You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN AIR ACARA III PENGUKURAN INFILTRASI

Semester Genap 2011 / 2012

Disusun oleh : Nama NIM Kelas : M. Ivan Zulhilmi : A1L010265 :D

KEMENTERIAN PENDIDKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengukuran infiltrasi, baik kapasitas nya maupun kecepatannya dari suatu tanah penying untuk mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air yang baik dalam tanah. Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air kedalam tanah, biasanya merupakan aliran kebawah yang melalui seluruh permukaan tanah. Kecepatan proses ini merupakan kecepatan proses ini umumnya menetukan banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir dipermukaan tanah (surface run off).

B. Tujuan Praktikum Konservasi Tanah dan Air acara Pengukuran Infiltrasi bertujuan untuk menentukan laju infiltrasi pada suatu lahan.

II. METODE PRAKTIKUM A. Bahan Bahan yang digunakan antara lain: air, tanah atau lahan. B. Alat Alat yang digunakan antara lain: ember, double ring infiltrometer, gayung, meteran atau penggaris , alat pemukul atau palu, alat tulis, lembar pengamatan, dan stop watch. C. Prosedur Kerja 1. Ring infiltrasi di masukkan ke dalam tanah (pilih tempat yang baik, tidak banyak akar mati) sedalam 15 cm dengan cara, kayu berat diletakkan diatas ring secara melintang. Kayu tersebut dipukul sambil posisinya dipindah-pindahkan di atas ring infiltrasi agar ringnya sejajar dan masuk ke tanah secara bersamaan. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ring yang paling luar bertujuan untuk menjaga agar air tidak terjadi rembesan air secara lateral pada dalam ring. Air diisikan ke dalam ring yang di dalam dan di luar secara bersamaan dan dihitung waktunya dengan stop watch. Dibuat garis sebagai titik nol. Penurunan air setiap waktu yang ditentukan diukur dengan menggunakan penggaris. Apabila air yang berada di dalam dan di luar ring sudah berkurang, ditambahkan lagi air dan dicatat penurunan permukaannya setiap pengukura. Data yang didapat di pindahkan pada tabel yang telah dibuat. Kemudian data dianalisis dan digambarkan dalam bentuk grafik.

III.HASIL PENGAMATAN Waktu (Menit) Lama Infiltrasi h (mm) 165 157 157 156 155 155 154 150 150 149 148 h (mm) 8 0 1 1 0 1 4 0 1 1 1

(t) t 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 7 2 10 3 13 3 16 3 19 3 21 3 Tabel Persamaan Hurton In h X2 1 1 1 1 1 4 9 9 9 9 9 54

X Y 1 2,08 1 1 0 1 0 1 2 0 3 1,39 3 3 0 3 0 3 0 = 21 3,47 xy = XY - ( X ) ( Y ) n = 6,25 21 . 3,47 11 = 6,25 6,62 = - 0,37 x2 = X2 - ( X )2 n = 54 - ( 21)2 11

Y2 4,32 0 0 0 1,93 0 0 0 6,25

XY 2,08 0 0 0 4,17 0 0 0 5,25

= 54 40,09 = 13,9 K = xy x2 = - 0,37 13,9 = - 0,026 Persamaan Horton F Fe Fo e t F = Fe + (Fo Fe) e kt = 1 mm = 0,33 = 8 mm = 2, 718 = 21 = Fe + (Fo Fe) e kt = 0,33 + (8 0,03 ) 2,17 ( - 0,026 . 21) = 0,33 + 7,67 . 1,73 = 0,33 + 13,27 = 13,6 mm / menit = 81,6 cm/ jam ( Laju infiltrasi agak cepat )

Tabel Persamaan Kostianof Y(ln h) 2,08 0 0 0 1,39 X2 0 0 0 0 0 0.47 1,18 1,18 Y2 4,32 0 0 0 1,93 XY 0 0 0 0 1,51 -

X (ln t) 0 0 0 0 0 0,69 1,09 1,09

1,09 1,09 1,09 = 6,14

0 0 0 3,47

1,18 1,18 1,18 6,37

0 0 0 6,25

0 0 0 1,51

xy = XY - ( X ) ( Y ) n = 1,51 6,14 . 3,47 11 = - 0,42 x2 = X2 - ( X )2 n = 6,37 - (6,14)2 11 = 6,37 3,42 = 2,95 a = xy x2 = - 0,42 2,95 IV. PEMBAHASAN Infiltrasi merupakan proses masuknya air kedalam lapisan permukaan tanah secara vertikal.Jika air dalam tanah tidak bergerak vertical, tetapi kearah horizontal disebut perembesan lateral, yang disebabkan oleh permeabilitas lapisan tanah yang tidak seragam. Infiltrasi pada tanah tidak jenuh, pada awalnya tidak dipengaruhi oleh sedotan matriks dan gravitasi. Tapi semakin lama, sedotan matriks akan semakin berkurang akibat semakin jauhnya jarak air dipermukaan dengan tanah basah, sampai akhirnya sedotan matriks ini menjadi sangat kecil, dapat diabaikan. Menurut Suyono dan Takeda,1987 mengatakan bahwa Infiltasi merupakan proses menimbuhnya air hujan dari permukaan tanah masuk ke dalam tanah dan = - 0,14 Persamaan kostianof i = ef = 2,718 . 7,79 0,14 = 2,718 . 0,75 = 2,03

merembes ke dalam tanah. Air yang masuk pertama akan terabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah, selebihnya akan masuk kedalam air tanah (perkolasi) dan mengalir ke samping. Kapasitas infiltrasi (infiltration capacity) adalah kecepatan infiltrasi maksimum jika air tersedia. Setiap permukaan tanah mempunyai daya serap yang kemampuannya berbeda-beda dilihat dari kondisi tanah dan lapisan penutup permukaannya. Selain itu kapasitas infiltrasi yaitu kemampuan permukaan tanah untuk menyerap air hujan yang jatuh diatasnya disebut Sedangkan laju infiltrasi adalah laju air yang meresap kedalam tanah, yang besarnya dinyatakan dalam mm/jam. Laju infiltrasi tergantung pada kondisi permukaan dan bawah permukaan tanah dan laju infiltrasi ini sangat besar pengaruhnya di dalam rancangan-rancangan untuk cara pemberian air, periode dan lamanya pemberian air beserta besarnya air yang harus diberikan. Ukuran double ring infiltrometer adalah ring pegukur/ring dalam umunya berdiameter 10-20 cm, sedangkan ring bagian luar (ring penyangga/buffer ring) berdiameter 50 cm (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006). Untuk tujuan tertentu sering digunakan ukuran ring yang lebih besar atau lebih kecil. Namun demikian, pengguaan ring yang terlalu kecil juga menyebabkan semakin tingginya tingkat kesalahan (error) pengukuran (Tricker, 1978 dalam Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006). Double ring infiltrometer merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya mudah dicari, inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering dilakukan. Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1993), penggunaan double ring infiltrometer, lingkaran luar digunakan untuk mencegah peresapan keluar dari air dalam lingkaran tengah setelah meresap ke dalam tanah. Ditujukan untuk mengurangi pengaruh rembesan lateral. Oleh karena adanya rembesan lateral, sering menyebabkan hasil pengukuran dari alat ini menjadi tidak mudah untuk

diekstrapolasikan ke dalam skala lapangan. Kedua jenis alat ukur infiltrasi ini mempunyai persoalan-persoalan yang sama yaitu: a. Effek pukuan butir-butir hujan tidak diperhitungkan. b. Effek tekanan udara dalam tanah tidak terjadi. c. Struktur tanah sekeliling dinding tepi alat itu telah terganggu pada waktu pemasukannya ke dalam tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah: 1. Karakteristik karakteristik hujan 2. Kondisi-kondisi permukaan tanah Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi. Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi. Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan. Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari. Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya. Penggolongan permukaan. tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan

3. Kondisi-kondisi penutup permukaan Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi poripori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah. Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi. 4. Transmibilitas tanah

Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah. Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. 5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti. Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,

rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.Tempat terbesar tejadi di laut.

V. KESIMPULAN
1. Infiltasi merupakan proses menimbuhnya air hujan dari permukaan tanah masuk

ke dalam tanah dan merembes ke dalam tanah. Air yang masuk pertama akan terabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah, selebihnya akan masuk kedalam air tanah (perkolasi) dan mengalir ke samping.

DAFTAR PUSTAKA

A. G. Kartasapoetra. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air, PT. Rineka Cipta. Jakarta. Abdulrachman A., A. Abunyamin dan U. Kurnia. 1984. Pengelolaan Tanah dan Tanaman untuk Usaha Konservasi, Pusat Penelitian Tanah, Bogor. Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air, Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.

Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Manan, S. 1979. Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah Aliran Sungai. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Indonesia.

You might also like