You are on page 1of 10

TUGAS TERSTRUKTUR BAHASA INDONESIA CTENOPHORA

Disusun Oleh :

Kelompok 11 Restiany Fauzia E. M. Dzul Fahmi Malinda Yusuf Erwin Sukma N. Juniar Gusty H1G010037 H1H010041 H1K010015 H1K010039 H1K010057

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

2011

BAB I

1.1 Pengertian
Ctenophora berasal dari bahasa Yunani kteno-kteis sisir dan phore pembawa. Jika kedua unsur kata tersebut digabungkan akan membentuk suatu kata yaitu Ctenophora yang berarti sekelompok kecil hewan laut yang berenang bebas dan warnanya transparan dibandingkan dengan ubur-ubur. Ctenophora juga dapat diartikan sebagai hewan avertebrata yang memiliki tubuh transparan dan memiliki keunikan yaitu mampu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya sendiri.

1.2 Ciri-ciri
Tubuh Ctenophora adalah simetri biradial, radial, dan bilateral. Ctenophora berbeda dengan ubur-ubur karena Ctenophora memiliki koloblas dan bioluminescene sedangkan pada ubur-ubur tidak. Ctenophora memiliki beberapa ciri khusus, yaitu Ctenophora hidup di laut dalam, hewan ini bersifat karnivora dan memakan zooplankton, Ctenophora dapat menghasilkan cahaya dari dalam tubuhnya sendiri, bersifat hermaprodit, memiliki alat indera berupa statokis, berongga, berenang menggunakan bulu-bulu halus (silia), mempunyai sistem saraf jala subepidermis, serta memiliki tubuh transparan (Gordon Ramel, 2008).

BAB II

2.1 Klasifikasi
Klasifikasi Ctenophora dapat dibedakan berdasarkan ada tidaknya tentakel. Ctenophora dibedakan menjadi dua kelas, yaitu : 1. Kelas Tentakula, yaitu Ctenophora yang memiliki tentakel. Kelas ini memiliki organ-organ diantaranya adalah mulut, saluran paragrastik, zat gelatin, pita berbulu, saluran, kantong tentakular, tentakel, corong, kutub aboral, bidang kutub, serta pita-pita berbulu. Kelas ini dibedakan ke dalam empat ordo, yaitu : Cydipidda (cydippidea) Ordo Cydipidda memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu tubuh bulat, tentakel bercabang dan retraktil. Contoh : Pleurobranchia dan Hormopora Lobata Ordo Lobata memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu tubuh pipih secara lateral, cuping mulut 2 buah dan besar, serta memiliki tentakel yang pendek. Contoh : Bollonopsis dan Mnemiopsis Cestida Ordo Cestida memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu tubuh panjang dan pipih seperti pita satu bidang dengan tentakel, dapat mencapai panjang 90 cm dan lebar 5 cm di laut tropis. Contoh : Cestum veneris Platyctenea Ordo Platyctenea memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu tubuh pipih oralaboral, mengalami modifikasi yang besar, serta stadia larva awal merupakan parasit pada salpa (tunica). Contoh : Ctenoplana

2. Kelas Nuda, yaitu Ctenophora yang tidak memiliki tentakel. Kelas ini memiliki organ-organ diantaranya adalah alat peraba, bidang kutub, infunbulun, saluran stomodeal, saluran meridional, sperma, ovari, mulut, ujung inti, granula-granula

ekskresi, sel jaringan penghubung, inti sel peraba, serabut spiral, serta serabut dasar. Kelas ini terdiri atas satu ordo yaitu ordo Beroidea, yaitu Ctenophora yang tidak memiliki tentakel dan memiliki bentuk tubuh seperti kantung, mulut lebar, faring besar, panjang sampai 20 cm, dan dapat hidup di perairan dingin. Contoh : Bereo

2.2

Anatomi dan Morfologi

2.1.1 Anatomi
Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu hanya mempunyai dua lapisan badan yang terdiri atas dua lapisan sel transparan yang hanya menyusun kulit terluarnya (ektoderm) dan kulit bagian dalam (gastroderm). Ektoderm menyusun dua lapisan sel yang kebanyakan ditutup oleh suatu lapisan lumpur yang bersifat melindungi, lapisan lumpur ini dihasilkan oleh kelenjar/penekan khusus. Dinding tubuhnya terdiri atas epidermis. Di bawah epidermis terdapat lapisan semacam mesenkhim tebal, setaraf dengan mesoglea pada coelenterata. Mesenkhim Ctenophora mempunyai sel otot sejati. Sedangkan gastroderm lebih melindungi organ-organ bagian dalam, contohnya : melindungi suatu rongga pada perut.

Gambar 1. Anatomi Ctenophora Sumber: http://www.google.com

2.1.2 Morfologi
Mulut Ctenophora terletak di satu ujung dan alat pengindera terletak di ujung yang berlawanan. Ada delapan sabuk berbulu getar melintang (meridional) yang memanjang dari dekat permukaan mulut ke ujung berlawanan, alat ini merupakan alat untuk berjalan. Setiap sabuk mempunyai bulu getar yang tersusun dalam barisan mendatar dan di dasarnya bersatu, serta setiap baris tersebut bentuknya seperti sisir

Gambar 2. Larva Cydipidd Sumber: http://www.google.com

Bulu-bulu getar ini berayun naik turun dari ujung aboral dan menciptakan gerakan seperti sederetan ombak yang bergerak ke arah mulutnya. Hewan ini bergerak dengan ujung di depan mulutnya. Oleh karena itu, hewan ini juga sering dikenal dengan nama Sea walnus atau comb jellies (ubur-ubur sisir) karena secara vertikal, tubuhnya terbagi oleh 8 helai pita yang tampak seperti deretan sisir silia, berwarna putih, jingga atau ungu. Tubuhnya biasanya transparan dan yang primitif mempunyai sepasang tentakel bercabang, tanpa nematokis. Sisir silia merupakan tenaga penggerak bagi Ctenophora.

2.3

Fisiologi

2.3.1 Reproduksi
Umumnya semua Ctenophora adalah hermaprodit, dengan kata lain mereka berfungsi baik sebagai jantan maupun betina, tetapi satu genus Ocyropsis diketahui dioceous. Hal ini

sesuai dengan pendapat Harbison dan Miller (1986) dalam Haddock & Case (1995). Gonad berbentuk seperti 2 helai pita yang terletak pada tiap dinding kanal internal yang menebal, telur dan sperma dikeluarkan melalui mulut lalu pembuahannya terjadi di laut. Beberapa spesies ada yang mengerami telurnya dengan hasil pembuahannya yaitu larva Cydippida yang berenang bebas, berbentuk bulat atau lonjong menyerupai bentuk Cydippida dewasa.

Gambar 3. Cydippida larva sp Bolinopsis Sumber: http://www.wikipedia.com

Ctenophora remaja hanya mampu memproduksi telur dan sperma dalam jumlah kecil pada beberapa spesies. Sementara, pada ukuran dewasa mampu menghasilkan telur dan sperma dalam jumlah besar selama mereka memiliki makanan yang cukup. Jika Ctenophora kehabisan makanan, mereka akan berhenti memproduksi telur dan sperma, kemudian mengecilkan ukuran tubuhnya. Ketika persediaan makanan membaik, Ctenophora tumbuh kembali ke ukuran normal dan kemudian melanjutkan proses reproduksi. Faktor inilah yang membuat Ctenophora mampu meningkatkan populasi yang sangat cepat.

2.3.2 Sistem Pencernaan


Ctenophora merupakan hewan karnivora atau pemakan zooplankton. Pada dasarnya Ctenophora memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Sistem pencernaan pada Ctenophora meliputi : mulut, faring, esofagus, usus, dan anus. Mula mula makanan yang melekat pada koloblas dimasukan melalui mulut, dilanjutkan ke faring yang panjang, perut dan susunan kanal. Kemudian, dari faring makanan disalurkan ke esofagus. Setelah itu sisa sisa makanan atau kotoran dikeluarkan melalui mulut atau anus. Tubuh Ctenophora terdapat ruang yang terletak diantara kulit terluar yang disebut mesoglea yaitu suatu lapisan seperti selai yang transparan yang terbuat dari kolagen yang terdiri atas banyak saluran kecil yang berfungsi untuk pengangkutan dan penyimpanan bahan

gizi. Pada sistem pencernaan juga terdapat silia yang berfungsi untuk memompa air dari dalam mesoglea agar keluar dari mesoglea. Ketika proses osmotik terjadi air keluar dan terjadi sirkulasi air dalam tubuh, Ctenophora melakukan osmoregulasi agar dapat menyesuaikan diri dari air laut yang berkadar garam tinggi ke air payau pantai yang berkadar garam sedang.

2.3.3 Sistem Ekskresi


Alat ekskeresi Ctenophora dapat dilakukan baik melalui difusi sederhana maupun melalui lubang anal. Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung (Anonim, 2008).

2.3.4 Sistem Saraf


Ctenophora tidak mempunyai otak, tetapi memiliki jaring saraf sub-epidermis, yang berarti memiliki jaringan saraf yang berjalan di bawah kulit luar. Jaringan saraf sub-

epidermis ini merupakan jaringan yang paling terkonsentrasi di bawah kosta dan pada dasar dari tentakel. Organ inti dari Ctenophora ialah Statokis yang terletak apikal (dekat anus), organ ini mendeteksi dan melacak posisi vertikal binatang, sehingga memungkinkan untuk tetap tegak. Ctenophora juga diketahui memiliki beberapa organ-organ indera kimia di sekitar mulutnya, dengan menggunakan bahan kimia untuk mendeteksi keberadaan Ctenophora lain dalam air yang ada di sekitarnya.

2.3.5 Sistem Respirasi


Respirasi pada Ctenophora terjadi secara difusi, karena Ctenophora tidak memiliki sistem pernapasan yang khusus. Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.

2.4

Pertahanan Diri
Ctenophora memiliki bioluminescene. Bioluminescene adalah fitur umum pada

sebagian besar spesies (Haddock & Case, 1995), dan dalam beberapa kasus yang ada memungkinkan bahwa bioluminescene digunakan sebagai sarana untuk menghindari predasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Harbison (1996) dalam Haddock & Case (1995).

2.5

Keuntungan dan Kerugian

2.5.1 Keuntungan
Ctenophora berperan sebagai penyeimbang ekosistem yang berhubungan dengan rantai makanan. Sejauh ini peranan lain yang menguntungkan dari Ctenophora belum diketahui karena minimnya informasi dan kurangnya penelitian tentang Ctenophora yang lebih lanjut.

2.5.2 Kerugian
Ctenophora bersifat karnivora, sehingga Ctenophora memakan zooplankton kecil seperti Copepoda, Mollusca, larva Crustacea, telur merugikan peternak oyster atau tiram. ikan dan ikan kecil, serta dapat

Glosarium
Silia Koloblas Ektoderm Gastoderm Hermafropit Mesenkhim Mesoglea Nematokis Faring Zooplankton Statokis : bulu getar : semacam tentakel untuk mempermudah mengambil makanan : lapisan luar : lapisan dalam : kelamin ganda : jaringan penghubung : lapisan tengah diantara ektoderm dan gastroderm : racun sengat : tenggorokan atau kerongkongan : organisme kecil yang termasuk protozoa : untuk menjaga keseimbangan organ bagian badan

Osmoregulasi : proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan di sekitarnya Difusi : peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah Bioluminescene: sumber cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.http://www.crayonpedia.org/mw/6._Transpor_Melalui_Membran_Sel_ 11.1. Diakses 1 Juli 2011. Pukul 15:46 WIB. Haddock, S. H. D & Case, J. F. 1995: Not all ctenophores are bioluminescent: Pleurobrachia. Biological Bulletin 189: 356362. http://google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Ct enophora. Diakses 19 Juni 2011. Pukul 16.00 WIB. http://www.bakulsoblok.blogspot.com. Diakses 21 Juni 2011. Pukul 14.10 WIB. http://www.nisyagreeen.blogspot.com. Diakses 21 Juni 2011. Pukul 13.15 WIB. Ramel, Gordon. 2008. www.earthlife.net/inverts/Ctenophora.html Diakses 1 Juli 2011. Pukul 15:48 WIB.

You might also like