You are on page 1of 3

MANAJEMEN OPERASI CASE: SAMYEONG CABLE COMPANY Dosen: Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D.

OLEH KELAS AP- Kel 6: Didik Ekatnadi Rista Sari Hajar 090810802M 090810765M

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN XXXII FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010

Masalah Samyeong merupakan salah satu supplier utama Hyundai atas control cables. Para supplier ditekan untuk membuat perubahan besar dalam area biaya, kualitas, dan produktivitas untuk sesuai dengan kriteria Hyundai. Analisis Untuk memenuhi kriteria seleksi Hyundai, Samyeong harus mempunyai supply chain yang responsif, fokus akan inovasi dan kestabilan proses. Hal ini akan menggunakan strategi yang ditujukan untuk menjadi responsif dan fleksibel terhadap perubahan disain yang cepat yang dibutuhkan dalam produksi kabel otomotif. Kemudian, hal tersebut juga memenuhi kriteria Hyundai atas kapasitas teknologi tinggi. Alasan untuk fokus atas kapasitas teknologi tinggi yaitu hal tersebut mendukung tujuan Hyundai yaitu a cooperative partnership-like single supplier relationship yang juga akan membangun kontrak suplai jangka panjang sehingga proses manufaktur akan berjalan stabil dan pensuplai akan meningkatkan kapabilitas jangka panjang. Hal tersebut juga akan melindungi Hyundai dari konflik secara langsung dengan pensuplai jika perolehan produk spesifik digunakan. Masalah sebelumnya dengan kerentanan terhadap kesulitan yang tidak diekspektasi seperti perselisihan buruh dapat terkurangi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat membantu untuk meningkatkan kualitas, biaya, dan produksi melalui pengembangan yang kooperatif. Dengan adanya hubungan dengan pensuplai, perusahaan juga dapat bernegosiasi biaya yang rendah dan membantu perusahaan pensuplai untuk mengurangi biaya produksi dan harga. Kualitas produk dapat juga dipastikan oleh Hyundai dari pensuplainya. Hyundai mengukur kapabilitas pensuplai menggunakan reliabilitas pengiriman, biaya, kualitas, dan fleksibilitas. Untuk memenuhi kriteria tersebut, Samyeong Cable Company mengkampanyekan 3 hal sebagai berikut: 1. CR30 overall cost reduction campaign

2. Productivity 2 by2 campaign


3. Quality management 100 ppm campaign

Dengan adanya kampanye tersebut, tidak ada resistensi dari pekerja atas implementasi sistem baru. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pertama, Hyundai berusaha dalam bekerja dengan perusahaan pensuplai untuk mencapai tujuan strategiknya melalui pensuplainya. Kedua, meskipun awalnya program manajemen pensuplai Hyundai susah bagi perusahaan pensuplai untuk menggunakan teknologi baru, mereka secara mudah mendapatkan akses terhadap teknologi baru dari Hyundai pada harga yang rendah. Ketiga, CEO perusahaan pensuplai mendukung penuh. Kesimpulan Untuk perusahaan kecil dan menengah yang tidak mampu untuk mengembangkan teknologi baru yang membutuhkan investasi modal besar, akan menjadi lebih baik untuk mengadop teknologi melalui beban perusahaan dan pengalaman pembeli. Selain itu, untuk mencapai tujuan strategik, penting untuk mempunyai perusahaan pensuplai yang well-managed dalam gaya kooperatif, terlebih lagi dalam industri kompleks seperti industri auto.

You might also like