Professional Documents
Culture Documents
ANALISA
VEKTOR
A.
TUJUAN
Mengamati
besaran-besaran
vektor
dalam
suatu
sistem
katrol.
Membandingkan
pengaruh
sudut
terhadap
resultan
vektor
suatu
sistem
katrol.
Melihat
apa
saja
yang
mempengaruhi
resultan
vektor
dalam
suatu
sistem
katrol.
Membandingkan
nilai
sudut
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan
rumus,
dan
sudut
hasil
pengukuran.
B.
TEORI
v Dalam
fisika
terdapat
dua
macam
besaran
jika
dibagi
berdasarkan
nilai,
dan
arahnya,
yaitu
besaran
vektor,
dan
besaran
skalar.
v Besaran
vektor
adalah
besaran
yang
memiliki
nilai,
dan
arah.Contoh
besaran
vektor
adalah
berat,
kecepatan,
dan
perpindahan.
v Besaran
skalar
adalah
besaran
yang
memiliki
nilai
saja.Contoh
besaran
skalar
adalah
massa,kelajuan,
dan
jarak.
v Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai, dan juga arah, oleh sebab itu dalam perhitungannya, besaran vektor tidak dapat dihitung dengan menggunakan cara matematika biasa, melainkan harus menggunakan beberapa rumus yang sudah dibuat dalam mempermudah perhitungan. v Dalam menghitung resultan vektor, jika terdapat dua vektor dengan permisalan bahwa vektor pertama adalah V1, dan vektor kedua adalah V2, dan sudut yang mengapit kedua vektor tersebut adalah , maka cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
penguraian vektor.
v Karena besaran vektor tidak hanya memiliki nilai, namun juga arah, maka kita juga harus
dapat mengukur arah dalam vektor tersebut.Cara menentukan arah adalah dengan menggunakan tangen, sinus, dan cosinus.
C.
D.
CARA KERJA
1. Menimbang beban yang ada sehingga mendapatkan massa yang sebenarnya dari beban tersebut. 2. Menyiapkan katrol dan memasang beban pada katrol. 3. Mengukur massa pada setiap beban katrol dan menghitung sudut yang tercipta. 4. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan menggunakan massa beban yang berbeda, sehingga tercipta variasi sudut. 5. Mencatat variasi massa dan sudut yang tercipta.
E.
Nomor.
1.
100
135
102
2.
113
120
121,5
102
3.
138
120
87,5
123
4.
118
20
22
24
6.
106
121
150,5
120,5
7.
98
203
265,5
220,5
8.
92
223
300,5
219,5
9.
89
253
320,5
199,5
10.
161
102
30,5
100
Sample Penghitungan Beda
No
Cos ( hitung )
Cos ( ukur )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96,13 114,27 138,063 115,150 93,890 102,885 102,475 94,453 90,618 162,168
1.175% 1.0655% 0.045% 2.475% 2.012% 3.027% 4.3669% 2.59% 1.705% 1.025%
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
v1 (N) 1 1.2 1.2 0.2 0.2 1.21 2.03 2.23 2.53 1.02
v1(x) (N) 0.978 0.891 1.127 0.181 0.143 0.991 1.532 1.149 1.487 0.143
v1(y) (N) 0.207 0.802 0.41 0.084 0.138 0.694 1.331 1.604 2.046 0.138
v2 (N) 1.02 1.02 1.23 0.21 0.21 1.205 2.205 2.195 1.995 0,1
v2(x) (N) 0.298 0.924 1.14 0.196 0.151 0.936 1.664 1,124 1.593 0.151
v2(y) (N) 0.975 1.215 0.75 0.22 0.28 1.505 2.695 3.005 3.205 0.305
v3 (N) 1.35 1.215 8.75 0.22 0.28 1.505 2.695 3.005 3.205 0.305
v3 (x) (N) v3 (y) (N) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.35 1.215 0.87 0.22 0.28 1.505 2.655 3.005 3.205 0.28
F.
KESIMPULAN
v Dalam
percobaan
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
perubahan
yang
terjadi
pada
massa,
baik
massa
1,
2
,
ataupun
3,
akan
menyebabkan
perubahan
pula
pada
sudut
yang
dibentuk
antara
tali.
Hal
ini
disebabkan
oleh
perbedaan
tegangan
tali
yang
diakibatkan
perbedaan
massa
pada
tali.
v Dengan
adanya
perubahan
sudut
pada
tegangan
tali
yang
diakibatkan
oleh
variasi
massa
benda
baik
pada
massa
1,
2
,
ataupun
3
tadi,
maka
dapat
disimpulkan
pula
terdapat
perbedaan
pada
masing-masing
V1x,
V1y,
V2x,
V2y,
V3x,
dan
V3y.
v Dengan
penggunaan
dua
cara
perhitungan,
seperti
contohnya
perhitungan
cos
sudut
alpha,
yaitu
yang
satu
adalah
dengan
cara
mengukur
langsung
sudut
yang
terdapat
pada
tegangan
tali,
dan
yang
lain
adalah
dengan
cara
hitung,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
walaupun
angka-angka
yang
terdapat
mendekati
sama,
tapi
hasilnya
tidak
pernah
sama
persis.
G.
LAMPIRAN