You are on page 1of 11

The Enron Story: You can Fool Some of the People Some of the Time (Tonge dkk.

, 2003) dan Corruption: The Corporate Perspective (Argandona, A., 2001) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Etika Profesi Dan Spiritualitas

Kelompok 6: Reny Yustina Maulina Elsa J. 12222001 12222016

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
The Enron Story: You can Fool Some of the People Some of the Time

Artikel ini membongkar serangkaian transaksi keuangan kompleks yang merupakan inti dari kisah Enron dan mengikuti cerita melalui pasang surut harga saham Enron. Para pemain kunci diidentifikasi dan peran mereka dijelaskan. Terlepas dari masalah keuangan dan akuntansi, kisah Enron juga menimbulkan berbagai masalah etika termasuk tata kelola perusahaan, budaya organisasi, pengawasan dan kepemimpinan etis. Mungkin dikatakan bahwa Enron tidak pernah bisa berhasil melarikan diri dengan beberapa praktik jika telah beroperasi di Eropa. Artikel ini menyimpulkan bahwa pandangan ini mungkin naif, khususnya dari sudut pandang pengungkapan media. Kisah Enron menimbulkan pertimbangan serius dalam seluruh bidang keuangan, ekonomi, politik dan etika. Pada 1990-1998, saham Enron naik hingga 311%, pada tahun 1999 saham naik sebesar 56%, dan tahun 2000 kembali naik sebesar 87%. Pada 31 Desember 2000 harga saham Enron sebesar $ 83,13 dengan kapitalisasi pasar $ 60 Milyar, 70 kali lipat dari laba, 6 kali lipat dari nilai buku, serta merupakan indikasi ekspektasi yang tinggi dari pasar saham terhadap prospek masa depan perusahaan. Atas pencapaiannya, Enron memperoleh penghargaan sebagai perusahaan paling inovatif dalam survey perusahaan paling dikagumi versi majalah Fortune di Amerika Serikat. Namun dalam jangka waktu setahun, citra Enron jatuh, harga saham turun hingga hampir ke angka nol ($ 0,26 pada 02 Desember 2001), yang

menyebabkan Enron menyatakan kebangkrutan perusahaannya. Apa yang terjadi pada Enron sangat mengejutkan banyak pihak. Mulai dari pihak investor, badan pengawas pasar modal, pemerintah, lembaga profesi, hingga masyarakat. Enron mampu menyembunyikan kinerja asli perusahaan melalui manuver akuntansi dan keuangan. Hal ini juga menunjukkan potensi kelemahan pada sistem pasar modal di Amerika Serikat. Enron didirikan oleh Kenneth Lay pada tahun 1985. Perusahaan ini merupakan hasil merger dua perusahaan pipa gas yaitu Houston Natural Gas dengan Internorth. Pada awal 1980-an, kontrak yang biasa dilakukan oleh perusahaan pipagas dengan pihak produsen gas disebut take-or-pay, dimana harga yang digunakan adalah harga tetap atau akan naik seiring dengan inflasi. Biasanya kontrak yang dijalankan adalah kontrak jangka panjang. Akan tetapi, pada pertengahan 1980-an, terjadi deregulasi atau perubahan kebijakan dimana perjanjian yang lebih fleksibel diijinkan antara pihak produsen gas dengan perusahaan pipa gas. Harga yang digunakan adalah harga spot. Jika dibandingkan dengan kontrak sebelumnya, fleksibilitas harga dari peraturan ini membuat Enron memperoleh keuntungan lebih pada 1987 - 1990 selain dari faktor meningkatnya permintaan distribusi gas. Dalam upaya untuk mencapai pertumbuhan perusahaan, Enron pun mulai melakukan diversifikasi. Bidang yang dimasuki oleh Enron antara lain perdagangan energi, besi, kertas, air dan kabel fiber optic. Selain itu Enron juga menjalankan proyek konstruksi dan manajemen fasilitas energi. Pada tahun 2001, Enron menjadi konglomerat yang menjalankan bisnis-bisnis di atas. Proses ini dicapai selama periode 1990 2000. Jika melihat dampak yang ditimbulkan oleh deregulasi, harga menjadi rentan berubah sesuai dengan keadaan pasar. Jeff Skilling pun melihat adanya peluang untuk menyediakan bank gas sebagai bantuan yang bisa diberikan Enron kepada baik produsen gas maupun konsumen. Enron menawarkan kontrak jangka panjang dengan harga tetap dan menggunakan instrumen keuangan derivatif seperti swaps, forward, dan future contract. Selain itu, enron mulai menggunakan pembiayaan off balance sheet, dikenal sebagai Special Purpose Entities (SPE) untuk membiayai transaksi-transaksi perusahaan. Dari sini dapat diketahui bahwa strategi Enron memanfaatkan instrumen keuangan derivatif dalam manajemen risikonya. Strategi ini berhasil diterapkan pada sektor energi yaitu gas dan listrik. Namun apakah sektor lainnya juga dapat mengikuti merupakan pertanyaan yang besar terutama jika melihat kompleksitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Enron juga melebarkan sayap ke pasar luar negeri dengan mendirikan Enron Internasional. Enron Internasional merupakan anak perusahaan dari Enron. Pasar yang dimasuki oleh Enron antara lain Inggris, Eropa Timur, Afrika, Timur Tengah, India, China, Amerika Tengah, dan

Amerika Selatan. Model bisnis Enron meliputi kepemilikan terhadap aset fisik yang besar dan bidang perdagangan dengan pasar internasional. Hal ini memperluas keterbatasan akuntansi dan Enron pun memanfaatkannya. Selanjutnya akan dibahas tentang permasalahan akuntansi perusahaan. Ada dua masalah akuntansi yang utamanya dihadapi oleh Enron. Pertama, Enron mengandalkan kontrak jangka panjang baik dengan produsen maupun konsumen. Akuntansi mensyaratkan perusahaan untuk melaporkan nilai sekarang (present value) dari kontrak tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana perusahaan dapat menilai harga di masa datang atau berapa nilai kontrak yang diajukan, hal ini terkait dengan pengakuan pendapatan. Pada mulanya perusahaan energi termasuk Enron secara sedehana akan mencatat pendapatan dan bebannya secara aktual, namun pada perkembangannya Enron menggunakan mark to market accounting dimana kontrak jangka panjang disetujui, present value terkait inflow masa depan dari kontrak dianggap sebagao pendapatan dan dari biaya untuk memenuhi kontrak dibebankan. Keuntungan dan kerugian belum direalisasikan dalam kontrak perlu dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan tahunan pada saat mereka muncul. Contoh atas transaksi ini adalah kontrak 20 tahun antara Enron dengan Blockbuster Video untuk menyediakan hiburan sesuai permintaan di beberapa kota di AS. Sebagaimana kita ketahui Enron juga memasuki bisnis broadband dan kabel fiber optic. Dari kontrak ini, Enron mengakui keuntungan yang diestimasi sebesar $ 110 juta. Disini perlu dipertanyakan bagaimana Enron bisa memperkirakan kelangsungan teknis dan permintaan pasar di masa depan. Contoh lainnya adalah kontrak senilai $ 1,3 Milyar dalam jangka waktu 15 tahun dengan Eli Lilly dimana Enron bersedia untuk menyuplai listrik ke perusahaan yang terletak di Indianapolis tersebut. Enron melaporkan adanya pendapatan dari present value kontrak sebesar lebih dari setengah milyar. Karena pada saat itu di Indianapolis belum ada deregulasi, maka bagaimana mungkin Enron bisa memprediksi kapan terjadinya deregulasi untuk membiayakan atau menghitung PV biaya dalam memenuhi kontrak. Masalah kedua adalah banyaknya transaksi yang dilakukan Enron melalui SPE (special purpose entity). Enron menggunakan ratusan SPE selama 2001. Kebanyakan digunakan untuk mendanai pembelian forward contract dengan produsen gas. Padahal akuntansi untuk transaksi dengan SPE masih menjadi perdebatan. Konvensi mekanikal biasanya mencatat transaksi ekonomi ini meskipun sebenarnya menimbulkan perbedaan antara realitas ekonomi dengan angka akuntansi. SPE adalah perusahaan yang dibuat oleh

sponsor (Enron), tetapi didanai oleh investor ekuitas independen dan pembiayaan hutang. Untuk melaporkan SPE sebagai entitas terpisah dengan sponsor maka SPE memiliki syarat: 1) Setidaknya 3% dari total kewajiban dan ekuitas harus dimiliki oleh investor ekuitas independen; 2) Pihak investor ekuitas independen tersebut juga memiliki hak kontrol (lebih dari 50%) di SPE; 3) Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka laporan keuangan SPE harus dikonsolidasikan dengan sponsor. Contoh, Enron menggunakan SPE untuk mendanai akuisisi cadangan gas dari produsen, sebagai gantinya investor di SPE memperoleh pendapatan dari penjualan cadangan ini. Terkait hal ini, Enron mengungkapkan pada Oktober 2001 bahwa mereka telah melanggar standar yaitu syarat yang pertama terkait SPE dimana setidaknya 3% dari total kewajiban dan ekuitas harus dimiliki oleh investor ekuitas independen. Dengan mengabaikan aturan ini, Enron dapat menghindari laporan konsolidasi dengan SPE. Hasilnya, neraca Enron mencatat lebih rendah (understated) jumlah kewajibannya dan mencatat lebih (overstated) ekuitas dan labanya. Pada 16 Oktober 2001, Enron mengumumkan revisi laporan keuangannya untuk tahun 1997 2000 dengan mengurangi laba selama 4 tahun sebesar $ 613 juta, menaikkan kewajiban pada tahun 2000 sebesar $ 628 juta, dan mengurangi ekuitas pada tahun 2000 sebesar $ 1,2 Milyar. Pelanggaran akuntansi lainnya adalah Enron hanya menyediakan pengungkapan minimal terkait hubungannya dengan SPE. Perusahaan memang menunjukkan kepada investor terkait manajemen untuk menurunkan risiko investasi dengan melakukan transaksi dengan SPE. Padahal investor tidak menyadari bahwa SPE sebenarnya menggunakan saham Enron sendiri dan jaminan keuangan sehingga Enron sebenarnya tidak benar-benar terlindungi dari risiko. Bahkan Enron memperbolehkan beberapa karyawan kunci (termasuk CFO Andrew Fastow) menjadi partner SPE. Tentu saja hal ini menghasilkan keuntungan yang besar bagi karyawan tersebut. Selain kedua masalah tersebut, terdapat beberapa masalah akuntansi lainnya misalnya hingga akhir 2001, beberapa bisnis baru yang dimiliki Enron tidak menunjukkan kinerja seperti yang diharapkan. Pada oktober 2001, perusahaan mengumumkan tagihan sebesar $ 1, 01 Milyar terkait penghapusan aset pada bisnis air dan broadband, dan investasi lainnya. Kemudian pada 5 Oktober 2001, Enron setuju untuk menjual Portland General Corp. Perusahaan listrik yang diperoleh pada 1997 seharga $ 1,9 Milyar, rugi $ 1,1 Milyar dibandingkan dengan harga akuisisinya. Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa ada perbedaan pandangan ketika melihat jatuhnya Enron ini, yang pertama, ada yang melihat ini hanya sebagai kebangkrutan

perusahaan biasa, walaupun Enron merupakan perusahaan terbesar ke tujuh di Amerika, namun menimbulkan kesadaran bahwa ternyata harga saham bisa naik dan kapanpun juga bisa saja turun. Pandangan kedua adalah, keruntuhan Enron telah sangat melemahkan kepercayaan kita terhadap sistem ekonomi dan membuat kita harus mengevaluasi setiap bagian sistem yang ada. Dari data artikel ini, ditemukan bahwa dari 17 direksi, ada tujuh yang dituntut untuk insider trading dan enam diindikasikan memiliki hubungan istimewa dengan Enron. Seperti yang kita ketahui bahwa dasar utama pengelolaan perusahaan publik adalah kepercayaan publik. Dan Enron juga dibangun di atas kepercayaan publik tersebut, berarti apabila ada yang salah dengan Enron, hal itu merupakan kelemahan dari analis pasar. Karyawan Enron yang merasa ada yang tidak beres dengan Enron berpikiran bahwa pasti analis lebih tahu. Padahal sangat mungkin terjadi ketika investor dan analis bekerja di usaha yang sebenarnya mereka tidak kuasai. Dalam diri Enron sendiri, reward justru diberikan kepada pemain kecurangan, dan pihak yang mengajukan keberatan malah teraniaya. Kinerja review commitee juga dipaksa para pemain untuk ikut bekerja sama. Dengan semua keadaan itu, Enron dianggap menjadi tempat dimana melakukan kecurangan itu adalah hal yang menguntungkan, dan keserakahan adalah hal yang baik. Secara umum, kesimpulan atas semua permasalahan Enron adalah kegagalan fungsi-fungsi keuangan dan akuntansi, peran auditor dan komite audit, peran direktur non-eksekutif, hubungan antara pemerintah dan perusahaan, peran investor dan analis laporan keuangan, budaya organisasi dan tata kelola perusahaan. Corruption: The Corporate Perspective

Korupsi (suap, pungutan liar, pemerasan, pemerasan, penyalahgunaan informasi orang dalam, nepotisme, pilih kasih, mafia, perlindungan pemerasan, penyedotan dana, pencucian uang haram) adalah sumber perhatian bagi pemerintah, pengusaha, pribadi individu, organisasi non-pemerintah, perusahaan, bagi masyarakat secara keseluruhan, pada sejumlah tingkatan ekonomi, sosial politik, dan etika. Tujuan artikel ini adalah terutama untuk menjelaskan mengapa korupsi menjadi perhatian bagi perusahaan. Dimulai dengan menjelaskan apa itu korupsi, menggambarkan bagaimana hal itu terjadi dan menawarkan penjelasan kausal, dan kemudian melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana hal itu terjadi pada perusahaan dan mengapa hal itu menjadi perhatian bagi mereka.

1. Prasyarat yang mencirikan keberadaannya : a. Kekuatan atau pengaruh yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan fungsi publik atau swasta, tugas atau tanggung jawab dalam pelayanan lain. b. Sebuah diskresionalitas berasal dari kekuatan ini atau pengaruh yang memungkinkan orang untuk membuat keputusan tertentu secara eksklusif, c. Tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan posisi atau fungsi dalam jabatan publik, perusahaan atau lembaga di mana orang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh atas kerja atau pelayanan d. Penggunaan yang salah atas kekuasaan atau pengaruh, atau upaya untuk menyebabkan penggunaann yang salah tersebut, baik oleh pembuat keputusan atau pelaksana sendiri atau oleh orang lain di dalam maupun di luar organisasi. e. Manfaat pribadi untuk orang yang melakukan tindak pidana korupsi, atau untuk orang lain, perusahaan, organisasi, pihak politik . 2. The Rulers (Penguasa) Untuk membuat keputusan kolektif dan mengelola urusan publik, warga negara memilih wakil-wakil tertentu (penguasa) yang diperlukan untuk bertindak sesuai dengan kepentingan warga negara. Tugas penguasa 'adalah untuk membangun kerangka hukum dan kelembagaan tentang tindakan masyarakat. Dalam kerangka ini, kepentingan kolektif (relatif) didefinisikan dengan baik. a. Ditugaskan oleh warga, para penguasa menerima usaha untuk mengembangkan kerangka hukum dan kelembagaan dan mengatur aparat administrasi sesuai dengan kepentingan pemilih mereka. b. Para PNS menerima instruksi dari para penguasa dan bertugas mengelola urusan pemerintahan sesuai dengan pedoman mereka (baik diberikan langsung atau terkandung dalam undang-undang, peraturan, dll). c. Warga menerima aturan (hak dan kewajiban) yang dikenakan oleh penguasa dan dikelola oleh PNS, dan berjanji untuk membayar pajak yang ditetapkan.

3. Kepentingan Individu atau Kelompok Lain a. Penguasa dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk memanipulasi kerangka hukum dan kelembagaan, b. Penguasa juga dapat memanipulasi fungsi administrasi dipercayakan kepada PNS, c. Karena PNS yang melakukan urusan biasa dengan warga, d. Penguasa mungkin ikut campur dalam pengangkatan pegawai negeri, promosi, remunerasi, dan sebagainya, 4. Warga Negara Warga negara dapat mengurangi jumlah pajak yang harus mereka bayar, mencoba untuk mendapatkan barang, jasa atau transfer dari sektor publik; mencoba untuk menjual barang dan jasa kepada administrasi publik tanpa berhak, atau memperoleh penghasilan yang lebih tinggi atau keuntungan dari operasi ini dan mencoba untuk mendapatkan hak-hak tidak layak, atau menghindari tugas-tugas tertentu. 5. Penguasa dan PNS Penguasa dan PNS dapat menolak atau mengurangi hak warga negara, meminta mereka untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk barang dan jasa yang dijual kepada mereka, atau pajak yang lebih tinggi daripada yang ditetapkan, mencoba untuk memberi warga jumlah yang lebih kecil dari barang, jasa dan transfer, jadi menerima jumlah yang lebih kecil atau kualitas lebih rendah dari barang dan jasa yang disediakan oleh warga negara dan atau membayar mereka jumlah yang lebih besar, dengan imbalan pembayaran. Penguasa dapat memanipulasi pengangkatan pegawai negeri, promosi dan remunerasi, melibatkan mereka dalam operasi yang korup untuk kepentingan, atau PNS dapat menawarkan uang atau bantuan kepada penguasa, sebagai imbalan untuk mendapatkan akses ke fungsi tertentu. 6. Peristiwa Khusus a. outwards, ketika para manajer dan / atau karyawan berinteraksi dengan pihak ketiga (pelanggan, pemasok, dll), memberikan mereka manfaat tertentu atau menghindari

biaya-biaya tertentu dalam pertukaran untuk kompensasi, sehingga gagal dalam tugas mereka untuk perusahaan; b. inwards, ketika para manajer atau karyawan menyalahgunakan aset perusahaan atau dana, atau ketika mereka melakukan tindakan-tindakan lain untuk kepentingan mereka sendiri (atau kerabat, teman, dll), sehingga merugikan kepentingan perusahaan. 7. Korupsi terjadi ketika a. Diskresionalitas diberikan oleh hukum atau dimungkinkan oleh ketidaksempurnaan pasar, memberikan hak eksklusif pada penguasa atau pegawai negeri sipil dalam membuat keputusan tertentu. Risiko korupsi karena itu akan lebih besar b. Kemungkinan memperoleh manfaat atau menghindari biaya bagi sektor swasta, dan jumlah manfaat atau biaya. Jumlah ini akan tergantung pada tindakan korupsi atas penghasilan dan biaya. Pendapatan akan lebih besar yang lebih mirip situasi korupsi adalah monopoli, yaitu semakin besar kebutuhan atau permintaan untuk produk, layanan atau hak menimbulkan peningkatan situasi korupsi, semakin berkurang jumlah dan dekatnya pengganti dan semakin besar pembatasan yang diberlakukan pada persaingan. 8. Kondisi yang endogen untuk korupsi. a. Meningkatkan diskretionalitas dari tindakan mereka, b. Menciptakan kesempatan untuk keuntungan pribadi c. Menciptakan biaya buatan untuk warga d. Mengurangi biaya pengumpulan hasil pemerasan, atau e. Mengurangi kemungkinan penyidikan dan hukuman. 9. Dimensi Korupsi a. Inefisiensi dalam penggunaan sumber daya. b. Redistribusi pendapatan dan kekayaan.

c. Efek struktural yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam kerangka yang mengatur tindakan pelaku ekonomi. d. Masalah etika. 10. Situasi yang memungkinkan korupsi a. Korupsi untuk keuntungan perusahaan, ketika para manajer atau karyawan menerima pemerasan atau membuat suap untuk mendapatkan efek menguntungkan bagi perusahaan, atau mencegah dari penderitaan b. Korupsi untuk kepentingan manajer atau karyawan. Ini juga disarankan untuk membedakan antara situasi di mana merugikan perusahaan lebih besar atau lebih kecil. c. Korupsi untuk kepentingan manajer atau karyawan, berdasarkan manfaat (nyata atau dianggap) bagi perusahaan. d. Manajer dan karyawan harus tidak melakukan tindakan korupsi untuk keuntungan mereka sendiri 11. Implikasi Sebagai tambahan, korupsi menyukai penngadopsian strategi yang tidak cocok. Oleh karena itu tindakan korupsi biasanya merupakan gejala dari kurangnya kualitas manajemen, kesesuaian dan kelayakan. 12. Kesimpulan Perusahaan yang dikelola dengan baik menyadari risiko tinggi yang melekat pada korupsi. Ini mungkin tergoda untuk mendapatkan keuntungan yang dapat mengkompensasi kurangnya kemampuan dan keputusan dalam menangani masalah serius. Korupsi, seperti yang telah dikatakan, biasanya merupakan gejala dari kekurangan utama manajemen.

You might also like