You are on page 1of 20

Hudzaifah.org - Dua kejadian terpenting di bulan Ramadhan adalah diwajibkannya Puasa dan turunnya Al-Quran.

Al-Quran menjadi pedoman bagi orang yang bertaqwa dan puasa mengantarkan orang beriman menjadi mutaqqiin. Dan amaliyah Ramdhan terfokus pada dua aktifitas tersebut. Sedangkan amaliah lainnya tidak lepas dari ibadah untuk mengkondisikan hati dalam menerima Al-Quran dan upaya orang beriman untuk mengaplikasikan Al-Quran. Untuk lebih mengetahui Amaliyah Ramadhan, maka kita harus melihat dan mencontoh amaliyah Rasulullah saw di bulan Ramadhan. Dibawah ini Amaliyah yang dilakukan Rasulullah saw. dibulan Ramadhan:

Shiyam (puasa) Shaum atau shiyam bermakna menahan (al-imsaak), dan menahan itulah aktifitas inti dari puasa. Menahan makan dan minum serta segala macam yang membatalkannya dari mulai terbit fajar sampai tenggelam matahari dengan diiringi niat. Jika aktifitas menahan ini dapat dilakukan dengan baik, maka seorang muslim memiliki kemampuan pengendalian, yaitu pengendalian diri dari segala hal yang diharamkan Allah. Dalam berpuasa, orang beriman harus mengikuti tuntunan Rasul saw . atau sesuai dengan adab-adab Islam sehingga puasanya benar.

Berinteraksi dengan Al-Quran Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran (QS.2:185). Pada bulan ini Al-Quran benarbenar turun ke bumi (dunia) untuk menjadi pedoman manusia dari segala macam aktifitasnya di dunia. Dan malaikat Jibril turun untuk memurojaah (mendengar dan mengecek) bacaan AlQuran dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam Maka tidak aneh jika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam lebih sering membacanya pada bulan Ramadhan. Iman Az-Zuhri pernah berkata :Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita (selain shiyam) ialah membaca Al-Quran. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan esensi dasar diturunkannya Al-Quran untuk ditadabburi, dipahami, dan diamalkan (QS.Shod: 29). Pada bulan ini umat Islam harus benar-benar berinteraksi dengan Al-Quran untuk meraih keberkahan hidup dan meniti jenjang menuju umat yang terbaik dengan petunjuk Al-Quran. Berinteraksi dalam arti hidup dalam naungan Al-Quran baik secara tilawah (membaca), tadabbur (memahami), hifzh (menghafalkan), tanfiidzh (mengamalkan), taliim (mengajarkan) dan tahkiim (menjadikannya sebagai pedoman). Rasulullah saw . bersabda:

Sebaik-baiknya kamu orang yang mempelajari Al-Quran dan yang mengajarkannya

Qiyam Ramadhan (Shalat Terawih)

Ibadah yang sangat ditekan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam di malam Ramadhan adalah Qiyamu Ramadhan. Qiyam Ramadhan diisi dengan sholat malam atau yang biasa dikenal dengan sholat tarawih. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

"
Barang siapa yang melakukan qiyam Romadon dengan penuh iman dan perhitungan, maka diampuni dosanya yang telah lau (Muttafaqun aliahi) Memperbanyak Dzikir, Doa dan Istighfar Bulan Ramadhan adalah bulan dimana kebaikan pahalanya dilipatgandakan, oleh karena itu jangan membiarkan waktu sia-sia tanpa aktifitas yang berarti. Diantara aktifitas yang sangat penting dan berbobot tinggi, namun ringan dilakukan oleh umat Islam adalah memperbanyak dzikir, doa dan istighfar. Bahkan doa orang-orang yang berpuasa sangat mustajab, maka perbanyaklah berdoa untuk kebaikan dirinya dan umat Islam yang lain, khususnya yang sedang ditimpa kesulitan dan musibah. Doa dan istighfaar pada saat mustajab adalah: Saat berbuka Sepertiga malam terakhir, yaitu ketika Allah SWT. turun ke langit dunia dan berkata: Siapa yang bertaubat ? Siapa yang meminta ? Siapa yang memanggil, sampai waktu shubuh (HR Muslim) Memperbanyak istighfar pada waktu sahur. Allah Taala berfirman, Dan waktu sahur mereka memohon ampun. Mencari waktu mustajab pada hari Jumat, yaitu disaat-saat terakhir pada sore hari Jumat. Duduk untuk dzikir, doa dan istighfaar di masjid, yaitu setelah menunaikan sholat Shubuh sampai terbit matahari. Sebagaimana disebutkan dalam hadits: Barangsiapa shalat Fajar berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir hingga terbit matahari, lalu sholat dua rakaat, maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna (HR At-Tirmidzi)

Shodaqoh, Infak dan Zakat Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah dan dibulan Ramadhan beliau lebih pemurah lagi. Kebaikan Rasulullah saw. di bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus karena begitu cepat dan banyaknya. Dalam sebuah hadits disebutkan :

Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan (HR Al-Baihaqi, Alkhotib dan AtTurmudzi) Dan salah satu bentuk shodaqoh yang dianjurkan adalah memberikan ifthor (santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa. Seperti sabda beliau:

"

Barangsiapa yang memberi ifthor kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).

Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya Bulan Ramadhan adalah saat yang paling baik untuk menuntut ilmu ke-Islaman dan mendalaminya. Karena di bulan Ramadhan hati dan pikiran sedang dalam kondisi bersih dan jernih sehingga sangat siap menerima ilmu-ilmu Allah SWT. Maka waktu-waktu seperti bada shubuh, bada dhuhur dan menjelang berbuka sangat baik sekali untuk menuntut ilmu. Pada saat yang sama para ustadz dan dai meningkatkan aktifitasnya untuk berdakwah menyampaikan ilmu kepada umat Islam yang lain.

Umrah Umrah pada bulan Ramdhan juga sangat baik dilaksanakan, karena akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah kepada seorang wanita dari Anshor yang bernama Ummu Sinan : Agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah saw. .(HR.Bukhari dan Muslim). Itikaf Itikaf adalah puncak ibadah di bulan Ramadhan. Dan Itikaf adalah tetap tinggal di masjid taqqorrub kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala aktifitas keduniaan. Dan inilah sunnah yang selalu dilakukan Rasulullah pada bulan Ramadhan, disebutkan dalam hadits :

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh hari terakhir menghidupkan malam harinya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya (HR Bukhari dan Muslim).

Mencari Lailatul Qadar Lailatul Qodar (malam kemuliaan) merupakan salah satu keistimewaan yang Allah berikan kepada umat Islam melalui Rasulnya shalallahu alaihi wa sallam Malam ini nilainya lebih baik dari seribu bulan biasa. Ketika kita beramal di malam itu berarti seperti beramal dalam seribu bulan. Malam kemuliaan itu waktunya dirahasiakan Allah SWT. oleh karena itu Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menganjurkan untuk mencarinya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Carilah di sepuluh terakhir bulan Ramadhan, dan carilah pada hari kesembilan, ketujuh dan kelima. Saya berkata, wahai Abu Said engkau lebih tahu tentang bilangan. Abu said berkata :Betul . Apa yang dimaksud dengan hari kesembilan, ketujuh dan kelima. Berkata: Jika sudah lewat 21 hari, maka yang kurang 9 hari, jika sudah 23 yang kurang 7 dan jika sudah lewat 5 yang kurang 5 (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Al-baihaqi) Ketika kita mendapatkannya, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk membaca doa berikut:

Menjaga Keseimbangan dalam Ibadah Keseimbangan dalam beribadah adalah sesuatu yang prinsip, termasuk melaksanakan ibadahibadah mahdhoh di bulan Ramadhan. Kewajiban keluarga harus ditunaikan, begitu juga kewajiban sosial lainnya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam senantiasa menjaga keseimbangan, walaupun beliau khusudalam beribadah di bulaa Ramadhan, tetapi tidak mengabaikan harmoni dan hak-hak keluarga. Seperti yang diriwayatkan oleh istri-istri beliau, Aisyah dan Ummu Salamah RA, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah tokoh yang paling baik untuk keluarga, dimana selama bulan Ramadhan tetap selalu memenuhi hak-hak keluarga beliau. Bahkan ketika Rasulullah berada dalam puncak praktek ibadah shaum yakni Itikaf, harmoni itu tetap terjaga.[]

Sumber: PANDUAN IBADAH RAMADHAN (DSPPKS)

Artikelnya didownload dari: http://www.hudzaifah.org/Article261.phtml

MEMAKSIMALKAN IBADAH DI BULAN YANG PENUH BERKAH


24 Juli 2011 oleh saidyai Rate This Oleh: Ustadz Abu Ahmad Said Yai, Lc.

Tidak terasa bulan yang kita nanti-nanti datang juga. Bulan yang kesembilan dalam kalender Hijriah. Bulan Ramadhan, itulah nama bulan ini sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam Al-Quran. Bulan ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. 2. Al-Quran diturunkan oleh Allah pada bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga diutus pada bulan Ramadhan.

3. Pada bulan Ramadhan setan-setan akan dibelenggu, seluruh pintu-pintu neraka ditutup dan seluruh pintu-pintu surga dibuka oleh Allah subhanahu wa taala. 4. Beramal di bulan Ramadhan bisa menghapuskan dosa-dosa antara Ramadhan yang lalu dengan Ramadhan yang sekarang. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

)).
Artinya: Shalat lima waktu, Jumat yang satu dengan Jumat yang lainnya dan Ramadhan yang satu dengan Ramadhan yang lainnya dapat menghapuskan dosa di antara (waktu-waktu) tersebut jika menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Muslim) Dan masih banyak sekali keutamaan-keutamaan bulan yang penuh berkah ini. Berkaitan dengan bulan Ramadhan, Malaikat Jibril alaihissalam pernah berdoa agar orang yang mendapatkan bulan Ramadhan tetapi dosa-dosanya tidak diampuni maka dia akan mendapatkan

kerugian dan kehinaan yang besar. Hal tersebut ternyata diaminkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana dijelaskan pada hadits berikut:

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menaiki mimbar seraya berkata, Amin! Amin! Amin! Setelah itu Beliau shallallahu alaihi wa sallam pun ditanya, Apa yang tadi engkau lakukan? Beliau shallallahu alaihi wa sallam pun menjawab, Jibril berkata kepadaku, Mudah-mudahan Allah menghinakan seorang hamba yang telah memasuki Ramadhan tetapi dia tidak diampuni. Aku pun mengatakan, Amin. (HR. Ibnu Khuzaimah di Shahih-nya, Ibnu Hibban di Shahih-nya dan yang lainnya. Hadits ini di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih At-Targhib wa AtTarhib) Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang merugi dan dihinakan oleh Allah subhanahu wa taala. Amin. Oleh karena itu, penting sekali penulis mengingatkan diri penulis dan pembaca agar dapat memanfaatkan bulan Ramadhan ini semaksimal mungkin. Untuk memaksimalkan ibadah kita di bulan ini banyak sekali amalan-amalan yang dapat kita lakukan. Akan tetapi, sebelum penulis menyebutkan semua amalan tersebut, sebaiknya kita mengetahui dua syarat suatu amalan akan diterima oleh Allah subhanahu wa taala. Dua syarat tersebut adalah: 1. Ikhlas dan lawannya adalah syirik

Seluruh amalan kita harus hanya diserahkan kepada Allah dan tidak boleh dipalingkan kepada selain-Nya . Termasuk bentuk syirik adalah riya (pamer dan ingin dipuji). 2. Mengikuti petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan tidak mengadakan hal yang baru di dalam agama. Berikut ini adalah amalan-amalan yang kita lakukan di bulan Ramadhan beserta sedikit penjelasannya: 1. Shaum/Shiyam/Puasa

Shaum Ramadhan hukumnya wajib dikerjakan oleh semua kaum muslimin dan muslimat yang baligh dan berakal terkecuali orang-orang yang memiliki udzur, seperti: sakit, safar (perjalanan jauh), haidh, nifas dll. Allah subhanahu wa taala berfirman:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. (QS. Al-Baqarah : 183)

Shaum/puasa memiliki banyak keutamaan, di antaranya disebutkan pada hadits berikut:

.))
Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, Wahai Rabb-ku! Saya telah menghalanginya dari makanan dan (memenuhi) syahwatnya di siang hari. Berilah saya izin untuk memberi syafaat untuknya. AlQuran pun berkata, Saya telah menghalanginya untuk tidur di malam hari. Berilah saya izin untuk memberi syafaat untuknya. Akhirnya mereka pun dapat memberikan syafaat. (HR. Ahmad di Musnad-nya, Al-Hakim di Al-Mustadrak, Al-Baihaqi di Syuabul-Iman dan yang lainnya. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di Misykatul-Mashabih) Agar puasa kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: a. Hendaknya bersahur

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

))
Artinya: Bersahurlah kalian sesungguhnya pada sahur itu terdapat keberkahan. (HR. AlBukhari dan Muslim) b. Hendaknya mengakhirkan sahurnya sampai dekat waktu subuh. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selalu mengakhirkan sahurnya, sehingga jarak antara waktu sahur dengan shalat adalah sepanjang bacaan lima puluh ayat (sekitar sepuluh menit). Banyak orang yang melalaikan hal ini. Bahkan sebagian masyarakat di suatu daerah tidak lagi bersahur karena sudah menjadi adat-kebiasaan mereka. Padahal sahur adalah pembeda antara puasa kita dengan puasa umat-umat sebelum kita. c. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersahur dengan tamr (kurma). Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengatakan,

))
Artinya: Hidangan sahur yang paling baik adalah kurma. (HR. Abu Dawud. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih Sunan Abi Dawud) d. Tidak perlu melafazkan niat ketika bersahur. Karena niat tempatnya adalah di hati.

e. Ketika siang hari di bulan Ramadhan, selain mengerjakan hal-hal yang wajib dan menghindari hal-hal yang membatalkan puasa, hendaknya memperbanyak amalan-amalan sunnah dan meninggalkan hal-hal yang dimakruhkan apalagi yang diharamkan. f. Hendaknya memperbanyak berdoa ketika berpuasa. Karena ini termasuk waktu yang mustajab (dikabulkan). g. Ketika hampir masuk waktu Maghrib, hendaknya benar-benar telah mempersiapkan diri untuk berbuka, sehingga mendapat keutamaan berbuka di awal waktu dan tidak mengakhirkannya. h. Ketika berbuka hendaknya berdoa dengan doa berikut:

))
Artinya: Dahaga telah pergi. Kerongkongan telah basah. Pahala telah ditetapkan. Insya Allah. (HR. Abu Dawud. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih Sunan Abi Dawud) i. Di-sunnah-kan berbuka dengan ruthab (kurma basah). Jika tidak ada, maka digantikan dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada, maka cukup digantikan dengan air. j. Jika berbuka di tempat orang lain hendaknya membaca doa:

.))
Artinya: Orang-orang yang berpuasa telah berbuka di sisi kalian. Orang-orang bertakwa telah memakan makanan kalian. Dan para Malaikat berdoa untuk kalian. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih Sunan Ibni Majah) k. Di-sunnah-kan juga menyediakan makanan pembuka puasa untuk orang-orang lain.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

))
Barang siapa yang memberi makanan pembuka orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahalanya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun. (HR. AtTirmidzi dan Ibnu Majah. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih Sunan Ibni Majah) Inilah beberapa hal yang hendaknya kita lakukan ketika kita bersahur, berpuasa dan berbuka. 2. Shalat Tarawih/Qiyam Ramadhan

Setelah Isya sampai waktu Subuh di-sunnah-kan mengerjakan shalat Tarawih. Jumhur ulama memandang bahwa shalat Tarawih di-sunnah-kan secara berjamah. Inilah yang dikerjakan dari masa ke masa. Sebenarnya waktu yang paling afdhal untuk mengerjakannya adalah di sepertiga

malam yang terakhir. Hal ini banyak orang yang melupakannya. Akan tetapi, jika merasa berat untuk mengerjakannya, maka bisa dikerjakan langsung setelah shalat Isya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

.))
Artinya: Barang siapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan ganjarannya, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR. AlBukhari dan Muslim) Hendaknya kita tidak mempermasalahkan jumlah rakaat yang dikerjakan di tiap-tiap masjid. Dan hendaknya kita bisa berlapang dada dalam menerima perbedaan tersebut. 3. Umrah

Untuk orang-orang yang diberi harta lebih, maka sebaiknya mengisi Ramadhan dengan berumrah ke Mekkah. Pahala umrah di bulan Ramadhan sangatlah besar dan sama seperti pahala orang yang mengerjakan haji. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

. ))
Artinya: Umrah di bulan Ramadhan seperti haji. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Di-shahihkan oleh Syaikh Al-Albani di Shahih Sunan Ibni Majah) 4. Mencari Lailatul-qadr

Laitul-Qadr adalah satu malam di bulan Ramadhan yang pada malam itu para malaikat turun. Lailatul-Qadr tidak diketahui kapan akan terjadi di tiap tahunnya. Akan tetapi, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa malam itu terdapat di antara sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Pada malam itu seluruh bentuk amalan akan dinilai lebih baik dari amalan-amalan seribu bulan. Waktu yang sedikit tetapi dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wa taala. Ini berlaku untuk semua orang. Oleh karena itu, para salaf (orang terdahulu) mengisi malam-malam di akhir Ramadhan dengan beribadah dan tidak tidur. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan menghidupkan malam lailatul-qadr:

))
Artinya: Barang siapa yang mendirikan (ibadah) di malam lailatul-qadr karena keimanan dan mengharapkan ganjarannya, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR. AlBukhari)

Sebagian kaum muslimin salah dalam memahami lailatul-qadr ini, sebagian memandang bahwa pada malam itu akan diturunkan cahaya untuk satu orang yang dipilih oleh Allah, sehingga pada kemudian harinya dia menjadi orang memiliki banyak kesaktian/keanehan. Pemahaman seperti itu salah dan harus diluruskan. 5. Itikaf

Itikaf adalah tinggal di dalam masjid dan tidak keluar darinya sampai waktu tertentu dengan niat ibadah kepada Allah. Dengan ber-itikaf kita tidak hanya bisa mencari lailatul-qadr, memfokuskan diri untuk beribadah dan meninggalkan urusan-urusan dunia, tetapi kita juga bisa meneladani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sunnah itikaf ini banyak ditinggalkan oleh mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia. Padahal para khatib Jumat dan para penceramah setiap tahunnya menyebutkan keutamaannya. Seharusnya para pemuka agama tidak hanya dapat berbicara di atas mimbar, tetapi juga harus menunjukkan peraktek langsungnya di masyarakat. Jika para pemuka agama beritikaf, insya Allah orang-orang yang lain juga akan mengikutinya. Sebaiknya seluruh instansi dan perusahaan yang ada di masyarakat kita meliburkan kegiatannya pada hari-hari ini dan menganjurkan kepada seluruh pegawainya untuk ber-itikaf. Orang yang sudah biasa mengerjakan amalan ini insya Allah akan merasa ada yang kurang jika dia mendapatkan bulan Ramadhan tetapi belum beritikaf. Apakah Anda ingin menjadi salah satunya? 6. Banyak membaca dan mempelajari Al-Quran

Bulan ini adalah kesempatan yang sangat besar untuk meluangkan waktu membaca dan mempelajari Al-Quran. Bagi yang belum bisa membaca Al-Quran, maka sebaiknya segera mempelajarinya. Bagi yang bisa membaca, diusahakan untuk menkhatamkan Al-Quran. Bagi yang sudah lancar, diusahakan untuk mengkhatamkan beberapa kali dalam satu bulan. Jika telah bisa mengkhatamkan dua kali, diusahakan untuk mengkhatamkan tiga kali, kemudian empat kali, kemudian lima kali dan seterusnya. Selain membaca diusahakan juga untuk memahami kandungan makna Al-Quran, baik dengan membaca terjemahan Al-Quran atau buku tafsir. 7. Memperbanyak seluruh amalan kebajikan

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika berada di bulan Ramadhan sangatlah baik. Kebaikan beliau pada bulan ini lebih baik daripada kebaikan-kebaikannya di bulan yang lain. Beliau sangat mudah berinfak dan membantu orang lain pada bulan ini sebagaimana dijelaskan oleh pada hadits Ibnu Abbas. Sampai-sampai Ibnu Abbas membuat permisalan Kebaikan beliau lebih cepat dari pada angin (hujan) yang bertiup kencang. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Inilah beberapa hal yang bisa penulis sampaikan. Mudah-mudahan kita bisa memaksimalkan ibadah-ibadah kita di bulan Ramadhan ini. Dan mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba Allah yang diampuni dosa-dosanya. Amin. Tamma bi fadhlillahi wa karamihi. Mudahan bermanfaat. Download Ebook Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. Hadyun-Nabi shallallahu alaihi wa sallam fi Ramadhan. Sami bin Muhammad. Istiqbalul-Muslimin li Ramadhan. Athiyah Muhammad Salim. Ramadhan Kaifa Nastaqbiluhu wa Kaifa Naghtanimuhu?. As-Sayyid Al-Arabi bin Kamal. Taujihat Ramadhaniyah. Ibnu Abdillah Az-Zuhairi. Buku-buku lain yang telah disebutkan di makalah ini.

(Artikel Majalah Lentera Qolbu edisi Ramadhan tahun I)


Share this: Facebook Print

mal Sholeh Di Bulan Ramadhan

Shaum atau puasa secara bahasa bermakna al-imsak atau menahan diri dari sesuatu seperti menahan diri dari makan atau berbicara. Makna shaum seperti ini dipakai dalam ayat ke-26 surat Maryam. Maka makan dan minumlah kamu, wahai Maryam, dan tenangkanlah hatimu; dan jika kamu bertemu seseorang, maka katakanlah saya sedang berpuasa dan tidak mau berbicara dengan siapapun.

Sedangkan secara istilah, shaum adalah menahan dari dari dua jalan syahwat, mulut dan kemaluan, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan pahala puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Bulan Ramadhan penuh berkah, berdaya guna dan berhasil guna, bermanfaat secara maksimal. Detik demi detik di Bulan Suci ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat

berharga bagi orang beriman. Pasalnya semua perbuatan kita di saat berpuasa menjadi ibadah berpahala yang balasannya langsung dari Allah. Amal baik sekecil apapun nilainya dilipatgandakan sehingga kita menjadi puas dalam melakukannya.

Keberkahan Ramadhan oleh Nabi saw secara garis besar dibagi 3, yaitu 10 malam periode pertama penuh rahmat Allah, 10 berikutnya diisi dengan ampunan (maghfirah), sedangkan di 10 malam terakhir merupakan pembebas manusia dari api neraka. Keberkahan yang Allah berikan ini akan optimal jika kita mengelola waktu pendekatan diri kepada Allah sebagaimana arahan Rasulullah saw. Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Bulan Ramadhan merupakan momentum peningkatan kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa dan ladang amal bagi orang-orang shaleh. Terutama, sepuluh hari terakhir Ramadhan. Sebagian ulama kita membagi bulan ini dengan tiga fase: fase pertama sepuluh hari awal Ramadhan sebagai fase rahmat, sepuluh di tengahnya sebagai fase maghfirah dan sepuluh akhirnya sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Selain itu, Rasulullah saw. bersabda, Kalau saja manusia tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, pastilah mereka berharap Ramadhan itu selama satu tahun. (Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi). Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, Apabila datang bulan puasa, dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka. (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga bersabda, Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, para setan dan jin kafir akan dibelenggu. Semua pintu neraka ditutup sehingga tidak ada satu pintu pun yang terbuka; dan dibuka pintu-pintu surga sehingga tidak ada satu pun yang tertutup. Lalu terdengar suara seruan, Wahai pencari kebaikan, datanglah! Wahai pencari kejahatan, kurangkanlah. Pada malam itu ada orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Dan yang demikian itu terjadi pada setiap malam. (Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dari ummul mukminin, Aisyah ra., menceritakan tentang kondisi Nabi saw. ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan: Beliau jika memasuki sepuluh hari terkahir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.

Dengan melihat berbagai keutamaan bulan Ramadhan melalui hadist-hadist di atas, maka sudah seharusnya kita dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan ibadah kita, mengisi tiap detik hari-hari kita di bulan Ramadhan dengan amal-amal yang bermanfaat. Ada beberapa langkah untuk memaksimalkan amalan kita di bulan Ramadhan diantaranya:

1. Berusahalah semaksimal mungkin untuk menjadikan Ramadhan sebagai stasiun untuk mengintrospeksi diri, dengan meningkatkan amal-amal kita, mengulang dan memperbaikinya. 2. Berusahalah untuk menjaga konsistensi shalat Tarawih secara berjamaah. Rasulullah saw bersabda: siapa yang shalat bersama imam sampai ia berhenti, maka akan dicatat untuknya seperti shalat sepanjang malam. 3. Bertekad untuk melanjutkan perbuatan-perbuatan baik yang kita biasakan di dalam Ramadhan, setelah Ramadhan berakhir. 4. Sesungguhnya bulan ini adalah bulan ibadah dan amal, bukan untuk memperbanyak tidur dan memelihara kemalasan. 5. Ketika kita merasa lapar, maka ingatlah sesungguhnya kita adalah makhluk yang lemah, dan kita sangat membutuhkan makanan dan kebutuhan lainnya dari Allah. 6. Bersegeralah memohon maaf kepada orang yang pernah kita zhalimi, sebelum orang tersebut mengambil pahala amal kebaikan kita di akhirat kelak. 7. Berusahalah untuk memberikan makaan atau minuman berbuka kepada orang yang berpuasa agar kita mendapatkan pahala seperti puasa yang dikerjakan. 8. Bekali diri kita denga pemahaman atas makna-makna (tafsir Al Quran). 9. Jangan terlalu banyak menghidangkan jenis makanan ketika sedang berbuka puasa, karena hal itu akan menyibukkan anggota keluarga untuk menyiapkannya, sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk memperbanyak ibadah di siang harinya. 10. Jangan terlalu sering jalan-jalan ke luar rumah di waktu malam seperti ke tempattempat yang penuh keramaian.Akan tetapi berupayalah untuk melaksanakan qiyamul lail. Terutama di hari-hari penghujung Ramadhan agar tidak kehilangan kesempatan bertemu dengan lailatul qodar. 11. Lakukanlah Itikaf di mesjid walaupun hanyan beberapa jam. 12. Disunnahkan untuk mengumandangkan takbir pada malam Iedul Fitri dan pada pagi harinya sampai selesai melaksanakan shalat Ied. Itulah beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam memaksimalkan amalan Ramadhan kita. Ramadhan adalah kesempatan berharga yang tidak datang setiap saaat. Dan ketika datang pun tidak menunggu kesiapan dan keluangan waktu kita. Maka, kitalah yang harus meluangkan waktu dan menyiapkan diri menyambutnya, beramal di dalamnya

sebanyak-banyaknya, agar ketika berlalu tidak timbul penyesalan yang mendalam karena kelalian kita sendiri.

Perhatikanlah apa yang dilakukan Imam Malik rahimahullah jika telah memasuki Ramadhan. Ia menutup kitab-kitabnya, tidak berfatwa dan tidak melayani diskusi dengan orang lain. Ia hanya mngambil Al Quran dan berkata, Bulan ini adalah bulan Ramadhan, bulannya Al Quran. Ia lalu menuju ke mesjid dan menetap di dalamnya, memperbanyak shalat, tilawah dan dzikir sampai bulan Ramadhan berlalu. Selain hal di atas, ada baiknya kita renungkan beberapa model alumni shaum binatang di sekitar kita. Sebagai contoh: ular, ayam dan ulat.

Binatang ular mempunyai keunikan, merubah diri menjadi muda lagi, berkulit baru lagi, dan semua serba baru. Ternyata perubahan itu di awali dari proses panjang shaum alias tidak makan selama hampir satu tahun. Dalam rentang waktu yang panjang itu, ular tidak makan sama sekali, sehingga tubuhnya mengecil, mengecil dan akhirnya ular keluar dari kulit lamanya, menjelma menjadi ular baru, serba baru.

Ayam, ketika bertelur dan mau memiliki anak, ia mengeram. Dalam rentang waktu tiga pekan kurang lebih, ayam mengeram telurnya, tanpa makan dan minum. Sampai-sampai mulut ayam selalu menganga dan mengeluarkan suara. Apa yang terjadi setelah tiga pekan? Telur-telur itu menetas, dan subhanallah! Lahir anak-anak ayam yang lucu-lucu, dan warna-warni.

Binatang ulat, boleh jadi binatang ulat adalah binatang yang paling rakus di dunia ini. Ulat hidup hanya untuk makan, bukan makan untuk hidup. Tidurnya pun makan. Sehingga warna tubuhnya nyaris menyatu dengan warna yang ia makan. Semua orang geli bahkan takut sama ulat, terutama kaum perempuan. Namun, apa yang terjadi ketika si ulat memutuskan shaum berdiam diri, dalam beberapa minggu, bulu-bulunya mulai rontok, berubah menjadi kepompong. Dari kepompong menjelma seekor kupu-kupu yang cantik nan menawan. Praktis semua orang, terutama kaum perempuan suka yang namanya kupu-kupu.

Itulah model alumni shaum binatang, melahirkan sosok baru, yang lebih baik, mempesona dan membawa manfaat. Subhanallah! Oleh karena itu, tentu Ramadhan harus mampu melahirkan dan meluluskan alumni-alumni manusia yang jauh lebih baik dari makhluk-makhluk lainnya. Kita sebagai makhluk yang paling sempurna dengan adanya

akal yang dianugerahkan Allah pada kita, tentunya takkan rela untuk menyia-nyiakan keistimewaan dan keutamaan Ramadhan. Jadi ayo berlomba-lomba untuk

memaksimalkan seluruh amalan Ramadhan kita, agar kita dapat terlahir kembali menjadi manusia baru yang lebih baik. Amiin.

AMALAN-AMALAN

DI BULAN SUCI RAMADHAN


Segala puji bagi Allah yang menjadikan bulan Ramadhan lebih baik dari pada bulan-bulan lainnya dengan menurunkan al-Qur`an dan mewajibkan puasa bagi kaum muslimin sebagai salah satu pondasi Islam. shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad yang telah menyampaikan kepada kita tentang ibadah-ibadah dibulan Ramadhan dan memberikan contoh kepada kita bagaimana sebaiknya menghidupkan bulan bulan yang penuh berkah ini.

Dari Abu Hurairah , ia berkata, Rasulullah memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda:

, , , . . .

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa." HR. Ahmad dan an-Nasa`i.

Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan: 1. Puasa: Allah memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan sebagai

salah satu rukun Islam.

Firman Allah :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah:183) Rasulullah bersabda:

"Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak Ilah yang berhak disembah selain Allah I dan Muhammad r adalah rasul Allah , mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram." Muttafaqun alaih.

Puasa di bulan merupakan penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan ikhlas berdasarkan iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah I, sebagaimana Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah , niscaya diampuni dosa-dosanya telah lalu."

Muttafaqun alaih.

2.

Membaca al-Qur`an: Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi

setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah r bersabda:

"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.

Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, karena pada bulan itulah diturunkan al-Qur`an. Firman Allah :

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS: al-Baqarah:185) Rasulullah selalu memperbanyak membaca al-Qur`an di hari-hari Ramadhan, seperti diceritakan dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:

, .

"Saya

tidak

pernah

mengetahui

Rasulullah

membaca

al-Qur`an

semuanya, sembahyang sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan." HR. Ahmad.

Dalam

hadits

Ibnu

Abbas

yang

diriwayatkan

al-Bukhari,

disebutkan bahwa Rasulullah melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril di setiap bulan Ramadhan.

3.

Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat

Tarawih berjamaah: Shalat Tarawih disyariatkan berdasarkan hadits Aisyar radhiyallahu

anha,

ia

berkata:"Sesungguhnya

Rasulullah keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau. Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi mengerjakan shalat (di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah keluar dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah r hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai shalat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum

muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, Sesungguhnya

kedudukan kalian tidaklah samar bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melaksanakannya." Rasulullah wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Setelah

Rasulullah wafat,

syariat

telah

mantap,

hilanglah

segala

kekhawatiran. Disyariatkan shalat Tarawih berjamaah tetap ada karena telah hilang illat (sebabnya), kerena illat itu berputar bersama malul, ada dan tiadanya. Di samping itu, Khalifah Umar telah menghidupkan kembali syariat shalat Tarawih secara berjamaah dan hal itu disepakati oleh semua sahabat Rasulullah r pada masa itu. Wallahu Alam.

4.

Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar: lailatul qadar adalah

malam yang lebih baik dari pada seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling kuat bahwa ia terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23,25,27, dan 29. Firman Allah :

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS.al-Qadar :3) Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah r bersabda:

"Dan barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul qadar semata-mata karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah , niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari.

Menghidupkan Lailatul qadar adalah dengan memperbanyak shalat malam, membaca al-Qur`an, zikir, berdoa, membaca shalawat. Aisyah radhiyallahu anha pernah berkata, Aku bertanya, Wahai

Rasulullah, jika aku mendapatkan lailatul qadar, maka apa yang aku ucapkan? Beliau menjawab, Bacalah:

Ya

Allah,

sesungguhnya

Engkau

Maha

Pengampun,

Yang

suka

mengampuni, ampunilah aku."


AMALAN DI BULAN RAMADHAN


27 Juli 2009 Written by mita sinewbie 4 Komentar

Bulan Rhamadan segera tiba.hendaknya kita mempersiapakan diri kita untuk lebih bertaqwa. Untuk menambah keimanan kita. Namun, selain berpuasa wajib di bulan Rhamadan, hendaknya anda pun mengetahui 7 amalan rhamadan lain yang bias menambah pahala di bulan suci itu. Amin, 1. Membaca Al-Quran. Bulan Ramadhan adalah bulan Alquran sesuai dengan sunnah Nabi Saw. Ibnu Abbas RA berkata :Nabi (Muhammad Saw) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan Alquran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus. Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus Alquran, dan mengadakan ijtima/berkumpul dalam majlis Alquran dalam bulan Ramadhan.

2. Menahan hawa nafsu dan kesenangan duniawi. Yaitu dengan mengurangi makan ketika berbuka serta tidak berlebih-lebihan. Dalam sebuah hadist dikatakan Tidak ada perkara yang lebih buruk dari pada memenuhi isi perut dengan makanan secara berlebihan, Ruh puasa terletak pada memperlemah syahwat, mengurangi keinginan dan mengekang nafsu. Dari Sahal bin Saad ra Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya di surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan; masuk dari pintu tersebut ahli puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli puasa, lalu diserukan Manakah para ahli puasa?, maka berdirilah para ahli puasa dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli puasa, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu sorga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang diperbolehkan masuk setelah mereka . (Bukhari Muslim).

3. Qiyamullail (Tahajjud). Solat Tarawih hukumnya sunat menurut kesepakatan para ulama juga disunatkan untuk mengkhatamkan Alquran selama solat Tarawih. Hadits-hadits yang menerangkan tentang Qiyamullail adalah : Sabda Rasulullah Saw : Barang siapa menghidupan malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan mendapatkan ridho Allah Swt semata, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau. 4. Berlomba-lomba dalam bersedekah. Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah yang berbunyi : Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun. (Bukhari Muslim) 5. Itikaf di Sepuluh hari Terakhir Bulan Ramadhan. Itikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan merupakan penyempurna ibadah puasa. Ini karena Itikaf artinya mengkonsentrasikan diri menghadap Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya. Hingga kecintaannya semata hanya kepada Allah, mengalahkan kecintaannya kepada selain Allah. Inilah tujuan Itikaf di hari-hari terakhir bulan Ramadhan, hari yang paling utama selama bulan tersebut. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih oleh Allah Swt. 6. Menjauhi Larangan Agama. Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang mukmin adalah menjaga lisan dari mengguncing dalam keadaan berpuasa sebagaimana :Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi Allah baginya berpuasa dari makan dan minum (HR: Bukhari)

You might also like