You are on page 1of 4

Rumus Molekul Boraks Boraks ( Natrium Tetraborat ) merupakan senyawa berhidrat dengan rumus kimia atau rumus molekul

Na2B4O7, merupakan padatan kristal berwarna putih, dan kadang-kadang agak abu-abu atau kebiruan, di alam kita dapat temukan pada danau asin dari tanah yang bersifat basa. Zat ini hanya di gunakan biasanya untuk industri glas dan enamel, dan juga biasa dipakai untuk larutan baku. Bisa kita bayangkan zat seperti ini di jadikan bahan pengawet bagi makanan yang biasa suka kita makan.

Reaksi antara Boraks dengan penambahan HCL Reaksi yang berlangsung antara Boraks dengan HCL : Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O 2NaCl + 4H3BO Asam borat begitu lemah, sehingga keberadaannya tidak mengganggu dengan deteksi titik akhir. Borat asam yang terbentuk adalah seperti asam lemah yang pH larutan yang decimolar sekitar 6. Maka dibebaskan ion hidroksida dapat dititrasi terhadap asam yang kuat secara kuantitatif dengan menggunakan indikator yang berubah warna pada pH kurang dari 5. HCl yang ditetesi dengan indikator dan distandarisasi dengan Na2B4O7 (Natrium Boraks) menujukkan reaksi yang positif yaitu: telah terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah konstan. Dalam melakukan standarisasi asam-basa harus dengan ketelitian tinggi, jangan sampai terjadi kelalaian dari praktikan dalam prosedur pelaksanaan praktikum maupun kehati-hatian dalam menjaga reagen agar tidak terkontaminasi dengan lingkungan.

Penyebab terjadinya titik ekivalen Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasipereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator. dikatakan baha titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti, kimiawan dapat menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang bertanggap terhadap adanya titran berlebih dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat trejadi tepat pada titik ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentunya merupakan suatu harapan, bahwa titik akhir ada sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Memilih indikator untuk membuat kedua titik berimpitan (atau mengadakan koreksi untuk selisih keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisa titrimetri. Istilah titrasi menyangkut proses ntuk mengukur volum titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Cara Mengetahui Titik Ekivalen Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam basa, yaitu: 1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen. 2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

Larutan Standar Primer Larutan standar primer : larutan standar yang dibuat dengan ketelitian tinggi dan Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara tepat. Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:

Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.

Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol atau DMF.

Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.

Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.

Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3.

Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3 Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi larutan natrium nitrit.

Larutan Standar sekunder Larutan baku sekunder Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2 Syarat-syarat larutan baku sekunder : Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil

kesalahan penimbangan Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.

You might also like