takluk) seperti T. Tjhik Geudong dan Teuku Radja Mahkota Geudong, Teuku Radja Lhok, Teuku Ubit Ule Glee dan Iain2 sudah Takluk. Mengapa Tjut Njak masih tinggal dirimba. Bukankah tidak mendjadi hina bagi seorang wanita kalau suaminja tak ada lagi ia menjerah sadja, itu bukan suatu perbuatan jang gandjil. Maka semua budjukan saudaranja itu ditolak dan dfkatakan "Saja pulang kekampung dgn usung atau dpngan parteue. Dengan demikian putuslah harapan kaum keluarganja jang maksud mengurangkan penderitaan Tjut Njak Meutia dan anaknja T. Radia Sabi dalam rimba. Penderitaan jang utama asuhan ten+ang kesehatan kalau2 ia sakit. 8. Tjut Njak MeuHa Sjahid Dengan takdir Tuhan iang Maha Esa sesudah sebulan suaminia siahid atau tewas pada 26 September 1910, maka pada hari 24 Oktober 1910 datanglah patroli Marchausse jg dikepalai oleh Sersan W.J. Mosselman menemui bekas tapak kaki orang berdjalan dalam rimba Pasai disekitar Degunungan Lipeh, Putjok Kroeng Peuto (hulu sungai Peuk-) sebelah kanan, dipersimpangan Alur Kleung. Setelah dituruti kira2 sedjam lamanja, bekas itu hilang, tetapi telah sampai kesebuah Alur (Alo Kleung), paniklah Mosselman memikirkan arah kemana akan dikedjar orang2 jang berdjalan itu dan bermalam disitu. Maka besok hari i-nereka sedang mandi, dilihatlah oleh seorang marechause bekas orang berpidjak diatas sebuah batu menifj keseberang. Laporan2 diberikan kenada komandan. Pasukan Mosselman menjeberang semuanja dan kira2 sedjam berdjalan bertemulah dengan sebuah asrama (pondok) tempat Tjut Niak Meutia tinggal dan lalu dikepung, maka dengan s^ndia'a jang ada pada pengikutnja ia melawan meiepaskan tembakan (tembak menembak), jang ia sendiripun sebagai tenaganja jang pehahabisan memegang pedang diluar sarung menerkam musuh jang akan "nangkapnja, sementara itu karena dilihat Tjut Njak Meutia membela _ 99

diri dengan pedang maka 3 orang Marchausse menembaknja dan s a i u pelor kenalah kepalanja dan 2 pelor pada badannja ketika k u Tjut Njak Meutia djatuh dengan rambut tergerbang lalu sjahidlah disitu pada 25 Oktober 1910. Bersama dengan Tjut Njak Meutia, sjahid djuga Ulama Tengku S j e c h Pajabakong j a n g populer* nama sebutannja Tengku S e u pet Mata sertanja sjahid djuga Tgk. Mat Saleh. Selain itu Sjahid pulalah 5 orang kawan pengawalnja, tetapi Teuku Radja Sabil terlepas dari kepungan itu, karena ia berada-ditempat lain sedang memantjing. 9. Kesan2 T. Radja Sabil.

la menerangkan dalam wawantjaranja dengan H.C. Zentgraaff dan saja dalam tahun 1944 (masa Djepang). Nasibnja telah membawa dia melalui djalan jang lebih sulit dan m e n d i a m i daerah2 Rimba Pasai lalu melintas; gunung dan djurang2 jg penuh dengan penderitaan. Mengenai sjahidnja ajah tirinja Pang Nangro dikatakan w a k u d i kepung Pajat Tjitjem oleh Van Sloten ia ada bersama-sama dim pondok. Tatkala kedengaran teriakan pengawal bahwa kaphee (kafir) datang semua gerilja ber-siap2 mentjari haluan meiepaskan dirinja dan jang ada terdjadi perlawanan tembak menembak. Saja memegang ajah Pang Nangro untak menghindarkan diri dari kedjaran musuh. Tetapi malang bagi ajah Pang Nangro kena peluru tepat pada dadanja 3 lobang dan terus dja'uh. Saja duduk d i s a m p i n g n j a menangis. Sementara itu ajah keluarkan kata penghabisan : , Bek kamo lee, beudoh pluong bek djidroob keueh lee kaphee, Ion ka matee, djak bak makeuh", artinja djangan menangis, bangun lari djangan ditangkap oleh Kafir, pergilah sama ibumu aku akan mati.
f

Setelah itu saja bangun terus lari, tidak djauh dari situ naiklah kea as pohon kaju bersembunji. Duduk dengan tenang dengan membatja izim meminta perlindungan dari Tuhan. Kira2 se'djam lamanja setelah serdadu berkumpul ditempat rebah ajah Pang Nangro lalu serdadu2 itu berangkat pulang. la bertjerita tentang ibunja, suaranja se-akan2 meresap dan ter-tahan2 dikerongkongannja. Pertemuan iang achir dengan ibunja dalam bular. Oktober 1910. Maksudnja hari iiu pergi mendapatkan gurunja Tengku di Mata I (Tengku Chatim) sedikit kehulu s u ngai i'u jang tidak diauh dengan ibunja dan tinggal bersama ibunja Tengku S j e c h di Paja Bangkong (Tengku Osphan) jang buta/rabun m a - , tanja dan disebut orang Tengku SeuDo* Mata. Waktu itu ia baru berumur kira2 11 tahun. PerisMwa jang besar dan serangan jang mengakibatkan kematian ibunja itu diingatnja benar2. Dikatakan pada hari i'u mereka berdjalan melalui hulu Krung Putu kira2 nukul sa siang tali,mendirikan pondok tempat berteduh. Perdjalanan merek* tiao2 hari tidak diauh2, berhubung dengan Tengku Seupot Mata (Tengku Osohan) t i d c * k n a t dan walau berdjalan mes*i didukung oleh seorang pelajannja
+

100

Kesulitan ini dirasai merata2 oleh orang2 kampung, apalagi kami dalam hutan terpaksa makan djaneng sebab itulah ada pepatah mengatakan: Djaneng ke Tumpang Krong, Djagong keu bu wate", kesulitan inilah orang menderita benar dirasai sehingga benar2 melemahkan semangat pedjuang2 jang terpaksa turun kekampung dan disitu di tangkap dan takluk (menjerah).

113

V. 1.

POTJUT BAREN TURUNANNJA.

RIWAJAT R1NGKAS

Potjut Baren lahir kira2 sekira tahun 1880, ia adalah seorang Pahlawan wanita Atjeh jang telah memegang peranan penting dan mendampingi suammaj dalam peperangan dan sesudah suaminja tewas aalam peperangan, ia tetap memegang peranan sebagai Pangiima perang besar menentang Agresor Belanda jg mempunjai lasjkarnja di Atjeh Barat. K e m u d i a n ia mendjadi Ulebalang di Tungkob dan Geeme satu wilajah dihulu sungai Wojla. Bapaknja bernama Teuku Tjut Amat seorang dari pd keluarganja jg tlh turun temurun mendjadi Ulebalang di Tungkop. Setelah ia dewasa kawin dgn Keudjruob gome Ulebalang Geume jang gugur di Medan pertempuran Wejla dalam tahun 1898. Maka setelah gugur suaminja iapun menggantikan dirinja sebagai Panglima Perang jang berhak pula mendjadi Ulebalang Gome p e n g ganti suaminja. Ber-tahun2 lamanja (18981906) ia meneruskan peperangan menentang agresor Belanda dengan mempunjai lasjkar atau pengikutnja beratus orang. Pendjaganja tetap 30 orang dan apabila merasa pajah dalam mentjegat Patroli pulanglah ia bersama dengan pengikutnja ke Asrama di gunung Matjang pada satu g u a besar tempat jang belum pernah didatangi B e l a n d a , jaitu gunung Matjang letaknja dekat dengan Tanoh Mirah di daerah Tungkop jang ia kuasai sendiri. Akan tetapi setelah devisi Marchausse diadakan di Kuala Bhe dan Tanoh Mirah tidaklah dapat lagi berbuat begitu tenang malahan sebentar2 mesti berhadapan dengan pasukan Patroli2 jang maksud mengedjar dia. Biar begitu Baren tetap terus menerus mengadakan perlawanan dan menangkis serangan2 sebagai mana patutnja dan setiap waktu siap sedia mengepalai tenteranja sebagai seorang Pahlawan jang gagah perkasa dan dimana sadja ia berada tetap memakai rentjong dan pedang pandjang jang bertampuk emas sedjenis alat sendjata jang jang megah di Tanah Atjeh. Rentjong tidak djauh dari b a d a n nja. Kalau berdjalan ditempat berbahaja pedangnja ditangan di luar sarung, tetapi dalam hal biasa pedang itu di bawa oleh seorang pengawal jang berdjalan dibelakangnja. 2. PEMBAKARAN GUA GUNUNG MATJANG

Menurut sumber berita dari Teuku Zainul Harun bekas djuru t u l i s Bivak Comandan di Kuala Be dan sekarang pensiunan dari penatapradja Tk I, berasai dari Meulaboh dan dari Sdr. Hasan Basri jang berasai dari Kuala Be dan sekarang pensiunan g u m kepala tinggal di Medan. Kedua orang tua ini mempersaksikan sendiri dari dekat keadaan suasana peperangan dimasa itu di Atjeh Barat dan mempunjai 114 -

Gambar no. 22

POTJUT BAREN

Pahlawan wanita Atjeh Barat, seorang hulubalang wanita jang tjakap memerintah seperti Iaki2, meskipun kakinja sebelah, tetapi tugasnja lantjar.

115

penglihatan dan pengalaman jang sulit2 dimasa itu. Keterangannja itu adalah seperti berikut ini. Peperangan gunung Matjang pada tahun 1906 didaerah Negri Tanoh Mirah Landschap/Ketjamatan Tungkop/ Meulaboh. Setelah diketahui Belanda persembunjian Lasjkar Potjut Baren jang dipimpin oleh Potjut Baren sendiri di Gunung Matjang, mereka mengirim expedisi lebih kurang 2 Brigade ke Gunung tersebut. Baru sadja melalui gunung itu mereka telah diserang oleh Lasjkar Atjeh dengan persendjataan pedang dan lembing dalam semak belukar dalam hutan dipendakian gunung itu. Hal ini membangkitkan marah Letnan H. Scheurler jang sebagai bivak Comandan di Tanoh Mirah, karena dari sebanjak itu serdadu hanja dua orang jang dapat lari pulang keposnja meminta bantuan. Karena itu bivak Comandannja Kuala Be meneruskan laporan dengan telefon ke Meulaboh. Tetapi Kuala Be dengan Meulaboh telah diputuskan hubungan kawat oleh lasjkar Atjeh dibahagian rusuk pintu Rimba. Akan tetapi tak lama kemudian datang djuga bantuan dari bivak Kuala Be dengan membawa lebih kurang 200 orang. Mereka mentjoba mendaki Gunung Matjang. Baru sedjam mendaki gunung Matjang telah mendapat perlawanan jang hebat dengan menggulingkan beratus2 batu gunung sebesar kepala kerbau dan bola kaki didjatuhkan dan digulingkan oleh lasjkar Atieh dari atas sehingga banjak tentera Belanda jang djadi korban. Akan ditjoba meneroboskan tetapi tak nampak musuh. Sebenarnja di puntjak gunung ada sebatang pohon Matjang besar di-rumpunnja telah ditimbunkan dengan batu2 besar paling ketjil sebesar buah kelapa atau sebesar bola kaki. Batu inilah jang digulingkan atas serdadu2 Belanda sehingga mereka kehilangan akal. Maka lalu ditetapkan untuk membuat kemah tempat menginap deka kaki gunung itu. Malamnja mereka dikepung lagi sehingga kutjar katjir hampir tak tentu lawan kawan sehingga pagi. Agaknja sebahagian mereka pulang ke Kuala Be meminta bantuan lagi. Tak lama kemudian didapati mereka djalan masuk ke dalam gua (perut gunung) itu. Dengan dibantu oleh tentera jang datang lagi dari Kuala Be dan Tangsi (Bivak Tanoh Mirah) mereka mentjoba masuk kedalamnja. Baru sadja seperempat djam mereka berdjalan dikepung oleh Lasjkar Atjeh jang telah menunggu dengan sembunji di-tjelah batu2 guha itu dengan pedang dan tombaknja. Di Meulaboh sibuk meminta bantuan ke Kuta Radja sudah dua minggu tak datang. Oleh Troepen Comandan Kapten P.H.A. Heidens masa itu mendjadi Gezaghebber di Meulaboh. mengirim serdadu lagi ke Tanoh Mirah lebih kurang 4 brigade menetap pendjaga pintu gua tersebut dengan taksiran mereka sudah tentu dapat menghantjurkan lasjkar Atjeh jang dalam 116

laan natinja jang tiada bandingnja. Waktu itu iapun merasa lemas sukmanja dan mengeluh ia, saja iidak tahan lagi". Maka ia turunlah dar, gunung Keranan dataran deKbi tempat jang banjak didiami manusia tiuak djauh dari kampung Aloer I Mirah, dan dibuatnjalah disana tempat bersembunji didalam sem'ah dan apabila malam masuklah ,a keK^mpung mentjari kawan. Tidak ada seorang djuapun lagi jang mengefial pribadinja dan halnja seperti sebuah batu jang terlempar kelembah jang ditutupi oleh air dari genap pihak. Dari tempat ia bersembunji itu ber-angsur21ah ia melandjutkan perdjuangan dengan kurang persaan takutnja ketempat tempat jang didiami orang dan kemudian sampai ke Keude (peukan sampai ke Simpang Ulim. Aloe l Putih dll daerah Keureuto. Pada suatu hari ia masuk ke Lhok Seumawe satu Kota pelabuhan jang ramai menurut pemandangan seorang jang sedjak ketjil hampir 20 tahun hidup mengembara dalam hutan rimba Pasai dan kebetulan waktu itu disana ada seorang bekas pengawalnja dulu Dollah namanja mengenal dia. Dollah mendekatinja dan berkata : mari kita makan sedikit diwarung nasi dan nanti kita bitjara-bitjara pandjang-pandjang djangan takut semua sudah aman. Malam itu tinggal dirumah Dollah bitjara2. Sekarang telah habis masa mengembara kata kawannja itu baiklah Ampon nulanglah ke Kampung serahkanlah dirinja kepada Ampon Tjhik. Dan besoknja orang itu membawa dia naik kereta api mendapatkan bapak ketjilnja Teuku Tjhik Bentara, Ulebalang di Keureuto iaitu pada 13 Maret 1919. Kedatangan T. Radia Sabil jang sedjati in', mendjadi buah minut diseluruh pesisir Utara dan Timur Tanah At'eh. Di Kutaradja pemeriritah sipil membuat suatu rantjangan atas belandja landchapskas, Gubernur Van Siuys memasukkan dia kesekolah di Kutaradja spj manusia ig setengah liar ini dpt diadjar membatia dan menulis, Setelah itu diangkat mendiadi pegawai kantor dan kemud an diangkat mendjadi Helper Mentri Tjandu. Beberaoa lama kemudian T. Tihik Bentara meletak kan diabatannia dan digantikan oleh anaknja T. Basjah didikan Mulo akan tetapi anak muda ini menurut oendapat Gubernur Belanda tdk se megah tingkah lakunia jg sebenarnja tak mau mendjiiat jaitu : "Timur bukan, Barat tak djadi". Oleh sebab itu nada achir thn 1936 di no- ?kMfkan buat sementara Dalam tahun 1937 T. Radja Sabil didudukVan nada kedudukan iang memang haknia iaitu mendiad' Waki! Uleb'iarw (Wernemend) Ulebalang wilaiah di Keureuto bemmur 27 tahun- a sendiri Dada masa itu belum mempuniai ketiakaoan apa i H-seh" nmerintahan. Karena dulu hidunnia ditenrah binatang-binatang liar dan ia senantiasa membatia isim dan doa? agar ^ r o e l i b ^ H.rf*lam rimba oleh binatang buas, tetapi karena tuntunan orang2 tua < a mendiadi tiakap.
; 1

105

Gambar 2G T.R. S A B I L (anak Radjawali)

1. Oaitar opsir2 pengedjar (patroii aarwoordersj Pang NangfO/ Tjut Njak M e u t i a / T . R . S a o i l hapten H. Colyr, W.K.J. Stoop G. J.A. Webb H. N.A. S w a n K. Van der Maaten L.6. P i s c h e r Letnan SI005 F.P.A. Van Gheel Gildemeeste, W.B.J.A. Scheepens W. Van De Vlerx rj.J. Behrenshet H. Behren H.-L. Le Mairft i_. Van Muuren Ooder Letnan H. Christoffe, 11. Sersan Styn Parve |.w. Mosselman , . Van Slooten ks. , Kieu , Van Eyn Kowel , Tukimin

KESAN2 P E M B U R U .

Dibawah ini ditulis setjara ringkas tjerita/kesan2 M o s s e l m a n sen diri jang mengedjar2 Pang Nangro / Tjoet Njak Meutia / T.R. S a b i l . Pada 21 Oktober 1910 pukul 9 malam saja dipanggil menghadap 106

komandan divisi Kapten L.S. Pischer jang terus mentjeriterakan kepada saja, ada diterima chabar, bahwa pada malam 20 djalan 21 ada satu pasukan musuh jang kuat, tampak masuk daerah tanah paja jang ada disebelah selatan kampung Lhok Reuhat. Saja diperintahkan besok pagi-ipa^i mesti berangkat akan meronda daerah itu dengan membawa perbekaian untuk 5 hari. Pukul 4 siang sajapun berangkat dengan 16 orang Marchausse dan seorang pembantu, djadi berdjumlah 18 karaben. M e n d j e l a n g siang hari tibalah kami d i k a m p u n g Lhok Reuhat dan saja pergi ber-tjakap2 dengan ketua kampung itu. Dalam ber-tjakap2 itu perkataan petua itu terlandjur mengatakan bahwa benar ada satu rombongan besar m u s l i m i n lalu d i k a m p u n g itu pada malam kemarinnja. Dalam rombongan itu ada perempuan dan ada anak2 dan ikatanja. ada kira-kira 100 orang Iaki2 serta banjak mempunjai senapang. Berapa bilangan jang sebenarnja tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat dibilangnja lebih dari 40. Bagaimana ia dapat m e m b i l a n g dalam malam jang gelap, itu adalah chajalah sadja, karena rombongan itu tentulah tidak akan berdjalan sebagai pawai jang bersuara. S e s u n g guhnja pembitjaraan itu saja mendapat kesan, bahwa rombongannja itu ada dan saja minta ia menundjukkan pendjuru mana mereka keluar meninggalkan rkampung itu. Setelah ditundjuk kami menjusul terus dan kemudian saja perhatikan betullah disana tampak banjak bekas2 kaki jang menudju kedalam belukar. K a m i turuti djedjak2 itu dan tidak berapa lama tampaklah djedjak jang berpetjah menudju ikebeberapa arah. Biasanja musuh berbuat bemtu apabila hari sudah siang, maksudnja akan mengehrukan si penjusul. K a m i turuti djedjak jang menudju ke timur, tetapi didalam lumpur jang begitu tjair benar ada satu kesulitan tidak dapat dihhat djika orang kembali p u l a menurut bekas bermula. M u s u h berusaha benar-benar rupanja menjesatkan kami. D e m i k i a n l a h sampai hari petang belum djuga didapat kepastian; sebentar menuruti bekas ini k e m u d i a n menuruti bekas itu dan hal itu membuat kami berdjalan ber-putar2 dan waktu s a j a mendapat satu tempat jang kering mendjelang pukul 6 sore kamipun berhenti lalu berbivak disana. Pada 23 Oktober sedjak dari pagi-pagi benar kami masih berada dalam ragu2 seperti kemarm djuga, sampai kira2 pukul' 10 baru mendapat bekas jang baru dan bekas itu menudju ke selatan. Pada 23 Oktober sore sajamenasehatkan kepada teman2 saja mengurangi tjatu masing2. Hari berikutnja pukul 6 pagi, kami berangkat pula dan pada waktu itu tjuatja terang, b a i k benar untuk menurut djedjak K a m i sudah berada dalam djadjahan sungai Peutue dan lalu menjusurnja menudju ke hulu. Waktu k a m i melintasi djeram ketjil seorang marechause tergelintjir dan djatuh kebawah. K a m i berhenti akan menolongnja dan untunglah kaki dan tangannja tidak patah. Kira2 seperempat djam kami berdjalan lagi. K a m i mendapat bekas 107 -

jang njata dan pada sebuah alur kami djumpailah dangau2 tempat bekas orang bermalam jang baru ditinggalkan. Njatalah perdjalanan rombongan itu amat lambat madjunja. Apa jang menjebabkan demikian, adalah gelap bagi saja, disangka barangkali mereka berbeban berat atau ada orang jang luka atau sakit ? Disitu 16 buah pondok semuanja besar ketjil dan menilik pondok ini adalah kira2 60 orang jang bermalam disana. Rupanja sampai disini mereka tidak merasa kuatir lagi akan dapat dituruti oleh marechouse karena mereka pertjaja akan taktik jang telah dilakukan untuk mengelirukan orang2 jang hendak menuruti itu atau barangkali karena telah mendapat laporan dari mata2 mereka tanda ada bahaja. Waktu saja menunggu anggota brigade itu berkumpul semuanja tampaklah kepada saja marechause jang djatuh tadi datang bertongkat Iambat2. Sen djata dan amunisinja dipikulkan kepada orang2 hukuman pembawa barang. Saja perintahkan kepada sersan Ribin serta 6 orang marechause menemani orang itu berdjalan menuruti kami dan akan mendjaga supaja mereka tidak sesat, saja tinggalkan marechause jang ahli menurut djedjak bersama dengan mereka. Kami jang kesepuluh orang lagi pun meneruskan penjusulan. Tidak berapa lama kemudian pada suatu tempat saja memberi isjarat kepada teman2, supaja meninggalkan ambinanja masing2 dan ketika saja handak menjeludup meneruskan pemeriksaan, seorang diantaranja teman saja berseru : "disitu" dan demi saja melihat tampaklah pada satu tempat kira2 200 meter djaraknja seorang berlari dan kemudian menghilang pada suatu simpangan air. Sekarang tak ada harapan lagi akan dapat 'menjergap musuh, melainkan dengan ketangkasan sadja lagi jang diharapkan akan dapat memburu mereka. Kamipun terus memburu kealur jang tersebut dan achirhja teman jang dapat menuruti saja, tinggal hanja 2 orang jaitu serdadu Menado bernama Mamahit dan serdadu Djawa bernama Tarmin dan sampailah lagi kepada sebuah pondok jang lagi terbengkalai tetapi sudah ditinggalkan. Setelah ber-lari2 pula kira2 200 meter lagi, tibalah kami kesuatu belok sungai dan tampaklah disana djauh dihadapan beberapa orang musuh jang 'kebetulan hendak menjeberangi sungai ketjil itu. Mamahit jang kebetulan waktu itu berada dimuka sekali, menundjukkan kepada saja bahwa ada seorang tua jang telah uzur rupanja dipapah oleh tiga orang hendak masuk kedalam hutan. Mamahit menembak dengan kerabennja dan saja lihat orang tua itu rubuh kebumi.
t

Dengan serta merta kedengaranlah gemeretup bunji senapang musuh menembaki .kami hebat sekali dari kedua belah tebing sungai itu. Pada saat jang sangat genting itu kami bertigapun pandang memandang sekedjap dan ketika itu sama2 mangertilah apa jang terlintas dalam hati masing2. Menurut pikiran saja sebagaimana ditantang mereka kemudian disanalah penghabsian umur kami. Dengan segera ka 108

mi pun melompat masuk kedalam air jang daiamnja sampai keperut dan dibelakang kami ada tebing jang terdjal. Dalam keadaan jang sangat berbahaja dan amat sulit itu kami belum dapat merentjanakan senapang dengan baik karena masih terengah2 ketjapekan ber-lari2 tadi sementara itu peluru musuh datang bertubi2, setengahnja masuk keair dan setengah lagi mengenai tebing dibelakang kami serta menghamburkan petjahannja kesekeliling dan diantaranja ada jang mengenai belakang kami. Untunglah segala peluru musuh itu adjun tidak mengenai kami, begitu djuga peluru kami. Maka jang se-baik2nja bagi kami ialah menunggu kembali dapat bernafas terang dan bertahan, se-kali2 tidak boleh madju menjerang karena kami' hanja tiga orang berada ditengah lawan jang djauh lebih banjak. Bertahan pada tempat itu djika datang pun serangan dapatlah kami mendjual njawa dengan harga jang se-mahal2nja. Musuh rupanja tidak tahu bahwa kami terkedjut sangat dan sjukurlah demikian halnja, karena sementara itu kembalilah kami bernafas senang seperti biasa satu sarat jang amat perlu untuk menembak tepat. Sedjurus kemudian tanda untuk menjerang kedengaran dipihak musuh, diserukan oleh seorang wanita jang berbadan ramping, berkulit pingai, berambut tergerai tampil kemuka menghuluZkan temannja madju menjerang. Akan tetapi demi ia berada.beberapa meter lagi djauhnja dari tempat kami iapun kena tembak lalu rebah dan gugur. Demikian djuga beberapa orang Iaki2 muda jang mengikut kebelakangnja. Bunji tembakan jang gemuruh tadinja reda sebentar, tetapi kembali lagi mendedas dengan hebatnja serta kedengaran bertambah-tambah dekat. Waktu itu tibalah saat kemelut bagi -kami jang se-tinggi2nja, sedang teman2 kami jang diharapkan akan menolong belum djuga nampak. Menurut tjerita mereka kemudian, mereka terlambat datang karena mereka kebingungan, karena tidak dapat memastikan benar2 dimana bunji senapang mendedas dan bunji teriakan itu. Tetapi kemudian dapatlah djuga mereka menentukan dimana arah pertempuran itu terdjadi lalu mereka mendekati musuh dari djurusan sebelah belakang. Itulah suatu taktik jang sesungguhnja : mereka datang melalui alur bekas kami lalui tadi. Seorang demi seorang datang. Kedatangan mereka tidak menimbulkan gentar atau takut sedikit djuga dipihak musuh. Wah adalah sebagai bunji musik jang amat merdu rasanja ditengah kami bu nji dentum2an jang tiba2 kedengaran dari bahagian samping dihadapan -kami, jang dituruti pula oleh bunji tempik : "Madju, hantam, marechause". Waktu itu musuh barangkali menjangka bahwa mereka akan kena kepung. karena mereka mengerti bahwa kompeni tidak akan mengirim 3 orang marechause sadja datang menjerang masuk kedalam rimba sedjauh Itu. Memperhatikan hal itu rupanja dalam hati musuh terbitlah keblmbangan dan sebentar kemudian berhentilah bunji tembakan dari pihak _ 109

mereka dan waktu ,tu tampaklah kepada saja 5 orang marechause keuar d a n dalam hutan. Wukary dan Sinkey dimuka sekali. Saja dengan kedua teman terus mempergunakan -kesempatan itu, lalu madju menjerang menudju hutan jang ada dihadapan kami jang menurut sangka saja adalah tempat teras musuh bertahan. Maka tampaklah kepada saja ditepi hutan terbaring majat seorang tua, jang tadi dipapah oleh temanznja itu dan dari balik seonggok batu besar melompat 2 orang m u da jarig tjakap dan tjerdas jang seorang bernama Tengku Mat Saien iampil membentang dada melindungi orang tua itu dengan keiewang dan rentjong terhunus pada tangannja dan terus bertempur sedtanak tetapi keduanja pun dapat kami tembak dan gugur. Orang tua itu bernama Tengku Osphan alias Tengku Seupot Mata rupanja sudah mati * la tidak tahu lagi pertempuran jang terdjadi karena mempertahankan dirinja itu. Waktu saja mendekatinja hendak masuk kehutan tampaklah oleh saja sendjatanja pedang jang berhulu emas dan bawar sendjata jang dimasjhurkan orang itu dan ketika itu terlintaslah dalam hati saja bahwa ia adalah orang besar, apalagi mangingat pengorbanan orang lam untuk mempertahankannja jang diberikan oleh kedua anak muda j a n g sesungguhnja telah gugur setjara Iak2, setjara pahlawan itu. Akan tetapi ketika Itu kami tidak mempunjai waktu lebih lama untuk menerka siapa orang itu, lalu meneruskan penjerangan kedalam hutan tetapi kami dapati tempat itu sudah ditinggalkan m u s u h , hanjalah tinggal seorang Iaki2 jang melompat dari balik sebatang kaju dengan keiewang terhunus datang menjongsong saja dan setelah ber-tangkis2an dengan keiewang seketika dengan saja dapatlah keiewang saja mengenai lehernja dan ia pun gugur setjara pahlawan. an Waktu saja bertjerita ini masih ter-bajang2 dimata saja semua kedjadian itu seperti kemarin sadja rasanja, meskipun terdjadinja sudah 27 tahun telah lampau. M a s i h terbajang dimata saja wadjah perempuan jang berperawakan ramping dan berkulit putih k u n i n g itu, mukanja in* dah ber-seri2 luar biasa, agaknja oleh sangat terharu menemui sjahid jang di-tjita2kan itu matanja jang tadjam ber-sinar2, rambutnia jang memusar ditiup angin dan kelewangnja jang mangkilat pada tangannja tatkala datang menjerang menudju ketempat kami. Wanita ini ialah Tjut Meutia. A d a k a h agaknja oleh karena ia telah djemu di-buru2 atau barangkali karena ia hendak melindungi ana'knja maka ia senekad itu m a u m e n j a b u n g djiwa datang menjerang kami ? Sedangkan anak itu tidak tampak. Saja tidak tahu oleh tembakan siapa wanita pahlawan itu (Tjut Meutia) gugur. Menurut sangka saja pelor jang sesat dari temannja sendiri telah mengenai d i a , ketika teman2nja itu mengepung dan menembaki kami dari segenap pihak. S e b e l u m -kami berangkat meninggalkan tempat itu lebih dahulu kami letakkan majatnja kesamping serta kami bungkus dengan sehelai tf* Tengku Seupot Mota nama jang sebenarnja Tengku Osphan, m e n u rut keterangan Tgk. Osman A z i z salah seorang t u m n a n n j a . 110

kar jang kami dapati didangau mereka. Kemudian saja angkat topi saja dan berdiri sedjurus untuk menjatakan penghormatan saja kepada. 12. KESAN KESAN DAN 1NGATAN TJUT NJAK MEUH DALAM PERANG ATJEH BELANDA.

Atas pertanjaan saja di Langsa 17 September 1963, Tjut Njak Meuh istri T. Radja Meukuta Geudong umurnja l e b i h kurang 85 atau 90 tahun, menerangkan: Setelah Sulthan A l a i d d i n M u h a m m a d Daud Sjah. T u a n ku Radja Keumala dan T. P a n g l i m a Polem M u h a m m a d Daod dari Geudong (tahun 1901/1902) berkumpullah U l e b a l a n g dari Daerah Atjeh Utara T.i Sjhik Banta Lotan, T. Radja Titam, T. Radja M u d a Meukuta dan T. Ali Basjah, semua saudaranja (abang adik dan saudara sepupunja) dari T. Tjhik Geudong. Demikianlah djuga Ulebalang lain: T. Tjhik Peusangan Sjamaun, T. Tjhik Tjunda, T. M u d a Peudada, T. Maharadja Lhok Seumawe, T. Tjhik Tunong Keureuto, T. Ben Daud Perak, T. H a k i m Krueng Pasai, serta adiknja T. Radja Hitam, T. Hakim Peuto, T. Keudjruen Buah Alu I puteh, T. Njak Mamat Peureulak, T. P a n g l i m a Bugam Idi Tjut, T. P a n g l i m a H a k i m Djulok Tjut, T. Panglima Abu Peudawa dan Iain2. Semuanja ketjuali ulebalang B l a n g Me dan Idi, datar.g hadir dalam rapat Ulebalang dan Ulama2 seperti Tgk. Meuna-sah Kumbang, Tgk. Paja Bakong, Tgk. Diawee Geutah, Tgk. di Lapang, Tgk. di Matangkuli dan jang lain tidak dapat ingat lagi. Rapat itu mempersatukan tenaga terachir untuk menentang Belanda jang hendak mendjadjah. Mula2 bergerilja dipinggir hutan ber-sama2 djuga dengan -ombongan wanita. Tengku Putro Permaisuri S u l t h a n , Potjut2 dari Pidi seperti: Potjut dirtjot Murong, Potjut Patimah dan anaknja Potjut Teungoh Tjumbok dan Peudada j a n g mengikuti istri serta kakak dan ibu Panglima Polem. Kami dari Pasai Tjut Njak Meutia dan Tjut Njak B u a h , Tjut Njak K a to, Potjut Uro, Tjut Latifah dan Iain2 pengikutnja. Kira2 setahun lamanja kami tinggal dihutan Pasai. Iaki2 menebas hutan dan kami membantu menanam padi dan djagung sehingga hasil padi tahun pertama dapat kami makan. Tetapi karena serangan Patroli Belanda terlalu hebat jang kamipun tjara mundur2 mempertahankan djuga. Kemudian lalu rombongan kami wanita berpetjah2an masing? pasukan naik keuputjok Krueng (hulu sungai). Putjok Kroeng Pasai, Putjok Kroeng Keureuto, Putjok Kroeng S e u m a d u m dan P i P j c k Djambu Ajee. P i - h u l u ? sungai iti> masing2 membuat lagi kuta pertahanan dan pondok2 ketjil bagi jang berkelamin jang dikawal oleh Iaki2 dari masing2 Panglima. Asrama itu letaknja teratur antara satu dengan iang lain. Kira? setengah djam perdjalanan sedemiktan diatur supaja mudah me-ngirim2 berita dari depan dengan jang d i b e l a k a n g agar dgn tjepat-tjepat membantu sama jang lain kalau ada oertempuran. Diantara 111

kami wanita2 pun ada jg memegang sendjata seperti Tjek Jang, pisau pandjang, pisau raut sebagai rentjong bagi Peria, pestol dan bedn. Tempo2 Kaau ada terdengar bunji senapang di iempat2 jang lain jarig berdekatan, .andanja bahwa ada pertempuran ditempat lam atau dsuatu tempat. Maka Iaki2 pergi ke rempat itu membantu perang, hanja tinggal beberapa orang sadja pengawal atau pengintip musuh sedangkan kami wanita tetap tinggal dalam asrama atau pondok dengan bersiap2 mendjaga Kuta dan mempertahankan serangan musuh. Kalau musuh banjak datang, semua mundurkan dirinja ketempat jang lain tetapi kalau diberitahulah pengintai2 jang diatas pohon kaju ata-, mala2 jang sengadja datang dari kampung memberitahu bahwa patroli datang hanja sedikit, dipertahankan tembak menembak (bertempur). Dan pada satu kali pernah terdjadi pertempuran jang hebat sedangkan kami didjaga oleh T. Bintang, Pang Kaum, Pang Kaoej. Hari itu sjahid T. Bintang, Pang Kaoej dan wanita; Tju* Njak Uro, Tjut Njak Kato dan seorang dara Tjut Latipah. Kesemuhf.ia itu dikubur dalam satu kubur di Alur Leupeun, sedang wanita2 jang lain dapat meloloskan dirinja dari kepungan musuh. la merasa ngeri mangatakan peristiwa itu karena teringat kekedjaman Belanda, majit2 jang tewas itu ditetak kepalanja atau tengkoraknja petjah dua. Sudah mendjadi buah mulut orang2 kampung atas nama opsir Belanda jang kedjam seperti Van Daalen, Van Dermaten, Darlang, Velsing dan Iain2 jang tidak teringat lagi. Mereka tidak mempunjai belas kasihan akan djiwa manusia sebab wanita2, kana'<2 jang ber lmdung diri dal^m ru?nah dibaris (d'salvo) sehingga bukan sedikit pengorbanan wanita dan kanak2. Tidak tjukup dengan kena peluru sadja. majat wanita jang tjantik hidungnja diiris dengan pedang atau pisau. Dikatakan ia kenal dengan Tgk. Putro (oermaisuri Sulthan), ibu Panglima Polem Potjut Awan dan kakak Panglima Polem Potjut Aflah adalah seorang wanita dari Geudong atau Pasai, istri T. Ali Basjah. Me ngenai Tjut Njak Meutia dikatakan ia seorang jg sastria dan keras hati sebab itu bagaimanapun ia dibudjuk-budjuk oleh saudaranja supaja ia turun (menjerah) sesudah ditembak suaminja supaja anaknja jang masih ketjil Radja Sabi djangan menderita tetapi ia tidak mau turun sama2 kami. Atas pertanjaan tentang Tjut Njak Djeurat Manjang didjawabnia bahwa Tjut Njak Deurat Manjang (Tjut Njak Asiah) dianda T. Keudiruen Lalat T. Tihik Muda Ali Ulebalang Keureuto, seorang wanita jang bidiaksana datam memerintah negeri. Selain dari rumahnja di Djeurant Manjang dan Muling, djuga ada rumah persinggahannja di Lhok Seukon, Djambo Ajee dan panton labu. Belanda telah melarang kapal2 masuk dari Malaja ke Kuala Keureuto dan karena itu beras tak ada, orang pergi beli beras ke Simpang Ulim dan Idi karena kapal2 dari Pulau Pinang boleh masuk. 112

jaitu seorang jang berbadan besar tetapi bersukma kanak2. Pada Perdjalanan tanggal 25 Oktober 1910 itu, kami sedang memantjing pada suatu tempat tidak berapa djauh berdiri seorang pengawal saja. Tiba? salah seorang pendjaga berteriak kaphee datang", sebentar kemudian terdengar letusan senapang. Pengawal saja jang bernama Amat terus mengangkat saja dan melarikan saja masuk kedalam hutan. Dan sedjak itu saia tidak melihat ibu lagi. * Setelah rombongan jang dari bertempurang itu berkumpul dan bertemu dengan saja kembali barulah saja mendengar bahwa ibu telah gugur dalam pertempuran. Saja terpekur dan sedih dan dengan air mata jang berlinang-linang karena terkenang nasib saja. Tetapi dimana tempat kuburnja saja tidak tahu beritanja. Pada saat jang begitu p3nik tak ada waktu Iama2 memikirkan seseorang jang telah meninggal hanja ingat akan keselamatan djiwa supaja selekas mungkin mendjalankan segala ichtiar agar kami terhindar dari buruan musuh. Dengan terpaksalah saja mengembara didalam waktu 9 tahun lagi. Ada pun pemerintah s i p i l dan militer di K u t a Radja mengerti benar2 bahwa seiamanja anak Radjawali (T. Radja Sabil) sebagai pakta jang menjebabkan terus terbitnja perlawanan dan jang dipakai orang sebagai lambang Perangsang rasa kebangsaan itu belum dapat ditangkap, kerusuhan dalam negeri Pasai belum berkesudahan. Sesungguhnja benarlah demikian karena tidak selang beberapa lama terdengarlah chabar bahwa sebagai pengganti P a n g Nangro t a m p i l l a h seorang Tokoh jang terkenal P A N G B A D O N . Maka pekerdjaan pengedjaran Van Slooten dan M o s e l m a n diteruskan oleh Sersan Kretz. Pada suatu hari daiam bulan April 1911 Kretz berhadapan bertempur dengan rombongan Pang Badon dan Badon sendiri gugur di Medan pertempuran, tetapi Teuku Radja S a b i l dapat lagi dilarikan oleh Pengawalnja. P a s u k a n Teuku Radja S a b i l kembali pula sementara waktu tidak mempunjai p e m i m p i n , tetapi tidak ama antaranja datang lagi seorang Tam jang bernama P a n g lotan mengambil p i m p i n a n . Dan tidak beberapa lama rombongan itupun diserang oleh sersan Kretz di dalam Paja Tjitjiem dan Pang Lotan sendiri pun gugur dalam pertempuran itu, tetapi anak Radjawali terlepas lagi dari kepungan, tidak diketemukan oleh musuh karena Imdungan A l l a h berkat isim jang dibatja. Kebetulan hari itu hudian lebat turun menutupi djedjaknja. Pang Lotan diganti oleh seorang Pang lain dengan kemauan sendiri. Rupa-rupanja perkara mati tidak mendjad! halangan bagi mereka bahkan se-olah2 satu kegrangan iang lajak pergi menemui sjahid itu. Dalam instruksi resmi Pemerintah M i l i ter menerangkan sebagai berikut : ..Pemburuan atas P a s u k a n Teuku Radja S a b i l tetap dilakukan rerus-menerus selama tahun 1912, tetapi hasilnja hanja sedikit atau fiolen dkatakan tidak berhasil menangkap Radja S a b i l . Karena sesuatu iang berhubungan dengan pribadi Teuku Radja S a b i ! sangat dirahasfakan oleh Penduduk. * 101 -

Pengikut2nja dengan suka rela bahkan boleh dikatakan dengan grrang mengorbankan dirinja untuk membunuh musuh dan melindungi dia djangan sampai tertangkap. Apabila tewas (gugur) seorang Pengawal, dengan segera datang seorang lain menggantikannja tu. Aaapun jang menjebabkan terbitnja kesetlaan ini Ialah karena pengaruh Teuku Radja Sabil dapat mendjalankan kekuatan Batin dalam rombongan dan oleh pengaruh itulah maka dapat diperoleh sokongan jang penuh dari penduduk. Dalam bulan Januari 1912, dalam satu pertempuran dapat cngugurkan seorang pengawal Teuku Radja Sabil/Amat dan dalam bulan April satu pasukan Marchausse dari Idi dapat mangepung tempat Teuku Radia Sabil tetapi ia dapat lotos dan dim bulan Djuli satu Pasukan Ronda dari Lhok Sukon dapat menangkap seorang Pemungut perbeKalan untuk rombongan Radja Sabil. * Dalam bulan September marechausse dapat menjerang persemounjlan Kaum Muslimin tetap! dapat metoloskan dari kesebidang tanah Paja Sidom jang luas dengan tidak ada kerugian djiwa hanjatah meninggalkan perbekaian dan ber-matjam2 perkakas. Dalam bulan Oktober 4 orang dari rombongan itu datang menjerah diri. Dan Teuku Radja Sabil sendiri ada dibudjuk turut kedjurusan demikian, tetapi waktu akan berangkat ia dilarikan oleh Pang Leubok** dan beberapa orang jang berasai dari Ara Kemudi dan Perak. Dalam bulan. Januari 1913 persembunjian Pang Leubok diserang, seorang sjahit dan satu Putjuk senapang M 95 dapat direbut. * Demikian keadaan perdjuangan T. Radja Sabil. Beberapa banjak Iaki2 dan wanita2 Jang berdarah pahlawan2 jang telah gugur di Medan Pertempuran manundjukkan buktl keprawiraannja sebagai pemain2 sandlwara dalam satu pertundjukan menjabung djiwa. Apabila gugur seseorang tampil lagi seorang jang lain sehingga merupakan satu rantai jang terdjalin daripada korban2. Dan didalam perdjuangan jang sangat dahsjat Inilah T. Radja Sabil mendjadi Besar dengan perdjalanan hidupnja jang putus berulang2 dengan maut. Tidaklah ditjeritakan disini peri hidupnla bahagian jang ketji!2 karena didalamnia akan tampaklah satu tjorak jang serupa djua. Misalnja membuat persembunjian disana stni mentjari makanan didalam rimba untuk hidup dengan memakan djaning, Arias pisang hutan dll. Pd suatu hari waktu Radia Sabil turun ketemoat jg didiami orang ter dengarlah kepadanja iang disebut orang sua*u hal jang mentertjengangkan dia iaitu-. seorang anak Ulebalang Teuku Tihlk Tunong, iang telah dihukum tembak Pu. sudah menierah dan kelak akan dilantik djadi Ulebalang ia kembali ke gunung mandjumpai gurunja Teungku Ma"t Ali dan Pngawa!2nja mas'h tetap setia akan tetapi setelah * Pertanggalan berikut ini diambil dari buku Corps Marchausse Atjeh 1890 - 1940. ** Pang Leubok disebut djuga Tengku Leubok. 102

TTiendapat lagi serangan ber-ulang2 dan pada serangan jang kemudian Pang Leubok mendapat luka. Maka semendjak itu tinggallah ia s e n diri mendjadi p e m i m p i n dan terus hidup bergurilja dalam mengembara di R i m b a raja dalam daerah gunung Pandjang, jang dipandang oleh orang Atjeh sebagai satu rimba jang penuh dengan pakta2 jang menakutkan, tetapi bagi Radja S a b i l biasa sadja. Mengenai Chabar jang didengarnja tentang seorang anak jang mengakui dirinja putra Teuku Tjhik Tunong itu, benar adanja. Dalam buian Desember 1913 Letnan Slooien wakil Pemerintahan di Lhok Seukon memanggil anak itu dan melakukan penjelidikan. Hasil Pemeriksaan itu dichabarkan dengan surat kepada Gubernur Swaart di Kutaradja dan Swart menjuruhkan melandjutkan pemeriksaan ber-sama2 dengan keluarga jang bersangkutan. Beberapa hari kemudian Gubernur S i p i l dan Militer Swart datang sendiri dan mengadakan satu pertemuan di Lhok Seumawe dengan segala kepala2 diwilajah Lhok Seukon. Dalam Pertemuan itu Gubernur Swart berkata: ,,Bahwa anak ini benar Teuku Radja S a b i l " dan diantaranja jang hadir seorang pun tak ada jang berani membantah, lalu anak itu dibawa ke Kutaradja dan disekolahkan s t a s Belandja politik Fonds. Hal ini ia merasa tidak perlu sanggah karena beruntung baginja sebab pengedjaran Patroli B e l a n d a mendjadi kurang. Karena itu pulalah ia bisa bersembunji dipinggir rimba dekat dengan ikampung2. Beberapa lama kemudian dalam tahun 1916, Letnan Sechoten mendapat chabar jang pasti bahwa T. Radja S a b i l jang sedjati masih berada dalam rimba Pasai jang pada waktu itu telah berusia kira2 17 tahun. K e m u d i a n terdengarlah pula chabar bahwa ia ada d i a m didaerah Seulemak pada pinggir tanah genungan. Kepala2 diwilajah Seulemak pun diminta supaja suka mendjadi pengentara mengundang Teuku Radja S a b i l tunduk. Kepala2 itu memberi chabar kepada Pemerintah s i p i l jang menghendaki T. Radja S a b i l jang sedjati itu tunduk hanjalah boleh berhasil manakala pemerintahan menetapkan lebih dahulu bahwa anak jang mengandjukkan dirinja dalam tahun 1913 itu bukan putera jang sebenarnja dari Teuku Tjhik Tunong. Kalau gubernur di Kotaradja bersedia mengakui bahwa pengakuan pemerintahan militer jang dahulu itu ada silap, baharulah dapat berusaha agar putera jang sedjati turun tunduk. Akan tetapi pemerintahan di Kotaradja tinggal d i a m d u l u , boleh djadi takut karena mendjaga ketelitian militer jang lalu, karena Letnan Djenderal H.N.A. Swart waktu itu mendjadi V i c e President Raad van Indie. Mereka takut tjertja politik Swart jang lama dengan tidak ada mendapat tjukup alasan untuk mengakui k e s a l a h a n / k e s i l a p a n iu. M a k a ikarena itu m a k s u d tahadi gagal dan kegagalan itu bagi Teuku Radja S a b i l berarti memperpandjang perdjuangan beberapa tahun lagi sedangkan gurunja Tengku C h a t i m alias Tengku Mata I jang telah sjahid di Alur G a d e n g / D j a m b o Ajee (16 Diuli 1.917). " 103

Seinen.aia uu ia oeraaa dalam R i m b a Pasai didaerah gunung P a n ujang. r-.Jupnjd Kaaang2 dengan memakan sagu jang diperdapatnja dari porton^ aan rtaaang^ ikan jang ditangKapnja daiam sungai. t-erasaannjci senantiasa cnaaiam kesunjian dengan bertakvva kepaaa A l l a h . Dengan demikian nuangiah sebagian perasaan hidup mewah dari djiwa faganja, sehingga berkat keramat isim jang senantiasa dibatjanja binatang2 liar tidak pernah mengganggu dia. Pada suatu sore d i m u k a matahari terbenam waktu ia duduk pada sebatang pohon jang rebah terletak ditanah dengan termenung mengenangkan petdjalanan hidupnja, tiba2 ia terperandjai dan ketika meno 'eh kebelakang tampaklah kepadanja, seekor harimau menghampirinja. Harimau itu ridak mengganggukannja, hanja men-tjium2 dan mandjilatdjilat dia. ia ber-ieriak2 karena ketakutan tetapi karena itu harimau mendjauhkan diri. Keesokan harinja harimau itu datang lagi dan ketika iiu ia tiada berteriak lagi, karena telah mengerti bahwa ia adalah kesaktian A l l a h , dan oleh kebidjaksanaanNja meanugerahkan seekor harimau sebagai pelindung bagi seorang hambanja jang taat. Pada suatu hari pagi2 benar Teuku Radja S a b i l ada lagi melihat suatu machluk jang ganti jil aan menjilinap kedalam hutan dengan tidak berbunji sedikit djuga. Tingkah lakunja tidak ubahnja seperti manusia tetapi badannja pendek dan berberbulu seluruh badannja dan rupanja menjeramkan. Beberapa tahun kemudian ketika ia mendengarkan orang menjebutkan adanja "orang pendek" jakinlah ia bahwa m a c h l u k jang dilihatnja dahulu itu ialah "orang pendek". Sementara itu T. Radja S a b i l telah sedar. Menurut anggapannja d i m a s a itu binatang2 itu atas kejakinan akan isim jang dibatja bahwa derdjatnja sama bahkan hewan2 itu lebih beruntung hidupnja daripada dia sendiri. Karena bukanlah harimau jang senantiasa geram atau ganas dan menjeludup-njeludup kesana kemar? itu berdampingan dengan binatang2 lain, sebagai beruang jang bersifat tjulas, badak jang selalu bertingkah kasar dan gadjah jang beriubuh besar dan kuat itu tidak perlu sebentar balik kebelakang apabila berdjalan untuk menutupi djedjaknja dengan daun2, atau melipuri dengan air sebagai ia sendiri, dan a d a l a h rimba itu dengan segala isinja sedia memberikan pendjagaan apa2 jang berguna bagi mereka jang m u s l i m i n . Djadi dia anak Tengku Tjhik Tunong. Laki2 jang perkasa itu dan anak Tjut Njak Meutia wanita jang perwira itu merasa se-olah2 kurang derdjat dan kurang keberuntungannja daripada binatang2 jang tersebut. Dengan mengenangkan segala keadaan itu pd suatu hari T. R a d j a S a b l i terkenang kembali agar perdjalanan hidupnja jang telah lalu jang atas peristiwa2 hukum mati jang didjalani ajahnja, gugurnja bapak tirinja Pang Nangro dan ibunja gugur sebagai pahlawan agung dan seterusn a l a h Pang Latief, P a n g Badon, Pang Lotan. P a n g Leubok dan segala mereka jang mengasuhnja jang telah mengorbankan djiwa dengan kere;

104

gua tersebut dengan djalan mati kelaparan, karena kekurangan makanan. Sebab [tulah, ditetapkan oleh Letnan Scheuleer pincu itu waJjib didjaga keras serta ditjoba menjelidiki barangkali ada pintu jang lain pula. Sebulan lamanja tak ada perlawanan maka lasjkar Atjeh tetap waspada karena mengetahui mereka berbivak dipinta masuk jang berada sebelah Barat gua itu Setalah diperoleh bantuan lagi dari Kuta Radja jang d'antar oleh kapai Ajba-ros dan djalan darat lagi Geurnpang dan Tangse, maka mula menjerang lagi ke pendakian dan masuk kesebahagianiagi kedalam gua i'u. Disitu terdjadi pertempuran sengit dengan lasjkar Atjeh dengan gigihnja. Dari atas gunung Matjang lalu menggulingkan dan melmparkan ba'u2 kebawah. Dan dipintu gua berrempur dengan tombak lembing kira2 dua djam pertempuran itu banjak jang mendia^' kortjan nada pihak Belanda, serdadu jang masuk kedalam gua tak keluar lagi. Maka komandannja perintahkan djangan menjerang lagi mela.nkak djaga sadja pintu itu dan ditjoba sekali lagi mengirim expedisi sekeliling gunung i'u mentjari barangkali ada djalan lain tempat masuk. Enam bulan lamanja mereka berkemah dipintu gua itu dengan tak kurang perlawanan dari lasjkar Atjeh achirnja mereka dapat mengetahui bahwa gua itu. pin'u masuknja ada 4 tempat: Timur, Barat Uarat dan Selafan. Dan didalamnja ada sungai dengan mata airnja serta ada djalan naiknja keatas pun-jak gunung itu. Setelah dikumpulkan kekuatan ten'eranta dengan 12 brigadenja lagi jang didatangkan dari lain tempa' baru mereka menjerang lagi dari keempat pendjuru ointu keliling gunung itu, Inilah pertempuran jang penghabisan dan dahsja . Akan tetapi mereka lak dapat pula masuk kedalam gua itu. Sedjak pukul tiga sore sampai malam mereka kembali kebahagian kemah bivaknia dipintu Barat gua itu. Besok nia di 'ioba lagi masuk pintu Utara djuga tak dapat karena diserang dari dalam oleh Lasikar Poriut Baren. Kesudahannja dapat diketahu' bahwa tepi batang air ditempat jang agak tjuram, djika dialirkan minjak tanah dan dibakar tentu orang dalam gua itu hangus djadi abu. Hal ini diusulkan oleh Letaan Scheuleer kepada Komandan di Meulaboh supaja hal ini dilakukan sebab di gunung ituiah sarang tentera Po'-ju- Baren bersembunji. Hal ini diberitahukan ke Kutaradja kepada Gewestelyk Comandan tetapi tidak diizinkan. Akan retaoi tidak tahan lagi tan-era Belanda ringgal mengelilingi gunung itu karena dapat perlawanan dari lasjkar Potjut Baren, kadang2 tak ada brigade jang dapat kembali ke Posnia. Letnan Scheuler minta lagi supaja dikirim minjak tanah ke Tanoh Mirah dengan alasan dj'ka tak dikabulkan ia boleh d'pindah dari s tu. Permintaan ini dibenarkan lalu dikirimkan 1200 kaleng (600 ne' ) miniak tanah f2000 liter) iang dibeli dari toko B. Nas (menegernja) Jorisch Bangsa Jahudi. Setiba miniak i'u digunung le'sebut minjak i'u di'uang terus d'p'n'u gua jang empad Idu dan su; v ; ;

117

dah mengalir kedalam dan dibakar sehingga dengan asap dan njala jang panas sadja dan banjak tentera Atjeh terbakar dan lemas. Beberapa hari sesudah padam api kampung itu lalu masuk untuk melihat maka rangka2 orang jang korban dan majat Marchausee jang masih dikenal diangkut oleh saudaranja lalu dibawa pulang ketempat h a l a mannja. Diantaranja Tentera Atjeh jang korban termasuk Teuku K e u djroeng Tjut Ahmad ajah Potjut sendiri. Demikianlah kekedjaman Agresor B e ' a n d a jang diluar prikemanusfaan teiah membunuh banjak orang Atjeh dalam gua gunung Matjang itu. 3. POTJUT BAREN DAPAT MUSIBAH.

Tatkala divisi Marechause mengepung gua gunung Matjang Potjut Baren terlepas keluar dan senantiasa diluar ia bergerak mengumpulkan tenaga menjerang kafilah Belanda jang tunggu dipintu rimba itu. Sebagaimana telah dPerangkan tadi blokade pintu gua Pu bukan sedikit dida*angkan tenera Belanda dari Meulaboh dan Kutaradja bah kan ada datang dari Tandjung Periuk. Sungguhpun begitu tidaklah b e r h a p - h e n * i Kapilah Belanda iang menunggu dipintu gua itu. Setelah dilakukan oleh Tentera Belanda pernbakaran besar2an jang begitu ganas dan kedjam. Potjut Baren pun tidak nampak meskipun karena itu ajahnia telah mendjadi korban. Hasratnja tinggal bersemangat, Sesudah urusan pemeriksaan dan penguburan orang2 jang mas h dikenal rupa dan tanda2nja telah dikebumikan di kampung masmg2. maka Potjut Baren membuat pula Konsultasi dengan P a n g l i ma dan Pang2-nja. guna mengumpulkan tenaga lain atau jang baru untuk mengepung Bivak Belanda di Tanoh Miarh dan Kuala Be. S e telah tjukup mufakat dengan kapilah2 jaitu penasehatnja Datok S a rong dan Panglimanja Njak Kuta S a b a h dan Pang2nja Njak Banta. Niak Gam Pandjang dll. Maka bergeraklah kafilah itu menudiu ke Bivak Tanoh Mirah. Tetapi oleh karena satu laporan Spion B e ' a n d a bahwa Po*jut Baren akan gempur Benteng Tanoh M i r a h , maka Bivak Comandan Tanoh Mirah, Letnan S c h e u l e r hati2 sekali. 1 brigadenja untuk mantjegatnia kafi!ah2 Potiut Baren djangan terus langsng datang ke Benteng. Maka disuruh satu brigade berperang diluar dulu. agar tidaklah \ u t i a r - k a t j i r keluarga serdadu? jang berada dalam bivak. B e g P u l a h nada m a l a m n i a mendjelang subuh dikepung Bivak T a n o h Mirah oleh Pasukan Potiut B a r e n dan kemudian pasukan ,Le nn Hooger iang sudah keluar bivaknja, lalu bertempur besar-besaran dari subuh samoai siang. P i h a k Belanda banjak korban jang diserang dengan klewang dan Tumbak. Didalam pertempuran iang s e n g P Pu karena Potiut Baren sebagai Panglima Besar memegang sendiri C n m a n do barisan muka dengan sengit s e k a l i . Akan tetapi brigade jang d i p i m p i n oleh Letnan Hoogers keluar dai; ; +

118

ri satu pintu bivak meiepaskan tembakan/baris pandjang. Maka kakinja Potjut Baren kena peluru. Karena hari telah siang dan Potjut telah mendapat musibah maka pertempuran terhenti dan Potjut jang mendapat kakinja jang sudah luka dikepung oleh Letnan Hooger dan dapat menawan Potjut Baren jang luka itu, lalu dibawa pulang ke Kuala Be dari situ ke Meulaboh. Sementara waktu peperangan mendjadi lemas Potjut Baren terus dikirim dengan kapal perang ke Kutaradja untuk dipotong pahanja jang telah inpeksi. Dia dimasukkan kedalam rumah sakit militer di Kutaradja sampai sembuh. Sesudah sembuh dia ditahan di Kutaradja diberi tempat tinggal dibekas rumah tinggal SuHhan Muhammad Daud Sjah di Gang Air Wangi. Semenara Potjut Baren berada di Kutaradja Gerilja Atjeh dipimpin oleh Teuku Teungoh salah seorang saudaranja dan keadaan peperangan kurang tetapi tidaklah patah betul dan sekali2 Bivak Tanoh Mirah ditembak dan patroli kekampung2 berdjalan terus oleh brigade 5, 6, 7 dan 8. Jang memerintah di Atjeh dimasa itu pengganti Van Heutsz jang_ sudah diangkat mendiadi Gubernur Dienderal sebagai Sipil dan Milier. Gubernur Van Dallen sangat djidjik didengar oleh Masjarakat Atjeh terutama Wanila2 Atjeh karena keganasan dan kekedjaman tanggung djawab dan pekerdjaannja dalam mendjalankan operasinja. Orang tjepat berdjalan sadja ditembak dan orang kurang dengar perintahnja disepak. ditempelengnja dan ditangkap dan terus dimasukkan kedalam pendjara. Loodnja atau spionnja banjak mentjari berita (laporan). Orang iang dilaporkan oleh Spionnja tanpa periksa ditangkap dan masuk tutupan dan bekas Ulebalang dan Panglima2 Perang dibuang keluar Tanoh Atjeh: ke Djawa, Ternate, Ambon dan Iain2. Kekedjaman Van Dallen ini mempunjai hubungan dengan Letnan Schuier jang meminta bakar gua gunung Matjang sehingga mendjadi korban beg.tu banjak manusia dalam gua itu.
4. POTJUT BAREN Dl KUTARADJA.

Sesudah sembuh Potjut Baren di Ruamh Sakit Van Daalen bermaksud akan dibuang djuga dari Atjeh ke Betawi atau Bandung. tetapi oleh Kapten Veltman jang selalu datang melihat2 Potjot Baren dirumah sakit. diberi nasehat supaja Potjut Baren djangan dibuang dengan diberi alasan menurut pemandangannja saudara2nja jang dan orang2 jang telah dibuang keluar Atjeh itulah jang banjak naik Muslimin dan membuat katjau keamanan. Usul Veltman ini diterima dan Van Daalen sebab itu ditahan sadja di Kutaradja. Tidaklah dibawa pulang ke Meulaboh. Tatkala itu Van Daalen sedang sibuk menangkap Teuku dan orang lain buat dibuang ke Betawi dan Sabang katanja uniuk mengamankan Atjeh.
119 -

5.

VAN DAALEN MENTJURI UANG.

Sementara Van Daalen dalam melakukan keganasannja datanglah ke Kutaradja seorang Belanda jang bernama Van Daalen djuga atau adik C.C.E. Van Daalen. Van Daalen tamu itu tinggal makan tidur d i rumah sipil dan militer Gubernur sebagai seorang bebas .kerdja (werkloos). Beberapa bulan ia tinggal di Kutaradja pada suatu hari ia pergi kekantor lelang dan tempat pendjual barang2 lelang dari bekas pensiunan Militer bernama Brevoort. Van Daalen itu suruh tjari seorang Tjina jang pandai membuat anak kuntji brand-Kas karena ada brandkas dirumah jnag hilang anak kuntjinja. Oleh Brenvoort ditjarilah seorang Tjina untuk membuat itu dan sesudah siap diantarkannja dan diserahkan kepada Van Daalen tamu itu. Dapat dierangkan disini peraturan jang ditetapkan oleh pemerintah tentera A jeh se iap hari sesudah tutup kantor kuntji kluis keuangan harus diserahkan kepada adjudan S i p i l dan Militer Gubernur dan d i s i m p a n dalam lemari jang telah ditentukan. Van Daalen tamu selalu mengintip dimana kuntji itu d i s i m p a n . Pada suatu hari Minggu Van Daalen tamu (Werkloos) mengambil kuntji itu dibawa dari orang Tjina jang telah didjandjikan dan dibuatlah sampai siap dengan sebentar sadja diserahkan dengan diberikan uang (upah) memadai. Pada suatu hari libur kantor Van Daalen pentjuri itu masuklah kedalam biiik kantor besar jang d i s a m ping rumah Gubernur. la mengambil beberapa ikat uang kertas jang f. 100, f. 500 dan f. 1000, lalu dibawa pulang ketempat ia menginap. Beberapa hari sesudah itu ia berangkat dengan kereta api dari Kutaradja menudju Langsa jang maksudnja mau lari ke Penang. Di Langsa ia menginap dirumah seorang Belanda Douane mester (kepala pelabuhan) Langsa. Di Langsa ia tinggal beberapa hari sadja menanti kapan kapal berangkat ke Penang. N a s i b buruk bagi Van Daalen, hal kehilangan uang itu diketahui oleh kepala kantor keuangan lalu dilaoorkan kepada jang berwadjib. Redaksi surat kabar Atjeh Nieuwsblad memuat berita itu sehingga mendjadi ratiasia umum (opsporing penjusutan) rahasia kemana-mana perlu untuk ditjari pentjuri itu. S i pentjuri jang sudah berada di Langsa hal itu telah terbongkar sebab itu ia sendiri tjuriga karena kapal telat masuk ke L a n g s a . Si pentjuri suruh djongos beli bulu idjuk di pasar dan oleh diongos dibawa pulang barang itu. Tatkala keoala duane oergi k e r d i a di Kuala Langsa. sipentiuri dan diongos bekerdialah mengorek lubang di bawah kolong dan kedalam lobang itu d i m a s u k k a n ikatan uang jang dalam tali idjuk jang telah dibungkus uang kertas tiurian di Kutaradja dan djongos disuruh tutup mulut dengan diberikan beberapa lembar uang kertas jang F. 100. Dalam waktu jang tjepat sekali sipil dan Militer di Langsa sibuk mendjalankan opsporing, ditangkap Van Daalen pentjuri besar itu lalu dikirim ke Kutaradia. Karena peristiwa ini G.G. 120

Van Heutsz datang ke Kutaradja dalam tahun 1908 dan ana<kmasnja C.C.E. Van Daaien disuruh minta berhenti dengan hormat, kemudian dipindahkan dari Atjeh, digantikan dengan H.N.A. Swart sebagai S i p i l san Ivliter Gubernur tetapi hal pentjurian Van Daalen itu sangat d i rahasiakan. S u m b e r berita itu saja perdapat pada Njak Mansur (Toke ivansur) Kutaradja dan Teuku Agam Sjamaun dari Ran':o Pandjang (Peureulak). 6. POTJUT B A R E N P U L A N G K E T U N G K O B .

Berhubung dengan kepindahan Van Daalen dari Atjeh Potjut Baren tdk djadi' dibuang ke Betawi. Masaalah Potjut Baren djadi pembitjaraan penting diantara G.G. Van Heutsz, Swart pengganti Van Daalen, Veltman dan opsir2 jang lain sedangkan Potjut Baren sendiri dipesankan satu kaki kaju dari negeri B e l a n d a . Swart dan Veltman jang ditundjukkan sebagai Tropen-comandan di Atjeh Barat di Meulaboh untuk mengasingkan kekatjauan dan keamanan dipihak rakjat didaerah Meulaboh dan ada baiknja Potjut Baren dipulangkan ke negerinja sebagai pertjobaan mendjadi Ulebalang Tungkob dan Gome. Tetapi apabila ia d i buang ke Luar Atjeh maka keluarga dan bekas2 pengikutnja dapat mem buat propaganda buruk terhadap politik keamanan jang dikehendaki oleh pemerintah B e l a n d a . Veltman berdjandji ia sebagai Shakkel Ambtenar (civiel gezaghebber) di Meulaboh. Seorang Belanda jang telah pandai berbahasa Atjeh dapat mengawasi gera.k aksi Potjut Baren disana. kalau ia bergerak kembali segera dapat ditangkap. Rumusan ini mendjadi penepatan bahwa Potjut Baren dipulangkan ke negerinja. G.G. Van Heutsz sendiri jang datang ke Meulaboh dengan kapal perang untuk melihat sendiri situasi peperangan di Atjeh Barat jang diadakan disana C o n frensi dengan ofsir2 dan Ulebalang2 dalam daerah itu. G.G. Van H e u ' s z setelah melihat dan mendengar wawantjara di Meulaboh maka ia balik ke Kutaradja. Dari situ ia ke Sabang membuat konfrensi dengan Ulebalang jang dalam verbanen (Tawanan bebas) di Sabang balik dari situ ia pergi ke Segli Atjeh Pidi dan Lhok Seumawe Atieh Utara di tempat2 itupun membuat pertemuan dengan UlebaIang2 jang masih ada dalam djawatannia dan menerima audensi dengan keluarga atau saudarania bekas Ulebalang iang telah dibuang dari tanah Atjeh. Setelah selesai Orintasi G.G. Van Heutsz pulang ke Beawi. Tidak beberapa lama sesudah itu telah ada orang buangan bekas pedjuang pulang ke Atjeh atau dari Ambon Banda dll, lalu d i pindahkan ke Betawi. B a n d u n g dan Bocor dll d'tanah Diawa. Dalam tahun 1910 Potjut Baren dibawa nulang dengan kapal ke Meulaboh. Dari situ diantar oleh Kapten Veltman ke Tungkop. Disana disambut oleh anak negeri dan pengikutnja 121 dengan gem-

bira dan sukatjita. Sekalian isi negerinja datang ber-dujun2 bertepung tawar Ke rumaftnja menghoimaJ uieeoalang dan pahlawan tanah air. ba.aii luie mia2 ia memakai kaki kaju jang diberikan oleh Veitman. retapi kaki itu tidak dapat seialu dipakainja karena ada rasa mendjepn paaa :<uku2 kakinjs ketika ia berdjalan. la lebih suka didjulang orang apsbiia bepergian kemana-mana. Untuk mendjulangnja diporgunakan muharnm tenaga Iaki2 jang bernama Radjid jang kemudian ia kawin dengan Rdjid dan diberi titel Teuku Muda Rasjic kepadanja. Djadi karena didulangnja potjut pergi mangundjungi Kampung2 dalam daerah pemermtahannja untuk mendjalankan kewadjibannja. Orang2 jang malas idinasihati supaja suka bekerdja sawah ladangnja dengan sebaikbaiknja. Sipemalas dan pura2 sakit digertaknja bila sudah melanggar dihukum menurut adat. Keamanan dan kesantosaan negeri didjaganja benar sehingga menjebabkan pendudu* takut dan sajang kepaaanja Dan menghormati dia seperti seorang Ulebalang Iaki2 jang tjakap. Potjut Baren; ia adalah seorang penggemar sjaif atau panton2. Pada waktu2 lengang duduklah ia beristirahat dirumahnja Iebih2 dalam buan terang bna erkenang kepada masa jang lampau dalam gua gunung Matjang dalam masa bergurelja jang telah lalu. la ber-pantun2 Diantara pantun2nja adalah sebagai dibawah ini. I krong Woyla Tjeuko leukat engkot di Leumpat disangka tuba seungab di jub seungab di rambat meureugoh barat meusuara Bukon sajang itik kapai dji'moh bule sion sapeue bukon sajang bilek kutinggai tempat kutidur siang dan malam I Krong Tangsee ilee u Gompang saboh tjabang ilee u IManggro joh Ion djak mengieung ngon subang ngon Ion riwang pha meupalo Kuala Woyia tabeue masin engkot maen keunong lam djeue ditjok beude abeh ngon sikin dilon dipeutron dalam pantoue i kiong seunangan ilee tjuram engkot gasang grob2 keudro tinggai keupok tinggai rangkang tinggai tepin tempat Ion mano 122

Gambar no. 23.

Gambar alat2 peusedjuk atau alat penepung tawa-- seseorang jang baru terlepas dari bahaja atau jang baru pulang dari rantau/pelajaran djauh.

123

Ja tuhanku rabbil djalee Doei gon asee Ion kapaio beu^eutap iman Ion lam hatee bek djeuek keu kaphee achee deudo Indonesia Sungai Woyia keruh m a s m iken dilompat disangka Tuba sunji dibawah sunji dirambi tokoh barat buka Suara bukan sajang itik kapal tumbuh bulu aneka warna bukan sajang bilik kutinggal tempat kutidur siang dan malam Sungai Tangsee hilir ke G l u m p a n g s a l u tjabang mengalir kenegeri masa berangkat bergelang subang waktu pulang paha binasa Kuala Woyla tawar dan asin ikan bermain kenak djala dirampas bedil dirampas sikin saja diturunkan dengan tandu sungai seunangan alirnja deras ikan guransang melompat sendiri tinggal kepok tinggal rangkang tinggal teupin tempat ku mandi Ja Tuhanku Rabbil Djalil kerdja belum selesai paha binasa tetapkan iman dalam hatiku djangan djadi kafir dichir masa istilah : Kepok tempat padi dari kulit kaju, rangkang - dangau tempat djaga burung makan padi dan sikin alat sendjata dan panteue = tandu. 7. Invalid Potjut Baren mau tikam Belanda

Dalam bulan Mai tahun 1912 Bivak Kuala Bhe jang sementara di parmanenkan jang lain dileburkan. 124

Comandan Bivak Kuala Bhe jang pertama letnan J.B. De Kort. Comandan baru ini mendjalankan tugasnja guna mentjari muka kepada atasan dan memakai seorang loods kata Orang Atjeh loh (Petundjuk Djalan) jang bernama Njak Kulam dan loh mi membuat puia laporan kepada letnan De Kort Bivak Komandan baru itu. Dalam pemerintahan Ulebalang Potjut Baren ada terdjadilah satu peristiwa penghinaan. Seorang wanita nama Afeulah pelajan tinggal dalam rumah Potjut Baren Dergaul dengan seorang lain jang bukan suaminja. Potjut telah memberi nasihat dan tegur beberapa kali tetapi tidak diturutinja sedangkan perbuatannja/rahasianja telah mandjadi rahasia umum. Poijut Baren merasa perbuatannja satu penghinaan dalam rumah tangganja maka didjalankanlah satu hukuman kepada Afeulah. Rambut Afeulah di kudung dan diusir keluar dari rumah Potjut. Afeulah ini ada hubungan saudara dengan njak Kulam. Njak Kulam merasa hai itu satu penghinaan atas saudaranja Afeulah jang telah dilakukan oleh Ulebalang Potjut Baren. Maka hal itu diadukan oleh Njak Kulam kepada Letnan De Kort Comandan di Kuala Bhe. Oleh Letnan De Kort dikirim surat panggilan suruh datang Potjut Baren ke Kuala Bhe guna diperiksa perinal hukuman Potjut atas wanita Afeulah. Potjut datang ke Kantor di Kuala Bhe untuk memberi tahukan ia datang dan ditanja apa mesti datang sendiri menghadapi Komandan. Djuru tulis/hakim desa (Landschapsgfeecht) Teuku Zainul Harun. Memberi tahukan bahwa ia dapat tugas untuk membuat Proces Verbal kepada Potjut mengenai memotong rambut Afeulah, Potjut mendjawab pertanjaan, djuru ulis tak ada hak berbitjara tentang urusan hukum adat. Djuru tulis lalu pergi kerumah Bivak Comandan Letnan Kort memberi tahu djawaban Potjut Baren, Letnan De Kort datang -ke Kantor hendak bertemu dengan Po'jut, sedang ia berdiri segera memberitahu bahwa ia telah perintahkan djuru tulis untuk membuat proses Verbal Potjut mengenai persoalan hukum potong rambut si Afeulah. Sikap Letnan De Kort tidak wadjar atau harus sopan meskipun dim dinas, sebab Letnan sambil berdiri memberi tahu hal itu kpd Potjut Baren dgn mukanja jg seram. Maka Potjut mengatakan. Tuan tdk ada hak memeriksa saja, jg berhak Gubernur di Kutaradja atau sedikitnja Troepen Comandan Civiel Gezaghebber. Meulaboh Tuan panggil saja kemari sdh diluar aturan kami Ulebalang2. Letnan De Kort mendjawab; saja toch Potjut tahu bivak Komandan jg baru diangkat disini, sebab itu saja boleh memerintah kpd Ulebalang2. Mendengar dja waban Letnan itu, Potjut bertambah marah dan berkata : Tuan buat urusan militer, tidak mentjampuri urusan pemerintahan. Letnan De Kort mendjawab : untuk urusan semua saja wadjibl lakukan sebab itu

125

apa jang ditanja oleh djuru tulis Landschaapsgerecht Djawab. Potjut terus Djawab. Tidak.

mesti

Potiut

Potjut Terus marah dan bangun dari duduknja dan berkata letnan tidak patut, terus ditjabut rentjongnja dari pinggang dengan kaki sebelah diterkamnja Letnan De Kort tetapi kerena Letnan De Kort tiepat mundur kebelakang dan Potjut tidak bisa bergerak lebih m a d j u kerena diempang oleh medja tikaman atas Letnan gagal. Letnan terus lari pulang kerumah; Adjudannja diperintahkan kepada Djurutulis supaja ditelefon kepada troepen Comandan Meulaboh, sebab dirumah tak ada telefon maka disuruh memberi tahu apa jang telah terdjadi di Kuala Bhe Potjut Baren mau menikam dia dalam satu pemeriksaan Landshapsgrecht. Dia tak berani telefon sendiri takut diteirkam lagi oleh P o tjut Baren Cs. J a n g mendjadi Troepen Comandan dan civiel Giraqhebber di Meulaboh waktu itu Kapten T h . J . Veltman. Veltman suruh kasih tau sama Letnan De Kort djangan berbuat apa2 selain mandjaga baik ketenceraman dan keselamatan Potiut Baren dipertanggungkan kepada L e ' n a n De Kort dan Potiut djangan terus turun -ke Meulaboh menghadap civiel geraqhebber dan Letnan De Kort tunggu sampai datang Letnan lain untuk mengurus hal itu. Sorenja datanglah satu brigade Marchausse jang dikepalai oleh Letnan Gosensons ke Kuaia Bhe lalu bertemu dengan Letnan De Kort dan Potjut Baren dengan membawa satu surat dari Veltman. Ofsir jang membawa surat Veltman kepada Potiut Baren memberi tahu bahwa Potjut adalah dipihak jang benar dan djangan menaruh susah apa2 dan hal peristiwa itu akan d i urus oleh tuan Kapten Veltman sendiri nanti akan selesai diperiksa dan didjalankan keputusannja penjelesaian. Berita Veltman jang dibawa oleh ofsir itu mendjadi dingin semangat Potjut jang sedang marah. Beberapa hari dapat chabar bahwa Letnan De Kort dipindahkan dengan segera dari Kuala Bhe (Straf over plaatsing). Pegantinja diangkat Letnan G.F.V. Gosenson pada 9 S e p t e m b e r 1912 dan Kapten Veltman pun datang sendiri ke Tungkop bertemu dengan Potjut Baren De Kort diselesarkan dengan baiknja dan damai. Demikianlah keberanian wanita ini dalam mempertahankan tanah air dan t u gasnja. Berita ini diperoleh dari Teuku Zainul Harum bekas djuru tulis bivak Komandan Di Kuala Bhe dan sekarang pensionan Pariatapradja tingkat I tinggal di Kutaradja. 8 POTJUT BAREN MANGKAT Potjut Baren meninggal dalam tahun 1933 dan sampai kepada hari tuanja ia seorang Ulebalang jang tjakap dan disajangi oleh rakjatnja meskipun kakmja tidak ada sebelah. Tetapi ia tetap diakui oleh r a l - a t nja bahwa seorang wanita jang paling tjakap dan mempunjai kemauan be<erdja keras disebelah Atjeh Barat. Pantonnja atau sjairnja sampai sekarang masih di-sebut2 orang sebagai pantun madja. 126

Disini ditambahkan dari berita jang terachir diterima bahwa paha Patjut Baren dipotong ditaruh obat balsem dan disimpan dalam satu lemari katja sebagai barang kenang2annja. Waktu ia mangkat, kaki itu ditanam bersama2 dengan djenazahnja. Peganti Ulebalang dipilih oleh rakjat Teuku Muda Rasjid. 3. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. " 16. 17. 18. 19. 0FSIR2 BELANDA JANG MENGEDJAR Pangkat nama POTJUT BAREN waktu

Letnan , '

'

Onder Letnan 10.

Holdens 1900-1906 H.N.A. Swart W.K. Stoop W.B.J.A. Scheepens M.J.J. B.H. Campioni Th. H. Veltman A.E. Schniders Van Macht Mutting Napjes A. Geerstema Beckringk F. Darlang 'W.P.D. Vlerk R. Vegel J.F.E. ten Kloster J.H.C Vastenau R.T. Maidman H. Scheurleer H.J. Smidt (Kemudian djadi Assisten Rr.siden Atjeh Barat dan Selatan) W. Hoogers H. Christoffel

DAFTAR N A M A 2 S T A F P A S U K A N POTJUT B A R E N

1. Penasihat ajahnja T. Keudjroen Tjut Ahmad 2. Datok Sarong kepala, mukim Sokoy

PANGLIMA2NJA 1. Panglima prang Njak Sabah. 2. Pang Banta 3. Pang Njak Gam Pandjang 4. Pang Raman dan banjak pang2 lain lagi 127

VIII 1

POTJUT BIHEUE

PERDJUANGANNJA

Potjut Biheue namanja jang sebenar Potjut Meurah Itan tetapi karena lahir dan tempat tinggal ajahnja di Biheue, maka orang panggil kepadanja Potjut Biheue sadja. la anak kepala negeri/kedjroeun (hulubalang) Biheue. Pada zaman dahulu daerah ini masuk segi XXII mukim Panglima Polem, Atjeh Besar, tetapi dalam achir abad XIX karena peperangan, negeri itu dirampas oleh T e u k u Radja Pakeh Pidi atas d u kungan Tgk. di Buloh. Adapun Potjut Meurah Intan alias Potjut Biheue isteri pertama dari Tuanku Abdul M a d j i d atau ibu t i n dari Tengku Putro, permaisuri Sulthan Alaiddin M u h a m m a d Daud Sjah dan Tuanku M a h m u d bekas Lid Valksraad dulu j g d i m z a m a n Revolusi mendjadi Risiden diperbantukan kepada Gubernur Sumatera. Potjut Biheue mempunjai 3 orang Putera dengan Tuanku Abdul Madjid. Jang 1. Tuanku M u h a m m a d , 2. Tu anku B u d i m a n dan 3. Tuanku Nurdin. Dim agresi Belanda Potiut Biheue serta puteranja jang tinggal dl Bate dekat Grong grong turut bergerilja ber-sama tokoh2 prang jang lain. Potjut Biheue serta anaknja mempunjai pengiku-2 dan tokoh2 jang kua : jang selalu bergerilja dalam hutan sekitar daerah VII mukim Pidi (Padang Tidji) dan Laweung. Perdjuangan P o t j u Biheue dikagumi oleh Belanda. Dalam permulaan t a hun 1902 sjahidlah puteranja jang pertama Tuanku M u h a m m a d . Pada 1 Agustus 1902 Potjut Meurah Biheue dan puteranja Tuanku Nurdin erkepung dalam asrama di hutan Laweung. Potjut Meurah Intan/Potjut Meurah Biheue kena peluru musuh sampai berpuluh liang dan ia ditinggalkan disitu. Pada sangka ofsir Belanda ia tak hidup lagi akan V . tapi walaupun begitu parah lukanja, Allah melindungi sampai sembuh baik dari Iuka2 ' ' u . Puteranja Tuanku Nurdin pun luka narah kar<-"-n turut bertempur bersama ibunja jang sudah luka dapat pula ditangkap oleh serdadu Belanda dalam bulan Januari 1904. Sesudah ia b a i k l a l u ditangkap dan dibawa ke Kutaradja. Kemudian ia serta puterania Tuanku Nurdin dibuang kediawa ditempatkan di Blora dalam daerah D j a ^ a Tengah. Zengraaf dalam B u k u Atjeh halaman 74 ada m e n u l s k e s 2 Veltman seseorang ofsir Belanda mengenai keperwiraan pahlawan wanita ini Potjut Meurah sebagai berikut.
4 1 !

Kapten Veltman jang pandai bahasa Atjeh mendengar seorang wanita Atjeh jang sampai sekarang ia masih menundjuk hormatnja apabila berjerita tentang perempuan itu. Waktu satu pasukan marsuse jang dikepalai oleh Kapten Veltman jang melalui ronda sekitar hutan Laweung ada mereka dapat/tangkap seorang wanita jang termuka jang bernama Potjut Meurah (bukan permaisuri Sulthan) karena disangka ada tersembunji sendjata dibawah tumpukan kain pakaiannja. Seko 128

Gambar no. 24

POTJUT MERAH INTAN BIHEUE

129

njong-konjong ditjabutnja rentjongnja dan sambil berkata: dari pada ditangkap kaphee lebih baik mati aku: katanja", dan dia hendak bergerak begitu hebat utk menerdjang Veltman. Sebentar kemud'an karena lemas iapun rubuh. Rupanja ia peroleh luka jg hebat, dua liang pd batu kepalanja d a n dua liang pd bahu dan urat belakang dahinja putus. la terletak dalam mandi darah jang bergelimang lumpur jang tidak karuan rupanja. Seorang sersan jang merasa kasihan bertanja kepada kaptennja : Bolehkah saja tembak, supaja djangan lama ia menderita ?, engkau gila menjahut Veltman. Dan pasukan itu meninggalkan tempatnja itu dengan maksud supaja perempuan itu boleh meninggal dihadapi oleh bangsanja. Akan tetapi beberapa hari kemudian waktu Veltman lalu d i pasar Biheue dekat padang Tidji, ia mendengar chabar bahwa Potjut Meurah bukan sadja masih hidup tetapi telah melahirkan maksudnja bahwa ia akan membunuh penduduk jang berchianat kepadanja daam mukim itu. Veltman tidak pertjaja bahwa ia masih hidup dengan dapat luka jang sepaiah i i u ; tetapi untuk mandapat kepastian iapun lalu berangkat dengan pasukannja pergi mengepung kampung itu dan memeriksa tiap2 rumah. Dan a c h i m j a benarlah perempuan ini jang d i djumpai didalam sebuah rumah disembunjikan orang dalam onggokan kain buruk. Keadaan tubuhnja sangat mentjemaskan karena lukanja diobati orang dengan ko'oran lembu jang masih basah. la demam dan sangat lemas karena kekurangan darah. M e s k i p u n d e m i k i a n ia tidak mau d i adjak pergi ke Dokter lebih baik mati daripada disentuh kaphee. Ketika Veltman jang pandai berbahasa Atjeh memberi nasehat kepadanja dengan bahasa Atjeh supaja ia suka diobati, baru ia m a u diobati oleh Veltman sendiri mentjutji Iuka2 ditaruh obat dan d i b a l u t lukanja dan dibawa kerumah sakit Sigli. Tidak beberapa lama kemudian luka itupun sembuh ber-angsur2 baik dan s e m b u h . akan tetapi Potjut Meu'ah akan tjedera selamanja. Waktu Kolonel Scheuer K o m a n d a n Militer dari Djawa jang baru datang ke Kutaradja membatja dalam daftar bahwa seorang perempuan bernama Potjut Meurah dengan sendirian jang hanja bersendjata rentjong telah berani menantang satu brigade Marsuse jang bersendjata, ia ingin melihat wadjah Potjut jg pahlawan itu. Dgn d'temani kapiten Veltman Kolonel itu pun pergi mendjumpai Potjut M e u rah j g belum sembuh benar itu dan sesampai dihadapannja Kolonel jg masjhur namanja d i m peperangan merebut tjakra negara di Pulau Lom bok itu terus bersikap dan memberi hormat setjara Militer, djari tangan tertjetjah kepinggir tjepiuh: katakan kepadanja, seruan kepada Kapiten Velman itu, bahwa saja datang memberi hormat kepadanja. K a p o e n Veltman menjampaikan utjapan itu dan sebagai djawabnja satu s e n j u man tampak p a d a mukanja jang telah kurus karena sakit itu. Sedjak itu Kompeni tidak pernah lagi mengganggu dari padanja. 130 -

2.

Potjut Biheue dibuang ke Blora

Berita ini diperdapat menurut research saja tanggal 4 Mei 1965 dalam rangka mentjari bekas keradjaan Poli tatkala itu saja ke Bate mendjumpai orang tua2 penduduk disana jg disertai oleh T. Ibrahim Hu sein Tjamat Bate, T. Hamzah dan Tgk. Sjam Sjamy dli. Dan diantaranja seorang tua jang bernama Tgk. M. Amin Meunasah Selatan ketjama tan Bate jang telah berumur lebih kurang 100 tahun menerangkan sesudah Potjut Biheue (Potjut Meurah) Intan sembuh dari lukanja dibawa ke Kuta Radja ditempatkan di Kampung Kedah. Sementara itu puteranja Tuanku Nurdin jang masih bergerilja turun menjerah (menurut buku Carps Marsuese kedjadian itu dalam bulan Januari 1904) dan tinggal bersama ibunja di Kutaradja tetapi sekali2 dengan diam2 pulang djuga ke Biheue atau Bate. Kira2 setahun Potjut Biheue di Kuta radja maka ia bermaksud djuga handak balek bergerilja meskipun ia mendapat tjedera tubuhnja sedikit. la berusaha mantjari hubungan dengan orang2 Lam Nga dan Krong Raja akan menjari sampan buat pulang ke Biheu^ pada waktu malam dengan putranja Tuanku Nurdin, dalam maksud untuk bergerilja lagi dan mengumpulkan kawannja guna mengepung bivak Comandan Belanda di Biheue atau Laweung. Rahasia ini dapat ditjium oleh Spion Belanda dan memberi laporan kepada tentara di Padang Tidji sesudah disiasat bahwa gerakan rahasia Potjut Biheue itu memang ada dan akan dilakukan. Pada 1 November 1904 dikirimlah 1 Compi Marchausse jang dikepalai oleh Letnan J.J. Burger Ke Kampung Bloek Wakeuh untuk menangkap Tuanku Nurdin ditempatnja. Disitu terdjadi tembak menembak dan Letnan J.J. Burger kenak tembak dengan tangan Tuanku Nurdin sendiri didadanja sehingga litea parah dan dibawa ke Sigli Tetapi sampai disana Letnan Burger mening gal. Maka dim buku Carps Marchausse 1890-1940 halaman 179 tertjatat pada 18 Februari 1905 oleh Patroli Letnan J.J. Boreel dapat pula dikepung dalam hutan sekitar Bate Tuanku Nurdin jang sedang menanti pulang ibunja, sedang mengumpulkan lagi kawannja lalu dapat pula ditangkap. Setelah ditangkap lalu dibawa ke Kutaradja dimasukkan kedaiam pendjara. Kemudian didjadikan tahanan bebas, ditempatkan dikampung Kedah. Berhubungan dgn laporan spion bahwa gerakan Potjut Biheue/ Potjut Meurah Intan jang mentjari2 sampan ke Lamnga dan Kiong Raja utk balik bergurilja maka Potjut Biheue dan Tuanku Nurdin dibuang ke Djawa. Di Djawa ia tdk ditempatkan di Betawi atau di Bandung spt orang lain tetapi mereka ditempatkan di Blora (Djawa Tengah) dim desa Kuman. Demikian pedjuang wanita jg berani itu hidup dalam pembuangan Belanda sampai menutup umur tuanja di Daerah Blora beserta puteranja Tuanku Nurdin. la meninggal disana dalam tahun 1934 ku 131

burannja d: Tegalan aan puteranja Tuanku Nurdin menurut Tuanku iskandar baru meninggal pada 1 September 1957. IX TJUTPO FATIMAH Tjutpo Fatimah binti Tgk Chatim alias Tgk Mata I isteri Tgk di 3arat berasai dari Gampong Sialet perak/Lhok Sukon. Tgk di Barat adalah murid Tgk C h a t i m . Dia kawan seperdjuangan Pang Nanggro dan Tjutnjak Meutia jang masing2 telah sjahid pada 26 September dan 25 Oktober 1910. Meskipun kedua tokoh besar ini telah sjahid namun Tgk di Barat dan Tjutpo Fatimah berdjuang terus dan. tinggal di daiam rimba meneruskan perdjuangan dan mengasuh Radja S a b i l . Mereka dengan hati tabah merasai penderitaan didalam rimba dan kebanjakan dalam brpuasa sunat. Makanannja tempo2 ubi dan 1empo2 umbut kaju. Satu setengah tahun kemudian terdjadilah peristiwa kematian jang tragedie dan historis jang kelak diperhatikan oleh patriot2 dan sastrawan atas kemangkatan Tjutpo Fatimah isteri dari seorang U!a ma jang masjhur dan sastria di Atjeh Utara (Lhok Sukon). Pada tanggal 22 Februari 1912 ia dan suaminja bersama2 dengan pengikutnja dikepung oleh satu pasukan M a r h u s s e dibawah komandan Letnan H. Behrens didalam rimba gunung Pandjang, disana terdjadilah tembak menembak. Maka achirnja terpaksa mereka mangelakkan tembakan musuh masuk kesuatu tumpuk batu2 gunung. Disana mereka bertahan dan bersedia menangkis tiap2 serangan agresor Belanda dan Tjutpo Fatimah jang tersebut diatas mengambil tempat dibelakang suaminja Tgk Di Barat. Sedang pengikutnja ada jang telah luka dan sjahid dan ada jang telah mundur kebelakang dalam hutan itu, menghindarkan diri dari barisan pandjang (salvo) Marsause. Sementara itu terus terdjadi tembak menembak lagi maka tangan Tgk Di Barat kena peluru dan dengan tjepat ia menjerahkan senapan kepada isterinja jang serta merta tampil kemuka berdiri didepan suaminja untuk melindungi keselamatan suaminja itu. Berdirilah ia dengan berani menembak dan menjamout tiap2 serangan musuhnja. Setelah beberapa saat terdjadi tembak menembak dalam waktu beberapa lamanja achirnja sebutir peluru marsause mengenai dia jang menembus dadanja dan dada suaminja jang berdiri dibelakang.
c

Keduanja rebah dan sjahid bersama2 suaminja jang bertindih majat. Maka peristiwa ini menerbitkan perasaan jang: sangat mengharukan hati dari pihak kaum wanita. wanita. Hal kedjadian sebagai itu di Atjeh berpuluh bahkan ada beratus orang wanita terdapat ditanah Atjeh dan sifatnja mereka sastria itu. Sehingga menerbitkan rasa hormat didalam hati sanubarinja pahlawan2 lain. Demikianlah riwajat ringkas seorang wanita dari Atjeh Utara (Lhok Sukon) jang tewas dalam bergerilja menentang musuh guna membela suaminja dalam mempertahankan tanah airnja. .132 -

PEND]ELAS\N 25 GAMBAR BARANG2

A N T / K INI : 1, 2, 3 dan 4 'ooh (buah) duma badje, 5 ai ting-anting dada 6 adjiennat, 7 ajum seunagol = mainan 8 (buah) badje 9 bol aweui Gan1(

tjing badje (kar tjing badju) boh (buah badju) sumpung kantjing 11 bun|

.oih ranub/bung Kus sirih 12 dan 13 ajum koeh = ki2/ anak kaih 15 bungkoih koih 17 bungmainar kuntj Tjang 16. bob

bungkus sirih 1; 4 boh rhu bung

boh Tjeuk bunj rhu puntja bung koih 18 boh en 19 Boh tja e8 20 talo empeb = /mainan dada kanak2 21 dan 22 subang metju 23 Subang meujimpok 24 Subang 'bungung meulutalo gulee = mainan leher. Gambar no. 25. Gambar antik dari alai perhiasan Wanita dan bungkus sirih jang] lengkap dgn puntja2nja bohru emas jang dipergunakan oleh orang2 besar dalam perdjamuan atau peralatan. 133

X.

P E N U T U P. ini m a k a d a p a t l a h d i k e t a h u i b a h w a djuga tokoh2 jang tjerdas dan datja-

A p a b i l a d i a n a l i s a isi b u k u

lam goiongan wanita Atjeh terdapat

kap dmerbagai bidang jang sanggup mendjalankan tugas daiam fungsi pemerintahan dari bawah ketingkat jang tinggi. U m p a m a n j a : L a k s a m a n a iMamiral; rtaiu seorang traan ivialanajau Tadjul sardjana
a i l u

jang

sanggup merangkap

ajuga fungsi Sjah

mendjaDat dipiomatik sanggup

djaba^an mendjaci dan

selam radja sebagai

benungsi strategis djuga Alam s a m p a : J t a h u n lamanja dalam

( I D S D 164).

Sjafathuddin

(16411676) s e h i n g g a perkembangan nusantara.

ia d i p a n d a n g dapat

pemerintahan Baginda

kesusasmerealisir Parkali

(perpustakaan)

keseluruh

turan negara i Iskandar lemen atau

' Q a n u n Al Asji j a n g d i s u s u n o l e h a j a h n j a S r i S u i t a n 16 o r a n g w a n i t a dalam fungsi duduk 3 Perwakilan Rakjat. Penggantinja

Muda dengan menambah Dewan

berturut2 m e m e g a n g pemerintahan

jaitu: Ratu Nurul A l a m Nakiathuddin men dan meber1873

S j a h (1676 - 1678), R a t u Z a k i a t h u d d i n i n a j a t S j a h (1678 - 1688) d a n R a t u K a m a l a t S j a h (1688 - 1699) j a n g l e b i h s e t e n g a h a b a d a t a u 58 t a h u n djalankan kekuasaan mengendalikan negara, baik setjara monarchi demokrasi ngetahui bagai sampai (parlementair). ketjakapan maka wanita terachir dan pada K a l a u di z a m a n p u r b a d i a t a s kita telah kegiatan zaman kaum agresi wanita duduk sedjak pria Njak Meutia (turut dalam tahun ada Belanda

fungsi,

dalam

peperangan dengan pemerintahan, jaitu: Tjut Njak tanah air), Potjut Meurah Tengku Baren air

Belanda tidak Tjut

ketmg(hulubaber-

galan tokoh2 bahagian

berdampingan dengan tokoh2 Dhien, Tjut Njak (turut

mengambil (turut

dalam fungsi

Asiah

lang jang memerintah), perang mempertahankan dan memimpin mejmar'inf'ah, n e g e r i ) , turut berperang darahnja ang lelaki wa Atjeh rahan dan jang

Fakinah

berperang dengan jang tiPk dan

pendidikan), Potjut

berdjuang nafas

Biheue dan Tjutpo sehingga jang dilakukan oleh

Fatimah oleh ada

mempertahankan penghabisan pernah

tanah

sebagaimana dan

pedjupenje-

jang lain. belum

D e n g a n a n a l i s a ini d a p a t p u i a d i d j e l a s k a n 'bahmenjerah diakui rakjat tokoh2 Mad kepada pada Belanda, meskipun oahlawan2 Jeed TPo Meumangatau

kedaulatannja rakjat

telah habis dibunuh goiongan

oieh agresor Belanda: K a u m Ulama2, hu!ubalang2 saat terachir Tengku Tjhik 1933

p a d a 5 S e p t e m b e r , P a n g N a n g g r o 26 S e p t e m b e r 1910, T j u t N j a k t i a s j a h i d p a d a 25 O k t o b e r kat, t e t a p i pengakuan penjerahan dari goiongan 1910 d a n t a h u n baik dari ada. m a s u k ke Atjeh tahun rakjat tidak Potjut Baren 'kedaulatan Sulthan Moh. Daud

Malah jang ada tatkala Teuku bantu oleh

Djepang mau

1942

Njak Arif jang m e m i m p i n

pemberontakan rakjat waktu

diminta djuga

R e s i d e n B e l a n d a i a m e n g a t a k a n : K e m b a l i k a n Atjeh kepada

Orang Atjeh n a n t i k a m i u r u s s e n d i r i d e n g a n D j e p a n g . D e m i k i a n 134 -

waktu Sekutu (Nica) pada thn 1945 dari Sabang mengirim surat kepada Teuku Njak Arif cs, meminta masuk ke Atjeh tetapi tetap menentang, tidak membenarkan imprialis dan kapitalis mendjadjah kembali ketanah Atjeh. Bahkan seluruh rakjat Atjeh bersatu padu dengan seluruh rakjat Indonesia menolak pemasukan kembali musuhnja ketanah Atjeh. Disini dapat pula ditambah, bahwa menurut sedjarah, Sumatera Barat baru dalam tahun 1795 dirampas oleh Belanda setjara sepihak dengan tipu dajanja menerima pengakuan dari beberapa kepala negeri ditanah M i n a n g jang mengakui kedaulatan diserahkan kepada Belanda. Siak baru dalam tahun 1858 setjara s e p h a k pula dengan tipu daja Belanda menerima pengakuan oleh Pembesar2 keradjaan Siak menjerahkan kedaulatan kepada Gubernemen Belanda pada 1 Februari 1858 oleh jang dipertuan Radja Ismail. Perdjandjian i.ii berlawanan dengan Londontractaat 1824. Djadi dengan keterangan ini dapatlah kita perhatikan didalam pedato2 atau tjeramah2 orang jang mengatakan bahwa Indonesia telah didjadjah oleh Belanda sudah 350 tahun, tak benar. Sebab Atjeh chususnja: dan Sumatera umumnja belum sampai begitu lama didjadjah, hanja perampasan kekuasaan s e tjara sepihak mengakui sendiri telah dapat menguasai kedaulatan keradjaan Atjeh, tetapi berlawanan dengan hukum Internasional sendiri jaitu Londontractaat -824.
;

135

1SI BUKU SRIKANDI ATJEH. Bab. I. II. 1. 2. 3. III. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. IV. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. V. Pendahuluan Laksemana Malahajati Kedatangan orang Belanda jang pertama Riwajat Atjeh l a m a / K e d a t a n g a n orang Inggeris Perdjamuan dalam Istana. Ratu Tadjul Alam Safiathuddin Sjah. 16 55 Halaman.
6

8 15

Ketjerdasan pribadinja Dalam permulaan memerintah menerima utusan Belanda Hubungan dengan daerah2 lain di Nusantara Bangunan bersedjarah Nisan Darus S a l a m Makam Darussalam Taman Sari Dewan Perwakilan Rakjat (DPR) Subversi Belanda dimasa pemerintahan Ratu Pemerintahan 3 orang Ratu penggantinja. Tjut Njak Dhien.
5 6 _ 6 9

Asal usulnja Tjut Njak Dhien menikah pertama VI M u k i m diserang Belanda Teuku Tjek Ibrahim Sjahid Kawin kedua dgn Teuku U m a r / p a t a h tumbuh hilang berganti Tjut Njak Dhien terus berdjuang Tjut Njak Dhien tertawan. Tjut Njak Dhien mangkat. Tengku Fakinah Riwajat turunan dan kawin pertama Kota pertahanan wanita Tengku Fakinah kawin kedua Mempengaruhi Tjut Njak Dhien Musjawarah, Staf Legiun Teuku Umar Perundingan rahasia staf Teuku Umar Teuku Umar balik m u s l i m i n Pindah ke Tangsee P u l a n g ke L a m Kerak Naik Hadji Tengku Fakinah mangkat.
7 0

8 4

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

B a b

Tjut Njak Meutia.

Halaman. 85 113

VI.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. VII. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. VIII. 1. 2. IX.

Potjut A s i a h / T j u t Njak Keureuto Tjut Njak Meutia membantu gerilja Teuku Tjhik Tunong pura2 tunduk Peristiwa meunasah Meurandeh Paja Tjut Njak Meutia teruskan perdjuangan Taktik perang Tjut Njak Meutia dan P a n g Nanggro Pang Nanggro sjahid Tjut Njak Meutia sjahid Kesan2 Teuku Radja S a b i l Daftar opsir2 pemburu Tjutnjak M e u t i a / P a n g Nanggro Kesan2 pemburu Kesan2 Tjut Njak Meuih

Potjut Baren. Riwajat ringkas Pembakaran gua Gunung Matjang Potjut Baren mendapat musibah Potjut Baren di Kutaradja Van Daalan mentjuri uang Potjut Baren pulang ke Tungkob Invalid Potjut Baren mau tikam Belanda Potjut Baren mangkat Dafar opsir2 Belanda jang mengedjar Potjut Baren Daftar nama staf Pasukan Potiut Baren Potjut Biheue. Perdiuangannja Potjut Biheue dibuang ke Blora Tjutpo Fatimah.

^4 _

Yll

128 130

131 _

133

X.

Penutup,

134 _

1 3 5

KEPUSTAKAAN h Tjatatan2 lama dari Perang Atjeh Belanda 2. Hikajat Radja2 Atjeh 3. Hikajat Radja2 Pasai 4. Sedjarah Melaju oleh W . G . Shellabear I, II tjetakan ke 3 5. Tawarich Melaju oleh R . O . Winstedt 6. Bustanus Salatin oleh Nurdin A r Raniri 7. Qanun A l Asji Darussalam 8. Tarich Atjeh dan Nusantara oleh H . M . Zainuddin 9. Singa Atjeh oleh H . M . Zainuddin 10. De Volken Van Nederland Indie oleh J.C. Van Erde djilid I 11. Oude Glorie oleh Marie Van Zeggelen 12. Geschiedenis Van Java oleh Fruin Mees djilid I, II 13. De Oost Indie Company oleh N . Mac Leodt djilid I, II 14. Atjeh Staatbestuur oleh K . F . H . Van Langen 15. De Atjeher oleh C. Snuck Horgronje djilid I, II 16. Nederland Indie Land en Volk Geschiedenis oleh Prof. Dr. D G . Tibbe djilid I, II 17. Atjeh oleh Kreemer djilid I, II 18. De Hikajat Atjeh oleh Dr. T. Iskandar 19. Beknopte Alfabestis Informatie Betrefende Groot Atjeh oleh K . F . H . Van Langen 20. De Atjeh Oorloog oleh E.S. De Klerek djilid I 21. Atjeh en Atjeher oleh J.A. Kruyt 22. Geschiedenis V a n Nederland Indie oleh Dr. A . Thomossen Cs djilid I. II. 111. dan IV. 23. Wafen Feiten Van Nederland Indie Leger oleh E.J. Kepper 24. Beschrijving V a n de Atjeh oorloog oleh E.B. Kielstra djilid I, II 25. Het Gajo Land en Zyn bewoners oleh Dr. C. Snuck Horgronje 2. De Toch Van Daalen door de Gajo en Alaslanden oleh J.C.J. Kempers 27. Gcdenboek Van het Corps Marchause Van Atjeh en Ondehoorigheden 1890 1940 28. Atjeh oleh H . C . Zentgraaf 29. Nederland Ambon oleh V a n Gent / Balai Pustaka 30. Tjut Nja' D i n oleh H . M . Szekely Lulof / A . Muis 31. Research terachir sendiri kedaerah Alas 10 16 Februari 1965 ke Arjeh Timui, Atjeh Utara, Pidi den Atjeh Besar 27 April 23 Mei 1965. 32. Oost Indietih Krygsgeschiedenis X overziech van de Krygsverichtingen in groot Atjeh 1873 - 18.99 oleh. J.C. Pabst 1924. 133

RALAT

H a i a m a i l

|atas ibawah|
r

T e r t u l i s

^ n g sebenarnja

25 44 45 73 73 75 77 78 82 83 86 87 gg 93 94

I f

| I I I

26 18 10 1 38 29 10 42 21 24 3 1 5 .35 3

i f

ada kekuasaan eada lemah kekuasaan Hiajai Hidajat jang dibentnk Jang dibeniuk ia2 nita2 Raang Rhang Bita Bitaj I keudo Keudro f ha Tjut Njak ho Tjut Njak ! ia tetapi aktif ia tetap aktif | Mesdjid Haram Mesdjidil Haram dijerdapat diperdapat Sastra Sastria berdjalan tetap berdjalan tjepat Tjek Tjekjang Njak Meutia' dari Pang Njak Meutia dan Nangro Pang Nanggro

loO l 102

19 32

Barisan paroli pahlawan satu dengar parteue pet mata ada terdjadi jsng puius Lam kerak

Barisan patroli pahlawan dalam dengan panteue Dot mata ada senapang terdjad jang tak putus Lam krak

139

PUSTAKA ISKANDAR

MUDA

Senantiasa menerbitkan buku kolah

ilmiah untuk eeseperti S. M , P. /Kebudajaan,

landjutan perguruan tinggi

S M P A . S.M.A. Sedjarah, . Aniteropologi, Sastria. Pertanian dll.

Bukii2 ini dapat dibeli pada toko- buku di Indonesia, di Sumatera', ' Pulau Djawa. Agen Besar Kami di Djakarta P.T. Gunung Agung dan P.T. Pembangunan . Toko Buku diluar kota Medan dapat berhubungan dengan A g e n besar kami atau pada Tjabang nja dimana berada.
2 2

pada

TJAP SEMJBILAN SRI RATU TADJUL A L A M SAFIATHUDDIN SJAH

S.I.P. tanlggal 26 Januari 1966

No. 7/J.L./66.

You might also like