You are on page 1of 11

PENGARUH EKSTRAK BOAK TERHADAP PENCEGAHAN KARIES

Atika Samy Kencana Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Sriwijaya, Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia atikasamykencana@ymail.com

ABSTRAK Boak (Avicennia alba) is a mangrove plant widely spread in Indonesia, so it can be easily obtained. Many benefits are derived from this plant, one of which is its antibacterial activity. This article reviews the current knowledge of the effect of Avicennia alba on the microbial population of dental plaque, particularly on mutans streptococci, in the light of an ecological concept of the oral environment and of the potential clinical significance. A noncariogenic commensal plaque flora constitutes the biotic component of a balanced ecosystem compatible with dental health. Accumulated intracellularly as a non-metabolisable metabolite by mutans streptococci, Avicennia alba inhibits its growth in vitro and reduces the amount of plaque and the number of mutans streptococci in both the plaque and saliva of boak consumers.1 Further research is needed to fully understand the clinical importance in the prevention of caries of Avicennia alba. Keywords : Boak, Avicennia alba, Antibacterial, mutans streptococci

PENDAHULUAN Dalam sejarah, tumbuh-tumbuhan telah menyediakan sumber inspirasi bagi senyawa obat baru. Sebagai penghasil obat-obatan, tumbuh-tumbuhan telah membuat kontribusi besar untuk kesejahteraan dan kesehatan manusia. Penggunaan ekstrak tumbuh-tumbuhan, serta bentuk-bentuk alternatif lain dari perawatan medis memiliki dua peran, pertama dapat menjadi dasar untuk pengembangan obat baru, atau kedua sebagai Phytomedicine yang akan digunakan untuk pengobatan penyakit. Manfaat utama dari menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah relatif lebih aman daripada alternatif sintetis, menawarkan manfaat terapi mendalam dan pengobatan yang lebih terjangkau. Efek obat biasanya hasil kombinasi dari produk sekunder seperti alkaloid, steroid, tanin, dan senyawa fenol, yang disintesis dan disimpan di bagian tertentu atau di semua bagian tanaman. Sejumlah besar tanaman di lokasi yang berbeda di seluruh dunia telah diekstrak dan dimurnikan untuk menyelidiki secara individual aktivitas antimikroba mereka.2, 3, 4, 5 Mangrove tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis, tumbuh di zona intertiedal garam dari garis pantai dan mengandung senyawa antivirus, antibakteri dan antijamur biologis aktif, serta adanya senyawa seperti tanin, alkaloid, dan polifenol di hutan bakau yang memainkan peran penting dalam pemusnahan mikroorganisme.4,6 Ekstrak mangrove telah digunakan selama berabad-abad sebagai metode populer untuk mengobati gangguan kesehatan. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki aktivitas antimikroba tanaman mangrove. Di antaranya, ditemukan bahwa Boak (Avicennia alba) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans yang memiliki peran penting dalam proses terbentuknya karies.6,7

BOAK (AVICENNIA ALBA) Boak, merupakan golongan kingdom Plantae (tumbuhan), subkingdom Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), super divisi Spermatophyta (menghasilkan biji), divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), kelas Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), sub kelas Asteridae, ordo Scrophulariales, famili Acanthaceae, genus Avicennia, spesies Avicennia alba Blume.2,8 Tumbuhan mangrove marga Avicennia dapat digunakan sebagai obat antifertilitas alami. Pada jenis Avicennia alba zat antifertilisasi terkandung dalam getahnya. Di Indonesia, Avicennia alba lebih dikenal dengan nama boak, koak, apiapi, atau mangi-mangi.9 Avicennia alba dapat ditemukan di seluruh Indonesia. Dari India sampai Indo Cina, melalui Malaysia dan Indonesia hingga ke Filipina, PNG dan Australia tropis. Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha).9 Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.9, 10 Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul, hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.10

Boak merupakan jenis pionir pada habitat rawa mangrove di lokasi pantai yang terlindung, juga di bagian yang lebih asin di sepangjang pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut, serat di sepanjang garis pantai, dan umumnya menyukai bagian muka teluk. Akhirnya dilaporkan dapat membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan daratan. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Genus ini kadang-kadang bersifat vivipar, sebagian buah berbiak ketika masih menempel di pohon.10 Avicennia alba termasuk golongan pohon dengan ketinggian mencapai 15 m. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa tangkai terdapat tonjolan kecil, sementara yang lain sering memiliki permuukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadang-kadang ditemukan serbuk tipis. Permukaan daun berwarna perak kelabu atau putih dengan susunan daun tunggal dan bersilangan, berbentuk lanset (seperti daun akasia) hingga ellips dengan ujung runcing yang panjangnya 10-18 cm. bunga berwarna kuning hingga oranye dan berduri, panjang 13 cm, berada di ujung atau di ketiak daun pada pucuk dengan ukuran diameter 0,4-0,5 cm, jumlah kelopak 5 helai, mahkota 4, dan benang sari 4. Buah umumnya berbentuk seperti cabe atau biji jambu mete, berwarna hijau kekuningan dengan ukuran panjang 2,5-4,0 cm dan lebar 1,5-2,0 cm, permukaannya berambut halus.8, 9, 10 Manfaat dari boak (Avicennia alba) diantaranya batang dapat dijadikan kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah, getahnya dapat dimanfaatkan untuk mencegah kehamilan, dan buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan. Selain digunakan sebagai obat dan makanan, secara local juga digunakan sebagai makanan ternak.8 Ekstrak dan bahan mentah dari mangrove telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk keperluan obat-obatan alamiah. Mangrove khususnya Boak (Avicennia alba) kaya akan senyawa steroid, suponin, flavonoid dan tannin.10,11

Masyarakat lokal telah memanfaatkan Boak dengan tradisional. Daun yang masih muda dapat untuk makanan ternak, kulitnya untuk obat tradisional

(astringent), zat semacam resin yang dikeluarkan bermanfaat dalam usaha mencegah kehamilan, salep yang dicampur cara membuatnya dengan biji tumbuhan ini sangat baik untuk mengobati luka penyakit cacar. Bijinya sangat beracun sehingga harus hati-hati dalam memanfaatkannya, yakni dengan cara direbus terlebih dahulu sebelum dimakan dan air rebusannya dibuang.11

STREPTOCCUS MUTANS DAN KARIES Karies gigi atau gigi berlubang adalah salah satu penyakit yang umum di masyarakat. Banyak masyarakat menganggap remeh dalam menjaga kesehatan mulutnya dan akhirnya akan berdampak terhadap jaringanjaringan di dalam mulut. Karies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri plak, diet, dan gigi. Bakteri Streptococcus mutans mendominasi dalam pembentukan plak gigi. Kumpulan bakteri yang terikat dalam suatu matriks organik dan melekat erat pada permukaan gigi dikenal sebagai plak. 6,7 Streptococcus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya. Bakteri ini terus tersebar luas di alam. Beberapa diantaranya merupakan anggota flora normal pada manusia (pada rongga mulut bakteri ini bersifat jinak), yang lain dihubungkan dengan penyakit-penyakit penting pada manusia yang sebagian disebabkan oleh infeksi streptococcus, sebagian karena sensitisasi terhadap bakteri ini. Kuman ini menghasilkan berbagai zat ekstraseluler dan enzim-enzim. Beberapa jenis streptococcus bisa menyebabkan radang tenggorokan, demam skarlet, dan penyakit lainnya. Dan bakteri inlah yang mendominasi dalam pembentukan Plak pada gigi. bakteri ini memiliki serotipe sebanyak 7 tipe serotipe -a samapi serotipe -g dan yang mendominasi dalam pembentukan plak adalah serotipe -c.6,7,8

Plak adalah lapisan tipis dari mikroorganisme, sisa makanan dan bahan organik yang terbentuk di gigi, kadang-kadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Plak merupakan agregat sejumlah besar dan berbagai macam mikroorganisme pada permukaan gigi. Segera setelah dibersihkan, gigi akan dilindungi lapisan tipis glikoprotein yang disebut aequired pellicle. Glikoprotein di dalam air ludah akan diserap dengan spesifik pada hidroksiaptit dan melekat erat pada permukaan gigi. Beberapa bakteri yang hidup di dalam rongga mulut mempunyai kemampuan membentuk koloni pada permukaan gigi dan membentuk plak secara berkesinambungan.8 Proses pembentukan plak gigi terjadi setelah S.mutans serotipe c membentuk dekstran ekstraseluler baru terjadi perlekatan dan agregasi kuman pada permukaan enamel yang diikuti peningkatan kolonisasi. Agregasi kuman terjadi karena adanya reseptor dekstran pada permukaan sel sehingga terjadi interaksi antarsel selama pembentukan pak gigi. Kuman lain seperti S.samguis juga mampu mensintesis dekstran ekstraseluler dari sukrosa, namun yang dibentuk adalah dekstran ikatan (16) yang mudah larut dalam air dan kuman ini tidak mempunyai reseptor dekstran pada permukaan selnya. S.mutans serotipe c lebih banyak mensintesis dekstran ikatan (1-3) yang tidak larut di dalam air sehingga lebih efisien dalam membentuk plak gigi. S.mutans juga membentuk levan walau tidak sebanyak yang dibentuk oleh S.salivarius dan A.viscocus. Levan akan dihidrolisi oleh beberapa kuman di dalam plak, oleh karena itu levan tidak seefisien dekstran dalam membentuk plak gigi.8 Plak dalam mulut tidak akan bisa hilang begitu saja, karena setiap beberapa jam setelah sikat gigi plak akan muncul kembali di dalam mulut. Jika plak dibiarkan menumpuk di sekitar jaringan mulut akan menyebabkan kalkulus atau karang gigi bahkan akan merusak jaringan keras maupun lunak di dalam rongga mulut. Rusaknya jaringan keras gigi inilah yang disebut karies gigi atau gigi berlubang. Jika dibiarkan akan menyebabkan matinya jaringan gigi, abses pada mulut, dan kadang-kadang jika karies hanya pada satu gigi bisa merambat ke gigi tetangganya.8

Karena plak yang menyebabkan karies ini tidak bisa hilang dengan mudah dalam rongga mulut, maka dari itu untuk mencegah penyakit ini adalah dengan cara menurunkan jumlah bakteri tersebut. Salah satunya ialah dengan pemberian ekstrak boak atau Avicennia alba.

PEMBAHASAN Spesies ini ditemukan jauh dari air garam, tidak seperti spesies lain. Avicennia alba kaya akan sumber naphthoquinones dan daun A.alba yang diuji untuk aktivitas antioksidan menunjukkan hasil positif.12 Aktivitas antibakteri dari sampel diperiksa dengan menggunakan metode difusi agar (Sharief dan Umamaheswara Rao, 2011). Bahan yang akan diekstrak dikeringkan dan kemudian dibuat menjadi bubuk dengan penggiling mekanis dan disimpan dalam wadah kedap udara. Daun dan batang ekstrak A. alba dipersiapkan dalam Hexane, Benzene, Kloroform, Etil asetat, Aseton dan pelarut metanol. Bubuk yang diperoleh menjadi sasaran ekstraksi soxhlet dengan pelarut organic, dengan urutan peningkatan polaritas yaitu Hexane, Kloroform dan Metanol.12, 13 Ekstrak benzene dari A. alba batang menunjukkan aktivitas antibakteri yang sama dengan yang kontrol positif terhadap S. mutans. Ekstrak metanol menunjukkan (Zona penghambatan 27 mm) yang paling aktif dan signifikan terhadap S. mutans yang ternyata resisten terhadap banyak dari agen antibakteri, yaitu Penisilin, amoksisilin, cefuroxin, tetrasiklin dan eritromisin dan menyebabkan karies gigi pada manusia.12, 14 Ekstrak daun dan batang A. alba dari pelarut yang berbeda menunjukkan aktivitas antibakteri yang baik pada sebagian besar bakteri Gram negatif dari bakteri Gram positif. Properti antibakteri dapat dikaitkan dengan keberadaan fitokimia bioaktif dalam A. alba.12

Dari enam ekstrak pelarut A. alba, etil asetat dan ekstrak aseton daun dan batang, menunjukkan aktivitas antibakteri yang relatif tinggi. A. alba ekstrak daun dan batang dari pelarut yang berbeda menunjukkan aktivitas antibakteri yang baik terhadap bakteri gram negatif daripada bakteri Gram positif yang diuji. Sebagian besar ekstrak pelarut daun dan batang yang efektif pada banyak bakteri diuji dibandingkan kontrol positif. Ekstrak aseton dan methanol daun dan batang menunjukkan hasil positif maksimal terhadap konstituen fitokimia.12 Ekstrak tanaman A. alba memiliki potensi besar sebagai senyawa antimikroba terhadap mikroorganisme dan dapat digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen resisten.14 Estrak A. alba menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap strain patogen yang telah diuji, termasuk strain yang resisten antibiotik. Ekstrak A. alba tidak berbahaya dan nonphytotoxic, telah terbukti bahwa ekstrak penghambatan berefek pada germinasi dan viabilitas spora jamur juga.13 Senyawa seperti tanin, alkanoid, dan polifenol di hutan bakau yang memainkan peran penting dalam pemusnahan mikroorganisme. Alkanoid mempunyai kemampuan menghambat kerja enzim untuk mensistesis protein bakteri. Protein dalam membran plasma bakteri mempunyai fungsi utama dalam mengontrol pergerakan masuk dan keluar substansi yang ada didalam maupun diluar sel. Selain itu alkanoid juga mengganggu metabolisme bakteri hingga akhirnya bakteri mati. Polifenol bersifat merusak membran plasma bakteri yang berhubungan dengan fungsi sel dan menonaktifkan komponen intraseluler seperti protein dan asam nukleat. Oleh karena itu adanya polifenol yang bersifat mendenaturasi protein menyebabkan fungsi protein terganggu dan akhirnya memungkinkan terjadi kebocoran sel sehingga pergerakan substansi dari dan keluar sel menjadi tidak terkendali dan aktivitas bakteri menjadi terganggu. 15

KESIMPULAN Boak (Avicennia alba) merupakan pohon mangrove yang dapat dengan mudah ditemui di penjuru Indonesia. Ekstrak boak telah terbukti memiliki aktifitas antibakterial terhadap Streptococcus mutans. Senyawa seperti tanin, alkaloid, dan polifenol merupakan kandungan yang berperan dalam sifat antibakterial ini.

DAFTAR PUSTAKA 1. Bhattacharya, S., Virani, S., Zavro, M., Hass, G.J., Inhibition of Streptococcus mutans and other oral Streptococci by Hop (Humulus lupulusL.) constituents. Econ. Bot, 2003, 57,118-125. 2. Baris, O., Gulluce, M., Sahin ,F., Ozer, H., Kilic, H., Ozkan, H,, Sokmen, M., Ozbek, T., Biological activities of the essential oil and methanol extract of Achillea Biebersteinii Afan. (Asteraceae), Turk.J. Biol, 2006, 30,65-73. 3. Bhattacharjee, I., Chetterjee, S.K., Chetterjee, S.N., Antibacterial potentiality of Argemone mexicana solvent extracts against some pathogenic bacteria. Mem Ins Oswaldo Cruz, 2006, 101, 645-648. 4. Deepanjan Banerjee, Shrabana Chakrabarti, Alok K. Hazra, Shivaji

Banerjee, Jharna Ray and Biswapati Mukherjee. Antioxidant activity and total phenolics of some mangroves in Sundarbans. African Journal of Biotechnology 2008; 7 (6): 805-810. 5. N.Sharief Md and V. UmaMaheswara Rao (2011). Antibacterial activity of stem and root extracts of Avicennia officinalis L International Journal of Pharmaceutical Applications: Vol.2 (4) 231-236. 6. P. Jayanta Kumar and T. Hrudaya Nath (2010). Metabolic diversity and bioactivity screening of mangrove plants: a review. Acta Physiol Plant, DOI 10.1007/s11738-010-0667-7. 7. Parekh, J., Chanda, S., Screening of some Indian medicinal plants for antibacterial activity, Indian J Pharm Sci. 2006, 68, 835-838. 8. Ates, D,A., Erdo., Urul O.T., Antimicrobial activities of various medicinal and commercial plant extracts., Turk J Biol 2003 , 27,157-162. 9. Cecep K, Onrizal, Sudarmadji. 2003. Jenis-Jenis Pohon Mangrove Di Teluk Bintuni, Papua. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Dan Pt Bintuni Utama Murni Wood Industries.

10. Pramita C A. 2009. Efek Antifertilitas Ekstrak Daun Api-api (Avicennia marina) terhadap Presentase Kebuntingan dan Jumlah janin Mencit Betina (Mus musculus L.), Abstrak Universitas Airlangga, Surabaya. 11. Arianto D, Harlis, Sahlan. 2011. The Effect of Gift Avicennia alba Blume Leaf Extract to Sperm of Mouse (Mus musculus L.). Vol. 15 No.2 hal. 45-58. 12. Nagababu P, Umamaheswara RV. 2011. Antibacterial Activity And Phytochemical Screening Of Leaves And Stem Extracts Of Avicennia alba Blume. International Jurnal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology. Volume-3, Issue 4, Oct-Dec-2012. 13. Vadlapudi V. 2012. In vitro antimicrobial activity of plant extracts of Avicennia alba against some important pathogens. Asian Pacific Journal of Tropical Disease (2012)S408-S411. 14. Vadlapudi V, dan Naidu K C. 2009. Bioactivity of Marine Mangrove Plant Avicennia alba on Selected Plant and Oral Pathogens. International Journal of ChemTech Research. Vol.1, No.4, pp 1213-1216. 15. Siti Sunarintyas,Widiowati Siswomihardjo, Novi Maryati. Pengaruh

Konsentrasi Ekstrak Air dan Etanol Kulit Batang Azadirachta Indica terhadap Penghambatan Pertumbuhan Streptococcus Mutan. M.I Kedokteran Gigi. Vol 23. No 4. 2008 : Desember 4

You might also like