You are on page 1of 15

ACARA III PEMBUATAN MEDIA

A. Tujuan Mempelajari cara pembuatan medium untuk menumbuhkan mikroorganisme B. Dasar Teori Media kultur merupakan salah satu faktor yang penting untuk pemanfaatan mikroalga. Media kultur mengandung makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroalga. Komposisi nutrien yang lengkap dan konsentrasi nutrien yang tepat menentukan produksi biomassa dan kandungan gizi mikroalga.Media yang umum digunakan untuk kultur mikroalga adalah media sintetik dan alami.(Prihantini.2007).Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Untuk menelaah bakteri dari laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini,haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan olek bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Tidak ada satu pun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi semua bakteri di dalam laboratorium. Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi yang sederhana,sedangkan yang lain mempunyai persyaratan yang rumit. Beberapa spesies tumbuh pada suhu terendah 0C,Sedangkan yang lain tumbuh pada suhu samapai 75C. Beberapa membutuhkan oksigen bebas,sedangakan yang lain dihambat oleh oksigen. Karena alasan ini maka kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan bagi kelompok bakteri tertentu yang sedang ditelaah. Begitu tersedia kondisi yang memuaskan untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri dapat diamati dan diukur,untuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi maupun pertumbunhan bakteri tersebut,dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkungan tumbuhnya. Persyaratan Nutrisi tertentu dalam bentuk zat-zat kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Semua organisme hidup membutuhkan karbon. Semua membutuhkan sedikit-sedikitnya sejumlah kecil karbondiokside tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik,seperti glukosa dan karbohidrat lain. Banyak bakteri yang membutuhkan karbondiksida sebagai sumber karbonnya.

Ditinjau dari segi nutrisi semua organisme semacam itu adalah autotrof. Bila mereka memperoleh energinya dari cahaya maka disebut fotoautotrof dan bila mereka memperoleh energinya dengan cara mengoksidasi senyawa kimiawi maka disebut kemoautotrof. Bakteri lain yang seruoa nutrisinya dengan hewan yaitu mereka tidak menggunakan karbondioksida sebagai sumber karbon satusatunyadan tergantung kepada autotrof untuk memproduksi karbohidrat dan senyawa-senyawa organik lain yang digunakannya sebagai makanan. Mikroorganisme yang mensyaratkan senyawa organik sebagai sumber karbonnya disebut heterotrof. Bakteri juga membutuhkan nitrogen,beberapa tipe menggunakan nitrogen atmosferik,beberapa tumbuh pada senyawa nitrogen anorganik dan yang lain membutuhkan nitogen dalam bentuk senyawa nitrogen organik. Semua organisme hidup membutuhkan belerang dan fosfor. Persyaratan akan sulfur oleh hewan secara khas dipenuhi oleh senyawa-senyawa sulfur organik,persyaratan akan sulfur bagi tumbuhan secara khas dipenuhi oleh senyawa-senyawa sulfur anorganik. Dan beberapa lagi bahkan dapat menggunakan sulfur unsur. Fosfor yaitu garam-garam fosfat. Bakteri juga membutuhkan beberapa unsur logam,natrium,kalium,kalsium, magnesium, besi, seng,tembaga dan kobalt untuk pertumbuhannya yang normal. Namun jumlah yang dibutuhkan biasanya amat keci dan diukur dalam ppm(parts per million).Yang terakhir adalah kesediaan air. Untuk bakteri,semua nutrien harus ada dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki bakteri tersebut. Tipe media yaitu media kimiawi, tidak dipergunakan untuk kultivasi rutin bakteri. Melainkan,substansisubstansi rumit tertentu seperti pepton,ekstrak daging dan kadangkadang ekstrak khamir yang dilarutkan dalam air,sehingga menghasilkan mesia yang menunjang pertumbuhan berbagai ragam bakteri dan mikroorganisme lain. Bila diinginkan medium padat maka digunakan agar sebagai bahan pemadat. Contoh contoh medium cair dan padat relatif sederhana yang menunjang pertumbuhan banyak heterotrof yang umum ialah kaldu nutrien dan agar nutrien.(Palsczarc.1986) Syarat nutrisi untuk mikroorganisme yang paling umum adalah mudah ditanam dalam medium yang disebut medium sintetid yang mengandung garam inorganik,meliputi garam amonium,beserta bahanbahan organik yang sederhana misalnya glukosa atau asparagin sebagai sumber energi dan karbon. Umumnya media microbiology sudah berkembang dengan medium nutrisi dasar yang mengandung pepton dan material yang larut dengan air. Macam-Macam Media Pertumbuhan 1. Medium berdasarkan sifat fisik Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,30,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak

begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth). Dua Medium berdasarkan komposisi Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract. 3. Medium berdasarkan tujuan Media untuk isolasi Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM terhadap Escherichia coli (60 mg/ml vs >100 mg/ml), Shigella dysenteriae (30 mg/ml vs 70 mg/ml), Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella typhi (40 mg/ml vs 60 mg/ml).( Adnyana dkk.2004) Media diperkaya (enrichment) Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks

seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll. Media untuk peremajaan kultur Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Kosers Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon. Media untuk karakterisasi bakteri Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.contohnya proses kontaminasi Salmonella sp.Pada susu bisa disajikanmedia Xylose Lysine Desoxycholate(XLD).(Sawito.2010) Media diferensial Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.misalnya Bakteri asam laktat (BAL) secara luas digunakan sebagai starter untuk fermentasi minuman, daging dan sayuran. BAL umum digunakan dalam industri fermentasi saos dilaporkan oleh Stiles dan Hastings1. Selain itu berperan sebagai bahan fl avor dan pengembang warna2. Mikroorganisme ini berperan dalam perubahan tekstur, aroma, warna, kecernaan dan kualitas nutrisi produk fermentasi BAL dapat berfungsi sebagai pengawet makanan karena mampu memproduksi asam organik, menurunkan pH lingkungannya dan mengeksresikan senyawa yang mampu menghambat mikroorganisme patogen seperti H2O2, diasetil, CO2, asetaldehid, d-isomer asam asam amino dan bakteriosin. Bakteriosin merupakan senyawa protein yang dieksresikan oleh bakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri lain terutama yang memiliki kekerabatan erat secara fi logenik(Kusmiati.2002). Isolasi murni inilah yang mengidentifikasi dengan tes vegetative compatibility group(VCG). Vegetatif compability group(VCG) lebih berkembang dan banyak digunakan untuk mempelajari diversiti,genetik,ekologi dan populasi biologi dari jamur patogen.(Nasir.2003) C. Alat dan bahan 1. Alat

- Gelas beaker - Batang pengaduk - Cawan petri - Tabung reaksi - Kompor listrik - Autoklaf - Gelas ukur - Kertas payung - Kapas - Karet gelang 2. Bahan - Ekstrak Tauge - Gula pasir - Agar - Nutrient Agar - MHA - MacConkey Agar D. Cara kerja 1. Media MHA

10,2 gram MHA

300 ml aquadest

adus dan panaskan

masukkan dalam erlemeyer

sterilisas i

sumbat dengan kapas

2.Media TEA 10 ml ekstrak tauge

0,1 gram gula

100ml aquadest

sumbat dengan kapas

masukkan ke dalam tabung

aduk dan panaskan

3. Media NA 7 gram NA 250 ml Aquadest aduk dan panaskan

sterilisa si

sumbat dengan kapas

masukkan daam tabung reaksi

4. Media MC

13 gram MC

250 ml aquadest

aduk dan panaskan

tabung reaksi

sumbat dengan kapas

sterilisasi

E. Hasil dan pengamatan Praktikum pembuatan media ini bertujuan untuk menumbuhkan mikoorganisme. Pertama-tama sebelum melakukan praktikum pembuatan media ini. Terlebih dahulu persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. Alat yang digunakan adalah praktikum pembuatan media ini antara lain 1 buah beaker glass,fungsinya untuk menampung larutan atau mencampurkan larutan. Selanjutnya batang pengaduk,fungsinya untuk mencampur dua larutan dengan komposisi yang berbeda agak menjadi homogen. Alat yang digunakan selanjutnya adalah Cawan petri,fungsinya untuk menampung bahan yang berupa serbuk. Alat selanjutnya yang digunakan adalah Tabung reaksi,berfungsi sebagai tempat untuk menreaksikan dan atau mencampurkan dua larutan. Selanjutnya adalah Kompor listrik,fungsinya untuk memanaskan larutan. Selanjutnya adalah autoklaf berfungsi sebagai tempat untuk mensterilkan bahan dari mikroba-mikroba yang menempel.Selanjutnya adalah erlenmeyer,fungsinya untuk mereaksikan dan menghomogenkan larutan atau media. Selanjutnya adalah timbangan analitik berfungsi untuk mengukur massa bahan khususnya bahan seperti serbuk agar agar sesuai takaran yang kita inginkan. Alat selanjutnya adalah papan miring,berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi dalam posisi miring. Alat selanjutnya yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kertas paying,berfungsi untuk menutup tutup tabung agar lebih

tertutup rapat.Seanjutnya adalah kapas,fungsinya untuk menyumbat mulut tabung agar bahan atau media yang berada didalamnya tidak tumpah keluar selain itu untuk mencegah masuknya uap air dari autoklaf ke dalam isi tabung. Dan alat yang terakhir adalah karet gelang,berfungsi untuk mengikat kertas paying diatas kapas yang sama-sama digunakan sebagai penyumbat. Setelah semua alat yang akan dipergunakan dalam praktikum pembuatan media ini telah selesai dipersiapkan,selanjutnya mulai dipersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Dalam praktikum ini, kami akan pembuatan empat jenis media untuk pertumbuhan mikroba. Yaitu media TEA(Tauge Ekstrak Agar),media NA(Nutrient Agar),media MHA(Muller Hinston Agar) dan Media McConkey. Yang mana setiap media memiliki komposisi bahan yang berbeda-beda. Yang pertama adalah bahan untuk membuat ekstrak Tauge yang terdiri dari 100 ml ekstrak tauge,0,1 gram gula pasir dan 0,1 gram agar. Yang kedua adalah bahan untuk membuat media MHA(Muller Hinston Agar),yang terdiri atas 10,2 gram MHA,300 ml Aquadest. Yang ketiga adalah bahan untuk membuat media Nutrient Agar,yang terdiri atas 7 gram NA,250 Ml Aquadest dan yang keempat adalah bahan untuk membuat media McConkey,yang terdiri atas 13 gram agar McConkey dan 250 ml aquadest. Setelah semua alat dan bahan selesai dipersiapkan,selanjutnya bisa dimulai dengan pembuatan media pertama yaitu media TEA(Tauge Ekstrak Agar). Sebelum membuat media TEA. Yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu adalah pembuatan ekstrak tauge. Ekstrak tauge bisa dibuat dengan cara 100,0 g tauge digerus atau dihaluskan dan diambil airnya, saring ekstrak dengan kertas saring kemudian tambahkan akuades hingga volume menjadi 100 ml.(anonim) selanjutnya dari ekstrak tauge tersebut diambil 100ml kemudian dimasukkan kedalam 100ml aquadest yang sudah terlebih dahulu dipanaskan diatas kompor listrik,kemudian masukkan 0,1 gram gula dan 0,1 gram agar. Kemudian panaskan diatas kompos listrik sambil diaduk terus hingga mendidih. Tujuannya untuk membuar agar dapat bekerja secara sempurna,setelah larutan TEA mendidih selanjutnya di masukkan ke dalam tabung reaksi. Baru kemudian disumbat denan menggunakan kapas kemudian ditutup lagi dengan kertas paying yang diikat dengan menggunakan karet gelang. Selanjutnya cara membuat media MHA yaitu dengan mencampurkan 10,2 gram agar MHA kedalam 300 ml aquadest kemudian dipanaskan sambil terus diaduk hingga campuran tersebut mendidih dengan indikator,larutan yang awalnya keruh akan berubah menjadi jernih. Setelah mendidih,kemudian dimasukkan kedalam erlen meyer. Kemudian disumbat dengan menggunakan kapas kemudian ditutuo lagi dengan menggunakan kertas paying dengan karet gelang selanjutnya di sterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Selanjutnya cara untuk membuat media Nutrient Agar. Yaitu dengan mencampurkan 7 gram NA dengan 250 ml aquadest kemudian dipanaskan diatas kompor listrik sambil terus diaduk hingga mendidih. Setelah mendidih,media dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian disumbat dengan mneggunakan kapas dan ditutp lgi

dengan menggunakan kertas paying. Dan yang terakhir adalah cara membuat media Mc Conkey yaitu dengan mencampurkan 13 gram agar McConkey dengan 250 ml aquadest kemudian dipanaskan diatas kompor listrik sambil terus diaduk sampai mendidih. Setelah mendidih semua larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian disumbat dengan menggunakan kapas dan ditutup lagi dengan menggunakan kertasp paying. Setelah keempat media selesai dibuat,langkah selanjutnya adalah pensterilan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 derajat celcius selama 15 menit.Setelah pensterilan berjalan selama 15 menit selanjutnya semua media ditempatkan pada papan miring dan biarkan hingga semua media berubah menjadi padat. Media alamiah misalnya susu,skim,tidak menimbulkan masalh di dalam penyiapannya sebagai media,hanya semata-mata dituang ke dalam wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau abu dan disterilkan sebelum digunakan. Media dalam bentuk kaldu nutrien atay yang mengandun agar disiapkan denga cara melarutkan masingmasing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu produk komersial berbentuk medum bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Penyiapan media bakteriologis selain media alamiah antara lain a. Setiap komponen atau medium terdehidras yang lengkap,dilarutkan dalam aquadest dengan volume yang sesuai b. Ph(derajat keasaman atau kebasaan)medium fluida di tentukan dan disesuaikan dengan nilai optimum bagi pertumbuhan bakteri yang akan dikutivasi.Ph disa ditentukan dengan menggunakan indikator ph c. Medium tersebut dituang ke dalam wadah yang sesuai seperti tabung,labu plastik atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutp plastik atau logam sebelum disterilisasi. d. Medium itu disterilkan,biasanya dengan menggunakan autoklaf. Selain menyiapkan nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri,juga diperlukan disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri,dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai - Suhu Karena semua pertumbuhan tergantung pada reaksi kimiawi dan karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu,maka pola pertumbuhan bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan organisme. Keragaman suhu dapat juga mengubah proses-proses metabolik tertentu serta morfologi sel. Setiap spesies bakteri tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai:psikrofil,yang tumbuh pada 0 sampai 30 derajat celcius;mesofil,yang tumbuh pada 25 sampai 40 derajat celcius dan termofil,yang tumbuh pada suhu 50 derajat

celciusatau lebih. Media thioglikolat agar (mengandung thioglikolat dan sistein) dapat menunjukkan ketergantungan mikroba terhadap oksigen . Mikorba fakultatif anaerob tumbuh tersebar (dari atas sampai bawah), anaerob kaku hanya tumbuh di dasar agar, dan aerob hanya tumbuh di atas saja. Aerob obligat dan fakultatif anaerob mempunyai laju pertunmbuhan lebih tinggi daripada aerotoleran anaerob dan anaerob obligat. Hal ini karena aerob obligat dan fakultatif anaerob mempunyai kemampuan menghasilkan energi lebih tinggi dibandingkan aerotoleran anaerob dan anaerob obligat ketika melakukan respirasi dan metabolisme. Meskipun mikroba aerob memerlukan oksigen dalam pertumbuhannya, tetapi sebagian besar enzim mengalami kerusakan jika kontak dengan oksigen. Oleh karena itu mikroba melakukan detoksifikasi oksigen. Mekanisme detoksifikasi oksigen dapat dilihat pada Gambar 4.13. Oksigen bereaksi menjadi 2 produk utama dalam sel yaitu hidrogen peroksida (H2O2) dan superoksida radikal (O2-). Kedua produk ini sangat berbahaya bagi sel karena dapat memicu karsinogenesis. Oleh karena itu, mikroba menetralisir hidrogen peroksida dan radikal superoksida dengan enzim katalase dan superoksida dismutase menjadi oksigen dan air.Suhu inkubasi yang memungkinkan pertumbuahn tercepat selama periode waktu yang sangat singkat(12 sampai 24 jam) dikenal sebagai suhu pertumbuhan optimum. Pertumbuhan optimum dibagi menjadi 4 fase yakni

1. Fase Adaptasi Ketika sel dalam fase statis dipindahkan ke media baru, sel akan melakukan proses adaptasi. Proses adaptasi tersebut meliputi sintesis enzim baru yang sesuai dengan medianya dan pemulihan terhadap metabolit yang bersifat toksik (misalnya asam, alkohol, dan basa) pada waktu di media lama. Pada fase adaptasi tidak dijumpai pertambahan jumlah sel. Akan tetapi, terjadi pertambahan volume sel, karena pada fase statis biasanya sel melakukan pengecilan ukuran sel. Akan tetapi, fase adaptasi dapat dihindari (langsung ke fase perbanyakan), jika sel di media lama dalam kondisi fase perbanyakan dan dipindah ke media baru yang sama komposisinya dengan media lama. 2. Fase Perbanyakan Setelah sel memperoleh kondisi ideal dalam pertumbuhannya, sel melakukan pembelahan. Karena pembelahan sel merupakan persamaan eksponensial, maka fase tersebut disebut fase eksponensial. Pada fase perbanyakan jumlah sel meningkat sampai pada batas tertentu (tidak terdapat pertambahan bersih jumlah sel), sehingga memasuki fase statis.Pada fase perbanyakan sel

melakukan konsumsi nutrien dan proses fisiologis lainnya. Pada fase ini produk senyawa yang diinginkan oleh manusia terbentuk, karena senyawa tersebut merupakan senyawa yang disekresi oleh sel bakteri. Beberapa senyawa yang diinginkan pada fase perbanyakan adalah etanol, asam laktat dan asam organik lainnya, asam amino, asam lemak, dan lainnya. 3. Fase Statis Alasan bakteri tidak melakukan pembelahan sel pada fase statis bermacam-macam. Beberapa alasan yang dapat dikemukaan adalah nutrien habis, akumulasi metabolit toksik (misalnya alkohol, asam, dan basa), penurunan kadar oksigen, dan penurunan nilai aw (ketersediaan air). Untuk kasus kedua dijumpai pada fermentasi alkohol dan asam laktat, untuk kasus ketiga dijumpai pada bakteri aerob, dan untuk kasus keempat dijumpai pada fungi.Pada fase statis biasanya sel melakukan adaptasi terhadap kondisi yang kurang menguntungkan. Adaptasi itu dapat menghasilkan senyawa yang diinginkan manusia misalnya antibiotika dan antioksidan4). 4. Fase Kematian Penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler. Beberapa bakteri hanya mampu bertahan beberapa jam selama fase statis dan akhirnya masuk ke fase kematian, sedangkan ada bakteri yang mampu bertahan sampai harian bahkan mingguan pada fase statis dan akhirnya masuk ke fase kematian. Beberapa bakteri bahkan mampu bertahan sampai puluhan tahun sebelum mati dengan mengubah sel menjadi spora. - Atmosfer Gas Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ialah oksigen dan karbondioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons terhadap oksigen bebas dan atas dasar ini,bakteri bisa dibedakan menjadi empat kelompok yaitu aerobik yakni organisme yang membutuhkan oksigen,anerobik(tumbuh tanpa oksigen molekuler),sedangkan anaerobik fakultatif yakni tumbuh pada keadaan aerobik dan anaerobik. Dan mikroaerofilik yakni bakteri yang akan tumbuh lebih baik jika ada sedikit oksigen atmosfer. Seperti pertumbuhan pada media agar yang dimasukkan kedalam tabung reaksi maka akaterjadi proses difusi oksigen dari udara melalui medium menjadi terhambat,sehingga daerah didasar medium tidak mengandung oksigen artinya anaerobik. Ada beberapa bakteri yang tidak hanya anaerobik tetapi juga sangat sensitif terhadap oksigen:bila berkena oksigen maka akan terbunuh. - Keasaman atau kebasaan

pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5. Namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat masam,atau sangat alkali.Bila bakteri dikultivasi di dalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pHnya misalnya 7. Maka mungkin sekali Ph ini akan berubah sebagai akibat adanya senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama pertumbuhannya. Pergeseran ini dapat sedemikian besar sehingga menghambat pertumbuhan seterusnya. Media untuk kultivasi mikroba dapat berbentuk cair (broth) maupun padat (agar). Kultur cair sangat bermanfaat untuk menumbuhkan mikroba dalam jumlah besar di lingkungan homogen. Media padat sangat bermanfaat untuk isolasi kultur murni, perhitungan mikroba, dan seleksi galur yang diinginkan. Media padat berisi substabsi yang memadat ketika didinginkan pada suhu kamar. Substansi pemadat yang umum digunakan adalah agar. Agar adalah ekstrak alga merah dan merupakan rantai panjang polisakarida. Sebagian besar mikroba tidak dapat mendegradasi agar, sehingga tetap stabil dan bertahan lama. Agar mencair pada suhu 100c dan memadat pada suhu 45C. Pemakaian agar menjadi tidak berguna ketika untuk mengkultivasi mikroba termofil ekstrim. Hal ini karena suhu optimal pertumbuhan mikroba tersebut di atas 50C, sehingga agar tetap mencair. Setiap mikroba memiliki kebutuhan akan nutrien masing-masing. Untuk dapat mengkultivasi Sianobakteri seperti Oscillatoria (fotoautotrofik litotrof) hanya membutuhkan media sederhana (Tabel 6.5). Hal ini karena Oscillatoria mampu menyintesis senyawa organik dari senyawa anorganik dari media kultivasi. Selama kultivasi harus tersedia cahaya dan suhu pertumbuhan diatur. Oksigen atmosferik tidak dipersoalkan, karena selama kultivasi Oscillatoria menghasilkan oksigen. Media pertumbuhan untuk mikroba lainnya dapat dilihat Jenis Media Terdapat berbagai jenis media untuk kultivasi mikroba. Media kultivasi dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu media sintetik terdefinisi (chemical defined media) dan media kompleks (complex media). Media sintetik terdefinisi adalah media dari bahan sintetik dengan komposisi dan kadar yang terdefinisi jelas. Media kompleks adalah media yang mengandung bahan alami dengan komposisi dan kadar yang tidak terdefinisi. Contoh media sintetik terdefinisi adalah media kultivasi Pseudomonas (Tabel 6.6), sedangkan contoh media kompleks adalah media bismuth sulfida agar untuk Salmonella sp

Media minimal (minimal media) adalah media yang berisi sejumlah nutrien minimal bagi pertumbuhan mikroba. Media minimal termasuk media sintetik terdefinisi. Media minimal diperlukan untuk mempelajari kebutuhan akan nutrisi dan analisis genetik. Media kultivasi Nitrosomonas dan Psuedomonas (Tabel 6.6) termasuk media minimal. Media kaya (rich media) adalah media dengan komposisi nutrien berlimpah (biasanya dari ekstrak) dan untuk pertumbuhan berbagai jenis mikroba. Kultivasi mikroba patogen biasanya dan analisis genetik menggunakan media kaya. Contoh media kaya dan sering dipakai untuk analisis genetik adalah media Luria Bertani (LB) yang terdiri 10 g/L tripton, 5 g/L ekstrak khamir, dan 10 g/L NaCl. Media dapat digunakan untuk mengelompokan atau membedakan mikroba. Media selektif (selective media) adalah media formulasi untuk menghambat pertumbuhan mikroba tertentu dan menumbuhkan mikroba yang diinginkan. Media selektif pada dasarnya adalah media untuk mikroba yang diinginkan ditambah faktor penghambat untuk mikroba lain yang dapat hidup di media sama. Media selektif bermanfaat untuk menyeleksi mikroba tertentu (khususnya galur tertentu). Media MacConkey agar (Tabel 6.8) adalah contoh media selektif. Bile salt dan cristal violet merupakan agen penghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Media diperkaya (enrichment media) adalah media kaya untuk mikroba tertentu. Media diperkaya menyediakan nutrien bagi pertumbuhan mikroba tertentu dan agen penyeleksi untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan. Jadi media diperkaya adalah media selektif yang diperkaya. Contoh media diperkaya adalah media bebas nitrogen untuk isolasi bakteri penambat nitrogen dan media 2,4-D untuk isolasi bakteri pengonsumsi herbisida 2,4-dichlorophenoxyacetic acid Media diferensial (differential media) adalah media yang tidak mengandung agen penghambat, tetapi mengandung agen pembeda penambakan dua kelompok mikroba berbeda. Media laktosa yang mengandung bromcresol blue yang mampu membedakan penampakan koloni bakteri pemfermentasi laktosa. Media di sekitar bakteri yang mampu memfermentasi laktosa akan berubah warna menjadi kuning. Sebaliknya media di sekitar bakteri tak mampu memfermentasi laktosa tetap berwarna ungu. Kedua jenis bakteri tersebut mampu tumbuh di media laktosa. Selain bromcresol blue media laktosa terdiri atas pepton, beef extract, dan laktosa. Media harus disterilisasi sebelum digunakan untuk kultivasi dan isolasi mikroba. Sterilisasi yang umum untuk media adalah dengan autoklaf. Namun untuk komponen nutrien yang tidak tahan

panas seperti vitamin, antibiotik, dan beberapa asam amino dilakukan filtrasi terpisah dari media pokok. Vitamin dan antibiotik dimasukkan secara aseptis ke media pokok setelah media mendingin dan masih cair. Dalam percobaan tersebut digunakan 4 macam media yakni 1. NUTRIENT AGAR(NA) Media bakteriologi dengan jenis yang banyak. NA termasuk dalam media kompleks karena mengandung bahan dengan mengandung jumlah atau jenis nutrisi. Agar nutrisi mengandung Ekstrak Daging Sapi (0,3%), Peptone(0,5%) dan Agar (1,5%) dalam air. ekstrak daging sapi adalah bentuk dehidrasi dari daging sapi yang didapat dengan diautolisis dan dengan bentuk pasta. Pepton adalah kasein (protein susu) yang telah dicerna enzim pepsin dengan.Pepton mengalami dehidrasi dan diberika sebagai bubuk.Pepton dan Extract Sapi mengandung campuran asam amino dan peptida. Ekstrak daging sapi juga mengandung air yang bisa larut dalam mencerna makromolekul (asam nukleat, lemak, polisakarida) serta vitamin dan mineral. Keuntungan dari media yang kompleks adalah bahwa mereka mampu mendukung pertumbuhan berbagai mikroba. Agar dimurnikan dari ganggang merah yang merupakan polisakarida (polygalacturonic asam) dinding sel mereka. Agar ditambahkan ke media mikrobiologi hanya sebagai solidifikasi agen. sebagian besar Agar memiliki nilai gizi. Agar-agar sangat baik agen solidifikasi karena ia terlarut di dekat mendidih tetapi membeku pada 45 dejarat celsius 2. Mueller Hinton Agar termasuk dalam media nonseletif atau diperkaya biasanya pada bakteri pemilih dan bakteri non pemilih,termasuk tumbuhan normal yang akan tumbuh. Namun demikian MHA juga direkomendasikan untuk menginokulasi spesimen agar cocok untuk media selektif Istilah "bakteri pemilih" berhubungan dengan bakteri yang tidak tumbuh atau tidak tumbuh baik pada media yang biasanya digunakan isolasi primer mengandung darah domba,misalnyaHaemophilus, patogen Neisseria, dan organisme lainnya. .Media ini belum diuji untuk mendukung pertumbuhan streptokokus gizi varian.Jumlah dan jenis spesies bakteri yang terjadi sebagai agen infeksi sangat besar. Oleh karena itu, sebelum media ini secara rutin digunakan untuk jarang terisolasi atau baru dijelaskan mikro-organisme, kesesuaian pertama harus diuji oleh pengguna dengan menumbuhkan kultur murni dari organisme yang bersangkutan.Kerentanan ukuran zona tes ditemukan pada media ini tidak dalam perjanjian lengkap dengan yang disebutkan dalam Standar CLSI M26 yang telah direkam dari Agar Coklat GC dengan suplemen pertumbuhan didefinisikan. 3. Agar MacConkey

Mengandung garam bile(untuk menghampat bakteri gram positive,misalnyat Enterococcus dan beberapa spesies Staphylococcus i.e. Staphylococcus aureus), bahan crystal violet (digunakan untuk menghambat bakteri gram positif), pewarna neutral red (dimana rantai fermentasi laktosa) ,lactose and peptone.Ada banyak variasi dari agar MacConkey sesuai dengan kebutuhan. Tabel 6.8 Media MacConkey agar Komponen Proteose Peptone Jumlah (g/L) 3.0 Fungsi Sember peptida, karbon, energi, mikro dan makronutrien Sumber karbon dan energi Kesetimbangan osmotik Agen penyeleksi Agen penyeleksi Indikator pH Agen pemadat

10.0 Lactose NaCl Bile Salts Crystal Violet Neutral red Agar 5.0 1.5 0.001 0.03 13.5

4. TEA (Tauge Ekstrak Agar) ekstrak tauge juga dapat digunakan sebagai media alami bagi pertumbuhan mikroalga.Tauge kacang hijau merupakan jenis sayuran yang umum dikonsumsi, mudah diperoleh, ekonomis, dan tidak menghasilkan senyawa yang berefek toksik. Tauge kacang hijau mengandung makronutrien, mikronutrien, vitamin,asam amino, serta gula yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroalga(prihantini.2007) F. Kesimpulan - Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh suhu untuk itulah ada bakteri psikofil,thermofil dan mesofil - Medium agar bisa digunakan untuk menumbuhkan bakteri atau mikroba. Selain itu bisa digunakan juga untuk menghitung jumlah atau massa mikroba - Medium agar banyak mengandung makronutrien,mikronutrien,mineral bagi mikroba

TEA adalah termasuk dalam media alami yang mana bisa dibuat dan didapat dengan mudah Sebelum digunakan semua medium perlu dimasukkan terlebih dahulu ke dalam autoklaf untuk pensterilisasi

G. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2008.Media Pertumbuhan.http://ekmonsaurus.blogspot.com/2008/11/bab-2-media-pertumbuhan.html Burrows,Williams.1968. Textbook of Microbiology.W.B Saunders Company.Philadelphia Prihantini,Nining Betawi dkk.2007. Pengaruh Konsentrasi Medium Ekstrak Tauge(MET) terhadap Pertumbuhan Scenedesmus Isolat Subang. Makara,Sains,vol.11,NO.1,April 2007:1-9 Alderete,John F e.t Robertson,Donald C.1977. Nutrition and Enterotoxin Synthesis by Enterotoxigenic Strains of Escherichia coli:Defined Medium for Production of Heat Stable Enterotoxin. Infectin an Immunty,Mar.1977,P.781-788.Vol 15,No 3 Anonim. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2155805pembuatan-media-agar-dan-sterilisasi/#ixzz1Zp7se9gA Suwito,Widodo.2010.Bakteri Yang Sering Mencemari Susu:Deteksi,Patogenesis,Epidemiologi dan Cara Pengendaliannya.Jurnal Litbang Pertanian,29(3),2010 Kusmiati e.t Malik Amarila.2002. Aktivitas Bakteriosin Dari Bakteri Leuconotoc Mesenteroides Pbac1 Pada Berbagai Media. Makara,Kesehatan,Vol6,No.1,Juni 2002 Adyana,dkk.2004 .Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare .Acta Pharmaceutica Indonesia,Vol XXIX,No.1,2004 Nasir e.t Jumjunindang.2003. Karakterisasi Ras Fusarium oxysporus f.sp. cubense dengan Metode Vegetative Compatibility Group Test dan Identifikasi Kultivar Pisang yang Terserang. J.Hort.13(4):276284,2003 Palsczarc jr,Michael.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Mcgraw-hill book Company.London

You might also like