You are on page 1of 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Diabetes Melitus Diabetes Melitus pada manusia, defisiensi insulin merupakan keadaan patologis yangsering terjadi. Pada hewan, keadaan ini dapat ditimbulkan dengan pankreatektomi; dengan pemberian aloksan, streptozoin atau toksin lain yang dengan dosis sesuai akan secara selektif merusak sel B pulau langerhans; dengan pemberian obat yang menghambat sekresi insulin; dan dengan pemberian antibodi antiinsulin. Kumpulan kelainan yang disebabkan oleh defisiensi insulin disebut diabetes mellitus. Diabetes ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadipolifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glukosuria, ketosis, dan koma. Terjadi bermacam-macamkelainan kima, tetapi yang mendasari sebagian besar kelainan tersebut adalah(1) penurunan pemasukan glukosa ke dalam berbagai jaringan perifer dan (2)peningkatan pelepasan glukosa ke dalam sirkulasi dari hati (Ganong, 2005). 2.2 Sistem Urinaria Sistem urinaria (ginjal) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostasis (kekonstanan lingkungan internal). Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara; dan uretra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna (Sloane, 2003). Tiap tubulus ginjal dan glomerulusnya membentuk satu-kesatuan (nefron). Tiap ginjal manusia memiliki kira-kira 1,3 juta nefron(Syaifuddin, 2006). Pembentukan urine dilakukian dalam tiga tahap. Filtrasi, reabsorpsi dan sekresi. Reabsorpsi glukosa, fruktosa dan asam amino dilakukan oleh sebuah carrier yang sama dengan carrierion natrium dan digerakkan melalui kotranspor. Kapasitas maksimum transport untuk glukosa adalah adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor (reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma, jika melebihi maka akan muncul di urine disebut glikosuria (Sloane,2003). 2.3 Darah Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah.Darah terdiri dari sel-sel darah yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (sel pembeku darah) serta plasma darah. Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi dari elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu organ atau jaringan (Syaifuddin, 2006). Zat-zat yang terkandung dalam plasma darah

yaitu (1) fibrinogen yang berguna dalampembekuan darah, (2) garam-garam mineralyang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik, (3) protein darah (albumin, globulin) meningkatkan viskositas darah danjuga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh, (4) zat makanan (asam amino,glukosa, lemak, mineral dan vitamin), (5) hormon dan (6) antibodi (Syaifuddin,2006).

2.4 Pankreas Sel-sel endokrin pada pankreas hanya meliputi 1% sampai 2% dari bobot pankreas. Sisa organ lainnya adalah jaringan eksokrin yang yang menghasilkan ion bikarbonat dan enzim-enzim pencernaanyang dibawa ke usus halus melalui duktus pankreas. Tersebar diantara jaringan eksokrin ini adalah pulau-pulau langerhans, suatu kumpulan sel-sel endokrin yang mensekresikan dua hormone secara langsung ke dalam sistem sirkulasi. Masing-masing pulau mempunyai populasi sel-sel alfa (alpha cells), yang mensekresikan hormone peptide glucagon, dan populasi sel-sel beta (beta cells), yang mensekresikan hormone insulin (Campbell et al, 2003). Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.. hal ini merupakan suatu fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosamerupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci kerangka karbon untuk sintesis senyawaorganik lainnya (Campbellet al, 2003).Insulin bersifat anabolik, meningkatkan simpanan glukosa, asam lemak, dan asam amino. Glukagon bersifat katabolik, memobilisasi glukosa, asam lemak, dan asam amino dari penyimpanan ke dalam aliran darah (Ganong, 2005). 2.5 Metabolisme Karbohidrat Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik dan pengubahan energi dalam tubuh yang menopang dan mempertahankan kehidupan. Metabolisme terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Reaksi-reaksi ini berlangsung dalam tubuh secara bersamaan dan berkelanjutan (Sloane,2003). Sebagai hasil dari pencernaan dan absorpsi gula dan zat tepung yang ada dalam darah berupa glukosa. Jumlah gula darah normal 100 mg glukosa dalam 1 cc darah. Penyimpananglukosa dalam tubuh terjadi padahati, otot dan tulang dalam bentuk glikogen. Glikogen dalam otot digunakan untuk aktivitas otot dan diganti kembali dengan glukosa darah menurut kebutuhan. Glukosa paling mudah dicerna dan diasimilasikan untuk makanan tambahan pengganti karbohidrat, protein dan lemak. amilase mengubah semua zat tepung menjadi maltose. Pemecahan akhir pada maltose menjadi berbagai monosakarida yang terdiri dari selulosa, glukosa dan galaktosa (Syaifuddin, 2006).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pengamatan ini dilakukan pada hari selasa tanggal 16 April 2013 pada pukul 07.3010.00 WIB. Lokasi yang digunakan yaitu Laboratorium Fisiologi Hewan yang berada di pusat laboratorium terpadu Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu jarum franke, alat pengukur glukosa darah (Gluco DR), kertas pH, kapas, gelas arloji, petri dish, tabung reaksi, strip, gelas ukur 50 ml, urinometer dan mikroskop. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu darah, urin, alkohol 70% dan larutanBenedict. 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Pengujian kadar glukosa darah dilakukan degan menggunakan alat pengukur glukosa darah yaitu Gluco DR. Prosesnya diawali dengan pengambilan darah dengan lancet secara tegak lurus dari ujung jari yang sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol 70%. Darah yang keluar dimasukkan ke dalam strip, kemudian strip dimasukkan kedalamGluco DR. Tunggu beberapa saat, lalu dibaca hasilnya. 3.3.2 Pemeriksaan Kadar Glukosa Urin (Semikuantitatif) Pengujian kadar glukosa urin dilakukan dengan menggunakan larutan Benedict. Prosesnya diawali dengan memanaskan air dalam gelas piala hingga mendidih. Pada tabung reaksi dimasukkan 2,5mL larutan Benedict dan diberi 4 tetes urin lalu dikocok hingga merata (homogen). Tabung reaksi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi air mendidih selama 5 menit, lalu didinginkan dan diamati warna yang terbentuk dan dibandingkan dengan acuan. Acuan warna hasil tes Benedict. Warna Pengamatan Visual Kadar Glukosa Urin (%): Biru Jernih - 0 % Hijau + < 0,5 % Kuning Kehijauan ++ 0,51 %

Jingga +++ 1,02,0 % Merah Bata ++++ > 2,0 % Ket : % = gram glukosa/dL

You might also like