You are on page 1of 19

ACARA I BENTUK DAN UKURAN

A. Tujuan Tujuan dari praktikum acara I bentuk dan ukuran yaitu : 1. Menentukan bentuk, ukuran, serta isi absolut bahan pangan atau wadahnya a. Bahan / alat berbentuk teratur : petridish dan loyang persegi. b. Bahan berbentuk tidak teratur : buah-buahan dan umbi-umbian. 2. Menentukan isi relatif bahan pangan dari biji-bijian. B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teori Bentuk dan ukuran adalah dua sifat yang tidak dapat dipisahkan dalam hal obyek fisik suatu bahan, dan keduanya diperlukan untuk pendiskripsian sifat fisik suatu bahan, dan keduanya diperlukan untuk pendiskripsian sifat fisik suatu bahan secara jelas. Beberapa hal yang menimbulkan kesulitan dalam penentuan densitas dan volume dari bahan antara lain adalah bentuk yang tidak menentu, ukuran yang relatif kecil pada padi dan biji-bijian, bahan yang bersifat poreous (berongga) seperti pada makanan ringan dan pellet makanan ternak. Bagi produk yang bentuknya tidak teratur, biasanya volumenya ditentukan dengan prinsip perpindahan air (water displacement) (Suyitno, 1988). Pengukuran volume juga digunakan sebagai unsur dalam merancang kemasan berlekuk buah-buahan tunggal. Beberapa bentuk benda padat dapat diukur berdasarkan ukuran fisik bentuknya atau berdasarkan ukuran sisi sisinya. Volume balok, silinder atau bola dapat dihitung berdasarkan ukuran fifiknya. Namun beberapa jenis bahan pertanian cenderung berbentuk tidak menentu sehingga volumenya tidak dapat dihitung berdasarkan ukuran fisiknya. Untuk menentukan volume produk pertanian tersebut perlu digunakan cara pengukuran selain berdasarkan ukuran fisiknya. Berdasarkan cara baku telah dikembangkan

untuk menentukan volume benda berbentuk tak menentu. Benda curah sendiri sebenarnya tersusun dari benda padat yang berbentuk bulir atau butir. Namun karena tersusun tidak terikat maka masing-masing butir bebas bergerak sendiri. Volume benda cair cenderung akan tetap sebagaimana bentuk tempat penampungnya. Sedangkan bahan curah cenderung berubah volumenya bila dipindahkan ke tempat

penampungnya yang berbeda (Rahardjo, dkk., 2009). Buah-buahan sesudah panen akan meneruskan sebagian besar proses hidup yaitu melakukan respirasi yang menghasilkan CO2 dan panas serta menggunakan O2. Disamping itu pada buah akan terjadi perubahan komposisi dan struktur dinding sel yang menyebabkan buah menjadi lunak. Volume durian diukur dengan metode water displacement yaitu memasukkan durian pada bejana yang diisi air penuh. Dengan matangnya durian maka berat durian akan berkurang (Haryanto dan Budiastra, 2010). Faktor-faktor ini mempengaruhi perolehan mutu tertinggi pada saat panen. Tetapi tidaklah mungkin untuk menentukan saham masing-masing faktor pada mutu. Selain dari itu, satu sifat, misalnya ukuran, mungkin dipengaruhi oleh beberapa persyaratan pertumbuhan; namun telah diketahui bahwa satu faktor dapat bersifat dominan dan menimbulkan pengaruh yang besar terhadap faktor-faktor lainnya. Tiap faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanpa perkecualian tentu mempengaruhi juga mutu hasil yang diperoleh. Pengairan yang tidak cukup misalnya, akan menurunkan ukuran dan jumlah buah, karena tidak serasinya proses pertumbuhan (Pantastico, 1986). 2. Tinjauan Bahan Kedelai sebenarnya adalah tanaman tegalan (field crop), tetapi biji-biji yang belum masak dapat juga dimakan sebagai sayuran hijau dengan cara yang sama seperti kapri. Varietas-varietas Indonesia adalah Gajah, Banteng, dan Tapir. Kacang tanah (Arachis hypogaea) sebenarnya juga merupakan tanaman lahan tegalan tetapi dengan direbus

dan digarami, polong muda sangat laku (populer dipasar lokal. Kacang tanah memerlukan pasokan kalsium yang cukup (seperti juga semua legum), apavila tidak, biji tidak jadi dan dihasilkan polong kosong atau pops. Kacang parang (Kara pedang) (Canavalia gladiata, C. Ensiformis) kedua kacang ini sama, tetapi ensiformis mempunyai polong yang lebih tipis dan lebih kecil. Biji kering dari kedua spesies ini dapat agak beracun tetapi tipe berbiji putih lebih dapat dimakan ( Williams, dkk., 1993). Buah tomat muda berwarna hijau dan tidak enak dimakan (langu). Setelah tua, tomat berwarna merah dan dagingnya lunak. Didalam ruangan buah terdapat banyak biji. Bentuk buahnya ada yang bulat, bulat pipih, dan ada pula yang seperti bola lampu. Tomat terdiri dari berbagai varietas tomat yang berbuah sedang ialah moneymaker, maascross, extase, bonset, dan monresist. Adapun varietas yang berbuah besar ialah geraldton smooth skin dan indian river (Sunarjono, 2004). Wortel mengandung dua jenis karoten, yaitu lutein dan zeaxantin yang mampu melindungi tubuh dari sinar ultraviolet yang dapat merusak lensa mata, dan juga mengurangi risiko katarak yang berhubungan dengan usia. Wortel juga mengandung enzim antioksidan yang disebut alfa-lipoic yang dapat memperkuat antioksidan vitamin A, C, dan E dalam melawan radikal bebas. Wortel berisi gula alami yang akan dilepaskan perlahanlahan ke dalam tubuh untuk memberi energi yang tahan lama (Nurchasanah, 2008). Kacang merah memilki 3 lapisan yaitu epidermis,mesodermis,dan endodermis. Dapat dilhat dari irisan melintang dan irisan mebujur. Ukurannya pun lebih besar dibandingkan dengan beras, dilihat dari panjang, lebar dan tebalnya. Warna dari kacang ini adalah merah bercakbercak dan bebentuk elips berlekuk. Sangat berbeda dengan beras yang mempunyai warna putih dan berbentuk panjang (Anonim1, 2010). Wortel (Daucus carota L.) termasuk dalam suku Umbelliferae merupakan tanaman musiman (tahunan) yang ditanam dengan tujuan mengambil umbinya. Umbi wortel pada umumnya berbentuk bulat

kerucut, disamping itu terdapat pula umbi wortel dengan bentuk silinder, bulat atau diantaranya. Diameter umbi berkisar antara 1 cm hingga lebih dari 10 cm, panjang umbi berkisar antara 5 cm hingga lebih dari 50 cm namun pada umumnya berkisar antara 10 dan 20 cm. Untuk produk yang memiliki bentuk yang tidak teratur, maka volume dapat ditentukan dengan prinsip perpindahan air (water displacement) (Abbas, 2007). Tanaman kentang (Solanum tuberasum L.) merupakan tanaamn pangan utama dunia sesudah padi, gandum, dan jagung. Stadium pembentukan umbi dimulai dengan terbentuknya beberapa tunas lateral yang muncul di bagian bawah tanaman, berkembang dalam tanah. Umbi kentang terbentuk pada ujung stolon. Secara fisiologis pematangan umbi ditandai ukuran umbi yang optimal dan kandungan pati telah mencapai 50% (Gustianty, 2008). Jambu biji (Guava, psidium guajava linn) berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Umumnya ditanam di pekarangan dan di ladang-ladang. Pohon jambu biji merupakan tanaman perdu yang banyak bercabang, tingginya dapat mencapai 12 m. Besarnya buah bervariasi dari yang yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan lebih dari 10 cm. Jambu biji manis

bentuk buah bulat meruncing ke pangkalnya, Jambu biji delima bentuk buah bulat dan bermoncong dipangkalnya, Jambu biji Piit (pipit) bentuknya bulat kecil-kecil (Anonim2, 2010). C. Metodologi 1. Alat a. Timbangan b. Gelas Ukur 1000 ml c. Jangka Sorong d. Petridish e. Loyang Persegi (kuboid)

2. Bahan a. Buah-buahan (wortel, apel hijau, jambu biji, alpukat, jeruk peras, jeruk purut, tomat matang) b. Umbi-umbian (kentang) c. Biji-bijian (Kacang tanah, kacang merah, koro benguk, kacang koro pedang, kedelai hitam, kacang hijau, kacang kedelai putih, kacang tolo). 3. Cara Kerja a. Menentukan bentuk, ukuran, dan isi absolut bahan pangan. 1) Bahan yang teratur bentuknya, penggunaan petridish dan loyang persegi (kuboid) Bahan

Diukur panjang, lebar, tinggi, dan diameternya

Ditentukan volumenya

2) Bahan yang tidak teratur bentuknya, buah-buahan dan umbiumbian Bahan

Dimasukkan dalam gelas ukur 1000 ml berisi aquades 500 ml

Ditentukan volumenya

b. Menentukan isi relatif bahan pangan Bahan biji-bijian

Dimasukkan wadah yang telah diketahui volumenya sampai penuh

Ditimbang beratnya

Ditentukan

Isi relatif tiap gram Rumus : isi / gram bahan

Isi relatif tiap butir Rumus : isi / jumlah tiap butir

D. Hasil dan Pembahasan Tabel 1.1 Ukuran Wadah Bahan Kel Sampel p (cm) 1 Petridish Kuboid kecil 4,03 Kuboid besar 8,71 2 Petridish Kuboid kecil 3,845 Kuboid besar 8,445 3 Petridish Kuboid kecil 3,93 Kuboid besar 8,36 4 Petridish Kuboid kecil 3,845 Kuboid besar 8,445 5 Petridish Kuboid kecil 4,05 Kuboid besar 8,74 6 Petridish Kuboid kecil 3,82 Kuboid besar 8,37 7 Petridish Kuboid kecil 4,04 Kuboid besar 8,73 8 Petridish Kuboid kecil 3,845 Kuboid besar 8,445 Sumber : Laporan Sementara Pembahasan : Bahan pada umumnya mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Isi absolut atau isi sesungguhnya adalah besar ruang sesungguhnya yang diperlukan atau ditempati oleh suatu bahan. Pada baahn berbentuk teratur pengukuran isi absolut dilakukan dengan berbagai cara tergantung bentuk bahan teratur, misalnya persegi, kubus atau piramid dapat ditera dengan formula matematik. Biasanya pengukuran dilakukan untuk mencari volume dari wadah yang digunakan. Dalam tabel 1.1 diatas merupakan hasil pengukuran isi absolut berbagai wadah dari bahan berbentuk teratur. Wadah yang digunakan untuk pengukuran bahan yang berbentuk teratur pada praktikum ini yaitu petridish, kuboid kecil, dan kuboid l (cm) 4,03 3,96 3,845 3,8 3,97 3,79 3,845 3,8 4,05 4,15 3,82 3,84 4,04 4,01 3,845 3,8 t (cm) 2,36 4,18 4,26 2,5 4,22 4,32 2,34 4,16 4,24 2,5 4,22 4,32 4,21 4,27 2,26 4,07 4,07 2,345 4,205 4,27 2,5 4,22 4,22 d (cm) 12,15 V (cm3) 273,49 67,89 146,96 241,587 62,389 154,678 229,60 64,90 134,342 261,587 62,389 138,633 264,89 69,05 154,88 252,5 59,35 130,8 271,747 68,632 149,481 261,587 62,388 138,633

11,54

11,18

11,54

11,76

11,93

12,15

11,54

besar. Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang, lebar, tinggi atau diameter dari wadah yang digunakan, untuk mencari besar volume dari wadah tersebut. Pengukuran panjang (p), lebar (l), tinggi (t), atau diameter (d) dari wadah dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Dalam praktikum bentuk dan ukuran ini dilakukan oleh 8 kelompok dengan wadah yang sama, yaitu petridish, kuboid besar, dan kuboid kecil. Pengukuran volume absolut dari petridish dilakukan dengan mencari diameter dan tinggi dari petridish, kemudian ditentukan volumenya dengan rumus .r2.t, dengan r dicari dari diameter. Untuk wadah bentuk kuboid besar pengukuran volume wadah dilakukan dengan mengukur panjang (p), lebar (l), dan tingginya, kemudian ditentukan volume absolut dari kuboid besar dengan rumus p . l. t. Hal yang sama juga dilakukan untuk pengukuran volume absolut kuboid kecil. Besarnya volume (isi absolut) wadah petridish yang diperoleh dari percobaan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 8 berturut-turut yaitu 273,49 cm3; 241,587 cm3; 229,60 cm3 ; 261,587 cm3; 264,89 cm3; 252,5 cm3; 271,747 cm3; 261,587 cm3. Besarnya volume (isi absolut) wadah kuboid kecil yang diperoleh dari percobaan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 8 berturut-turut yaitu 67,89 cm3; 62,389 cm3; 64,90 cm3; 62,389 cm3; 69,05 cm3; 59,35 cm3; 68,632 cm3; 62,388 cm3. Besarnya volume (isi absolut) wadah kuboid besar yang diperoleh dari percobaan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 8 berturut-turut yaitu 146,93 cm3; 154,678 cm3; 134,342 cm3; 138,633 cm3; 69,05 cm3; 59,35 cm3; 68,632 cm3; 62,388 cm3. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat, pengukuran petridish dan kuboid dari masing-masing kelompok ternyata diperoleh hasil yang berbeda-beda, padahal wadah yang digunakan sama. Hal itu disebabkan oleh perbedaan pengamatan dari masing-masing praktikan sehingga diperoleh hasil pengukuran yang berbeda pula. Dari Tabel 1.1 pengukuran isi absolut untuk bentuk bahan teratur dengan menggunakan ketiga wadah yaitu petridish, kuboid kecil, dan kuboid besar diperoleh volume yang berbeda. Rata-rata isi absolut yang diperoleh untuk semua kelompok menunjukkan bahwa isi absolut yang paling besar

pada petridish, dan isi absolut yang paling kecil pada kuboid kecil. Hal itu dikarenakan ukuran dari petridish paling besar diantara kuboid besar dan kecil, serta untuk kuboid kecil ukurannya paling kecil diantara ketiganya. Faktor yang mempengaruhi isi absolut untuk bahan yang berbentuk teratur yaitu besar kecilnya bahan yang berbentuk teratur yang digunakan, serta kecermatan pengamatan dari praktikan.

Tabel 1.2 Ukuran Isi Absolut Bahan Berbentuk Tidak Teratur Kel Sampel V awal (ml) V akhir (ml) Vbahan (Vt Va) 1 Wortel 500 551 551 500 = 51 2 Apel Hijau 500 560 560 500 = 60 3 Jambu biji 500 630 630 500 = 130 4 Alpukat 500 670 670 500 = 170 5 Jeruk peras 500 540 540 500 = 40 6 Jeruk Purut 500 545 545 500 = 45 7 Tomat matang 500 560 560 500 = 60 8 Kentang 500 580 580 500 = 80 Sumber : Laporan Sementara Pembahasan : Seperti halnya pada tabel 1.1 yaitu menentukan isi absolut suatu bahan, pada percobaan kedua ini juga mengukur isi absolut suatu bahan. Namun yang membedakan dengan percobaan pertama yaitu pada percobaan kedua ini menentukan isi absolut dari bahan berbentuk tidak teratur. Sesuai dengan teori Suyitno (1998) mengatakan bahwa produk yang bentuknya tidak teratur, biasanya volumenya ditentukan dengan prinsip perpindahan air (water displacement). Bahan berbentuk tidak teratur biasanya berupa buah-buahan dan umbi-umbian. Bahan yang berbentuk tidak teratur pengukuran dilakukan dengan mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda. Volume benda itu merupakan isi absolut dari bahan tersebut. Dalam praktikum ini dilakukan oleh 8 kelompok. Percobaan dilakukan dengan memasukkan bahan ke dalam gelas ukur 1000 ml yang diisi air sebanyak 500 ml. Selisih volume air setelah dimasukkan bahan dengan volume air sebelum dimasukkan bahan merupakan volume dari bahan itu

sendiri. Bahan berbentuk tidak teratur yang digunakan masing-masing kelompok dari kelompok 1 sampai dengan 8 berturut-turut yaitu wortel, apel hijau, jambu biji, alpukat, jeruk peras, jeruk purut, tomat matang, dan kentang. Besarnya volume yang diperoleh yaitu untuk wortel sebesar 51 cm3, apel hijau sebesar 60 cm3, jambu biji sebesar 130 cm3, alpukat sebesar 170 cm3, jeruk peras sebesar 40 cm3, jeruk perut sebesar 45 cm3, tomat matang sebesar 60 cm3, dan kentang volumenya sebesar 80 cm3. Berdasarkan data diatas dapat dilihat volume dari bahan pangan tersebut berbeda-beda. Berdasarkan tabel 1.2 diatas isi absolut dari bahan yang digunakan berturut-turut yang paling besar ke kecil yaitu alpukat, jambu biji, kentang, apel hijau dan tomat matang, wortel, jeruk purut, paling kecil jeruk peras. Alpukat mempunyai isi absolut paling besar diantara 7 bahan lainnya. Hal itu sesuai dengan ukurannya yang paling besar diantara bahan yang lain. Faktorfaktor yang mempengaruhi isi absolut dari bahan bentuk tidak teratur yaitu ukuran dari bahan, dan keporosan dari bahan.

Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Isi Relatif Bahan Pangan dari Biji-Bijian Kel Sampel Wadah V (cm3 ) m (gr) Jumlah Biji 453 114 255 449 112 254 314 62 133 191 40 89 1942 409 1011 2947 664 1506 1027 250 600 1610 347 780 Isi relatif/ gr Isi relatif/ butir 1,740 0,604 1,727 0,595 1,671 0,576 1,425 0,583 1,339 0,557 1,465 0,609 1,005 0,731 1,442 1,0468 1,3145 1,010 1,254 1,37 1,418 1,559 1,413 1,557 0,747 0,136 1,305 0,169 1,339 0,153 1,234 0,086 1,261 0,089 1,260 0,087 1,549 0,265 1,764 0,252 1,611 0,274 1,257 0,162 1,38 0,179 1,333 0,177

Petridish Kuboid kecil Kuboid besar 2 Kacang Petridish merah Kuboid kecil Kuboid besar 3 Koro Petridish benguk Kuboid kecil Kuboid besar 4 Kacang Petridish koro Kuboid kecil pedang Kuboid besar 5 kedelai Petridish hitam Kuboid kecil Kuboid besar 6 Kacang Petridish hijau Kuboid kecil Kuboid besar 7 Kacang Petridish kedelai Kuboid kecil putih Kuboid besar 8 Kacang Petridish tolo Kuboid kecil Kuboid besar Sumber : Laporan Sementara Pembahasan :

Kacang Tanah

273,49 67,89 146,93 261,587 62,389 154,678 229,60 64,90 134,342 261,578 62,389 138,633 264,89 69,05 154,88 252,5 59,39 130,8 271,994 68,632 149,481 261,587 62,388 138,633

157,2 39,3 87,9 183,6 46,6 105,6 228,5 45 102,2 208,6 44 98,1 354,4 52,9 115,6 204,7 47,1 103,8 175,6 38,9 92,8 208,1 45 104

Dalam percobaan ketiga ini yaitu mengukur isi relatif bahan pangan dari biji-bijian. Isi relatif (apparent displacement) yaitu besarnya isi minimum yang harus ditambahkan pada isi absolut bahan agar bahan dapat menempati suatu ruangan. Bahan yang digunakan dalam percobaan ketiga ini yaitu jenis kacang-kacangan yang terdiri dari 8 macam spesies kacangkacangan yang berbeda. Pengukuran isi relatif bahan dibedakan menjadi 2 macam yaitu isi relatif per gram dan juga isi relatif per butir. Pengukuran isi relatif bahan dilakukan dengan menempatkan bahan pada wadah yang telah diketahui volumenya sampai penuh selanjutnya menimbang beratnya. Hasil

bagi antara volume wadah dengan berat dari bahan diperoleh isi relatif per gram, sedangkan untuk isi relatif per butir yaitu dicari dengan membagi antara volume wadah yang digunakan dengan jumlah butir dari bahan. Bedasarkan tabel 1.3 dapat dilihat, dimana besarnya volume wadah merupakan hasil dari perhitungan isi absolut pada tabel 1.1 sebelumnya. Sehingga pada isi relatif dari bahan pangan ini merupakan lanjutan dari penentuan isi absolut dari bahan pangan berbentuk teratur. Percobaan dilakukan oleh 8 kelompok, dimana bahan yang digunakan dari kelompok 1 sampai dengan 8 masing-masing berturut-turut yaitu kacang tanah, kacang merah, koro benguk, kacang koro pedang, kedelai hitam, kacang hijau, kacang kedelai putih, kacang tolo. Besarnya isi relatif tiap gram untuk wadah petridish yaitu untuk kacang tanah, kacang merah, koro benguk, kacang koro pedang, kedelai hitam, kacang hijau, kacang kedelai putih, kacang tolo berturut-turut besarnya yaitu 1,740 cm3/gr; 1,425 cm3/gr; 1,005 cm3/gr; 1,254 cm3/gr; 0,747 cm3/gr; 1,234 cm3/gr; 1,549 cm3/gr; dan 1,257 cm3/gr. Dari delapan bahan yang digunakan yang mempunyai isi relatif tiap gram terbesar pada wadah petridish yaitu pada kacang tanah, dan terkecil pada kedelai hitam. Selanjutnya besarnya isi relatif tiap gram untuk wadah kuboid kecil yaitu untuk kacang tanah besarnya 1,727 cm3/gr; kacang merah besarnya 1,339 cm3/gr; koro benguk besarnya 1,442 cm3/gr; kacang koro pedang besarnya 1,418 cm3/gr; kedelai hitam besarnya 1,305 cm3/gr; kacang hijau 1,261cm3/gr; kacang kedelai putih 1,764 cm3/gr; dan untuk kacang tolo besarnya 1,38 cm3/gr. Dari delapan bahan yang digunakan yang mempunyai isi relatif tiap gram terbesar pada wadah kuboid kecil yaitu pada kacang kedelai putih, dan terkecil pada kacang hijau. Besarnya isi relatif tiap gram untuk wadah kuboid besar yaitu untuk kacang tanah, kacang merah, koro benguk, kacang koro pedang, kedelai hitam, kacang hijau, kacang kedelai putih, kacang tolo berturut-turut besarnya yaitu 1,671 cm3/gr; 1,465 cm3/gr; 1,3145 cm3/gr; 1,413 cm3/gr; 1,339 cm3/gr; 1,260 cm3/gr; 1,611 cm3/gr; dan 1,333 cm3/gr. Dari delapan

bahan yang digunakan yang mempunyai isi relatif tiap gram terbesar pada wadah kuboid besar yaitu pada kacang tanah, dan terkecil pada kacang hijau. Dari data diatas, hasil yang diperoleh untuk isi relatif per gram bahan pada bahan biji-bijian yang digunakan, menunjukkan hasil yang berbeda-beda tiap bahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi isi relatif tiap gram pada bahan yaitu volume wadah, dan massa bahan. Dalam volume wadah yang konstan, semakin besar massa bahan, maka semakin kecil isi relatif / gram bahan pangan yang digunakan. Setelah didapatkan massa dari bahan dalam wadah yang digunakan, selanjutnya dapat dihitung banyaknya butir biji dari bahan yang digunakan, Hasil pembagian antara volume wadah dengan jumlah butir dari bahan dapat dieroleh isi relatif tiap biji. Isi relatif tiap butir bahan untuk wadah petridish yaitu untuk kacang tanah, kacang merah, koro benguk, kacang koro pedang, kedelai hitam, kacang hijau, kacang kedelai putih, kacang tolo berturut-turut besarnya yaitu 0,604 cm3/gr; 0,583 cm3/gr; 0,731 cm3/gr; 1,37 cm3/gr; 0,136 cm3/gr; 0,086 cm3/gr; 0,265 cm3/gr; dan 0,162 cm3/gr. Dari delapan bahan yang digunakan yang mempunyai isi relatif tiap butir bahan terbesar pada wadah petridish yaitu pada kacang koro pedang, dan terkecil pada kacang hijau. Selanjutnya isi relatif tiap butir bahan untuk wadah kuboid kecil yaitu untuk kacang tanah, kacang merah, koro benguk, kacang koro pedang, kedelai hitam, kacang hijau, kacang kedelai putih, kacang tolo berturut-turut besarnya yaitu 0,595 cm3/gr; 0,557 cm3/gr; 1,0468 cm3/gr; 1,559 cm3/gr; 0,169 cm3/gr; 0,089 cm3/gr; 0,252 cm3/gr; dan 0,179 cm3/gr. Dari delapan bahan yang digunakan yang mempunyai isi relatif tiap butir bahan terbesar pada wadah kuboid kecil yaitu pada kacang koro pedang, dan terkecil pada kacang hijau. Kemudian isi relatif tiap butir bahan untuk wadah kuboid besar yaitu untuk kacang tanah, kacang merah, koro benguk, kacang koro pedang, kedelai hitam, kacang hijau, kacang kedelai putih, kacang tolo berturut-turut besarnya yaitu 0,576 cm3/gr; 0,609 cm3/gr; 1,010 cm3/gr; 1,557 cm3/gr; 0,153

cm3/gr; 0,087 cm3/gr; 0,274 cm3/gr; dan 0,177 cm3/gr. Dari delapan bahan yang digunakan yang mempunyai isi relatif tiap butir bahan terbesar pada wadah kuboid besar yaitu pada kacang koro pedang, dan terkecil pada kacang hijau. Besar dari isi relatif tiap butir bahan antara bahan satu dengan bahan laiinya hasilnya berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya isi relatif tiap butir bahan yaitu volume wadah dan jumlah butir. Dalam wadah yang konstan, semakin banyak jumlah butir bahan, maka semakin kecil isi relatif per butir bahan pangan, begitu juga sebaliknya. Semakin kecil isi relatif tiap butir berarti semakin kecil ukuran biji maka semakin banyak jumlah butir untuk memenuhi wadahnya. Dalam percobaan ini isi relatif tiap butir dari wadah petridish, kuboid kecil, dan kuboid besar, ketiganya menunjukkan hasil yang sama yaitu terbesar pada kacang koro pedang, dan terkecil pada kacang hijau. Hal itu mungkin pada kacang koro pedang ukuran bijinya lebih besar dari biji-biji bahan lainnya, sehingga jumlah biji dalam wadahnya lebih sedikit daripada biji-biji lainnya yang digunakan. Begitu pula untuk kacang hijau, mungkin karena ukuran biji kacang hijau lebih kecil, jumlah butir yang diperoleh pada wadah lebih banyak, sehingga isi relatif tiap butirnya lebih kecil. E. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara I bentuk dan ukuran yaitu : 1. Bahan/ alat yang digunakan untuk pengukuran isi absolut bahan berbentuk teartur pada praktikum ini yaitu petridish, Kuboid besar, dan kuboid kecil. 2. Besarnya volume (isi absolut) dari wadah petridish terbesar pada kelompok 1 sebesar 273,49 cm3; terkecil kelompok 3 sebesar 229,60 cm3. 3. Besarnya volume (isi absolut) dari wadah kuboid kecil terbesar kelompok 5 sebesaruntuk kelompok 1 sampai dengan 8 berturut-turut yaitu 69,05 cm3; dan terkecil kelompok 6 sebesar 59,35 cm3

4.

Besarnya volume (isi absolut) dari wadah kuboid besar untuk kelompok terbesar kelompok 2sebesar 154,678 cm3; terkecil kelompok 6 sebesar 59,35 cm3.

5.

Menentukan isi absolut untuk bahan yang berbentuk tidak teratur seperti buah-buahan dan umbi-umbian, pengukuran dengan metode perpindahan air (water displacement).

6.

Besarnya volume absolut bahan tidak teratur yang diperoleh yaitu untuk wortel sebesar 51 cm3, apel hijau 60 cm3, jambu biji 130 cm3, alpukat 170 cm3, jeruk peras 40 cm3, jeruk perut 45 cm3, tomat matang 60 cm3 , dan kentang volumenya sebesar 80 cm3.

7.

Isi absolut bahan tidak teratur tebesar pada buah alpukat, dan terkecil pada jeruk peras.

8.

Faktor-faktor yang mempengaruhi isi absolut besar kecilnya bahan yang digunakan.

9.

Isi relatif tiap gram bahan untuk wadah petridish terbesar pada sampel kacang tanah sebesar 1,740 cm3/gr, dan terkecil pada kedelai hitam sebesar 0,747 cm3/gr.

10. Isi relatif tiap gram bahan untuk wadah kuboid kecil terbesar pada sampel kacang kedelai putih sebesar 1,764 cm3 /gr, dan terkecil pada kacang hijau 1,261 cm3/gr. 11. Isi relatif tiap gram bahan untuk wadah kuboid besar terbesar pada sampel kacang tanah sebesar 1,671 cm3/gr, dan terkecil pada kacang hijau 1,260 cm3/gr. 12. Faktor-faktor yang mempengaruhi isi relatif tiap gram pada bahan yaitu volume wadah, dan massa bahan. 13. Dalam volume wadah yang konstan, semakin besar massa bahan, maka semakin kecil isi relatif / gram bahan pangan yang digunakan. 14. Isi relatif tiap butir bahan untuk ketiga wadah terbesar pada sampel kacang koro pedang, wadah petridish sebesar 1,37 cm3/butir, kuboid kecil 1,559 cm3/butir, dan kuboid besar 1,557 cm3/butir.

15. Isi relatif tiap butir bahan untuk ketiga wadah terkecil pada kacang hijau, wadah petridish sebesar 0,086 cm3/butir, kuboid kecil 0,089 cm3/butir, dan kuboid besar 0,087 cm3/butir. 16. Faktor yang mempengaruhi isi relatif bahan biji-bijian yaitu besar kecilnya ukuran biji, jumlah biji, massa bahan, serta volume dari wadah yang digunakan untuk pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Akmadi. 2007. Karakteristik Fisik Wortel (Daucus carota L.) Terhadap Penanganan Pasca Panen dan Penerapan Quality Control. Prosiding seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan. ISSN 1693-4393. katalog.pdii.lipi.go.id/index.php/searchkatalog/.../7852/7852.pdf (Diakses pada tanggal 30 Mei 2010, pukul 19:58 WIB). Anonim1. 2010. Percobaan Terhadap Kacang Merah. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/percobaan-terhadap-kacangmerah.html (Diakses pada tanggal 30 mei 2010, pada pukul 20.35 WIB). Anonim2. 2010. Jambu Biji. http://agribisnis.deptan.go.id/web/teknopro/Leaflet%20Teknopro%20No. %2025.htm (Diakses pada tanggal 30 Mei 2010, pukul 20:13 WIB). Gustianty, Lanna R. 2008. Kajian Pertumbuhan Kentang http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3881/1/09E0191 (Diakses pada tanggal 30 Mei 2010, pukul 20.21 WIB). Haryanto, Bambang dan Budiastra, I.W. 2010. Mempelajari Hubungan Kematanngan Dan Berat Jenis Durian (Durio zibhetinus, Murr). http://ejurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/Bambang_Haryanto_mempelajari_hubu ngan.pdf (Diakses pada tanggal 40 Mei 2010, pukul 20:12 WIB). Nurchasanah. 2008. What Is in Your Food. Hayati Qualita. Bandung. Pantastico. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan BuahBuahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Sub Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Rahardjo, dkk. Pengukuran Volume Benda Padat Berbagai Bentuk Dengan Berdasarkan Volume Desakan Pada Bahan Curah. ilib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=6993 (Diakses pada tanggal 28 Mei 2010, pukul 08.35 WIB). Sunarjono, Hendra. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Suyitno. 1988. Pengujian Sifat Fisik Bahan Pangan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Williams, C. N, dkk. 1993. Produksi Sayuran Di Daerah Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

1.

Perhitungan Tabel 1.1 Ukuran Wadah Kelompok 6 Volume Petridish = (3,14). (5,965)2 . 2,26 = 252,5 cm3 Volume Kuboid kecil = (3,82) . (3,82) . (4,07) = 59,39 cm3 Volume Kuboid besar = (8,37) . (3,84) . (4,07) = 130,8 cm3

2.

Perhitungan tabel 2 Isi absolut bahan tidak teratur Jeruk Purut V awal = 500 ml V akhir = 545 ml V bahan = V akhir V awal = 545 500 = 45 ml

3.

Perhitungan Tabel 3 Pengukuran isi relatif dari biji Kacang Hijau a). Isi relatif / gram
! volume wadah massa bahan

Isi relatif / gram wadah petridish !

252,5 204,7

= 1,234 cm3/gr
Isi relatif / gram wadah kuboid kecil ! 59,39 cm 3 47,1 gr

= 1,261 cm3 / gr
Isi relatif / gram wadah kuboid besar ! 130,8 cm 3 175,6 gr

= 1,260 cm3 / gr b). Isi relatif / butir Rumus ! volume wadah jumlah butir biji 252,5 cm 3 2947 butir

Isi relatif / butir wadah petridish !

= 0,086

Isi relatif / butir wadah kuboid kecil !

59,39 cm 3 664 butir

= 0,089 Isi relatif / butir wadah kuboid besar ! 130,8 cm 3 1506 butir

= 0,087

You might also like