Daftar Isi:
* Permasalahan Paska Bangkrutnya Kritik Formalisme
* Membaca Konservatisme Kanvas Minang
* Tawaran Baru Event Seni Rupa dari Gwangju Biennale
* Formalisme dan Estetika
* Fabriek Gallery
* Residensi Lyra: Sebuah Cultural Trip
* Di Balik Bambu Desa Nitiprayan
* Profil Simon Tan Kie Bing: “Banyak sekali tulisan-tulisan yang tidak mendarat!”
* Bauhaus: Kala Pilar Seni Modern Membusung di Jerman
* Cuplikan Hasil Acara “Dialog Seni Kita” (Acara Garapan Yayasan Seni Cemeti & Radio Unisi FM)
Daftar Isi:
* Permasalahan Paska Bangkrutnya Kritik Formalisme
* Membaca Konservatisme Kanvas Minang
* Tawaran Baru Event Seni Rupa dari Gwangju Biennale
* Formalisme dan Estetika
* Fabriek Gallery
* Residensi Lyra: Sebuah Cultural Trip
* Di Balik Bambu Desa Nitiprayan
* Profil Simon Tan Kie Bing: “Banyak sekali tulisan-tulisan yang tidak mendarat!”
* Bauhaus: Kala Pilar Seni Modern Membusung di Jerman
* Cuplikan Hasil Acara “Dialog Seni Kita” (Acara Garapan Yayasan Seni Cemeti & Radio Unisi FM)
Daftar Isi:
* Permasalahan Paska Bangkrutnya Kritik Formalisme
* Membaca Konservatisme Kanvas Minang
* Tawaran Baru Event Seni Rupa dari Gwangju Biennale
* Formalisme dan Estetika
* Fabriek Gallery
* Residensi Lyra: Sebuah Cultural Trip
* Di Balik Bambu Desa Nitiprayan
* Profil Simon Tan Kie Bing: “Banyak sekali tulisan-tulisan yang tidak mendarat!”
* Bauhaus: Kala Pilar Seni Modern Membusung di Jerman
* Cuplikan Hasil Acara “Dialog Seni Kita” (Acara Garapan Yayasan Seni Cemeti & Radio Unisi FM)
is coe
mOUratpied
ered
kia peice
Petri
octet)
Reena
coor
Peary
eee
Cire wos
Jan ee
ee er ied
fone)
Peectaniont cs
eed
pes irene
Seer’
Pema
Sarat!
ey
Pose meen cid
ater
Seger ic
cheree ma od
Dari Redal
dak hon meat aos hettambatan yong sangal untuk esl Ke-13 i. Tiga Blas sent
‘manjedl angie, sebab Kanon 13 erblang angka yang. non uur dan sial (sebuah apolar)
‘nash dengan ios 12-dongan bodek Kam bora: aaakah cukup dangan "3 als Merjad lsen? Ka sop
Shenley yang tan lops dst ar barrie meboah ge dan errian
Pada bola yang Brbahagl i, KE, Wak dks Surat YSC di las nara Vayasan Sex
‘mangucapkan Selarat Ha aya Lebaran, Hor Raya Naa, can tortunya Tahun Baru 2003, Pad bleu
poibaga pontva naesonal rave panos nasona ka. Ada aged: bom Sal yang amet Geesst pa
Sonar nesiona eng np in, wah pu yang mash meryakan sang a! Omns rs Sem
‘aman cartara tom,
‘Seuagaiwecsra saniups mash meaju dengan pelbagaipameran balk lam skalaloal, nasona
rnampak beberapa sensman muta yang eng res Gers Gan paren arena gen paints Bel
Sajumian seriman mudayang beta dengan mesa danpotatar asbuahnal enanertunya, sper: anys
‘Weis Wbowa(Howok) dengan net aya kreas proyek mura "Sama- Sam ompok ADUUA NK danse
Dartspannys; komik Bagg Tundun yang sels semana utx trot eye melon sr ope
Fakutns Seni Rupa (SA), Isat Sei Indonesia) Yogyakarta, bernama Un, eben for sn
borlue Lngnar Sti Sen Rupa, jainan keys sama pararan at boreiaes! ke lusehagen,seper Sig
Resa lepeng, dan Ameria argbexera sara dengan pebogal veruelokaldanindvi.
Dura pontoon karya set tu, rash terasakan belo Kortbang kere wah wacana
‘ue tu, a sal genet buku son ropa Sarma yang mint, jarmagrya ah nen at
fer rupa, pri rk sen rupa,redas| wacana sn upa, don sem fom Tents suaah ada sah
‘rau Seba, ayaa hargas an ka dusung tberapa tor sambangsiy a.
Dalam edn, Surat ¥SC merarpikan ok Formalcme dala Sen Rupa peda ube Sort Ad
sesunggunnys dangan Formal ber sol perrtacaan alsa Aa asthe Gat Kanes Gurl Sy
rier dan Agung Huankajennong (pengama sel ropa an doven Fakultas Sent Rupa den Desan IT)
Imombanaona, Yang an maaiya eporacets Agang “cask Kumawan eat bekesompatn andar
‘onan Gwangiu Binal & Korea. pasa rr Tr Stay. Dalam rubra yang saa, Kuss Indo mor
pangs seat berosdens di Sumaiara Sart Yanglain gh. porbara ea smakroporaeo “iso
froyek “et of Barb las sai sngkat Bauhaus pada Memorail, grt kaleitor Semarang: Son
‘mbarwat, Stat Perpustakaan don Dokument! tat ketingaianenginormasican ke parca son.
Sd dn slants yang mi YS Onan an gerbes, sna eda, ka menpi
‘ona kasihuntukbanyaksavan dank Ansan Surat YC
Solem bucaya
RedekturPetaksans
surat pembaca'
Fragmen Drama=Performance Ar?
ac Sua YC ot 12 al 18 ttapt pease versa an. Jaret nengealgromans mereka dl Pasi
‘Wore, Sigspure (Okabe 200") yang ouue mangganagu. Calm xawancars ty Vera an .
[ergorianararefegren gama dengan pafomancear. as Keduayatovede. rapmen sors saath ean
‘Sraware (oct) yara mambawatn ee Thon. Sodang puomence ef lah dot penakan irda
Sean angoazone gn tera Sr bree pt obey sen Pe ea
gan tan renghapus tals are Noupserron dengan kaya won. Dalam poreronganye
eMC einer extemal ash apa sna sam apo an ona
{Usajaany paar Araceae Vs: Nerapamahanol Sapa Lae Slo
‘Spans sonar debut
Jia iat bara att mara butan dams sna sone rar, ik ac sancwara ta acting Cobssh tat
‘Stn proactive Tang Oa Vi, cee Wen, coat Ng 2a Musing ery Hah
Bermula dar kepiatan galeri Cemet yang semakin beskembang maka dipekan
Jembaga yang mengololakepatan sonirupa dalam bidang kerja yang lab as.
ada tahun 1995, didrkan badan Yayasan Soni GEMETI (YSG). YSC sebagai
hla dengan sencininya adalah mira kerja galen CEMETI (sekarang Rumah
‘CEMET) yang mandir. YSC menyediakan diinya sebagai pusat dokumentae!
Informast seni rupa kontemporer dan cabang seni iinnya, Koleksi pusat
{orsebut antara ainberupa buku, artkol, can, poster, katalog foto slide, dan kaset
‘ekam-an pameran, proyek dan pomentasan juga makalah-makalah ish cera
‘seminar. SC membuka kesempatan pad Andauntuk menjadi angolagan doa dan penuh pengharapan yang positif
juarga Besar Yayasan Seni Cemeti mengucapkan
Selamat Idul Fitri 1423 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Selamat Natal 2002
dan Selamat Tahun Baru 2003
Sukses untuk kita semua.
rerun
4. Workshop Pengetahuan Set
jejarah Seni Rupa Barat dan Indonesia
Dilaksanakan selama 6 kali pertemuan, mulai 22 April 2002 sampai3 Juni 2002 di Kantor YSC.
Berangkat dari kenyataan bahwa umumnya institusi seni rupa yang dikelola oleh lembaga non pemerintah (atau swasta) memilikisfat
yang unik, Kontekstual, dan tidak mapan. Prosedur kerja dipraktikkan dan disesualkan dengan keadaan tlap-tiap institus itu send
Selah satufaktorInlah pula yang sangat berpengaruh pada pola perekrutan sumber daya manusia (SOM) untuk lemibaga itu. Kadangkala
tidak harus mencari SOM yang sudah "jadi" tetapi kadangkala justru mencetak dan menghasilkan sendiri SDM yang sesuai dengan
stander kerja yang mereka Inginkan,
‘ Dalam praktik kerjanya, SOM institusi seni rupa diharapkan mampu menglkuti perkembangan seni rupa yang terjadi. Akan
tetap dl sist lain, mereka: kadangkala belum cukup memiliki dasar yang kuat dalam pengetahuan seni tersebut, Karena dalam instltusi
seni, pengetolaan manajemenlah yang diharapkan mampu semakin memantapkan perkembangan suatu institusi seni tersebut.
‘Sedangken pengetahan seni dapatlah diperoleh seiring sejalan kala SOM harus menjalankan pekerjaannya,
i Berawal dari kenyataan itu Yayasan Seni Cemeti (YSC) memandang sangat perlu untuk menyelenggarakan workshop yang
j kKhusus memberikan tambahan pengetahuan seni kepada para pengelolainstitus seni yang tidak mernlikt latar Delakang pendidikan seni
yang kuat secara formal. Untuk alasan itulah YSC mengadaken sebuah “sekolah lia, berformat workshop pengatahuan seni yang pada
kegiatan pertama ini mengambil materi utama Sejarah Seni Rupa Barat dan Sejarah Seni Rupa Indonesia yang disampaikan oleh Mike
Susanto (seorang penulis muda yang juga sekaligus adalah seorang pengajar sejarah seni gi sebuah lembaga pendicikan seni rupa dl
Yooyakarta).
| 2.The Night Club", Workshop Penulisan Seni Rupa: Metode
Workshop ini berawal dari hasil evaluasi Workshop Jurnalisme Seni Rupa Kontemporer
untuk Wartawan yang telah diselenggarakan pada 1998 dan 2000. Materi workshop itu memang,
emudian dapat dijadikan altemnati referensi bagi peserta untuk perkembangan kepenulisan
mereka. Akan tetapi maselah yang muncul adalch pare wartawan harus menghadapi sistem
“pindan meja” (bidang beritanya), sehingga kurang dapat serius mendalam| dan kemudian
menuls seni rupa, belum lagi dltambah dengan otoritas redaktur kebudayaan yang kadangkala.
berbeda. Atas pertimbangan tersebut dan juga masih dibutunkannya peran para penulis untuk
mmenengahi jarak antara pembuat seni dan penikmat seni maka YSC berpendapat untuk tidak
menghentikan program ini tetapi menguvah pendekatannya dengan memberi workshop
penulisan seni rupa kepada para penulislepas yang banyak menulis sent rupa, dan berfokus pada
teor-teori yang dianggap dapat mendukung kualitas penulisan. Perubahan kebljakan. ini
diperkuat dengan munculnya kebljakan dari para redaktur media massa untuk menggunakan
tenaga penulislepas untuk mengisi kolom seni rupa di media mereka, 2 mater amar bona ST Sir
Program ini dilaksanakan seminggu sekali mulai 4 Apri 2002 serta berakhir pada 14
‘Agustus 2002 (dengan pelaksanaan pertemiuan cadangan). YSC mengundang para penuls lepas untuk mengikutl workshop penulisan
tersebut. Mereka adalah penulis muda yang sudah mempunyai pengalaman menuls, baik di media massa maupun tulisan untuk katalog
ameran. Workshop kall ini menekankan pada beberapa teor, yakni Semiotik(disarmpalkan oleh Kris Budiman: penulis dan pengajar di
AKS Terakanita Yogyakarta) dan Hermeneutik (disampaikan alch ST. Sunard): penulis dan pengajar di Program Magister Kajian limu
Relgi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta). Selain itu YSC juga mengundang *mahasiswa pendengar’, yaitu mereka
yang mempunyai ketertarikan kuat dengan bidang penulisan seni rupa, tetap! sedang mulai menulis atau sudah menulis tetapl tidak
{erkait secare langsung dengan penulisan seni rupa. Disamiping dua teoriterseb ut, para peserta juga mendapatkan beberapa tambahan
pengetahuan lain, yakni Dokumentasi dan Riset (¢isampaikan oleh Primanto Nugroho: aktivs di berbagai LSM), Penulisan Jurnalisme
(disampaikan oleh R. Fadjr: wartawan TEMPO), dan Penulisan Kreatf (disampaikan oleh Joko Pinurbo: penulis, penyair pengajar di
Universitas Sanata Dharma). Pada program yang pertama ini, YSC hanya mengundang lima penulis muda-yang berdomisil di Yogyakarta,
Alan tetapi pada program berikutnya, kemungkinan YSC juga akan menguncang penulls muda lainnya Yang berasal dari luar kota
‘Yogyakarta, “The Night Club” juga adalah sebuah "sekolah lar” yang dibuat berdasarkan kebutuhan yang muncul, dan diselenggarakan
secara informal diselingi dengan minum kapi dan teh.