You are on page 1of 5

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

AMANTADINE
TUGAS FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI II
HABIBAH/ N11109322/KELAS A

2011

[TYPE

THE COMPANY ADDRESS]

Amantadine
Amantadine merupakan antivirus yang berguna sebagai profilaktik. Efektif dalam mencegah infeksi influenza dan juga dalam pengobatan parkinson. Merupakan amin trisiklis yang efektif terhadap virus RNA Mekanisme kerja Obat Mekanisme kerja yang tepat belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, penelitian terakhir menunjukkan penghambatan terhadap protein membran matriks virus, kanal M2, yang berfungsi sebagai saluran ion. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke virionselama proses uncoating. Saluran ini diperlukan untuk fusi beberapa membran virus dengan membran sel yang kemudian membentuk endosom. Obat ini juga bekerja dengan menggangu pelepasan virion baru. (1)

Mekanisme kerja amantadine sebagai obat antiparkinson.

Indikasi Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A(2) Efektif hannya pada virus influenza, efektivitasnya langsung berhubungan dengan pemberian obat yang relatif terhadap infeksi, misalnya, obat-obat ini 7090% efektif mencegah infeksi jika pengobatan dimulai pada waktu paparan terhadap virus. Tidak ada gangguan respon imun pada vaksin influenza A, amantadine dapat digunakan sebagai suplemen vaksinasi, sehingga memberikan proteksi sampai respon antibodi terjadi, biasanya dua minggu pada orang dewasa sehat. Pengobata terutama berguna untuk pasien beresiko tinggi yang belum divaksinasi atau selama epidemi. P[ada individu dengan infeksi influenza A, amantadine memperlambat lamanya penyakit dan keparahan gejala sistemik jika dimulai dalam 48 jam pertama setelah pemaparan virus. Efek antiparkinson dari amantadine disebabkaan oleh stimulasi pelepasan dopamin dari ujung saraf atau blokade dari reuptake Dopamin di ujung saraf. Kegiatannya meliputi Levodopa, tapi jauh lebih lemah. Karena efeknya lebih cepat, yakni sesudah 2-3 hari, maka obat ini digunakan jika diinginkan efek yang cepat. Amantadine meperkuat efek levodopa dan antikolinergika (adisi). Amantadine digunakan sebagai monoterapi atau dikombiunasid engan obat-obat parkinson lainnya. Kontraindikasi Efek Samping Obat Sebagian besar berhubungan dengan SSP. Gejala neurologik ringan termasuk insomnia, pusing dan ataksia. Efek yang lebh berat pernah dilaporkan, misalnya halusinasi dan kejang. Obat harus diberikan hati-hati pada pasien dengan masalah psikiatrik, aterosklerosis otak, gangguan ginjal atau epilepsi. Digunakan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui, karena terbukti memiliki efek embriotoksik dan teratogenik pada tikus. Dosis dan Bentuk Sediaan Amantadine tersedia dalam bentuk tablet dan sirup untuk penggunaan oral (2).untuk tujuan profilaktik dan pengobatan influenza Amantadine diberikan dalam dosis 200 mg perhari (2 kali 100 mg kapsul). Selama 10 hari Dosis

amantadin harus diturunkan pada pasien dengan insufisiensi ginjal. Diberikan setelah makan, sedini mungkin setelah kontak dengan virus, di atas usia 65 tahun 1 dd 100 mg p.c Sebagai obat parkinson, amantadine diberikan 1 kali sehari 100 mg dalam bentuk Hcl atau Sulfat. Diberikan setelah makan pagi: setelah 1 minggu, dosis ditingkatkan menjadi 2 kalis ehari 100 mg dan maksimal 400 mg sehari. Farmakokinetik Amantadine mudah terabsorbsi secara oral dan tersebar ke seluruh tubuh dan mudah menembus ke SSP.. tidak dimetabolisme secara luas. dikeluarkan melalui urinedan dapat menumpuk sampai batas toksik pada pasien dengan gagal ginjal

Interaksi Obat (5) Amantadine-antikolinergika (4) Dapat menimbulkan efek samping secara berlebihan. Sehingga, mulut kering, penglihatan kabur, pusing, sembelit, kesulitan berkemih, iritasi lambung, bicara tidak jelas, nanar, jantung berdebar, mungkin psikosis.

Daftar Pustaka 1. Mycek, Mary J, dkk. Farmakologi Ulasan Bergambar 2nd edition. Philadelphia : Lippincotts Williams and Wilkins 2. Departemen Farmakologi and Terapeutik. 2007. Farmakologi dan Terapi. FK UI: Jakarta. 3. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo: Jakarta. 4. 5. Harkness. Richard. 1989, Interaksi Obat. Penerbit ITB: Bandung. Lullman`s dkk. Color Atlas of Pharmacology. Thieme : Jerman.

You might also like