You are on page 1of 124

ANALISIS SISTEM INFORMASI PEMBUKAAN REKENING GIRO POS MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK

(STUDI KASUS DI PT.POS INDONESIA (PERSERO) CABANG GARUT)

LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek

Oleh: RIDWAN SETIAWAN (0706073)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT 2011

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS SISTEM INFORMASI PEMBUKAAN REKENING GIRO POS MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK (STUDI KASUS DI PT.POS INDONESIA (PERSERO) CABANG GARUT) Laporam kerja peraktek ini telah dibaca dan disetujui oleh komisi pembimbing untuk diajukan dalam sidang kerja peraktek Sekolah Tinggi Teknologi Garut Oleh: RIDWAN SETIAWAN NRP. 0706073

Menyetujui: Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

H. Eko Retnadi, M. Kom NIDN : 0410086401

Roni Santika NIPPOS : 974369846

Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Informatika

H. Abdusi Syakur Amin, Ir. M. Eng. Ph. D NIDN : 040616801

Ridwan Setiawan, 0706073 Analisis Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos Menggunakan Metode Berorientasi Objek (Studi Kasus di PT.POS Indonesia (Persero) Cabang Garut). Di bawah bimbingan H. Eko Retnadi, M. Kom. 84 Halaman + xi /56 Gambar/17 Tabel/10 Pustaka (1999 2005)/3 Lampiran ABSTRAK PT.POS Indonesia Cabang Garut sebagai salah satu BUMN yang bergerak dibidang pelayanan barang dan jasa merupakan salah satu perusahaan yang dalam aktifitas bisnisnya sudah menerapkan kecanggihan dari teknologi informasi yang sudah berbasiskan komputer baik berupa produk sistem informasi secara on-line maupun offline. Pelayanan PT.POS Cabang Garut semakin lama semakin baik mutunya sehingga dapat melahirkan pelayanan baru dan terkomputerisasi diantaranya adalah pengiriman dokumen dan barang dengan layanan POS Express, rekening tabungan Giro Pos, pembayaran pajak, Pembayaran telepon seluler, Western Union, dan sebagainya. Tujuan dari analisis sistem informasi pembukaan rekening Giro Pos ini adalah untuk menganalisis sistem tersebut dari sisi current systemnya dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah Giro Pos dalam melakukan proses pembukaan rekening Giro Pos. Proses analisis pada kerja praktek ini menggunakan pendekatan berorientasi objek yang terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut: identifikasi aktor, activity diagram, use case diagram, sequence diagram, dan class diagram. Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang telah berjalan di PT.POS Indonesia Cabang Garut, proses pembukaan rekening Giro Pos sudah berjalan dengan cukup baik dan dapat mengakomodasi kebutuhan dari pengguna sistem kendati demikian masih ada kekurangan yang ditemukan, selain itu penggunaan pendekatan berorientasi objek dinlai cukup mudah dan cepat dalam menganalisis suatu sistem.

Kata Kunci : Giro Pos, Analisis, Sistem, Informasi, Objeck Oriented.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada dzat yang maha segalanya Allah SWT yang masih melimpahkan rahmat dan karunia-Nya hingga saat ini sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Shalawat serta salam tak lupa penyusun curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, tabiin dan itbauttabiin sehingga sampai kepada kita. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG). Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penyusun banyak sekali mendapatkan bantuan, dorongan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penyusun sampaikan kepada yang terhormat : 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak henti-henti memberikan doa dan dorongan baik secara moril maupun materil sejak penyusun dilahirkan hingga saat ini, semoga apa yang telah diberikan oleh beliau menjadikan ibadah serta amalan shaleh dihadapan Allah SWT, Amin. 2. Tetehku, Kaka ipar dan adik adikku tersayang, A Purwa, Teh Nisa, Fikri, Rizal dan, yang telah menjadi motivasi penyusun dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini. 3. Keponakanku De Adlin yang selalu menghibur dengan tingkah lucunya yang membuat tersenyum disaat penulis menemukan kejenuhan. 4. Adikku Isma yang selalu memotivasi saat kakanya drop, makasih atas dukungannya dan semoga lancar kuliahnya. 5. Bapak Prof. Dr. HM Ali Ramdhani, STP, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut, yang selalu menjadi inspirasi serta motivasi bagi penyusun untuk menjadi orang yang sukses.

ii

6. Bapak H. Abdusi Syakur Amin, Ir. M. Eng. Ph. D, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika. 7. Bapak Rd. Erwin Gunadhi, Ir. M.T, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika dan Koordinator Kerja Praktek. 8. Bapak H. Eko Retnadi, M. Kom selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, Terima kasih banyak Pak, atas nasehat, masukan, bimbingan serta motivasinya yang sangat berguna dan menjadi pemicu terselesainya laporan ini. 9. Bapak Roni Santika, selaku pembimbing lapangan di PT. POS Persero Garut yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam melaksanakan kerja peraktek. 10. Sobat sobat The Geng @-six, Adul, Acot, Apih, Atonk dan Adun yang selalu menjadi tempat sharing serta memberi keceriaan dan inspirasi di kampus STTG tercinta. 11. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Informatika Angkatan 2007 kelas A dan B, yang telah memberikan motivasi demi selesainya laporan kerja praktek ini. 12. Adik adik kelasku yang telah memberikan dukungannya, semoga kalian sukses menghadapi perjuangan yang akan datang. 13. Seluruh staf dosen dan civitas akademika di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah menyempatkan waktunya untuk membaca laporan kerja praktek ini. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saran kritik dan koreksi pembaca sangat penyusun harapkan. Harapan penyusun, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi amalan baik bagi penyusun. Amin. Garut, Maret 2011

Penyusun

iii

DAFTAR ISI Halaman Abstark .......................................................................................................... Kata Pengantar ............................................................................................... i ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iv Daftar Gambar ............................................................................................... viii Daftar Tabel ................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.4 Batasan Masalah ...................................................................... 1.5 Kerangka Pemikiran ................................................................. 1.6 Metodologi Penelitian .............................................................. 1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data ...................................... 1.6.2 Metode Analisis ............................................................. 1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... BAB II LANDASA TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi .............................................. 2.1.1 Definisi Sistem ............................................................... 9 9 1 4 4 5 5 6 6 7 8 xi

2.1.1.1 Karakteristik Sistem ......................................... 10 2.1.1.2 Klasifikasi Sistem ............................................. 11 2.1.2 Definisi Informasi .......................................................... 12 2.1.2.1 Siklus Informasi ............................................... 14 2.1.2.2 Kualitas Informasi ............................................ 14 2.1.3 Definisi Sistem Informasi ............................................... 15 2.1.3.1 Komponen Sistem Informasi ............................ 16 2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi ........................... 17

iv

2.2.1 Definisi Manajemen ....................................................... 17 2.2.1.1 Tingkat Manajemen .......................................... 18 2.2.2 Definisi Manajemen Sistem Informasi ............................ 19 2.2.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi. 20 2.3 Konsep Dasar Data .................................................................. 21 2.3.1 Definisi Data .................................................................. 21 2.3.2 Jenis Data ...................................................................... 21 2.3.3 Sumber Data .................................................................. 22 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 Hubungan Informasi Dengan Manajemen ................................ 23 Analisis Sistem Informasi ........................................................ 24 Pengertian Metodologi Berorientasi Objek .............................. 26 Karakteristik Sistem Berorientasi Objek .................................. 26 Konsep Dasar Pemodelan Berorientasi Objek .......................... 27 Metode Analisis Berorientasi Objek (OOA-Object Oriented Analysis) ................................................................................. 32 2.9.1 Unified Approach (UA) ................................................. 32 2.9.1.1 Identifikasi Aktor ............................................. 34 2.9.1.2 Analisis Bisnis Proses ....................................... 35 2.9.1.3 Identifikasi Use Case ........................................ 36 2.9.1.4 Pemodelan Interaksi Menggunakan Interaction Diagram ........................................................... 37 2.9.1.5 Perancangan Kelas ........................................... 37 2.10 Unified Modelling Language (UML) ....................................... 38 2.10.1 Sejarah UML ................................................................ 38 2.10.2 Definisi Unified Modelling Language ........................... 39 2.10.3 View Dalam UML ........................................................ 40 2.10.4 Diagram-diagram Unified Modelling Language ............ 41 2.10.4.1 Class Diagram .............................................. 43 2.10.4.2 Use Case Diagram ........................................ 48 2.10.4.3 Sequence Diagram ........................................ 50 2.10.4.4 Activity Diagram .......................................... 52 2.11 Perangkat Lunak Pendukung ................................................... 53

2.11.1 Rational Rose .............................................................. 53 BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ...................................................... 55 3.1.1 Identifikasi Aktor ........................................................... 55 3.1.2 Pengembangan Activity Diagram .................................... 57 3.1.3 Pengembangan Use Case ............................................... 61 3.1.3.1 Use Case Costumer Service Login .................... 63 3.1.3.2 Use Case Input Data Nasabah Perorangan ........ 64 3.1.3.3 Use Case Input Data Nasabah Lembaga ........... 65 3.1.3.4 Use Case Keluar Form Pembuatan Rekening .... 66 3.1.3.5 Use Case Pembuatan Laporan .......................... 67 3.1.4 Pengembangan Interaction Diagram ............................... 68 3.1.4.1 Sequence Diagram Costumer Service Login ..... 69 3.1.4.2 Sequence Diagram Input Data Pembuatan Rekening Perorangan ....................................................... 70 3.1.4.3 Sequence Diagram Input Data Pembuatan Rekening Lembaga .......................................................... 70 3.1.4.4 Sequence Diagram Keluar Form Pembuatan Rekening .......................................................... 71 3.1.4.5 Sequence Diagram Pembuatan Laporan ............ 71 3.1.5 Perancangan Kelas Pada Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos ......................................................... 72 3.1.5.1 Identifikasi Kelas............................................... 72 3.1.5.2 Identifikasi Relationship ................................... 78 3.1.5.3 Identifikasi Attributes ....................................... 78 3.1.5.4 Identifikasi Methods .......................................... 80 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 4.2 Kesimpulan ............................................................................. 83 Saran ....................................................................................... 84

vi

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

vii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... Gambar 1.2 Tahap Analisis UA ..................................................................... 6 7

Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem ................................................................ 10 Gambar2.2 Karakteristik Suatu Sistem ........................................................... 11 Gambar 2.3 Siklus Informasi .......................................................................... 14 Gambar 2.4 Pilar Kualitas Informasi .............................................................. 15 Gambar 2.5 Tingkat Manajemen .................................................................... 19 Gambar 2.6 Pengelompokan data ................................................................... 22 Gambar 2.7 Kebutuhan Informasi Sesuai Tingkatan Manajemen .................... 24 Gambar 2.8 Simbol Aktor ............................................................................. 28 Gambar 2.9 Contoh Simbol Kelas .................................................................. 29 Gambar 2.10 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya ......................................... 30 Gambar 2.11 Cotoh Kelas dan Operasi-operasinya ......................................... 30 Gambar 2.12 Simbol Paket ............................................................................ 30 Gambar 2.13 Contoh Kelas Mahasiswa dengan Visibilitynya ....................... 31 Gambar 2.14 Asosiasi Antara Pegawai dengan Perusahaan ........................... 31 Gambar 2.15 Contoh Agregasi ...................................................................... 32 Gambar 2.16 Contoh Generalisasi ................................................................. 32 Gambar 2. 17 Tahap Analisis Unified Approach (UA) ................................... 33 Gambar 2.18 Activity Diagram (AD) menunjukan beberapa aktivitas dilakukan aktor .............................................................................................................. 36 Gambar 2.19 Contoh Use case diagram pada sistem perpustakaan .................. 37 Gambar 2.20 Tiga kategori kelas .................................................................... 38 Gambar 2.21 Unsur-unsur pembentuk UML .................................................. 39 Gambar 2.22 Model 4+1 View ....................................................................... 40 Gambar 2.23 Klasifikasi Jenis Diagram UML Versi 1.3 ................................. 41 Gambar 2.24 Diagram Kelas ......................................................................... 45 Gambar 2.25 Contoh Generalisasi .................................................................. 46

viii

Gambar 2.26 Contoh Aggregasi ..................................................................... 47 Gambar 2.27 Contoh Asosiasi ........................................................................ 47 Gambar 2.28 Asosiasi dengan Multiplisitas .................................................... 48 Gambar 2.29 Simbol Use Case Diagram ........................................................ 48 Gambar 2.30 Contoh Kondisi Uses ................................................................ 49 Gambar 2.31 Contoh Kondisi Extends ........................................................... 49 Gambar 2.32 Contoh Use Case Diagram ....................................................... 50 Gambar 2.33 Contoh Sequence Diagram ....................................................... 52 Gambar 2.34 Tampilan Awal Rational Rose ................................................... 54 Gambar 3.1 Tahapan Analisis UA .................................................................. 55 Gambar 3.2 Activity Diagram untuk Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos ................................................................................................................. 58 Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Proses Login .......................................... 59 Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Proses Input Data Nasabah Perorangan... 59 Gambar 3.5 Activity Diagram untuk Proses Input Data Nasabah Lembaga..... 60 Gambar 3.6 Activity Diagram untuk Proses Keluar Form Pembuatan Rekening 60 Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan Laporan .................... 61 Gambar 3.8 Use Case Login ........................................................................... 61 Gambar 3.9 Use Case Input Data Nasabah Perorangan ................................... 62 Gambar 3.10 Use Case Input Data Nasabah Lembaga .................................... 62 Gambar 3.11 Use Case Keluar Pembuatan Rekening ...................................... 62 Gambar 3.12 Use Case Pembuatan Laporan ................................................... 63 Gambar 3.13 Sequence Diagram untuk Costumer Service Login .................... 69 Gambar 3.14 Sequence Diagram untuk Input data Pembuatan Rekening Perorangan ..................................................................................................... 70 Gambar 3.15 Sequence Diagram untuk Input data Pembuatan Rekening Lembaga......................................................................................................... 70 Gambar 3.16 Sequence Diagram untuk keluar dari Form Pembuatan Rekening 71 Gambar 3.17 Sequence Diagram untuk Pembuatan Laporan ........................... 71 Gambar 3.18 Relasi Diagram Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos ....................................................................................................................... 78

ix

Gambar 3.19 Attributes Class Diagram Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos ......................................................................................................... 80 Gambar 3.20 Methods Class Diagram Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos ......................................................................................................... 81

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Notasi pada Class Diagram ............................................................. 43 Tabel 2.2 Notasi Multiplisitas ........................................................................ 48 Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram ............................................................... 49 Tabel 2.4 Notasi Sequence Diagram .............................................................. 51 Tabel 2.5 Notasi Activity Diagram ................................................................. 53 Tabel 3.1 Identifikasi Aktor dengan Aktivitasnya ........................................... 56 Tabel 3.2 Skenario untuk use case Costumer Service Login .......................... 63 Tabel 3.3 : Skenario untuk use case Input Data Nasabah Perorangan ............ 64 Tabel 3.4 : Skenario untuk use case Input Data Nasabah Perorangan ............. 65 Tabel 3.5 : Skenario untuk use case Keluar Form Pembuatan Rekening ......... 66 Tabel 3.6 Skenario untuk use case Pembuatan Laporan .................................. 67 Tabel 3.7 Kandidat Kelas ............................................................................... 73 Tabel 3.8 Eliminasi Kandidat Kelas ............................................................... 73 Tabel 3.9 Kandidat kelas dengan kategori kelas ............................................. 74 Tabel 3.10 Identifikasi Kelas Redundant ........................................................ 75 Tabel 3.11 Deskripsi Kelas ............................................................................ 76 Tabel 3.12 Keterhubungan (relationship) antar kelas ..................................... 78

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat dewasa ini membawa pengaruh yang besar terhadap kemajuan organisasi di berbagai bidang, dimana Informasi sudah menjadi kebutuhan primer baik bagi individu ataupun organisasi. Dimana Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya(Jogiyanto, 1999). Informasi pada sebuah organisasi diperoleh dari system informasi dimana Sistem informasi didefinisikan: Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan(Jogiyanto, 1999). Keterkaitan perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komputer dengan penerapan sebuah sistem informasi pada saat ini semakin banyak digunakan oleh Instansi dan Organisasi baik itu milik Swasta ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dimana penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi sehingga dapat bersaing dengan perusahaan yang lainnya. PT.POS Indonesia Cabang Garut merupakan salah satu instansi BUMN yang bergerak dibidang komunikasi dan jasa yang membantu pemerintah untuk melayani masyarakat dalam hal : pengiriman surat, barang, uang, menyalurkan uang pensiunan dan penjualan berbagai benda pos seperti perangko dan materai. Semunya itu masih dilayani secara manual atau belum terkomputerisasi. Sesuai dengan perkembangan waktu maka pelayanan di PT.POS Indonesia Cabang Garut pun semakin beragam jenisnya dan sudah mulai terkomputerisasi, yaitu dengan hadirnya Pelayanan SOPP (System On-line Payment Pos), Giro Online (Giro Pos), Transaksi Bank (bekerja sama dengan bank).

Salah satu pelayanan PT. POS adalah Giro Pos atau lebih dikenal dengan Giro Online, dimana giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka. Perbedaan tersebut termasuk jenis perbedaan sistem 'dorong dan tarik' (push and pull). Suatu cek adalah transaksi 'tarik' menunjukkan cek akan menyebabkan bank penerima pembayaran mencari dana ke bank sang pembayar yang jika tersedia akan menarik uang tersebut. Jika tidak tersedia, cek akan "terpental" dan dikembalikan dengan pesan bahwa dana tak mencukupi. Sebaliknya, giro adalah transaksi 'dorong': pembayar memerintahkan banknya untuk mengambil dana dari akun yang ada dan mengirimkannya ke bank penerima pembayaran sehingga penerima pembayaran dapat mengambil uang tersebut. Karenanya, suatu giro tidak dapat "terpental", karena bank hanya akan memproses perintah jika pihak pembayar memiliki daya yang cukup untuk melakukan pembayaran tersebut. Namun ini juga berarti pihak pembayar tidak mendapatkan keuntungan dari "float". Produk Giro yang dikeluarkan PT. POS selain digunakan seperti tabungan biasa untuk kepentingan pribadi juga sebagai alat bantu untuk pemerintah dalam menyalurkan dana untuk menggaji para tenaga relawan dan membantu pemerintah dalam memberikan bantuan operasional sekolah (BOS), dalam hal ini disebut kepentingan lembaga. Hingga akhir Januari 2011 jumlah nasabah Giro di PT. POS cabang garut mencapai 4955 Nasabah (Sumber: PT. POS Cabang Garut). Untuk membuka rekening Giro seperti umumnya pembukaan rekening biasa di bank, tetapi ada perbedaan dimana pada pembukaan giro, calon pembuka akan ditanya kepentingan membuka rekening giro tersebut, apakah untuk kepentingan pribadi atau kepentingan lembaga. Adapun prosedur secara umum dalam pembukaan rekening giro adalah : 1. Pemohon mendatangi kantor pos.

2. Pemohon mengajukan permohonan pembukaan rekening 3. Pegawai Pos menanyakan tujuan pembukaan rekening, apakah untuk perorangan atau lembaga. 4. Pemohon memberikan alasan/tujuan pembukaan rekening dan pegawai POS memberikan formulir pendaftaran sesuai dengan jenis pembukaan rekening. 5. Pemohon mengisi formulir pendaftaran 6. Pemohon menyerahkan data identitas dan persyaratan yang dibutuhkan. 7. Jika data belum memenuhi persyaratan, maka pembukaan rekening gagal, dan pemohon dipersilahkan mengulang kembali atau kembali lagi dan membawa persyaratan yang komplit, jika data terpenuhi maka lanjut ke proses selanjutnya. 8. Pegawai pos memproses data. 9. Pemohon membayar setoran untuk saldo awal di teller. 10. Rekening siap dan buku rekening diberikan. Dalam proses pembukaan rekening Giro Pos, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan, diantaranya: 1. Setelah pemohon melakukan pengisian formulir pendaftaran, dan costumer service mengisi data dan menyetujui pembukaan rekening, pemohon yang telah menjadi nasabah diharuskan melakukan pembayaran di teller (di tempat yang berbeda), sehingga waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan rekening menjadi bertambah. 2. Penggunaan sistem aplikasi yang berbeda antara transaksi dan pembukaan rekening, menjadi salah satu masalah dalam pelayanan nasabah baru, dimana penggunaan sistem yang terpisah mengurangi dari tujuan sistem informasi dalam masalah waktu. Dalam menganalisis perangkat lunak atau sistem informasi diperlukan suatu pendekatan yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah, diantaranya adalah pendekatan klasik atau konvensional, pendekatan prosedural, dan pendekatan berorientasi objek. Diantara semua pendekatan, pendekatan yang terbaru dan popular saat ini yaitu pendekatan berorientasi objek. Pendekatan ini merupakan suatu teknik yang memusatkan rancangan pada objek dan antar muka yang dihasilkan. Objek adalah

entity yang berisi data atau variabel dan tingkah laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang menggambarkan aksiaksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method. Kenyataannya, perancangan berorientasi objek sama seperti pendekatan lainnya memerlukan suatu pemodelan untuk menggambarkan sistem yang sedang ditinjau secara keseluruhan. Sistem yang besar dan sangat komplek memerlukan suatu teknik pemodelan dan visualisasi yang baik. Terdapat beberapa faktor berhasilnya suatu perancangan dan pengembangan sistem, salah satu faktor yang sangat penting adalah pemakaian bahasa pemodelan yang tepat. Sehubungan dengan penjelasan di atas, penyusun tertarik untuk menggunakan Unified Modeling Language (UML) dalam sistem yang berorientasi objek ke dalam penelitian kerja praktek yang dilakukan di PT.POS Indonesia (Persero). Dalam penelitian ini penyusun mengambil judul ANALISIS SISTEM INFORMASI PEMBUKAAN REKENING GIRO POS MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK (STUDI KASUS DI PT.POS INDONESIA (PERSERO) CABANG GARUT). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi. Adapun permasalahan tersebut yaitu pada proses penyetoran untuk saldo awal, dimana pada prosesnya: 1. Nasabah harus berpindah tempat dalam melakukan transaksi dikarenakan pengunaan sistem yang berbeda dalam pembukaan rekening dan penyetoran saldo. 2. penggunaan sistem yang berbeda mengurangi waktu dalam pelayanan kepada nasabah, dan mengurangi nilasi dari sistem informasi yang harusnya efektiv dan efisien. 1.3 Tujuan penelitian Melalui kegiatan analisis tujuan dari kerja peraktek ini adalah:

1. Untuk menganalisis Sistem Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro di PT.POS Indonesia Cabang Garut dan mencari kelemahannya dan menyarankan perbaikan pada sistem yang ada. 2. Untuk mengetahui sejauh mana Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro di PT.POS Indonesia Cabang Garut dapat melayani masyarakat dengan baik dalam melakukan transaksi. 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah supaya pembahasan tidak melebar ke pembahasan yang lain dan tertuju ke materi yang dibahas, dalam laporan kerja praktek ini batasan masalah dibatasi sebagai berikut : 1. Sistem Informasi yang diteliti adalah Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro di PT Pos Indonesia cabang Garut. 2. Menganalisis proses-proses yang terlibat dalam Sistem Informasi Pembukaan rekening Giro di PT.Pos Indonesia Cabang Garut. 3. Pemodelan yang digunakan adalah Unified Modelling Languge (UML). 4. Metode analisis yang digunakan yaitu pendekatan berorientasi objek menggunakan dengan Unified Approach (UA). 1.5 Kerangka Pemikiran

1. Studi Pendahuluan, teknik dalam meninjau suatu objek kerja praktek. 2. Studi Kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini. 3. Analisis, yaitu proses pengumpulan data dan menganalisis sistem yang berjalan dengan menggunakan Unified Approach(UA).. 4. Kesimpulan, yaitu menjelaskan tentang usulan hasil akhir dari kerja praktek yang telah dilakukan dan bisa diterapkan pada instansi yang bersangkutan.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi pengumpulan data merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses analisis dan pengembangan sistem. Ada pun metode yang di gunakan pada penelitian kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1.6.1 Metode Pengumpulan Data : 1. Teknik Wawancara Melakukan tanya jawab secara langsung kepada staff pekerja ahli dalam bidang Teknologi Informasi (TI) di PT.Pos Indonesia Cabang Garut. 2. Studi Dokumentasi Mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 3. Observasi Mengamati kinerja perusahaan, mempelajari bagaimana proses sistem informasi data yang sedang berjalan, sehingga peneliti bisa mengetahui sejauh mana kelancaran kinerja yang ada dan dapat mengetahui informasi-informasi apa saja yang dihasilkan dan informasi apa yang akan diidentifikasi. 4. Studi Kepustakaan Mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan dengan masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian.

1.6.2 Metode Analisis Metode analisis yang akan digunakan yaitu pendekatan berorientasi objek dengan Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah diperkenalkan oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi UA dari Ali Bahrami (1999) adalah sebagai berikut:

Gambar 1.2 Tahap Analisis UA (Bahrami, 1999) Keterangan: Identifikasi Aktor Tahap mengidentifikasi aktor yang akan berinteraksi dengan sistem. Pengembangan Diagram Use Case dan Diagram Aktifitas Tahap yang menggambarkan alur kerja sistem dalam diagram aktifitas dan menggambarkan interaksi antara user dengan sistem dalam diagram use case Pengembangan Diagram Interaksi Diagram interaksi yang digunakan adalah sequence diagram, dalam diagram ini digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan yang dikirimkan dari objek yang satu ke objek yang lain. Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method Proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem berdasarkan proses sebelumnya. Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya.

Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka tahap analisis selesai. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan Kerja Praktek ini terdiri dari empat bab, agar lebih dipahami dari bab-bab tersebut, maka pada penulisan sistematika pembahasan ini dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika dari penulisan ini. BAB II LANDASAN TEORI Berisikan teori yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, diantaranya definisi dari sistem informasi, definisi managemen sistem informasi, konsep, hubungan informasi dengan manajemen, analisis sistem informasi, pengertian metodologi berorientasi objek, karakteristik sistem berorientasi objek, konsep dasar pemodelan berorientasi objek, metode analisis berorientasi objek (ooa-object oriented analysis), unified modelling language (uml), perangkat lunak pendukung rational rose. BAB III ANALISIS SISTEM Pada bab ini menerangkan analisis terhadap sistem yaitu mengenai identifikasi masalah, pemodelan dan analisis pada Sistem Pembukaan Rekening Giro di PT.POS Indonesia Cabang Garut. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan masalah yang telah dilakukan sebelumnya, serta saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi pihak PT.POS Indonesia Cabang Garut. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Pengembangan Sistem ditentukan oleh pemahaman tentang konsep dasar mengenai sistem, juga disertai dengan pemahaman tentang teknik-teknik, konsep, dan aturan dalam pengembangan sebuah sistem. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu, (Jogiyanto, 1999). Pengertian sistem yang pertama lebih menekankan pada prosedur, sedangkan pengertian sistem yang kedua lebih menekankan pada komponen atau elemennya. Tetapi kedua pengertian atau definisi dari sistem ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan cara kerja yang juga saling berinteraksi. Suatu sistem dapat terdiri dari empat elemen subsistem, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem. Elemen-elemen tersebut yaitu: 1. Masukan Kumpulan data transaksi ke kesebuah pengolahan data medium, contohnya penyortiran data (surat keluar dan surat masuk). 2. Pengolahan untuk mengelola surat keluar dan surat masuk pengolahannya dilakukan dengan cara manual, seperti mengelompokkan data (surat keluar dan surat masuk) kedalam group berdasarkan ciri surat, no urut surat dan sebagainya. 3. Keluaran menampilkan hasil yang didapat dari kegiatan sebelumnya berupa informasi yang dibutuhkan seperti menampilkan laporan (surat keluar dan surat masuk).

2.1.1 Definisi Sistem

10

4. Umpan Balik/Kontrol terdiri dari usul perbaikan yang diberikan oleh unit pengawasan mutu dari instansi yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem (Amsyah, 2005) 2.1.1.1 Karakteristik Sistem Ada beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu sistem yaitu adanya komponen-komponen sistem, batasan-batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan sistem, keluaran sistem, pengolahan sistem dan sasaran atau tujuan sistem (Jogiyanto, 1999). Suatu sistem mempunyai karakterisitik atau sifat-sifat tertentu, yaitu : 1. Komponen Sistem (component) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling kerjasama membentuk satu kesatuan. 2. Batasan Sistem (Boundary) Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. 3. Subsistem Bagian-bagian dari sistem yang beraktuvitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing masing. 4. Lingkungan Luar Sistem (Environments) Apapun diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi. 5. Penghubung Sistem (Interface) Merupakan media penghubung antara sub sistem dengan sistem lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 6. Masukan Sistem (Input) Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang

11

dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, dan dapat berupa masukan sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. 7. Keluaran Sistem (Output) Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. 8. Pengolahan Sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. 9. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Gambar2.2 Karakteristik Suatu Sistem (Jogiyanto, 1999). 2.1.1.2 Klasifikasi Sistem Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 1999): 1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).

12

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. 2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system)dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang manusia dengan melibatkan interaksi antara dengan mesin seperti sistem informasi. 3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system ) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya, bekerja secara otomatis tanpa ada turut camput tangan dari pihak luarnya. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan linkungan luarnya, sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan atau subsistem yang lainnya. 2.1.2 Definisi Informasi Definisi informasi menurut Amsyah (2005) :Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. Sementara Jogiyanto (1999) mendefinisikan : Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang setelah diolah atau diproses, menghasilkan informasi yang memiliki nilai dan lebih bermanfaat bagi penggunanya.

13

Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Berdasarkan pada bentuknya, informasi dapat dibedakan menjadi : 1. Informasi Uraian Informasi Uraian adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian cerita yang panjang atau singkat yang berisikan kalimat-kalimat yang singkat dan jelas. Informasi ini bisa dalam bentuk laporan, notulen, surat atau memo. 2. Informasi rekapitulasi Informasi rekapitulasi adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari suatu perhitungan (kalkulasi) atau gabungan perhitungan yang berisikan angkaangka yang disajikan dalam bentuk kolom-kolom. Contohnya neraca, kuitansi, rekening, daftar pembelian. 3. Informasi Gambar (Bagan) Informasi Gambar (Bagan) adalah informasi yang di buat dalam bentuk gambar atau bagan, misalnya gambar konstruksi dan bagan organisasi. 4. Informasi Model Informasi Model adalah informasi dalam bentuk formulir dengan modelmodel yang dapat memberikan nilai ramalan atau prediksi dan nilai-nilai lain seperti nilai hasil pemecahan persoalan yang optimal sebagai alternatif bagi pembuatan keputusan. 5. Informasi Statistik Informasi statistik adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka yang ditunjukkan dalam bentuk grafik atau tabel. 6. Informasi Formulir Informasi formulir adalah informasi yang di buat dalam bentuk formulir dengan format (kolom) isian yang sudah ditentukan dan yang disesuaikan dengan keperluan kegiatan masing-masing. 7. Informasi Animasi Informasi animasi adalah informasi dalam bentuk gambar animasi dengan suara dan video. Informasi ini dapat juga disebut informasi multimedia. 8. Informasi Simulasi Informasi simulasi adalah informasi mengenai suatu kegiatan nyata pada suatu situasi atau peralatan yang di buat dalam bentuk serupa tetapi dengan

14

ukuran kecil atau dengan layar komputer menjadi mirip seperti ukuran sebenarnya. Misalnya simulasi untuk pendidikan pilot pesawat terbang dengan perangkat lunak khusus. 2.1.2.1 Siklus Informasi Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan nama siklus pengolahan data.

Gambar 2.3 Siklus Informasi (Jogiyanto, 1999). Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. 2.1.2.2 Kualitas Informasi Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu (Jogiyanto, 1999): 1. Informasi harus akurat (accurate) Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke

15

penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat pada waktunya (timeliness) Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal. 3. Relevan (relevance) Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar:

Gambar 2.4 Pilar Kualitas Informasi (Jogiyanto, 1999). 2.1.3 Definisi Sistem Informasi Dari beberapa definisi mengenai sistem dan informasi yang telah dijelaskan diatas, maka Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut: Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Jogiyanto, 1999). Sistem informasi merupakan suatu sistem yang saling barkaitan dan berintegrasi satu sama lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi untuk

16

mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Kegiatan di Sistem Informasi mencakup (Jogiyanto, 1999): 1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses. 2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah. 3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut. 4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Kontrol, ialah suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 2.1.3.1 Komponen Sistem Informasi Dalam sebuah sistem informasi terdapat komponen-komponen yang berfungsi sebagai pendukung, komponen-komponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 1999): 1. Manusia,yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem infomasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi. Seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya. 2. Perangkat Keras(Hardware), mencakup berbagai paeranti fisik seperti komputer dan printer. 3. Perangkat Lunak (Software) atau program, merupakan kumpulan perintah/ instruksi/ fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu, yang memungkinkan perangkat keras memproses data. 4. Basis data (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 5. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. Seperti dokumentasi prosedur/ proses sistem, buku penuntun operasional (aplikasi) dan teknis.

17

6. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai. 2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi 2.2.1 Definisi Manajemen Secara operasional manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut: Manajemen adalah Proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan, menyederhanakan, dan mensinkronisasikan sumber daya manusia, material, dan metode dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, pengawasan, dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif, (Amsyah, 2005). Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok adalah: a. Perencanaan Berkaitan dengan penyusunan dan penjabaran tujuan serta menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan. b. Pengorganisasian Berkaitan dengan pengelompokan personel serta tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya. c. Pengaturan personel Berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel. d. Pengarahan Berkaitan dengan kegiatan melakukan intruksi tugas-tugas. e. Pengawasan Berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai dan melakukan koreksi-koreksi.

18

2.2.1.1 Tingkat Manajemen Pengolahan data dan informasi dilakukan sesuai dengan keperluan manajemen sebagai proses kegiatan dan keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Maka dari itu, dalam organisasi terdapat tingkatan-tingkatan manajemen sebagai ukuran tinggi rendahnya tingkat kelompok pimpinannya. Karena organisasi terbagi dalam unit-unit kerja maka tingkatan tersebut merupakan juga tingkat unit kerja. Tingkat tersebut umumnya terdiri dari (Amsyah, 2005): 1. Manajemen Lini Atas (Top Management) Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara umum dan menyeluruh. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan organisasi lain dan masyarakat. 2. Manajemen Lini Tengah (Middle Management) Manajemen lini tengah ini bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan dengan kegiatan-kegiatan pengawasan menggerakkan organisasi mencapai sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah-masalah pelatihan personel, pertimbangan terhadap personel, pengadaan peralatan dan bahan, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis dalam mencapai keberhasilan kinerja. 3. Manajemen Lini Bawah (Lower Management) Pada manajemen lini bawah terdapat jumlah manajer yang banyak sesuai dengan bentuk piramida organisasi yang makin membesar ke bawah. Tingkat ini disebut juga tingkat manajemen operasional. Tugas pentingnya adalah mengawasi dan mengatur personel berketerampilan teknis atau karyawan biasa. Secara umum tugas dan pekerjaan ketiga tingkat manajemen tersebut dapat digambarkan seperti berikut :

19

Gambar 2.5 Tingkat Manajemen (Amsyah, 2005) 2.2.2 Definisi Manajemen Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi (MSI) berasal dari kata Management of Information System yang lazim disingkat MSI. Adapun definisi dari MSI adalah: MSI adalah mata kuliah yang mempelajari cara-cara mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen, (Amsyah, 2005). Menurut Barry E. Cushing : Suatu SIM adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal didalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian (Jogiyanto, 1999). Menurut Gordon B. Davis : SIM adalah sistem manusia/mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi( Jogiyanto, 1999). Dari definisi diatas maka dapat dirangkum bahwa sistem informasi dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen dengan komponen manusia/mesin dan sumber daya di dalamnya dan ada data yang diolah untuk menjadi informasi yang berguna dimana tujuan dari organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif maka disebut Manajemen Sistem Informasi (MSI).

20

2.2.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi Pekerjaan MSI berkembang melalui empat proses sesuai dengan perkembangan alat pengolah data, yaitu zaman MSI (Amsyah, 2005): 1. Dikerjakan secara manual. 2. Dikerjakan dengan alat mesin manual. 3. Dikerjakan dengan alat mesin elektrik. 4. Dikerjakan dengan elektrik (komputer). Pekerjaan MSI dimulai dari pengumpulan data yang dibuat atau terjadi karena adanya fakta. Fakta tersebut dicatat atau direkam pada komputer sehingga menghasilkan fakta yang disebut data. Data atau fakta tertulis otentik (asli) harus disimpan sebagai arsip (otentik) untuk keperluan pembuktian-pembuktian dan back-up baik sebagai bukti administratif ataupun sebagai bukti hukum tertulis bila terjadi kesalahan pada komputerisasi data bersangkutan untuk pengolahan menjadi informasi dalam pekerjaan sistem informasi. Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses transformasi, atau manipulasi data menjadi informasi. Bentuk pengolahannya dapat terdiri dari klasifikasi, sortir, kalkulasi, dan penyimpulan. Alat pengolahnya dapat dikelompokkan menjadi alat pengolah manual, mesin manual, mesin elektrik, dan komputer. Hasil pengolahan data adalah informasi yang berbentuk laporan, model deskriptif, dan bentuk statistik. Informasi kemudian dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan pada manajemen lini bawah umumya bersifat teknis, pada manajemen lini tengah umumnya bersifat taktis, dan pada manajemen lini atas umumnya bersifat strategis. Keputusan kemudian dioperasionalkan ke dalam bentuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Pada setiap kegiatan tersebut dilakukan juga kegiatan pengawasan. Kegiatan tersebut secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan, di mana setiap kegiatan memerlukan dukungan data dan informasi.

21

2.3 Konsep Dasar Data 2.3.1. Definisi Data Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media, (Amsyah, 2005). Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata, (Jogiyanto, 1999). Dalam konteks sistem informasi data di pandang sebagai keterangan yang masih mentah. Agar dapat digunakan untuk keperluan manajemen maka data harus diolah dulu ke dalam bentuk informasi yang sesuai dengan keperluan manajemen yang bersangkutan. Karena itu, sering dikatakan bahwa data adalah bahan yang masih mentah. Sedang arti data menurut isinya adalah keterangan atau bukti mengenai kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah. Data yang sudah diolah sesuai keperluan disebut informasi. Semua kegiatan memang memerlukan data, serta sebaliknya setiap pekerjaan juga akan menghasilkan data baik untuk keperluan unit kerjanya sendiri maupun untuk keperluan unit kerja lain, ataupun organisasi lain. 2.3.2. Jenis Data Dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unit-unitnya. Untuk keperluan penulisan data di kertas atau kartu dan pemasukan data ke komputer, maka data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Data statis Data statis adalah jenis data yang umumnya tidak berubah atau jarang berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi, atau tempat), kode-kode nomor ataupun alamat. 2. Data dinamis Data dinamis adalah jenis data yang selalu berubah baik dalam frekuensi waktu yang singkat atau agak lama dan lain-lain. Data tersebut sering dikatakan sebagai peremajaan data. Data tersebut misalnya, data tabungan, data gaji, data nilai mahasiswa, dan sebagainya.

22

Berdasarkan sifatnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data dengan hitungan bilangan. Misalnya 5 ekor, Rp.1000, satu juta, dan sebagainya. 2. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dihitung dengan hitungan bilangan, tetapi diukur dngan kata-kata bernilai. Misalnya banyak, sedikit, kecil, rendah, dan sebagainya. 2.3.3. Sumber Data Berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Data internal Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, yaitu oraganisasi pusat dan cabang-cabangnya. 2. Data eksternal Data eksternal adalah data yang berasal dari sumber-sumber yang berada di luar organisasi itu sendiri. Berdasarkan isinya maka baik data internal maupun data eksternal dapat dibagi menjadi empat kelompok.

Gambar 2.6 Pengelompokan data (Amsyah, 2005) 1. Data kegiatan Setiap organisasi mempunyai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan baik oleh perorangan maupun unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi bersangkutan. Kegiatan-kegiatan itu perlu direkam, untuk dipergunakan sebagai bahan pengingat, bukti, pengambil keputusan, laporan, informasi, penelitian, perencanaan, penilaian, pengawasan, dan lain-lain.

23

2. Data Hasil penelitian Hasil penelitian merupakan data yang penting bagi organisasi. Hasil penelitian cenderung disebut data, karena untuk dapat digunakan lebih lanjut oleh unitunit (fungsi) organisasi secara spesifik masih harus diubah terlebih dahulu bentuknya sesuai dengan keperluan. 3. Data lingkungan Data penting untuk keperluan pekerjaan manajer dalam membuat keputusan dan mengerjakan fungsi-fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan, penganggaran, pengawasan, evaluasi atau lain-lainnya, adalah data lingkungan. Pengertian data lingkungan ini sangat luas, yaitu mengenai semua bidang yang berkaitan dengan kegiatan organisasi dan yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. Data tersebut banyak terdapat pada media cetak seperti buku, buku referensi, majalah, koran, dan lain-lain. 4. Data peraturan Data penting lainnya yang sangat berguna sebagai alat bantu dalam pekerjaan manajemen dan pekerjaan operasional adalah bahan-bahan peraturan. 2.4 Hubungan Informasi Dengan Manajemen Untuk mencapai tujuan, tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan informasi internal. Dengan berkembang pesatnya teknologi alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan komunikasi, maka pekerjaan manajemen dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan informasi juga mengalami kemajuan pesat. Maka dari itu, sistem informasi mempunyai peranan penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat mengena dan berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Untuk maksud ini, maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan bagaimana

24

tipe keputusan yang diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang dibutuhkan oleh manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang dibutuhkan oleh manajemen. Tanpa dukungan informasi, manajemen suatu organisasi tidak akan dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Apalagi untuk mencapai sasaran yang efesien dan efektif. Pekerjaan penting dari MSI adalah terletak pada tujuan untuk menghasilkan informasi untuk tujuan manajemen. Adapun kebutuhan informasi berdasarkan tingkatan manajemen dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Top

TERSARING

Middle

TERINCI
Lower

Gambar 2.7 Kebutuhan Informasi Sesuai Tingkatan Manajemen (Jogiyanto, 1999). Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen, tipe informasi yang dibutuhkan berbeda. Untuk manajemen tingkat bawah, tipe informasinya adalah terinci (detail), karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatnya, tipe informasinya adalah semakin tersaring (terfilter) atau lebih ringkas. 2.5 Analisis Sistem Informasi Analisis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut : Analisis Sistem Informasi adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagianbagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan permasalahan, kesempatankesempatan, hambatanhambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan perbaikannya, (Jogiyanto, 1999).

25

Pada dasarnya, Analisis Sistem merupakan proses untuk memahami sistem yang ada, kemudian mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Analisis sistem memiliki tujuan untuk mengetahui sistem secara detail sebagai pedoman untuk melanjutkan proses pengembangannya. Dalam menganalisis suatu sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut (Jogiyanto, 1999): 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. - Mengidentifikasi penyebab masalah. - Mengidentifikasi titik keputusan - Personel-personel kunci 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. - Menentukan jenis penelitian. - Merencanakan jadwal penelitian. - Mengatur jadwal wawancara. - Mengatur jadwal observasi. - Mengatur jadwal pengambilan sample. - Membuat penugasan penelitian. - Membuat agenda wawancara. - Mengumpulkan hasil penelitian. 3. Analyze, yaitu menganalisis system. - Menganalisis kelemahan sistem. - Menganalisis kebutuhan informasi pemakai/manajemen 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis. Alasan yang melatar belakangi dilakukannya analisis sistem (Jogiyanto, 1999): 1. Problem Solving, dikarenakan sistem yang lama sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan, sehingga diperlukan pengembangan sistem yang baru. Hal ini memerlukan analisis sistem agar sistem yang baru dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan. 2. Adanya kebutuhan baru dalam lingkungan atau organisasi di tempat sistem berjalan yang memerlukan modifikasi untuk mendukung organisasi. 3. Meningkatkan kemampuan atau performansi sistem.

26

4. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan. 2.6 Pengertian Metodologi Berorientasi Objek Metodologi Berorientasi Objek atau object oriented merupakan suatu strategi pembangunan atau paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak yang memandang sistem sebagai kumpulan obyek-obyek diskrit yang saling berinteraksi. Yang dimaksud berorientasi objek adalah bahwa mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan obyek-obyek diskrit yang bekerja sama antara informasi atau struktur data dan perilaku (behavior) yang mengaturnya. Sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya serta dapat berinteraksi satu sama lainnya. 2.7 Karakteristik Sistem Berorientasi Objek Karakteristik yang dimiliki sebuah sistem berorientasi objek antara lain (Munawar, 2005): 1. Abstraksi (Abstraction) Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan. Atau secara sederhana dikatakan sebagai proses memilah beberapa attribut dan beberapa operasi suatu objek hanya sampai pada yang benar-benar diperlukan saja, dan membuang attribut dan operasi yang tidak diperlukan untuk persoalan yang dihadapi. 2. Pembungkusan (Encapsulation) Pembungkusan atribut data dan layanan (operasi-operasi) yang dipunyai objek, untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerja-nya. Dengan kata lain, menyembunyikan kompleksitas dari luar dan hanya membuka operasi-operasi yang diperlukan saja terhadap objek-objek lain. 3. Pewarisan (Inheritance)

27

Mekanisme yang memungkinkan suatu kelas mewarisi sebagian atau seluruh definisi ke objek lain sebagai bagian dari dirinya. 4. Pengiriman Pesan (message sending) Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dari satu objek ke objek lainnya. 5. Banyak Bentuk (Polymorphism) Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program. Atau dengan kata lain, polymorphism yaitu suatu operasi dengan nama yang sama, tetapi jika diberikan pada objek yang berbeda akan mengakibatan operasi yang berbeda. 6. Assosiasi (Association) Hubungan antar objek yang saling membutuhkan. Hubungan ini bisa satu arah ataupun lebih dari satu arah. Selain dengan sesama objek, sebuah class bisa juga berasosiasi dengan lebih dari satu class. Multiplicity adalah sebuah aspek yang penting dalam asosiasi antar objek. Ini berkaitan dengan sejumlah objek dalam satu class yang saling berasosiasi. 7. Aggregasi (Aggregation) Adalah bentuk khusus dari assosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek yang lain. Salah satu bentuk aggregasi yang melibatkan hubungan yang sangat erat antar objek dan komponen objek disebut composition. Kata kunci composition adalah komponen itu hanya bisa ada sebagai komponen pada objek composition. 2.8 Konsep Dasar Pemodelan Berorientasi Objek Terdapat beberapa konsep penting dalam pemodelan sistem informasi menggunakan pendekatan objek atau berorientasi objek, diantaranya: Aktor (Actor) Dalam pemodelan sistem dengan UML, aktor adalah seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Artinya, seorang aktor dapat mengirim atau menerima pesan dari dan ke sistem atau

28

merubah informasi yang dibutuhkan sistem. Aktor adalah sebuah class bukan sebagai objek. Komunikasi antara aktor dan sistem dilakukan dengan cara mengirim dan menerima pesan. Primary actor adalah seseorang atau sesuatu yang menggunakan fungsi utama dari sistem, sedangkan secondary actor adalah seseorang atau sesuatu yang menggunakan fungsi sekunder dari sistem. Aktor dalam use case dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.8 Simbol Aktor (Whitten, 2004). Actor terbagi pada empat macam tipe (Whitten, 2004): 1. Primary business actor (Pelaku Bisnis Utama) Stakeholder yang terutama mendapatkan keuntungan dari kegiatan transaksi dengan menerima nilai yang terukur dan terobservasi. 2. Primary system actor (Pelaku Sistem Utama) Stakeholder yang secara langsung dapat berhadapan dengan sistem untuk menginisiasi atau memicu kegiatan atau sistem. Pelaku sistem utama dapat berinteraksi dengan para pelaku bisnis utama untuk menggunakan sistem aktual. Mereka memfasilitasi kejadian dengan menggunakan sistem secara langsung demi mencapai keuntungan para pelaku bisnis utama. 3. External server actor (Pelaku server eksternal) Stakeholder yang melayani kebutuhan user. 4. External receiving actor (Pelaku penerima eksternal) Stakeholder yang bukan pelaku utama tetapi menerima output dari kegiatan transaksi. Objek (Object) Sebuah objek adalah sebuah penggambaran komputer dari beberapa kejadian di dunia nyata. Objek dapat berupa benda konkrit maupun hal-hal yang abstrak. Objek bisa berupa orang, tempat, kejadian, benda atau konsep-konsep lain yang ada di dunia nyata. Setiap objek memiliki identitas, keadaan dan perilaku. Identitas adalah sesuatu yang membedakan suatu objek dari objek lainnya sehingga masing-masing objek dapat dibedakan.

29

Setiap objek juga memiliki keadaan. Keadaan dari sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau himpunan dari yang menggambarkan objek tersebut. keadaan dinyatakan oleh nilai dari atribut objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain karakteristik objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain, dan identitas. Selain memiliki identitas dan keadaan, setiap objek memiliki perilaku yang mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak dan memberi reaksi. Perilaku sebuah objek dicerminkan oleh antarmuka dan metode dari objek tersebut. Objek-objek juga dapat saling berhubungan atau berinteraksi dengan objek yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena setiap objek memiliki antarmuka yang memfasilitasi terjadinya interaksi antar objek tersebut. Contoh dari objek : - Objek orang : saya, anda, kita dan lain-lain - Objek tempat : kampus, gedung, komputer dan lain-lain - Objek kejadian : kuliah, survei, pendaftaran dan lain-lain. Kelas (Class) Kelas adalah kumpulan dari objek yang didalamnya terdapat atribut dan operasi yang serupa. Dengan penggolongan objek-objek dalam suatu kelas kita bisa melakukan abstraksi masalah. Atribut dan nama kelas untuk beberapa objek yang sejenis dapat dituliskan sekali saja begitu juga dengan fungsi dan metode yang sama cukup dituliskan satu kali saja dan bisa digunakan ulang oleh objek yang termasuk kedalam kelas yang sama.
Boeing 737

Gambar 2.9 Contoh Simbol Kelas (Bahrami, 1999). Attribut Atribut adalah property dari sebuah kelas. Atribut ini menggambarkan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari kelas. Sebuah kelas mungkin akan mempunyai nol atau lebih atribut. Secara konvensi, jika nama atribut terdiri dari satu kata, maka ditulis dengan huruf kecil. Akan tetapi jika nama atribut

30

mengandung lebih dari suku kata maka semua suku kata digabungkan dengan kata pertama menggunakan huruf kecil dan awal suku kata berikutnya menggunakan huruf besar.

Gambar 2.10 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya (Bahrami, 1999). Operasi (Operation) Operasi adalah fungsi yang dapat diaplikasikan ke atau oleh suatu objek dalam kelas. Misalnya kelas window memiliki fungsi close, cancel, open dan lainlain. Operasi yang sama dapat diterapkan pada kelas yang berbeda.

Gambar 2.11 Cotoh Kelas dan Operasi-operasinya (Bahrami, 1999). Paket (Package) Paket adalah pengelompokan untuk menandakan kelompok suatu elemen model. Paket digunakan untuk mempermudah mengorganisasi elemen-elemen model. Sebuah paket dapat mengandung beberapa paket kelas lain didalamnya.

Gambar 2.12 Simbol Paket (Munawar, 2005). Kelas Objek (Object Class) Kelas terdiri dari beberapa objek yang memiliki atribut, operasi, semantik dan relationship yang sama. Kelas objek menggambarkan abstraksi dari suatu objek dalam implementasi. Dalam kelas objek terdapat istilah Derajat Pembungkusan (Visibility) operasi atau atribut yang terdiri dari (Munawar, 2005): a. Protected : operasi atau atribut yang tampak hanya oleh kelas itu sendiri, subkelas atau teman kelas tersebut. Visibility merupakan default dari sebuah

31

operasi yang kita buat. Visibility ini melindungi operasi dari penggunaan oleh kelas-kelas luar. Protected digambarkan dengan tanda (#). b. Public : operasi atau atribut dapat digunakan oleh kelas lain yang berhubungan dengan kelas tersebut. Digambarkan dengan tanda (+). c. Private : operasi atau atribut yang hanya bisa digunakan oleh kelas itu sendiri. Digambarkan dengan tanda (-).

Gambar 2.13 Contoh Kelas Mahasiswa dengan Visibilitynya (Munawar, 2005). Asosiasi Asosiasi adalah kelas-kelas yang terubungkan satu sama lain secara konseptual. Untuk menunjukan asosiasi ini bisa digunakan segitiga yang diarsir pada arah yang dituju. Asosiasi bisa digunakan untuk memodelkan relasi diantara objek-objek. Nama dari asosiasi memberi informasi secara tepat tentang relasi apa yang sedang dimodelkan. Di UML, ada relasi dengan perlakuan khusus yang disebut dengan bagian dari (part of) yang menangani antar objek-objek dimana salah satunya adalah bagian dari yang lain. Dengan kata lain sebuah objek terdiri atas objekobjek yang lain.
Pegawai Perusahaan

bekerja Gambar 2.14 Asosiasi Antara Pegawai dengan Perusahaan (Munawar, 2005). Agregasi Agregasi adalah terminology yang digunakan di UML untuk menjelaskan hal tersebut. Sebuah agregasi adalah kasus khusus dari asosiasi. Hal ini

32

disimbolkan dengan jajaran genjang yang diletakkan pada kelas yang mengandung objek.

Gambar 2.15 Contoh Agregasi (Munawar, 2005). Generalisasi Generalisasi digunakan untuk menjelaskan hubungan kesamaan diantara kelas. Objek-objek kelas bisa diatur secara hierarkis. Manfaat yang bisa diambil dengan cara ini diantaranya bisa menampilkan aspek-aspek perbedaan dari kondisi nyata yang ingin dipahami. Dengan menggunakan generalisasi bisa dibangun struktur logis yang bisa menampilkan derajat kesamaan atau perbedaan diantara kelaskelas.

Gambar 2.16 Contoh Generalisasi (Munawar, 2005). 2.9 Metode Analisis Berorientasi Objek (OOA-Object Oriented Analysis) 2.9.1 Unified Approach(UA) Untuk melakukan analisis sistem terdapat beberapa macam pendekatan, diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan berorientasi objek. Pendekatan konvensional terutama mengacu kepada strategi dekomposisi yang berdasar algoritma atau fungsional. Pendekatan ini telah berkembang meliputi seluruh tahap atau aktifitas proses rekayasa perangkat lunak dari mulai pemrograman dengan iterasi perbaikan, pemrograman terstruktur, ditambah

33

dengan perancangan terstruktur kemudian analisis terstruktur dan sebagainya. Sedangkan pendekatan berorientasi objek memusatkan pada rancangan pada objek dan antar muka yang dihasilkan. Objek adalah entiti yang berisi data atau variabel dan tingkah laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang menggambarkan aksi-aksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method. Unified Approach (UA) merupakan metode analisis berorientasi objek dari Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah diperkenalkan oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem. Analisis berorientasi objek dengan pendekatan UA (Unified Approach ) dari Ali Bahrami digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 2. 17 Tahap Analisis Unified Approach (UA) (Bahrami, 1999). Keterangan: 1. Identifikasi aktor Identifikasi aktor adalah tahap pertama yang penting dalam OOA. Istilah aktor merepresentasikan peran dari seorang user terhadap sistem. Kandidat aktor dapat ditemukan dengan mencari tahu siapa yang akan menggunakan sistem dan apa yang dilakukan aktor terhadap sistem. 2. Pengembangan Diagram Aktifitas dan Diagram Use Case Pada tahap ini akan digambarkan model aktifitas bisnis menggunakan diagram aktifitas UML untuk menggambarkan kinerja sistem. Dalam diagram aktifitas akan digambarkan alur kerja dari sistem. Dengan mengetahui alur kerja sistem

34

yang

ada,

dapat

dilakukan

pemodelan

diagram

use

case

untuk

menggambarkan interkasi user terhadap sistem. 3 Mengembangkan diagram interaksi Salah satu dari diagram interaksi adalah sequence diagram. Sequence diagram adalah suatu model untuk menggambarkan interaksi antar objek dalam sistem. Interaksi yang dilakukan oleh objek-objek tersebut dilakukan dengan cara satu objek mengirimkan pesan (message) kepada objek lain. Dalam tahap ini akan ditentukan rangkaian diagram aktifitas sistem yang sedang berjalan. 4. Identifikasi kelas Dari sequence diagram akan terlihat kelas-kelas apa saja yang ada dalam sistem. Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi kelas-kelas, relationship, atribut serta metode-metode yang digunakan pada setiap kelas. 5. Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya. Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka tahap analisis selesai. 2.9.1.1 Identifikasi Aktor Mengidentifikasi aktor merupakan hal penting dalam proses analisis sistem. Istilah aktor menunjukan sekumpulan pengguna yang beraktivitas pada sistem. Satu pengguna mungkin saja melakukan satu atu lebih aktivitas pada sistem. Dalam mengidentifikasi aktor mesti dipahami pula bagaimana aktor tersebut berinterakasi dengan sistem. (Bahrami, 1999). Aktor adalah sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Pelaku menginisiasi kegiatan sistem, yakni sebuah use case, dengan maksud melengkapi beberapa tugas bisnis yang menghasilkan sesuatu yang dapat diukur Whitten (2004). 1. Primary Business Actor (Pelaku Bisnis Utama) Stakeholder yang terutama mendapatkan keuntungan dari pelaksanaan use case dengan menerima nilai yang terukur atau terobservasi. Pelaku bisnis utama kemungkinan tidak menginisiasi kejadian bisnis. Sebagai contoh, dalam kejadian bisnis dari seorang karyawan yang menerima gaji (nilai terukur) dari

35

sistem penggajian setiap hari jumat, karyawan tidak menginisiasi kejadian itu, tetapi merupakan penerima utama dari sesuatu yang bernilai. 2. Primary System Actor (Pelaku Sistem Utama) Stakeholder yang secara langsung berhadapan dengan sistem untuk menginisiasi atau memicu kegiatan atau sistem. Pelaku sistem utama dapat berinteraksi dengan para pelaku bisnis utama untuk menggunakan sistem aktual. Mereka memfasilitasi kejadian dengan menggunakan sistem secara langsung demi mencapai keuntungan para pelaku bisnis utama. Contohnya operator telepon yang memberikan bantuan kepada pelanggan dan kasir Bank yang memproses transaksi Bank. Pelaku bisnis utama dan pelaku sistem utama kemungkinan memiliki persamaan, yaitu sama-sama pelaku bisnis yang berhadapan langsung dengan sistem, misalnya seorang yang melayani jasa penyewaan mobil via website. 3. External Server Actor (Pelaku Server Eksternal) Stakeholder yang melayani kebutuhan pengguna use case (misalnya biro kredit yang memiliki kuasa atas perubahan kartu kredit). 4. External Receiving Actor (Pelaku Penerima Eksternal) Stakeholder yang bukan pelaku utama, tapi menerima nilai yang terukur atau teramati (output) dari use case (misalnya gudang menerima paket permintaan untuk menyiapkan pengiriman sesudah seorang pelanggan memesannya). 2.9.1.2 Analisa Bisnis Proses Tahap ini tidak selalu mengawali suatu proyek analisis sistem, akan tetapi jika dibutuhkan, proses bisnis dan kebutuhan pengguna menjelaskan sampai ke level detail. Berikut contoh pemodelan proses bisnis menggunakan diagram aktivitas :

36

Gambar 2.18 Activity Diagram (AD) menunjukan beberapa aktivitas dilakukan aktor (Bahrami, 1999) 2.9.1.3 Identifikasi Use Case Suatu use case adalah interaksi antara aktor dengan sistem. Suatu usecase menyangkut aktivitass dan respon dari suatu aktor. Pemodelan use case dapat dilakukan dengan mengambil beberapa aktor kemudian mendiskusikan apa saja yang akan dilakukan aktor tersebut terhadap sistem. Setiap use case merepresentasikan apa yang akan dilakukan oleh aktor (Bahrami, 1999). Berikut contoh use case diagram pada sistem perpustakaan :

37

Gambar 2.19 Contoh Use case diagram pada sistem perpustakaan (Bahrami, 1999) 2.9.1.4 Pemodelan Interaksi Menggunakan Interaction Diagram Salah satu dari diagram interaksi adalah sequence diagram. Diagram interakasi menjelaskan urutan proses dan interaksi yang terdapat pada use case atau scenario. Pada interaction diagram digambarkan interakasi antar suatu objek terhadap objek yang lain. Pengembangan diagram ini menuntut pengembang untuk mengidentifikasi seluruh objek dan event yang terjadi pada suatu use case, hal ini akan sangat membantu untuk perancangan kelas (class). (Bahrami, 1999). 2.9.1.5 Perancangan Kelas Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain (Bahrami, 1999). Dalam proses identifikasi kelas ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelas-kelas pada system yang dirancang : Pendekatan Noun Phrase; pendekatan common class patterns; pendekatan use-

38

case driven; dan pendekatan Class, Responsibility and Collaborators (CRC). Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah noun phrases approach, dengan kata lain pendekatan ini dilakukan dengan cara mendaftar sejumlah objek (kata benda atau frase) pada sistem yang dirancang yang dianggap akan menjadi kandidat kelas. Objek yang telah teridentifikasi menjadi kandidat kelas tersebut kemudian diidentifikasi menjadi tiga kategori kelas, Rellevant class, Fuzzy class (kelas ambigu) dan Irrelevant class. Rellevant class adalah kategori kelas yang terdiri dari objek-objek yang memiliki keterkaitan dengan sistem serta memiliki attribut dan method. Fuzzy class adalah kelas yang memiliki makna ambigu dimana kelas ini tidak jelas apakah relevan atau tidak. Irrelevant class adalah kelas yang tidak mempunyai pengaruh atau keterkaitan langsung dengan sistem, misalkan proses eliminasi pada kelas yang berupa atribut atau method (Bahrami, 1999).

Gambar 2.20 Tiga kategori kelas (Bahrami, 1999). 2.10 Unified Modelling Language (UML) 2.10.1 Sejarah UML Grady Booch dan Jim Rumbaugh memulai penelitian di Rational Software Co. sekitar tahun 1994. Tujuan mereka yakni menciptakan sebuah metode baru yang dapat menciptakan metode-metode sebelumnya yang dapat digunakan pada semua kalangan. Sekitar tahun 1995 Ivar Jacobson, seorang tokoh yang menciptakan OOSE and Objectory Methode bergabung. Selain itu, perusahaan Rational Software Co. membeli lisensi Objectory System dari Swedish Company sebagai pengembang dan pendistribusinya. Maka lahirnya sebuah metode baru yang mereka beri nama Unified Modeling Languange yang diharapkan dapat menjadi sebuah bahasa pemodelan standar.

39

Gambar 2.21 Unsur-unsur pembentuk UML (Munawar, 2005). 2.10.2 Definisi Unified Modelling language Unified Modelling Language merupakan sebuah notasi grafis standar untuk menggambarkan sistem berorientasi objek yang merupakan hasil kerjasama dari Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. Dan didefinisikan sebagai berikut: Unified Modelling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (OO), (Flowler, 2005). Unified Modeling Language (UML) adalah suatu bahasa untuk menetapkan, membangun, memvisualisasikan, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak dan komponen-komponennya, (Bahrami, 1999). Dari definisi diatas UML merupakan sebuah bahasa pemodelan suatu sistem berdasarkan grafik atau gambar untuk menspesifikasikan, membangun, menvisualisasikan dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak berorientasi objek. UML memberikan standar penulisan sebuah sistem yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas, skema data base, dan komponen yang diperlukan dalam sistem perangkat lunak.

40

2.10.3 View Dalam UML UML dibangun atas model 4+1 view. Model ini didasarkan pada fakta bahwa struktur sebuah sistem dideskripsikan dalam 5 view dimana salah satu diantaranya use case view. Use case view ini memegang peran untuk mengintegrasikan content ke view yang lain.
Design Use Case Process Deployment Implementation

Gambar 2.22 Model 4+1 View (Munawar, 2005). Keterangan: 1. Use case View Use case view mendefinisikan perilaku eksternal sistem. Hal ini menjadi daya tarik bagi end-user, analis dn tester. Pandangan ini mendefinisikan kebutuhan sistem karena mengandung semua view yang lain yang mendeskripsikan aspek-aspek tertentu dan rancangan sistem. Itulah sebabnya use case view menjadi pusat peran yang dan sering dikatakan yang mendrive proses pengembangan perangkat lunak. 2. Design View Design view mendeskripsikan struktur logika yang mendukung fungsi-fungsi yang dibutuhkan di use case. Design view berisi definisi komponen program, class-class utama bersama-sama dengan spesifikasi data, perilaku dan interaksinya. 3. Implementation View Implementation view menjelaskan komponen-komponen fisik dari sistem yang akan dibangun. Hal ini berbeda dengan komponen logic yang yang dideskripsikan pada design view. Termasuk disini diantaranya file exe, library dan database. Informasi yang ada di view ini relevan dengan aktifitas-aktifitas seperti manajemen konfigurasi dan integrasi sistem. 4. Process View Process view berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan concurency di dalam sistem. Sedangkan deployment view menjelaskan bagaimana

41

komponen-komponen fisik didistribusikan ke lingkungan fisik. Kedua view ini menunjukan kebutuhan non-fungsional dari sistem. 5. Deployment View Deployment View menjelaskan bagaimana komponen-komponen fisik didistribusikan ke lingkungan fisik seperti jaringan komputer, printer dan peralatan lainnya serta bagaimana peralatan tersebut dihubungkan dengan peralatan yang lainnya dimana sistem akan dijalankan. 2.10.4 Diagram-diagram Unified Modelling Language Setiap sistem yang komplek memiliki pendekatan yang terbaik melalui suatu himpunan kecil dalam pandangan semua view dalam suatu model, tidak ada single view yang terpenuhi. Setiap model bisa dinyatakan pada tingkat yang berbeda dari ketepatannya. Adapun diagram-diagram yang terdapat pada UML diantaranya:

Gambar 2.23 Klasifikasi Jenis Diagram UML Versi 1.3 (Munawar, 2005). Keterangan : 1 Diagram Kelas. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelaskelas, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan system berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula digram kelas memuat kelas-kelas aktif.

42

2 Diagram Objek. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan objek-objek serta relasi-relasi antar objek. Diagram objek memperlihatkan instansiasi statis dari segala sesuatu yang dijumpai pada diagram kelas. 3 Use Case Diagram. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan actor-aktor (suatu Jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkanperilaku dari suatu system yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna. 4 Sequence Diagram. Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu. 5 Collaboration Diagram. Bersifat dinamis. Diagram kolaborasi adalah diagram interaksi yang menekankan organisasi structural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan (message). 6 Statechart Diagram. Bersifat dinamis. Diagram state ini memperlihatkn state-state pada system; memuat state, transisi, even, serta aktivitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka (interface), kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan systemsistem reaktif. 7 Aktivity Diagram. Bersifat dinamis. Diagram aktivitas ini adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu system. Diagram ini teruthama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu system yang memberi tekanan pada aliran kendali antar objek. 8 Component Diagram. Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan system/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan kedalam satu atau lebih kelas-kelas, antarmuka-antarmuka (interfaces), serta kolaborasi-kolaborasi. 9 Deployment Diagram. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (saat run-time). Diagram ini memuat simpul-simpul (node) beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya.

43

Deployment diagram berhubungan erat dengan diagram komponen dimana deployment diagram memuat satu atau lebih komponen-komponen. Diagram ini sangat berguna saat aplikasi kita berlaku sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin (distributed computing). 2.10.4.1 Class Diagram Class Diagram, juga dikenal sebagai objek modeling, adalah diagram analisis statis yang utama. Diagram ini menunjukkan struktur yang statis dari suatu model. Suatu class diagram adalah suatu koleksi unsur-unsur modeling yang statis, seperti kelas-kelas dan relationship yang dihubungkan sebagai suatu grafik antara yang satu dengan yang lainnya beserta isi-isinya. Sebagai contoh, hal yang ada (seperti kelas-kelas), struktur-struktur class diagram internal, dan hubungan class diagram dengan kelas-kelas yang lain. Class diagram tidak menunjukkan informasi yang temporal, yang diperlukan di dalam pemodelan yang dinamis. Class diagram memodelkan struktur kelas dan isinya dengan menggunakan elemen-elemen model seperti class, package, dan objek. Kelas terdiri dari tiga bagian yaitu nama kelas, attribut dan operations. Kelas didefinisikan secara global dapat diakses oleh objek diluar kelas tersebut. Berikut adalah notasi notasi yang ada pada class diagram : Tabel 2.1 Notasi pada Class Diagram Class Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman berorientasi objek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian.Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian akhir mendefinisikan methodmethod dari sebuah class.

44

Lanjutan Tabel 2.1 Notasi pada Class Diagram Assosiation Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class, dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan (Contoh: Composition One-to-one, hukum-hukum one-to-many, multiplisitas pada sebuah relationship many-to-many). Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut. dengan Dependency Sebuah ujung relationship jajaran class Umumnya digunakan composition digambarkan sebagai garis berbentuk sebuah genjang berisi/solid. Kadangkala disebut menggunakan class yang lain. Hal ini dependency. dependency penggunaan

untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.

45

Lanjutan Tabel 2.1 Notasi pada Class Diagram Aggregation Aggregation biasanya dari. disebut Sebuah mengindikasikan sebagai relasi keseluruhan bagian relationship dan mempunyai sebuah atau bagian aggregation digambarkan sebagai sebuah garis dengan sebuah jajaran genjang yang tidak berisi/tidak solid. Generalization Sebuah relasi generalization sepadan dengan sebuah relasi inheritance pada konsep berorientasi objek. Sebuah generalization dilambangkan dengan sebuah panah dengan kepala panah yang tidak solid yang mengarah ke kelas parent-nya/induknya. Sumber : http://resource.visual-paradigm.com/

Diagram kelas memodelkan struktur kelas dan isinya. Kelas terdiri dari Nama Kelas, Atribut dan Operasi.

Gambar 2.24 Diagram Kelas (Munawar, 2005). Keterangan : 1. Class Name: bagian yang paling atas berisi nama kelas, nama kelas diambil dari domain permasalahan dan harus sejelas mungkin. Oleh karena itu, nama kelas haruslah berupa kata benda.

46

2. Attribute: kelas memiliki attribut yang menggambarkan karakteristik dari objek. Attribut kelas yang benar adalah yang dapat mencakup informasi yang dilukiskan dan mengenali instance tertentu dari kelas. Tipe attribut dapat berupa primitive attribut atau tipe lainnya. 3. Method / Operations: operations digunakan untuk memanipulasi attribut atau menjalankan aksi-aksi. Class diagram terdiri dari beberapa relationship, diantaranya (Munawar, 2005): 1. Generalization Generalisasi adalah hubungan antara suatu kelas secara umum dengan suatu kelas yang lebih spesifik. Generalisasi adalah suatu yang dipertunjukkan sebagai suatu garis berarah dengan tertutup. UML membiarkan suatu label diskriminator untuk dihubungkan dengan suatu Generalization superclass. Sebagai contoh, kelas boeing-airplane mempunyai kejadian-kejadian dari kelas boeing 737, boeing 747, boeing 757, dan boeing 767, yang merupakan subclass dari kelas boeing-airplane. Elipsis tunjukkan bahwa Generalization itu adalah tidak lengkap dan lebih banyak subclass yang tidak ditunjukkan. Pembangun melengkapi menunjukkan bahwa Generalization itu sudah lengkap dan tidak memerlukan lagi subclass. Jika suatu label teks ditempatkan di segi tiga yang berongga yang dibagi dengan beberapa alur generalization kepada subclass, label berlaku bagi semua alur. Dengan kata lain, semua subclass berbagi property yang diberi.
Boeing Airplane

Boeing 737

Boeing 757

Boeing 767

Gambar 2.25 Contoh Generalisasi (Bahrami, 1999). 2. Diagram objek Suatu diagram objek yang statis adalah satu kejadian dari suatu diagram kelas. Itu menunjukkan suatu snapshot dari status yang terperinci dari sistem pada

47

suatu momen yang tepat. Notasi adalah sama selama satu diagram objek dan suatu diagram kelas. Diagram kelas dapat berisi objek, maka suatu diagram kelas dengan objek dan tidak ada kelas-kelas adalah satu diagram objek. 3. Aggregation Aggregasi adalah suatu bentuk asosiasi. Komposisi, juga yang dikenal sebagai a-part-of adalah suatu wujud aggregation dengan kepemilikan yang kuat untuk menunjukkan komponen dari suatu objek yang kompleks. Komposisi juga dikenal sebagai suatu part-whole relationship. notasi UML untuk komposisi adalah suatu berlian yang padat pada akhir suatu alur. Sebagai alternatif, UML menyediakan suatu wujud dengan nyata bersarang itu, dalam banyak kesempatan, lebih menyenangkan karena adanya komposisi.

Gambar 2.26 Contoh Aggregasi (Nugroho, 2005). 4. Association Asosiasi didefinisikan sebagai penghubung objek-objek pada kelas yang sama.
Pegawai

bekerja

Perusahaan

Gambar 2.27 Contoh Asosiasi (Munawar, 2005). 5. Multiplisitas (Multiplicity) Multiplicity atau multiplisitas adalah jumlah banyaknya objek sebuah class yang berelasi dengan sebuah objek lain pada class lain yang berasosiasi dengan class tersebut. Untuk menyatakan multiplisitas anda dapat meletakkannya diatas garis asosiasi berdekatan dengan class yang sesuai. Berikut adalah notasi notasi yang ada pada multiplisitas :

48

Tabel 2.2 Notasi Multiplisitas Multiplisitas * 0 1 0..* 1..* 0..1 1..1 Sumber : Nugroho, 2005. Ada banyak multiplisitas yang mungkin untuk dipakai. Tabel berikut menjabarkan multiplisitas yang dapat digunakan. Arti Banyak Nol Satu Nol atau banyak Satu atau banyak Nol atau satu Hanya satu

Gambar 2.28 Asosiasi dengan Multiplisitas (Munawar, 2005). 2.10.4.2 Use Case Diagram Konsep Use case diperkenalkan oleh ivan Jacobson di dalam Object Oriented Software Engineering (OOSE). Kemampuan suatu sistem menguraikan sejumlah use case yang berbeda, masing-masing menunjukkan secara spesifik suatu arus kejadian yang spesifik di dalam sistem. Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari prespektif pengguna. Use case akan menggambarkan cara kerja suatu software dengan aktor. Dalam use case diagram akan digambarkan hubungan antara aktor dengan use case. Aktor adalah orang atau subsistem lain yang akan berinteraksi dengan sistem. Sementara use case menggambarkan proses yang akan dilakukan oleh aktor terhadap sistem.

Use Case

Gambar 2.29 Simbol Use Case Diagram (Munawar, 2005).

49

Uraian suatu use case menggambarkan apa yang terjadi di dalam sistem ketika use case dilaksanakan. Pada intinya hubungan-hubungan ini ditunjukkan di suatu diagram use case : 1. Communication. Hubungan komunikasi dari suatu aktor di suatu use case,ditunjukkan dengan menghubungkan simbol aktor kepada simbol use case dengan suatu alur yang padat. Aktor itu dikatakan komunikasi dengan use case. 2. Uses. Menggunakan hubungan antara use case ditunjukkan oleh panah generalisasi dari use case.
Proses A << Uses >> Proses B

User

Gambar 2.30 Contoh Kondisi Uses (Munawar, 2005). 3. Extends. Perluasan hubungan digunakan ketika kita mempunyai satu use case yang serupa dengan use case yang lain tetapi lebih banyak. Pada intinya, itu seperti suatu subclass.
< < E x te n d s > >

P ro s e s A

P ro s e s B

U se r

Gambar 2.31 Contoh Kondisi Extends (Munawar, 2005). Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram Actor Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, dengan jika sebuah lain sistem dan berkomunikasi aplikasi

membutuhkan input atau memberikan output, maka aplikasi tersebut juga bisa dianggap sebagai actor.

50

Lanjutan Tabel 2.3 Notasi Use Case Diagram Use Case Use case digambarkan sebagai lingkaran elips dengan nama use case dituliskan didalam elips tersebut. Association Asosiasi digunakan untuk menghubungkan actor dengan use case. Asosiasi digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara Actor dengan Use Case. Depends on Menyatakan hubungan ketergantungan antar Use Case, yakni pelaksanaan suatu use case baru bisa dilakukan setelah pelaksanaan use case lain selesai. Sumber : http://resource.visual-paradigm.com/ Berikut adalah contoh use case diagram :
Use Case Name

Gambar 2.32 Contoh Use Case Diagram (Nugroho, 2005). 2.10.4.3 Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertika (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

51

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Sequence diagram terdiri dari sumbu vertikal putus-putus yang merepresentasikan lifetime objek dan sumbu horizontal yang menunjukan sekumpulan objek yang saling berinteraksi dalam sistem. Diagram ini menjelaskan bagaimana objek berinteraksi dengan objek yang lainnya yaitu dengan cara mengirim dan menerima pesan. Komunikasi antar objek tersebut ditandai dengan garis horizontal yang disertai dengan nama operasinya. Berikut adalah notasi-notasinya: Tabel 2.4 Notasi Sequence Diagram Object Object merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama objek didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma. Actor Actor juga dapat berkomunikasi dengan objek, maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol Actor sama dengan simbol pada Actor Use Case Diagram. Lifeline Lifeline mengindikasikan keberadaan sebuah objek dalam basis waktu. Notasi untuk Lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah objek. Activation Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline. Activation mengindikasikan sebuah objek yang akan melakukan sebuah aksi. Massage Message, digambarkan dengan anak panah horizontal antara Activation. Message mengindikasikan komunikasi antara objek-objek Sumber : http://resource.visual-paradigm.com/

52

Gambar berikut ini adalah contoh dari Sequence Diagram:


Caller OffHook Exchange Receiver T alk

DialTone

DialNumber RingTone OffHook

OnHook

Gambar 2.33 Contoh Sequence Diagram (Munawar, 2005). 2.10.4.4 Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah aksi dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumya (internal processing). Oleh karena itu, Activity diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktifitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana actor mengguanakan sistem untuk melakukan aktifitas. Berikut adalah notasi activity diagram :

53

Tabel 2.5 Notasi Activity Diagram Simbol Keterangan Titik Awal Titik Akhir Activity Pilihan Untuk mengambil Keputusan Fork; Digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara parallel / menggabungkan dua kegiatan peralel menjadi satu. Rake; Menunjukkan adanya dekomposisi Tanda Waktu Tanda pengiriman Tanda penerimaan Aliran akhir (Flow Final) Sumber : http://resource.visual-paradigm.com/ 2.11 Perangkat Lunak Pendukung 2.11.1 Rational Rose Rational Rose adalah tools pemodelan visual untuk pengembangan sistem berorientasi objek yang sangat handal untuk digunakan sebagai bantuan bagi para pengembang dalam melakukan analisis dan perancangan sistem. Rational Rose digunakan untuk melakukan pemodelan sistem sebelum menuliskan kode-kode dalam bahasa pemrograman tertentu. Dalam Rational Rose, pemodelan adalah cara melihat sistem dari berbagai sudut pandang dengan mencakup semua diagram yang dikenal dalam UML, aktor-aktor yang terlibat dalam sistem, use-case, objek-objek, kelas-kelas, komponen-komponen, serta simpul-simpul penyebaran (deployment node).

54

Gambar 2.34 Tampilan Awal Rational Rose (Nugroho, 2005). Tampilan awal dari Rational Rose 2000 terdapat 3 jendela, yang deskripsinya masing-masing sebagai berikut: 1. Browser Jendela ini berfungsi untuk secara cepat bergerak dalam model. 2. Jendela diagram Jendela ini berfungsi untuk membuat menampilkan (display), serta menyunting (edit) satu atau lebih diagram UML. 3. Jendela dokumentasi Jendela ini berguna untuk melihat atau memperbaharui (update) dokumentasi unsur-unsur model. Disamping itu, Rational Rose juga memiliki menu-menu yang berguna untuk mengaktifkan perintah-perintah tertentu serta toolbar yang dapat digunakan untuk mengakses perintah-perintah yang sering digunakan.

BAB III ANALISIS SISTEM

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Pada tahap analisis ini dilakukan beberapa langkah identifikasi dengan pemodelan object oriented menggunakn pendekatan Unified Approach dari ali bahrami (1999) dengan tujuan untuk mengetahui kinerja sistem pembukaan rekening Giro Pos. Tahapan dari analisis tersebut terdiri dari:

Gambar 3.1 Tahapan Analisis UA 3.1.1 Identifikasi Aktor Melalui kegiatan interview dan observasi dalam melihat bisnis proses yang sedang berjalan, maka proses identifikasi aktor didapatkan berdasarkan siapa saja yang akan menggunakan dan mempengaruhi sistem. Actor terbagi pada empat macam tipe (Jeffrey Whitten, 2004): 1. Primary Business Actor (Pelaku Bisnis Utama) Stakeholder yang terutama mendapatkan keuntungan dari kegiatan transaksi dengan menerima nilai yang terukur dan terobservasi. 2. Primary System Actor (Pelaku Sistem Utama) Stakeholder yang secara langsung dapat berhadapan dengan sistem untuk menginisiasi atau memicu kegiatan atau sistem. 3. External Server Actor (Pelaku Server Eksternal) Stakeholder yang melayani kebutuhan user. 4. External Receiving Actor (Pelaku Penerima Eksternal) Stakeholder yang bukan pelaku utama tetapi menerima output dari kegiatan transaksi. Dalam sistem pembukaan rekening Giro Pos, aktor yang dapat teridentifikasi adalah:

55

56

Tabel 3.1 Identifikasi Aktor dengan Aktivitasnya Aktor Pemohon Nasabah) (Calon Tipe Aktor Primary business actor (Pelaku Bisnis Utama) Aktifitas Aktor - Mengajukan Pos - Mengisi formulir pendaftaran yang sesuai dengan tujuan pembukaan - Menyerahkan Persyaratan dan formulir pendaftaran - Menandatangani rekening Giro Pos - Menerima buku rekening Giro Pos. Costumer Service Primary system actor (Pelaku Sistem Utama) - Melayani costumer untuk melakukan pembukaan rekening Giro Pos - Menanyakan kepentingan pembukaan rekening Giro Pos - Menerima formulir - Menginput data identitas customer sesuai - Mengeluarkan rekening Giro Pos - Membuat Pos - Mengeluarkan form laporan hasil pembukaan rekening Giro dengan buku formulir yang diberikan formulir pendaftaran dan validasi buku permohonan pembukaan rekening Giro

57

pembuatan rekening Giro Pos Sistem Pos Informasi Giro External server actor (Pelaku server eksternal) - Menerima dalam transfer Supervisior Pelayanan External receiving actor (Pelaku penerima eksternal) Mengawasi sistem rekening Menerima laporan akhir dari pembukaan rekening Giro Pos 3.1.2 Pengembangan Activity Diagram Pada tahap pengembangan Activity Diagram ini akan menjelaskan mengenai alur kerja pembukaan rekening Giro Pos yang telah teridentivikasi (Customer dan Costomer Service) menggunakan layanan aplikasi CSO di PT. Pos Cabang Garut. Dalam sistem pembukaan rekening ini, transaksi terjadi antara Calon Nasabah dan Customer Service yang bertugas melayani pembukaan rekening giropos. Pada saat transaksi, proses pertama dari sistem ini yaitu Costumer Service diharuskan melakukan login dengan mengisi User ID dan password. Kemudian sistem akan melakuka validasi password, apakah password yang di masukan sesuai dengan data yang telah tersimpan dalam data base sistem atau tidak. Setelah itu Costumer Service menerima dan memverifikasi formulir permohonan beserta persyaratan pembukaan rekening yang telah diisi oleh Calon Nasabah. Untuk melanjutkan ke pengisian data Calon Nasabah, Costumer Service memilih pembuatan rekening Giro Pos untuk perorangan atau lembaga atau membatalkan pembuatan. Costumer Service menginputkan data Calon Nasabah sesuai dengan formulir pendaftaran. Jika telah selesai proses berikutnya adalah menyimpan data nasabah dan pencetakan buku rekening. Selain dapat menginput berjalannya pembukaan data nasabah pelaksanaan Penyetoran untuk dijadikan inputan penarikan, penyetoran, dan

58

data dan mencetaknya, Costumer Service dapat membuat laporan form pembukaan rekening giro pos.
Start Login No Data Valid Yes

sesuai

kebutuhannya setelah melakukan login dan Costumer Service dapat mengeluarkan

Transaksi Costumer Service dengan nasabah

Pembuatan Laporan

Tampilan Pembuatan Tabungan

Pencetakan Laporan

pemilihan jenis giro

Pilihan 1 Yes Pilihan 2 No

Rekening Giro Pos Lembaga

Input data lembaga Yes No Yes Simpan Data Cetak Buku Tabungan End

Rekening Giro Pos Perorangan

Input Data Perorangan

Keluar Form Pembuatan rekening Batal pembuatan

No

Gambar 3.2 Activity Diagram untuk Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos Adapun Aktifitas yang teridentifikasi dari Activity Diagram di atas adalah sebagai berikut: 1. Activity Diagram untuk Proses Login

59

Start Akses Software Tampilan Login Koneksi ke Server Input User ID dan Password Vrifikasi Password ? Yes Menu Utama CSO No Ulang Inputan

Tampilan Pesan Kesalahan

End

Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Proses Login 2. Activity Diagram untuk Proses Input Data Nasabah Perorangan
Start Menu Utama CSO Form Pembuatan Rekening Giro Pos Menentukan Jenis Rekening Y es Rekening Giro Perorangan Input Data Nasabah

Input Data Pekerjaan No Input Data Lain-Lain Y es Simpan Data Cetak Buku Rekening

No Y es Rekening Giro Lembaga No

Tampilan Data Nasabah, No Costumer dan No Rekening Y es Batal pembuatan Keluar Pembuatan Rekening

Y es

End

Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Proses Input Data Nasabah Perorangan

60

3. Activity Diagram untuk Proses Input Data Nasabah Lembaga


Start Menu Utama CSO Form Pem buatan Rekeni ng Giro Pos Menentukan Jenis Rekening Yes Rekeni ng Giro Perorangan No Yes Rekening Giro Lem baga

Input Data Nasabah Input Pendapatan, Akti vi tas T ransaksi & Sumber Dana Input Data Pemil ik dan Pengurus Lembaga Input Data Lain-Lai n Yes Simpan Data Cetak Buku Rekeni ng

No

T ampil an Data Nasabah, No Costumer dan No Rekening Yes Batal pembuatan Keluar Pembuatan Rekeni ng

No Yes

End

Gambar 3.5 Activity Diagram untuk Proses Input Data Nasabah Lembaga 4. Activity Diagram untuk Proses Keluar Form Pembuatan Rekening
Start Menu Utama CSO Form Pembuatan Rekening Giro Pos Menentukan Jenis Rekening Yes Rekening Giro Perorangan Yes No Rekening Giro Lembaga No Yes No Yes Simpan Data Batal pembuatan Keluar Pembuatan Rekening no Yes

End

Keluar pembuatan rekening?

Gambar 3.6 Activity Diagram untuk Proses Keluar Form Pembuatan Rekening

61

5. Activity Diagram untuk Proses Pembuatan Laporan


Start

Login

Password Benar? Yes Pembuatan Laporan

No

Pencetakan Laporan

End

Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan Laporan Dari tahap ini kita bisa mengetahui alur kerja dari sistem secara keseluruhan. Dari alur kerja sistem yang sedang berjalan dapat ditentukan use case diagram yang akan dibahas berikutnya. 3.1.3 Pengembangan Use Case Dalam tahapan pengembangan activity diagram terdapat gambaran umum sistem serta beberapa aksi aktor yang berinteraksi dengan sistem. Dari alur kerja tersebut diatas maka dapat ditentukan use case diagram untuk melihat proses apa yang dilakukan costumer service terhadap sistem dalam bentuk use case. Adapun proses yang dilakukan oleh costumer service terhadap sistem adalah sebagai berikut : 1. Use Case Login

Interaksi Dengan Sistem Costumer Service


<<Uses>>

Login
<<Extend>>

Perivikasi User

Gambar 3.8 Use Case Login

62

2. Use Case Input Data Nasabah Perorangan

Interaksi Dengan Sistem Costumer Service


<<Uses>>

Input Data Perorangan


<<Extend>>

Nasabah

Perivikasi Nasabah

Gambar 3.9 Use Case Input Data Nasabah Perorangan 3. Use Case Input Data Nasabah Lembaga

Interaksi dengan sistem


<<uses>>

Costumer Service

Nasabah Input data nasabah


<<Extend>>

Perivikasi Nasabah

Gambar 3.10 Use Case Input Data Nasabah Lembaga 4. Use Case Keluar Pembuatan Rekening

Interaksi Dengan Sistem


<<Uses>>

Costumer Service

Pemilihan Jenis Rekening

<<Extend>>

Keluar Pembuatan Rekening

Gambar 3.11 Use Case Keluar Pembuatan Rekening

63

5. Use Case Pembuatan Laporan.

Interaksi Dengan Sistem Costumer Service


<<Uses>>

Pembuatan Laporan
<<Extend>>

Supervisior Pelayanan

Cetak laporan

Gambar 3.12 Use Case Pembuatan Laporan Dari setiap use case yang digambarkan diatas, pada tahap selanjutnya setiap use case akan dijelaskan lebih rinci dan disertai skenarionya. 3.1.3.1 Use Case Costumer Service Login Fungsi costumer service login merupakan reaksi sistem kepada setiap costumer service untuk membatasi hak akses terhadap sistem pembukaan rekening giro pos. Hak akses ini dibatasi dengan cara costumer service harus memasukan User ID dan password. Tabel 3.2 Skenario untuk use case Costumer Service Login Identifikasi Nomor Nama Tujuan Deskrifsi PRG-001 Costumer Service Login Membatasi hak akses aktor pengguna untuk menjaga keamanan data Sistem memeriksa User ID dan password yang dimasukan aktor costumer service kedalam basis data untuk melakukan pencocokan agar bisa melakukan login. Aktor Costumer Service Skenario Kondisi Awal Aksi Aktor Tampilan utama CSO Reaksi Sistem 1. Sistem menampilkan form login

64

2. Costumer Service mengisi form login dengan User ID password 3. Klick OK 4. open data base, cek User ID dan password 5. User ID dan password valid 6. sistem menampilkan menu layanan dalam CSO bila benar. 7. Sistem menampilkan dialog box pesan kesalahan bila User ID atau password yang dimasukan salah. Kondisi Akhir Tampilan Menu layanan CSO Tampilan dialog box pesan kesalahan 3.1.3.2 Use Case Input Data Nasabah Perorangan Fungsi dari input data nasabah perorangan merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada costumer service untuk memasukan data nasabah perorangan secara cepat dengan cara mengunakan form pembuatan rekening khusus yang telah disediakan oleh sistem. Tabel 3.3 Skenario untuk use case Input Data Nasabah Perorangan Identifikasi Nomor Nama Tujuan Deskrifsi Aktor PRG-002 Proses Input Data Nasabah Perorangan Memberikan kemudahan kepada actor dalam melakukan pengimputan data calon nasabah perorangan. Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat button untuk masuk ke form pencatatan data calon nasabah perorangan Costumer Service, Nasabah Skenario Kondisi Awal Aksi Aktor Menu Layanan CSO Reaksi Sistem menampilkan form dan

1. Costumer Service memilih button 2. Sistem

65

pembukaan rekening Giro pos. rekening perorangan. 5. Costumer Service menginputkan data dana, nasabah, dan data pekerjaan, pembukaan pendapatan, aktifitas dan sumber tujuan rekening.

pemilihan jenis rekening giro pos. data nasabah perorangan.

3. Costumer Service memilih button 4. Sistem menampilkan form input

6. Costumer Service menekan button 7. Sistem menampilkan dialog box OK. perintah untuk mencek kembali data telah benar atau belum. 8. Sistem menyimpan data nasabah ke data base dan mencetak buku rekening giro pos Kondisi Akhir Form Tampilan nasabah perorangan

3.1.3.3 Use Case Input Data Nasabah Lembaga Fungsi dari input data nasabah lembaga merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada costumer service untuk memasukan data nasabah lembaga secara cepat dengan cara mengunakan form pembuatan rekening khusus yang telah disediakan oleh sistem. Tabel 3.4 Skenario untuk use case Input Data Nasabah Perorangan Identifikasi Nomor Nama Tujuan Deskrifsi Aktor PRG-003 Proses Input Data Nasabah Lembaga Memberikan kemudahan kepada actor dalam melakukan pengimputan data calon nasabah lembaga. Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat button untuk masuk ke form pencatatan data calon nasabah lembaga Costumer Service, Nasabah Skenario Kondisi Awal Menu Layanan CSO

66

Aksi Aktor pembukaan rekening Giro pos. rekening lembaga. 5. Costumer Service menginputkan jenis data umum sumber perusahaan aktifitas jenis daya rekening, transaksi, pendapatan,

Reaksi Sistem menampilkan form pemilihan jenis rekening giro pos. data nasabah lembaga.

1. Costumer Service memilih button 2. Sistem

3. Costumer Service memilih button 4. Sistem menampilkan form input

pembukaan rekening, data pemilik dan pengurus lembaga, dan tujuan pembukaan rekening. 6. Costumer Service menekan button 7. Sistem menampilkan dialog box OK. perintah untuk mencek kembali data telah benar atau belum. 8. Sistem menyimpan data nasabah ke data base dan mencetak buku rekening giro pos Kondisi Akhir Form Tampilan nasabah lembaga

3.1.3.4 Use Case Keluar Form Pembuatan Rekening Fungsi Keluar form pembuatan rekening merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada Costumer Service untuk keluar dari pembuatan rekening giro pos dengan cara mengeluarkan form pembuatan rekening. Tabel 3.5 Skenario untuk use case Keluar Form Pembuatan Rekening Identifikasi Nomor Nama Tujuan PRG-004 Proses Keluar Form Pembuatan Rekening Memberikan kemudahan kepada Costumer Service untuk keluar dari form pembuatan rekening giro pos.

67

Deskripsi Aktor Kondisi Awal Aksi Aktor 1. Costumer memilih pembukaan Giro pos. 3. Costumer

Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat button untuk keluar form pembuatan rekening. Costumer Service Skenario Menu Layanan CSO Reaksi Sistem Service 2. Sistem menampilkan form pemilihan jenis button rekening Service 4. Sistem rekening mengeluarkan form pembuatan menampilkan form pembuatan rekening giro pos.

memilih jenis pembukan rekening yang di pilih 5. Costumer memilih Kondisi Akhir keluar

Service 6. Sistem form

rekening dan kembali ke tampilan utama layanan CSO Tampilan menu utama layanan CSO

pembuatan rekening

3.1.3.5 Use Case Pembuatan Laporan Fungsi proses pembuatan laporan merupakan reaksi dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada costumer service yang telah disediakan oleh sistem. Tabel 3.6 Skenario untuk use case Pembuatan Laporan Identifikasi Nomor Nama Tujuan Deskripsi PRG-005 Proses Pembuatan Laporan Memberikan kemudahan kepada Costumer service melakukan pembuatan laporan pembukaan rekening giro pos Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat fasilitas untuk melakukan pembuatan laporan pembukaan rekening giro pos dalam membuat laporan pembuatan rekening giro pos secara cepat dengan cara menggunakan form khusus

68

Aktor Kondisi Awal Aksi Aktor 1. Costumer memilih

Costumer Service, Suvervisior Pelayanan Skenario Menu Layanan CSO Reaksi Sistem Service menu 2. Sistem menampilkan form pembuatan data

pembuatan laporan laporan pembukaan rekening giro pos dengan membuka data dan menampilkan nasabah dari database. 3. Costumer untuk yang kepada pelayanan. Kondisi Akhir Form tampilan laporan data nasabah. cetak akan Service 4. Sistem melakukan pencetakan laporan laporan ditujukan Supervisior mengklik button cetak

Skenario-skenario diatas berfungsi untuk menjelaskan aktivitas yang terjadi pada setiap use case. Melalui skenario kita dapat mengetahui gambaran proses yang akan terjadi pada sistem. Skenario ini akan membantu mempermudah pembuatan sequence diagram. 3.1.4 Pengembangan Interaction Diagram Setiap skenario dalam use case dapat digambarkan dalam urutan interaksi antara aktor dan sistem beserta aktifitasnya. Pengembangan dari use case yang dapat mengimplementasikan skenario adalah Interaction Diagram. Salah satu jenis dari Interaction diagram adalah sequence diagram. Diagram ini dapat memodelkan analisis lebih spesifik karena memodelkan interaksi antar objek dalam sistem.

69

Sequence diagram merepresentasikan urutan dan interaksi pada use case yang ada untuk mempermudah identifikasi kelas. Sequence diagram pesan untuk objek lain. 3.1.4.1 Sequence Diagram Costumer Service Login Pada fungsi Costumer Service login, sistem akan meminta Costumer Service untuk memasukan User ID dan password, jika User ID dan password yang dimasukan valid maka sistem akan melakukan login dan Costumer Service dapat mengoperasikan sistem informasi pembukaan rekening giro pos. Sebaliknya jika User ID dan password yang dimasukan salah maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.
Costumer Service Aplikasi CSO Form Login DB Password Form Pembuatan Rekening

juga

merepresentasikan suatu kejadian dan bagaimana objek dalam sistem mengirim

1: Klik aplikasi CSO 2: Load Form Login 3: Tampilan Form Login 4: Input Nippos dan Password 5: Klik OK 6: Open DB Password 7: Pesan kesalahan jika nippos dan password salah

8: Tampilan Menu Layanan CSO

9: Costumer Service mengakses Form Pembuatan Rekening Giro Pos

Gambar 3.13 Sequence Diagram untuk Costumer Service Login

70

3.1.4.2 Sequence Diagram Input Data Pembuatan Rekening Perorangan Pada fungsi proses input data pembuatan rekening perorangan. Costumer service menginputkan data dari calon nasabah di form nasabah perorangan sesuai dengan data yang telah diberikan oleh nasabah.
Costumer Service Form Pembuatan Rekening Form Rekening Perorangan DB Nasabah Giro Pos

1: Klik Layanan Pembuatan Rekening 2: Pilih Jenis Rekening Giro Pos 3: Masuk Form Rekening Perorangan 4: Tampilan Form rekening perorangan 5: Input data nasabah, data pekerjaan, pendapatam, aktifasi & sumber dana dan tujuan pembukaan rekening 6: Klik Button OK 7: Tampilkan data nasabah, nomor costumer dan nomor rekening 8: Simpan Data Nasabah 9: Pencetakan Buku Rekening

Gambar 3.14 Sequence Diagram untuk Input data Pembuatan Rekening Perorangan 3.1.4.3 Sequence Diagram Input Data Pembuatan Rekening Lembaga Pada fungsi proses input data pembuatan rekening lembaga. Costumer service menginputkan data dari calon nasabah di form nasabah lembaga sesuai dengan data yang telah diberikan oleh nasabah.
Costumer Service Form Pembuatan Rekening Form Rekening Lembaga DB Nasabah Giro Pos

1: Klik Layanan Pembuatan Rekening 2: Pilih Jenis Rekening Giro Pos 3: Masuk Form Rekening Lembaga 4: Tampilan Form rekening Lembaga

5: Input data jenis umum perusahaan rekening, pendapatan, aktifitas transaksi & Sumber daya Jenis pembukaan rekening, data pemilik dan pengurus lembaga, dan tujuan pembukaan rekening 6: Klik Button OK 7: Tampilkan data nasabah, nomor costumer dan nomor rekening 8: Simpan Data Nasabah 9: Pencetakan Buku Rekening

Gambar 3.15 Sequence Diagram untuk Input data Pembuatan Rekening Lembaga

71

3.1.4.4 Sequence Diagram Keluar Form Pembuatan Rekening Jika Costumer Service keluar dari form pembuatan rekening giro pos maka Costumer Service mengeluarkan form pembuatan rekening dengan menekan button keluar dan tampilan akan kembali ke tampilan menu utama aplikasi (layanan CSO).
Costumer Service Form Pembuatan Rekening 1: Klik Pembuatan rekening 2: Tampilan Form Pembuatan Rekening 3: Klik Keluar pembuatan rekening 4: Form Tampilan Utama CSO Tampilan Utama CSO

Gambar 3.16 Sequence Diagram untuk keluar dari Form Pembuatan Rekening 3.1.4.5 Sequence Diagram Pembuatan Laporan Untuk membuat laporan maka Costumer Service harus dalam keadaan login dan dapat memilih layanan pembuatan laporan di menu utama layanan CSO. Setelah dipilih layanan tersebut maka rincian laporan akan ditampilkan dan terdapat button print untuk mencetak laporan tersebut.
Costumer Service Form Laporan DB Nasabah Giro Pos

1: Klik layanan pembuatan laporan 2: Tampilan penentuan rincian laporan 3: Penyesuaian Laporan 4: Load data 5: Tampilan Rincian laporan 6: Klik OK 7: Tampilan Proses Pencetakan Laporan

Gambar 3.17 Sequence Diagram untuk Pembuatan Laporan

72

3.1.5 Perancangan Kelas Pada Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos Perancangan kelas pada sistem yang dianalisis didasarkan pada use case diagrams dan interaction diagrams yang diimplementasikan dengan sequence diagrams pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan dalam klasifikasinya meliputi: Identifikasi Kelas (classes) Identifikasi relationships Identifikasi attributes Identifikasi methods

3.1.5.1 Identifikasi Kelas Dalam proses identifikasi kelas ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelas-kelas pada system yang dirancang : Pendekatan Noun Phrase; pendekatan common class patterns; pendekatan usecase driven; dan pendekatan Class, Responsibility and Collaborators (CRC). Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam analisis ini adalah noun phrases approach, dengan kata lain pendekatan ini dilakukan dengan cara mendaftar sejumlah objek (kata benda atau frase) pada sistem yang dianalisis yang dianggap akan menjadi kandidat kelas. Objek yang telah teridentifikasi menjadi kandidat kelas tersebut kemudian diidentifikasi menjadi tiga kategori kelas, Rellevant class, Fuzzy class (kelas ambigu) dan Irrelevant class. Rellevant class adalah kategori kelas yang terdiri dari objek-objek yang memiliki keterkaitan dengan sistem yang dirancang serta memiliki attribut dan method. Fuzzy class adalah kelas yang memiliki makna ambigu dimana kelas ini tidak jelas apakah relevan atau tidak. Irrelevant class adalah kelas yang tidak mempunyai pengaruh atau keterkaitan langsung dengan sistem yang akan dirancang, misalkan proses eliminasi pada kelas yang berupa atribut atau method. Berdasarkan use case yang telah dikembangakan sebelumnya, maka pada lingkungan sistem yang dirancang terdapat kandididat kelas berikut ini:

73

Tabel 3.7 Kandidat Kelas Pencetakan Buku Rekening Koneksi Database Tampilan Pesan Kesalahan Tampilan Menu CSO User ID password Form login Form laporan Form Pembuatan Rekening Form Pembuatan Rekening Perorangan Form Pembuatan Rekening Lembaga Costumer Service Nasabah Sistem Informasi Giro Pos Buku Rekening Supervisior Pelayanan DB Password Tampilan Form login Tampilan Form laporan Tampilan Form Pembuatan Rekening Tampilan Form Pembuatan Rekening Perorangan Tampilan Form Pembuatan Rekening Lembaga Tampilan Utama CSO Tampilan Penentuan rincian laporan DB Nasabah Laporan Load data Nomor Costumer Nomor Rekening Login

Dari kandidat kelas diatas kemudian dieleminasi object yang tidak relevan, sehingga kelas terdiri dari seluruh kelas relevan (Relevant class) atau kelas fuzzy (Fuzzy class). Pada tahap ini maka kandidat kelas: Tabel 3.8 Eliminasi Kandidat Kelas Kandidat Kelas Koneksi Database, Load Pencetakan Rekening User ID dan Password Tampilan Pesan Kesalahan Sistem Informasi Giro Pos Supervisior Pelayanan Nomor Rekening Costumer dan Karena karena merupakan hanya attribut dari eksepsi Costumer Service berupa (pengecualian kesalahan) Induk dari sistem pembukaan rekening giro Tidak berhubungan langsung dengan sistem, hanya melalui Costumer Service Nomor Karena merupakan attribut dari Nasabah Alasan data, Hanya sebuah proses dari sistem

74

Tabel berikut menunjukan deskripsi masing masing kandidat kelas. Tabel 3.9 Kandidat kelas dengan kategori kelas No Kandidat Kelas Kategori Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tampilan Menu CSO Form login Form laporan Form Rekening Form Form Pembuatan Relevant Class Pembuatan Relevant Class Relevant Class Relevant Class Relevant Class Relevant Class Tempat input data nasabah perorangan Tempat input data nasabah lembaga Aktor dari sistem Aktor dari sistem Tampilan awal dari sistem Tampilan untuk pembuatan laporan Tampilan rekening Tampilan pembuatan rekening perorangan Tempat pembuatan rekening lembaga Relevant Class Relevant Class Output laporan Interface awal sistem Interface Pengspesifikasian dari laporan yang akan Penentuan Relevant Class dari pembuatan pembuatan Rekening Perorangan Rekening Lembaga Costumer Service Nasabah Tampilan Form login Tampilan Form laporan Tampilan Tampilan Pembuatan Perorangan 13 Tampilan Pembuatan Lembaga 14 15 16 Laporan Tampilan Utama CSO Tampilan rincian laporan Form Relevant Class Rekening Relevant Class Relevant Class Relevant Class Pembuatan Relevant Class Tampilan awal sistem Interface awal dari interaksi aktor dengan sistem Tempat pembuatan laporan Tempat input data nasabah Deskripsi

Form Relevant Class Form Relevant Class Rekening

Pembuatan Rekening

75

dibuat 17 Buku Rekening 18 19 20 21 DB Nasabah DB Password Login Laporan Relevant Class Relevant Class Relevant Class Relevant Class Relevant Class Output nasabah Service Tempat disimpannya data nasabah Tempat disimpannya data password dan User ID Tampilan untuk masuk ke menu CSO Hasil dari transaksi Costumer Service dengan Form Laporan Setelah kita menentukan kategori kelas dari kandidat-kandidat kelas di atas, tahap selanjutnya adalah memeriksa jika terdapat kelas yang redundant, yaitu kelas yang berbeda akan tetapi memiliki makna yang sama (same idea). Berikut adalah beberapa kelas redundant yang terdapat pada kandidat kelas di atas: Tabel 3.10 Identifikasi Kelas Redundant
No

dari dan

transaksi Costumer

Kelas Redundant Tampilan Menu CSO, Tampilan Utama CSO

Kelas yang Dipilih Menu CSO

1 2 3 4 5

Tampilan Penentuan rincian laporan, Form Form Laporan laporan Login, form login, Tampilan Form Login Pembuatan Rekening Form Pembuatan Rekening Perorangan, Tampilan Form Pembuatan Rekening Perorangan Form Rekening Perorangan Login Tampilan Form Pembuatan Rekening, Form Form Pembuatan Rekening

Tampilan Form Pembuatan Rekening Lembaga, Form Pembuatan Rekening

Form Rekening Lembaga

76

Lembaga Berdasarkan analisis serta eliminasi di atas maka kandidat kelas yang tidak relevan atau redundant tidak diidentifikasi sebagai kelas pada sistem : 1. Menu CSO 2. Form login 3. Form laporan 4. Form Pembuatan Rekening 5. Form Rekening Perorangan 6. Form Rekening Lembaga 7. Costumer Service 8. Nasabah 9. Tampilan Form login 10. Tampilan Form laporan 11. Tampilan Form Pembuatan Rekening 12. Tampilan Form Pembuatan Rekening Perorangan 13. Tampilan Form Pembuatan Rekening Lembaga 14. Laporan 15. Form Laporan 16. Tampilan Utama CSO 17. Tampilan Penentuan rincian laporan 18. Buku Rekening 19. DB Nasabah 20. DB Password 21. Login Jika kita pisahkan kelas-kelas yang terpilih maka hasilnya sebagai berikut: Tabel 3.11 Deskripsi Kelas Nama Kelas Login Deskripsi Kelas yang memuat data login Costumer Service

77

Menu CSO Form Pembuatan Rekening Form Rekening Perorangan Form Rekening Lembaga Form Laporan

Menu utama layanan pembuatan rekening giro pos Form yang digunakan Costumer Service dalam melakukan pemilihan jenis Rekening Form yang digunakan Costumer Service dalam melakukan pembuatan rekening perorangan Form yang digunakan Costumer Service dalam melakukan pembuatan rekening lembaga Form yang digunakan Costumer Service dalam melakukan pembuatan laporan Kelas Costumer Service adalah kelas petugas yang memiliki wewenang dalam mengakses layanan pembuatan rekening giro pos serta menginputkan data nasabah. Wewenang ini diberikan oleh Kepala Kantor Pos melalui Supervisior Pelayanan. Kelas Nasabah adalah kelas yang merupakan kumpulan orang yang menjadi para Nasabah dan

Costumer Service

Nasabah

melakukan

pembukaan

rekening

giro

pos

menggunakan layanan CSO di Kantor Pos Cabang Garut baik perorangan atau lembaga Semua data nasabah yang terdaftar giro pos, Laporan dimana merupakan hasil dari interaksi costumer service dengan form laporan Buku Rekening DB Nasabah DB Password Hasil dari transaksi antara Nasabah dengan Costumer Service (Hasil akhir dari sistem) Database yang memuat semua identitas nasabah giro pos Database password Costumer Service login

78

3.1.5.2 Identifikasi Relationship Setelah semua kelas telah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan relationships antar kelas. Adapun relationships dari tiap kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.12 Keterhubungan (relationship) antar kelas Kelas Costumer Service Costumer Service Costumer Service Nasabah Kelas Terkait Login Buku Rekening Laporan Buku Rekening Hubungan (Relasi) Melakukan Membuat Membuat Mendapatkan Kardinalitas One One or more One or more One

Adapun Kelas diagram yang memperlihatkan relasi antar kelas dari tabel relasi diatasa adalah:
Laporan ..* Membuat 1 Costumer Service 1 1 Melak uk an 1 Login Menu CSO Form Pembuatan Rekening Membuat ..* Form Rekening Lembaga 1 Mendapatkan 1 Nasabah Buku Rekening Form Laporan

Form Rekening Perorangan DB Password DB Nasabah

Gambar 3.18 Relasi Diagram Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos 3.1.5.3 Identifikasi Attributes Setelah relasi antar kelas sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan attributes dari tiap kelas sebagai berikut:

79

Costumer Service User ID Password Nippos Nama Alamat Laporan No Laporan Tanggal Laporan Jenis Laporan Pembuat Laporan Nasabah No Nasabah Nomor Rekening Nama Alamat Pekerjaan No Tlp Buku Rekening Nomor Rekening Nomor Nasabah Nama Nasabah Alamat Pengesahan Nippos Tanggal Diterbitkan Form Rekening Perorangan Nama Tempat lahir Tanggal lahir Jenis kelamin Status perkawinan Agama Pendidikan Alamat Rumah Tinggal No Hp Alamat Rumah sesuai KTP Kelurahan Kecamatan Kabupaten KodePos Telepon Kewarganegaraan

Kartu Identitas No Identitas NPWP Pekerjaan Jabatan Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Lama Bekerja Kepemilikan Tempat usaha NIP Alamat Surat Penghasilan Gaji pertahun Aktivitas transaksi normal perhari Sumber Penghasilan Tujuan Pembukaan Rekening Dalam Hal ini bertindak Nama Referensi Nama Ibu Kandung Kode Petugas Form Rekening Lembaga Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Kelurahan Kecamatan Kabupaten KodePos Telepon Bentuk Usaha Bidang Usaha Tanggal Berdiri Ijin Usaha NPWP Pendapatan Pertahun Aktivitas transaksi normal perhari Sumber Dana Lampiran Lap. keuangan Pemilik Perusahaan Pengurus Perusahaan Tujuan Pembukan Rekening Dalam Hal ini bertindak Nama Referensi Kode Petugas

Adapun atribut-atribut dari tiap kelas dapat dilihat pada model class diagram dibawah ini :

80

Nasabah Laporan
NoLaporan TanggalLaporan JenisLaporan PembuatLaporan NoNasabah NoRekening NamaNasabah Alamat Pekerjaan NoTlp

DbNasabah

FormLaporan

1 Mendapatkan

1 CostumerService
UserID Password Nama Nippos Alamat

BukuRekening 1 Membuat *..


NomorRekening NomorNasabah NamaNasabah Alamat Pengesahan NipPos TglDiterbitkan

FormRekeningPerorangan
Nama TempatLahir TanggalLahir JenisKelamin StstusPerkawinan Agama Pendidikan AlamatRumahTinggal HP AlamatRumahSesuaiKTP Kelurahan Kecamatan Kabupaten KodePOS Telepon Kewarganegaraan KartuIdentitas NoIdentitas NPWP Pekerjaan Jabatan NamaPerusahaan AlamatPerusahaan Fax LamaBekerja KepemilikanTempatUsaha NIP AlamatSurat PenghasilanGajiPertahun AktivasiTransaksiNormalPerhari TujuanPembukaanRekening BertindakSebagai NamaReferensi NamaIbuKandung KodePetugas

1 Melakukan

1 Login MenuCSO FormPembuatanRekening

FormRekeningLembaga
NamaPerusahaan AlamatPerusahaan Kelurahaan Kecamatan Kabupaten KodePOS Telepon BentukUsaha BidangUsaha TanggalBerdiri IjinUsaha NPWP PendapatanPertahun AktivasiTransaksiNormalPerhari SumberDana LampiranLaporanKeuangan PemilikPerusahaan PengurusPerusahaan TujuanPembukaanRekening BertindakSebagai NamaReferensi KodePetugas

DbPassword

Gambar 3.19 Attributes Class Diagram Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos 3.1.5.4 Identifikasi Methods Setelah attributes dari tiap kelas terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan methods/behavior dari tiap kelas. Adapun methods/behavior dari tiap kelas dapat dilihat pada model class diagrams dibawah ini:

81

Nasabah Laporan
NoLaporan TanggalLaporan JenisLaporan PembuatLaporan LihatLaporan() BuatLaporan() PrintLaporan()

FormLaporan ShowFormLaporan() CloseFormLaporan()

NoNasabah NoRekening NamaNasabah Alamat Pekerjaan NoTlp AddNasabah() DeleteNasabah()

DbNasabah OpenConnection() CloseConnection()

1 Mendapatkan

CostumerService
UserID Password Nama Nippos Alamat addUserID() AddPAssword()

1 BukuRekening 1 Membuat *..


NomorRekening NomorNasabah NamaNasabah Alamat Pengesahan NipPos TglDiterbitkan PrintBukuRekening() ShowBukuRekening()

FormRekeningPerorangan
Nama TempatLahir TanggalLahir JenisKelamin StstusPerkawinan Agama Pendidikan AlamatRumahTinggal HP AlamatRumahSesuaiKTP Kelurahan Kecamatan Kabupaten KodePOS Telepon Kewarganegaraan KartuIdentitas NoIdentitas NPWP Pekerjaan Jabatan NamaPerusahaan AlamatPerusahaan Fax LamaBekerja KepemilikanTempatUsaha NIP AlamatSurat PenghasilanGajiPertahun AktivasiTransaksiNormalPerhari TujuanPembukaanRekening BertindakSebagai NamaReferensi NamaIbuKandung KodePetugas AddNasabah() SaveNasabah() ClosePembuatanRekening() Batal()

1 Melakukan 1 Login 1 Login() Password() CloseFormLogin() MenuCSO ShowMenuCSO() CloseMenuCSO()

FormPembuatanRekening ShowFormRekeningPEerorangan() ShowFormRekeningLembaga() CloseFormRekening()

DbPassword OpenConnection() CloseConnection()

FormRekeningLembaga
NamaPerusahaan AlamatPerusahaan Kelurahaan Kecamatan Kabupaten KodePOS Telepon BentukUsaha BidangUsaha TanggalBerdiri IjinUsaha NPWP PendapatanPertahun AktivasiTransaksiNormalPerhari SumberDana LampiranLaporanKeuangan PemilikPerusahaan PengurusPerusahaan TujuanPembukaanRekening BertindakSebagai NamaReferensi KodePetugas AddNasabah() SaveNasabah() ClosePembuatanRekening() Batal()

Gambar 3.20 Methods Class Diagram Sistem Informasi Pembukaan Rekening Giro Pos Dengan berbagai pemodelan sistem yang telah dibahas pada tahap analisis kebutuhan sistem diatas, dapat diketahui bagaimana proses dan alur kerja dari sistem informasi pembukaan rekening giro pos. Dari setiap tahapan pemodelan Object Oriented diatas diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Pada tahap identifikasi aktor dapat diketahui bahwa orang yang terlibat dalam sistem adalah Costumer Service, Nasabah, Sistem Informasi Penyetoran Giro Pos dan, Supervisior Pelayanan.

82

2. Pada tahap pengembangan Activity Diagram dapat diketahui alur kerja dari sistem pembukaan rekening giro pos. 3. Pada tahap pengembangan Use Case Diagram dapat diketahui cara kerja sistem dengan lingkungan eksternal, yaitu interaksi antara user dengan sistem. Pada pemodelan ini lebih fokus pada apa yang akan user kerjakan terhadap sistem. 4. Setiap Use Case yang telah dibuat dikembangkan kembali dengan pemodelan Sequence Diagram. Dalam sequence diagram digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui message (pesan) yang disampaikan oleh satu objek ke objek lain. Dalam tahapan ini, proses kerja sistem terlihat lebih jelas dan lebih mudah dipahami. 5. Pada Class Diagram, berisi kelas-kelas yang memiliki atribut dan metode. Dalam class diagram digambarkan hubungan internal sistem yang menjelaskan relasi antar kelas beserta asosiasinya.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian serta tinjauan teori yang dimiliki serta dari hasil Analisis Sistem Informasi Pembuatan Rekening Giro Pos, kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1. Berdasarkan hasil analisa terhadap current system, Sistem Informasi Pembuatan Rekening Giro Pos di Kantor Pos sudah berjalan dengan baik dilihat dari aspek: a. Kelayakan operasional - Dengan adanya proses login oleh Costumer Service dapat mengatasi keamanan data dan informasi. - Sistem informasi ini mudah untuk dipelajari dan digunakan oleh usernya. b. Kelayakan Teknis Sistem Informasi Pembuatan Rekening Giro Pos di PT.POS memenuhi kelayakan teknis karena praktis untuk diaplikasikan, mempunyai teknologi yang memadai serta mempunyai pakar teknis yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan teknologi secara tepat. 2. Kelemahan yang terdapat pada sistem pembukaan rekening giro pos ini dimana terpisahnya layanan pembukaan rekening CSO yang terdapat di Costumer Service dengan pembayaran setoran untuk saldo (Giro Pos) yang ada di teller membuat nasabah harus berpindah ke teller dan menambah waktu dalam pembuatan rekening giro pos, hal tersebut mengurangi nilai dalam pelayanan yang tidak sesuai dengan prinsif sistem informasi yang mampu meningkatkan efektif dan efisien dalam melayani costumer dalam hal ini nasabah. 3. Metode analisis object oriented dengan menggunakan Unified Approach mampu menggambarkan dan memperlihatkan perilaku dari current system yang direpresentasikan pada beberapa model.

83

84

4.2. Saran Pada current system pembukaan rekening, ada sedikit kekurangan yang perlu untuk diperbaiki yaitu: 1. Perlu adanya perbaikan dalam CSO dimana disatukannya atau ditambah dengan penyetoran saldo, sehingga dalam pelayanan terhadap nasabah akan lebih cepat. 2. Untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan menambah nasabah lebih banyak, Sistem Pembukaan Rekening Giro Pos di PT.POS Indonesia Cabang Garut diharapkan bisa tersedia diseluruh kantor pos cabang di daerah kecamatan Kabupaten Garut, karena pada saat ini pembukaan hanya bisa dilakukan di cabang kabupaten saja. 3. Untuk itu diperlukan peningkatan fasilitas di kantor pos cabang kecamatan diantaranya pemasangan layanan Pembukaan Rekening Giro Pos dan perangkatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli, Manajemen Sistem Informasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Bahrami, Ali, Object Oriented Systems Development, Irwin McGraw-Hill, Singapore, 1999 Munawar, Pemodelan Visual dengan UML, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005. Jogiyanto HM, Analisis dan Desain, Andi Offset, Yogyakarta, 1999. Nugroho, Adi, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek, Informatika, Bandung, 2005. ___________, Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek, Informatika, Bandung, 2005. Whitten, Jeffrey. Bentley, Lonnie D. Dittman, Kevin C. Metode dan Analisis Sistem, Edisi Bahasa Indonesia, Irwin McGraw-Hill, Singapore, 2004. Flowler, Martin, UML DISTILED, Edisi 3 Bahasa Indonesia, Andi Offset, Yogyakarta, 2004. http://resource.visual-paradigm.com/. http://id.wikipedia.com/giro.html.

LAMPIRAN LAMPIRAN

Lampiran 1 (Kondisi Objektif PT.POS Indonesia) Sejarah PT.POS Indonesia PT.POS di Indonesia telah ada jauh sebelum perangko pertama digunakan di Indonesia yaitu pada tahun 1964. saat itu Indonesia masih bernama Nederlands Indie (Hindia Belanda). Bahkan dari data sejarah yang ada, dapat diketahui bahwa surat-menyurat juga telah ada jauh sebelum kertas digunakan di Indonesia. Pada jaman kerajaan Kutai, Tarumanagara, Sriwijaya dan Masehi, surat-menyurat telah dikenal. Bersamaan dengan itu, mulai dibuka pula pelayanan pos, walaupun terbatas antara raja dan keluarga kerajaan. Pengantar posnya juga khusus dari kerajaan yang bersangkutan. Saat itu, surat ditulis dengan menggunakan berbagai bahan yang lazim dijumpai pada jaman tersebut, antara lain kulit kayu yang dibuat rata, potongan bambu tipis, daun dari pohon bunga pudak dan daun lontar. Bahkan ada data yang menyebutkan bahwa pengririman surat juga telah terjadi antar negara. Orang-orang Cina di Pulau Jawa pada abad 7 Masehi, kabarnya menulis surat menggunakan daun lontar yang dikirim ke negeri leluhurnya. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada akhir abad 15 Masehi menandai pula babak baru sejarah Pos di Indonesia. Awalnya dari kedatangan kapal-kapal laut Belanda yang mendarat di Banten dengan membawa surat dari pemerintahan Belanda untuk para raja Banten dan Jakarta. Maka dimulailah jalur pelayanan pos Indonesia Belanda. Pada waktu itu pelayanan pos masih belum teratur, karena masih tergantung pada kapal-kapal milik kompeni. Mengingat semakin banyaknya arus kirim surat, maka pada tanggal 26 Agustus 1946 di Jakarta kantor pos akhirnya didirikan oleh Gubernur Belanda. Dan empat tahun kemudian didirikan kantor pos di Semarang. Maka setelah itu dibukalah pelayanan pos teratur antara Jakarta-Priangan-Semarang-Surakarta-Yogyakarta. Pada tahun 1784 barulah cap berupa stempel pos untuk menyatakan pembayaran dimuka digunakan. Ketika Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan diterbitkannya perangko-perangko buatan Indonesia yang dirancang dengan gambar-gambar dan warna yang menarik, maka pelayanan pos Indonesia semakin lama semakin baik mutunya dan semakin luas pula ragam pelayannya. Semua bermula dari perebutan Kantor Pos Pusat, Telepon dan Telegraf (PTT) dari tangan bala tentara Jepang sehingga kantor pos yang ada di Indonesia menjadi milik Indonesia seutuhnya.

Pelayanan pos kini hampir menjangkau seluruh wilayah RI serta jenis kiriman suratnya juga semakin beragam. Demikian pula dengan pelayanan pengiriman uang melalui jasa wesel pos yang semakin berkembang yang dapat melayani proses pengiriman uang dengan cepat sehingga penerima tidak perlu menunggu terlalu lama. Visi PT. POS Indonesia PT.Pos senantiasa berupaya untuk menjadi penyedia sarana komunikasi kelas dunia, yang peduli terhadap lingkungan, dikelola oleh sumber daya manusia yang profesional, sehingga mempu memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan konsep bisnis yang sehat. Misi PT. POS Indonesia Adapun Misi dari PT.Pos adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan sarana komunikasi yang handal serta terpercaya bagi masyarakat dan pemerintah, guna menunjang pembangunan nasional serta memperkuat kaesatuan dan keutuhan bansa dan negara. 2. Mengembangkan usaha yang bertumpu pada peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna untuk mencapai kepuasan pelanggan, serta memberikan nilai tambah yang optimal bagi karyawan, pemegang saham, masyarakat dan mitra kerja dengan moto Untuk Anda Kami Ada.

STRUKTUR ORGANISASI PT. POS GARUT TAHUN 2011

Gambar Struktur Organisasi PT. POS Garut Tahun 2011 Tugas Pokok dan Fungsi PT. POS Indonesia Tugas Pokok dan Fungsi PT.POS selaku BUMN yang bergerak dibidang jasa adalah membantu pemerintah untuk melayani masyarakat dalam hal pengiriman dan penerimaan surat, barang, uang dan juga membantu pemerintah untuk menyalurkan uang pensiunan. Perangkat organisasi PT.POS terdiri atas Pot Master yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap perusahaan, dan dalam pelaksanaan tugasnya Pot Master dibantu oleh para staff kepegawaiannya diantaranya : Quality Control Supervisior, Bagian IT, Supervisior Juru Bayar Pensiun, Supervisior Pemasaran, Supervisior SDM Sarana, Supervisior PKC, Supervisior Akuntansi, Supervisior Pelayanan, Supervisior Keuangan, Supervisior DC, Staff Juru Bayar Pensiun, Staff PLP Pemasaran, Juru Bayar Gaji, Staff

UPL 1 4, Staff Supervisior Akuntansi, ASS Supervisior Counter I, Staff Kasir KUG, ASS Supervisior Trier, Sarana SDM, Staff Counter, ASS Supervisior Purie, Agendaris SDM, ASS Supervisior Mandor, Security, Supir, dan 19 Kantor Cabang dan 2 Loket Extension seperti yang tertera dalam struktur organisasi PT.POS. Adapun tugas pokok dan tanggung jawab dari karyawan PT.POS Garut adalah sebagai berikut : 1. Bagian IT a. Mengendalikan seluruh perangkat komputer yang digunakan untuk operasional perusahaan (bagian Pelayanan, bagian Pengolahan, bagian Keuangan, bagian Akuntansi, bagian SDM & Sarana, bagian UPL dan Perangkat Server). b. Melakukan pendataan dan pemeriksaan pada perangkat komputer yang mengalami kerusakan kemudian menindaklanjuti hasil pemeriksaan tersebut, bilamana terjadi kerusakan ringan dapat diselesaikan setempat tetapi bilamana tidak dapat diatasi setempat segera mengajukan biaya perbaikan kepada Technology Manager Divre IV Jakarta 10004, melalui Spv. SDM & Sarana . c. Melakukan perbaikan / maintenance Personal Computer (PC) jika ada gangguan / kerusakan di Kantor Pos Cabang. d. Membantu perbaikan jaringan koneksitas jika ada gangguan baik di Kprk maupun di Kp Cabang. e. Melakukan Update Aplikasi sesuai dengan kebijakan perusahaan baik Update Aplikasi perubahan tarif maupun aplikasi penting lainnya. f. Mengupdate terus informasi dan perubahan yang berhubungan dengan system komputer di Perusahaan (via Millist IT Nasional dan Millist IT Divre IV Jakarta 10400). g. Melakukan sosialisasi tentang perubahan system komputer terhadap bagian terkait UPT. h. Melakukan maintenance perangkat komputer setiap akhir pekan. Laporan S8 tersebut ke Divre IV Jakarta 10400. j. Melakukan pemeriksaan rutin Personal Computer (PC) ke Kp Cabang k. Melakukan inventarisir komputer di seluruh bagian setiap 3 (bulan) sekali (bezetting). l. Membuat bezetting komputer pada akhir tahun dan mengirimkan ke TSI Divre IV Jakarta 10400. i. Merekap laporan data produksi dan pendapatan (S8) sekaligus mengirimkan

m. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh Pimpinan. 2. Supervisior Juru Bayar Pensiun a. Membayarkan Pensiun Taspen dan Asabri kepada Pensiunan yang berhak menerima dan kuasanya yang disertai dengan Surat Kuasa dan memperlihatkan KARIP. b. Membayarkan Asuransi Multiguna kepada Pensiun PT Pos Indonesia (Persero) . c. Membuat Rekening Koran dan Neraca Pembayaran Pensiun Taspen dan Asabri. d. Melengkapi carik pensiun yang telah dibayarkan (Paraf Juru Bayar dan cap tanggal). e. Menempelkan carik pensiun yang telah dibayarkan pada Dapem. f. Pada akhir dinas masa pembayaran Pensiun menyetorkan kembali sisa Uang Pensiun yang belum dibayarkan kepada kasir dengan menggunakan buku serah. g. Menerima Panjar Uang Pensiun Taspen dan Asabri dari Kasir dengan menandatangani bukti penerimaan. h. Melakukan Penyampulan Uang Pensiun Taspen dan Asabri untuk bulan yang bertalian. i. Melakukan pembuatan Laporan SPJP Pensiun Taspen dan Asabri. j. Menerima dapem Pensiun Taspen dan Asabri untuk pembayaran bulan berikutnya. k. Menerima Kwitansi Potongan Bank serta mencocokan besar uang dan kelengkapan kwitansi antara kwitansi dan daftarnya. l. Merinci Jumlah panjar yang diterima kedalam sampul-sampul pensiun yang akan dibayarkan. m. Menyetorkan melalui Giro Pos ke Taspen atau Asabri sisa pensiun yang belum terbayarkan ( DAMU II dan DAMU III ). n. Menyetorkan hasil pemotongan Bank ke masing-masing Bank/Koperasi pemberi kredit. o. Membuat laporan pertanggungan pensiun Taspen dan Asabri. p. Membuat laporan potongan Bank. q. Membantu tugas Bendahara/Supervisior Akuntansi yang berhubungan dengan laporan pensiun r. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan. 3. Supervisior Pemasaran

a. Melapor kepada Post Master b. Menerima Laporan dari : Para PLP, Staff Layanan Korporat, Sopir Pemasaran. c. Melaksanakan tugas fungsi pengawasan terhadap ketertiban pengisian Absensi (Peg-18) bagian pemasaran. d. Melaksanakan tugas fungsi pengawasan terhadap semua pelaksanaan pekerjaan staff di lingkungan pemasaran termasuk Customer Service dan Layanan Korporat. e. Menjawab / menyelesaikan surat menyurat dinas yang telah didisposisi oleh Post Master. f. Melaksanakan tugas pembinaan terhadap semua pegawai / staff di lingkungan pemasaran. g. Membuat program kerja pemasaran jangka pendek maupun jangka panjang. h. Mendorong bawahan untuk berinovatif, kreatif dan inisiatif. i. Sebagai lokomotif dalam pencapaian pendapatan, collection layanan mail dan logistik segmen korporat. j. Melaksanaan koordinasi dengan supervisor / bagian lain untuk kelancaran operasional kantor. k. Menciptakan suasana kerja yang kondusif. l. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh Pot Master. 4. Supervisior SDM Sarana a. Melapor kepada Post Master b. Menerima Laporan dari : Assisten Spv. Urusan SDM & Kesekertariatan, Assisten Sarana , IT, Satpam. c. Melaksanakan tugas fungsi pengawasan terhadap ketertiban pengisian Absensi (Peg-18) di semua bagian. d. Melaksanakan tugas fungsi pengawasan terhadap semua pelaksanaan pekerjaan staff di lingkungan SDM , Sarana , IT dan Satpam. e. Menjawab / menyelesaikan surat menyurat dinas yang telah didisposisi oleh Post Master. f. Melaksanakan tugas pembinaan terhadap semua pegawai / staff di lingkungan SDM & Sarana. g. Bertanggung jawab mengelola manajemen Sumber Daya Manusia dan Administrasi perkantoran untuk memberikan dukungan agar pencapaian tujuan bisnis di Kantor Pos Ciputat dapat dilaksanakan secara produktif dan sinergis.

h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh Post Master. 5. Supervisior PKC a. Melapor kepada Post Master b. Menerima Laporan dari : Staff Pemeriksa Register Berharga dan BPM/Sarana, Staff Pemeriksa SOPP /Komunikasi & Entry SIMAK, Staff Pemeriksa Layanan Remittance & Penggunaan Resi, Staff Pemeriksa antara Naskah dengan N2, Kkp cabang dan PKK/LE c. Bertanggung jawab dalam mengelola pengawasan/Verifikasi Kantor Cabang/PKK/Loket Ekstension dan kompilasi laporan harian transaksi kantor cabang/PKK/LE/Agenpos tersebut yang meliputi jasa komunikasi, Logistik , keuangan dan pelaporannya ke bagian terkait. d. Mencegah terjadinya kecurangan dengan pengawasan segitiga (cross check) antara dokumen sumber, N2 dengan N1. e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh Post Master. 6. Supervisior Akuntansi a. Melapor kepada Post Master b. Menerima Laporan dari : Masing-masing Supervisor, Staff Akuntansi, Urusan Penagihan c. Memeriksa semua transaksi yang terjadi di bagian Pelayanan meliputi Komunikasi dan Keuangan, untuk bagian UPL meliputi Kp Cabang, PKK, LE dan Agenpos. d. Realtime SIMAK. e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh Post Master. 7. Supervisior Pelayanan a. Melapor kepada Post Master b. Menerima SOPP/Pajak. c. Mengelola kelancaran proses collecting kiriman bisnis Komunikasi , Remittance, Keagenan dan Logistik di loket pelayanan Kprk Ciputat 15400. d. Verifikasi transaksi harian mulai pencatatan, pertanggungan dan penyetoran dari loket ke kasir. Laporan dari : Loket BPM/ PpDN/EMS/PpLN/RLN, Loket SOPP, Loket Loket SKh/Posexpres, Loket Remintance/WU/Moneygram,

e. Memastikan implementasi SIMAKPOS di bagian Pelayanan berjalan realtime. f. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh Post Master. 8. Supervisior Keuangan a. Melapor kepada Post Master b. Menerima Laporan dari : Kasir, Juru Bayar Pensiun c. Menerima , menyimpan dan membayarkan serta mengadministrasikan uang dan surat berharga uang , dengan baik dan benar. d. Menjaga Likuiditas keuangan sesuai dengan Pagu yang ditetapkan. e. Menerima , menyimpan dan mengeluarkan serta mengadministrasikan BPM pada Buku Persediaan dan G15. f. Menjaga ketersediaan BPM dengan menghitung kebutuhan Kprk dan Kpc. g. Mengupdate panjar tetap BPM untuk Kp Cabang, PKK, UPL dan Loket. h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh Post Master.

9. Supervisior DC a. Melapor kepada post master b. Menerima laporan dari : Assisten Spv.Pengolahan, Processing Pos Express, Puri Kirim Paket (1,2), Puri Kirim Skh (1, 2, 3, dan 4), Puri EMS-R-Trier , Para Sopir & Pengawalpos, Satpam Sore c. Melaksanakan tugas fungsi pengawasan terhadap ketertiban pengisian Absensi (Peg-18) bagian pengolahan. d. Melaksanakan tugas fungsi pengawasan terhadap semua pelaksanaan pekerjaan staff di lingkungan pengolahan. e. Menjawab / menyelesaikan surat menyurat dinas yang telah didisposisi oleh Post Master. f. Melaksanakan tugas pembinaan terhadap semua pegawai / staff di lingkungan pengolahan g. Membuat laporan kegiatan operasional harian baik kegiatan di lingkungan unit kerja pengolahan khususnya maupun kegiatan keseluruhan kantor umumnya yang dicatat dalam Buku I-10 h. Bertanggung jawab atas kelancaran semua proses pekerjaan di bagian pengolahan i. Membuat Buku Neraca Gabungan Harian tentang jumlah item / produksi yang diterima dari Loket , Pemsar, kpc, dan yang dikirim ke kantor lain.

j. Melaksanakan tugas pengawasan uji petik secara berkala terhadap semua tutupan kantong SKH, PPB, PPKH, R, EMS dan kiriman LC/AO serta kirimanpos lainnya yang dicatat dalam buku tersendiri. k. Melaksanaan koordinasi dengan supervisor / bagian lain untuk kelancaran operasional kantor. l. Menciptakan suasana kerja yang kondusif. m. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh Post Master 10. Staff PLP Pemasaran a. Melakukan kegiatan prospecting ke target pasar (Corporat, Government dan Retail) sesuai dengan target prospek yang sudah dibagikan kepada setiap petugas Penata Layanan Pos (PLP). b. Mengisi Form yang disediakan terkait kegiatan Pemasaran. c. Melaporkan hasil kegiatan prospecting dan koordinasi dengan Spv.Pemasaran, terutama mengenai SLA dan tarip khusus. d. Membina komunikasi yang baik dengan para Contact Person pelanggan. e. Melakukan Entry i-pos kiriman yang diterima melalui Pemasaran. f. Melakukan prospecting dan maintenance produk Prangko Prisma dan Filateli serta memandu kepada peserta kunjungan wisatapos dari TK, SD, SMP dll. g. Melakukan Pick-Up Service dan Reporting bagi pelanggan khusus. h. Menjadi penghubung antara pengguna jasa dengan Perusahaan sebagai Sentral Layanan Pelanggan. i. Mengarsipkan dengan baik Dokumen yang terkait dengan Piutang Usaha pelanggan yang menjadi tanggung jawabnya yang pada waktunya sebagai lampiran Tagihan. j. Membuat Neraca kiriman. k. Melaksanakan kegiatan Intelegent Marketing, dengan harapan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan pihak pesaing. l. Mengadakan konsolidasi internal marketing dalam menghadapi permasalahan baik berupa hambatan maupun peluang dalam kurun waktu sepekan (satu minggu) kebelakang maupun kedepan. m. Menyerahkan dokumen-dokumen yang terkait untuk penagihan kepada petugas penagihan n. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan.

11. Juru Bayar Gaji a. Memberi nomor agenda surat-surat masuk dan keluar. b. Mengkonsep dinas yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). c. Mendistribusikan surat-surat dinas ke bagian terkait dengan bukti serah sesuai dengan disposisi Post Master. d. Menyerahkan surat dinas rahasia langsung kepada Post Master. e. Mengumpulkan Daftar Hadir Peg 18 dari para bagian selanjutnya diperiksa oleh Spv. SDM dan Sarana. f. Membuat agenda pertemuan/rapat-rapat yang bersifat rutin. g. Mencatat mutasi atau hal-hal yang terkait dengan SDM pada Peg 12 sekaligus memasukkan berkas pada Bendel Kepegawaian. h. Mengerjakan penyelesaian restitusi pengobatan karyawan & pensiunan. i. Menyimpan naskah-naskah dan berkas yang terkait dengan SDM pada Almari yang terkunci dengan baik. j. Menyampaikan semua informasi terkait dengan SDM yang dikeluarkan oleh Post Master. k. Mengawasi penggunaan ruang pertemuan/rapat. l. Membuat Daftar Kug-7 sekaligus membayar gaji/penghasilan Bandung 40000. m. Membuat Daftar Kug-9 dan Kug 10 sekaligus membayar pensiunan pegawai dan janda, selanjutnya mengirimkan Daftar tsb ke Dapenpos Bandung 40000 dan Divre IV Jakarta 10004. n. Mengirimkan Data Kug-7R via email atau internet o. Membuat dan mengirim Laporan Peg-17, dan mengirimkan laporan hardcopy-nya paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. p. Membuat, membayar dan melakukan pelaporan atas TKK/Tenaga Outsourching / Honor. q. Membuat dan mengirimkan Laporan Pph 21 pegawai & pensiunan. r. Membuat dan mengirimkan Laporan Kesehatan Pegawai dan Pensiunan. s. Melaporkan Laporan PPH 21 ke Kantor Pelayanan Pajak setempat. t. Membuat dan mengirimkan Daftar Bezetting Pegawai. u. Membuat Daftar Urutan Kepangkatan Pegawai (DUK) . karyawan, selanjutnya mengirimkan Daftar tsb ke Divre IV Jakarta 10004 dan Datakom

v. Membuat dan mengirimkan Laporan Usulan Pegawai Penerima Penghargaan, Kenpa dan Kenga. w. Membuat dan mengirimkan Daftar Penilaian Pegawai (Peg-21) setelah dinilai oleh Atasan Langsung. x. Membuat laporan sisa Cuti Tahunan. y. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan. 12. Sarana SDM a. Mengendalikan persediaan Barang-Barang Cetakan, sekaligus melayani permintaan seluruh bagian di Kprk maupun Kpc. b. Menerima, menyimpan, mengeluarkan dan mempertanggungjawabkan Barang Berharga. c. Memberikan nomor indeks terhadap barang inventaris kantor sesuai dengan yang tercantum pada Daftar Pertanggungan Barang Inventaris (Per-75). d. Mendistribusikan Bahan Bakar Minyak keseluruh bagian terkait untuk keperluan operasional. e. Menyediakan Alat Tulis Kantor (ATK) dan memenuhi permintaan seluruh bagian di Kprk maupun Kpc. f. Mengontrol kebersihan luar & dalam kantor. g. Mengkoordinasikan dengan para petugas Cleaning Service untuk penyediaan sarana & prasarana bilamana ada kegiatan kedinasan (Rapat Dinas, Senam Kesegaran Jasmani, Kunjungan Tamu, dll) h. Mengawasi kondisi phisik Kendaraan Dinas Roda 4 maupun Roda 2 sekaligus memperhatikan kebersihannya. i. Mengawasi dan mengendalikan tingkat penggunaan Listrik, Telepon & Air agar efisien. j. Mengajukan permintaan Barang-Barang Cetakan / Berharga / Timah ke Teksar Divre IV Jakarta 10004. k. Memeriksa sisa persediaan Barang Cetakan maupun Barang Berharga. l. Mengontrol Ban-Ban Kendaraan Roda 4 Operasional apakah kondisinya sudah tipis sehingga membahayakan. m. Menyelesaikan panjar-panjar Sarana yang masih terbuka.

n. Mengajukan Barang Cetakan Model GII/Ld ke Manajer Pengelola Asset U/p Asman Pengelolaan Asset-3 Bandung 40005 yaitu pada bulan (Januari, April, Juli dan Oktober) dengan tembusan Divre IV Jakarta 10004 o. Membuat Daftar Pertanggungan Barang Inventaris Kantor (Per 75) beserta Per 74nya. p. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan. 13. Agendaris SDM a. Memberi nomor agenda surat-surat masuk dan keluar. b. Mengkonsep dinas yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). c. Mendistribusikan surat-surat dinas ke bagian terkait dengan bukti serah sesuai dengan disposisi Post Master. d. Menyerahkan surat dinas rahasia langsung kepada Post Master. e. Mengumpulkan Daftar Hadir Peg 18 dari para bagian selanjutnya diperiksa oleh Spv. SDM dan Sarana. f. Membuat agenda pertemuan/rapat-rapat yang bersifat rutin. g. Mencatat mutasi atau hal-hal yang terkait dengan SDM pada Peg 12 sekaligus memasukkan berkas pada Bendel Kepegawaian. h. Mengerjakan penyelesaian restitusi pengobatan karyawan & pensiunan. i. Menyimpan naskah-naskah dan berkas yang terkait dengan SDM pada Almari yang terkunci dengan baik. j. Menyampaikan semua informasi terkait dengan SDM yang dikeluarkan oleh Post Master. k. Mengawasi penggunaan ruang pertemuan/rapat. l. Membuat Daftar Kug-7 sekaligus membayar gaji/penghasilan Bandung 40000. m. Membuat Daftar Kug-9 dan Kug 10 sekaligus membayar pensiunan pegawai dan janda, selanjutnya mengirimkan Daftar tsb ke Dapenpos Bandung 40000 dan Divre IV Jakarta 10004. n. Mengirimkan Data Kug-7R via email atau internet. o. Membuat dan mengirim Laporan Peg-17, dan mengirimkan laporan hardcopy-nya paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. karyawan, selanjutnya mengirimkan Daftar tsb ke Divre IV Jakarta 10004 dan Datakom

p. Membuat, membayar dan melakukan pelaporan atas TKK/Tenaga Outsourching / Honor. q. Membuat dan mengirimkan Laporan Pph 21 pegawai & pensiunan. r. Membuat dan mengirimkan Laporan Kesehatan Pegawai dan Pensiunan. s. Melaporkan Laporan PPH 21 ke Kantor Pelayanan Pajak setempat. Membuat dan mengirimkan Daftar Bezetting Pegawai. t. Membuat Daftar Urutan Kepangkatan Pegawai (DUK) . u. Membuat dan mengirimkan Laporan Pph 21 Pegawai dan Pensiunan. v. Membuat dan mengirimkan Laporan Usulan Pegawai Penerima Penghargaan, Kenpa dan Kenga. w. Membuat dan mengirimkan Daftar Penilaian Pegawai (Peg-21) setelah dinilai oleh Atasan Langsung. x. Membuat laporan sisa Cuti Tahunan. y. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan. 14. Staff UPL 1 a. Menghidupkan PC Simakpos UPL. b. Mengentry data SOPP Kp Cabang berdasarkan SOPP-2 (Rekap SOPP masing2 Kpc) kedalam menu Buku Bantu SOPP. c. Mencocokkan SOPP-2 dengan SOPP-6 di bagian Akuntansi . d. Mengentry N2 (Daftar Perhitungan Kpc) masing-masing Kpc kedalam Rekapitulasi N2. e. Menyerahkan SOPP-2 kepada Spv. UPL untuk selanjutnya dicocokan dengan Rekapitulasi N2. f. Mencocokkan antara Rekapitulasi N2 dengan Buku Bantu dengan pos-pos sebagai berikut : g. Skh, Pos Express dan Paketpos Standar/Kilat Khusus, h. EMS, PP-LN dan R-LN. i. Remitence-3 dan Remitence-4. j. Mengentry Simakpos setelah proses pencocokan N2 dengan Buku Bantu. k. Memeriksa ulang hasil entry Simakpos dengan Rekap-N2. l. Menyerahkan Naskah Rekapitulasi N2 dan hasil Print-out Simakpos UPL kepada SPV. Akuntansi. m. Mematikan PC, Monitor, Printer pada akhir dinas.

n. Menjaga kebersihan lingkungan kerja. o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Pimpinan. 15. Staff UPL 2 a. Menerima portepel Kpc dari bagian Pengolahan , dengan menandatangani buku serah. b. Membuka portepel dan memilah-milah sesuai dengan bagian masing-masing. c. Mengambil form N2a dari N2 Kpc, selanjutnya mencocokkan besar uang yang tercantum pada form N2a dengan besar uang yang dipertanggungkan di N2. d. Membukukan permintaan BPM Kpc (N2a) pada Buku Rekap Permintaan BPM. e. Menyerahkan Buku Rekap Permintaan BPM kepada Bendahara. f. Menerima BPM dari Bendahara sesuai dengan Buku Permintaan. g. Mengisi N1 kiriman BPM tiap Kp Cabang sesuai dengan permintaannya. h. Memasukkannya kiriman BPM ke kantong Remise masing-masing Kp Cabang dengan memplombirnya. i. Bertanggungjawab dan menjaga kebenaran persediaan Panjar Tetap BPM yang diterima sesuai dengan Kuitansi Panjar. j. Bertanggungjawab dan menjaga sarana kerja berupa Captgl dan Tang Plombir. k. Memenuhi permintaan Register Berharga dan ATK dari Kp Cabang. l. Bertanggungjawab dan menjaga persediaan Register Berharga yang menjadi tanggungjawabnya. m. Mengajukan permintaan Register berharga dan ATK dengan memakai model Per 7 kepada Asman Sarana. n. Menjaga kebersihan di lingkungan kerja. o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan Pimpinan. 16. Staff UPL 3 a. Menerima naskah-naskah pertanggungan N2 / N2b Kp Cabang beserta lampirannya. b. Mencocokkan antara pertanggungan pada Daftar Perhitungan Kp Cabang (N2) dengan lampirannya (Dokumen Sumber). c. Melaporkan kepada Spv. UPL jika terdapat selisih pertanggungan. d. Memeriksa penggunaan resi sesuai dengan nomor urut yang digunakan dan mencatat pada Buku Pengawasan Resi (Dipastikan tidak ada nomor resi lompat).

e. Mencatat transaksi N2 Kp Cabang berdasarkan dokumen sumbernya pada Buku Bantu ; EMS dan Pos Express. f. Menyerahkan Buku Bantu EMS dan Pos Express kepada Spv. UPL untuk diperiksa sesuai dengan data pada Simakpos UPL. g. Menjaga kebersihan lingkungan kerja. h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Pimpinan. 17. Staff UPL 4 a. Menerima naskah-naskah pertanggungan N2 / N2b Kp Cabang beserta lampirannya. b. Mencocokkan antara pertanggungan pada Daftar Perhitungan Kp Cabang (N2) dengan lampirannya (Dokumen Sumber). c. Melaporkan kepada Spv. UPL jika terdapat selisih pertanggungan. d. Memeriksa penggunaan dan mencatat nomor resi SOPP sesuai dengan nomor urut yang digunakan dan mencatat pada Buku Pengawasan Resi SOPP (Dipastikan tidak ada nomor resi lompat). e. Mencatat transaksi N2 Kp Cabang berdasarkan dokumen sumbernya pada Buku Bantu ; Buku Bantu Skh Buku Bantu Paketpos Buku Bantu Share / BTN Buku Bantu RS 3/4

f. Menyerahkan Buku Bantu tersebut diatas kepada Spv. UPL untuk diperiksa sesuai dengan data pada Simakpos UPL. g. Menjaga kebersihan lingkungan kerja. h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Pimpinan. 18. Staff Counter a. Mengambil Stempel Cap tanggal ke Spv. Pelayanan dengan menandatangani buku serah terima Cap tanggal. b. Menghidupkan PC Layanan Surat Terbukukan. c. Menjalankan Aplikasi I-POS, kerahasiaan Password. Login sesuai User ID, termasuk menjaga

d. Melayani pembelian Benda Pos dan Meterai sekaligus melayani pembuatan Kwitansi Pembelian bila diminta pembeli. e. Melayani pengiriman Surat-surat Terbukukan (Skh, Pos Ekspress, Surat Perlaksus, Surat Bebas Bea/dinas). f. Melayani dan mengadministrasikan penggunaan Meterai untuk keperluan dinas. g. Memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Frontliner (Senyum, Salam, Sapa dan Ramah) kepada pelanggan. h. Menyiapkan Register Manual sebagai antisipasi bilamana lampu PLN mati. i. Memeriksa kebenaran persediaan antara Panjar Tetap BPM yang diterima dari Bendahara dengan setoran hasil penjualan. j. Memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Frotliner (Senyum, Salam , Sapa dan Ramah) kepada pelanggan. k. Mencetak (print-out) Backsheet pengiriman surat-surat terbukukan pada jam 15.30 wib. l. Membuat Neraca Loket m. Meng-entry Simakpos. n. Mematikan PC, Monitor, Printer dan lampu Ultraviolet o. Sebelum meninggalkan loket pada akhir dinas menyerahkan kembali Captanggal ke bagian Spv. Pelayanan dengan tanda terima. p. Menjaga kebersihan lingkungan kerja. q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Pimpinan. r. Merapikan Arsip (resi pertinggal dan backsheet) per bulan dan disimpan di lemari yang telah disediakan. 19. Staff Kasir KUG a. Menerima panjar Uang dari Spv Keuangan dengna buku serah. b. Menerima kantong remise Kp Cabang dari Spv Keuangan dengan menggunakan buku serah. c. Membuka remise dari Kpc Cabang yang disaksikan oleh Bendahara atau Staff dan dicocokan dengan N1 tiap Kpc,Pkk , LE dan membukukan pada Neraca Kasir. d. Memberikan Panjar Uang ke Loket dengan menggunakan buku serah. e. Membayarkan Kwitansi Biaya,Hutang Titipan,Potongan dan Panjar serta memeriksa kelengkapan Tanda Tangan Kwitansi yang akan dibayarkan (Stelah ditandatangani Kakp,Bdh dan Penerima ).

f. Menerima setoran Pelunasan piutang pendapatan dari Pkk yang diketahui Spv Pemasaran. g. Pada Pukul 12.00 wib menerima setoran uang yang pertama dari loket. h. Pada Pukul 13.30 menerima setoran yang kedua dari Loket. i. Menyetorkan uang dan atau Surat Berharga ke Bank untuk dilimpahkan ke Rekening Dirkugpos bila melebihi pagu yang ditetapkan. j. Menerima dan membukukan pada neraca kasir pembebanan dari Dirkugpos setelah penarikan cek intern dari Bank BNI. k. Pada pukul 13.30 menerima setoran terakhir dari loket dan membukukannya pada neraca Kasir. l. Pada akhir dinas menyetorkan uang dan Surat Berharga ke Bendahara sesuai dengan yang tertera pada saldo akhir pada Neraca Kasir. m. Menyerahkan kwitansi pembayaran ( Panjar,Potongan,Biaya dan Hutang uang titipan ) kepada bagian akuntansi dengan buku serah. n. Melakukan entri Simakpos pada menu Kasir Internal dan Kasir Eksternal. o. Menyimpan Naskah N1 pada hari berjalan dengan tertib. p. Menyusun Naskah N1 selama bulan yang bertalian dan mengarsipkannya dengan baik. q. Membantu Spv Keuangan dalam membuat laporan Bulanan. r. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan. 20. Kantor Cabang a. Melapor kepada Branch Supervisor b. Menerima laporan dari Staff Loket c. Menjalankan proses bisnis perusahaan yaitu bisnis Komunikasi , Remittance, Keagenan dan Logistik di Kantor Pos Cabang. d. Mewujudkan visi dan misi perusahaan, meningkatkan mutu layanan secara berkesinambungan dengan berorientasi kepada kepuasan pelanggan. e. Verifikasi transaksi harian mulai pencatatan, pertanggungan dan penyetoran ke Kprk. f. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh atasan. Layanan-Layanan Jasa yang ada di PT.POS Garut Layanan-layanan jasa yang ada di PT.POS adalah sebagai berikut:

1. Layanan yang sudah menggunakan Sistem Informasi sebagai alat Bantu yaitu: a. Pengiriman dokumen dan barang dengan layanan POS Express. b. Pengiriman dokumen dan barang dengan layanan I-POS. c. Pengiriman uang dengan transfer dengan layanan Wesel Pos. d. Pembayaran Rekening Telepon, Listrik, PDAM dengan layanan SOPP e. Pembayaran Kartu Kredit. f. Pembayaran cicilan seperti untuk FIF (cicilan motor). g. Penyetoran tabungan, cicilan Bank BTN, Bank Share. h. Penarikan, Transfer, menabung melalui Giro Pos (GOL) i. Pembayaran telepon seluler kartu hallo telkomsel. j. Pembayaran pajak. k. Pengiriman wesel/western union. 2. Layanan yang prosesnya masih manual,yaitu: a. Pembayaran Pensiunan Asabri b. Pembayaran Pensiunan Taspen c. Pengiriman Surat Biasa dan Surat Kilat Khusus serta pengiriman paket.

Batasa Sistem Secara Fungsional Fungsi Substantif Giro Pos merupakan sistem aplikasi layanan berbasis rekening ( account based ) yang digunakan bagi nasabah perorangan dan lembaga untuk pengelolaan dana, serta dapat digunakan untuk melakukan transaksi penyetoran, penarikan dan pemindah bukuan. Selain itu nasabah Giro Pos terbagi kepada dua, yaitu perorangan dan lembaga. Dalam pembukaan rekeningnya ada beberapa perbedaan, dimana untuk perorangan persyaratan yang dibutuhkan adalah : mengisi formulir pendaftaran perorangan, memberikan fotocopy kartu identitas dan menyetorkan saldo awal di Teller. Sedangkan untuk lembaga persyaratan yang dibutuhkan adalah: mengisi formulir pendaftaran lembaga, data identitas dari lembaga (berupa akta perusahaan dan badan hukum), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Kuasa, fotocopy identitas dari penerima Surat Kuasa, dan menyetorkan saldo awal di Teller. Adapun pihak yang berhubungan dengan sistem meliputi: 1. Calon Nasabah yang merupakan orang yang akan membuka rekening Giro Pos.

2. Customer Service yang bertugas melayani pemohon dalam pembuatan rekening Giro Pos dan membuat buku rekening. 3. Sistem Informasi Penyetoran Saldo rekening yang melayani penyetoran saldo awal dan berhubungan dengan Sistem pembukaan rekening Giro Pos. 4. Supervisior Pelayanan yang menyetujui pembukaan rekening Giro Pos dan menerima laporan dari pembukaan rekening Giro Pos Fungsi Fasilitatif Fungsi fasilitatif mengambarkan kelompok kegiatan pendukung dari layanan pembukkan rekening Giro Pos. Adapun perangkat kegiatan pendukung tersebut meliputi: 1. Kepala Kantor yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap kegiatan perusahaan yang ditangani. 2. Bagian Operasional yang bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang operasional. 3. Bagian Keuangan yang bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan manajemen uang perusahaan. 4. Operator Sistem informasi yang khusus menangani bagian sistem informasi terkomputerisasi. 5. Seluruh karyawan PT POS Garut.

Lampiran 2 Komponen Komponen Pendukung Sistem Untuk membentuk suatu sistem informasi, diperlukan komponen-komponen yang dapat mendukung kerja sistem. Seperti halnya sistem pembukaan rekening Giro Pos yang dibangun oleh beberapa komponen sebagai berikut: Hardware Hardware adalah salah satu komponen utama pendukung dimana sistem pembukkan rekening Giro Pos dijalankan. Tanpa adanya hardware maka sistem informasi tidak dapat bekerja. Untuk dapat menjalankan sistem ini diperlukan sebuah komputer sebagai server/standalone dan beberapa komputer sebagai client. Adapun spesifikasi minimum yang diperlukan dalam sistem ini adalah: Beberapa unit PC (Personal Computer). Printer, untuk proses pencetakan resi (bukti transaksi) . Modem, media untuk penghubung ke internet. HUB, alat untuk menghubungkan PC server dan PC client. Kabel. Saluran Telfon

NIC (Network Interface Card)


Software Perangkat lunak merupakan komponen dimana data-data dan informasi diolah. Perangkat lunak yang diperlukan dalam sistem pembukaan rekening Giro Pos adalah: Sistem Operasi, Perangkat Lunak CSO Internet Protocol Network Adapter Card

Kebijakan Organisasi Giro Pos adalah sistem aplikasi layanan berbasis rekening yang dimiliki PT. Pos guna meningkatkan mutu agar dapat bersaing dengan organisasi yang lain. Dalam pembukaan rekening Giro Pos, pembukaan hanya dapat dilakukan di Cabang Wilayah, hal tersebut juga berlaku untuk pemindahan buku, dan penutupan. Dalam penyetoran, penarikan, dan transfer bisa dilakukan di Cabang wilayah juga bisa dilakukan di cabang

kecamatan dimana dengan keberadaan PT.Pos yang terdapat hampir diseluruh kecamatan di Indonesia, diharapkan nasabah Giro Pos bisa tetap bertransaksi melalui jaringan kantor pos terdekat. Petugas yang berhak mengakses sistem pembukaan rekening Giro Pos adalah petugas yang telah diberi wewenang oleh Kepala Kantor Pos melalui Supervisior Pelayanan. Dengan wewenang tersebut setiap petugas yang ditunjuk memiliki nippos dan password masing-masing untuk menjaga keamanan data. User (Pengguna) Sistem pembukaan rekening Giro Pos ini pengelolaannya dipegan oleh Supervisior Pelayanan. Dalam implementasinya layanan pembukaan rekening Giro Pos dilakukan oleh Costumer Service. Costumer Service ini adalah user yang telah diberi wewenang untuk dapat mengakses dan mengoprasikan layanan pembukaan rekening Giro Pos di Kantor Pos. User (costumer service) hanya bertugas untuk melakukan input data nasabah yang akan melakukan pembukaan rekening Giro Pos. Sementara itu, kerja user berada dibawah pengawasan Supervisior Pelayanan. Dari uraian deskripsi sistem diatas, diperoleh informasi bahwa PT.POS merupakan salah satu BUMN yang senantiasa berusaha untuk bisa membantu masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat maka kebutuhan masyarakat pun meningkat. Oleh karena itu, sesuai dengan tujuannya serta untuk meningkatkan eksistensinya, PT.POS berusaha untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat salah satunya dengan menyediakan jasa Giro Pos. Adapun komponen-komponen yang menjadi pendukung yang harus ada pada sistem pembukaan rekening Giro Pos antara lain hardware, software, kebijakan organisasi serta user (pengguna / costumer service). Komponen-komponen tersebut sangat penting dan saling terintegrasi. Jika ada salah satu komponen tidak ada maka sistem pembukaan rekening Giro Pos tidak dapat diaplikasikan.

Lampiran 3 Tampilan Aplikasi CSO

Form Login

Tampilan Awal CSO

Pemilihan jenis rekening Giro Pos

Form input data nasabah perorangan hal 1

Form input data nasabah perorangan hal 2

Form input data nasabah lembaga hal 1

Form input data nasabah lembaga hal 2

You might also like