You are on page 1of 2

AVM INTRACRANIAL Wiwi Susanti, Junus Baan Bagian Radiologi FK UNHAS / RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo, Makassar

PENDAHULUAN Malformasi arteriovenous atau arteriovenous malformation (AVM) intracranial merupakan lesi pada otak yang secara signifikan dapat menyebabkan morbiditas jangka panjang dan mortalitas. AVM adalah suatu lesi pada pembuluh darah di mana terbentuk suatu nidus abnormal yang menyebabkan terjadinya hubungan patologis pada aliran darah dari arteri ke vena tanpa melalui kapiler. Dari studi epidemiologi diduga 1 dari 200-500 orang menderita AVM. Gejala klinis timbul sesuai lokasinya, lebih dari 50% dengan kejang fokal maupun umum, khususnya pada lesi supratentorial. Pasien AVM mengalami nyeri lokal pada kepala akibat peningkatan aliran darah, serta 15% mengalami gangguan gerak, bicara maupun penglihatan. Pemeriksaan yang dapat digunakan adalah CTScan, MRI, MRA dan angiografi. Pilihan terapi pada AVM otak mencakup embolisasi endovaskular, bedah mikrovaskular, radiosurgery dan terapi konservatif. LAPORAN KASUS Laki-laki 38 tahun datang ke RS dengan keluhan utama kejang sejak 9 tahun yang lalu, berulang 1-2 kali pertahun. Sering disertai sakit kepala, yang berkurang setelah minum analgetik. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam batas normal. Hasil pemeriksaan CT-Scan: AVM parietal kanan, MRI: AVM parietal kanan, dan MRA: nidus pada parietal kanan dengan feeding arteri mayoritas dari arteri cerebri media kanan dan draining vein ke sinus sagital superior, tidak tampak aneurisma.

Gbr 1. CT-Scan: Tampak lesi slight hiperdens bentuk serpigeneus pada lobus parietal kanan

Gbr 2. MRI T1WI tanpa kontras: Tampak lesi hipointens yang berkelok-kelok, batas tidak tegas, tepi irreguler, pada lobus parietal kanan.

Gbr 3. MRI T1WI dengan kontras: lesi berkelokkelok menyangat post kontras pada lobus parietal kanan

Gbr 4. MRI T2WI : lesi hiperintens berkelok-kelok pada lobus parietal kanan.

Gbr 5. MRI T1WI dengan kontras potongan sagital dan potongan coronal, lesi berkelokkelok menyangat post kontras pada lobus parietal kanan.

Gambar 6. MRA: Tampak nidus pada parietal kanan dengan feeding arteri mayoritas dari arteri cerebri media kanan dan draining vein ke sinus sagital superior, tidak tampak aneurisma.

DISKUSI Pada kasus ini, pasien laki-laki berumur 38 tahun, datang dengan keluhan utama kejang, dialami sejak 9 tahun yang lalu berulang setiap 6-12 bulan. Sering sakit kepala, yang berkurang dengan pemberian analgetik. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal. Pada pemeriksaan CTScan dan MRI Kepala didapatkan adanya AVM pada lobus parietal kanan. Pada pemeriksaan MRA didapatkan adanya nidus pada parietal kanan dengan feeding arteri mayoritas dari arteri cerebri media kanan dan draining vein ke sinus sagital superior, tidak tampak aneurisma. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, maka pasien ini kami diagnosis menderita AVM intrakranial pada lobus parietal kanan. Pada pasien ini sebaiknya dilakukan embolisasi untuk memperkecil kemungkinan ruptur. Namun saat ini pasien tersebut hanya diberikan terapi konservatif dengan medikamentosis.

REFERENSI 1. Rasad Sjahriar, Kartoleksono S, Ekayuda I. Malformasi arterivenosus in Angiografi serebral. In: Radiologi diagnostik. Balai penerbit FKUI. Jakarta, 1996;351 2. Weissleder R, Wittenberg J, Harisinghani MG, Chen JW. Arterivenous malformation in Neurologic imaging. In : Primer of Diagnostic Imaging 4th edition. Philadelphia: Mosby, 2007;516 3. Castillo M. Arteriovenous Malformation. In: Neuroradiology. Philadelphia: Lippincott Williams dan Wilkins; 2002. p. 248-50 4. Yuwono, Swatan H. Arteriovenous Malformasi Otak, available at: http://Isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13307137142.pdf

You might also like