You are on page 1of 4

ISU STRATEGIS PERUSAHAAN : PT Freeport Indonesia

Karyawan Freeport Perpanjang Mogok Kerja Hingga Januari 2012


JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi mogok kerja serikat pekerja PT Freeport Indonesia akan terus berlanjut. Akibat belum adanya titik temu soal besaran upah dalam perjanjian kerja bersama (PKB) tahun 2011-2013, serikat pekerja menyatakan aksi mogok akan diperpanjang hingga 15 Januari 2012.

"Saat ini mogok masih terus dilakukan dan diperpanjang hingga 15 Januari 2012," ujar Juru Bicara Serikat Pekerja PT Freeport Indonesia Juli Parorongan saat dihubungi KONTAN, Minggu (11/12/2011).

Namun, Juli menegaskan, apabila dalam waktu dekat ini sudah ada kesepakatan antara manajemen dan serikat pekerja, maka aksi mogok akan berakhir. Menurutnya, sejauh ini karyawan masih bersikukuh agar kenaikan upah pokok karyawan sebesar 7,5 dollar AS per jam. "Proses dialog terus dilakukan, kelihatannya sudah mendekati kesepakatan," ujarnya.

Pokok persoalan aksi mogok kerja ini adalah soal besaran upah bagi karyawan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2011-2013. Semula, serikat pekerja menuntut adanya kenaikan upah sebesar 43 dollar AS per jam bagi pekerja dengan kapasitas tertinggi. Seiring waktu berjalan, tuntutan tersebut kemudian terus diturunkan hingga menjadi 7,5 dollar AS per jam.

Namun, manajemen tetap tidak setuju. Juru Bicara manajemen PT Freeport Ramdani Sirait menyebut, apabila tuntutan tersebut dipenuhi maka kenaikan gaji karyawan Freeport sebesar 400 persen. Sementara, kata Ramdani, "Manajemen telah menawarkan kenaikan upah pokok sebesar 35 persen," ujar Ramdani dalam pesan singkat kepada KONTAN, Minggu (11/12/2011).

Dia bilang, dialog masih terus dilakukan saat ini agar bisa dicapai kesepakatan upah yang adil dan wajar bagi dua belah pihak.

Mogok kerja karyawan PT Freeport Indonesia mulai dilakukan pada 15 September 2011. Aksi mogok ini menyebabkan perusahaan tambang yang beroperasi di Papua ini berhenti mengirimkan konsentrat (hasil olahan ore/biji tambang) baik ke pasar domestik maupun luar negeri.

Ramdani mengatakan, penyetopan pengiriman konsentrat ini dilakukan karena pipa yang mengalirkan konsentrat dari pabrik pengolahan yang terletak di dataran tinggi Gresberg ke tempat pengeringan di pelabuan telah dirusak dan dijarah. (Petrus Dabu/Kontan) Kompas.com, Senin, 12 Desember 2011

Freeport Sepakat Naikkan Upah Buruh 37 Persen Besar Kecil Normal


TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengalami kebuntuan berbulan-bulan, manajemen PT Freeport Indonesia dan karyawannya akhirnya sepakat. Freeport akan menaikkan upah buruh 37 persen. Persetujuan manajemen PT Freeport untuk menaikkan upah dasar karyawan masing-masing sebesar 24 persen pada tahun pertama dan 13 persen di tahun kedua itu tertuang dalam nota kesepakatan antara manajemen PT Freeport dan Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja yang ditandatangani di Jakarta, Rabu, 14 Desember 2011. Juru bicara PT Freeport, Ramdani Sirait, Kamis, 15 Desember 2011, mengatakan kedua pihak telah berhasil mencapai kesepakatan untuk dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) XVII periode 2011-2013. Dengan tercapainya kesepakatan itu, maka aksi mogok kerja ribuan karyawan yang dimulai pada 15 September 2011 telah berakhir dan pekerja akan mulai melapor ke posisi kerja masing-masing dalam beberapa hari mendatang. "Sesuai persyaratan yang disepakati, PT Freeport akan meningkatkan upah dasar sebesar 24 persen pada tahun pertama dan 13 persen di tahun kedua," jelas Ramdani. Selain itu, PT Freeport sepakat untuk memberikan peningkatan manfaat, termasuk peningkatan tunjangan perumahan, bantuan pendidikan, dan tabungan pensiun, sehingga kenaikan upah karyawan kalau dijumlah bisa sekitar 40 persen. Untuk tujuan kemanusiaan, PT Freeport juga setuju untuk membayar satu kali bonus penandatanganan setara dengan tiga bulan upah dasar. Mereka juga sepakat bahwa negosiasi upah di masa depan akan didasarkan pada biaya hidup dan daya saing upah di Indonesia.

Menurut Ramdani, manajemen Freeport dengan gembira telah mencapai ketentuan yang dapat diterima bersama dengan Serikat Pekerja dan menghargai dukungan serta bantuan dari berbagai instansi pemerintah dalam mencapai resolusi untuk kepentingan semua pihak. Saat ini, PT Freeport akan fokus dalam melanjutkan operasi perusahaan secara aman, harmonis, dan efisien, mengingat kegiatan di pabrik pengolahan telah berhenti beroperasi sejak 22 Oktober 2011. Terhentinya kegiatan produksi Freeport diakibatkan terjadinya kerusakan pipa pengalir konsentrat dan bahan bakar selama pemogokan. Perbaikan jaringan pipa yang rusak secara substansial telah selesai dan PT Freeport telah mulai menjalankan kembali kegiatan di pabrik pengolahan. Pengiriman konsentrat diharapkan masih akan terbatas sampai kegiatan operasi penuh dipulihkan yang diharapkan pada awal tahun 2012. Bupati Mimika, Klemen Tinal, menyambut gembira kesepakatan itu. Dia berharap semua karyawan bisa bersikap tenang dan kembali ke tempat kerja. "Kami berharap semua pekerja dapat membuktikan prestasi dan menunjukkan kinerja yang bagus sehingga bisa membiayai kebutuhan hidup rumah tangga masing-masing," kata Klemen Tinal. TEMPO.CO, 15 Desember 2011

ANALISIS : Kisruh PT Freeport Indonesia telah menyedot perhatian banyak pihak. Pemogokan karyawan yang didasari oleh tuntutan kenaikan gaji, kini melebar ke masalah-masalah strategis lainnya. Perusahaan pertambangan milik Ameria Serikat itu terpaksa menghentikan operasinya. Mereka harus bernegosiasi dengan mitra kerjanya karena tidak mampu memenuhi kewajibannya lantaran hanya mengoperasikan kapasitas produksi sebesar lima persen saja. Permasalahan mogok kerja itu sudah berminggu-minggu yang lalu, namun baru tanggal 14 Desember 2011 mendapat titik cerah dan puncaknya pada hari ini, 15 Desember 2011 PT Freeport sudah memberi keputusan mengenai tuntutan kenaikan gaji karyawannya. Pemogokan masal buruh Freeport boleh jadi merupakan sebuah puncak dari sebuah gunung es, yang menyelimuti banyak persoalan sosial dan ekonomi di Tanah Papua. Sudah lama, kehadiran Freeport menyedot perhatian masyarakat, menuai kritik. Salah satunya lantaran tidak adanya transparansi kepada masyarakat Indonesia ihwal sumber daya alam dan mineral yang dikeruknya dari pulau kaya di ujung timur Indonesia itu. Persoalan mendasar lainnya adalah porsi yang diterima pemerintah Indonesia yang dinilai tidak seimbang dengan

hasil produksi yang diperoleh Freeport. Indonesia hanya menerima royalti dan kepemilikan saham yang kurang dari 10 persen. Ditambah penghasilan pajak. Nilai itu tidak seberapa dibandingkan dengan harta karun yang dikeruk Freeport ke AS dan dipasarkan ke penjuru dunia. Dalam permasalahan tersebut juga ada enam isu strategis utama.Keenam isu strategis tersebut mencakup luas wilayah kerja, perpanjangan kontrak, penerimaan negara atau royalti, kewajiban pengolahan dan pemurnian, kewajiban divestasi dan kewajiban penggunaan barang/jasa pertambangan dalam negeri. Pemerintah harus lebih tegas dan memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat. Dari kaus ini membuktikan bahwa peran pemerintah sangat besar. Apabila suatu perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban operasionalnya, maka pihak terbesar yang dapat mem-back up adalah pemerintah.

You might also like