You are on page 1of 25

Makalah ini Oleh :

AMEILIA ARDIANTY A1B111019 KELAS A

FAKULTAS EKONOMI REGULER-SORE UNIVERSITAS MATARAM


1

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

...........................................................................................

i ii iii 1 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................... DAFTAR ISI

...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1.3. Bahasan Masalah ............................................................................... 1.4. Tujuan Pembahasan .......................................................................... 1.4.1. Tujuan Umum ................................................................................. 1.4.2. Tujuan Khusus ............................................................................... 1.5. Manfaat Makalah .............................................................................. 1.5.1. Manfaat Secara Teoritis ................................................................. 1.5.2. Manfaat Secara Praktis ...................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 2.1. Sumber Bahasa Indonesia ................................................................. 2.2. Peresmian Bahasa Indonesia ............................................................ 2.3. Mengapa Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia ........ 2.4. Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia ................................................................... 2.5. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia ........................................ 2.6 . Kata Serapan .................................................................................... BAB III PEMBAHASAN 3.1. Dampak Pengaruh Bahasa Asing terhadap bahasa Indonesia .......... 3.2. Cara menumbuhkan kesadaran akan cinta terhadap Bahasa Indonesia ............................................................. BAB IVPENUTUP 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran ........................................................................................... ........................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Jauh sebelum Indonesia merdeka, bangsa Indonesia telah memiliki bahasa nasional yang diperjuangkan melalui persengketaan dan pertentangan serta berbagai bentuk kericuhan. Dalam hal pemilikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, rasanya tak ada bangsa di dunia ini yang seberuntung bangsa Indonesia. Pemilihan dan pemilikan Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional kita akan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan antara suku bangsa yang ada di kawasan Nusantara ini untuk mengenyahkan penjajah, baik yang datangnya dari dunia Barat maupun dari dunia Timur. Tetapi dalam sejarah perkembangan Bahasa IndOnesia selanjutnya, pemilikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah menimbulkan akibat-akibat sampingan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan dan pemakaian bahasa itu sendiri. Keadaan tersebut telah menimbulkan beberapa sikap negatif terhadap Bahasa Indonesia, sangat merugikan sekaligus menjadi kendala sebagai alat penggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti kita maklumi perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsabangsa Barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh tersebut. Kemudian masuklah ke dalam Bahasa Indonesia istilah-istilah atau kata-kata asing, karena memang pengertian dan makna yang dimaksudkan oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam Bahasa Indonesia. Sesuai dengan sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat dan menyaksikan keadaan semacam ini, timbullah beberapa anggapan yang kurang baik terhadap Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan modern, tidak seperti bahasa Inggris dan Jerman misalnya. Pada pihak lain muncul sikap medewa-dewakan dan mengagung-agungkan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya merupakan ukuran terpelajar atau tidaknya seseorang. Alhasil hasrat atau motivasi untuk belajar

menguasai bahasa lain atau bahasa asing lebih tinggi dari pada hasrat untuk belajar dan menguasai bahasa sendiri, dalam hal ini Bahasa Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Adanya pengaruh bahasa asing dapat menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi Bahasa Indonesia, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa kita, terjadinya akulturasi bahasa Indonesia yang selanjutnya berkembang menjadi Bahasa massa. 1.3. Bahasan Masalah Penurunan rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia karena adanya globalisasi atau semacamnya membuat kita sebagai anak bangsa untuk mencari solusi atau pemecahan bagaimana cara untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa sendiri. 1.4. Tujuan Pembahasan

1.4.1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh bahasa asing terhadap eksistensi Bahasa Indonesia 2. Untuk Meningkatkan Kesadaran bangsa untuk menjunjung tinggi bahasa sendiri karena bahasa Indonesia merupakan Jati Diri Bangsa 1.4.2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui solusi atau pemecahan dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa sendiri 1.5. Manfaat Makalah 1.5.1. Manfaat Secara Teoritis Adapun manfaat secara teoretis dari makalah ini, yaitu bagi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi study/kajian tulisan. 1.5.2. Manfaat Secara Praktis Adapun manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1. Sumber Bahasa Indonesia Sejarah tumbuh dan berkembangnya Bahasa Indonesia tidak lepas dari Bahasa Melayu. Dimana Bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak hanya digunakan di Kepulauan Nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya Prasasti-prasasti kuno dari kerjaan di indonesia yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Melayu. Dan pasa saat itu Bahasa Melayu telah Berfungsi Sebagai : 1. Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan satra 2. Bahasa Perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia 3. Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang ada di indonesia mapupun pedagang yang berasal dari luar indonesia. 4. Bahasa resmi kerajaan. Jadi jelashlah bahwa bahasa indonesia sumbernya adalah bahasa melayu.

2.2 Peresmian Nama Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan. Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.

2.3 Mengapa Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia. Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu : 1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan. 2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus). 3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional 4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas. 2.4 Peristiwa-Peristiwa Penting Yang Berkaitan Dengan Bahasa Indonesia. Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia dapat dirinci sebagai berikut : 1. Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu. 2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas. 3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kayo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad (dewan rakyat), seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia. 4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi pengokohan bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan. 5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.

6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. 7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. 8. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. 9. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik (ejaan soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya. 10. Tanggal 28 Oktober 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara. 11. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. 12. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara). 13. Tanggal 28 Oktober 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. 14. Tanggal 21 26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk

menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin. 15. Tanggal 28 Oktober 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 16. Tanggal 28 Oktober 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia. 17. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa. 2.5 Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia 2.5.1 Kedudukan Bahasa Indoensia Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting yaitu : 1. Sebagai Bahasa Nasional Seperti yang tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional yang kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. 1. Sebagai Bahasa Negara Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XV Pasal 36) mengenasi kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahawa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

2.5.1. Fungsi Bahasa Indonesia Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : 1. Lambang kebangsaan 2. Lambang identitas nasional 3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya 4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa indonesia berfungsi sebagai : 1. Bahasa resmi kenegaraan 2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan 3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan 4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.6. Kata Serapan Kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh. Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka. Oleh karena itu, dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, meminjam atau menyerap unsur asing dengan sendirinya Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, tetapi ada juga proses penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik dalarn bahasa lisan maupun bahasa tulisnya. Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya
10

antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Mula-mula bahasa Sansekerta sejalan dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia sejak sebelum bahasa Indonesia memunculkan identitas dirinya sebagai bahasa Indonesia, kemudian bahasa Arab karena eratnya hubungan keagamaan dan perdagangan antara masyarakat timur tengah dengan bangsa Indonesia, lalu bahasa Belanda sejalan dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, kemudian bahasa Inggris yang berjalan hingga sekarang, salah satu faktor penyebabnya adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris. Ada dua cara penyerapan kata-kata dan ungkapan-ungkapan dari bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. Cara pertama adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam ejaan maupun pada ucapannya. Cara kedua adalah dengan menyesuaikan ejaan maupun ucapannya. Penyerapan dengan [enyesuaian pada umumnya mengacu pada ucapan kata aslinya. Dengan demikian akan terjadi dalam ejaannya, diselaraskan dengan kaidah bahasa Indonesia. Berikut ini dapat dilihat beberapa macam pola penyerapan kata-kata dalam bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia

1. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang berawal dengan huruf C,Ch, dan Q. Contoh

11

2. Suku kata bahasa inggris yang berakhir dengan -tion dan -sion, berubah menjadi siContoh:

3. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai suku-kata akhir -ty akan berubah menjadi -tas dalam bahasa Indonesia. Contoh:

12

Namun, hal ini tidak berlaku untuk kata:

4. Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir -nt akan berubah menjadi -n dalam bahasa Indonesia Contoh:

Namun, Hal ini tidak berlaku untuk kata-kata berikut:

13

5. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir -ism akan berubah menjadi isme dalam bahasa Indonesia. Contoh:

6. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir -ive akan berubah menjadi if dalam bahasa Indonesia. Contoh:

7. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir -nal akan berubah menjadi nal dalam bahasa Indonesia, namun ejaan keseluruhan berubah sesuai dengan ucapannya. Contoh:

14

8. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal ph- sesuai dengan ucapannya menjadi f- dalam bahasa Indonesia. Contoh:

9. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal th- akan berubah menjadi t- dalam bahasa Indonesia.

Contoh:

10. Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir -y akan berubah menjadi -i dalam bahasa Indonesia. Contoh:

15

11. Akhiran suku-kata -ic dalam bahasa Inggris dapat menjadi beberapa bentuk. Contoh:

12. Kata-kata dalam bahsa Inggris yang berawal dengan huruf C dapat berubah menjadi S, K, atau diawali dengan huruf C dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan ucapannya. Contoh:

16

Kata-kata serapan memang menambah pembendeharaan kosa-kata bahasa Indonesia. Namun, penyerapan atau peminjaman kata-kata asing tersebut juga akan menimbulkan kerancuan, keragu-raguan, atau kekeliruan. Contoh: (a) Akses dan Ekses Dua kata ini memiliki kemirpan dalam ejaannya, tetapi memiliki arti yang berbeda. Akses berasal dari access yang berarti jaln penghubung, kemudahan untuk mendapatkan sesuatu, kemudahan untuk menemui seseorang. Ekses berasal dari kata Excess yang berarti berlebihan atau kelebihan, lebih dari seharusnya, perilaku yang melanggar moralitas dan kemanusiaan. (b) Even dan Event Kata even memiliki arti rata, datar, genap, ama, bahkan. Kata Event mengandung arti pertistiwa,kejadian,pertandingan.

(c) Moment atau momen dan momentum Moment atau momen berkaitan dengan waktu Momentum berkaitan dengan gerak, dorongan, dan kekuatan.

(d) Reformasi dan Anarki Reformasi berasal dari kata to reform yang berarti memperbaiki (menjadi lebih baik). Namun, reformasi juga berarti perbaikan dalam tatanan social, politik, pemerintahan, dll. Anarki berasal dari kata anarchy berarti kekacauan. Selain itu, anarki juga mengabaikan atau tidak mengakui adanya hokum peraturan dan kekuasaan pemerintah. Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa anarki bertentangan dengan reformasi dan bukan bagian dari reformasi. (a) Legal dan Legimate Dalam bahasa Indonesia, kedua kata ini memiliki arti sah (sah menurut hukum atau konstitusi). Lawan kata legal adalah illegal atu illegal, sedangkan lawan kata dari legitimate adalah illegitimate. Legal biasanya berkaitan dengan hokum, misalnya pemalsuan ijazaah adalah perbuatan illegal. (b) Kerancuan dalam proses penyerapan

17

Pada harian Pikiran Rakyat yang terbit tanggal 18 November 2000, pada halaman 4 (empat) terdapat judul berita sebagai berikut : Karetaker Gubernur Banten Hari ini Dilantik Mendagri. Kata caretaker dipakai sebagai pengganti caretaker (baca:keteike) yang artinya pejabat sementara. Penyerapan seperti ini jelas tidak benar.

Akhir-akhir ini banyak pejabat atau petinggi Negara menggunakan gabungan katakebohongan politik. Bandingkan dengan kata-kata berikut: Public opinion = opini pubic = pendapat umum. Public figure = tokoh public = tokoh masyarakat.

Jadi, kata kebohongan publik = public lie = kebohongan rakyat. Namun, rakyat berbohong kepada siapa? Agar tidak menimbulkan kerancuan, sebaiknya kata tersebut dinyatakan berbohong kepada rakyat atau tidak mengatakan yang sebenarnya kepada rakyat. (c) Okay Dalam bahasa Inggris kata okay berarti lumayan, cukuo baik, atau saya setuju, tergantung dengan konteks . A: Why dont we go to shop? ==> A: Anda ingin ke toko? B: Okay B: Oke Dalam konteks ini kata okay dan oke mengandung arti yang sama. Oh, that place is okay I guess. ==> Tempat itu lumayan menurut indah menurut saya. Dalam konteks ini arti dari kata okay dan oke berbeda. Sejak kata oke masuk bahasa Indonesia artinya sudah berubah terlalu jauh untuk digunakan untuk terjemahan langsung dalam contoh ini. Who okayed this deal? ==> Siapa yang menandatangani persetujuan ini? Pennggunaan okay ini belum terbiasa dalam bahasa Inggris, jadi tidak aneh bahwa artinya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Dari contoh di atas, dapat diketahui ada terdapat perbedaan di antara oke dan okay. Kata oke dapat diartikan saya dapat atau unggul tidak ada dalam bahasa Inggris. Contoh penggunaannya dapat dilihat dalam slogan stasiun televise RCTI, Semakin Oke. Jika kata oke masih ada artinya sama dengan kata okay dalam bahasa Inggris, penggunaan ini tidak mungkin, karena tidak ada kampanye iklan yang harap meyakinkan penontonnya bahwa acaranya semakin lumayan
18

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Dampak Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia Dari beberapa contoh penyerapan bahasa terlihat jelas bahwa bahasa Inggris sangat mempengaruhi pemakaian kosa-kota dan bahkan struktur bahasa Indonesia. Banyak kata yang mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi terkadang dapat menimbulkan kerancuan dalam pemakaiannya. Bahkan, pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sering digabungkan dalam satu rangkaian kalimat. Hal ini terjadi supaya orang yang menggunakannya akan terlihat lebih modern. Penyerepan kosa-kata tersebut dapat menambah pembendaharaan kosa-kota Indonesia. Hal ini sudah tentu akan mempermudah kita berinteraksi khususnya kepada negara-negara lain. Namun.penyerapan kosa-kota tersebut jangan diterima begitu saja. Dalam proses penyerapan harus dapat dilakukan dengan selektif, supaya karakteristik dari bahasa Indonesia tidak akan hilang. Zaman sekarang, hanya bisa menggunakan satu bahasa saja sangatlah sulit untuk bisa masuk dalam global competition. apalagi posisi negara kita yaitu sebagai negara berkembang yang masih memerlukan bantuan dan kontribusi dari negara lain khususnya negara maju. dan dengan apakah agar kontribusi itu bisa diterima? apalagi kalau bukan Bahasa. Setiap individu setidaknya bisa menggunakan bahasa asing atau bahasa internasional. Kita tahu bahwa bahasa internasional Bahasa Inggris. Untuk bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang dari negara lain, orang tersebut pasti menggunakan bahasa inggris. tidak terkecuali orang indonesia. Bahasa inggris, dimana merupakan bahasa asing di negara indonesia, mempunyai peranan besar bagi indonesia itu sendiri. pengaruh yang diberi pun beraneka ragam. ada yang memberikan pengaruh positif dan tidak jarang juga ada yang meberikan pengaruh negatif.

19

Dengan keberadaan bahsasa inggris ( bahasa asing ) sebagai bahasa internasional, pendidikan indonesia mulai dari taman bermain sampai dengan universitas memiliki kurikulum dan pelajaran tentang bahasa inggris. ini dilakukan agar sumber daya manusia indonesia dapat ikut andil dalam globalisasi dunia. pengaruh yang cukup positif bukan. Pengaruh negatif dari bahasa asing itu sendiri ada. Belakangan ini, pengaruh negatif dari bahasa asing tersebut sudah terlihat, seperti pada perkembangan anak. Cara pemakaian bahasa belakang ini yang sedang populer di semua kalangan adalah penggunaan bahasa campur aduk. Bahasa indonesia dikombinasikan dengan bahasa asing. Banyak anak anak sekarang yang merasa lebih percaya diri dan gaul jika menggunakan bahasa campur aduk tersebut. ini jelas mengurangi kekaedahan dan keabsahan akan bahasa indonesia yang menjadi bahasa persatuan itu sendiri. Sejarah juga mencatat, bahwa presiden pertama republik indonesia, soekarno pernah menggunakan tiga bahasa sekaligus dalam pidatonya. dalam pidatonya tersebut, beliau menggunakan bahasa indonesia, yang dicampuradukan dengan bahasa sunda dan bahasa belanda. tidak hanya soekarno, aktivis nasional soe hok gie, dalam bukunya catatan demostran, biasa mencampur bahasa indonesia dengan bahasa inggris, itu pun berlangsung pada buku buku lain sampai sekarang bukan ? Jadi, ada dua pengaruh bahasa asing terhadap bahasa indonesia itu sendiri, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh negatif itu sendiri terlihat pada perkembangan anak yang tidak lagi memperdulikan keabsahan bahasa indonesia. Contoh-contoh dampak negative masuknya bahasa asing selain diatas antara lain: 1. Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia. 2. Rakyat Indonesia semakinlama kelamaan akan lupa kalau bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. 3. Anak-anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia. 4. Lama kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5. Mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri. 6. Contoh-Contoh pengaruh positif bahasa asing bagi perkembangan anak antara lain :
20

1. Mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak. 2. Semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan semakin cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan 3. Menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis, sekolah). 4. Anak dapat memperoleh dua atau lebih bahasa dengan baik apabila terdapat pola sosial yang konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa berbahasa apa, di mana berbahasa apa, atau kapan berbahasa apa. 5. Anak akan melalui tahap perkembangan bahasa yang relatif sama meskipun setiap anak dapat mencapai tahap-tahap tersebut pada usia yang berbeda. 6. Sangat baik untuk kondisi fisik dan kemampuan kerja otak.

3.2. Cara Menumbuhkan Kesadaran Akan Cinta terhadap Bahasa Indonesia Melihat berbagai kendala seperti di atas, maka rasanya tidak ada sikap lain yang lebih baik bagi kita pemiliknya, kecuali harus tetap mempertahankan eksistensi Bahasa Indonesia itu sendiri. Nyata pada kita bahwa Bahasa Indonesia bukan saja menyangkut soal harga diri bangsa, melainkan juga berhubungan dengan nasib tetap tegak dan jatuhnya bangsa. Masalah Bahasa Indonesia adalah masalah seluruh warga negara Indonesia, bukan hanya masalah orang-orang tertentu saja, dalam hal ini guru-guru Bahasa Indonesia, orang-orang yang berkecimpung dalam dunia bahasa Indonesia. Itulah sebabnya seluruh bangsa Indonesia dituntut mampu memiliki sikap positif terhadap Bahas Indonesia. Tidak berlebihan bila dikatakan dalam masalah bahasa nasional, Bahasa Indonesia merupakan satu di antara beberapa negara saja di dunia ini yang mampu memiliki hanya satu bahasa di antara bahasa-bahasa daerah suku bangsa sendiri. Pemilikan itu pun didasarkan musyawarah serta tidak pernah menimbulkan persaingan bahasa dengan bahasa-bahasa daerah suku bangsa lain. Perhatian dan minat bangsa-bangsa asing untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan menerjemahkan sastra Indonesia lebih menguatkan lagi kenyataan bahwa sebagai bahasa budaya yang relatif, Bahasa Indonesia mampu menyejajarkan dirinya dengan bahasa asing yang pada umumnya sudah mempunyai masa perkembangan lebih lama.

21

Usaha menaikkan harga diri dengan cara memasukkan bahasa asing yang tidak perlu dalam setiap kesempatan berbahasa, menandakan kepicikan pandangan dan keengganan melihat kenyataan. Di samping itu apabila semua warga negara Indonesia merasa bangga berbahasa Indonesia, maka untuk kesatuan dan persatuan bangsa akan terwujud karena adanya satu kesatuan bahasa yang mudah dimengerti, baik secara pribadi maupun golongan atau masyarakat. Sesuai dengan fungsinya sebagai identitas nasional, Bahasa Indonesia harus memiliki ciri-ciri khasnya sendiri. Hal ini berarti bahwa bahasa tersebut mempunyai kaidah-kaidah yang membedakan dirinya dengan bahasa lain. Sebagai pemilik atau pemakai bahasa kita dituntut untuk tetap mempertahankan dan menjauhkannya dari pengaruh bahasa-bahasa lain yang tidak diperlukan benar. Sesuai kedudukannya sebagai bahasa nasional, maka Bahasa Indonesia merupakan milik semua warga negara Indonesia. Hal ini berarti baik atau buruknya nasib bahasa Indonesia itu serta mampu tidaknya mengikuti derap kemajuan ilmu pengetahuan, sepenuhnya terletak di pundak seluruh bangsa Indonesia. Dengan demikian sadar atau tidak, senang atau tidak senang, kita semua dituntut membina dan mengembangkan Bahasa Indonesia bukan saja mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, melainkan kalau mungkin mendudukkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang terpandang di tengah-tengah pergaulan bangsa-bangsa di dunia.

22

BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN Dalam menghadapi era globalisasi, masyarakat hanya bisa menggunakan satu bahasa saja sangatlah sulit untuk bisa masuk dalam global competition. apalagi posisi negara kita yaitu sebagai negara berkembang yang masih memerlukan bantuan dan kontribusi dari negara lain khususnya negara maju. apalagi kalau bukan Bahasa Indonesia . Setiap individu setidaknya bisa menggunakan bahasa asing atau bahasa internasional. Kita tahu bahwa bahasa internasional Bahasa Inggris. Untuk bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang dari negara lain, orang tersebut pasti menggunakan bahasa inggris. tidak terkecuali orang indonesia. bahasa inggris, dimana merupakan bahasa asing di negara indonesia, mempunyai peranan besar bagi indonesia itu sendiri. pengaruh yang diberi pun beraneka ragam. Ada yang memberikan pengaruh positif dan tidak jarang juga ada yang meberikan pengaruh negatif.

4.2. SARAN Sebagai anak bangsa yang ingin mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa maka perlunya satu kesatuan bahasa yang mudah dimengerti, baik secara pribadi maupun golongan atau masyarakat Usaha menaikkan harga diri dengan cara memasukkan bahasa asing yang tidak perlu dalam setiap kesempatan berbahasa, menandakan kepicikan pandangan dan keengganan melihat kenyataan. Dengan demikian sadar atau tidak, senang atau tidak senang, kita semua dituntut membina dan mengembangkan Bahasa Indonesia bukan saja mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, melainkan kalau mungkin mendudukkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang terpandang di tengah-tengah pergaulan bangsa-bangsa di dunia.

23

DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Muchtar. 1990. Jalan Tak Ada Ujung. Penerbit Pustaka Jaya : Jakarta. Pradopo, Rachmat Djoko. Press : Yogyakarta. 1987. Pengkajian Puisi. Gadjah Mada University

Sujiman, Panuti, Dr. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Pustaka Jaya : Jakarta. Sujiman, Panuti, Dr.986.Kamus Istilah Sastra. Penerbit PT. Gramedia : Jakarta. Suryadi, Linus AG. 1988. Pengakuan Pariyem. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta. http://odhepriyamona.wordpress.com/2009/10/20/bahasa-indonesia-dan-era-globalisasi/

http://silviarasyid.blogspot.com/2010/04/pengaruh-penerapan-penggunaan-bahasa.html

24

25

You might also like