You are on page 1of 12
— 7 Perta ing ee: per pe Saket 7 hens peer Wianta dan masyarak rcs eee Oe Ceuta Coa een LOREM Torment CE ee mt) Pre Da) Tg oa eee menyeimbangkan PET EU en CEE ue eel CoE) PU eee uel Dees Coes Ue is rr ee ceca te OU ae ne Coc ae a CO ere mee Poco aes Sey Coe Ea is Cr Caer POU eg 2551 Imlek. m ead a VOLUME 6/ FEBRUARI 2000 wer wea nee gmaweers! Se ee sere ans g y Sie Santon ve co es Sigitas Staniunas (Lithuania) SGhemisiry of Cambution and Mumination Structure of Flame SEBUAH DIALOG ANTARTEKS ebuah upaya yang monggambarkan \pesona tanda, budaya dan alam yang kemudian dimaknai dengan simbol yang menembus batas-batas goografis, termasuk kecenderungan terjadinyadisintegrasi negara. Pemikir Rusia Mikhail Bakthtin berpandangan, makna suaty teks atau karya bukan dari pancaran jiwa' stau ‘Suara! sang seniman, tetapi pada relash- ‘elas! intemal di dalam teks alau karya itu Seni Pandangan ini bisa diasumsikan seniman bukan lagi sebagai operator tunggal untuk member makna pada karya seninya, Obyek-obyek karyanya bisa menjadi subyek-subyek yang juga mempunyai oloritas makna, balk dari bentuk ‘maupun iat orisiniinya. Pada situasi ini posis! seniman bergeser menjadi agen penghubung referensi idiom dan gaya. Tetapi yang menjadi ertanyaan, apakah seniman di sini benar-benar Steril dar subyektivitasnya? Prolog di alas merupakan kesan yang tertangkap ari karya visual dari Sigitas Slaniunas, seorang seniman Kontemporer dari Lithuania, Kedatangan ‘Sigitas untuk berpameran di Rumah Seni Gemeti ini merupakan kerjasama Yayasan Seni Cereti dengan UNESCO Intematione! Fund for the ‘Promotion of Culture dan Ford Foundation. Sigitas adalah seniman yang concer dengan studi sejarah, kebudayaan ¢an mitologi. Dalam Pamerannya ini, Sigitas membuat tema yang Tennspirasi dari aksioma seorang iimuwan kimia Inggris, Edward |. Youmas. Ini dapat ditat pada keryanya, antara lain tokoh seni rupa seperti Leonards Da Vinci, Van Gogh, seorang martir ‘Santo Sebastian, Jonathan Swift dan mitolog! Sisius, dinadirkan dengan metafora yang kuat ada bidang karvas dan instalasinya, Sigitas moietakkan prinsip elemen pembentuk api yang ada di alam sebagai konsep pamerannya yaitu. Chemistry of Combustion and Mumination Structure of Flame yang arinya ilmu_ kirtia embekaran dan penerangan struktur nyala api. Sebuah ide yang menurutnya merupakan metafora dari tingkatan sipritualitas karya seni, Pada hal lain penggunaan tiga citra wama dari aksen timur fengah menjadi warna dominan di semua lukisannya misainya biru pada St Sebastian Julius, meran pada Vortex dan kuning pada Tower ofBabel-Gate of Sun, lukis merupakan tradisi artistk yang paling tua 5% dalam sejaran, sembari menilik kutipan dari pemyataan Leonardo da Vinci, bahwa lukis adalah atu semua seni, Format lukisannya bervkuran besar, misal pada Metamorphosis-Battle at Angier, 500x520 em dan Sysiphusyman and Stone, ‘340x270 om, ukuran ini dlinspirasi oleh besarnye arsitekiur oriental, Berikutnya adalah di masukannya unsur-unsur lain dani karya seninya yaitu patung-patung — kecil berbentuk figur ‘orang yang dliletakkan pada lukisannya. Hal yang ain yaituinstalasidariglemen bat, logam, foto dokumentasi kuno, arang den lampy pjar yang kemudian didisplay di bawah ‘ukisannya. Di karyanya hadir pula print-cut teks- teks dan dokumen-dokumen epas dan sejarah kuno. Khusus pada pembukaan pamerannya lerdengar tabuhan drum yang liar, raungan gitar listrik dan lagu dari lagu-iagu grup rock Metalliea yang mengiring| performancenya. Pada pamerannya ini Sigtas momberi penjelasan bahwa elemen-elemen yang dipiin dan cibuat ‘idasari oleh makna, spintual, psikolog| dan Flosof dari clemen tersebut. Misainya wama bi dikatakannyaidentk dengan warna dekoretif Timur Tengah. simbol keperawanan di Nasrani, berasosiasi langit dan ai. Kemudian ada. pula lukisen ‘yang banyak mempengaruhi banyak seniman yaitu lukisan Perlompuran di Angiare, Karya Leonardo da Ving, Sangat.terasa din Sigitas seolah_ménghadirkan nostalgia dati makna-makna pada tiap obyek atouelemen karyanya, Benang meran dar karya seni Sigitas nl yailu adanya sitvasi ‘diaiogis’ antar igiom dan simbolnya. Muneulnya kisah Sisyphus. Pertempuran di Angiare karya Leonardo Da Vine, sdan menara Babel pada karyanya menandakan sebuah referensi dan masa lalu yang rmempunyal “esensi sama welau dengan idiom dan gaya yang bberagam. Referens! ini di satu sisi menogaskan adanya kode budaya Eropa Time, Timur Tengah dan Asia yang hadir di karyanya, In terinat karena Bagtu saratnya teks ini sehinga tak terelakkan bagi penikmat yang ‘seolah narus merangkal sendin teks yang bertebaran ini agar mencapai maknanya, Konstruksi estetik yang cihimpun dari berbagai igiom dan gaya dari karya Sigitas ini merupakan sebuah intertekstualtas (pelintasan dari salu sistem tanda-sign system ke sistem tanda tainnya. lula Kristeva, seorang post-strukturais Parancis), Dalam karya Sigitas dapat diperhatican pula suatu kkehadiran idiom dan gaya_masa lalu (inat Yasrat ‘Amit Pliang, Hiper Realttas Kebudayaan) sotiagai pastiche, yaitu suatu karya yang disusun dar ‘aferensi dan idiom estetk masa lalu, dengan tujuan ihadirkan lagi untuk dihargal Gan diapresiasi Alason periihan media kanvas disebutkan bahwa Sxiorera YWWASANSEN CEMET Yang teramati di sini bahwa subyok sekaligue ‘obyek dalam pameran tersebut seolah mempunyai sisi horisontal dengan Sigitas sebagai pencipta karyanya (seniman). Lalu apakah ini yang dikedokan oleh Roland Barthes. dalam bukunya The Death of Author bahwa "pengarang sudah \wofat’? Tentunya disini ada peluang untuk melitat maksud di balik idiom dan referensi yang digunakannya. Minat Sigitas yang dengan verbal ‘memperiinaikan simulasi tokoh seni, budaya, ‘eps dan sejerah, nampaknya menyiratkan betapa pentingnya hidup berinteraksi dan menjalin Pengertian antar kompleksitas budaya yang berbada. Pesan seniman dari ‘Nernunas Land ini ‘merupakan introspeksi, Khususnya mengenai disintegrasi bangsa akhir-akhir ini yang banyak gisebabkan macetnya komunikasi dan ketidakacuhanterhadap budaya lain . mA, Sudjud 0. Pameran Tunggal WARA ANINDYAH Pua Budaya Yogyakarta CERMIN SOLIDARITAS rena misteri menjadi_lahan yang kuat bagi Wara Anindyah. Tetapi perempuan perupa yang memunculkan pesona “kengerian” inimasih setia dengan kelembutan sebagaiibu. Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak pernah epas dengan yang namanya lamunan, bahkan keblasaan ini sering dianggap sebagai bentuk kegiatan yang sifainya sia-sia, tanpa arfi dan rmakna hidup. Padahal melamun tak Iain sebentuk kerja mencipta, membuat ada yang tadinya belum ada, atau menghadirkan sesuatu yang tadinya bolum muncul, Lamunan biasanya berhubungan langsung dengan nasib dan cita-cita yang merembes dalam sejaran serat-serat kehidupan kongkret yang kita alami. Dalam kenyataan praktis seringkall lamunan, khayalan, fantasi, imajinast serta impian menaridan berenang barsama, Demikian hainya dengan Wara Anindyah dalam memungut ide arya seni lukisnya. Rutitas ‘macam ini Kerap dllakukannya saat menjelang tidur, Perasaannya sering terasa di gedor-gedor dai kegeraman batin yang melekat ataupun katerkejutan tentang hal-hal masa lalu bahkan berupaya menyusuri misteri-misteri yang hadi ‘dalam lorong problematika perempuan, Dalam pameran tunggainya yang digelar di Purabudaya Yogyakarta tanggal 26 Desember 1999-1 Januari 2000, pelukis sekaligus ibu rumah tangga ini, selalu ‘memperkaya imajinasinya tentang pergolakan batin, bayangan samar yang ‘serba ganji ternadap momentum-momentum yang dialami oleh kaum perempuan. Goenawan Mohammad, penyair dan penulis, mencermati bahwa Wara Anindyah mengemukakan kekuatan- kekuatan tak terduga yang terdapat dalam misteri keperempuannya. Karena sosok-sosok yang dilukisnya bukanlah para perempuan yang merintin~inth dalam kepedihan, ketertekanan, kecengengan, melainkan sebaliknya pejuangan yang kuat terhadap pola-pola maupunirama dalam kehidupannya. Lihat karya-keryanya seperti Pesona dart Ruang Senyap, Puteri Malarn, alau ‘Mister Kasih Sayang. Lantas wist apa yang hendak disampaikan Wara Anindyan dengan ‘karya seni lukisnya yang tergoiong ganjl itu. Apakah dengan karya-karyaiini ia ingin menunjukkan solidartasnya terhadap kaum perempuan yang tertindas? Bisa ya dan bisa juga tidak. Semua itu tergantung orang yang melinatnya dan dari segi mana mengamatinya, Bisa juga anggapannya itu subyektf, mungkin juga Wara Anindyah protes terhadap masalah yang tergolong fenomental (menggejala) pada kehidupan perempuan yang nampak pahit dengan kepadinan, penindasan gender, kekerasan domestik, pelecenan maupun keterpurukan yang menimpa kaum perempuan, Seniman yang penuh energik ini sepertinya Girundung suatu Ketegangan. Entah ketegangan kreativitas, psikologi maupun ambivalensi, Agaknya Wara Anindyah memilki ketegangan yang meradang, baik fisik maupun metafisik Sehingga setiap prates yang kritis selalu diupayakannya, bahkan diungkapkan dengan bahasa visual yang meluap-luap dan kelihatan geram, geri, menakutkan, sehingga berkesan mempunyai semangat yang tinggi dan kelihatan energik Tipe seorang ibu dengan bakat keresahan yang sublim ini, mencoba menghilangkan segala kecemburuan. Perbedaan yang cenderung ‘menafsirkan hal-hal faminis yang mempunyai art egalif. Sikap kepedulian yang ditunjukkan pelukis. ini pertu dikagumi. Sosok perempuan yang selalu ampak lemah tanpa daya, merintin maupun merangek dalam kepedinan seialu ditolaknya, Perempuan harus kuat tanpa kehilangan kelembutan dan mengangkathak istimewanya. . Surat). ‘VOLUME 6 / FEBRUARI 2000 yh Svan Seals at, 1000 Cat Ayana 2004 145 em,

You might also like