You are on page 1of 3

Nama : Edo Prabawandwika S.

NIM : 26030110141005

Prodi : THP

Amaranth
Amaranth, FD & C Red No 2, E123, C.I. Makanan Merah 9, Asam Merah 27, Azorubin S, atau C.I. 16185, adalah pewarna merah tua ke ungu yang pernah digunakan sebagai pewarna pangan dan kosmetik warna, tapi sejak tahun 1976 itu telah dilarang di Amerika Serikat oleh Food and Drug Administration (FDA) karena diduga merupakan karsinogen. Amaranth biasanya datang sebagai garam trinatrium. Amaranth memiliki penampilan cokelat kemerahan, merah gelap sampai ungu. Pewarna bubuk ini larut dalam air dan terurai pada suhu 120 C tanpa meleleh. Larutan pewarna ini memiliki penyerapan maksimum sekitar 520 nm. Amaranth adalah pewarna anionik. Hal ini dapat diterapkan untuk serat alami dan sintetis, kulit, kertas, dan fenol-formaldehida resin. Seperti semua pewarna sintetis, Amaranth, selama pertengahan abad ke-20, terbuat dari tar batubara; lebih cenderung dibuat dari produk sintetis modern sampingan minyak bumi. Penggunaan Amaranth masih dibolehkan di beberapa negara, terutama di Inggris yang mana paling sering digunakan untuk memberikan warna ceri Glace khas mereka. Namanya diambil dari biji-bijian Amaranth, tanaman yang dikenal oleh warna merah dan bijinya yang dimakan kaya akan protein.

Gambar struktur kimia dari pewarna sintetis Amaranth

Nama IUPAC dari Amaranth adalah : trisodium (4E)-3-oxo-4-[(4-sulfonato-1-naphthyl)hydrazono] naphthalene-2,7disulfonate Rumus kimianya adalah C20H11N2Na3O10S3 Uncertified color atau pewarna sintetis tidak dapat digunakan sembarangan. Di Negara maju, pewarna jenis ini harus melalui proses sertifikasi terlebih dahulu sebelum digunakan pada bahan makanan. Di Indonesia peraturan peggunaan zat pewarna sintetik baru dibuat pada tanggal 22 Oktober 1973 melalui SK Menkes RI No. 11332/A/SK/73, sedangkan di Amerika Serikat aturan pemakaian pewarna sintetis sudah dikeluarkan sejak tahun 1906. Peraturan ini dikenal dengan Food and Drug Act (FDA) yang mengizinkan penggunaan tujuh macam zat pewarna sintetis, yaitu orange no.1, erythrosin, ponceau 3R, amaranth, indigotine, napthol-yellow, dan light green. Setelah insiden pada tahun 1954 melibatkan FD & C Orange No.1, FDA menguji ulang warna makanan. Pada tahun 1960 FDA diberikan yurisdiksi atas aditif warna, membatasi jumlah yang dapat ditambahkan ke makanan dan produsen yang membutuhkan warna makanan untuk memastikan keamanan dan pelabelan yang tepat dari warna. Izin untuk menggunakan aditif makanan diberikan atas dasar sementara, yang bisa ditarik jika timbul masalah keamanan. FDA memberikan status "generally recognized as safe" (GRAS) atau umumnya dikenal aman sementara untuk bahan yang sudah digunakan, dan diperpanjang statusnya sementara yaitu Red No.2 sebanyak 14 kali. Pada tahun 1976 lebih dari 1 juta pon pewarna senilai $ 5 juta digunakan sebagai pewarna dalam $ 10 milyar makanan, obat-obatan dan kosmetik. Konsumen aktivis di Amerika Serikat, terganggu oleh apa yang mereka anggap sebagai kolusi antara FDA dan konglomerat makanan, memberikan tekanan pada FDA untuk melarang itu. Komisaris FDA Alexander Schmidt, membela pewarna, karena dia sebelumnya membela FDA terhadap tuduhan kolusi pada bukunya tahun 1975, yang menyatakan bahwa FDA menemukan "tidak ada bukti bahaya kesehatan masyarakat". Pengujian oleh FDA tidak menemukan bukti yang tak terbantahkan dari bahaya

kesehatan, tapi tidak menemukan peningkatan statistik signifikan dalam kejadian tumor ganas pada tikus betina yang diberi dosis tinggi pewarna, dan menyimpulkan bahwa sejak saat itu tidak bisa lagi menjadi praduga keamanan, dan penggunaan pewarna harus dihentikan. FDA melarang FD & C Red No.2 tahun 1976. FD & C Red No.40 (Allura Red AC) menggantikan Red No.2 atau amaranth yang telah dilarang. Makanan yang diberi zat pewarna Rhodamine B dan Methanyl yellow biasanya berwarna lebih terang dan memiliki rasa agak pahit. Kelebihan dosis pewarna ini dapat menyebabkan kanker, keracunan, iritasi paru-paru, mata, tenggorokan, hidung dan usus. Selain itu bahan pewarna seperti amaranth dan tartazin oleh sejumlah studi terkait dapat menyebabkan bintik-bintik merah pada kulit. Penggunaan tartazin juga menyebabkan reaksi alergi, asma, dan hiperaktif pada anak. Erythrosine menyebabkan reaksi alergi pada pernafasan, hiperaktif pada anak, tumor tiroid pada tikus dan efek kurang baik pada otak dan perilaku. Fast Green FCF menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor. Sedangkan sunset yellow menyebabkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, dan gangguan pencernaan. Sejak itu banyak pewarna lain yang mendapat izin untuk digunakan pada bahan makanan setelah mengalamai berbagai pengujian fisiologis. Pada tahun 1938 FDA disempurnakan menjadi Food, Drug, and Cosmetic Act (FD & C). Sejak itu zat pewarna sintetis dibagi menjadi tiga kelompok: FD & C color, untuk makanan, obatobatan, dan kosmetik; D & C, untuk obat-obatan dan kosmetik (tidak dapat digunakan untuk makanan; dan Ext D & C yang diizinkan untuk dipakai pada obatobatan dan kosmetik dalam jumlah yang dibatasi. Sistem penomoran zat pewarna sintetis pun mulai diterapkan, misalnya amaranth menjadi FD & C Red No. 2.

Gambar tanaman bunga amaranth

Warna amaranth atau Red No.2

You might also like