You are on page 1of 69

PROSES PENJAJAGAN PARTISIPATIF PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

(Sustainable Livelihood)
OLEH :

ENDANG HERNAWAN, S.Hut., M.AP.

DIKLAT PEMANDU LAPANGAN AREAL MODEL DAS MIKRO BALAI PENGELOLAAN DAS ASAHAN/BARUMUN
2011

Tujuan pembangunan Model DAS Mikro (MDM) adalah: 1. Tersedianya wadah kegiatan pengembangan model pengelolaan DAS terpadu dalam skala mikro yang melibatkan berbagai pihak secara partisipatif. 2. Terwujudnya model pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan (sustainable) berdasarkan kondisi biofisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. 3. Dihasilkannya data dan informasi mengenai pengelolaan DAS yang efektif dengan dampak terhadap biofisik, sosial ekonomi dan kelembagaan yang terukur untuk dikembangkan dalam skala yang lebih luas.

PERDIRJEN RLPS NO P.15/V-Set/2009 TANGGAL 23 NOPEMBER 2009

Standar Garis Kemiskinan Berdasarkan Development Goals (MDGs) dan FAO

Millenium

Kebutuhan Fisik Minimum adalah 400 Kg beras/kapita/tahun untuk PANGAN, PAKAIAN dan RUMAH

Kebutuhan Hidup Layak (KHL): Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) ditambah kebutuhan pendidikan, kesehatan, asuransi dan Tabungan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) = 250% x KFM Ada kebutuhan Hidup Tambahan (KHT): 50% KFM adalah untuk pendidikan dan kegiatan sosial 50% KFM adalah untuk tambahan kesehatan dan rekreasi 50% KFM adalah untuk asuransi dan tabungan

Secara fisik DAS mikro adalah bagian dari DAS yang termasuk ordo1-3 dan ordo-1 adalah alur sungai paling hulu (Strahler,1979).

Prosedur Pemilihan Lokasi MDM

Kegiatan pokok dalam areal MDM untuk mencapai tujuan tersebut :

1. Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kapasitas individu, kelompok, jejaring kerja dan kelembagaan masyarakat serta peningkatan kemampuan manajemen konflik dalam melaksanakan pengelolaan sumberdaya alam pada skala DAS mikro. 2. Pengembangan sistem insentif/disinsentif yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam secara lestari, termasuk pengembangan pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental services/ PES). 3. Pengelolaan lahan untuk bbg kepentingan (kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan dan lain-lain) sesuai kemampuan lahan dan memberikan perlakuan konservasi tanah dan air yang diperlukan agar produktivitas lahan dapat optimum dan berfungsi secara lestari.

4. Pengelolaan tanaman, meliputi penentuan jenis tanaman, pola tanam dan teknik budidaya yang sesuai kondisi setempat serta mendukung tujuan ekonomi dan ekologi dalam jangka panjang. 5. Monitoring dan evaluasi faktor biofisik, sosial ekonomi dan kelembagaan secara terus menerus dalam jangka panjang, untuk itu disetiap MDM perlu dilengkapi dengan alat-alat pengamat curah hujan, erosi, debit sungai dan alat-alat lain yang diperlukan. Dalam pelaksanaan kegiatan pokok tersebut harus memperhatikan prinsip pengelolaan DAS terpadu: melibatkan para pihak secara partisipatif, terkoordinasi, berkelanjutan; Bersifat adaptif terhadap perubahan kondisi yang dinamis sesuai dengan karakteristik DAS; Pembagian tugas dan fungsi, beban biaya dan manfaat antar para pihak secara adil; dan akuntabel.

(DAERAH ALIRAN SUNGAI)

DAS yang Tidak Terganggu

Kesehatan DAS, Keberlanjutan Kehidupan

1. 2.

3.
4.

Layanan hidrologi ekosistem DAS memberikan manfaat sosial-ekonomi paling berharga. Layanan ini terdiri atas 4 aspek utama: Penjernih air alamiah, Pengatur aliran air musiman, Pengendalian erosi dan sedimentasi, dan Preservasi habitat. DAS yang didominasi tegakan hutan alam dan lahan basah [hutan payau, gambut, dan bakau] sangat efektif dalam mengendalikan air larian dan menghasilkan air bersih.

Hutan Pinus Merkusii, Purwokerto, Jawa Tengah

Permasalahan Pengelolaan DAS

Perambahan hutan Gunung Wayang, Hulu Sungai Citarum [2000]

Clearing the forest for Polluted Agriculture, Upper Citarum, West Java

Pertanian tanpa konservasi tanah dan air, Hulu S. Citarum

Sedimentation on Irrigation Canal, West Java

Sedimentation

24

1) Sustainable Livelihood (Perikehidupan berkelanjutan) lahir dari perenungan bersama bahwa berbagai pendekatan dan praktek pembangunan yang selama ini dilaksanakan belum membuahkan hasil yang memuaskan dalam mengatasi kemiskinan. 2) Istilah penghidupan bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat, umumnya penghidupan diidentikan dengan sumber penghidupan atau matapencaharian. Namun penghidupan dalam hal ini tidak terbatas pada matapencaharian atau pekerjaan. Lebih luas lagi berkaitan dengan proses dan unsur-unsur yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat baik individu, keluarga maupun kelompok.
25

Livelihood (penghidupan) adalah proses berikut faktor-faktor yang mempengaruhinya (sumberdaya manusia, alam, keuangan, fisik dan sosial), dimana setiap individu dan keluarga menggunakan kemampuan dan kesempatan yang mereka miliki untuk mengolah beragam sumberdaya, guna mencapai derajat kehidupan yang diinginkan

Penghidupan kita dikatakan berkelanjutan apabila kita mampu mengatasi hambatan dan kerugian yang muncul setiap saat, baik yang telah kita perkirakan atau sama sekali tidak terpikirkan

26

SIKAP

TEKNIK-TEKNIK

BERBAGI
Pengetahuan Pengalaman Proses Belajar

Pemetaan Kawasan Penelusuran Kawasan Analisa Foto Analisa Kecenderungan Analisa Kalender Analisa Pola Hubungan Antar Lembaga Identifikasi dan Penggolongan 5 model perikehidupan

27

a) Meningkatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, akses informasi dan penguasaan teknologi, serta derajat kesehatan dan kecukupan gizi. b) Mendorong terwujudnya lingkungan sosial yang kondusif bagi perubahan dan kemajuan masyarakat. c) Meningkatkan akses terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang lebih baik serta menjaga kelestarian lingkungan. d) Meningkatkan akses terhadap fasilitas dan pelayanan dasar serta infrastruktur. e) Meningkatan akses terhadap sumber keuangan dan permodalan yang terjangkau. f) Mendorong kebijakan dan institusi terkait agar lebih mendukung strategi penghidupan masyarakat serta membuka kesempatan luas dan terhadap pasar yang kompetitif.
28

menjadikan proses pembangunan lebih efektif yaitu bagaimana pembangunan memiliki kerangka pemahaman dan langkah penanganan yang lebih sistematis terhadap kemiskinan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

29

a) Manusia Sebagai Fokus Utama Pembangunan (Peopleb) Memahami Penghidupan Secara Menyeluruh (Holistic) c) Merespon Dinamika Penghidupan Masyarakat (Dynamic) d) Mengoptimalkan Potensi Masyarakat (Building on

Centered)

e) Menyelaraskan Kebijakan Makro dan Mikro (Macro-Micro


f) Mewujudkan Keberlanjutan Penghidupan (Sustainability): keberlanjutan lingkungan, ekonomi, sosial, kelembagaan g) Mendorong Kemitraan di Setiap Tingkatan (Partnership) h) Memprioritaskan Pengentasan Kemiskinan (Poverty-

Strengths) Links)

Focused)

30

Tahap 1. Seleksi Lokasi Tahap 2. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Tahap 3. Proses Pemberdayaan Masyarakat, yang terdiri dari: Kajian Keadaaan Pedesaan Partisipatif Pengembangan Kelompok Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring & Evaluasi Partisipatif. Tahap 4. Pemandirian Masyarakat.
31

32

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Pemetaan kawasan Penelusuran Kawasan Analisa Foto Analisa Kecenderungan Analisa Kalender Analisa Pola Hubungan Antar Lembaga Identifikasi dan Penggolongan 5 Modal Perikehidupan

33

Menyepakati tentang topik peta (umum atau topikal) serta wilayah yang akan digambar Menyepakati tentang simbol-simbol yang akan digunakan Menyiapkan bahan yang dibutuhkan Gambar batas-batasan wilayah dan beberapa titik tertentu (misalnya jalan, sungai, rumah ibadah, sekolah, pasar, kantordesa) Melengkapi peta dengan detail-detail sesuai topik peta (umum atau topikal) Diskusi tentang keadaan, masalah2, sebab & akibatnya Menyimpulkan hasil diskusi Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi
34

35

Kegiatan-kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi siklus musim. Kalender musim menunjukkan perubahan dan perulangan keadaankeadaan seperti cuaca, siklus tanaman, pembagian tenaga kerja, keberadaan hama dan penyakit dan Iain-lain, dalam satu kurun waktu tertentu (musiman).
36

Menggambar sebuah kalender dengan 12 bulan (atau 18 bulan) sesuai kebutuhan. Tidak perlu mengikuti kalender tahunan, bisa mulai pada bulan lain, misalnya sesuai musim tanam. diskusi umum tentang jenis-jenis kegiatan serta keadaan yang paling sering terjadi pada bulan2-bulan tertentu & apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun menggambar kegiatan-kegiatan utama serta keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat dalam kalender (menyepakati tentang simbol-simbol dulu). mendiskusikan tentang keadaan, masalah2, sebab & akibatnya menyesuaikan gambaran dengan hasil diskusi menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi

37

38

teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. sehingga diperoleh gambaran keadaan SDA masyarakat beserta masalah-masalah, perubahanperubahan keadaan & potensi-potensi yang ada. Terdiri dari 2 tahapan utama yaitu: 1. perjalanan & observasi 2. pembuatan gambar transek
39

40

41

teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya). Memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang berada di desa, serta menganalisa & mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga swasta (termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat).

42

membahas dengan masyarakat Iembaga2 yang terdapat di desa (terkait dengan topik yang akan dibahas) mencatat daftar lembaga-lembaga pada flipchart menggunting sebuah lingkaran kertas yang menunjukkan masyarakat menyepakati mengenai simbol-simbol yang dipergunakan, misalnya: besarnya lingkaran: menunjukkan pentingnya lembaga-lembaga tersebut (1) menurut pemahaman masyarakat. Semakin penting suatu lembaga maka semakin besar lingkaran; (2) jarak dan tingkatan masyarakat: menunjukkan manfaat lembaga tersebut menurut pemahaman masyarakat. menulis kesepakatan simbol-simbol tersebut pada flipchart agar mudah diingat oleh masyarakat membahas Iembaga-lembaga penting menurut pemahaman masyarakat & menyepakati besarnya lingkaran yang mewakili lembaga tersebut menggunting kertas-kertas yang berbentuk lingkaran yang besarnya sesuai dengan kesepakatan, dan ditulisi nama lembaga tersebut pada lingkaran itu lingkaran masyarakat diletakkan di atas lantai membahas manfaat lembaga tersebut terhadap masyarakat yang 43 ditunjukkan oleh jaraknya dari lingkaran masyarakat

44

Foto-foto yang diambil meliputi berbagai permasalahan yang ada seperti: kurangnya kebersihan mata air (tapin), sampah, limbah, saluran air, dan sebagainya. Pengambilan foto dilakukan secara berkelompok dan secara perseorangan. Tergantung kesempatan yang ada pada diri peserta.

45

Setelah selesai presentasi, peserta melakukan analisa foto bersama dengan menggolong-golongkan foto berdasarkan isu yang ada. Misalnya: isu yang menonjol meliputi sampah dan mata air. Isu sampah digolongkan sampah dekat sungai, sampah di desa/pemukiman, sampah di balai desa, sampah di bangunan tua, dan sampah tapin. Sedangkan isu mata air mencakup soal saluran dan pencemaran. Dari hasil analisa foto juga muncul saran-saran dari peserta untuk mencegah pembuangan sampah ke sungai oleh masyarakat dan memperhatikan kebersihan bangunan-bangunan tua.

46

47

a) Merupakan teknik PRA yang memfasilitasi masyarakat dalam mengenali perubahan dan kecenderungan berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. b) Memfasilitasi masyarakat untuk memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta mengantisipasi kecenderungan tersebut. Hasilnya adalah bagan / matriks perubahan dan kecenderungan yang umum
48

mendiskusikan perubahan-perubahan penting yang terjadi di desa serta sebab-sebabnya menyepakati topik-topik utama yang akan dicantumkan ke dalam bagan menyepakati simbol-simbol yang akan dipakai, baik untuk topik (gambar-gambar sederhana) maupun untuk nilai (biji-bijian, kerikil dan lain-lain) menyepakati selang waktu yang akan dicantumkan membuat bagan di kertas, papan tulis atau tanah mendiskusikan perubahan-perubahan, sebab-sebab, akibatakibatnya, perubahan yang mungkin berlanjut ke masa depan (kecenderungan) menyimpulkan hasil diskusi pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau pembuatan bagan dan diskusi sudah selesai, bagan digambar kembali atas kertas
49

50

Jumlah penduduk: Perubahannya semakin meningkat Jumlah ikan di sungai: Perubahannya akibat pencemaran air, ikan semakin berkurang. Kondisi hutan: Perubahannya karena perluasan areal pertanian dan penebangan tanaman. Kualitas air: Perubahannya debit air semakin berkurang. Produksi pertanian: Perubahannya akibat kesuburan tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida: Perubahannya penggunaan pestisida semakin berlebihan. Penggunaan pupuk kimia: Perubahannya penggunaan pupuk kimia semakin lama semakin bertambah.
51

Pengidentifikasian dan pengkajian analisa 5 modal, yang dilakukan terhadap manusia, modal sosial, modal finansial, modal alam, dan modal fisik. Penggunaan metode analisa ini karena untuk mewujudkan dan menjalankan rencana program membutuhkan modal. Tujuan analisa ini adalah agar peserta lokakarya dapat mengidentifikasi modal dan kekuatan yang ada di desanya. Selain itu juga agar masyarakat tidak selalu berpikiran proyek dan mengandalkan bantuan dari luar.
52

Apa saja yang kuat (+) ditulis pada kertas karton merah dan apa saja yang lemah (-) ditulis pada kertas karton hijau.

53

54

Contoh Kasus: Model DAS Mikro di Desa Pasir Buncir, Bogor

manfaat secara ekonomis tidak sejalan dengan upaya pencapaian kelestarian ekologis

Perencanaan Model Penanganan Konservasi Tanah dan Air.


Sub DAS CISADANE HULU Sub sub DAS Cipeucang

LOKASI KEGIATAN SUB-SUB DAS CIPEUCANG

Lokasi Kegiatan : - Sub DAS Cisadane Hulu - Sub-Sub DAS Cipeucang - Luas = 1.770 Ha - Ds. Pasir Buncir Kec. Caringin - Ds. Wates Jaya Kec. Cigombong

BIOFISIK
Sub Sub DAS Cipeucang berada di DAS Cisadane Bagian Hulu dengan luas C.A. 1.770 Ha terletak diantara 106o 49 48 106o 55 48 Bujur Timur dan 6o 4536 6o 4724 Lintang Selatan. Wilayah administratif yang berada pada Sub DAS Cipeucang meliputi 2 desa, yaitu : Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin dan Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong. Lahan kritis yang ada di Sub DAS Cipeucang seluas 665 Ha, Curah hujan 3.356,2 mm/th , jenis tanah Typic Hapludans dan Andic Humitropepts. Topografi agak landai sampai dengan sangat curam, Iklim B1. Berdasarkan peta Penggunaan Lahan DAS Cisadane wilayah C.A. Sub DAS Cipeucang seluas 58,16 % adalah kawasan hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, namun kenyataan di lapangan kawasan ini juga sudah banyak yang dijadikan lahan usaha oleh masyarakat setempat.

PERMASALAHAN

Erosi Tinggi rata- rata 220 ton/Ha/Th Kepemilikan lahan sempit dan pendapatan masyarakat Rendah setiap 5 KK total pendapatannya Rp.14.628.321 /Th Usaha tani tidak memadai terbatas pada komoditi tanaman semusim berupa jagung dan cabe. Kekeringan ditandai dengan berkurangnya kesediaan air penduduk pada musim kemarau HGU terlantar PT. Panggung/PT. Gunung Giri Indah dan PT. PAP/Bakrie Land digarap masyarakat untuk usaha tani tan pangan tanpa konservasi tanah dan air. Kehidupan masyarakat sangat tergantung pada lahan tsb. Terdapat deposit pasir yg pernah diusulkan untuk diusahakan namun masyarakat setempat menolak, karena diyakini masyarakat penambangan pasir merupakan penyebab sumur penduduk menjadi kering. Sanitasi Buruk

Penggunaan Lahan
Luas

No
1 2 3 4

Penggunaan lahan
Hektar Pemukiman Sawah Ladang/tegalan Kebun campuran 12.1 73.5 546.1 108.9 Persen 0.68 4.15 30.85 6.15

Hutan
Total

1029.4
1770.0

58.16
100.00

KONDISI SOSIAL EKONOMI


Pendapatan/thn*) (Rp)

No

Pola tanam

1
2 3

Sawah
Jagung Tumpangsari jagung dengan tumbuhan semusim lain

1,749,556
897,974 1,574,918

4
5 6

Rotasi tumbuhan semusim selain jagung


Tumpangsari tumbuhan semusim Tumpangsari tumbuhan semusim kemudian bergilir dengan tumbuhan

963,000
2,860,000 2,993,944

semusim lain
7 Hutan pinus dan tumbuhan bawah 1,112,500

Keterangan : untuk luasan 1000 m 2

Prosentase luas lahan garapan masyarakat


Luas lahan garapan (ha) 0-0.1 29.41 0.1-0.25 17.65 0.25-0.50 29.41 0.50-1.0 17.65 1.0-2.0 5.88 >2.0 0.0

No

Jenis lahan Sawah

Lahan kering

8.33

33.33

20.83

25.00

4.17

8.33

Pola tanam masyarakat


No 1 2 3 Sawah Jagung Tumpangsari jagung dengan tumbuhan semusim lain 4 5 6 Rotasi tumbuhan semusim selain jagung Tumpangsari tumbuhan semusim Tumpangsari tumbuhan semusim kemudian bergilir dengan tumbuhan semusim lain 7 hutan pinus dan tumbuhan bawah Jumlah 2.38 100.00 4.54 100.00 Pola tanam Luas (%) 19.64 11.15 58.13 Jumlah petani (%) 40.91 11.36 22.73

3.41
0.68 4.60

9.09
2.27 9.09

Pendapatan Petani vs Standard Hidup Layak

No

Jumlah keluarga

Pendapatan tani (Rp/tahun)

Pendapatan lain (Rp/tahun)

Pendapatan ternak (Rp/tahun

Pendapatan total (Rp/tahun)

SHL (Rp/tahun)

10.319.726

2.506.571

1.462.381

14.628.321 20.000.000

Jenis Tanaman yang diinginkan Masyarakat

Tanaman Pohon Strata Atas pala, jengkol, pete, duren, sengon, rambutan, alpukat, nangka, mangga, manggis, kelapa, sukun, melinjo, pisang, dan muncang (kemiri).

Tanaman Strata Bawah


kumis kucing, kopi, kapulaga, jarak, serta tanaman obat seperti kunyit, jahe

Kelembagaan Yang Sudah Ada

Terbentuknya Kelompok Tani Bersaudara di Ds. Pasir Buncir. ESP-USAID memberikan kesanggupan melakukan pendampingan dan pemperdayaan masyarakat.

67

68

69

You might also like