You are on page 1of 27

ACARA I

II

Judul

Kajian Kebijakan Perencanaan Penggunaan Lahan


III

Tujuan

Tujuan pada praktikum acara I ini adalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui data kebijakan pendukung perencanaan

penggunaan lahan.
2. Mahasiswa dapat menggunakan data tersebut untuk mendukung
analisa sosial ekonomi beserta kaitannya dengan penggunaan lahan.
IIII Alat dan Bahan
1. Seperangkat komputer
2. Alat tulis
3. Data yang menunjang
4. Referensi buku
IVI

Dasar Teori
Kebijakan merupakan berbagai kumpulan pengambilan

keputusan

dari tokoh atau kelompok politik mengenai hasil dan arti dari pencapaian
keputusan pada suatu keadaan (William Jenkins dalam Policy Analysis: A
Political and Organizational Perspective. 1978). Jenkins mengartikan
pembuatan kebijakan merupakan proses dan bukan pilihan yang sederhana.
Peter Bridgman dan Glyn Davis menyebutkan bahwa dalam pencapaian
pembuatan kebijakan terdapat delapan langkah, yaitu mengidentifikasi issue
yang bersangkutan, analisa kebijakan, pembagunan instrument kebijakan,
konsultasi dengan berbagai pihak yang bersangkutan, koordinasi agar tidak

terjadi kesalahpahaman, pengambilan keputusan, implementasi kebijakan


yang dibuat, serta mengevaluasi kebijakan tersebut agar sesuai dengan
keadaan sehingga kebijakan tersebut dapat diterapkan.
Analisis kebijakan dapat diartikan sebagai penentuan berbagai
alternative untuk mencapai suatu hasil dalam menyoroti hubungan antara
kebijakan dengan hasil. Analisis ini dibedakan menjadi 2 bagian utama,
analisis deskriptif dan analisis prescriptif. Analisis deskriptif untuk
menjelaskan kebijakan dan perkembangannnya. Sedangkan analisis preskriptif
menjelaskan keterlibatan antara formula kebijakan dengan proposal.
Penggunaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat saat ini merupakan
eksploitasi lahan oleh manusia. Jika dilakukan tanpa adanya pengendalian
maka bumi tidak akan terhindarkan dari kehancuran. Maka kebijakan dalam
penggunaan lahan sangat diperlukan karena untuk memberi batasan serta
untuk mengetahui lahan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kebijakan
yang diciptakan merupakan harapan agar terjadi pengendalian dalam
pemanfaatan lahan serta keseimbangan lingkungan. Lahan di sini merupakan
bentang permukaan bumi yang dapat bermanfaat bagi manusia baik yang
sudah maupun yang belum dikelola. Dengan demikian lahan merupakan salah
satu sumberdaya alam yang sangat penting untuk kebutuhan manusia dalam
melangsungkan hidupnya.
Perencanaan adalah suatu kegiatan penyusunan rencana yang
didahului oleh suatu idea atau permasalahan. Rencana adalah suatu yang ingin
dicapai dalam kurun waktu tertentu dan didasarkan pada fakta. Menurut
Malingreau (1978), perencanaan penggunaan lahan adalah suatu proses
pengambilan keputusan mengenai bagaimana seharusnya lahan digunakan.

VI

Langkah Kerja
1. Mengumpulkan data yang terkait dengan bidang sosial ekonomi (data

kependudukan, produksi, peretanian, jumlah fasilitas pelayanan,


jumlah pendapatan,dan lain sebagainya) yang dapat dicari di instansi,
seperti BPS atau Bappeda.
2. Mengumpulkan

dokumen-dokumen antara lain

buku Rencana

Penggunaan Tanah, Rencana Tata Ruang, Profil, Kabupaten Dalam


Angka, dll (usahakan untuk mencari data yang terbaru).
3. Melakukan identifikasi terhadap potensi dan permasalahan social

ekonomi serta kaitan dengan penggunaaan lahan berdasarkan


interpretasi data tersebut.
VII

Hasil

Hasil acara I ini terlampir, berupa:


1. Identifikasi potensi dan permasalahan yang divisualisasikan dalam
bentuk matriks
2. Analisis potensi dan permasalahan dari data yang didapat.

VIII Pembahasan

VIIII

Kesimpulan

IX I

Daftar Pustaka

Djarot, MR dan Agus Sutanto.2008. Handout: Kebijakan Pengembangan


Wilayah. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

http://bantulbiz.com/id/berita_baca/idb-3.html diakses pada tanggal 24 Oktober

2009
http://bantulbiz.com/id/berita_baca/idb-18.html diakses pada tanggal 24 Oktober

2009
http://persakijogja.blogdetik.com/hutan-diy/ diakses pada tanggal 24 Oktober

2009
http://bantulkab.go.id/berita/512.html diakses pada tanggal 24 Oktober 2009
http://yogyakarta.bps.go.id/component/content/article/64-daftar-publikasi/149bantul-dalam-angka diakses pada tanggal 24 Oktober 2009

XI

Lampiran

Matriks Potensi dan Permasalahan Setiap Kecamatan di Kabupaten Bantul.


1. Kecamatan Srandakan
No. Fungsi
1
Pertanian

Potensi
Potensi

tinggi

Permasalahan
pada Perubahan fungsi menjadi

perikanan

pemukiman, kantor, pabrik,


sarana perhubungan

Hutan

Terdapat hutan rakyat

(Lindung/Produksi) seluas 50 Ha
Pertambangan (A,
Golongan C:

Cara penambangan yang

4
5

B, C)
Industri
Pariwisata

kurang tepat
Pencemaran limbah tahu
Pantai belum tertata apik

pasir/kerikil, pasir besi


Industry tahu
Wisata alam

6
7
8
9
10

Pelayanan social
Perdagangan dan

Pelayanan jasa
Perdagangan

jasa ekonomi
Permukiman
Rendah
Aksesibilitas
Rendah
Rawan Bencana
Banjir
2. Kecamatan Sanden

No. Fungsi
1
Pertanian

Rendahnya tingkat pelayanan


Rendahnya aktifitas
perdagangan

Potensi
Sedang, berupa

Permasalahan
Teknik pertanian dan

persawahan dan

perikanan yang kurang baik

perikanan
Hutan rakyat seluasn140

Hutan

(Lindung/Produksi) ha
Pertambangan (A,
Pasir besi

4
5
6
7

B, C)
Industri
Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Wisata alam
agrobisnis
Rendah
Rendah
Banjir

3. Kecamatan Kretek
No. Fungsi
1
Pertanian

Potensi
Sedang untuk

Permasalahan
Lahan kritis

persawahan dan
perikanan
Hutan rakyat seluas 280

Hutan

(Lindung/Produksi) Ha
Pertambangan (A,
Golongan C:

Optimalisasi dan

B, C)

management yang kurang

pasir/kerikil, andesit,
pasir besi pasir pantai

Industri

Koversi lahan

5
6

Pariwisata
Pelayanan social

Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Sedang untuk jasa dan

Kualitas aparatur

perdagangan

Rendah
Rendah
Banjir

4. Kecamatan Pundong
No. Fungsi
1
Pertanian

Potensi
Sedang untuk

Permasalahan
Banyaknya lahan kritis

Hutan

persawahan
Hutan rakyat seluas 716

Konversi lahan

(Lindung/Produksi) Ha
Pertambangan (A,
Golongan C: tanah liat,

B, C)
Industri

Teknik yang belum optimal

pasir/kerikil,
Sedang untuk
perdagangan

5
6
7

Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Sedang untuk jasa

Rendah
Rendah
Banjir

5. Kecamatan Bambanglipuro
No. Fungsi
1
Pertanian
2
Hutan

Potensi
Sedang untuk persawahan
Hutan rakyat seluas 83 Ha

(Lindung/Produk
3

si)
Pertambangan
(A, B, C)

Permasalahan
Konversi lahan
Konversi lahan

4
5
6

Industri
Pariwisata
Pelayanan social

Sedang untuk jasa dan


perdagangan

Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Sedang
Sedang

6. Kecamatan Pandak
No. Fungsi
1
Pertanian

Potensi
Sedang untuk

Hutan

persawahan
Hutan rakyat seluas 40

(Lindung/Produksi) Ha
Pertambangan (A,
Golongan C:
B, C)

Permasalahan

pasir/kerikil,
batugamping,

4
5
6
7

Industri
Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

Sedang

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Sedang
Rendah
Banjir

SDM rendah
Kurang antisipasi

7. Kecamatan Pajangan

No. Fungsi
1
Pertanian
2
Hutan
3

Potensi
Hutan rakyat seluas 828

(Lindung/Produksi) Ha
Pertambangan (A,
Golongan C:
B, C)

Permasalahan
Banyak lahan kritis

pasir/kerikil, kalsit,

Eksplorasi

batugamping,
4
5
6
7

Industri
Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Sedang
Rendah
Tinggi

8. Kecamatan Bantul
No. Fungsi
1
Pertanian

Potensi
Sedang untuk

Permasalahan
Konversi lahan

persawahan
2

Hutan

(Lindung/Produksi)
Pertambangan (A,

4
5
6
7

B, C)
Industri
Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Tinggi
Tinggi

Pusat pemerintahan
Banyak yang dilayani

Sedang
Tinggi

9. Kecamatan Jetis
No. Fungsi
1
Pertanian
2
Hutan

Potensi

(Lindung/Produksi)
Pertambangan (A,
-

B, C)
Industri

Permasalahan
Konversi lahan
Konversi lahan

5
6

Pariwisata
Pelayanan social

Perdagangan dan

8
9

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas

10

Rawan Bencana

Sedang untuk jasa dan


perdagangan.

Sedang
Tinggi

Dekat dengan pusat


pemerintahan Bantul
Dampak terkena bencana
paling parah

10. Kecamatan Imogiri


No. Fungsi
1
Pertanian

Potensi
Sedang untuk

Hutan

peternakan
Hutan pendidikan UGM

(Lindung/Produksi) seluas 158 Ha


Pertambangan (A,
Golongan C: tanah liat,
B, C)

Permasalahan

pasir/kerikil, kalsit,
batugamping, breksi
batuapung, mangaan,
tras,

4
5
6
7

Industri
Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Minat khusus

Managemennya kurang apik

Sedang
Sedang
Tinggi
Gempa

Kemiskinan

Potensi

Permasalahan
Banyak lahan kritis

11. Kecamatan Dlingo


No. Fungsi
1
Pertanian

Hutan

Hutan negara seluas

(Lindung/Produksi) 1.052,60 Ha dan hutan


3

Pertambangan (A,

rakyat seluas 1.110 Ha


Golongan C: Kalsit,

B, C)
Industri

Sedang untuk industry

Belim tereksplorasi secara


optimal
Pemasaran belum baik

kecil, kerajinan, dan


perdagangan
5
6
7

Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Sedang untuk jasa

Obyek yang dilayani sedikit

Rendah
Rendah
Longsor

Daerahnya kurang menarik

12. Kecamatan Banguntapan


No. Fungsi
1
Pertanian

Potensi
Sedang untuk

Hutan

persawahan
-

(Lindung/Produksi)
Pertambangan (A,
Golongan C: tanah liat

4
5
6
7

B, C)
Industri
Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Permasalahan
Konversi lahan

Sedang untuk jasa dan


perdagangan
Tinggi
Tinggi

13. Kecamatan Pleret


No. Fungsi

Potensi

Permasalahan

Pertanian

Sedang untuk

Hutan

peternakan
Hutan rakyat seluas 395

(Lindung/Produksi) Ha
Pertambangan (A,
Golongan C: tanah liat,
B, C)

Banyak lahan kritis

batugamping, breksi
batuapung,

4
5
6
7

Industri
Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

Pencemaran air tanah


Sedang

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Rendah
Sedang
Gempa

14. Kecamatan Piyungan


No. Fungsi
1
Pertanian
2
Hutan

Potensi

Permasalahan
Banyak lahn kritis

Hutan rakyat seluas 350

(Lindung/Produksi) Ha
Pertambangan (A,
Golongan C: tanah liat,

B, C)
Industri

5
6
7

Pariwisata
Pelayanan social
Perdagangan dan

Sedang untuk jasa

8
9
10

jasa ekonomi
Permukiman
Aksesibilitas
Rawan Bencana

Rendah
Tinggi

batugamping,batuapung.
Pencemaran karena limbah
B3

You might also like